KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Sega Segala la puji puji serta serta syu syukur kur maril marilah ah sena senanti ntiasa asa selak selakuu kita kita pan panjat jatkan kan atas atas kehadirat Allah SWT, semoga segala apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita dapat dapat menjadi menjadikan kan semua semua hambany hambanyaa dapat dapat selalu selalu bersyuk bersyukur ur kepada-N kepada-Nya. ya. Sholawat Sholawat dan salam kita limpahkan limpahkan dan sampaikan sampaikan atas baginda Nabi Allah Allah Muhammad Saw, insya Allah kita akan bersama-sama dengan beliau di yaumul mahsar nanti dimana tidak ada satu pertolongan pun kecuali beliau pertolongan dari Allah SWT dan asulnya. !engan i"in Allah SWT, akhirnya kami dapat juga menyelesaikan pembuatan tugas makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini ada man#aatnya bagi ita semua dan jika ada kekurangannya inilah kami dan mohon dimaklumi dengan apa adanya. Metro, $ktober %&'(
%
DAFTAR ISI
SAM)*+ ..............................................................................................
i
ATA )NANTA .............................................................................
ii
!A/TA 0S0 ..........................................................................................
iii
1A1 0 2 )N!A3*+*AN A. +ATA 1+AAN ....................................................................
'
1. *M*SAN MASA+A3 ...............................................................
'
1A1 00 2 )M1A3ASAN A. 4*A+ 1+0 .....................................................................................
%
1. 01A ..............................................................................................
5
6. 3*TAN )0*TAN .....................................................................
7
1A1 000 2 )N*T*) A. S0M)*+AN ..............................................................................
'8
1. )N*T*) ......................................................................................
'8
!A/TA )*STAA .............................................................................
'5
9
:
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah mahluk yang tidak dapat hidup sendiri yakni membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 1aik dengan cara jual beli, sewa menyewa,pinjam-meminjam, bercocok tanam atau usaha- usaha yang lain, baik dalam urusan diri sendiri maupun untuk kemaslahatan umum. Agar hubungan mereka berjalan dengan lancar dan teratur, maka agama memberi peraturan yang sebaiki-baiknya. 4ual beli adalah kegiatan tukar menukar barang dengan cara tertentu yang setiap hari pasti dilakukan yang kadang kita tidak tahu apakah sah ataupun tidak. *tang piutang juga suatu kegiatan yang sangat kental dengan kehidupan manusia, dan kedua kegiatan muamalah tersebut sangat erat dengan riba. $leh karena itu, pada makalah ini akan memebahas tentang jual- beli, utang piutang, agar para penbaca tidak masuk dalam jurang riba. B.
Rumusan Masalah
!ari latar belakang di atas, maka pada makalah ini dapat merumuskan umusan Masalah sebagai berikut; '. Apa itu 4ual 1eli< %. Apa itu iba< 9. Apa itu 3utang )iutang <
BAB II PEMBAHASAN
A.
ual Bel! ". Pengert!an ual Bel!
