MAKALAH FIQIH TENTANG ZAKAT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur'an, Allah menerangkan zakat beriringan dengan menerangkan shalat. Pada delapan puluh dua tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-utama ibadah maliyah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.
Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat yakni mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus mengetahui definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab- nishab zakat, tata cara pelaksanan zakat dan berbagai macam zakat.
Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah dalam arti seluas-luasnya. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta penerusnya di zaman keemasan Islam. Padahal ummat Islam (Indonesia) sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar. Terdorong dari pemikiran inilah, penulis mencoba untuk menyusun makalah zakat yang ringkas dan praktis agar dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca. Meskipun penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap risalah ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah zakat ini.
1.2 Rumusan Masalah
- Mengetahui definisi/ pengertian zakat
- Mengetahui hukum zakat
- Mengetahu jenis zakat
- Mengetahui harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya
- Mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak menerima zakat
- Mengetahui faedah dan manfaat dari zakat
- Mengetahui praktek zakat di Indonesia
1.3 Tujuan penulisan
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Fiqh oleh dosen Bapak H.A Falikh Al-Haq, S.Ag, juga untuk menambah wawasan kita mengenai zakat serta memberikan kesadaran kepada kita bahwa zakat itu hukumnya wajib dan dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian zakat
Zakat menurut lughot artinya suci dan subur. Sedangkan menurut istilah syara' yaitu mengeluarkan dari sebagian harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib kepada mereka yang telah ditentukan oleh hukum Islam. Secara harfiah zakat berarti "tumbuh", "berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan secaraterminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan. Zakat merupakan rukun ketiga dari rukun Islam.
B. Hukum zakat
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima, wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua Hijriah. QS (2:43) ("Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'"). "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,yaitu orang-orang yang khusyu'dalam sembahyangnya,dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna ,dan orang –orang yang mengeluarkan zakat( QS. Almu'minun 23:1-4)
"Sesungguhnya Allah mewajibkan zakat atas kaum muslimin dari harta-harta mereka, diambil dari orang-orang kaya mereka dan diserahkan kepada orang-orang miskin dari kalangan mereka." (HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Abbasradhiyallahu'anhuma).
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam:
بُني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصوم رمضان وحج البيت لمن استطاع إليه سبيلا
"Islam dibangun di atas lima rukun, dua kalimat syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammad Rasulullah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan haji ke baitullah bagi yang mampu." (Muttafaqun 'alaihi)
C. Jenis zakat
Zakat terbagi atas dua jenis yakni:
1. Zakat Fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
Zakat fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang membentuknya terdiri dari kata "zakat" dan "fitrah". Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan oleh banyak ulama' bahwa dia merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah terhadap harta kaum muslimin menurut ukuran-ukuran tertentu (nishab dan khaul) yang diperuntukkan bagi fakir miskin dan para mustahiq lainnya sebagai tanda syukur atas nikmat Allah swt. Dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, serta untuk membersihkan diri dan hartanya (Qardhawi, 1996:999). Dengan kata lain, zakat merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang berkelebihan rizki untuk menyisihkan sebagian dari padanya untuk diberikan kepada saudara-saudara mereka yang sedang kekurangan.
Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana hadits Rasul "kullu mauludin yuladu ala al fitrah" (setiap anak Adam terlahir dalam keadaan suci) dan bisa juga diartikan juga dengan ciptaan atau asal kejadian manusia.
Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah. Pertama, zakat fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini dikeluarkan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan atau perilaku yang tidak ada manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat karena sebab ciptaan. Artinya bahwa zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap orang yang dilahirkan ke dunia ini. Oleh karenanya zakat ini bisa juga disebut dengan zakat badan atau pribadi (Qurthubi, t.th:279)
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka." (At-Taubah: 103)
Zakat fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada bulan Ramadhan atau pada hari raya fitrah. "Dari Ibnu 'Abbas ra,ia berkata : Rasulullah Saw, mewajibkan zakat fitrah itu selaku pembersih dari perbuatan sia-sia dan omongan –omongan yang kotor dari orang yang berpuasa dan sebagai makannan bagi orang miskin, maka barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat 'Ied itu adalah zakat fitrah yang diterima dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat 'Ied maka itu hanyalah suatu shadaqah dari shadaah –shadaqah biasa ". (HR.Abu Dawud dan Ibnu Majah,dan disahkan oleh Hakim)
Yang wajib dizakati
- Untuk dirinya sendiri; tua, muda, baik laki- laki maupun perempuan
- Orang-orang yang hidup dibawah tanggungannya
"Dari ibnu Umar ra,berkata ia: telah bersabda Rasulullah saw: Bayarlah zakat fithrah orang –orang yang menjadi tanggunganmu." (HR.Daruquthni dan Baihaqi)
Syarat-syarat wajib zakat fithrah :
1. Islam
2. Mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi seluruh keluarga pada waktu terbenam matahari dari penghabisan bulan ramadhan
3. Orang-orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan
Untuk zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras tidak boleh dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk makanan pokok tetapi, jagung nilainya lebih rendah dari pada beras. Dilihat dari aspek dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah dan zakat yang lain ada perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang bersumber pada keberadaan pribadi-pribadi (badan), sementara zakat-zakat selain zakat fitrah adalah kewajiban yang diperuntukkan karena keberadaan harta.
