BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belaka Belakang ng
Permasalahan penyakit kusta dan frambusia ini bila dikaji secara mendalam meru merupa paka kan n perm permasa asalah lahan an yang yang sanga sangatt komp komplek lekss dan dan meru merupa pakan kan perm permasa asalah lahan an kemanusiaan seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari medis saja tetapi juga adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam keadaan ini ini
warg wargaa
masy masyar arak akat at beru berupa pay ya
meng menghi hind ndar arii
pend pender erit ita. a. Seba Sebaga gaii
akib akibat at dari dari
masalah masalahmas masalah alah tersebu tersebutt akan akan mempun mempunya yaii efek efek atau atau pengar pengaruh uh terhadap terhadap kehidu kehidupan pan bangsa dan negara, karena masalah-masalah tersebut dapat mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna sosial, tuna wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk melakukan kejahatan atau gangguan di lingkungan masyarakat. Kusta Kusta dan frambu frambusia sia merupa merupakan kan penyak penyakit it kulit kulit menula menularr dan menahu menahun n yang yang mudah disembuhkan apabila ditemukan secara dini. ila ditemukan sedini mungkin dan diobati dengan baik maka dapat mencegah penderita dari kecacatan tetap dan sembuh dalam waktu ! bulan. "leh karena itu, peran serta masyarakat sangat penting dalam menemukan penderita dan melaporkan ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan. Didunia, pada awal tahun #$%&-an diperkirakan banyak kasus frambusia terjadi di 'frika, 'sia, 'merika Selatan dan (engah serta Kepulauan Pasifik, sebanyak )% * #%& juta penderita. Setelah +" memprakarsai kampanye pemberantasan frambusia dalam kurun waktu tahun #$% * #$!, para peneliti menemukan terjadinya penurunan yang drastik dari jumlah penderita penyakit ini. /amun kemudian kasus frambusia kembali muncul akibat kurangnya fasilitas kesehatan public serta pengobatan yang tidak adekua adekuat. t. Dewasa Dewasa ini, ini, diperk diperkirak irakan an sebany sebanyak ak #&& juta anak-a anak-anak nak beresik beresiko o terken terkenaa frambusia. Pada umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang sedang berkembang, dan sebagian sebagian besar penderitany penderitanyaa adalah dari golongan golongan ekonomi ekonomi lemah. al ini sebagai sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan yang
1
memadai di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. Di 0ndonesia pengobatan dari perawatan penderita kusta secara terintegrasi dengan unit pelayanan kesehatan 1puskesmas sudah dilakukan sejak pelita 02. 'dapun sistem pengobatan yang dilakukan sampai awal pelita 000 yakni tahun #$$), pengobatan dengan kombinasi 1MD(2 mulai digunakan di 0ndonesia. Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut sehingga memungkinkan tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana beberapa daerah di 0ndonesia pre3alens rate masih tinggi dan permasalahan yang ditimbulkan sangat komplek. Masalah yang dimaksud bukan saja dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan sosial. Saat ini kita memasuki tahun ketiga pada Periode 4encana Pembangunan baru yaitu 4encana Pembangunan 5angka Menengah /asional
14P5M/2 )& * ),
merupakan moment yang sangat penting untuk mengawali pelaksanaan pembangunan kita. Disamping itu Kementerian Kesehatanpun telah menyusun 4encana Strategis yang baru untuk tahun )& * ) dengan 3isi baru yaitu 6Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan6 dengan Misinya 71#2 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani7 1)2 Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan7 12 Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, 12 Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. 'rah kebijaka, sasaran,
strategi, fokus prioritas serta program-program
dilingkungan Kementerian Keseha telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan /o. !& (ahun )&. 1.2 Rumusan Masalah #. 'pakah pengertian dari kusta dan 8ramboesia 9 ). 'pakah etiologi dari kusta dan frambosia 9 . agaimana patofisiologi dari kusta dan frambosia 9 . 'pa sajakan tanda dan gejala dari kusta dan frambosia 9
2
%. !. :. ;. $.