4ual beli menurut pengertian lughawinya adalah saling menukar =menukarkan>. !an kata Al-1ai? =jual> dan Asy-Syiraa =beli>, dua kata ini masing-masing mempunyai makna dua yang sau sama lain bertolak belakang. Menurut pengertian syariat, jual beli ialah pertukaran harta atas dasar saling rela. Atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan =agar tebedakan dengan jual beli terlarang>. Sedangkan dalam buku @/iih 0slam? pada bab itab Muamalat, jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara yang tertentu =akad>. $rang yang terjun ke dunia usaha,berkewajiban mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatkan jual beli itu sah atau tidak. 3al ini dimaksudkan agar muamalat berjalan sah dan segala sikap atau tindakannya jauh dari kerusakan yang tidak dibenarkan. /irman Allah SWT;
Artinya; B$rang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Cang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. )adahal Allah telah Menghalalkan jual beli dan Mengharamkan riba. 1arangsiapa mendapat peringatan dari Tuhan-nya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya =terserah> kepada Allah. 1arangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.D =ES Al-1aarah; %8F> 3al yang menarik dari ayat tersebut adalah adanya pelarangan riba yang didahului oleh penghalalan jual beli. 4ual beli adalah bentuk dasar
dari kegiatan ekonomi manusia. ita mengetahui bahwa pasar tercipta oleh adanya transaksi dari jual beli. )asar dapat timbul manakala terdapat penjual yang menawarkan barang maupun jasa untuk dijual kepada pembeli. !ari konsep sederhana tersebut lahirlah sebuah aktiGitas ekonomi
yang
kemudian
berkembang
menjadi
suatu
sistem
perekonomian. Namun, seperti apakah konsep jual beli tersebut yang dibolehkan dan sesuai dengan pandangan 0slam< *ntuk menjawab pertanyaan tersebut, maka kita perlu melihat batasan-batasan dalam melakukan aktiGitas jual beli. Al-$mar dan Abdel-3a ='77(> menjelaskan perlu adanya kejelasan dari obyek yang akan dijualbelikan. ejelasan tersebut paling tidak harus memenuhi empat hal. Mereka menjelaskan tentang law#ulness. Artinya, barang tersebut dibolehkan oleh syariah 0slam. 1arang tersebut harus benar-benar halal dan jauh dari unsur-unsur yang diharamkan oleh Allah. Tidak boleh menjual barang atau jasa yang haram dan merusak. Masalah eHistence. Caitu $byek dari barang tersebut harus benar benar nyata dan bukan tipuan. 1arang tersebut memang benar-benar berman#aat dengan wujud yang tetap. !eliGery. Artinya harus ada kepastian pengiriman dan distribusi yang tepat. etepatan waktu menjadi hal yang penting disini. )recise determination. Caitu ualitas dan nilai yang dijual itu harus sesuai dan melekat dengan barang yang akan diperjualbelikan. Tidak diperbolehkan menjual barang yang tidak sesuai dengan apa yang diin#ormasikan pada saat promosi dan iklan. !ari keempat batasan obyek barang tersebut kemudian kita perlu melihat bagaimanakah konsep kepemilikan suatu produk dalam 0slam. Al$mar dan Abdel,3a ='77(> juga menjelaskan bahwa konsep kepemilikan barang itu adalah mutlak milik Allah yang terdapat dalam surah Al-3adid; 8. Semua yang ada di darat, laut, udara, dan seluruh alam semesta adalah kepunyaan Allah. Manusia ditugaskan oleh Allah sebagai khali#ah untuk mengelola seluruh harta milik Allah tersebut dan kepemilikan barang barang yang menyangkut hajat hidup harus dikelola secara kolekti# dengan penuh kejujuran dan keadilan.
#.
Hukum ual Bel!
4ual beli adalah perkara yang diperbolehkan berdasarkan Al-itab, As-Sunnah, 0jma serta Eiyas. Allah ta?ala ber#irman dalam surat Al1aarah; %8F Bdan Allah menghalalkan jual beliID !an Nabi SAW berabda; Bdua orang yang saling berjual beli punya hak untuk saling memilih selama mereka tidak saling berpisah, maka jika keduanya saling jujur dalam jual beli dan menerangkan keadaan barang barangnya =dari aib dan cacat>, maka akan diberikan barokah jual beli bagi keduanya, dan apabila keduanya saling
berdusta dan saling
menyembunyikan aibnya, maka akan dicabut barokah jual beli dari keduanya.D =!iriwayatkan oleh Abu !awud dan NasaJi, dan shahihkan oleh Syaikh Al 1any dalam shahih 4ami no. %55(> !an para ulama telah ijma =sepakat> atas perkara =bolehnya> jual beli, adapun iyas yaitu dari satu sisi bahwa kebutuhan manusia mendorong kepada perkara jual beli, karena kebutuhan manusia berkaitan dengan apa yang ada pada orang lain baik berupa harga atau sesuau yang dihargai =barang dan jasa> dan dia tidak dapat mendapatkannya kecuali dengan menggantinya dengan sesuatu yang lain, maka jelaslah hikmah itu menuntut dibolehkannya jual beli untuik sampai kepada tujuan yang dikehendaki. 4ual beli dibedakan dalam banyak pembagian berdasarkan sudut pandang. Adapun pengklasi#ikasian jual beli adalah sebagai berikut; a. 1erdasarkan $bjeknya 4ual beli berdasarkan objek dagangnya terbagi menjadi 9 jenis, yaitu;
b.