2. Zakat maal (harta)
Zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali yang sudah memenuhi nishab. Mencakup hasil ternak, emas & perak, pertanian (makanan pokok), harta perniagaan, pertambangan, hasil kerja (profesi), harta temuan,. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
D. Benda yang wajib dizakati
1. Binatang ternak
Jenis binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya hanya unta, sapi, kerbau, dan kambing.Dasar wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah:
Diberitahukan oleh Bukhari dan muslim dari Abi Dzar, bahwasanya Nabi Saw, bersabda sebagai berikut:
"Seorang laki-laki yang mempunyai unta,sapi, atau kambing yang tidak mengeluarkan zakatnya maka binatang –bnatang itu nanti pada hari Kiamat akan datang dengan keadaan yang lebih besar dan gemuk dan lebih besar dari pada didunia, lalu hewan –hewan itu menginjak-nginjak pemilik dengan kaki- kakinya. Setiap selesai mengerjakan yang demikian, bintang- binatang itu kembali mengulangi pekerjaan itu sebagaimana semula, dan demikianlah terus menerus sehingga sampai selesai Allah menghukum para manusia. " ( HR: Bukhari )
Syarat bagi pemilik binatang yang wajib zakat tersebut adalah:
a. Islam
b. Merdeka. Seorang hamba tidak wajib berzakat.
c. Milik yang sempurna. Sesuatu yang belum sempurna dimiliki tidak wajib dikeluarkan zakatnya.
d. Cukup satu nisab
e. Sampai 1 tahun lamanya dipunyai
f. Digembalakan di rumput yang mubah. Binatang yang diumpan (diambilkan makananya) tidak wajib dizakati.
Seseorang yang memiliki 5 ekor unta ke atas wajib mengeluarkan zakatnya dengan aturan sebagai berikut.
1. 5-9 ekor unta zakatnya 1 ekor kambing
2. 10-14 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
3. 15-19 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing
4. 20-24 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing
5. 25-35 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 1-2 tahun
6. 36-45 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 2-3 tahun
7. 46-60 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun
8. 61-75 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 4-5 tahun
9. 76-90 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun
10. 91-120 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun
11. 121 ekor unta zakatnya 3 ekor unta berumur 2-3 tahun
Kemudian untuk tiap tiap 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta yang berumur 2-3 tahun dan untuk tiap tiap 50 ekor zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun.
Nishab dan zakat sapi atau kerbau
Nishab zakat sapi atau kerbau ialah mulai dari 30 ekor ke atas dengan rincian sebagai berikut:
1. 30-39 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau yang berumur 1- 2
tahun.
2. 40-59 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau kerbau betina yang berumur 2-3 tahun.
3. Untuk selajutnya tiap-tiap 40 ekor sapi atau kerbau zakatnya seekor anak sapi atau kerbau betina yang berumur 2-3 tahun
Nishab dan zakat kambing
Nishab kambing ialah mulai dari 40 ekor kambing dan zakatnya adalah 1 ekor kambing berumur 2-3 tahun. Selanjutnya diatur sebagai berikut;
a. 40-120 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing berumur 2-3 tahun
b. 121-200 ekor kambing zakatnya 2 ekor kambing berumur 2-3 tahun
c. 201-300 ekor kambing zakatnya 3 ekor kambing berumur 2-3 tahun
d. 301-400 ekor kambing zakatnya 4 ekor kambing berumur 2-3 tahun
e. Untuk selanjutnya setiap bertambah 100 ekor kambing, zakatnya 1 ekor kambing.
2. Emas dan Perak
Nishab emas adalah mitsqal atau sama dengan 93,4 gram, zakatnya 2,5%. Adapun perak nishabnya adalah 200 dirham atau setara dengan 624 gram, zaktanya 2,5%. Jika emas atau perak telah mencapai atau melebihi dari ukuran nishab dan haul (satu tahun), berkewajibanlah bagi pemiliknya untuk mengeluarkan zakat. Demikian juga jika kepemilikan benda itu berlebih, pemiliknya harus memperhitungkan berapa yang harus dibayarkan. Misalnya, jumlah emas sebanyak 100 gram, maka perhitungannya adalah 2,5% dikalikan dengan 100 gram= 2,5 gram. Jadi, zakatnya bukanlah potongan atau bagian dari emas tersebut, melainkan nilai uang yang setara dengan jumlah emas yang harus dikeluarkan. Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman Allah:
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahanam lalu dibakar dengannya dahi, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu"." (At-Taubah: 34-35)
Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:
a. Milik orang Islam
b. Yang memiliki adalah orang yang merdeka
c. Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )
d. Sampai nishabnya
e. Sampai satu tahun disimpan
Nisab dan zakat emas
Nishab emas bersih adalah 20 dinar (mitsqal) = 12,5 pound sterling (96 gram ) zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Jadi seorang Islam yang memiliki 96 gram atau lebih dari emas yang bersih dan telah cukup setahun dimilikinya maka wajiblah ia mengeluarkan zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Seperti yang tercantum dalam hadits:
Dari Ali r.a ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : Apabila kamu punya 200 dirham (perak) dan telah lewat satu tahun, (maka wajib dikelurkan zakatnya) dari padanya 5 dirham ; hingga tidak ada sesuatu kewajiban zakat bagimu pada sesuatu (emas) sehingga kamu mempunyai 20 dinar dan telah lewat satu tahun, maka zakatnya 0,5 dinar. Dan pada yang lebih zakatnya menurut perhitungannya dan pada harta-harta ( emas dan perak) tidak ada hak zakat,kecuali apabila sudah lewat satu tahun." HR Abu dawud.
