BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di antara ciptaan-NYA dan juga sebaga sebagaii pemimp pemimpin in dimuka dimuka bumi bumi ini. ini. Dari Dari penge pengertia rtiann ini biasa biasanya nya disala disalahh artika artikann oleh oleh manusia itu sendiri, dengan cara bertindak semaunya sendiri/seenaknya sendiri/seenaknya sendiri tanpa melihat apa ada yang dirugikan disekeliling mereka. Artinya hanya peduli dengan kepentingannya sendiri tanpa peduli pada kepentingan orang lain. Seperti contoh bermasyarakat khususnya dengan tetangga, jika kita menyalakan radio selayaknya sesuai aturan jangan sampai mengganggu tetangga kita, yang mana dari itu ketahuanlah baha kita punya rasa tenggang rasa atau tidak. !adi secara tidak lain kita sebagai arga Negara yang baik harus taat pada aturan tertulis maupun yang tidak tertulis seperti aturan dalam masyarakat. "hususnya bagi umat muslim selain harus taat pada aturanaturan tertulis maupun yang tidak tertulis, kita juga mempunyai aturan agama yang memang ajib kita laksanakan jika ingin benar-benar benar-benar menjadi seorang muslim yang ha#i#i yaitu $i#h. Didala Didalamny mnyaa mencak mencakup up seluru seluruhh sisi sisi kehidu kehidupan pan indi%i indi%idu du dan masya masyarak rakat, at, baik baik perekonomian, sosial kemasyarakatan, kemasyarakatan, politik bernegara, serta lainnya. &ara ulama mujtahid dari dari kala kalang ngan an para para saha sahaba bat,t, tabi tabi'i 'in, n, dan dan yang yang sete setela lahh mere mereka ka tida tidakk hent henti-h i-hen enti tiny nyaa mempelajari semua yang dihadapi kehidupan manusia dari $enomena dan permasalahan tersebut di atas dasar ushul syariat s yariat dan kaidah-kaidahnya kaidah-kaidahnya.. (erangkat dari sini, sudah menjadi keajiban setiap muslim dalam kehidupannya untuk mengenal dan mengamalkan hukum-hukum syariat terkait dengan amalan tersebut. Seperti yang akan ditulis oleh pemakalah yaitu tentang kaidah-kaidah $i#h bermuamalah yang bertujuan sebagai sebagai acuan/sandaran acuan/sandaran kita dalam hubungan hubungan kepentingan kepentingan antar sesama sesama manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang muncul adalah) a. &eng &enger ertia tiann $i#i $i#ihh muam muamal alah ah * b. +uang lingkup $i#ih $i#ih muamalah * c. "aidah "aidah $i#ih $i#ih dalam dalam trans transaksi aksi ekonomi ekonomi muamalah muamalah * d. "onse "onsepp a#ad a#ad $i#ih $i#ih muamal muamalah ah * 1.3 Tujuan Penulsan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah) a. ntuk ntuk meng mengeta etahui hui &enger &engertia tiann $i#ih $i#ih muamal muamalah ah b. ntuk mengetahui mengetahui +uang lingkup $i#ih muamalah c. ntuk mengetah mengetahui ui "aidah "aidah $i#ih $i#ih dalam dalam transa transaksi ksi ekono ekonomi mi muamalah muamalah d. ntuk mengetah mengetahui ui "onsep "onsep a#ad $i#ih muamalah muamalah
BAB II PEMBAHA!AN
2.1 Pengertan "#h muamalah
Menur Menurut ut Dr. Dr. ahbah hbah 0uhail 0uhailii dalam dalam 1i#h 1i#h Muama Muamalah lah &erban &erbankan kan syari syariah, ah, 2eam 3ounterpart (ank Muamalat 4ndonesia ,5666, 1i#ih muamalah merupakan salah satu dari bagian persoalan hukum 4slam seperti yang lainnya yaitu tentang hukum ibadah, hukum pidana, hukum peradilan, peradilan, hukum perdata, hukum jihad, hukum perang, perang, hukum damai, hukum politik, hukum penggunaan penggunaan harta, dan hukum pemerintahan. Semua bentuk persoalan dicant dicantumk umkan an dalam dalam kitab kitab $i#ih $i#ih adala adalahh pertan pertanya yaan an yang yang dipert dipertany anyaka akann masya masyarak rakat at atau atau persoalan yang muncul ditengah-tengah masyarakat. "emudian para ulama memberikan pendapatnya pendapatnya yang sesuai kaidah-kaidah yang berlaku dan kemudian pendapat tersebut dibukukan berdasarkan hasil $ata-$atanya. 1i#ih Muamalah tersusun dari dua kata lafadz , , yaitu $i#ih 789:; dan Muamalah <==>?@B:;. >?@B:;. Ca$ad Ca$ad yang pertama pertama 7==89:; 89:; secara secara etimologi etimologi memiliki memiliki makna makna pengeritan pengeritan atau pemahaman,5E5FE5F sedangkan dalam terminologi kata $i#ih memiliki de$inisi yang beragam dari kalangan ulama' ) Secara bahasa etimologi 1i#ih 78G berasal dari kata $a#iha 78G yang berarti &aham) pemahaman seperti tercermin dalam $irman Allah S2, S2, yang artinya) H&erhatikanlah, betapa kami mendatangkan mendatangkan tanda-tanda kebesaran "ami silih berganti agar mereka memahaminyaI JS) Al-An'am) KLE5F KLE5F dan dan muamalah berasal dari kata 'amila ?@O - <>?@? ?@P yang berarti berbuat atau bertindak. Muamalah adalah hubungan kepentingan antar sesama sesama manusi manusiaa Qablu Qablunn minann minannas as . Muama Muamalah lah terse tersebut but melipu meliputi ti transa transaksi ksi-tra -transa nsaksi ksi kehartabendaan seperti jual beli, perkainan, dan hal-hal yang berhubungan dengannya, urusan persengketaan gugatan, peradilan, dan sebagainya dan pembagian arisan. Sedang menurut istilah muamalah dibagi menjadi dua macam yaitu) 5. Muhammad Yusu$ Musa berpendapat baha muamalah adalah peraturan-peraturan Allah yang yang harus harus diikuti diikuti dan ditaat ditaatii dalam dalam hidup hidup berma bermasya syarak rakat at untuk untuk menja menjaga ga kepent kepenting ingan an manusi manusiaI aI.. Muama Muamalah lah adalah adalah segal segalaa peratu peraturan ran yang yang dicipt diciptaka akann Allah Allah untuk untuk menga mengatur tur hubungan manusia dengan manusia dalam hidup dan kehidupan. Dari pengertian dalam arti luas di atas, kiranya dapat diketahui baha muamalah adalah aturan-aturan hukum Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan duniai dalam pergaulan social. 1
R. &engertian $i#h muamalah dalam arti sempit yaitu ) Hmuamalah adalah aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baikI 4dris Ahmad atau Hmuamalah adalah tukar-menukar barang atau sesuatu yang berman$aat dengan cara-cara yang telah ditentukan 2.2 Ruang lngku$ "#h muamalah
+uang lingkup $i#ih muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah manusia berdasarkan hokum-hukum islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi perintah atau larangan seperti ajib,sunnah,haram,makruh dan mubah.hokum-hukum $i#ih terdiri dari hokum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan %ertical antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia lainnya. +uang lingkup $i#ih muamalah mencakup segala aspek kehidupan manusia, seperti social,ekonomi,politik hokum dan sebagainya. Aspek ekonomi dalam kajian $i#ih sering disebut dalam bahasa arab dengan istilah i#tishady, yang artinya adalah suatu cara bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan membuat pilihan di antara berbagai pemakaian atas alat pemuas kebutuhan yang ada, sehingga kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat dipenuhi oleh alat pemuas kebutuhan yang terbatas. +uang linkup $i#h muamalah terbagi menjadi dua. +uang lingkup $i#h muamalah yang bersi$at
adabiyah ialah
ijab dan kabul, saling meridahi, tidak ada keterpaksaan dari
salah satu pihak, hak dan kaajiban, kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, penimbunan, dan segala sesuatu yang bersumber dari indra manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta dalam hidup bermasyarakat. +uang lingkup pembahasan gadai
al-rahn
adiniyah ialah
, jaminan dan tanggungan
hiwalah , jatuh bangkrut ta$lis
masalh jual beli
kafalan dan dlaman ,
al- bai’ al-tijarah
,
pemindahn utang
, batas tindakan al-harju , perseroan dan perkongsian al-
syirkah , perseroan harta dan tenaga al-mudharabah , sea menyea al-ijarah , pemberian hak guna pakai al- ariyah , barang titipan al-adlit'ah , barang temuan allu#athah , garapan tanah al-mujara'ah sea menyea tanah al-mukhabarah , upah ujrat al 'amal , gugatan al-syu$'ah , syembara al-ji'alah , pembagian kekayan bersama al-#ismah , pemberian al-hibbah , pembebasan al-ibra , damai al-shulhu , dan ditambah dengan beberapa masalh mu'ashirah muhaditsah , seperti masalah bungah bank, asuransi, kredit, dan masalah masalh baru lainnya.ERF 2.3 %a&ah "#h &alam transaks ek'n'm (muamalah)