'> 4ual beli umum %> 4ual beli As-Shar# =money changer> 9> 4ual beli muayadhah 1erdasarkan Standardisasi 3arga '> 4ual beli 1argainal =tawar menawar> %> 4ual beli amanah, dengan dasar ini jual beli terbagi menjadi : jenis; 4ual beli murabahah, yaitu jual beli dengan modal dan •
•
keuntungan yang diketahui 4ual beli wadhi?ah, yaitu jual beli dengan harga di bawah modal dan kerugian yang diketahui
•
4ual beli tauliyah, yaitu jual beli dengan menjual barang sama
•
dengan harga modal, tanpa keuntungan atau kerugian 6ara pembayaran =jual beli kontKn, jual beli nasi?ah, jual beli dengan penyerahan barang tertunda, jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran sama-sama tertunda.
$.
Rukun ual Bel!
'. )enjual dan )embeli Syaratnya adalah; a> 1erakal, agar dia tidak terkecoh. $rang gila tidak sah jual belinya. b> !engan kehendak sendiri, tidak karena dipaksa atau suka sama suka. c> Tidak muba"ir =pemboros> d> 1alig %. *ang dan 1enda yang dibeli Syaratnya adalah; a> Suci, b> Ada man#aatnya c> 1arang itu dapat diserahkan d> 1arang tersebut diketahui oleh penjual dan pembeli 9. +a#ad" 0jab dan abul !alam ijab abul tidak ada kemestian menggunakan kata-kata khusus, arena ketentuan hukumnya ada pada akad dengan tujuan dan makna, bukan dengan kata-kata dan bentuk kata itu sendiri. Cang diperlukan adalah saling rela =ridho>, direalisasikan dalam bentuk mengambil dan member atau cara lain yang dapat menunjukkan keridhaan dan berdasarkan makna pemilikkan dan mempermilikkan. Seperti ucapan penjual; aku jual, aku berikan, aku milikkan atau ini menjadi milikmu dan ucapan si pembeli; aku beli, aku ambil, aku terima, aku rela atau ambillah harganya. Akad juga sah dengan bahasa isyarat yang dipahami dari orang bisu. arena isyarat bagi orang bisu merupakan ungkapan dari apa yang ada di dalam jiwanya tak ubahnya ucapan bagi orang yang dapat berbicara. 1agi orang bisu dapat berakad dengan tulisan, sebagai ganti dari bahasa isyarat, ini jika si bisu dapat memahami baca tulis. :. 1erselisih !alam 4ual 1eli )enjual dan pembeli dalam melakukan jual beli hendaknya berlaku jujur, berterus terang, dan mengatakan yang sebenarnya, maka jangan
berdusta dan jangan bersumpah dusta, sebab sumpah dan dusta menghilangkan berkah jual beli. asulullah SAW bersabda; B1S*M)A3 dapat mempercepat lakunya degangan, tetapi dapat menghilangkan barokahD =3 1ukhari !an Muslim>. )ara pedagang jujur, benar, dan sesuai dengan ajaran islam dalam berdagang nya didekatkan dengan para nabi, para sahabat dan orang
orang
yang
mati
syahid
pada
hari
kiamat.