agaimana Pemeriksaan Diagnostik Kusta Dan 8rambosia 9 agaimana Pengobatan Kusta dan 8rambosia 9 agaimana Pencegahan Kusta dan 8rambosia 9 agaimana Pengendalian Kusta di 0ndonesia 9 agaimana Pengendalian 8rambosia di 0ndonesia 9
1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat memahami dan dapat mengerti tentang
Tujuan !husus 'dapun tujuan khususnya dari pembuatan makalah ini yaitu > #2 Pembaca diharapkan dapat memahami tentang apa pengertian dari kusta dan
frambosia. )2 Pembaca diharapkan dapat memahami tentang apa saja etiologi dari kusta dan frambosia. 2 Pembaca diharapkan dapat memahami tentang bagaimana manifestasi dari kusta dan frambosia. 2 Pembaca diharapkan dapat memahami tentang bagaimana pengendalian kusta di indonesia. %2 Pembaca diharapkan dapat memahami tentang bagaimana pengendalian frambosia di indonesia.
BAB 2 T"N#AUAN PU$TA!A 2.1 De%inisi Pen&akit 0stilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni kushtha berarti kumpulan
gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta disebut juga Morbus ansen, sesuai dengan nama yang menemukan kuman yaitu Dr. ?erhard 'rmauwer ansen pada tahun #;: sehingga penyakit ini disebut Morbus ansen. 8ramboesia atau Patek 1 kamus kedokteran 2. Penyakit framboesia atau patek adalah suatu penyakit kronis, relaps 1berulang2. Dalam bahasa 0nggris disebut @aws, ada juga yang menyebut 8rambesia tropica dan dalam bahasa 5awa disebut
3
Pathek. Di Aaman dulu penyakit ini amat populer karena penderitanya sangat mudah ditemukan di kalangan penduduk. Di 5awa saking populernya telah masuk dalam khasanah bahasa 5awa dengan istilah
Kuman penyebabnya adalah Mycobacterium Beprae yang ditemukan oleh ?.'.ansen pada tahun #;: di /orwegia, secara morfologik berbentuk pleomorf lurus batang panjang, sisi paralel dengan kedua ujung bulat, ukuran &,&,% C #-; mikron. asil ini berbentuk batang gram positif, tidak bergerak dan tidak berspora, dapat tersebar atau dalam berbagai ukuran bentuk kelompok, termasuk massa ireguler besar yang disebut sebagai globi 1 Depkes , )&&:2. Kuman ini hidup intraseluler dan mempunyai afinitas yang besar pada sel saraf 1Schwan ell2 dan sel dari 4etikulo Endotelial, waktu pembelahan sangat lama , yaitu )- minggu , diluar tubuh manusia 1dalam kondisis tropis 2kuman kusta dari sekret nasal dapat bertahan sampai $ hari 1Desikan #$::,dalam Beprosy Medicine in the (ropics Edited by 4obert . asting,#$;%2. Pertumbuhan optimal kuman kusta adalah pada suhu ):F&F . 1 Depkes, )&&%2 8rambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh (reponema pallidum sub spesies pertenue 1merupakan saudara dari (reponema penyebab penyakit sifilis2, penyebarannya tidak melalui hubungan seksual pada umumnya menyerang anak * anak berusia di bawah #% tahun., yang dapat mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan kulit sehat. Penyakit ini tumbuh subur terutama didaerah beriklim tropis dengan karakteristik cuaca panas, banyak hujan, yang dikombinasikan dengan banyaknya jumlah penduduk miskin, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya fasilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya fasilitas kesehatan umum yang memadai.
