BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Masyarakat Indonesia hampir semua mengenal jenis tanaman jambu biji. Tanaman ini juga berkhasiat sebagai obat dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Jambu biji dapat tumbuh di daerah tropis, seperti Indonesia, dan bisa dipastikan, tidak ada satu pun daerah di Indonesia yang tidak dapat ditumbuhi oleh pohon jambu biji. Di Indonesia, pohon jambu biji bisa tumbuh dimana saja baik dipekarangan ataupun halaman rumah, sawah, ladang, desa ataupun kota. Saat musim panas ataupun hujan, pohon jambu biji selalu dapat tumbuh dan berbuah lebat. Jambu biji termasuk jenis tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting batang pohon keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit jambu biji tersebut terkelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah.
B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui taksonomi jambu biji. 2. Untuk mengetahui morfologi batang, daun, buah, biji, bunga dan akar jambu biji. 3. Untuk mengetahui anatomi batang, daun dan akar jambu biji. 4. Untuk mangetahui fisiologi jambu biji. 5. Untuk mengetahui kandungan kimia dan manfaat jambu biji. 6. Untuk mengetahui cara pembudidayaan jambu biji. 7. Untuk mengetahui hama dan penyakit jambu biji. 8. Untuk mengetahui waktu panen jambu biji.
1
BAB II PEMBAHASAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)
A. TAKSONOMI Klasifikasi jambu biji (Psidium guajava L.) sebagai berikut: KKingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Psidium
Spesies
: Psidium guajava L.
B. MORFOLOGI 1. Batang (caulis) Tumbuhan biji belah pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan keujung semakin mengecil, sehingga batangnya dapat di pandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang dan mempunyai percabangan. Batang pada jambu biji berkayu dan permukaannya licin dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati). Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus). Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula sucre scens) yaitu cabang–cabang kecil dengan ruas–ruas yang pendek yang selain pendukung daun juga merupakan pendukung bunga dan buah.
2
Gambar 2. Cabang jambu biji
Gambar 1. Batang jambu biji
2. Daun (folium) Daun merupakan suatu bagian yang penting, yang berfungsi sebagai alat pengambilan zat–zat makanan (reabsorbsi), asimilasi, transpirasi dan respirasi. Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja sehingga disebut daun bertangkai.
Gambar 3. Daun jambu biji Sifat – sifat daun yang di miliki oleh jambu adalah sebagai berikut : a. Bangun daun (Circumscription) Dilihat dari letak bagian terlebarnya, bagian terlebar daun jambu biji berada ditengah–tengah dan memiliki bangun jorong karena perbandingan panjang : lebarnya adalah ½ - 2 : 1. b. Ujung daun (apex) Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul.
3
c. Pangkal daun (basis folii) Pangkal daun jambu biji tumpul (obtusus). d. Susunan tulang – tulang daun (nervatio atau vanatio) Daun jambu biji memiliki pertumbuhan daun yang menyirip (penninervis) yang mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang kesamping, keluar tulang–tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip–sirip pada ikan. Oleh sebab itu dinamakan bertulang menyirip. e. Tepi daun (margo) Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer). f. Warna daun hijau g. Permukaan daun Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin, atau mengkilat jika di bandingkan dengan sisi bawah daun. Jambu biji memiliki permukaan daun yang berkerut (rugosus).
3. Bunga (flos)
Gambar 4. Bunga jambu biji
4
Bunga pada jambu biji terdiri dari kelopak dan mahkota yang masing–masing terdiri atas 4–5 daun berkelopak dan sejumlah daun mahkota yang sama, dan tidak merapat, memiliki benang sari yang banyak dan berkelopak, berhadapan dengan daun–daun mahkota memiliki tangkai sari dengan warna yang cerah bakal buah tenggelam dan mempunyai satu tangkai putik. Bunga pada jambu biji tunggal terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri 1 sampai 3 bunga. Panjang tangkai bunga 2 cm sampai 4 cm. Bunga banci dengan hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota bunga, aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih dan mudah rontok. Benang sari pada tonjolan dasar bunga berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik berwarna seperti mentega. Tabung kelopak berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm. pinggiran tidak rontok (1 cm panjangnya). Tepi kelopak sebelum mekar berlekatan menjadi bentuk cawan, kemudian membelah menjadi 2-5 tajuk yang tidak sama, warna hijau kekuningan. Bakal buah tenggelam, dengan 1-8 bakal biji tiap ruang. Rumus bunga jambu biji ♂ ⃰ K 4, C 4, A ~, G 1 Diagram bunga jambu biji
5
4. Buah (fructus)
Gambar 5. Buah Jambu biji
Jambu biji memiliki buah sejati tunggal artinya buah ini terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja dan memiliki lebih dari satu biji. Jambu biji termasuk dalam buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus) dan bentuk buahnya bulat.