Nishab dan zakat perak
Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram), zakatnya 2,5 % apabila telah dimiliki cukup satu tahun . Emas dan perak yang dipakai untuk perhiasan oleh orang perempuan dan tidak berlebih- lebihan dan bukan simpanan, tidak wajib dikelurkan. zakatnya. Beberapa pendapat tentang emas yang telah dijadikan perhiasan pakaian: Pendapat imam Abu Hanifah : berpendapat bahwa emas dan perak yang telah dijadikan perhiasan dikeluarkan zakatnya pula.
Pendapat imam Malik : Jika perhiasan itu kepunyaan perempuan untuk dipakai sendiri atau disewakan, atau kepunyaan lelaki untuk dipakai isterinya, maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi jika seorang lelaki memilkinya untuk disimpan atau untuk perbekalan dimana perlu, maka wajiblah dikeluarkan zakatnya
3. Makanan hasil bumi
Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan makanan pokok seperti: padi, jagung, gandum, dan sebagainya. Sedangkan buah- buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah: anggur, dan kurma. Buah-buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya sebagaimana sabda Rasulullah Saw sebagai berikut:
" Tidak ada sedekah (zakat ) pada biji dan kurma kecuali apabila mencapai lima wasaq( 700kg) . H.R Muslim
QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).
Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat hasi bumi sebagai berikut:
1. Pemiliknya orang Islam
2. Pemiliknya orang Islam yang merdeka
3. Milik sendiri
4. Sampai nisabnya
5. Makanan itu ditanam oleh manusia
6. Makanan itu mengenyangkan dan tahan lama disimpan lama
Tidak disyaratkan setahun memilki, tetapi wajib dikeluarkan zakatnya pada tiap-tiap menuai/panen.
Nishab dan zakat hasil bumi
Nishab zakat hasil bumi ini sesuai dengan sabda nabi:
"Dari Abdullah r.a. nabi Saw bersabda : "Tanam-tanaman yang diairi dengan air hujan, mata air atau yang tumbuh dirawa-rawa, zakatnya sepersepuluh (1/10) dan yang diairi dengan tenaga pengangkutan zakatnya seperduapuluh (1/20)."
( HR.Bukhari)
Nishab hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu kira- kira 700 kg, sedang yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq= 1400 kg Zakatnya 10% (sepersepuluh ) jika diairi dengan air hujan, air sungai, siraman air yang tidak dengan pembelian (perongkosan ). Jika diari dengan air yanng diperoleh dengan pembelian maka zakatnya 5% (seperdua puluh ).
Semua hasil bumi yang sudah masuk, wajib dikeluarkan zakatnya, termasuk yang dikeluarkan untuk ongkos menuai dan angkutan.
Buah buahan seperti kurma, biji-bijian yang mengeyangkan seperti beras, gandum, dan yang semisal wajib dikeluarkan zakatnya jika telah mencukupi nishabnya. Zakat buah-buahan dan biji bijian tidak perlu haul (satu tahun), tetapi dikeluarkan pada waktu panen. Adapun Nishab dari hasil pertanian ini adalah sebanyak lima wasaq. 1 wasaq= 60 sha`, sehingga 5 wasaq= 300 sha`. 1 sha`= 2.304 kg, sehingga 300 sha`= 691,2 kg= 91 kg 200 gram. Adapun besarnya sakat yang dikeluarkan ialah berkisar antara 5 s.d 10 % jika, hasil pertaniannya menggunakan air hujan atau air sungai besar zakatnya ialah 10% dan jika produk menyangkut biaya transportasi, mesin pompa air, maka wajib dizakatkan 5%.
4. Hasil tambang
Hasil tambang berupa emas dan perak apabila telah sampai memenuhi nishab sebagaimana nishab emas dan perak, maka harus dikeluarkan zakatnya seketika itu juga, tidak perlu menuggu satu tahun. Zakat yang wajib dikeluarkan ialah 2,5%. .Barang rikaz itu umumnya berupa emas dan perak atau benda logam lainnya yang berharga.
Syarat-syaratnya mengeluarkan zakat rikaz:
a. Orang Islam
b. Orang merdeka
c. Milik Sendiri
d. Sampai nishabnya
Tidak perlu persyaratan harus dimilki selama 1 tahun. Nishab zakat barang tambang dan barang temuan, dengan nishab emas dan perak yakni 20 mitsqa l=96 gram untuk emas dan 200 dirham (672 gram ) untuk perak. Zakatnya masing-masin 2,5%.
5. Harta perniagaan
Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat firman Allah :
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya"(QS Al- Baqarah : 267).
Dan sabda Rasulullah: "Dari samurah : "Rasululah Saw, memerintahkan kepada kami agar mengeluarkan zakat dari barang yang disediakan untuk di jual ." ( HR. Daruquthni dan Abu Dawud)
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:
a. Yang memiilki orang Islam
b. Milik orang yang merdeka
c. Milik penuh
d. Sampai nishabnya
e. Genap setahun
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta benda dagangan. Tahun perniagaan di hitung dari mulai berniaga. Yang dihitung bukan hanya labanya saja tetapi seluruh barang yang diperdagangkan itu apabila sudah cukup nishab, maka wajiblah dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %.
Harta dagangan yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram Rp 100, maka barang dagangan yang seharga 96x RP 100 = RP.9600, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% = RP 240.
Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan sebagainya, tegasnya harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan menjadi satu maka hukumnya sebagai suatu perniagaan.