"egiatan ekonomi merupakan salah satu dari aspek muamalah dari sistem 4slam, sehingga kaidah $i#ih yang digunakan dalam mengidenti$ikasi transaksi-transaksi ekonomi juga menggunakan kaidah $i#ih muamalah. "aidah $i#ih muamalah adalah Hal ashlu $il mua'malati al ibahah hatta yadullu ad daliilu ala tahrimihaI hukum asal dalam urusan muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil yang mengharamkannya. 4ni berarti baha semua hal yang berhubungan dengan muamalah yang tidak ada ketentuan baik larangan maupun anjuran yang ada di dalam dalil 4slam Al-Jur'an maupun Al-Qadist, maka hal tersebut adalah diperbolehkan dalam 4slam. "aidah $i#ih dalam muamalah di atas memberikan arti baha dalam kegiatan muamalah yang notabene urusan ke-dunia-an, manusia diberikan kebebasan sebebas bebasnya untuk melakukan apa saja yang bisa memberikan man$aat kepada dirinya sendiri, sesamanya dan lingkungannya, selama hal tersebut tidak ada ketentuan yang melarangnya. "aidah ini didasarkan pada Qadist +asulullah yang berbunyi) Hantum a'alamu bi umurid dunyakumI kamu lebih tahu atas urusan duniamu. (aha dalam urusan kehidupan dunia yang penuh dengan perubahan atas ruang dan aktu, 4slam memberikan kebebasan mutlak kepada manusia untuk menentukan jalan hidupnya, tanpa memberikan aturan-aturan kaku yang bersi$at dogmatis. Qal ini memberikan dampak baha 4slam menjunjung tinggi asas kreati%itas pada umatnya untuk bisa mengembangkan potensinya dalam mengelola kehidupan ini, khususnya berkenaan dengan $ungsi manusia sebagai khali$atul-Clah $il ardlh akil Allah di bumi. T$ek yang timbul dari kaidah $i#ih muamalah di atas adalah adanya ruang lingkup yang sangat luas dalam penetapan hukum-hukum muamalah, termasuk juga hukum ekonomi. 4ni berarti suatu transaksi baru yang muncul dalam $enomena kontemporer yang dalam sejarah 4slam belum ada/dikenal, maka transaksi tersebut HdianggapI diperbolehkan, selama transaksi tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip yang dilarang dalam 4slam. Sedangkan transaksi-transaksi yang dilarang dalam 4slam adalah transaksi yang disebabkan oleh $aktor) 5. Qaram atnya Di dalam 1i#ih Muamalah, terdapat aturan yang jelas dan tegas mengenai obyek transaksi yang diharamkan, seperti minuman keras, daging babi, dan sebagainya. Uleh karena itu melakukan transaksi yang berhubungan dengan obyek yang diharamkan tersebut juga diharamkan. Qal ini sesuai dengan kaidah $i#ih) Hma haruma $i'luhu haruma tholabuhuI setiap apa yang diharamkan atas obyeknya, maka diharamkan pula atas usaha dalam mendapatkannya. "aidah ini juga memberikan dampak baha setiap obyek haram yang
didapatkan dengan cara yang baik/halal, maka tidak akan merubah obyek haram tersebut menjadi halal. R. Qaram selain atnya (eberapa transaksi yang dilarang dalam 4slam yang disebabkan oleh cara bertransaksi-nya yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip muamalah, yaitu) tadlis penipuan, ikhtikar rekayasa pasar dalam supply, bai' najasy rekayasa pasar dalam demand, taghrir ketidakpastian, dan riba tambahan. V. 2idak sah Segala macam transaksi yang tidak sah/lengkap akadnya, maka transaksi itu dilarang dalam 4slam. "etidaksah/lengkapan suatu transaksi bisa disebabkan oleh) rukun terdiri dari pelaku, objek, dan ijab kabul dan syaratnya tidak terpenuhi, terjadi ta'allu# dua akad yang saling berkaitan, atau terjadi to in one dua akad sekaligus. 2a'allu# terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan, di mana berlakunya akad pertama tergantung pada akad kedua. Yang seperti ini, terjadi bila suatu transaksi diadahi oleh dua akad sekaligus sehingga terjadi ketidakpastian grarar akad mana yang harus digunakan.maka transaksi ini dianggap tidak sah. 2.* %'nse$ a#a& "#h muamalah
Setiap kegiatan usaha yang dilakukan manusia pada hakekatnya adalah kumpulan transaksi-transaksi ekonomi yang mengikuti suatu tatanan tertentu. Dalam 4slam, transaksi utama dalam kegiatan usaha adalah transaksi riil yang menyangkut suatu obyek tertentu, baik obyek berupa barang ataupun jasa. kegiatan usaha jasa yang timbul karena manusia menginginkan sesuatu yang tidak bisa atau tidak mau dilakukannya sesuai dengan $itrahnya manusia harus berusaha mengadakan kerjasama di antara mereka. "erjasama dalam usaha yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam) a. (ekerja sama dalam kegiatan usaha, dalam hal ini salah satu pihak dapat menjadi pemberi pembiayaan dimana atas man$aat yang diperoleh yang timbul dari pembiayaan tersebut dapat dilakukan bagi hasil. "erjasama ini dapat berupa pembiayaan usaha 5WWX melalui akad mudharaba maupun pembiayaan usaha bersama melalui akad musyaraka. b. "erjasama dalam perdagangan, di mana untuk meningkatkan perdagangan dapat diberikan $asilitas-$asilitas tertentu dalam pembayaran maupun penyerahan obyek. "arena pihak yang mendapat $asilitas akan memperoleh man$aat, maka pihak pemberi $asilitas berhak untuk mendapatjan bagi hasil keuntungan yang dapat berbentuk harga yang berbeda dengan harga tunai.
c. "erja sama dalam penyeaan asset dimana obyek transaksi adalah man$aat dari penggunaan asset. "egiatan hubungan manusia dengan manusia muamalah dalam bidang ekonomi menurut Syariah harus memenuhi rukun dan syarat tertentu. +ukun adalah sesuatu yang ajib ada dan menjadi dasar terjadinya sesuatu, yang secara bersama-sama akan mengakibatkan keabsahan. +ukun transaksi ekonomi Syariah adalah) 5. Adanya pihak-pihak yang melakukan transaksi, misalnya penjual dan pembeli, penyea dan pemberi sea, pemberi jasa dan penerima jasa. R. Adanya barang maal atau jasa amal yang menjadi obyek transaksi. V. Adanya kesepakatan bersama dalam bentuk kesepakatan menyerahkan ijab bersama dengan kesepakatan menerima kabul. Disamping itu harus pula dipenuhi syarat atau segala sesuatu yang keberadaannya menjadi pelengkap dari rukun yang bersangkutan. 3ontohnya syarat pihak yang melakukan transaksi adalah cakap hukum, syarat obyek transaksi adalah spesi$ik atau tertentu, jelas si$atsi$atnya, jelas ukurannya, berman$aat dan jelas nilainya. Ubyek transaksi menurut Syariah dapat meliputi barang maal atau jasa, bahkan jasa dapat juga termasuk jasa dari peman$aatan binatang. &ada prinsipnya obyek transaksi dapat dibedakan kedalam) 5. Ubyek yang sudah pasti ayn, yaitu obyek yang sudah jelas keberadaannya atau segera dapat diperoleh man$aatnya. R. Ubyek yang masih merupakan keajiban dayn, yaitu obyek yang timbul akibat suatu transaksi yang tidak tunai. Secara garis besar a#ad dalam $i#ih muamalah adalah sebagai berikut ) 5. a#ad mudharaba 4katan atau a#ad Mudharaba pada hakekatnya adalah ikatan penggabungan atau pencampuran berupa hubungan kerjasama antara &emilik saha dengan &emilik Qarta R. a#ad musyarakah 4katan atau a#ad Musyaraka pada hakekatnya adalah ikatan penggabungan atau pencampuran antara para pihak yang bersama-sama menjadi &emilik saha, V. a#ad perdagangan A#ad 1asilitas &erdagangan, perjanjian pertukaran yang bersi$at keuangan atas suatu transaksi jual-beli dimana salah satu pihak memberikan $asilitas penundaan pembayaran atau
penyerahan obyek sehingga pembayaran atau penyerahan tersebut tidak dilakukan secara tunai atau seketika pada saat transaksi. . a#ad ijarah A#ad 4jara, adalah a#ad pemberian hak untuk meman$aatkan Ubyek melalui penguasaan sementara atau peminjaman Ubyek dgn Man$aat tertentu dengan membayar imbalan kepada pemilik Ubyek. 4jara mirip dengan leasing namun tidak sepenuhnya sama dengan leasing, karena 4jara dilandasi adanya perpindahan man$aat tetapi tidak terjadi perpindahan kepemilikan. Dari berbagai penjelasan di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan daha 1i#ih Muamalah merupakan ilmu yang mempelajari segala perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh $alah kedamaian dan kesejahteraan dunia akhirat. &erilaku manusia di sini berkaitan dengan landasan-landasan syariah sebagai rujukan berperilaku dan kecenderungan-kecenderungan dari $itrah manusia. "edua hal tersebut berinteraksi dengan porsinya masing-masing sehingga terbentuk sebuah mekanisme ekonomi muamalah yang khas dengan dasar-dasar nilai ilahiyah.