1ila antara penjual dan pembeli berselisih pendapat dalam suatu benda yang diperjual belikan, maka yang dibenarkan ialah kata kata yang punya barang, bila antara keduanya tidak ada saksi dan bukti lainnya. asulullah SAW bersabda;D1ila penjual dan pembeli berselisih dan antara keduanya tak ada saksi, maka yang dibenakan adalah perkataan yang punya barang atau di batalkan.D=3 Abu !awud>. F. +elang =Mu"ayadah> )enjualan dengan cara lelang disebut mu"ayadah. )enjualan seperti ini dibolehkan oleh agama islam, karena dijelaskan dalam keterangan; B!ari Annas r.a. ia berkata, asulullah SAW. Menjual sebuah pelana dan sebuah mangkok air dengan berkata siapa yang mau membeli pelana dan mangkok ini< Seorang laki-laki menyahut; aku bersedia membelinya seharga satu dirham. +alu nabi berkata lagi, siapa yang berani menambahi< Maka diberi dua dirham oleh seorang laki-laki kepada beliau, lalu dijuallah kedua benda itu kepada laki-laki tadia.D =3. Tirmid"i> (. Sebab-sebab !ilarangnya 4ual 1eli +arangan jual beli disebabkan karena dua alasan, yaitu; a. 1erkaitan dengan objek Tidak terpenuhniya syarat perjanjian, seperti menjual yang tidak ada, menjual anak binatang yang masih dalam tulang sulbi pejantan =malaih> atau yang masih dalam tulang dada induknya =madhamin>. Tidak terpenuhinya syarat nilai dan #ungsi dari objek jual beli, seperti
menjual
barang
najis,
haram
dan
sebagainya.
Tidak terpenuhinya syarat kepemilikan objek jual beli oleh si penjual. b. 1erkaitan dengan komitmen terhadap akad jual beli 4ual beli yang mengandung riba 4ual beli yang mengandung kecurangan. Ada juga larangan yang berkaitan dengan hal-hal lain di luar kedua hal di atas seperti adanya penyulitan dan sikap merugikan, seperti orang yang menjual barang yang masih dalam proses transaksi temannya, menjual senjata saat terjadinya kon#lik sesama mulim, monopoli dan sejenisnya. 4uga larangan karena adanya pelanggaran syariat seperti berjualan pada saat dikumandangkan ad"an shalat 4um?at. B.
Utang P!utang ". Pengert!an Utang P!utang
3utang-piutang menurut syara ialah aad untuk memberikan sesuatu benda yang ada harganya atau berupa uang dari seseorang kepada orang lain yang memerlukan dengan perjanjian orang yang berutang akan mengembalikan dengan jumlah yang sama.
B!an tolong-menolonglah kamu dalam =mengerjakan> kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-NyaD. =Al-Maidah; %>
#. Hukum Utang P!utang
$rang yang berhutang hukumnya mubah =boleh%, sedangkan orang yang memberi pinjaman hukumnya sunnah, sebab ia termasuk orang yang menolong sesamanya. 3ukum ini dapat berubah menjad0 wajib jika orang yang meminjam itu benda-benar dalam
keadaan terdesak, misalnya hutang beras bagi orang yang kelaparan, hutang uang untuk biaya pengobatan, dan lain sebagainya.
asulullah SAW bersabda ; L O LPQR UV QR X L ;Y LO QZ [ \]Q^ _ ` Q ` f` R X ` X^ \ L X` `[ LO f L q ` X] !ari 0bnu Mas?ud ra, sesungguhnya Nabi SAW telah besabda BSeorang muslim yang memberi pinjaman kepada seorang muslim dua kali, seolah-olah dia telah bersedekah kepadanya satu kali B.
=3. 0bnu Majah> $. Rukun Utang P!utang
Lafaz.= kalimat mengutangi> seperti; Bsaya utangkan ini kepada
engkauD jawab yang berhutang B saya mengaku berhutang kepada engkauD '. Yang berpiutang dan yang berhutang %. Barang yang dihutangkan. Tiap-tiap barang yang dapat dihitung , boleh dihutangkan. &.