Kewajiban zakat ini juga mencakup barang-barang yang dipersiapkan untuk dijual seperti tanah, bangunan, mobil, alat-alat penampung air maupun barang-barang dagangan lainnya. Adapun bangunan yang disewakan maka kewajiban zakat ada pada uang sewanya (jika mencapai nishob) dan telah lewat setahun dalam kepemilikan. Demikian pula mobil pribadi maupun mobil yang disewakan tidak ada kewajiban zakat atasnya karena tidak dipersiapkan untuk dijual tetapi untuk digunakan. Akan tetapi jika uang hasil disewakannya mobil tersebut atau uang apapun yang telah mencapai nishob dan telah lewat setahun dalam kepemilikan seseorang maka wajib untuk dikeluarkan zakatnya, baik uang tersebut dipersiapkan untuk nafkah, atau untuk menikah, atau untuk dibelikan perabot rumah, atau untuk dibayarkan hutang maupun untuk selainnya.
Nisab
Nishab adalah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syar'i (agama) untuk menjadi pedoman menentukan kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memilikinya, jika telah sampai ukuran tersebut. Orang yang memiliki harta dan telah mencapai nishab atau lebih, diwajibkan mengeluarkan zakat.
Syarat-syarat nishab adalah sebagai berikut:
1. Harta tersebut di luar kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang dipergunakan untuk mata pencaharian.
2. Harta yang akan dizakati telah berjalan selama satu tahun (haul) terhitung dari hari kepemilikan nishab dengan dalil hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. "Tidak ada zakat atas harta, kecuali yang telah melampaui satu haul (satu tahun)." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh al AlBani) Dikecualikan dari hal ini, yaitu zakat pertanian dan buah-buahan. Karena zakat pertanian dan buah-buahan diambil ketika panen. Demikian juga zakat harta karun (rikaz) yang diambil ketika menemukannya.
Misalnya, jika seorang muslim memiliki 35 ekor kambing, maka ia tidak diwajibkan zakat karena nishab bagi kambing itu 40 ekor. Kemudian jika kambing-kambing tersebut berkembang biak sehingga mencapai 40 ekor, maka kita mulai menghitung satu tahun setelah sempurna nishab tersebut.
Cara Menghitung Nishab
Dalam menghitung nishab terjadi perbedaan pendapat. Yaitu pada masalah, apakah yang dilihat nishab selama setahun ataukah hanya dilihat pada awal dan akhir tahun saja?
Imam Nawawi berkata, "Menurut mazhab kami (Syafi'i), mazhab Malik, Ahmad, dan jumhur, adalah disyaratkan pada harta yang wajib dikeluarkan zakatnya – dan (dalam mengeluarkan zakatnya) berpedoman pada hitungan haul, seperti: emas, perak, dan binatang ternak- keberadaan nishab pada semua haul (selama setahun). Sehingga, kalau nishab tersebut berkurang pada satu ketika dari haul, maka terputuslah hitungan haul. Dan kalau sempurna lagi setelah itu, maka dimulai perhitungannya lagi, ketika sempurna nishab tersebut." (Dinukil dari Sayyid Sabiq dari ucapannya dalam Fiqh as-Sunnah 1/468). Inilah pendapat yang rajih (paling kuat -ed) insya Allah. Misalnya nishab tercapai pada bulan Muharram 1423 H, lalu bulan Rajab pada tahun itu ternyata hartanya berkurang dari nishabnya. Maka terhapuslah perhitungan nishabnya. Kemudian pada bulan Ramadhan (pada tahun itu juga) hartanya bertambah hingga mencapai nishab, maka dimulai lagi perhitungan pertama dari bulan Ramadhan tersebut. Demikian seterusnya sampai mencapai satu tahun sempurna, lalu dikeluarkannya zakatnya. Demikian tulisan singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat.
E. Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat
Orang-orang yang berhak menerima zakat hanya mereka yang telah ditentukan Allah swt. Dalam Al-Qur'an. Mereka itu terdiri atas delapan golongan. Allah Ta'ala telah menjelaskan dalam kitab-Nya yang mulia tentang golongan-golongan penerima zakat dalam firman-Nya:
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
"Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, budak (yang mau memerdekakan diri), orang-orang yang berhutang, orang yang sedang di jalan Allah dan musafir, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (At-Taubah: 60)
Yang berhak menerima zakat
1. Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari
2. Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat menghasilkanlebih dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak mencukupi
3. 'Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum Islam
4. Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan imannya
5. Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya dengan jalan menebus dirinya
6. Gharimin yaitu orang yang berhutang untuk sesuatu kepentingan yanng bukan maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya
7. Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan agama Allah
8. Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.
Yang tidak berhak menerima zakat :
1. Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
2. Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
3. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
4. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
5. Orang kafir.
F. Beberapa Faedah Zakat
Faedah Diniyah (segi agama)
Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.
Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah Muhammad SAW.
Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)
Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat.
Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada saudaranya yang tidak punya.
Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)
Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalahmujahidin fi sabilillah.
Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah.
Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.
Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin.
Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
Untuk pengembangan potensi ummat
Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.
Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir dan bakhil
Zakat memberi arti bahwa manusia itu bukan hidup untuk dirinya sendiri;sifat mementingkan diri sendiri harus disingkirkan dari masyarakat Islam
Seorang muslim harus mempunyai sifat-sifat baik dalam hidup perseorangan yaitu murah hati,penderma, dan penyayang
Zakat dapat menjaga timbulnya rasa dengki, iri hati, dan menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya
Zakat bersifat sosialistis karena meringankan beban fakir miskin dan meratakan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia
G. PRAKTEK ZAKAT DI INDONESIA
Masyarakat di Indonesia biasanya menyalurkan zakat biasa lewat panitia zakat di masjid-masjid ataupun juga melaui lembaga-lembaga zakat nasional dan swasta yang telah ditunjuk pemerintah. Dalam penyaluran zakat di Indonesia sepertinya sudah tersalur dengan baik, masyarakat yang berhak menerimanya pun telah menerima atau bisa dibilang tepat sasaran.