2.+ ,#h Muamalah mel$ut 1. ual Bel
a. &engertian &erdagangan atau jual-beli dalam bahasa arab sering disebut dengan kata
al-bai', al-
tijarah, atau al-mubadalah . Sebagaimana $irman Allah S2 )
Artinya) Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan mena$kahkan sebahagian dari reeki yang "ami anugerahkan kepada mereka dengan diamdiam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi JS. 1athir ) R6 . Secara bahasa, jual-beli atau al-baiZu berarti
muqabalatu syai'im bi syai'in
<>[@8?
\]^[ \]_. Artinya adalah menukar sesuatu dengan sesuatu. Al-4mam An-Naai di dalam Al-MajmuZ Syarah Al-Muhaddab menyebutkan jual beli adalah @`>B
@B[ @? <>[@8? yang berarti ) tukar menukar harta dengan harta secara
kepemilikan. 4bnu Judamah di dalam Al-Mughni menyebutkan baha jual-beli sebagai
@==`>Bf @==`>B @==B:@[ @==B:; ,
<:@?
yang artinya pertukaran harta dengan harta dengan
kepemilikan dan penguasaan. Sehingga bisa disimpulkan baha yang dimaksud dengan jual-beli adalah ) menukar barang dengan barang atau menukar barang dengan uang, yaitu dengan jalan melepaskan hak kepemilikan dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan. b. Dasar MasyruZiyah !ual-beli adalah akti$itas ekonomi yang hukumnya boleh berdasarkan kitabullah dan sunnah rasul-Nya serta ijmaZ dari seluruh umat 4slam. 1irman Allah S2 )
@[ :; f : ; q; f Artinya) Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan telah mengharamkan riba. (Q. Al-!aqarah " #$%&
Sedangkan dari sunnah nabaiyah, +asulullah SA bersabda )
; ] O @ ; v ) @w v; z { P ,-@B | } P v x ~vz - B P { v [ v; { Pf ˆ ` G ,‰ O f ,@ €Bv @‚ @ƒ f @w 9 „ O … : @? z v@ •v: @[ v @B | } ?v †‡v;f • :; v Š : v > P @ O @ „ G Ž ; @B † ‰ ‘ vG , Ž ; @B † , : ; ‹ f † 8 G Œ Ž „ O … : f ,@ O @ ‰ † [ @w 9 ‰ vf “ 9 „ ? - : ; ‹ ’ f † 8 G : ; @B | } ?v † “v;f ” 7v > P Artinya) Dari bnu mar r.a. bahwa )asulullh saw bersabda" *A+abila dua rang melakukan jualbeli, maka masing-masing rang mem+unyai hak khiyar (memilih antara membatalkan atau meneruskan jual-beli& selama mereka belum ber+isah dan masih bersama atau selama s alah serang di antara keduanya tidak menemukan khiyar ke+ada yang lainnya. ika salah serang menentukan khiyar +ada yang lain, lalu mereka berjual-beli atas dasar itu, maka jadilah jual-beli itu/. (0). 1uttafaq alaih&
‹ B P ) @w ‹ ™v ‡Gv;z { – :; ` : ; ˜ˆ ) ] v v} :; ‰ v — v [ < P@G z v { P ˆ ƒ f v†v [ v : ; ;f z - z ‡f ? ‡ [ … ƒv@š : ; 7 š › š f z ;œ Artinya) Dari )ifa’ah bnu )afi’ r.a. bahwa )asulullah saw. +ernah ditanya" 2ekerjaan a+akah yang +aling baik3. !eliau bersabda" *2ekerjaan seserang dengan tangannya dan setia+ jual-beli yang bersih/. (0) Al-!azzar.ERF
2[2] Hadits shohih menurut Hakim
x ‡x — ‰ f ] z ‰ ? ][ v { Pf žv : ; v| ? f ‹ v > ` : ; { v ;x > v B Ÿ { P | ‚ v; “ 9 „ ? { 7v > P ’ v v@` : ; Artinya) Dari Abu 1as’ud al-Anshary r.a. bahwa )asulullah saw. melarang mengambil uang +enjualan anjing, uang +ela4uran dan u+ah +ertenungan. (0). 1uttafaq Alaih&
c. Qukum !ual (eli Secara asalnya, jua-beli itu merupakan hal yang hukumnya mubah atau dibolehkan. Sebagaimana ungkapan Al-4mam Asy-Sya$iZi rahimahullah ) dasarnya hukum jual-beli itu seluruhnya adalah mubah, yaitu apabila dengan keridhaan dari kedua-belah pihak. "ecuali apabila jual-beli itu dilarang oleh +asulullah SA. Atau yang maknanya termasuk yang dilarang beliau SA. VEVF d. +ukun !ual-beli Sebuah transaksi jual-beli membutuhkan adanya rukun sebagai penegaknya. Dimana tanpa adanya rukun, maka jual-beli itu menjadi tidak sah hukumnya. +ukunnya ada tiga perkara, yaitu ) •
Adanya pelaku yaitu penjual dan pembeli yang memenuhi syarat
•
Adanya akad / transaksi
•
Adanya barang / jasa yang diperjual-belikan.
"ita bahas satu persatu masing-masing rukun jual-beli untuk lebih dapat mendapatkan gambaran yang jelas. 5. Adanya &enjual dan &embeli &enjual dan pembeli yang memenuhi syarat adalah mereka yang telah memenuhi ahliyah untuk boleh melakukan transaksi muamalah. Dan ahliyah itu berupa keadan pelaku yang harus berakal dan baligh 3[3] Lihat al-Fqihul Islami wa Adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az-zuhaili jilid 4 halaman 34
Dengan rukun ini maka jual-beli tidak memenuhi rukunnya bila dilakukan oleh penjual atau pembeli yang gila atau tidak aras. Demikian juga bila salah satu dari mereka termasuk orang yang kurang akalnya idiot. Demikian juga jual-beli yang dilakukan oleh anak kecil yang belum baligh tidak sah, kecuali bila yang diperjual-belikan hanyalah benda-benda yang nilainya sangat kecil. Namun bila seiin atau sepengetahuan orang tuanya atau orang deasa, jual-beli yang dilakukan oleh anak kecil hukumnya sah. Sebagaimana dibolehkan jual-beli dengan bantuan anak kecil sebagai utusan, tapi bukan sebagai penentu jual-beli. Misalnya, seorang ayah meminta anaknya untuk membelikan suatu benda di sebuah toko, jual-beli itu sah karena pada dasarnya yang menjadi pembeli adalah ayahnya. Sedangkan posisi anak saat itu hanyalah utusan atau suruhan saja. R. Adanya Akad &enjual dan pembeli melakukan akad kesepakatan untuk bertukar dalam jual-beli. Akad itu seperti ) Aku jual barang ini kepada anda dengan harga +p. 5W.WWW, lalu pembeli menjaab,Aku terima. Sebagian ulama mengatakan baha akad itu harus dengan la$ad yang diucapkan. "ecuali bila barang yang diperjual-belikan termasuk barang yang rendah nilainya. Namun ulama lain membolehkan akad jual-beli dengan sistem
mu'athaah,
@–@? yaitu
kesepakatan antara penjual dan pembeli untuk bertransaksi tanpa mengucapkan la$ad. V. Adanya (arang / !asa Yang Diperjual-belikan +ukun yang ketiga adalah adanya barang atau jasa yang diperjual-belikan. &ara ulama menetapkan baha barang yang diperjual-belikan itu harus memenuhi syarat tertentu agar boleh dilakukan akad. Agar jual-beli menjadi sah secara syariah, maka barang yang diperjual belikan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu ) a. Suci (enda yang diperjualbelikan harus benda yang suci dana arti bukan benda najis atau mengandung najis. Di antara benda najis yang disepakati para ulama antara lain bangkai, darah, daging babi, khamar, nanah, kotoran manusia, kotoran hean EF dan lainnya. Dasarnya adalah sabda +asulullah SA )
4[4] !azhab Hanbali meneta"kan bahwa kotoran hewan #an$ da$in$n#a boleh dimakan% hukumn#a tidak najis.