5. Biji (semen) Jambu biji memiliki banyak biji dan terdapat pada daging buahnya.
6. Akar (radix) Jambu biji sistem perakarannya adalah sistem akar tunggang, karena akar lembaganya terus tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil dan akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radiks primaria). Di lihat dari percabangan dan bentuknya, jambu biji memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus) yang bentuknya kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang-cabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi sehingga memberi kekuatan yang lebih besar pada batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.
6
Gambar 6. Akar jambu biji
C. ANATOMI 1. Batang Floem intraxyler. Selaput kayu yang utama membentuk lebih sedikit silinder lengkap, dari floem internal juga membentuk suatu lapisan yang berlanjut. Floem internal kebanyakan didalam tumbuhan, jarang suatu kambium muncul di dalam xilem primer dan kecil jumlah floem sekunder internal dibentuk. Parenkim bersama-sama dengan apa yang ada pada daerah protoxilem, membentuk daerah perimedullary.
Gambar 7. Anatomi batang jambu biji.
7
2. Daun Epidermis atas : terdiri dari 1 lapis sel, pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata. Epidermis bawah : sel lebih kecil, pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus. Stomata: Tipe anomositik, banyak terdapat pada permukaan bawah. Rambut penutup : Terdapat pada kedua permukaan, lebih banyak pada permukaan bawah, bentuk kerucut ramping yang umumnya agak bengkok, terdiri dari 1 sel, berdinding tebal, jernih, panjang rambut
150
µm, pangkal
rambut
kadang-kadang agak
membengkok, lumen kadang-kadang mengandung zat berwarna kuning kecoklatan. Jaringan air : Terdapat di bawah epidermis atas, terdiri dari 2 sampai 3 lapis sel yang besar, jernih dan tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Jaringan palisade : Terdiri dari 5 sampai 6 lapis sel, terletak di bawah jaringan air, 2 lapis sel yang pertama lebih besar dan mengandung lebih banyak zat hijau daun, lapisan-lapisan berikutnya berongga lebih banyak.
Gambar 8. Anatomi daun jambu biji
3. Akar Akar endodermis biasanya paling nyata pada akar. Endodermisnya tetap dalam bentuk primer dan ditinggalkan bersama dengan korteks pada waktu perkembangan penebalan sekunder dan peridem. Stele lebih nyata
8
daripada korteks dalam akar dibanding dengan yang terdapat dalam batang.