Menam'ah Ba(aran
Melebihkan bayaran dari sebanyak hutang, kalau kelebihan itu memang kemauan yang berhutang dan tidak atas perjanjian sebelumnya, maka kelebihan itu boleh =halal> bagi yang mengutangkannya, dan menjadi kebaikan untuk orang yang memebayar utangv:.
asulullah SAW bersabda ;
\]Q^ x z L{O |R} ` ]~ X f L• D Maka sesungguhnya sebaik-baik kamu ialah orang yang sebaikbaiknya pada waktu membayar hutang .D =3. Al-1ukhari dan
Muslim>. !ari Abu 3urairah, ia berkata, asulullah SAW telah berhutang binatang ternak, kemudian beliau membayar dengan binatang yang lebih besar umurnya daripada binatang yang beliau pinjam itu, dan asulullah bersabda ; Brang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang membayar hutangnya dengan yang lebih baik .D =3. Ahmad At-
Turmud"i dan disahkannya>.
).
RIBA ". Art! R!'a
iba menurut etimologi adalah kelebihan atau tambahan, menutur etimologi, riba artinya kelebihan pembayaran tanpa ganti rugi atau imbalan, yang disyaratkan bagis salah seorang dari dua orang yang melakukan transaksi Misalnya, Si A memberi pinjaman kepada si 1 dengan syarat si 1 harus mengembalikan uang pokok pinjaman dan sekian persen tambahnya %. !asar 3ukum eharaman iba iba hanyalah berlaku pada benda 2 benda seperti emas, perak, makanan dan uang. arena itu tidak diperbolehkan menjual emas dengan emas, perak dengan perak, kecuali jika harganya sebanding dan dilakukan dengan kontan. Tidak diperbolehkan menjual sesuatu barang, dimana barang tersebut belum berada ditangannya =misal A membeli barang tersebut kepada si 1> Tidak diperbolehkan pula menjual daging dengan binatang yang masih hidup. Tidak diperbolehkan juga menjual emas dengan ditukar dengan perak yang harga nilainya tidak sebanding.
!emikian pula menjual makanan, tidak diperbolehkan dijual dengan makanan sejenis, kecuali jika sebanding harganya. Tidak diperbolehkan pula jual beli barang sejenis daripadanya dengan barang yang tidak seimbang harganya. Tidak diperbolehkan pula beli barang yang belum menjadi miliknya, misalnya menjual burung yang bebas terbang di udara dan lain 2 lain )ada ayat ini juga disebutkaan;
Artinya ; B3ai orang 2 orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertawalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntunganD =ES Ali 0mran€9 ; '9&>
!alam sebuah hadits dijelaskan konsekuensi kaharaman itu, terdapat sanski sebagaimana sabda asulullah SAW. Artinya; B!ari 4abir, asulullah SAW. Melaknat yang memakan riba, yang mewakilinya, penulisnya dan kedua saksinya dan asul berkata, mereka semua berdosa.D =iwayat Muslim dari 4abir> Setiap orang 0slam dan mukala# sebelum terlibat dalam satu urusan, terlebih dahulu wajib mengetahui apa 2 apa yang dihalalkan dan diharamkan Allah. Sesungguhnya Allah telah membebani kita dengan tugas 2 tugas mengabdi. $leh karena itu,, mau tidak mau harus memelihara apa yang ditugaskan kepada kita. Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Allah telah mengayidi kata jual beli dengan alat memakri#atkan, `‚ dan ƒ yakni Y „ ] ‚ `‚ 4ual beli ini diikat oleh beberapa ikatan 2 ikatan, syarat, dan rukun yang harus dipelihara semua. 4adi orang yang hendak jual beli wajib mengetahui hal 2 hal
