BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Para arkeolog meyakini, advertising sudah ada sejak zaman dulu. Advertising dilakukan dalam berbagai bentuk “mempublikasikan” berbagai peristiwa (event) dan tawaran (offers). Metode iklan pertama yang dilakukan oleh manusia sangat sederhana. Pemilik barang yang ingin menjual barangnya akan berteriak di gerbang kota menawarkan barangnya pada pengunjung yang masuk ke kota tersebut. Iklan sudah dikenal manusia dalam bentuk pesan berantai (word of mouth) yang bentuknya pengumuman-pengumuman. Pesan berantai itu disampaikan dari mulut ke mulut untuk membantu kelancaran proses jual-beli. Ada tiga istilah yang umum dipakai di indonesia untuk menyebut advertising, yaitu: reklame, advertensi, dan iklan.reklame berasal dari bahasa belanda yang dieja sebagai reclame.kata itu juga berasal dari bahasaperancis reclamare. Advertensi berasal dari bahasa belanda advertentie yang juga mengacu pada bahasa inggris advertising.Sedangkan iklan yang umum dipakai dalam bahasa Melayu berasal dari bahasa Arab i'lan atau i'lanun secara harfiah berarti informasi. Banyak definisi diberikan bagi kata ‘periklanan’, akan tetapi salah satu yang paling sederhana dengan harapan agar kita tidak berdebat soal ini. Periklanan adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan pembuat barang, atau pemasok jasa dengan masyarakat banyak atau sekelompok orang tertentu yang bertujuan untuk menunjang upaya pemasaran. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan gambar, suara atau kata-kata, gerak atau bau yang disalurkan melalui media atau secara langsung. Berdasarkan pengertian ini maka ‘Biro Iklan’ adalah lembaga usaha yang memberikan jasa periklanan bagi siapa yang membutuhkan baik perorangan, perusahaan pembuat barang atau pemasok jasa bahkan pemerintah.
Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan advertising. Dimulai dari penemuan mesin cetak Gutenberg 1450, berdirinya stasiun radio pertama di dunia (KDKA) yang lahir di Pittsburgh pada tahun 1920, berdirinya stasiun TV pertama NBC pada tahun 1939 sampai pemasaran melelui internet yang membuka batas baru bagi periklanan dan memberikan kontribusi pada ‘boomingnya’ “ dot-com” tahun 1990. Internet merupakan suatu media informasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang khas yang dapat merupakan peluang ataupun tantangan bagi industri advertising. Ciri yang paling menonjol yang membedakan internet dengan media informasi lain adalah bahwa internet merupakan media informasi interaktif yang memungkinkan user berinteraksi tanpa kehadiran secara fisik. Advertising atau web advertising atau yang lebih kita kenal dengan iklan dengan media internet merupakan potensi bisnis yang mempunyai prospek yang bagus. Agar peluang ini dapat diraih maka kita harus mengetahui seluk beluk periklanan dengan menggunakan media internet. PERMASALAHAN Berkembangnya industri periklanan memberikan peluang bisnis yang potensial bagi para pelaku usaha di bidang ini. Ada beberapa cara yang dilakukan para pengiklan untuk menawarkan produknya, namun teknologi yang di gunakan untuk periklanan dari jaman dahulu sampai sekarang terjadi banyak perubahan yg sangat besar, sebagaimana pada jaman sekarang bentuk advertising menggunakan media yang berteknologi tinggi dan efektifitas.
BAB II KERANGKA TEORIK 3.
DEFINISI ADVERTISING Advertising adalah bentuk komunikasi yang di gunakan untuk mendorong atau membujuk audiens(pemirsa, pendengar atau pembaca) untuk melanjutkan atau mengambil bebrapa tindakan baru. Paling umum, hasil yang di inginkan adalah mengharapkan perilaku konsumen terhadap suatu penawaran komersial, meskipun iklan politik dan ideology juga umum. Tujuan dari iklan juga mungkin untuk meyakinkan karyawan atau pemegang saham bahwa perusahaan layak atau sukses. Pesan iklan biasanya dibayar oleh sponsor dan dilihat melalui berbagai media tradisional termasuk media masa seperti Koran, majalah, iklan televise, iklan luar ruang atau surat langsung, atau media baru seperti web dan pesan teks. Pengiklan komersial seringkali mencari untuk menghasilkan peningkatan konsumsi produk atau jasa mereka malalui “branding,” yang melibatkan pengulangan gambar atau nama produk dalam upaya untuk mengasosiasikan kualitas tertentu dengan merekdi konsumen. Non-komersial pengiklan yang menghabiskan uang untuk mengiklankan barang-barang lainya dari produk konsumen atau jasa termasuk partai politik, kelompok kepentingan, organisasi keagamaan dan lembaga pemerintah. Nirlamba organisasi dapat mengandalkan mode bebas dari persuasi, seperti iklan layanan masyarakat (SPA).