, Gambar 9. Anatomi akar jambu biji
D. FISIOLOGI Jambu biji termasuk dalam tanaman C3. Tanaman C3 adalah tanaman yang mempunyai lintasan atau siklus PCR (Photosynthetic Carbon Reduction) atau sering disebut siklus calvin yang dapat menghasilkan asam organik yang mengandung 3 atom C dan jaringan yang terlibat dalam proses fotosintesis adalah jaringan mesofil. Lintasan itu dimulai dari pengikatan CO2 dengan RBP dan RuBP. Tanaman C3 adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan senyawa phosphogliseric acid yang memiliki 3 atom C pada proses fiksasi CO 2 oleh ribolusadiphosphat. Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
9
Tumbuhan C3 tumbuh dengan karbon fiksasi C3 biasanya tumbuh dengan baik di area dimana intensitas sinar matahari cenderung sedang, temperature sedang dan dengan konsentrasi CO2 sekitar 200 ppm atau lebih tinggi, dan juga dengan air tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3 harus berada dalam area dengan konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi sebab Rubisco sering menyertakan molekul oksigen ke dalam Rubp sebagai pengganti molekul karbondioksida. Konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi menurunkan kesempatan Rubisco untuk menyertakan molekul oksigen. Karena bila ada molekul oksigen maka Rubp akan terpecah menjadi molekul 3-karbon yang tinggal dalam siklus Calvin, dan 2 molekul glikolat akan dioksidasi dengan adanya oksigen, menjadi karbondioksida yang akan menghabiskan energi. Pada tumbuhan C3,CO2 hanya difiksasi RuBP oleh karboksilase RuBP. Karboksilase RuBP hanya bekerja apabila CO2 jumlahnyaberlimpah. E. KANDUNGAN KIMIA DAN MANFAAT 1. Kandungan Kimia a. Buah Bagian buah dari jambu biji mengandung vitamin C, vitamin A, besi, kalsium, dan fosfor. Jambu biji mengandung vitamin C 5 kali lebih banyak daripada jeruk. Mangan juga dihasilkan oleh buah jambu biji dengan mengkombinasikan fosfor, oksalat dan asam malat. Selain itu juga terdapat senyawa saponin yang dikombinasi dengan asam oleat. Pada buah jambu yang telah berwarna kemerahan, mengandung banyak senyawa volatil dengan berat molekul yang rendah, seperti alkohol, ester, dan aldehid. Selain itu terdapat senyawa baru yang ditemukan yaitu senyawa ariomatik aktif (3-penten-2-ol dan 2-butenyl asetat) b. Kulit buah
10
Kandungan utama pada kulit buah yaitu asam askorbat. Asam askorbat umumnya terdapat pada bagian kulit buah, dan yang kedua terkandung pada daging buah, dan sebagian kecil pada bagian kayu. c. Daun Pada bagian daun jambu biji mengandung minyak esensial dengan komponen utama yaitu α-pinene, β-pinene, limonene, menthol, terpenyl asetat, isopropyl alcohol, longicyclene, caryopyllene, βbisabolene, caryophyllene oxide, β-copanene, farnesene, humulene, selinene, cardinene and curcumene. Pada daun terdiri dari minyak murni sebesar 6%, minyak volatil sebesar 0.365%, resin sebesar 3.15% tannin sebesar 8.5% dan substansi lainnya. Minyak essensial terdiri dari eugenol, asam malat, dan tannin dari 8-15%. Daun dari jambu biji kaya akan tannin dan senyawa antiseptik. Empat senyawa antibacterial yang telah diisolasi dari daun jambu biji (Psidium guajava), yaitu dua senyawa glikosida flavonoid, morin-3-O-α-L-lyxopyranoside dan morin-3-O-α –Larabopyranoside, serta dua senyawa flavonoid yang diketahui, yaitu guaijavarin dan quercetin. Quercetin berkontribusi dalam mekanisme efikasi pada suatu obat, karena
senyawa
ini
diketahui
sebagai
antioksidan
dengan
antikarsinogenik, serta memiliki kemampuan anti HIV dan efek antibiotik. d. Kulit Kayu Pada kulit kayu jambu biji mengandung 12-30% tannin, polyphenol, resin dan kristal kalsium oksalat. e. Akar Pada akar jambu biji kaya akan senyawa tannin. Selain itu juga terdapat senyawa leukocyanidin, sterol, dan asam gallic. Pada akar terdapat persentase karbohidrat dan garam yang tinggi. Pada akar, batang, kulit kayu dan daun juga mengandung persentase asam tannin yang tinggi
11
f. Biji Biji jambu biji mengandung minyak dengan berat kering sebesar 14%, protein 15% dan pati sebesar 13%. 10 senyawa fenolik, flavonoid, serta senyawa glikosida flavonol asilasi telah diisolasi. Struktur dari senyawa quercetin yang baru yaitu -3-O-β-D-(2″-Ogalloyglucoside)-4′-O-vinylpropionate. Kandungan gizi dalam 100 gram jambu biji disajikan pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Kandungan Gizi jambu biji dalam 100 gram BDD. Kandungan Energi Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Besi
Jumlah 49,00 kal 0,90 gr 0,30 gr 12,20 gr 14,00 mg 28,00 mg 1,10 mg