tersebut. 4ika tidak, jelas akan makan riba, mau tidak mau asulullah telah bersabda. B)edagang yang jujur, besok pada hari kiamat digiring bersama dengan orang 2 orang yang jujur dan orang 2 orang yang mati sahidD. Semua itu tidak lain kecuali karena sesuatu yang dia lakukan yaitu berperang melawan hawa na#su dan keinginan =yang menyeleweng> serta memaksa na#sunya untuk menjalankan akad sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah. 4ika tidak, maka tak samar lagi pasti mendapat apa yang akan diancamkan Allah kepada orang yang melanggar batas 2 batas, emudian sesungguhnya semua akad, seperti akad ijarah =persewaaan>, irad =andil berdagang>, rohn =gode>, wakalah, wadiah, ariah, sirkah, musaah, dan sebagainya, wajib dijaga syarat 2 syarat dan rukun 2 rukunnya Akad nikah =malah> membutuhkan kehati 2 hatian dan ketelitian untuk menghindari
kejadian
yang
ada
kaitannya
dengan
ketidaksempurnaan syarat dan rukun =jika tidak sah nikahnya lantas istri disetubuhi, maka berarti ber"inah> 9. Macam 2 Macam iba Menurut para ulama, riba ada empat macam; a. iba /adli, yaitu riba dengan sebab tukar menukar benda, barang sejenis =sama> dengan tidak sama ukuran jumlahnya. Misalnya satu ekor kambing ditukar dengan satu ekor kambing yang berbeda besarnya satu gram emas ditukar dengan seperempat gram emas dengan kadar yang sama. Sabda asul SAW Artinya;B !ari Abi Said Al hudry, sesungguhnya asulullah SAW. Telah bersabda, B4anganlah kamu jual emas dengan emas kecuali dalam timbangan yang sama dan janganlah kamu tambah sebagian atas sebagiannya dan janganlah kamu jual uang kertas dengan uang kertas kecuali dalam nilai yang sama, dan jangan kamu tambah sebagian atas sebagiannya, dan janganlah kamu jual barang yang
nyata =riil> dengan yang abstrak =ghaib>.D =riwayat 1ukhari dan muslim> iba /adli atau riba tersembunyi ini dilarang karena dapat membawa kepada riba nasi?ah =riba jail> artinya riba yang nyata b. iba Eardhi, yaitu riba yang terjadi karena adanya proses utang piutang atau pinjam meminjam dengan syarat keuntungan =bunga> dari orang yang meminjam atau yang berhutang. Misalnya, seseorang meminjam uang sebesar sebesar p. '.&&&.&&&,- =satu juta> kemudian diharuskan membayarnya p. '.9&&.&&&,- =satu juta Tiga ratus ribu rupiah> Terhadap bentuk transsaksi seperti ini dapat dikategorikan menjadi riba, seperti sabda asulullah Saw.; Artinya BSemua piutang yang menarik keuntungan termasuk riba.D =iwayat 1aihai> c. iba Nasi?ah, ialah tambahan yang disyaratkan oleh orang yang mengutangi dari orang yang berutang sebagai imbalan atas penangguhan =penundaan> pembayaran utangnya. Misalnya si A meminjam uang p. '.&&&.&&&,- kepada si 1 dengan perjanjian waktu mengembalikannya satu bulan, setelah jatuh tempo si A belum dapat mengembalikan utangnya. *ntuk itu, si A menyanggupi memberi tambahan pembayaran jika si 1 mau menunda jangka waktunya. 6ontoh lain, si 1 menawarkan kepada si A untuk membayar utangnya sekarang atau minta ditunda dengan memberikan tambahan. Mengenai hal ini asulullah SAW. Menegaskan bahwa; Artinya; !ari Samrah bin 4undub, sesungguhnya Nabi Muhammad saw. Telah melarang jual beli hewan dengan hewan dengan bertenggang waktu.D =iwayat 0mam +ima dan dishahihkan oleh Turmud"i dan 0bnu 4arud> d. iba Cad, yaitu riba dengan berpisah dari tempat akad jual beli sebelum serah terima antara penjual dan pembeli. Misalnya, seseorang membeli satu kuintal beras. Setelah dibayar, sipenjual langsung pergi sedangkan berasnya