4.
PRINSIP ADVERTISING Iklan adalah komunikasi tentang produk (barang / jasa) yang di dirancang ringkas, komunikatif, akurat, estetis, menarik dan konten bijaksana dimaksudkan untuk membujuk audiens sasaran (pemirsa / pendengar / pembaca) untuk sampai pada keputusan seperti yang diinginkan oleh pengiklan sering tentang produk (barang / jasa). Biasanya tujuan iklan adalah untuk meningkatkan penjualan suatu produk yang diperkenalkan ke pasar. Iklan akan berbicara tentang fitur yang menonjol dari produk yang ditawarkan dan kepentingan pelanggan / konsumen dari produk. Hal ini juga dapat mendidik target audiens tentang rincian lainnya seperti biaya produk, ketersediaan, modalitas penggunaan, masalah yang mungkin timbul sesekali menggunakannya dan solusi yang mungkin untuk masalah-masalah dll Iklan juga digunakan untuk menginformasikan massa penonton tentang faktor-faktor sosial yang relevan seperti pekerjaan, acara mendatang, kontes atau pemilihan atau sejumlah peristiwa lainnya. Sekarang media yang lebih baru dari iklan yang muncul dan berkembang. Internet seperti media berbasis jaringan sosial, web portal, portal perdagangan dll adalah beberapa dari mereka. Manajer pemasaran membuat konsep acara khusus hanya memaksa audiens untuk berkomunikasi dengan produk yang berkaitan. Biasanya iklan disusun sedemikian rupa sehingga menarik perhatian para pihak yang dituju dengan mudah melalui susunan (kata / diksi dari sebuah iklan), visual menarik atau gambar, warna menarik dan desain, sebuah tema bertujuan untuk membangkitkan minat dari pelanggan. Pedi Indonesia Periklanan di Indonesia dimulai pada zaman pendudukan Belanda, di saat Gubernur Jan Pieterz Coen (1619-1625) berkuasa. Pada saat itu sudah diterbitkan lembaran informasi yang ditulis indah (silografi). Dilihat dari fungsi dan bentuknya, lembaran tersebut bersifat informasi pemerintah yang komersial. Akan tetapi iklan dalam arti sesungguhnya –menghubungkan kepentingan produsen dan konsumen dengan membayar ruang iklan- baru terlihat di suratkabar Bataviaashe Nouvells terbitan Agustus 1744. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa keberadaan industri periklanan berkaitan erat dengan keberadaan industri media.
Tahun 1825, surat kabar pada masa itu sudah dimanfaatkan sebagai alat pemasaran yang efektif. Surat kabar yang pertama kali memuat iklan-iklan produk adalah surat kabar Tjahaja Siang yang terbit di Minahasa, yang mengiklankan produk obat-obatan tradisional. Bentuk iklannya hanya berupa iklan baris, karena memang baru seperti itulah model iklan yang ada pada masa itu. Surat kabar lainnya seperti Advertentie Blad dan Bintang Timoer juga me lakukan hal yang sama. Dalam buku Iklan Surat Kabar, Bejo Riyanto mencatat bahwa pada tahun 1870-an kreativitas dalam penanganan visual dalam pesan periklanan terlihat semakin baik. Hal ini disebabkan oleh factor internal dan eksternal industri pers maupun periklanan itu sendiri. Pertama, terbentuknya peluang investasi moal swasta secara langsung dalam bidang industri periklanan dan perdagangan di Jawa. Kedua, perdtumbuhan perekonomian masyarakat pribumi dan industrialisasi melahirkan sejumlah produk yang memerlukan kegiatan pemasaran. Pertumbuhan perekonomian memungkinkan terbentuknya suatu masyarakat konsumen yang potensial untuk pemasaran produk industri dan jasa modern di pulau Jawa. Secara internal, industri pers mulai berkembang dan mampu mendistribusikan surat kabar secara luas hingga ke luar pulau Jawa. Selain itu teknologi percetakan-pun semakin baik dan industri pers berkembang di kota-kota besar di Nusantara. Bahasa pengantar yang digunakan-pun disesuaikan dengan khalayak sasaran penerbitan, yaitu bahasa Cina, Melayu, Jawa dan Sunda. Untuk menjaga kelangsungan hidup, penerbitan pers butuh dukungan dari iklan. Sebaliknya, hal ini menimbulkan peluang bisnis tersendiri, yaitu munculnya industri jasa periklanan yang dikelola dengan lebih baik. Setelah kemerdekaan, istilah iklan belum dikenal. Kata yang digunakan adalah reklame. Pada masa itu sudah banyak perusahaan periklanan yang dimiliki oleh orang Belanda dan Indonesia. Perusahaan Periklanan yang ada pada masa pascakemerdekaan antara lain Aneta, Pikat, Reka dan Indonesia Reclame and Advertentie Bureau (IRAB). Sedangkan di Bandung ada Balai Iklan yang sampai sekarang tetap bertahan. Tahun 1949, atas prakarsa beberapa perusahaan periklanan yang berdomisili di Jakarta dan Bandung, dibentuk suatu asosiasi bagi perusahaan-perusahaan periklanan dengan nama Van Reclame Bureau in Indonesia –dalam bahasa Indonesia berarti Perserikatan Biro Reklame Indonesia (PBRI). Ada sebelas perusahaan yang menjadi anggota PBRI diantaranya adalah Contact, De Unie, F Bodmer dan Frank Klein. Namun demikian, PBRI ternyata kurang mampu menampung aspirasi perusahaan periklanan milik orang Indonesia dikarenakan dominasi perusahaan periklanan milik orang Belanda. Situasi tersebut memicu berdirinya asosiasi perusahaan periklanan lainnya, yakni Serikat Biro Reklame Nasional (SBRN) pada tahun 1953. Pada tahun 1957 diselenggarakan konggres PBRI Reklame pertama yang menghasilkan keputusan penting yaitu merubah kata ‘perserikatan’ menjadi ‘persatuan’, sehingga makna PBRI menjadi Persatuan Biro Reklame Indonesia. Dan pada tahun 1972, pemerintah melalui Direktur Jenderal Pembinaan Pers dan Grafika (PPG) Departemen Penerangan Republik Indonesia, menyatakan bahwa PBRI adalah satusatunya wadah perusahaan periklanan di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan bahasa Indnesia, istilah ‘Biro Reklame’ yang sebelumnya digunakan oleh asosiasi diganti menjadi ‘perusahaan periklanan’. Hal ini untuk membedakan pencitraan dari biro reklame pinggir jalan. Akhirnya PBRI pun berubah nama menjadi Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia.