Contoh dari lembaga-lembaga zakat di Indonesia ialah seperti ;
Dompet Dhuafa Republika
Rumah Zakat
Bina Insan Prestasi
Portal Infaq
Baitul Maal Hidayatullah
Baitulmaal Muamalat
Pos Keadilan Peduli Umat
Dan lain-lain.
Permasalan Zakat di Indonesia
Persoalan Zakat adalah sesuatu yang tidak pernah habis dibicarakan, wacana tersebut terus bergulir mengikuti peradaban Islam. Di Indonesia Persoalan yang muncul atas zakat sekarang : Pertama, Peran zakat sebagai salah satu rukun Islam yang harus ditunaikan oleh umat Islam yang mampu (muzakki) hanya menjadi kesadaran personal. Membayar zakat merupakan kebajikan individual dan sangat sufistik sehingga lebih mementingkan dimensi keakhiratan. Semestinya zakat adalah menjadi sebuah gerakan kesadaran kolektif, taruhlah kita bisa canangkan gerakan sadar zakat, seperti yang pernah dicanangkn oleh Presiden Megawati pada tanggal 2 Desember 2001 di Masjid Istiqlal pada acara peringatan Nuzulul Qur'an, sehingga zakat menjadi tulang punggung perekonomian umat. Karena, Zakat bukan hanya sekedar kewajiban yang mengandung nilai teologis, tetapi juga kewajiban finansial yang mengandung nilai sosial yang tinggi. Persoalan ini, tidak lepas juga dari pamahaman umat (yang wajib zakat) terhadap makna subsansi zakat. Zakat hanya sebagai suatu kewajiban agama (teologis) untuk membersihkan harta milik dari kekotoran. 1 Pemahaman masyarakat seperti itu tentang zakat, akhirnya zakat di berikan tanpa melihat sisi kemanfaatan ke depan bagi yang berhak menerimanya(Mustahiq). Tanpa melihat, bahwa Zakat memainkan peran penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan serta berpengaruh nyata pada tingkah laku konsumen. Dengan zakat distibusi lancar dan kekayaan tidak melingkar di sekitar golongan elit (konglomerat). Namun akhir-akhir ini kesadaran di kalangan umat Islam menengah atas lainnya makin membaik. Selain membayar pajak mereka juga membayar zakat. Kedua, meningkatnya kesadaran umat Islam dalam membayar zakat tidak disertai dengan pengumpulan dan penyaluran yang terencana secara komprehensif. Bagaimana zakat yang punya peran sangat penting dalam menentukan ekonomi umat bisa dapat terkelola dengan baik dan professional-produktif.Pengelolaan yang tidak baik dan profesional menjadikan zakat tidak produktif dalam ikut andil mengembangkan ekonomi umat. Kita dulu punya BAZIS (Badan Amil Zakat dan Shodaqah) yang semi-pemerintah, sekarang kita punya Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibina oleh pemerintah atas keinginan masyarakat. Hanya saja, system kelembagaan zakat tidak sama dengan lembaga pajak yang sudah dinilai kuat, tampaknya BAZIS/ BAZ/ LAZ masih terkesan lemah dan tidak mudah menetapkan target. Ditambah lagi dengan persoalan amanah yang kurang dimiliki oleh penyelenggara zakat. Sebenarnya, ada tiga kata kunci yang harus dipegang oleh organisasi pengelola zakat agar menjadi good organization governance,yaitu Amanah, Professional dan Transparan. Ketiga, sisi pendukung Legal-formal kita kurang proaktif dalam melihat potensi zakat yang sekaligus sebagai aplikasi dari ketaatan kepada agama bagi umat Islam. Seperti yang disampaikan Pimpinan DSUQ Bandung bahwa potensi zakat secara finansial dalam setahun di Indonesia bisa terkumpul mencapai 2 trilliun rupiah. Jumlah itu baru yang bisa di hitung dari jumlah orang kaya (muzakki) yang terdeteksi. Tapi kenyataannya, pengumpulan zakat, masih dibawah standar rasio rata-rata jumlah umat Islam yang kena kewajiban zakat(muzakki). Semestinya sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, negara proaktif dalam menyikapi kebutuhan umat, dimana ajaran Islam yang asasi seperti zakat menjadi tulang punggung perekonomian umat dengan melahirkan Undang-undang zakat dari sejak kemerdekaan.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syara. Zakat itu ada dua macam yaitu zakat mal dan zakat fithrah. Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :
1. Emas dan perak Harta perniagaan
2. Binatang ternak seperti unta, lembu (kerbau ), kambing, sapi.
3. Buah-buahan dan biji- bijian yang dapat dijadikan makanan pokok
4. Barang tambang dan barang temuan
Banyak Faedah dan Hikmah dari berzakat. Zakat dapat meningkatkan toleransi, solidaritas antar sesama manusia dan menyeimbangkan antara Hablumminallah dan Hablumminannas.
SYARAT PENGAJUAN BANTUAN
BAITUL MAAL KRAKATAU STEEL GROUP (BMKSG)
INFAQ / SHODAQOH (UMUM) :
1) Proposal :
Surat permohonan dan stempel asli.