Kandungan Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin C Niacin Serat Air Bagian yg dapat dimakan
Jumlah 25 SI 0,05 mg 0,04 mg 87,00 mg 1,10 mg 5,60 gr 86 gram 82 %
2. Manfaat a. Sebagai makanan buah segar maupun olahan yang mempunyai nilai gizi dan mengandung vitamin A untuk kesehatan mata dan antioksidan serta vitamin C yang tinggi, dengan kadar gula 8%. Jambu biji mempunyai rasa dan aroma yang khas disebabkan oleh senyawa eugenol. Buah jambu biji sangat cocok sekali dikonsumsi di sianghari karena buahnya segar dan mendinginkan badan. b. Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare. Untuk penyembuhan penderita diare dengan cara merebus 3 helai jambu biji dengan 2 gelas air putih. Jus jambu biji juga dianggap berkhasiat untuk membantu penyembuhan penderita DBD (Demam Berdarah Dengue). Menurut I Ketut, dkk (2004) menyatakan bahwa jambu biji yang memiliki kandungan ethanol dapat mengobati penderita diare. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan ekstrak ethanol 12
jambu biji yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare (Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, Salmonella typhi, dan Eschericia coli). c. Ekstrak dari daun jambu biji memiliki ativitas anti-bakterial yang dapat digunakan untuk melawan Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, Proteus mirabilis, dan Shigella dysentria. Daun dari jambu biji kaya akan tannin dan senyawa antiseptik. Empat senyawa antibacterial yang telah diisolasi dari daun jambu biji (P.guajava), yaitu dua senyawa glikosida flavonoid, morin-3-O-α-Llyxopyranoside dan morin-3-O-α –L-arabopyranoside, serta dua senyawa flavonoid yang diketahui, yaitu guaijavarin dan quercetin. d. Tunas dan kulit kayu dari jambu biji juga direkomendasikan sebagai obat untuk mengobati disentri dan diare. e. Ekstrak ethanolik dari jambu biji memiliki aktivitas anti inflamasi dan analgesic sebesar 70%. f. Ekstrak cair alkohol dari jambu biji memiliki aktivitas sedative (penenang/obat pereda nyeri), dimana saat diberikan secara oral pada tikus sebanyak 188.5, 377 & 1131 mg/kg dapat menyebabkan penurunan aktivitas motorik selama 90 menit. g. Buah jambu biji yang memiliki aktivitas laxative, sehingga dapat digunakan sebagai obat pencahar. h. Sebagai pohon pembatas di pekarangan dan sebagai tanaman hias. i. Bagian kayunya dapat digunakan sebagai astringent dan antiseptic. Selain itu juga dapat dibuat berbagai alat dapur karena memiliki kayu yang kuat dan keras. j. Bagian bunganya dapat dipakai sebagai masker untuk digunakan pereda sakit pada mata akibat paparan sinar matahari, ataupun luka pada mata. k. Penyakit lainnya yang dapat di obati dengan buah ini antara lain yaitu batuk, malaria, ganguan ginjal, nyeri sendi, rematik, diabetes, dan
13
kelainan pada organ vagina. Selain itu juga dapat digunakan sebagai tonik dan untuk menjaga keseimbangan tubuh (haemostatic). Penelitian yang dilakukan Singh Medical Hospital and Research center Morrabad India menunjukkan jambu biji dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah serta tekanan darah penderita hipertensi essensial. Menurut Anthony C. Dweck (2001) buah jambu biji dapat dijadikan sebagai obat alternatif karena mengandung berbagai zat yang Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006 3 berfungsi sebagai penghambat berbagai jenis penyakit, diantaranya jenis flavonoid, minyak atsiri, dan juga terdapat saponin berkombinasi dengan asam oleanolat., Morin-3-O- ±-Llyxopyranoside, dan morin-3-O-±- Larabopyranoside dan flavonoid, guaijavarin, dan querce- tin. Menurut Dr. James Cerda dengan memakan jambu biji 0,5 – 1 kg /hari selama 4 minggu resiko terkena penyakit jantung dapat berkurang sebesar 16 %. Dalam jambu biji juga ditemukan likopen yaitu zat nirgizi potensial lain selain serat. Likopen adalah karatenoid (pigmen penting dalam tanaman) yang terdapat dalam darah (0,5 mol per liter darah) serta memiliki aktivitas anti oksidan. Riset-riset epidemologis likopen pada studi yang dilakukan peneliti Itali, mencakup 2.706 kasus kanker rongga mulut, tekek, kerongkongan, lambung, usus besar dan dubur, jika mengkonsumsi likopen yang meningkat, khususnya pada jambu biji yang daging buahnya berwarna merah, berbiji banyak dan berasa manis mempunyai efek memberikan perlindungan pada tubuh dari beberapa jenis kanker. Contoh pengolahan jambu biji sebagai obat anti DBD Daun jambu biji sebanyak lima lembar direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa segelas. Air rebusan diminum sehari sekali selama3-4 hari.
14
F. BUDIDAYA Jambu biji dibudidayakan di negara-negara seperti Jepang, Malaysia, Brazilia dan lain-lain. Di Indonesia, pulau Jawa merupakan sentra penanaman buah jambu terbesar antara lain yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Sentra produksi yang lain adalah Sumatera dan Kalimantan. G. HAMA, PENYAKIT DAN GULMA. 1. Hama a. Ulat daun (trabala pallida) Pengendalian: dengan menggunakan nogos. b. Ulat keket (Ploneta diducta) Pengendalian: sama dengan ulat daun. c. Semut dan tikus Pengendalian: dengan penyemprotan sevin dan furadan. d. Kalong dan Bajing Keberadaan serangga ini dipengaruhi faktor lingkungan baik lingkungan biotic maupun abiotik. Yang termasuk faktor biotik seperti persediaan makanan,Pengendalian: dengan menggunakan musuh secara alami. e. Ulat putih
Gambar 10. Buah jambu biji yang terserang hama ulat
15
Gejala: buah menjadi berwarna putih hitam, Pengendalian: dilakukan penyemprotan dengan insektisida yang sesuai sebanyak 2 kali seminggu hingga satu bulan sebelum panen penyemprotan dihentikan. f. Ulat penggerek batang (Indrabela sp) Gejala: membuat kulit kayu dan mampu membuat lobang sepanjang 30 cm; Pengendalian: sama dengan ulat putih.
g. Ulat jengkal (Berta chrysolineate) Ulat pemakan daun muda, berbentuk seperti tangkai daun berwarna cokelat danberuas-ruas Gejala: pinggiran daun menjadi kering, keriting berwarna cokelat kuning. Pengendalian: sama dengan ulat putih.
Gambar 11. Daun jambu biji yang terserang hama
2. Penyakit a. Penyakit karena ganggang (Cihephaleusos Vieccons) Menyerang daun tua dan muncul pada musim hujan. Gejala: adanya bercakbercak kecil dibagian atas daun disertai serat-serat halus berwarna jingga yang merupakan kumpulan sporanya. Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene 200 MX. b. Jamur Ceroospora psidil , Jamur karat poccinia psidil, Jamur allola psidil
16
Gejala: bercak pada daun berwarna hitam. Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene 200 MX. c. Penyakit karena cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus Gejala: rizom berwarna putih yang menempel pada akar dan apabila akar yang kena dikupas akan nampak warna kecoklatan. Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene 200 MX.
3. Gulma Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman jambu biji yang berbentuk rerumputan yang berada disekitar tanaman jambu biji yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bibit tanaman, oleh sebab itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin.
H. PANEN 1. Ciri dan Umur Panen Jambu biji umumnya akan mulai berbuah pada umur 2-3 tahun, berbeda
dengan
jambu
yang
pembibitannya
dilakukan
dengan
cangkok/stek umur akan lebih cepat, kurang lebih 6 bulan sudah bisa berbuah. Jambu biji yang telah matang dapat diketahui mealui warna yang disesuikan dengan jenis jambu biji yang ditanam dan juga dengan mencium baunya serta yang terakhir dengan merasakan jambu biji yang sudah masak dibandingkan dengan jambu yang masih hijau dan belum masak, dapat dipastikan bahwa pemanenan dilakukan setelah jambu bewarna hijau pekat menjadi muda ke putih-putihan dalam kondisi ini maka jambu telah siap dipanen. 2. Cara panen Cara pemanenan yang terbaik adalah dipetik beserta tangkainya, yang sudah matang (hanya yang sudah masak) sekaligus melakukan
17
pemangkasan pohon agar tidak menjadi rusak, waktunya setelah 4 bulan umur buah kemudian dimasukkan ke dalam keranjang yang dibawa oleh pemetik dan setelah penuh diturunkan dengan tali yang telah disiapkan sebelumnya,
hingga
pemanenan
selesai
dilakukan.