4
2.3 Pat'%isi'l'gi
Penyakit kusta dapat ditularkan dari penderita kusta tipe M kepada orang lain secara langsung. ara penularan penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi sebagian besar para ahli berpendapat bahwa penyakit kusta dapat ditularkan melalui saluran pernafasan dan kulit. Kusta mempunyai masa inkubasi )-% tahun, akan tetapi dapat juga berlangsung sampai bertahun-tahun.Meskipun cara masuk kuman M.leprae ke dalam tubuh belum diketahui secara pasti, namun beberapa penelitian telah menunujukkan bahwa yang paling sering adalah melalui kulit yang lecet pada bagian tubuh yang bersuhu dingin dan pada mukosa nasal. Selain itu penularan juga dapat terjadi apabila kontak dengan penderita dalam waktu yang sangat lama. 8rambusia di sebabkan oleh (reponemaa Pallidum, yang disebabkan karena kontak langsung dengan penderita ataupun kontak tidak langsung. (reponema palidum ini biasanya menyerang kulit dan tulang. Pada awal terjadinya infeksi, agen akan berkembang biak didalam jaringan penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang berbentuk seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian. 'pabila tidak segera diobati agen akan menyerang dan merusak kulit, otot, serta persendian. (erjadinya kelainan tulang dan sendi sering mengenai jari-jari dan tulang ektermitas yang menyebabkan atrofi kuku dan deformasi ganggosa yaitu suatu kelainan berbentuk nekrosis serta dapat menyebabkan kerusakan pada tulang hidung dan septum nasi dengan gambaran-gambaran hilangnya bentuk hidung. Kelainan pada kulit adanya ulkus-ulkus yang meninggalkan jaringan parut dapat membentuk keloid dan kontraktur. Pada awalnya, koreng yang penuh dengan organisme penyebab ditularkan melalui kontak dari kulit ke kulit, atau melalui luka di kulit yang didapat melalui benturan, gigitan, maupun pengelupasan.
Pada mayoritas pasien, penyakit
frambusia terbatas hanya pada kulit saja, namun dapat juga mempengaruhi tulang bagian atas dan sendi. +alaupun hamper seluruh lesi frambusia hilang dengan sendirinya, infeksi bakteri sekunder dan bekas luka merupakan komplikasi yang
5
umum. Setelah % * #& tahun, #& G dari pasien yang tidak menerima pengobatan akan mengalami lesi yang merusak yang mampu mempengaruhi tulang, tulang rawan, kulit, serta jaringan halus, yang akan mengakibatkan disabilitas yang melumpuhkan serta stigma social.
2.+ Tan(a (an ,ejala
Manifestasi klinik kusta biasanya menunjukkan gambaran yang jelas pada stadium yang lanjut dan diagnosis cukup ditegakkan dengan pemeriksaan fisik saja .Penderita kusta adalah seseorang yang menunjukkan gejala klinik kusta dengan atau tanpa pemeriksaan bakteriologik dan memerlukan pengobatan 1Muh.Dali 'mirudin, )&&&2. Hntuk mendiagnosa penyakit kusta perlu dicari kelainan-kelainan yang berhubungan dengan gangguan saraf tepi dan kelainan-kelainan yang tampak pada kulit.Hntuk itu dalam menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu mencari tandatanda utama atau <ardinal Sign,6 yaitu > #. Besi 1kelainan2 kulit yang mati rasa.Kelainan kulit atau lesi dapat berbentuk bercak keputih-putihan 1hypopigmentasi 2 atau kemerah-merahan 1Eritemtous 2 yang mati rasa 1anestesi 2. ). Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf.ganggguan fungsi saraf ini merupakan akibat dari peradangan kronis saraf tepi 1neuritis perifer2.gangguan fungsi saraf ini bisa berupa > a. ?angguan fungsi saraf sensoris > mati rasa. b. ?angguan fungsi motoris >kelemahan1parese2 atau kelumpuhan Iparalise2. c. ?angguan fungsi saraf otonom> kulit kereing dan retak-retak. . 'danya kuman tahan asam didalam kerokan jaringan kulit 1('J2, pemeriksaan ini hanya dilakukan pada kasus yang meragukan 1Dirjen PP PB Depkes, )&&% 2.