x8 O ; ] x @P v ; z Bv { P 7 ‚ -@B | } P ~vz - v; †v P { v [ v[ v@ ; ‰ v 9 : ; : ; [ v )< ` B [ v x f vOœ v} •v: ;f
(ank Darah Darah yang dibutuhkan oleh pasien di rumah sakit tidak boleh didapat dari jual-beli. "arena itu &alang Merah 4ndonesia &M4 telah menegaskan baha bank darah yang mereka miliki bukan didapat dari membeli. Cembaga itu pun tidak melakukan penjualan darah untuk pasien. "alau ada pembayaran, bukan termasuk kategori memperjual-belikan darah, melainkan biaya untuk memproses pengumpulan darah dari para donor, penyimpanan, pengemasan dan juga tentunya biaya-biaya lain yang dibutuhkan. Namun secara akad, tidak terjadi jual-beli darah, karena hukumnya haram. "otoran 2ernak Demikian juga dengan kotoran ternak yang oleh umumnya ulama dikatakan najis, hukumnya tidak boleh diperjual-belikan. &adahal kotoran itu sangat berguna bagi para petani untuk menyuburkan tanah mereka. ntuk itu mereka tidak melakukan jual-beli kotoran ternak. "otoran itu hanya diberikan saja bukan dengan akad jual-beli. &ihak petani hanya menanggung biaya penampungan kotoran, pengumpulan, pembersihan, pengangkutannya. (iaya untuk semua itu bukan harga kotoran hean, sehingga tidak termasuk jual-beli. b. &unya Man$aat Yang dimaksud adalah barang harus punya man$aat secara umum dan layak. Dan juga sebaliknya, barang itu tidak memberikan madharat atau sesuatu yang membahayakan atau merugikan manusia. Uleh karena itu para ulama As-Sya$iZi menolak jual-beli hean yang membahayakan dan tidak memberi man$aat, seperti kalajengking, ular atau semut. Demikian juga dengan singa, srigala, macan, burung gagak.
Mereka juga mengharamkan benda-benda yang disebut dengan
alatul-lahwi
perangkat yang melalaikan yang memalingkan orang dari ikrullah, seperti alat musik. Dengan syarat bila setelah dirusak tidak bisa memberikan man$aat apapun, maka jual-beli alat musik itu batil. "arena alat musik itu termasuk kategori benda yang tidak berman$aat dalam pandangan mereka. Dan tidak ada yang meman$atkan alat musik kecuali ahli maksiat. Seperti tambur, seruling, rebab dan lainnya. c. Dimiliki Uleh &enjualnya 2idak sah berjual-beli dengan selain pemilik langsung suatu benda, kecuali orang tersebut menjadi ali al-wilayah atau akil. Yang dimaksud menjadi ali al-wilayah adalah bila benda itu dimiliki oleh seorang anak kecil, baik yatim atau bukan, maka alinya berhak untuk melakukan transaksi atas benda milik anak itu. Sedangkan yang dimaksud dengan akil adalah seseorang yang mendapat mandat dari pemilik barang untuk menjualkannya kepada pihak lain. Dalam prakteknya, makelar bisa termasuk kelompok ini. Demikian juga pemilik toko yang menjual barang secara konsinyasi, dimana barang yang ada di tokonya bukan miliknya, maka posisinya adalah sebagai akil dari pemilik barang. Adapun transaksi dengan penjual yang bukan ali atau akil, maka transaksi itu batil, karena pada hakikatnya dia bukan pemilik barang yang berhak untuk menjual barang itu. Dalilnya adalah sebagai berikut ) 5idak sah sebuah talak itu ke4uali dilakukan leh yang memiliki hak untuk mentalak. 5idak sah sebuah +embebasan budak itu ke4uali dilakukan leh yang memiliki hak untuk membebaskan. 5idak sah sebuah +enjualan itu ke4uali dilakukan leh yang memiliki hak untuk menjual. 5idak sah sebuah +enunaian nadzar itu ke4uali dilakukan leh yang memiliki hak berkewajiban atasnya. (0). 5irmizi - 0adits hasan&
alau pun banyak yang mengkritik baha periayaytan hadits ini lemah, namun 4mam An-Naai mengatakan baha hadits ini diriayatkan leat banyak jalur sehingga derajatnya naik dari hasan menjadi hadits shahih. Dalam pendapat #adimnya, Al-4mam Asy-sya$iZi membolehkan jual-beli yang dilakukan oleh bukan pemiliknya, tetapi hukumnya mau#u$. "arena akan dikembalikan kepada persetujuan pemilik aslinya. Misalnya, sebuah akad jual-beli dilakukan oleh bukan pemilik asli, seperti ali atau akil, kemudian pemilik asli barang itu ternyata tidak setuju, maka jual-beli itu menjadi batal dengan sendirinya. 2api bila setuju, maka jual-beli itu sudah dianggap sah.
Dalilnya adalah hadits berikut ini ) 'rwah ra berkata,6)asulullah A7 memberi aku uang 8 Dinar untuk membeli untuk beliau seekr kambing. 9amun aku belikan untuknya # ekr kambing. :alu salah satunya aku jual dengan harga 8 Dinar. :alu aku menghada+ )asulullah A7 dengan seekr kambing dan uang 8 Dinar sambil aku 4eritakan kisahku. !eliau +un bersabda,6emga Allah memberkatimu dalam +erjanjianmu6. Q+. 2irmii dengan sanad yang shahih.
d. (isa Diserahkan Menjual unta yang hilang termasuk akad yang tidak sah, karena tidak jelas apakah unta masih bisa ditemukan atau tidak. Demikian juga tidak sah menjual burung-burung yang terbang di alam bebas yang tidak bisa diserahkan, baik secara pisik maupun secara hukum. Demikian juga ikan-ikan yang berenang bebas di laut, tidak sah diperjual-belikan, kecuali setelah ditangkap atau bisa dipastikan penyerahannya. &ara ahli $i#ih di masa lalu mengatakan baha tidak sah menjual setengah bagian dari pedang, karena tidak bisa diserahkan kecuali dengan jalan merusak pedang itu. e.
Qarus Diketahui "eadaannya
(arang yang tidak diketahui keadaanya, tidak sah untuk diperjual-belikan, kecuali setelah kedua belah pihak mengetahuinya. (aik dari segi kuantitasnya maupun dari segi kualitasnya. Dari segi kualitasnya, barang itu harus dilihat -meski hanya sample- oleh penjual dan pembeli sebelum akad jual-beli dilakukan. Agar tidak membeli kucing dalam karung. Dari segi kuantitas, barang itu harus bisa dtetapkan ukurannya. (aik beratnya, atau panjangnya, atau %olumenya atau pun ukuran-ukuran lainnya yang dikenal di masanya. Dalam jual-beli rumah, disyaratkan agar pembeli melihat dulu kondisi rumah itu baik dari dalam maupun dari luar. Demikian pula dengan kendaraan bermotor, disyaratkan untuk dilakukan peninjauan, baik berupa pengujian atau jaminan kesamaan dengan spesi$ikasi yang diberikan. Di masa modern dan dunia industri, umumnya barang yang dijual sudah dikemas dan disegel sejak dari pabrik. 2ujuannya antara lain agar terjamin barang itu tidak rusak dan dijamin keasliannya. 3ara ini tidak menghalangi terpenuhinya syarat-syarat jual-beli. Sehingga untuk mengetahui keadaan suatu produk yang seperti ini bisa dipenuhi dengan beberapa tehnik, misalnya)
•
Dengan membuat da$tar spesi$ikasi barang secara lengkap. Misalnya tertera di brosur atau kemasan tentang data-data produk secara rinci. Seperti ukuran, berat, $asilitas, daya, konsumsi listrik dan lainnya.
•
Dengan membuka bungkus contoh barang yang bisa dilakukan demo atasnya, seperti umumnya sample barang.
•
¢aransi yang memastikan pembeli terpuaskan bila mengalami masalah.
2. R/a
a. &engertian +iba Secara bahasa riba berarti tambahan iyadah. Dan secara istilah berarti tambahan pada harta yang disyaratkan dalam transaksi dari dua pelaku akad dalam tukar menukar antara harta dengan harta. Sebagian ulama ada yang menyandarkan de$inisi' riba' pada hadits yang diriayatkan alQarits bin samah Dari Ali bin Abi 2halib, yaitu baha +asulullah SA bersabda)I Setiap hutang yang menimbulkan man$aat adalah ribaI. &endapat ini tidak tepat, karena, hadits itu sendiri sanadnya lemah, sehingga tidak bisa dijadikan dalil. !umhur ulama tidak menjadikan hadits ini sebagai de$inisi riba', karena tidak menyeluruh dan lengkap, disamping itu ada man$aat yang bukan riba' yaitu jika pemberian tambahan atas hutang tersebut tidak disyaratkan. b. Sejarah +iba +iba memiliki sejarah yang sangat panjang dan prakteknya sudah dimulai semenjak bangsa Yahudi sampai masa !ahiliyah sebelum 4slam dan aal-aal masa ke-4slaman. &adahal semua agama Samai mengharamkan riba karena tidak ada kemaslahatan sedikitpun dalam kehidupan bermasyarakat. Allah S2 ber$irman)
vG … | v > P @} ? > v ¥‡@ – O¦v: ; { ? … ‡> § ;f @ { [ vf … | : ¤ {P … v† £ v v ;x ? … | v> vƒ f 7 } P ;x| ‚ † w f @[ :; … v¦vŽ f ; €©vƒ @‚ † „ Pf vq ; v –v@ : @[ v ¨ v @} :; @B €: v @[ €;¦ P … | } ?v { O vGv@` > : v
Artinya) 1aka disebabkan kezaliman rang-rang ;ahudi,
-8=8&
• ^ :; 7 ª „ O ˜¦v: ; x8 O @B ƒ «v ‰ @ª { ?v ‰ x? x8 O « @[ :; ‰ x> ƒ ¬ O { O¦v: ; © ?v : ; @B ‚ v ;x: @w … | ‚ ¬ [ v Œ : v @[ :; B : ; f : ; q; f @[ :; Artinya) ?rang-rang yang makan (mengambil& riba tidak da+at berdiri melainkan se+erti berdirinya rang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan& +enyakit gila.
q ; ;x8 ; ;x} ? ¯ { … : ‰‘ vG { }v?v® ? ˆ …„ }ƒ ‰v @[ :; { ?v ] O¦v: ; @| O ˆ @O 8v[ @? ;fz f « … ` : v;x ? ¨ vq ; { ? ± f° z … ` > G … „ ‰vf 7v: vx z f [ v ;x‚ ¬ G ;x> 9 ‡ š «f ‰ ‰ xB > § xB > v§ Artinya) 0ai rang-rang yang beriman, bertakwalah ke+ada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum di+ungut& jika kamu rang-rang yang beriman. 1aka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba&, maka ketahuilah, bahwa Allah dan )asul-9ya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari +engambilan riba&, maka bagimu +kk hartamu kamu tidak menganiaya dan tidak (+ula& dianiaya. (Q al-!aqarah #$=, #$@, #$&
x ; ] ƒv¯ ² v; @w 7 } P 7 > ƒvx? f @[ :; : ) z { { P ~vz ‡[ v@ @w f 7vO † v@_ f 7 v@ƒ f … “> v— ? ;f z - \“;x … ) Artinya) Dari bnu 1as'ud ra bahwa )asulullah A7 melaknat +emakan riba’, yang memberi makan, kedua rang saksinya dan +en4atatnya.(0) 1uslim&
; ] < “Ÿ Š Ÿ @[ :; ) @w ² ] v ; †v P { P ? { v} :; { P 7 } P ~vz ‡x — v [ © ?v @ — 7 ? x :; `v} O ‰ O @[ €@[ ‰ f Artinya) Dari Abdullah bin 1asud )A dari 9abi A7 bersabda,6)iba itu terdiri dari $B +intu. 2intu yang +aling ringan se+erti serang laki-laki menikahi ibunya sendiri. (0). bnu 1ajah dan Al-hakim&
7>P ; >› ; xz @w ) @w <`³ŠB:; —´ <>§} {[ ; †P {P ;fz - <‚µ {ŸŠŸf ¤ {? †_ …>O xf :; 7>ƒ¬O @[z …z …>f †B Artinya) Dari Abdullah bin 0anzhalah
ghasilul malaikah berkata bahwa )asulullah A7
bersabda,6atu dirham uang riba yang dimakan leh seserang dalam keadaan sadar, jauh lebih dahsyah dari +ada B= wanita +ezina. (0). Ahmad&
c. &embagian +iba Al-Qana$i mengatakan baha riba itu terbagi menjadi dua, yaitu riba Al-1adhl dan riba An-NasaZ. Sedangkan 4mam As-Sya$iZi membaginya menjadi tiga, yaitu riba Al-1adhl, riba An-NasaZ dan riba Al-Yadd. Dan Al-Mutaally menambahkan jenis keempat, yaitu riba AlJardh. Semua jenis riba ini diharamkan secara ijmaZ berdasarkan nash Al JurZan dan hadits Nabi A 0a#ir Ala 4#liraa$ al "abaair %ol. R him. RWL. Secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi dua besar, yaitu riba hutang-piutang dan riba jual-beli. "elompok pertama terbagi lagi menjadi riba #ardh dan riba jahiliyah. Sedangkan kelompok kedua, riba jual-beli, terbagi menjadi riba $adhl dan riba nasi'ah.
+iba Jardh Suatu man$aat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang mu#taridh.
+iba !ahiliyyah Qutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada aktu yang ditetapkan.
+iba 1adhl +iba $adhl adalah riba yang terjadi dalam masalah barter atau tukar menukar benda. Namun bukan dua jenis benda yang berbeda, melainkan satu jenis barang namun dengan kadar atau takaran yang berbeda. Dan jenis barang yang dipertukarkan itu termasuk hanya tertentu saja, tidak semua jenis barang. (arang jenis tertentu itu kemudian sering disebut dengan barang ribai. Qarta yang dapat mengandung riba sebagaimana disebutkan dalam hadits nabai, hanya terbatas pada emas, perak, gandung, terigu, kurma dan garam saja. Dari badah bin Shamait berkata baha +asulullah SA bersabda)I Tmas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, terigu dengan terigu, korma dengan korma, garam dengan garam harus sama beratnya dan tunai. !ika jenisnya berbeda maka juallah sekehendakmu tetapi harus tunai Q+ Muslim. Di luar keenam jenis barang itu tentu boleh terjadi penukaran barang sejenis dengan kadar dan kualitas yang berbeda. Apalagi bila barang itu berlainan jenisnya. 2entu lebih boleh lagi. ¶ Tmas ) (arter emas dengan emas hukumnya haram, bila kadar dan ukurannya berbeda. Misalnya, emas 5W gram R karat tidak boleh ditukar langsung dengan emas RW gram RV karat. "ecuali setelah dikon%ersikan terlebih dahulu masing-masing benda itu. ¶ &erak ) (arter perak dengan perak hukumnya haram, bila kadar dan ukurannya berbeda. Misalnya, perak 5WW gram dengan kadar yang tinggi tidak boleh ditukar langsung dengan perakRWW yang kadarnya lebih rendah. "ecuali setelah dikon%ersikan terlebih dahulu masingmasing benda itu ¶ ¢andum ) (arter gandum dengan gandum hukumnya haram, bila kadar dan ukurannya berbeda. Misalnya, 5WW "g gandum kualitas nomor satu tidak boleh ditukar langsung dengan 5LW kg gandum kuliatas nomor dua. "ecuali setelah dikon%ersikan terlebih dahulu masingmasing benda itu ¶ 2erigu ) Demikian juga barter terigu dengan teriguhukumnya haram, bila kadar dan ukurannya berbeda. Misalnya, 5WW "g terigu kualitas nomor satu tidak boleh ditukar langsung dengan 5LW kg terigu kuliatas nomor dua. "ecuali setelah dikon%ersikan terlebih dahulu masing-masing benda itu. ¶ "urma ) (arter kurma dengan kurma hukumnya haram, bila kadar dan ukurannya berbeda. Misalnya, 5 "g kurma aja kurma nabi tidak boleh ditukar langsung dengan 5W kg kurma Mesir. "ecuali setelah dikon%ersikan terlebih dahulu masing-masing benda itu.
+iba Nasi'ah
+iba Nasi'ah disebut juga riba !ahiliyah. NasiZah bersal dari kata nasaZ yang artinya penangguhan. Sebab riba ini terjadi karena adanya penangguhan pembayaran. 4nilah riba yang umumnya kita kenal di masa sekarang ini. Dimana seseorang memberi hutang berupa uang kepada pihak lain, dengan ketentuan baha hutang uang itu harus diganti bukan hanya pokoknya, tetapi juga dengan tambahan prosentase bunganya. +iba dalam nasiZah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian. 3ontoh ) Ahmad ingin membangun rumah. ntuk itu dia pinjam uang kepada bank sebesar 5 juta dengan bunga 5V X pertahun. Sistem peminjaman seperti ini, yaitu harus dengan syarat harus dikembalikan plus bunganya, maka transaksi ini adalah transaksi ribai yang diharamkan dalam syariat 4slam. d. Qukum riba +iba adalah bagian dari · dosa besar yang telah ditetapkan oleh +asulullah SA. Sebagaimana hadits berikut ini )
— ; ) @w …>f 7>P ; >› ] :; ;x }v„ v} :; { P ¸ O ][ v { P „ w f š ^ :; ) @w v; x @? f ) ;x: @w ¥v@8 [ vxB : ; — :;f v@ [ v ” z @O { ƒ f @[ :; ƒ f ’ š x O ]: x „ :;f … v„v : ; : @[ v « ; ]„v: ; v @? v 9 } :; ¦ w f ºv “ 9 „ ? . ¥v@} ?v® B : ; ¥vŠGv@ž : ; ¥v@} £ 7v > P ’ B : ; ¹ œ :; š Artinya) Dari Abi 0urairah ra berkata bahwa )asulullah A7 bersabda,6auhilah leh kalian tujuh hal yang men4elakakan6. 2ara shahabat bertanya,6A+a saja ya )asulallah36. 6yirik ke+ada Allah, sihir, membunuh nyawa yang diharamkan Allah ke4uali dengan hak, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari +e+erangan dan menuduh zina. (0). 1uttafaq alaihi&.
2idak ada dosa yang lebih sadis diperingatkan Allah S2 di dalam Al-Juran, kecuali dosa memakan harta riba. (ahkan sampai Allah S2 mengumumkan perang kepada pelakunya. Qal ini menunjukkan baha dosa riba itu sangat besar dan berat.
… : ‰ ‘ vG { }v?v® ? … „ } ƒ ‰ @[ :; { ?v ] O¦v: ; @| O @O 8v[ @? ;fz f ; ;x8 ; ;x} ? ¯ { « … ` : v;x ? ¨ v ; { ?v ± f\z … ` > G … „ ‰ vf 7v: vx z f [ v ;x‚ ¬ G ;x> 9 ‡ š «f ‰ ‰ xB > § xB > v§ Artinya) 0ai rang-rang yang beriman, bertakwalah ke+ada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu rang-rang yang beriman.1aka jika kamu tidak mengerjakan , maka ketahuilah, bahwa Allah dan )asul-9ya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat , maka bagimu +kk hartamu kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya. (Q. Al-!aqarah " #$@-#$&
As-Sarakhsy berkata baha seorang yang makan riba akan mendapatkan lima dosa atau hukuman sekaligus. Yaitu At-2akhabbut, Al-Mah#u, Al-Qarbu, Al-"u$ru dan Al"huludu $in-Naar. •
At-2akhabbut ) "esurupan seperti kesurupannya syetan.
•
Al-Mah#u ) Dimusnahkan oleh Allah keberkahan hartanya
•
Al-Qarbu ) Diperangi oleh Allah S2
Al-"u$ru ) dianggap ku$ur dari perintah Allah S2. Dan dianggap keluar dari agama 4slam apabila menghalalkannya. 2api bila hanya memakannya tanpa mengatakan baha riba itu halal, dia berdosa besar. Al-"huludu $in-Naar ) yaitu kekal di dalam neraka, sekali masuk tidak akan pernah keluar lagi dari dalamnya. Nauu bilah "elebihan pegadaian dibanding bank, secara umum, adalah dalam hal kemudahan dan kecepatan prosedur. &egadai nasabah tinggal membaa barang yang cukup berharga, kemudian ditaksir nilainya, dan duit pun cair. &raktis, sehingga sangat menguntungkan buat mereka yang butuh dana cepat. Sedangkan perbedaan gadai syariah dengan kon%ensional adalah dalam hal pengenaan bunga. &egadaian syariah menerapkan beberapa sistem pembiayaan, antara lain #ardhul hasan pinjaman kebajikan, dan mudharabah bagi hasil (ukan tanpa alasan mereka tertarik untuk menggarap gadai ini. Di samping alasan rasional, baha gadai ini memilki potensi pasar yang besar, sistem pembiayaan ini memang memiliki landasan syariah. Apalagi terbukti, di negaranegara dengan mayoritas penduduk muslim, seperti di 2imur 2engah dan Malaysia, pegadaian syariah telah berkembang pesat.
3. Rahn (0a&a)
a. &engertian Secara bahasa, rahn atau gadai berasal dari kata ats-tsubutu yang berarti tetap dan addawamu yang
berarti terus menerus. Sehingga air yang diam tidak mengalir dikatakan
sebagai maun
rahin .
&engertian secara bahasa tentang rahn ini juga terdapat dalam $irman
Allah S2 )
<}z ¤—ƒ @B[ 9‚ ƒ 5ia+-tia+ diri bertanggung jawab atas a+a yang telah di+erbuatnya .JS. Al-Muddatstsr )
V»
Adapun pengertian gadai atau ar-+ahn dalam ilmu $i#ih adalah ) Menyimpan sementara harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan oleh berpiutang yang meminjamkan. (erarti, barang yang dititipkan pada si piutang dapat diambil kembali dalam jangka aktu tertentu. b. Dasar MasyruZiyah Dalam Al-Juran Al-"ariem disebutkan)
[ { “@ vG @ €v@ƒ ;f† ½ …` ¼ x 8 ? ‰ ?v ‰ ‘ vG < “~ > P … „ }ƒ ‰vf v … : f ‡9 :; ;xB „ ` «f 7 [ z q ; ’ € [ {? f ¸ @| ^ Bv ° ; ˜¦v: ; ® > G @¼ v „ : f 7 „ ‚ @? { q ;f 7 > w … “Ÿv¯ 7 ‚ ‘ vG @| B „ ` O … “> vP ‰ x> B @B [ v Artinya) ika kamu dalam +erjalanan (dan bermuamalah tidak se4ara tunai& sedang kamu tidak mem+erleh serang +enulis, hendaklah ada barang tanggungan yang di+egang (leh yang ber+iutang&../.(Q Al-!aqarah ayat #@B&
Ayat ini secara eksplisit menyebutkan barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang. Dalam dunia $inansial, barang tanggungan biasa dikenal sebagai objek gadai atau jaminan kolateral dalam dunia perbankan. Selain itu, istilah ar-+ahnu juga disebut dalam salah satu hadis nabai. Dari Aisyah ra berkata baha +asulullah SA membeli makanan dari seorang yahudi dengan cara menggadaikan baju besinya.Q+. (ukhari dan Muslim
Apabila ada ternak digadaikan, punggungnya boleh dinaiki oleh orang yang menerima gadai karena ia telah mengeluarkan biaya menjaganya¾ "epada orang yang naik ia harus mengeluarkan biaya peraatannyaI, Q+ !amaah kecuali Muslim dan Nasa'i, (ukhari no. RVR6, kitab ar-+ahn. c. Qukum +ahn / ¢adai &ara $u#aha sepakat membolehkan praktek rahn / gadai ini, asalkan tidak terdapat praktek yang dilarang, seperti riba atau penipuan. Di masa +asulullah praktek rahn pernah dilakukan. Dahulu ada orang menggadaikan kambingnya. +asul ditanya bolehkah kambingnya diperah. Nabi mengiinkan, sekadar untuk menutup biaya pemeliharaan. Artinya, +asullulah mengiinkan kita boleh mengambil keuntungan dari barang yang digadaikan untuk menutup biaya pemeliharaan. Nah, biaya pemeliharaan inilah yang kemudian dijadikan ladang ijtihad para pengkaji keuangan syariah, sehingga gadai atau rahn ini menjadi produk keuangan syariah yang cukup menjanjikan. Secara teknis gadai syariah dapat dilakukan oleh suatu lembaga tersendiri seperi &erum &egadaian, perusahaan sasta maupun pemerintah, atau merupakan bagian dari produk produk $inansial yang ditaarkan bank. &raktik gadai syariah ini sangat strategis mengingat citra pegadaian memang telah berubah sejak enam-tujuh tahun terakhir ini. &egadaian, kini bukan lagi dipandang tempatnya masyarakat kalangan baah mencari dana di kala anaknya sakit atau butuh biaya sekolah. &egadaian kini juga tempat para pengusaha mencari dana segar untuk kelancaran bisnisnya. Misalnya seorang produse $ilm butuh biaya untuk memproduksi $ilmnya, maka bisa saja ia menggadaikan mobil untuk memperoleh dana segar beberapa puluh juta rupiah. Setelah hasil panenenya terjual dan bayaran telah ditangan, selekas itu pula ia menebus mobil yang digadaikannya. (isnis tetap jalan, likuiditas lancar, dan yang penting produksi bisa tetap berjalan. d. nsur dan +ukun +ahn Dalam praktek rahn, ada terdapat beberapa unsur ) 5.