dalam karung belum ditimbang apakah cukup atau tidak. 4ual beli ini belum jelas yang sebenarnya. Sabda asulullah SAW. Artinya;Bmas dengan emas, perak dengan perak, beras dengan beras, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma, garam dengan garam, hendaknya serupa dan sama banyaknya, tunai dengan tunai, apabila berlainan jenisnya boleh kamu menjual sekehendamu asal tunaiD. =iwayat Muslim> :. Sebab 2 Sebab !iharamkannya iba Allah SWT melarang riba antara lain karena perbuatan tersebut dapat merusak dan membahayakan diri sendiri dan merugikan serta menyengsarakan orang lain a. Merusak !an Membayakan !iri Sendiri $rang yang melakukan riba akan selalu menghitung 2 hitung yang banyak yang akan diperoleh dari orang yang meminjam uang kepadanya. )ikiran dan angan 2 angan yang demikian itu akan mengakibatkan dirinya selalu was 2 was dan khawatir uang yang telah dipinjamkan itu tidak dapat kembali tepat pada waktunya dengan bunga yang besar. 4ika orang yang melakukan riba itu memperoleh keuntungan yang berlipat ganda, hasilnya itu tidak akan memberi man#aat pada dirinya karena hartanya itu tidak akan memberi man#aat pada dirinya karena hartanya itu tidak mendapat berkah dari Allah SWT. b. Merugikan !an Menyengsarakan $rang +ain $rang yang meminjam uang kepada orang lain pada umumnya karena sedang susah atau terdesak. arena tidak ada jalan lain, meskipun dengan persyaratan bunga yang besar, ia tetap bersedia menerima pinjaman tersebut, walau dirasa sangat berat. $rang yang meminjam ada kalanya bisa mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya, tetapi adakalanya tidak dapat mengembalikan pinjaman tepat pada waktu yang telah ditetapkan. arena beratnya bunga pinjaman, si peminjam susah
untuk mengembalikan utang tersebut. 3al ini akan menambah kesulitan dan kesengsaraan bagi kehidupannya. 3aram menjual barang yang belum diterima =oleh si penjual>. menjual hewan dengan daging juga haram, hutang ditukar dengan hutang juga haram, begitupula dengan #uduly =si penjual bukan pemilik barangnya dan bukan sebagai wakil>, menjual barang yang tidak dapat dilihat atau jual belinya orang yang tidak mukala#, menjual barang yang tidak ada man#aatnya, menjual barang yang tidak bisa diserahkan, tanpa ijab obul, menjual barang yang tidak di bawah hak milik seperti tanah mati atau orang merdeka, menjual barang yang samar atau najis, seperti anjing dan menjual barang yang memabukan atau yang diharamkan, semua adalah haram 3aram menjual sesuatu yang halal dan suci kepada orang yang diketahui bahwa sesuatu itu akan digunakan untuk bermaksiat 3aram menjual barang yang dapat memabukan dan menjual barang yang cacat tanpa diberitahukan cacatnya 3arta peninggalan mayit tidak sah dibagi 2 bagikan atau dijual sekalipun hanya sedikit, seperenam dirham misalnya, selagi hutang 2 hutang simayit belum dilunasi, dan wasiat 2 wasiatnya harus dipenuhi. 4ika belum naik haji, padahal sudah berkewajiban maka harus dipungutlah dulu ongkos untuk haji dan umrah sebelum diwaris, kecuali =boleh dijual> untuk memenuhi hal 2 hal diatas =untuk hutang 2 hutang € untuk haji€umrah> 4adi harta peninggalan mayit seperti digadaikan pada hal 2 hal di atas. Sebagaimana budak yang melukai, juga tidak boleh dijual sebelum dipenuhi hak yang berurusan dengan dirinya, kecuali jika yang memberi hutang =pada sayidnya> telah mengijinkan untuk menjual budak itu. 3aram melakukan =mempengaruhi> minat pembeli dengan