?ejala klinis frambusia terdiri atas Stadium yaitu > a2 Stadium 0 > Stadium ini dikenal juga stadium menular. Masa inkubasi rata-rata minggu atau dalam kisaran -$& hari. Besi initial berupa papiloma pada port d= entre yang berbentuk seperti buah arbei, permukaan basah, lembab , tidak bernanah, sembuh
6
spontan tanpa meninggalkan bekas, kadang-kadang disertai peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian kemudian, papula-papula menyebar yang sembuh setelah #- bulan. Besi intinial berlangsung beberapa minggu dan beberapa bulan kemudian sembuh. Besi ini sering ditemukan disekitar rongga mulut, di dubur dan 3agina, dan mirip kandilomatalata pada sipilis. ?ejala ini pun sembuh tanpa meninggalkan parut, walaupun terkadang dengan pigmentasi. selain itu terdapat semacam papiloma pada tapak tangan atau kaki, dan biasanya lembab. ?ejala pada kulit dapat berupa macula, macula papulosa, papula, mikropapula, nodula, tanpa menunjukan kerusakan struktur pada lapisan epidermis serta tidak bereksudasi. entuk lesi primer ini adalah bentuk yang menular. b2 Stadium 00 atau masa peralihan > Pada stadium ini, di tempat lesi ditemukan treponema palidum pertinue. (reponema positif ini terjadi setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah stadium 0. Pada stadium ini frambusia tidak menular dengan bermacammacam bentuk gambaran klinis, berupa hyperkeratosis. Kelainan pada tulang dan sendi sering mengenai jari-jari dan tulang ekstermitas, yang dapat mengakibatkan terjadi atrofi kuku dan deformasi ganggosa, yaitu suatu kelainan berbentuk nekrosis serta dapat menyebabkan kerusakan pada tulang hidung dan septum nasi dengan gambaran-gambaran hilangnya bentuk hidung, gondou 1 suatu bentuk ostitis hipertofi 2, meskipun jarang dijumpai. Kelainan sendi, hidrartosis, serta junksta artikular nodular 1 nodula subkutan, mudah bergerak, kenyal, multiple2, biasanya ditemukan di pergelangan kaki dekat kaput fibulae, daerah akral atau plantar dan palmar. c2 Stadium 000 > Pada stadium ini , terjadi guma atau ulkus-ulkus indolen dengan tepi yang curam atau bergaung, bila sembuh, lesi ini meninggalkan jaringan parut, dapat membentuk keloid dan kontraktur. ila terjadi infeksi pada tulang dapat mengakibatkan kecacatan dan kerusakan pada tulang. Kerusakan sering terjadi pada palatum, tulang hidung, tibia.
2.- Pemeriksaan Diagn'stik !usta Dan )ram*'sia
7
Deteksi dini untuk reaksi penyakit kusta sangat penting untuk menekan tingkat kecacatan ire3ersibel yang mungkin terjadi sebagai gejala sisa.(ingkat keberhasilan terapi tampak lebih baik jika penyakit kusta ini dideteksi dan ditangani secara dini. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan > #. ?ambaran klinik ?ejala klinik tersebut diantara lain > a. Besi kulit menjadi lebih merah dan membengkak. b. /yeri, dan terdapat pembesaran saraf tepi. c. 'danya tanda-tanda kerusakan saraf tepi, gangguan sensorik maupun motorik. d. Demam dan malaise. e. Kedua tangan dan kaki membengkak. f. Munculnya lesi-lesi baru pada kulit. ). Baboratorium > a. Darah rutin> tidak ada kelainan b. akteriologi Menurut /oordhoek, et al, 1#$$&2 diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskop lapangan gelap atau pemeriksaan mikroskopik langsung 8' 18lourescent 'ntibody2 dari eksudat yang berasal dari lesi primer atau sekunder. (est serologis nontrepanomal untuk sifilis misalnya LD4B 13enereal disease research laboratory2, 4P4 1rapid plasma reagin2 reaktif pada stadium awal penyakit menjadi non reaktif setelah beberapa tahun kemudian, walaupun tanpa terapi yang spesifik, dalam beberapa kasus penyakit ini memberikan hasil yang terus reaktif pada titer rendah seumur hidup. (est serologis trepanomal, misalnya 8('-'S 1fluorescent trepanomal antibody * absorbed2, M'(P 1microhemag-glutination assay for antibody to t. pallidum2 biasanya tetap reaktif seumur hidup. 2. Peng'*atan !usta (an )ram*'sia Pengobatan penyakit kusta dilakukan dengan Dapson sejak tahun #$%) di