Pemangkasan
dilakukan sekaligus panen supaya dapat bertunas kembali dengan baik dengan harapan dapat cepat berbuah kembali. 3. Periode panen Periode pemanenan setelah buah jambu biji dilakukan pembatasan buah dalam satu rantingnya kurang lebih 2-3 buah, hal ini dimaksudkan agar buah dapat berkembang besar dan merata. Dengan sistem ini diharapkan pemanenan buah dapat dilakukan dua kali dalam setahun (6 bulan) atau sekitar 2-3 bulan setelah berbuah, dengan dicari buah yang masak, dan yang belum masak supaya ditinggal dan kemudian dipanen kembali. Apabila buah sudah masak tetapi tidak dipetik maka akan berakibat datangnya binatang pemakan buah seperti kalong, tupai serta biantang sejenis lainnya yang akan memakan buah jambu biji tersebut. Oleh karena itu buah yang sudah masak sebaiknya segera untuk di panen.
18
BAB III KESIMPULAN
Jambu biji merupakan tanaman yang berasal dari amerika tengah memiliki tinggi pohon hingga 10 m. pohon jambu biji dapat bertahan hidup hingga ketinggian 1200 m dpl. Orang Indonesia juga mengenal jambu biji sebagai jambu klutuk. Jambu ini terebar luas sampai ke asia tenggara termasuk Indonesia. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting batang pohonnya keras. Permukaan kulit luar jambu biji tesebut coklat dan licin. Bentuk daun umumnya bercorak bulat telur dengan ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari ketiak daun. Pada umur 2-3 tahun jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya. Daun jambu biji memiliki morfologi daun yang bertulang menyirip, dipangkalnya ibu tulang dan bercabang. Sedangkan tepi daunnya membengkok keatas(melengkung). Jambu biji memiliki kandungan zat samak, minyak, eusenol, dammar dan banyak kalsium Ca oksalat, kulit pohon jambu biji juga memiliki kandungan zat samak serta zat tannin, sedangkan pada bunganya tidak banyak mengandung tannin. Dun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tannin, seperti minyak atsiri, asam kursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Jambu biji juga berfungsi mengurangi daya ferment diastase ludah, pancreas dan serum darah. Jus jambu biji juga berkhasiat untuk menambah darah akibat leukemia dan juga untuk mengobati demam berdarah.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdul waid.2011. Dahsyatnya khasiat daun-daun obat disekitar pekarangan. Jojgakarta: Laksana Anonim, 2011. Jambu Biji (Psidium guajava L.). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta. http://www/ristek.go.id. Estiti B Hidayat.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB Gembong Tjirosoepomo . 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Pers ____________________. 2007. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers. Wahyu Gunawan W. 2011. Tanaman Obat Keluarga Berkhasiat. Jawa Tengah : Vivo Publisher http://kejapanan.blogspot.com/2011/08/morfologi-jambu-biji.html,akses 14 okt, Pukul 22.00 WIB. http://www.elitha-eri.net/2007/12/18/jambu-biji/,akses 14 okt, Pukul 22.50 WIB http://tipsmudahdiet.blogspot.com/2012/04/jambu-biji-untuk-kesehatan-tubuh.html, akses 14 okt 2012, Pukul 22.58 WIB
20
MAKALAH BOTANI Jambu Biji (Psidium guajava) Dosen Mata Kuliah : Dr. Zozi Aneloy, M.Si
Kelompok II : 1. Nining Nuraida ( Nim.1204097 ) 2. Nurfadillah ( Nim. 1204098 )
Program Studi Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Padang 2012
21