Tujuan penyelenggaraan kegiatan.
Anggaran biaya yang dibutuhkan.
Nama, alamat, dan jumlah mustahiq (sesuai QS At Taubah : 60).
2) Lokasi penyaluran harus memperhatikan zona terdekat (ring-1, ring-2, dst.).
3) Lokasi penyaluran setiap tahun diusahakan berbeda (tidak tetap) di suatu daerah, kecuali yang sudah disepakati dalam Rapat Kerja Pengurus BMKSG
4) Pengajuan proposal 1 (satu) bulan sebelumhari H .
5) Jika hari H sudah lewat, maka bantuan ditolak (dalam arti pengajuan bantuan setelah hari H agar
ditolak langsung).
6) Pengambilan Infaq/Shodaqoh dari BMKSG harus dilakukan oleh ketua panitia, pengurus atau amilin
yang tercatat dalam proposal.
7) Ijab Qabul / Serah Terima
8) Laporan pertanggungjawaban (laporan kegiatan) secara tertulis.
ZAKAT FITRAH (KHUSUS) :
1) Proposal :
a) Surat permohonan dan stempel asli.
b) Tujuan penyelenggaraan kegiatan.
c) Anggaran biaya yang dibutuhkan.
d) Nama, alamat, dan jumlah mustahiq (sesuai QS At Taubah : 60).
2) Zakat Fitrah yang diberikan harus berupa makanan pokok, seperti : Beras (tuntunan Al-Qur'an dan
Al-Hadits).
3) Lokasi penyaluran zakat fitrah harus memperhatikan zona terdekat (ring-1, ring-2, dst.)
4) Lokasi penyaluran zakat setiap tahun diusahakan berbeda (tidak tetap) di suatu daerah, kecuali yang sudah disepakati dalam Rapat Kerja Pengurus BMKSG.
5) Harus habis sebelum hari Hari Raya Idul Fitri (hari H yang lebih dulu).
6) Pengajuan proposal 2 (dua) bulan sebelum hari H.
7) Pengambilan Zakat Fitrah dari BMKSG harus dilakukan oleh ketua panitia, pengurus atau amilin yang
tercatat dalam proposal.
8) Ijab Qabul / Serah Terima
9) Laporan pertanggungjawaban (laporan kegiatan) secara tertulis.
Catatan: Jika sudah menerima bantuan dari BMKSG, dan selanjutnya mengajukan kembali tetapi tidak memberikan laporan kegiatan tertulis yang terdahulu, maka pengajuan bantuan berikutnya langsung ditolak.
Baitul Maal Krakatau Steel Group
Jln. Jenderal Sudirman No.4 Cilegon
Telp. 0254 372099 Fax. 0254 372214
HP. 081911076141
Email :
[email protected]
proposal ZISFA (zakat, infaq, shadaqah dan fidyah)
PROPOSAL PENERIMAAN DAN PENYALURAN
ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN FIDYAH
PONDOK PESANTREN TAHFIDHUL QUR'AN RAUDLATUL ULUM
Jl. Danau Mahalona No. 38 Bendungan Hilir Jakarta Pusat
TAHUN 1432 H/2011 M
A. DASAR PEMIKIRAN
Agama Islam mengajarkan adanya system yang menjamin keharmonisan hidup bersama diantara kaum yang mampu secara materi dan kaum dhuafa, tentunya kebersamaan serta keharmonisan itu tumbuh subur bila penyebab utama timbulnya jurang pemisah antara keduanya dihancurkan atau paling tidak diminimalisir sedini mungkin. Apabila keadaan ini bisa kita wujudkan insya Allah persatuan dan kebersamaan antara umat Islam bisa kita tegakkan serta akan terciptanya kerukunan dalam kehidupan sehari-hari ditengah masyarakat yang aman dan harmonis tanpa adanya kesenjangan sosial yang sedang bergejolak dikalangan masyarakat seperti sekarang ini.
Kemudian hal yang menjadi tugas dan tanggung jawab bersama adalah mencari solusi untuk memasyarakatkan perasaan senasib seperjuangan dalam komunitas muslim yang antara lain mewujudkan syaria'at Islam, yaitu menyalurkan atau membagikan sebagian dari hartanya untuk berzakat, infaq dan shadaqah pada mereka yang sangat membutuhkan (Mustahiq Zakat)
Zakat adalah nama harta tertentu yang diambil dari harta tertentu dengan cara-cara tertentu dan dibagikan pada orang-orang tertentu. Zakat merupakan ibadah yang berkaitan dengan harta benda yang telah memenuhi syarat untuk menunaikannya. Ibadah zakat mempunyai dua aspek, yaitu aspek pengeluaran (membayar zakat) dan aspek pembagian zakat. Sehingga dalam ajaran Islam, zakat mempunyai nilai tersendiri dalam aspek sosial yag sangat tingi sekali sebagai landasan membangun sistem yang dapat mewujudkan kesejahteraan dunia dan akhirat.