0ndonesia, memperhatikan hasil yang cukup memuaskan, hanya saja pengobatan mono terapi ini sering mengakibatkan timbul masalah resistensi, hal ini disebabkan oleh karena > a. Dosis rendah pengobatan yang tidak teratur dan terputus akibat dari lepra reaksi b. +aktu makan obat sangat lama sehingga membosankan, akibatnya penderita makan obat tidak teratur 8
Selain penggunaan Dapson 1DDS2, pengobatan penderita
kusta
dapat
menggunakan Bamprine 1!!2, 4ifanficin, Prednison, Sulfat 8eros dan 3itamin ' 1untuk menyehatkan kulit yarlg bersisik2. Menurut Departemen Kesehatan 40, 1)&&2 dan 1)&&:2 bahwa pilihan pengobatan utama adalah benAatin penicilin dengan dosis yang sama, alternatif pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian tetrasiklin, doCicicline dan eritromisin. Dosis dan cara pengobatan frambusia > Pilihan utama Hmur /ama obat Dosis Pemberian Bama pemberian #& thn enA.penisilin !&&.&&& 0H 0M Dosis (unggal N #& tahun enA.penisilin #.)&&.&&& 0H 0M Dosis (unggal 'lternatif ; tahun Eritromisin &mgIkg bagi dosis "ral #% hari ;-#% tahun (etra atau erit. )%&mg,C# hri "ral #% hari O; tahun DoCiciclin )-%mgIkg bagi dosis "ral #% hari Dewasa #&&mg )C# hari "ral #% hari Keterangan > (etrasiklin atau eritromisin diberikan kepada penderita frambusia yang alergi terhadap penicillin. (etrasiklin tidak diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui atau anak dibawah umur ; tahun. 2./ Pen0egahan !usta Dan )ram*'sia Pengobatan kepada penderita kusta adalah merupakan salah satu cara pemutusan mata rantai penularan. Kuman kusta diluar tubuh manusia dapat hidup )-; jam dan ada yang berpendapat sampai : hari, ini tergantung dari suhu dan cuaca diluar tubuh manusia tersebut. Makin panas cuaca makin cepatlah kuman kusta mati. 5adi dalam hal ini pentingnya sinar matahari masuk ke dalam rumah dan hindarkan terjadinya tempat-tempat yang lembab. Hpaya-upaya pencegahan dan pemberantasan yang dapat dilakukan pada 8rambusia adalah > #. Bakukanlah upaya promosi kesehatan umum, berikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat ). Mengorganisir masyarakat dengan cara yang tepat untuk ikut serta dalam upaya pemberantasan dengan memperhatikan hal-hal yang spesifik di wilayah tersebut. . Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang mamadai untuk dapat melakukan diagnosa dini dan pengobatan dini sebagai bagian dari rencana kampanye pemberantasan di masyarakat. 2. Pengen(alian Pen&akit !usta
9
(ahun )&&& mempunyai arti penting bagi program pengendalian kusta. Pada tahun )&&&, dunia dan khususnya negara kita 0ndonesia berhasil mencapai status eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar kurang dari # kasus per #&.&&& penduduk. Dengan demikian, sejak tahun tersebut di tingkat dunia maupun nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat. Diagnosis dini dan pengobatan dengan menggunakan MD( 1Multi Drug (herapy2 merupakan kunci utama dalam keberhasilan mengeliminasi kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat. Pengobatan MD( berhasil menurunkan beban penyakit kusta dunia secara dramatis dari %,) juta kasus terdaftar pada tahun #$;% menjadi #$).)! kasus pada akhir tahun )&. Di 0ndonesia sendiri, pengobatan dengan MD( berhasil menurunkan ;,!G kasus. Dari #)!.))# kasus terdaftar pada tahun #$;% menjadi )&.&) kasus pada akhir tahun )#. Sejak tercapainya status eliminasi kusta, situasi kusta di 0ndonesia menunjukkan kondisi yang relatif statis. al ini dapat terlihat dari angka penemuan kasus baru kusta yang berkisar antara : hingga ; per #&&.&&& penduduk per tahunnya. egitu pula halnya dengan angka penderita terdaftar yang berkisar antara &,; hingga &,$ per #&.&&& penduduk. ingga laporan profil ini dibuat, Subdit P) Kusta dan 8rambusia baru menerima laporan dari )) pro3insi. erdasarkan data yang ada, angka penemuan kasus baru kusta selama tahun )) lebih rendah bila dibandingkan dengan data pada tahun sebelumnya. Diperkirakan angka ini akan meningkat bila seluruh pro3insi telah mengirimkan laporannya. Di wilayah 0ndonesia bagian barat hanya 'ceh dan seluruh pro3insi di pulau 5awa kecuali Pro3insi anten dan D0. @ogyakarta. Diantara total penderita baru yang ditemukan pada tahun )), #).:$ kasus 1;),!$G2 merupakan penderita tipe M sedangkan jumlah penderita anak sebesar #.!! kasus 1#&,:;G2 dan penderita yang mengalami cacat tingkat ) sebesar #.;#) kasus 1##,:%2G. 5umlah penderita kusta yang masih terdaftar di akhir tahun )) sebesar ).%% kasus. erikut grafik proporsi penderita M, cacat kusta tingkat ) dan proporsi anak di antara penderita baru kusta tahun )&&: sd )). 2. Pengen(alian )ram*'sia (i "n('nesia