• • • •
•
Periklanan merupakan tahapan dalam suatu rangkaian pemsasaran, mulai dari penciptaan produk hingga pelayanan purna jual. Periklanan merupakan tahap yang sangat penting dalam proses pemasaran, sehingga periklanan seringkali disebut sebagai darah kehidupan dalam pemasaran. Tanpa bantuan periklanan produk dan jasa akan sulit untuk dapat mengalir secara lancar ke para distributor, penjual dan konsumen. Secara mendasar, upaya periklanan telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Banyak penemuan-penemuan purbakala yang mengungkapkan adanya bukti kegiatan promosi dan periklanan sejak jaman dahulu, walaupun masih dilakukan dalam bentuk y ang sangat sederhana. Dari berbagai penemuan tersebut, beberapa diantaranya adalah : Peninggalan masa Babylonia, dimana ditemukan tanda peringatan berukir mengenai penjual salep, pembuat sepatu dan sebagainya yang terjadi sekitar 3000 tahun sebelum Catatan-catatan dalam papyrus yang ditemukan d Thebes, bangsa Mesir telah memiliki media penulisan pesan penjualan. Kebiasaan bangsa Yunani yang menggunakan "Town Criers" untuk menjajakan budak belian, mewartakan kedatangan kapal dan lain-lain. Town Crier ini biasanya diiringi oleh pemain musik. Pedagang Romawi kuno yang menggunakan tanda-tanda / gambar pada lempengan batu-batuan untuk megiklankan apa yang dijual di tokonya. Misalnya gambar paha sapi untuk menunjukkan toko penjual daging, gambar seekor sapi untuk menunjukkan toko penjual susu dan gambar sepatu boot untuk menunjukkan toko penjual sepatu. Warga kota Pompeii yang menggunakan tanda-tanda tertentu yang dicat pada dinding untuk menunjukkan toko penjual barang atau untuk menginformasikan suatu gagasan. Cara ini merupakan bukti adanya iklan luar ruang (outdoor advertising) sejak jaman dahulu. Sejarah periklanan telah dimulai ribuan tahun lalu, ketika bangsa-bangsa di dunia mulai melakukan pertukaran barang. Wright (dalam Liliweri, 1992) mencatat bahwa kira-kira 3000 tahun sebelum Masehi, bangsa Mesopotamia dan Babilonia telah meletakkan dasar-dasar periklanan seperti yang terlihat sekarang ini. Pada jaman itu, pedagang-pedagang menyewa perahu-perahu dan menyuruh pedagang keliling mengantarkan hasil produksi ke konsumen yang tinggal di pedalaman dengan menggunakan teknik pemasaran door to door. Pada jaman Yunani dan Romawi, teknik beriklan mengalami perkembangan . Pada jaman ini telah dikenal perdagangan antarkota dimana iklan pada terekota dan perkamen sudah mulai digunakan untuk kepentingan Lost & Found (Kasali, 1995). Pada masa inilah mulai disadari pentingnya menggunakan medium untuk menyampaikan informasi. Para pemilik usaha menggunakan pahatan di dinding-dinding kota untuk memberitahu orang banyak bahwa mereka mempunyai dagangan tertentu. Pada zaman Caesar, banyak toko di kota-kota besar yang telah mulai memakai tanda dan symbol atau papan nama sebagai media utama dalam beriklan. Periklanan memasuki babak sejarah yang sangat penting ketika kertas ditemukan pada tahun 1215 di Cina dan mesin cetak diciptakan Johann Gutenberg pada tahun 1450. Sejak itu medium-medium kuno ditinggalkan. Orang beralih ke pamphlet atau selebaran-selebaran untuk menginformasikan atau menjual sesuatu. Selebaran dan pamflet inilah yang menjadi cikal bakal munculnya surat kabar, sebuah medium klasik yang sampai sekarang tetap menjadi pilihan pengiklan sebagai medium utama. Periklanan mengalami perkembangan yang luar biasa cepat seiring dengan tumbuhnya era industri. Populasi penduduk dunia meningkat, industri-industri baru tumbuh dan iklan menempati posisi yang penting untuk mendorong penjualan. Sampai abad 19, belum ada perusahaan periklanan (advertising agency) baik di Eropa maupun di Amerika. Jadi, siapapun yang ingin mengiklankan sesuatu harus berhubungan dengan surat kabar.
Sekitar tahun 1800-an, kerumitan dan kesulitan diantara pengiklan dan surat kabar mulai berkembang. Para pengiklan merasakan kebutuhan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, bukan hanya masyarakat yang tinggal satu kota dengannya saja – sebagaimana distribusi surat kabar pada masa itu. Perkembangan itulah yang melahirkan kebutuhan perlunya penghubung antara surat kabar dengan pengiklan. Hower mencatat dua nama pertama yang bertindak sebagai advertising agent, yaitu Volney B. Palmer di Philadelphia dan John Hooper di New York. Oleh orang-orang sesudah mereka, bisnis tersebut dikembangkan ke dalam sebuah institusi yang disebut advertising agency. Karena memiliki tanggung jawab moral dan interaksi yang cukup banyak dengan beragam segmen, para praktisi periklanan di sekitar abad 19 mulai meletakkan standar-standar periklanan yang lebih baik. Sebagai contoh, FW Ayer & Son yang didirikan di Philadelphia menjadi advertising agency tertua yang memberi tatanan modern pada bisnis periklanan. Agency yang didirikan Francis Wayland Ayer ini memperbaiki teknik-teknik periklanan dan memajukan standar layanan sebuah agency, termasuk mengembangkan prinsip-prinsip etika bagi sebuah bisnis yang sukses. Beberapa standar penting yang berlaku saat ini merupakan ‘peninggalan’ para praktisi periklanan di abad 19 maupun awal-awal abad 20, seperti besarnya persentase komisi bagi agency sebesar 15% yang berlaku pada tahun 1917 maupun pembagian aktifitas perusahaan periklanan ke dalam 3 bidang dasar yaitu account, creative dan media.
BAB III TEKNOLOGI PADA ADVERTISING TEKNOLOGI PADA JAMAN DAHULU Pada jaman dahulu periklanan menggunakan papirus untuk membuat pesan penjualan dan poster-poster.Pesan komersial dan menampilkan kampanye politik telah ditemukan di reruntuhan Pompeii dan Arab kuno. Iklan hilang dan ditemukan di papirus adalah umum di Yunani Kuno dan Romawi Kuno. Dinding atau batu lukisan untuk iklan komersial merupakan manifestasi dari bentuk iklan kuno, yang hadir sampai hari ini di banyak bagian Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Tradisi lukisan dinding dapat ditelusuri kembali ke lukisan seni cadas India yang sekitar 4000 SM. Sejarah memberitahu kita bahwa rumah iklan dan papan reklame adalah bentuk tertua iklan. Seperti kota-kota Abad Pertengahan mulai tumbuh, dan masyarakat umum tidak mampu membaca, tanda-tanda yang diciptakan oleh tukang sepatu, penjahit atau pandai besi menggunakan gambar yang terkait dengan perdagangan mereka seperti boot, setelan jas, topi, jam, berlian, sepatu kuda, sebuah lilin atau bahkan kantong tepung. periklanan dikembangkan dan diperluas dengan adanya selebaran iklan di koran mingguan, iklan cetak terutama untuk mempromosikan buku dan surat kabar, yang menjadi semakin terjangkau dengan kemajuan mesin cetak, dan obat-obatan, yang semakin dicari. Namun, iklan palsu dan apa yang disebut "dukun" iklan menjadi masalah, yang mengantar dalam regulasi konten iklan. Dengan ekonomi yang berkembang periklanan tumbuh bersama, keberhasilan iklan akhirnya mengarah pada pertumbuhan order iklan. Jasa iklan yang berbayar ,mulai berkembang yang memungkinkan untuk memperluas pembaca atau penonton dalam meningkatkan profitabilitas dan formula yang akhirnya ditiru oleh semua masyarakat yang ingin membuka jasa periklanan. Biro iklan hanya merencanakan, membuat, dan melaksanakan kampanye iklan yang lengkap untuk pelanggannya. perusahaan periklanan telah menjadi titik fokus perencanaan kreatifitas, dan iklan tegas sebagai profesi. TEKNOLOGI PADA JAMAN SEKARANG Dengan semakin berkembangnya jaman yang serba modern. Penyedia layanan periklanan juga mengikuti perkembangan jaman dengan munculnya radio, televise. Percetakan digital, serta internet. Internet sangat menguntungkan bagi pengiklan dan memberikan kontribusi. Seluruh perusahaan mulai banyak bergerak di bidang periklanan di internet yang menawarkan iklan melalui media grafis maupun video. sejumlah situs termasuk mesin pencari Google, mulai perubahan dalam iklan online dengan menekankan kontekstual yang relevan, iklan tidak mengganggu dimaksudkan untuk membantu, daripada membanjiri, pengguna. Hal ini mengakibatkan sejumlah jasa serupa dan kecenderungan peningkatan iklan interaktif. Porsi belanja iklan di seluruh dunia perubahan besar ke dalam media-media yang lebih efektif seperti web site menjadi media iklan utama. Sebuah inovasi iklan terbaru yang melibatkan pendekatan yang tidak biasa, iklan interaktif seperti ini memudahkan penonton menanggapi pesan iklan. Iklan menjadi semakin lebih populer dengan banyak perusahaan. Jenis iklan tidak dapat diprediksi dan semakin inovatif, yang menyebabkan konsumen bingung untuk membeli produk atau sebuah ide. Hal ini mencerminkan kecenderungan peningkatan interaktif pada iklan. Memanfaatkan layanan jaringan sosial seperti Facebook juga sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan sebuah perusahaan atau instansi yang memerlukan promosi secara efektif dan dapat mencakup semua kalangan masyarakat. Karena pengguna facebook cenderung banyak daripada
jejaring social lainnya. Hal ini yang membuat promosi melalui facebook banyak digunakan. Selain jejaring social facebook, di dunia maya juga banyak yg membuka jasa periklanan atau jasa jual beli seperti tokobagus.com, berniaga.com dan lain-lain. Teknologi terbaru di dunia periklanan yaitu digital touch screen, disini kita bisa melihat poster digital dan touch screen, orang yang melihat poster tersebut bisa menekan tombol pada layar dan cukup dinamis. Innograph merupakan perusahaan pertama yang membuat poster digital dan touch screen serta isinya bisa di remote melalui smart phone. Kecanggihan poster dan banner digital ini mungkin nantinya akan menggeser poster dan banner konservatif seperti x-banner dan roll banner. orang yang melihat poster tersebut, dan dapat menekan tombol pada layar y ang cukup dinamis.
BAB IV DAMPAK ADVERTISING Bagi sebagian perusahaan Advertising merupakan ajang yang tepat untuk memperkenalkan produk terbaru mereka ataupun promosi terhadap produk mereka, karena melalui iklan banyak sekali orang yang akan melihat, membaca, ataupun mengetahui tentang produk perusahaan tersebut. Walaupun mengeluarkan biaya yang sedikit lebih mahal tetapi iklan sangat efektif. Tetapi semua advertising juga mempuanyai dampak negative terhadap masyarakat. DAMPAK POSITIF Dampak positif iklan sangat banyak yaitu menjadikan masyarakat lebih berwawasan dan lebih mengetahui berbagai macam produk yang ada di pasar Indonesia. Iklan juga berusaha menghilangkan kebingungan untuk memilih suatu produk yang berkualitas dan memberikan motivasi sehingga bagus untuk masyarakat luas. Iklan bermaksud menjaring konsumen secara luas atau target audiens tepat sesuai sasaran produk. periklanan membantu menciptakan brand awareness sebuah produk dan jasa agar produk yang di promosikan sukses dengan cara menciptakan minat beli masyarakat, dan menciptakan kepercayaan terhadap brand tertentu (fanatisme). DAMPAK NEGATIF Mungkin bagi sebagian masyarakat iklan telah mengubah pola hidup mereka menjadi lebih konsumtif terutama dalam hal ini kaum hawa yang sangat tergiur jika ada promosi dadakan produk tertentu. Hal ini membuat sebagian orang ingin mendapatkan kesempatan mendapatkan diskon tersebut dan tergiur dengan iklan tersebut. Padahal menurut saya iklan tersebut belumlah 100% benar seperti adanya syarat tertentu untuk mendapatkan diskon yang tidak disebutkan pada saat iklan membuat orang menjadi terkecoh dengan iklan. Iklan di televisi ini juga berdampak negatif seperti terkadang ada yang menyalahi aturan dan Iklan juga tidak pernah secara jujur tentang kelemahan produk tersebut sehingga terkesan menutupi kelemahan produk tersebut. Memang menutup kelemahan produk itu wajar tetapi masyarakat lebih sadar dan mengecek informasi lanjutan dari iklan tersebut agar masyarakat tidak mudah terkecoh.
BABV
PENUTUP
SARAN DAN KESIMPULAN Peran advertising bagi perekonomian khususnya di Indonesia sangat penting karena dapat meningkatkan penjualan produk dalam negeri di Indonesia sendiri maupun hingga ekspor keluar negeri, disamping dapat meningkatkan lapangan pekerjaan sehingga dapat menekan angka pengangguran. Maka dengan ada advertising, pembangunan negara Indonesia menjadi meningkat tapi pertumbuhan negara Indonesia juga bertambah.