Dasar-Dasar Zakat
Dalam al-Quran surat at- Taubah ayat 103:
Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoa'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketentraman bagi jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar Ibn Khaththab, ia berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
بني الاسلام على خمس: شهادة ان لااله الاالله وان محمدا رسول الله وأقام الصلاة وايتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان .(رواه البخار ومسلم)
Artinya: "Islam dibangun atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, mengunjungi Baitullah (Haji) dan berpuasa di bulan Ramadhan". (H.R. Bukhori dan Muslim)
Tabel Zakat
JENIS HARTA NISHAB WAKTU KADAR KETERANGAN
A ZAKAT FITRAH mempunyai kelebihan makanan keluarga pada hari raya Idul Fitri Mulai awal Ramadhan sampai sebelum shalat Idul Fitri 2,5kg Berupa makanan pokok atau uang senilai itu
B ZAKAT MAAL
1 Barang (uang) simpanan, modal investasi perusahaan, industri dagang atau jasa Senilai 94 gr emas Setiap berjalan 1 tahun 2,5% Kekayaan dinilai saat berzakat
2 Perhiasan tidak disimpan seperti emas, intan, kebutuhan sekunder dan tersier seperti kendaraan dll. Berapapun besarnya tidak harus satu nisab Pada saat memiliki 2,5% Dibayar sekali selama memiliki
3 Hasil usaha dipenambangan dari alam atau hutan Senilai 94 gr emas Setiap panen 20% _
4 Hasil pertanian dan bumi Senilai 650 gr korma tidak harus senishab (tanpa batas tertentu) Setiap panen 5- 10% _
5 Penghasilan yang diperoleh tanpa pengorbanan seperti hadiah, barang temuan, keuntungan investasi, imbalan, jasa dll. _ Saat diperoleh 20% _
6 Profesi ( gaji, upah ) Senilai 94 gr emas Setiap berjalan satu tahun 2,5% _
Orang- Orang Yang Berhak Menerima Zakat
Orang fakir : orang yang tidak mempunyai mata pencaharian dan tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Orang miskin : orang yang mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Amil zakat : pengelola zakat.
Muallaf : orang yang baru memeluk agama Islam.
Budak yang dimerdekakan.
Orang yang berhutang.
Orang yang berjuang di jalan Allah.
Musafir : orang yang bepergian di jalan Allah.
B. BENTUK KEGIATAN
1) Menerima dan menyalurkan zakat, infaq, shadaqah dan fidyah kepada mereka yang berhak menerimanya ( mustahiq zakat ).
2) Menyantuni para Anak-anak yatim Pondok Pesantren Tahfidhul Qur'an Raudlatul Ulum Jl. Danau Mahalona No. 38 Bendungan Hilir Jakarta Pusat yang sedang menuntut ilmu di jalan Allah SWT. Dan fakir miskin yang termasuk di dalamnya anak-anak jalanan, para pemulung, gelandangan, janda-janda dan orang- orang jompo yang kurang beruntung nasibnya yang berada di Kp. Baru Kb. Koja Penjaringan Jakarta Utara.
C. TUJUAN KEGIATAN
1) Menyampaikan amanat yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW demi menggapai keridloan-Nya.
2) Menciptakan, menumbuhkan dan memupuk tali ukhuwah guna merealisasikan rasa kepedulian sosial.
3) Menciptakan kondisi umat yang tentram, bahagia dan sejahtera baik lahir maupun batin secara adil dan merata.
4) Mengurangi dan menghindarkan adanya kesenjangan sosial di antara si kaya dan si miskin untuk kehidupan umat yang bermasyarakat.
D. DAFTAR MUSTAHIQ ZAKAT
Untuk daftar mustahiq zakat kami cantumkan di lampiran berikut.
E. PENUTUP
Demikian proposal penerimaan dan penyaluran zakat, infaq, shadaqah dan fidyah ini kami buat, besar harapan kami atas segala sesuatu yang tertuang dalam proposal ini dapat tercapai. Semoga Allah senantiasa untuk selalu menganugerahkan segala rahmat dan maghfirahnya kepada kita, guna menjadi hamba yang suci dan bersih baik lahir maupun batin dan memperoleh ketaqwaan yang mantap dalam bulan suci Ramadhan ini.
Akhirnya atas segala perhatian, partisipasi dan bantuan kaum muslimin dan muslimat dimanapun berada kami haturkan banyak terima kasih.
Wassalaamu 'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 11 Ramadhan 1432 H
11 Agustus 2011 M
PANITIA PENERIMAAN & PENYALURAN
ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH & FIDYAH
PONDOK PESANTREN TAHFIDHUL QUR'AN RAUDLATUL ULUM
TAHUN 1432 H/2011 M
MUHAIMIN MUHAMMAD MUNIR
Ketua Sekretaris
Mengetahui,
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidhul Qur'an
Raudlatul Ulum
Drs. H. JOKO KRISMIYANTO
DAFTAR MUSTAHIQ ZAKAT
PON PES TAHFIDHUL QUR'AN RAUDLATUL ULUM 1432 H