10
Seperti halnya penyakit kusta, penyakit frambusia juga merupakan penyakit yang utamanya
mengenai jaringan
kulit. Penyakit
ini tidak
menimbulkan kematian. /amun demikian bila tidak ditangani dengan baik frambusia dapat menimbulkan kecacatan. 8rambusia biasanya terjadi di daerah yang sulit dijangkau 1end of the road2 oleh pelayanan kesehatan. Masyarakat miskin dengan kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan yang jelek sering terinfeksi oleh penyakit ini. Secara nasional angka pre3alensi frambusia sudah kurang dari # per #&&.&&& penduduk, namun hingga saat ini frambusia masih menjadi masalah kesehatan di 0ndonesia. Pre3alensi penyakit frambusia turun secara bermakna dalam kurun waktu #$;% hingga #$$%. Pada periode itu, angka pre3alensi frambusia turun secara dramatis dari ),)# per #&&.&&& penduduk menjadi hampir mendekati &. Setelah tahun #$$%, penurunan pre3alensi frambusia berjalan lambat. al ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain upaya pemberantasan yang tidak adekuat karena program frambusia bukan merupakan program prioritas. asil pertemuan manajer program frambusia yang dilakukan pada bulan 'pril )) di ?ene3e, Swiss menyepakati bahwa eradikasi frambusia diharapkan dapat tercapai pada tahun )&)&. Dalam upaya mencapai eradikasi frambusia pada tahun )&)&, Subdit Kusta dan 8rambusia pada tahun )) melaksanakan sur3ei serologi di #! kabupaten yang selama tahun melaporkan tidak adanya kasus di daerah tersebut. ila selama tahun berturut-turut hasil sur3ei serologi menunjukkan hasil yang baik 1negatif2 maka kabupaten tersebut berhak mendapat sertifikat bebas frambusia dari +". 0ntensifikasi penemuan kasus kusta dan frambusia juga dilakukan di beberapa daerah yang masih termasuk daerah kantong frambusia. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan kasus sebanyak-banyaknya untuk kemudian diobati sehingga diharapkan di tahun-tahun mendatang tidak ditemukan lagi kasus frambusia. Sisi negatif dari kegiatan intensifikasi penemuan kasus frambusia adalah tidak ditemukannya kasus bila kegiatan ini tidak dilakukan. isa dikatakan bahwa kabupaten dan Pro3insi sepenuhnya bergantung pada alokasi dana dari PusatI'P/ dalam pencarian kasus 8rambusia.
11
BAB 3 !E$"MPULAN 3.1 !esimulan Penyakit kusta bisa menjadi masalah yang serius apabila tidak ditangani
dengan benar, 8ramboesia atau Patek 1kamus kedokteran2. Penyakit framboesia atau patek adalah suatu penyakit kronis, relaps 1berulang2. Dalam bahasa 0nggris disebut @aws, ada juga yang menyebut 8rambesia tropica dan dalam bahasa 5awa disebut Pathek. Di Aaman dulu penyakit ini amat populer karena penderitanya sangat mudah ditemukan di kalangan penduduk karena penyakit ini tergantung dengan kebersihan diri seseorang. Seperti halnya penyakit kusta, penyakit frambusia juga merupakan penyakit yang utamanya mengenai jaringan kulit. Penyakit ini tidak menimbulkan kematian. /amun demikian bila tidak ditangani dengan baik frambusia dapat menimbulkan kecacatan. "ler karena itu harus di tangan ni agar tidak menimbulkan kecatatan yang serius. 3.2 $aran Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. "leh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Penulis juga mengharapkan agar masyarakat dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah dan sekitar agar terhindar dari masalah pada penyakit kulit.
12
DA)TAR PU$TA!A
Ditjen PPM dan PBP, uku Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta, 5akarta, #$$!. . