Sterilisasi adalah proses untuk menghilangkan menghilangkan dan membunuh mikroorganisme. Dalam United State Pharmacopeia 30 diuraikan metode – metode – metode metode sterilisasi sebagai berikut (maaf, nggak punya USP terbaru) : Sterilisasi uap Sterilisasi panas kering Sterilisasi gas Sterilisasi radiasi ionisasi Sterilisasi filtrasi Sterilisasi uap Memaparkan uap jenuh pada suhu, waktu, dan tekanan tertentu dengan pelepasan energi laten uap untuk membunuh organisme secara irreversibel melalui proses denaturasi atau koagulasi protein sel. Siklus sterilisasi uap meliputi pemanasan (conditioning) -pemaparan uap (exposure) – pembuangan – pembuangan ( exhausting)- pengeringan ( drying). Sterilisasi uap menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Sterilisasi panas kering Mekanisme sterilisasi panas kering adalah konduksi panas yang menyebabkan koagulasi protein sel. Sterilisasi ini tidak dapat digunakan untuk bahan karet dan plastik. Biasanya diaplikasikan untuk sterilisasi alat bedah dan alat gelas, untuk bahan yang berminyak, untuk serbuk yang tahan pemanasan seperti ZnO ZnO,, serta untuk bahan yang rusak bila terpapar uap air (menjadi basah). Sterilisasi panas kering dilakukan dalam oven pada suhu 160 – 170°C selama 2 -3 jam. Sterilisasi Gas Bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan uap mau pun pemanasan kering bisa disterilkan dengan gas. Gas yang umum digunakan adalah etilen dioksida (Et-O). Et-O membunuh mikroorganisme melalui reaksi alkilasi, yakni mengganti gugus hidrogen pada sel mikroorganisme dengan gugus alkil sehingga proses metabolisme terganggu. Sterilisasi Radiasi Ionisasi Dua tipe radiasi ionisasi adalah radiasi gamma dan radiasi berkas elektron. Sumber radiasi gamma yang digunakan adalah Cobalt 60 (Co60) dan Cesium 137 (Cs 137) 137). Dosis radiasi gamma yang dapat dapat ditoleransi dan tidak menimbulkan menimbulkan efek berbahaya adalah adalah 2.5 Mrad. Berkas elektron dihasilkan oleh alat yang disebut mesin berkas elektron serta memiliki energi antara 200 keV dan 10 MeV. UV)), yang merupakan *Jenis sterilisasi lain yang sering dipakai adalah sterilisasi ultraviolet (UV – 400 nm, memiliki efek optimal gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 100 – 400 pada 254 nm. Sumber UV diperoleh dari lampu merkuri dengan daya tembus 0.01 – 0.2 – 0.2 mm. Sterilisasi Filtrasi Mekanismenya adalah mengadsorpsi mikroorganisme pada media p enyaringan ( filter) yang memiliki ukuran pori tertentu. Sterilisasi ini tidak membebaskan alat dan bahan dari pirogen dan virus (diameter 0.02 μm). Ketentuan besar tekanan yang dianjurkan tergantung ukuran pori filter : Tekanan (Bar) Ukuran pori filter (μm) 3.15 0.22 2.45 0.30
1.96 0.35
0.45 1.20
**Sterilisasi lainnya yaitu sterilisasi kimia menggunakan bahan – bahan seperti senyawa aldehida, hipoklorida, fenolik, dan alkohol . Senyawa turunan aldehida, seperti formaldehida efektif pada konsentrasi 8%, namun cenderung bersifat karsinogenik dan mutagenik. Klor bereaksi dengan air membentuk ion hipoklorid yang mampu mengoksidasi protein sehingga merusak membran sel mikroorganisme. Senyawa fenolik konsentrasi 25% dapat mendenaturasi protein dan merusak membran sel. Alkohol konsentrasi 70-80% memiliki toksisitas rendah, bisa mengkoagulasi protein dan memisahkan lipid dari membran sel, namun tidak efektif terhadap jamur, endospora bakteri, dan non-enveloped virus. Istilah dalam sterilisasi : Thermal Death Point (TDP) adalah temperatur terendah agar seluruh mikroorganisme dalam suspensi cair mati dalam waktu 10 menit. Thermal Death Time (TDT) adalah waktu minimal yang dibutuhkan agar seluruh bakteri mati dalam kultur cair pada suhu tertentu. Decimal Reduction Time (DRT atau D value) adalah waktu (dalam satuan menit) agar 90% populasi pada temperatur tertentu mati.