maksud agar tidak membeli, kemudian disuruh membeli barang orang yang memepengaruhi tadi. Apabila sesudah barang ditetapkan =sudah sama 2 sama menyetujui antara penjual dan pembeli>. 4uga tidak boleh mempengaruhi penjual dengan maksud agar berpindah menjual kepadanya. Apabila jika dilakukan ketika masih hiyar, amat diharamkan =seperti masih tawan menawar> 3aram pula membeli barang saat paceklik =harga pangan mahal> dan orang yang sangat membutuhkan bahan makanan, dengan tujuan untuk ditahan =disimpan> dan akan dijual bila dengan harga yang lebih mahal 3aram berpura 2 pura nawar barang dengan harga mahal tapi tidak bermaksud ingin membeli tapi bermaksud membujuk orang lain =agar mau membeli dengan harga mahal> 3aram memisahkan antara budak perempuan dan anaknya sebelum tamyi", semua itu haram. !emikian pula menipu atau berkhianat dalam urusan timbangan takaran, meteran, htungan dan atau berdusta 3aram menjual kapuk atau lainnya dari barang 2 barang dagangan kepada pembeli, tetapi disamping menjual juga memberi hutangnya kepada si pembeli beberapa dirham. emudian harga barang lebih mahal, hal ini dilakukan oleh si penjual karena demi hutangnya tersebut !emikian juga umpamanya, memberi hutang kepada pembuat tenun =atau penjahit> atau lainnya dari pekerjaan buruh, tapi sebelum diberi hutangnya, terlebih dahulu para peminta hutang itu disuruh dengan upah yang terlalu sedikit, demi hutang tersebut. 3al ini disebut
dengan istilah
rubtah, ini
juga
amat haram.
3aram memberi hutangan kepada para petani yang bayarnya secara tempo sampai saat panen, tapi dengan janji supaya hasil panen mereka dijual kepada si pemberi utangan tersebut dengan harga dibawah harga umum. 3al ini disebut dengan muda
BAB III PENUTUP
A.
Kes!m*ulan
4ual beliadalah saling menukar =menukarkan>. !an kata Al-1ai? =jual> dan AsySyiraa =beli>, dua kata ini masing-masing mempunyai makna dua yang sau sama lain bertolak belakang. Menurut pengertian syariat, jual beli ialah pertukaran harta atas dasar saling rela. Atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan =agar tebedakan 4ual beli adalah perkara yang diperbolehkan berdasarkan Al-itab, AsSunnah, 0jma serta Eiyas. Allah ta?ala ber#irman dalam surat Al-1aarah; %8F Bdan Allah menghalalkan jual beliID !alam ijab abul tidak ada kemestian menggunakan kata-kata khusus, arena ketentuan hukumnya ada pada akad dengan tujuan dan makna, bukan dengan kata-kata dan bentuk kata itu sendiri. Cang diperlukan adalah saling rela =ridho>, iba menurut etimologi adalah kelebihan atau tambahan, menutur etimologi, riba artinya kelebihan pembayaran tanpa ganti rugi atau imbalan, yang disyaratkan bagis salah seorang dari dua orang yang melakukan transaksi
3utang piutang
dimaksudkan untuk menolong sesama muslim, bukan bertujuan untuk memperoleh
keuntungan.
)ara
/uaha
sepakat
bahwa
jika pinjaman
dipersyaratkan agar memberikan keuntungan apapun bentuknya atau tambahan kepada pihak muaridh, maka yang demikian itu haram hukumnya. B.
Saran
)enulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan.Maka dari itu penulis mohon maa# yang sebesar besarnya, kiranya kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini ke depannya.Semoga makalah ini berman#aat bagi pembaca sekalian, khususnya bagipenulis.Amin.
DAFTAR PUSTAKA
3endi Suhendi. !i"ih Muamalah. 4akarta; aja ra#indo )ersada. Mughniyyah,Muhammmad 4awad.'777.!i"ih #mam $a%far Shadi" . 4akarta ; )enerbit +antera asjid, Sulaiman. %&&9. !i"h #slam. 1andung; Sinar 1aru Algensindo 1andung. …uhaili, Wahbah.%&'&. !i"ih #mam Syafi%i ;Mengupas Masalah /ihiyah berdasarkan Alur?an dan 3adits.