NO NAMA STATUS NO NAMA STATUS NO NAMA STATUS
1 Masih Miskin 51 Dodi Miskin 101 Ujang R Ibn Sabil
2 Asroh Miskin 52 Umamah Miskin 102 Hendro S Ibn Sabil
3 Mamad Miskin 53 Kisno Miskin 103 Dendy Ibn Sabil
4 Embo Miskin 54 Mamas Miskin 104 Nadia Ibn Sabil
5 Tati Miskin 55 Andri Miskin 105 Rizqi Ibn Sabil
6 Dalih Miskin 56 Rohidin Miskin 106 Viera Ibn Sabil
7 Rohman Miskin 57 Andi Miskin 107 Saiful Ibn Sabil
8 Asmah Miskin 58 Aan Miskin 108 Roziqoh Ibn Sabil
9 Mamud Miskin 59 Amsar Miskin 109 Lailatun N Ibn Sabil
10 Nengsih Miskin 60 Ci Mamah Miskin 110 Agus S. Ibn Sabil
11 Ummi Miskin 61 Chi Nyai Miskin 111 Sohib S Ibn sabil
12 Idih Miskin 62 Nuit Miskin 112 Romli Ibn Sabil
13 Umroh Miskin 63 Ari Fakir 113 Sodikin Ibn Sabil
14 Jalih Gani Miskin 64 Manaf Fakir 114 Hariri Ibn Sabil
15 Kibung Miskin 65 Mb. Yono Fakir 115 Andre Ibn Sabil
16 Memet Miskin 66 Rais Fakir 116 Febristo Ibn Sabil
17 Gufron Miskin 67 Siti Fakir 117 Anton H Ibn Sabil
18 Sofyan Miskin 68 Madras Fakir 118 Deni Ibn Sabil
19 Muhsin Miskin 69 Lifah Fakir 119 Ari F Ibn Sabil
20 Dawih Miskin 70 Kholiq Fakir 120 Bakhtiar Ibn Sabil
21 Murtamah Miskin 71 Suhari Fakir 121 Toriq Ibn Sabil
22 Fatimah Miskin 72 Kahfi Fakir 122 Dahlan Ibn Sabil
23 Jaya Miskin 73 Ibrahim Fakir 123 Muhaimin Ibn sabil
24 Isah D Miskin 74 Nyai Fakir 124 Isa Ansari Ibn Sabil
25 Rosidah Miskin 75 Sukiyah Fakir 125 Lalu M Ibn Sabil
26 Otib Miskin 76 Lipah Fakir 126 Nasrul Ibn Sabil
27 Hakim Miskin 77 Tati Fakir 127 Heri Ibn Sabil
28 Mesa Miskin 78 Rosanioah Fakir 128 Ridwan Ibn Sabil
29 Aap Miskin 79 Ma'anih Fakir 129 Lisanuddin Ibn Sabil
30 Een Miskin 80 Toto Fakir 130 Hanafi Ibn Sabil
31 Asnah Miskin 81 Rom Fakir 131 Amin Ibn Sabil
32 Nimah Miskin 82 Mami Fakir 132 Sodikin Ibn Sabil
33 Anah Miskin 83 Evi Fakir 133 Arif Ibn Sabil
34 Anih Miskin 84 Tutut Fakir 134 Taufik Ibn Sabil
35 Udin Miskin 85 Mamat Fakir 135 Ali Imron Ibn Sabil
36 Jono Miskin 86 Munirah Fakir 136 Imam Ibn Sabil
37 Rohim Miskin 87 Nisan Fakir 137 Eko Ibn Sabil
38 Nafsiyah Miskin 88 Anen Fakir 138 Yakin S Ibn Sabil
39 Rosiyah Miskin 89 Saifullah 'Amil 139 Abdul S. Ibn Sabil
40 Kucu Miskin 90 Imam B 'Amil 140 Angga P. Ibn Sabil
41 Neni Miskin 91 Munir 'Amil 141 Sulaiman Ibn Sabil
42 Sanis Miskin 92 Agustiar 'Amil 142 Syarifudin Ibn Sabil
43 Beda Miskin 93 M. Munji 'Amil 143 Agustian Ibn Sabil
44 Masenah Miskin 94 Herman M 'Amil 144 Asror Ibn sabil
45 Muftah Miskin 95 Hilmi 'Amil 145 Mahdafi Ibn Sabil
46 Yati Miskin 96 Ridlo H 'Amil 146 Muhajir Ibn Sabil
47 Enjan Miskin 97 Intan M 'Amil 147 Asep Yedi Ibn Sabil
48 Sarmanah Miskin 98 Malikatin 'Amil 148 Arman Ibn Sabil
49 Suparma Miskin 99 Muhaimin 'Amil 149 Gatot Ibn Sabil
50 Mumun Miskin 100 Malihah 'Amil 150 Samsuri Ibn Sabil
Nomor : Istimewa
Lamp. : 1 (satu) bendel
Hal : Himbauan Penyaluran Zakat, Infaq Dan Shadaqah
Kepada YTH:
Bapak/Ibu/Saudara Kaum Muslim/Muslimat
Di__
Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam silaturrahim kami sampaikan teriring do'a kami panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, semoga bapak senantiasa berada dalam lindungan-Nya sehingga dapat selalu eksis dalam menjalankan aktifitas sehari-hari terutama dalam beribadah kepada-Nya. Amin.
Sehubungan bulan puasa adalah bulan yang penuh berkah dan maghfirah bagi umat islam, juga bulan yang baik untuk berbagi rezeki kepada sesama muslim yang lemah. Maka dari itu kami dari pengurus Pondok Pesantren Tahfidhul Qur'an Raudlatul Ulum bersedia dan siap menerima dan menyalurkan zakat(Mal, Profesi dll), shadaqah serta infaq bapak sekalian kepada yang berhak menerimanya.
Demikian surat himbauan ini kami buat, semoga perhatian dan kebaikan bapak akan mendapat ganjaran yang berlimpat ganda dari-Nya,Amin. Selanjutnya kami haturkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya.
Jazakumullah khairan katsiran
Wassalamu 'alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 11 Ramadlan 1432 H
11 Agustus 2011 M
PANITIA
PENYALURAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN FIDYAH
PONDOK PESANTREN TAHFIDHUL QUR'AN RAUDLATUL ULUM
1432 H / 2011 M
MUHAIMIN
Ketua MUHAMMAD MUNIR
Sekretaris
Mengetahui,
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidhul Qur'an
Raudlatul Ulum
Drs. H. JOKO KRISMIYANTO