ArRahn
Yaitu orang yang menggadaikan barang atau meminjam uang dengan jaminan
barang R.
AlMurtahn
Yaitu orang yang menerima barang yang digadaikan atau yang meminjamkan
uangnya. V.
AlMarhun ArRahn Yaitu barang yang digadaikan atau dipinjamkan
.
AlMarhun /h yaitu uang dipinjamkan lantaran
L.
AlA#&u yaitu akad atau kesepaktan untuk
ada barang yang digadaikan.
melakukan transaksi rahn
Sedangkan yang termasuk rukun rahn adalah hal-hal berikut ) 5. Adanya Ca$a yaitu pernyataan adanya perjanjian gadai. Ca$a dapat saja dilakukan secara tertulis maupun lisan, yang penting di dalamnya terkandung maksud adanya perjanjian gadai diantara para pihak. R. Adanya pemberi dan penerima gadai. &emberi dan penerima gadai haruslah orang yang berakal dan balig sehingga dapat dianggap cakap untuk melakukan suatu perbuatan hukum sesuai dengan ketentuan syari'at 4slam. V. Adanya barang yang digadaikan. (arang yang digadaikan harus ada pada saat dilakukan perjanjian gadai dan barang itu adalah milik si pemberi gadai, barang gadaian itu kemudian berada dibaah pengasaan penerima gadai. . Adanya utang/ hutang. Qutang yang terjadi haruslah bersi$at tetap, tidak berubah dengan tambahan bunga atau mengandung unsur riba. Mengenai barang marhum apa saja yang boleh digadaikan, dijelaskan dalam "i$ayatul Akhyar L baha semua barang yang boleh dijual belikan menurut syariah, boleh digadaikan sebagai tanggungan hutang. Dalam keadaan normal hak dari rahin setelah melaksanakan keajibannya adalah menerima uang pinjaman dalam jumlah yang sesuai dengan yang disepakati dalam batas nilai jaminannya, sedang keajiban rahin adalah menyerahkan barang jaminan yang nilainya cukup untuk jumlah hutang yang dikehendaki. Sebaliknya hak dari murtahin adalah menerima barang jaminan dengan nilai yang aman untuk uang yang akan dipinjamkannya., sedang keajibannya adalah menyerahkan uang pinjaman sesuai dengan yang disepakati bersama. Setelah jatuh tempo, rahin berhak menerima barang yang menjadi tanggungan hutangnya dan berkeajiban membayar kembali hutangnya dengan sejumlah uang yang diterima pada aal perjanjian hutang. Sebaliknya murtahin berhak menerima pembayaran hutang sejumlah
uang yang diberikan pada aal perjanjian hutang, sedang keajibannya adalah menyerahkan barang yang menjadi tanggungan hutang rahin secara utuh tanpa cacat. Diatas hak dan keajiban tersebut diatas, keajiban murtahin adalah memelihara barang jaminan yang dipercayakan kepadanya sebagai barang amanah, sedang haknya dalah menerima biaya pemeliharaan dari rahin. Sebaliknya rahin berkeajiban membayar biaya pemeliharaan yang dikeluarkan murtahin, sedang haknya adalah menerima barang yang menjadi tanggungan hutang dalam keadaan utuh. Dasar hukum siapa yang menanggung biaya pemeliharaan dapat dirujuk dari pendapat yang didasarkan kepada Qadist Nabi riayat Al Sya$i'4, Al Ataram, dan Al Darul#uthni dari Musiyah bin Abdullah (in !a'$ar ) 4a pemilik barang gadai berhak menikmati hasilnya dan ajib memikul bebannya beban pemeliharaannya. Ditempat lain terdapat penjelasan baha apabila barang jaminan itu diiinkan untuk diambil man$aatnya selama digadaikan, maka pihak yang meman$aatkan itu berkeajiban membiayainya. Qal ini sesuai dengan Qadits +asullullah SA ) Dari Abu Qurairah , barkata, sabda +asullulah SA ) &unggung binatang apabila digadaikan, boleh dinaiki asal dibiayai. Dan susu yang deras apabila digadaikan, boleh juga diminum asal dibiayai. Dan orang yang menaiki dan meminum itulah yang ajib membiayai. Q+. Al-(ukhari. Dalam keadaan tidak normal dimana barang yang dijadikan jaminan hilang, rusak, sakit atau mati yang berada diluar kekuasaan murtahin tidak menghapuskan keajiban rahin melunasi hutangnya. Namun dalam praktek pihak murtahim telah mengambil langkah langkah pencegahan dengan menutup asuransi kerugian sehingga dapat dilakukan penyelesaian yang adil. Mengenai pemilikan barang gadaian, berdasarkan berita dari Abu Qurairah perjanjian gadai tidak merubah pemilikan alaupun orang yang berhutang dan menyerahkan barang jaminan itu tidak mampu melunasi hutangnya. (erita dari Abu Qurairah, sabda +asullulah SA., ) (arang jaminan tidak bisa tertutup dari pemiliknya yang telah menggadaikannya. Dia tetap menjadi pemiliknya dan dia tetap berhutang. &ada aktu jatuh tempo apabila rahin tidak mampu membayar hutangnya dan tidak mengiinkan murtahin menjual barang gadaiannya, maka hakim/pengadilan dapat memaksa pemilik barang membayar hutang atau menjual barangnya. Qasil penjualan apabila cukup dapat dipakai untuk menutup hutangnya, apabila lebih dikembalikan kepada pemilik barang tetapi apabila kurang pemilik barang tetap harus menutup kekurangannya
Dalam hal orang yang menggadaikan meninggal dan masih menanggung hutang, maka penerima gadai boleh menjual barang gadai tersebut dengan harga umum. Qasil penjualan apabila cukup dapat dipakai untuk menutup hutangnya, apabila lebih dikembalikan kepada ahli aris tetapi apabila kurang ahli aris tetap harus menutup kekurangannya atau barang gadai dikembalikan kepada ahli aris setelah melunasi hutang almarhum pemilik barang Dari ketentuan-ketentuan yang tersedia dapat disimpulkan baha barang gadai sesuai syariah adalah merupakan pelengkap belaka dari konsep hutang piutang antara indi%idu atau perorangan. "onsep hutang piutang sesuai dengan syariat menurut Muhammad Akram "han adalah merupakan salah satu konsep ekonomi 4slam dimana bentuknya yang lebih tepat adalah al-#ardhul hassan. Qutang piutang dalam bentuk al- #ardhul hassan dengan dukungan gadai rahn, dapat dipergunakan untuk keperluan sosial maupun komersial. &eminjam mempunyai dua pilihan, yaitu ) dapat memilih #ardhul hassan atau menerima pemberi pinjaman atau penyandang dana rabb al-mal sebagai mitra usaha dalam perjanjian mudharabah Didalam bentuk al-#ardhul hassan ini hutang yang terjadi ajib dilunasi pada aktu jatuh tempo tanpa ada tambahan apapun yang disyaratkan kembali pokok. &eminjam menanggung biaya yang secara nyata terjadi seperti biata penyimpanan dll., dan dibayarkan dalam bentuk uang bukan prosentase. &eminjam pada aktu jatuh tempo tanpa ikatan syarat apapun boleh menambahkan secara sukarela pengembalian hutangnya. Apabila peminjam memilih #ardhul hassan, rabb al-mal tentu saja akan mempertimbangkannya apabila peminjam adalah pengusaha pemula dan apabila peminjam memilih perjanjian mudharabah maka terlebih dahulu harus disepakati porsi bagihasil masing-masing pihak dimana posisi peminjam dana adalah sebagai mudharib. Secara bahasa, ijarah berarti upah, sea, jasa atau imbalan. 4jarah adalah transaksi yang memperjual-belikan man$aat suatu harta benda, sedangkan kepemilikian pokok benda itu tetap pada pemiliknya. 2ransaksi ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah yang banyak dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
*. Ijarah
a. De$inisi Ada beberapa de$inisi ijarah menurut para ulama mahab, yaitu ) •
Al-Qana$iyah, ijarah adalah ) akad atau transaksi man$aat dengan imbalan.
•
Ay-sya$iZiyah, ijarah adalah ) transaksi terhadap man$aat yang dikehendaki secara jelas harta yang bersi$at mubah dan dapat dipertukarkan dengan imbalan tertentu.
•
Al-Malikiyah dan Al-Qanabilah, ijarah adalah ) pemilikan man$aat suatu harta benda yang bersi$at mubah selama periode aktu tertentu dengan suatu imbalan.
b. MasyruZiyah &ara $u#aha telah bersepakat tentang kebolehan hukum ijarah ini dengan beberapa dalil dari Al-Juran Al-"ariem dan juga dari sunnah nabaiyah. Namun sebagian kecil ulama ada juga yang mengharamkannya dengan beberapa alasan. Di antara mereka misalnya Qasan Al-(asri, Abu (akar Al-Asham, 4smail bin Aliyah, 4bnu "isan dan lainnya. Namun hajat semua orang yang sangat membutuhkan man$aat suatu benda, membuat akad ijarah ini menjadi boleh. Sebab tidak semua orang bisa memiliki suatu benda, namun sudah pasti tiap orang butuh man$aat benda itu Maka ijarah dibolehkan, selain memang Allah S2 telah memastikan kebolehan transaksi ijarah, sebagaimana sejumlah keterangan dari Al-Juran dan As-Sunnah berikut ini )
G … ƒ «f ;x ~v „ — …„ ¯ ¿? …„ B > Š ‰ … ˆz ‰ vf ; v … ` > P À@} q ; ‰ q ; ;x8 ;f ¹vf B : @[ v ;xB > P;f x> B @B [ v “ £v[ ‰ Artinya) Dan jika kamu ingin anakmu disusukan leh rang lain, 1aka tidak ada dsa bagimu a+abila kamu memberikan +embayaran menurut yang +atut. !ertakwalah kamu ke+ada Allah dan
[ z < B v? …| } [ @} B — š @} G z f @ ‚ † ˆ:; ¸v@ š xB —v8 O … ‚ Œ z ‰ : ; ]Gv … | „ ^ w { [ z ¤ B x G … | ¼ € [ …| ¼ [ ¦ •v„ : v¥‡@ Œ [ z f @O Á v• @¼ z  ‡ [ à ‰ x B ½ O @B ? “ Ž Artinya) A+akah mereka yang membagi-bagi rahmat 5uhanmu3 kami 5elah menentukan antara mereka +enghidu+an mereka dalam kehidu+an dunia, dan kami 5elah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain bebera+a derajat, agar sebagian mereka da+at mem+ergunakan sebagian yang lain. dan rahmat 5uhanmu lebih baik dari a+a yang mereka kum+ulkan. (Q. Az-Cukhruf " B#&
…>f 7>P ; >› ; xz …½„ ) @w 7}P ; ]~z ¨@P {[ {P ˜z@•:; ;fz - 7B½ ˜¦:; ªPf Artinya) Dari bn Abbas ra berkata bahwa )asulullah A7 melakukan hijamah (berbekam& dan memberikan rang yang melakukannya u+ah atas kerjanya. (0). !ukhari&
) …>f 7>P ; >› ; xz @w ) @w 7}P ; ]~z BP {[; {P <@? {[; ;fz - 7wP º½O ‰ w ¡; ;xªP; Artinya) Dari mar ra bahwa )asulullah A7 bersabda,6!erikan +ekerja itu u+ahnya sebelum kering keringatnya6. (0). bnu 1ajah&
4.
+ukun 4jarah !umhur ulama menetapkan baha sebuah akad ijarah itu setidaknya harus mengandung unsur yang menjadi rukun. Dimana bila salah satu rukun itu kurang atau tidak terpenuhi, maka akad itu menjadi cacat atau tidak sah. Al-ZA#idani dua belah pihak Yang dimaksud adalah pihak yang menyeakan atau mustaZjir ¬„==—? dan pihak yang menyea atau muajjir x?.
"eduanya adalah inti dari akad ini yang bila salah satunya tidak ada, misalnya tidak ada yang menyea atau tidak ada yang menyeakan, tentu tidak bisa dikatakan akad sea menyea. d. Ubjek 4jarah Dari beberapa de$inisi di atas telah disebutkan baha ijarah itu merupakan sebuah transaksi atas suatu man$aat. Dalam hal ini, man$aat menjadi objek transaksi. Dari segi ini, ijarah dapat dibedakan menjadi dua macam. &ertama, ijarah yang mentransaksikan man$aat harta benda yang laim disebut dengan perseaan. Misalnya, sea-menyea rumah, kendaraan, toko dan lainnya. "edua, ijarah yang mentransaksikan man$aat SDM yang laim disebut dengan perburuhan. 5. Man$aat Qarta (enda 2idak semua harta benda boleh diijarahkan, kecuali bila bila memenuhi syarat-syarat berikut ini ) 5.
Man$aat objek akad harus diketahui secara jelas. Qal ini dilakukan misalnya dengan memeriksanya secara langsung atau pemilik memberikan in$ormasi secara transparan tentang kualitas man$aat barang.
R.
Ubjek ijarah dapat diserah-terimakan dan diman$aatkan secara langsung dan tidak mengandung cacat yang menghalangi $ungsinya. 2idak dibenarkan transaksi ijarah atas harta benda yang masih dalam penguasaan pihak ketiga.
V.
Ubjek ijarah dan peman$ataannya harus tidak bertentang dengan syariah. Misal yang bertentangan adalah menyeakan %cd porno, menyeakan rumah bordil, atau menyeakan toko untuk menjual khamar.
. Yang diseakan adalah man$aat langsung dari sebuah benda. Misalnya, sea menyea rumah untuk ditempati, mobil untuk dikendarai, tanah saah untuk ditanami atau buku untuk dibaca. 2etapi sebaliknya, menyea suatu benda untuk diambil hasil turunan dari benda itu tidak dibenarkan secara syariah. Misalnya, menyea pohon untuk diambil buahnya, atau menyea kambing untuk diambil anaknya, atau menyea ayam untuk diambil telurnya atau menyea sapi untuk diambil susunya. Sebab telur, anak kambing, susu sapi dan lainnya adalah man$aat turunan berikutnya, dimana benda itu melahirkan benda baru lainnya. L. Qarta benda yang mejadi objek ijarah haruslah harta benda yang bersi$at istiZmali, yakni harta benda yang dapat diman$aatkan berulang kali tanpa mengakibatkan kerusakan dan pengurangan si$atnya. Seperti tanah, kebun, mobil dan lainnya. Sedangkan benda yang
bersi$at istihlaki atau benda yang rusak atau berkurang si$atnya karena pemakaian seperti makanan, minuman atau buku tulis, tidak boleh diseakan. Dalam hal ini ada sebuah kaidah )
ŠG «f 7z@ µx½ 7}P \@8[ ? 7[ 9„}O @? ƒ egala sesuatu yang bisa dimanfaatkan sedangkan zatnya tidak mengalami +erubahan, bleh disewwakan. ika tidak demikian, maka tidak bleh disewakan.
"elima persyaratan di atas harus dipenuhi dalam setiap ijarah yang mentransaksikan man$aat harta benda. R. &ekerja Adapun ijarah yang mentransaksikan suatu pekerjaan atas seorang pekerja atau buruh, harus memenuhi beberapa persyaratan berikut ini ) 5. &erbuatan tersebut harus jelas batas aktu pekerjaannya, misalnya bekerja menjaga rumah satu malam atau satu bulan. Dan harus jelas jenis pekerjaannya, misalnya pekerjaan menjahit baju, memasak, mencuci dan lain sebagainya. Dalam hal yang disebutkan terakhir ini tidak disyaratkan adanya batas aktu pengerjaannya. R. &ekerjaan yang menjadi objek ijarah tidak berupa pekerjaan yang telah menjadi keajiban pihak pekerja sebelum berlangsungnya akad ijarah. Seperti keajiban membayar hutang, mengembalikan pinjaman, menyusui anak dan lain-lain. Dari segi uang atau ongkos sea, ijarah harus memenuhi syarat berikut ) 5.
pah harus berupa
mal mutaqawim,
yaitu harta yang halal untuk diman$aatkan. Dan
besarnya harus disepakati secara jelas oleh kedua belah pihak. Sedangkan mempekerjakan buruh dengan upah makan merupakan contoh upah yang tidak jelas, karena mengandung unsur jahalah ketidak-pastian. 4jarah seperti menurut jumhur ulama selain Al-Malikiyah, adalah tidak sah. Sedangkan $u#aha Al-Malikiyah menetapkan keabsahan ijarah tersebut sepanjang ukuran upah yang dimaksud dapat diketahui berdasarkan kebiasaan. R. pah itu harus berbeda dengan objek pekerjaannya. Menyea rumah dengan rumah lainnya, atau mengupah suatu pekerjaan dengan pekerjaan serupa, merupakan ijarah yang tidak memenuhi syarat. "arena hukumnya tidak sah, karena dapat mengantarkan kepada riba.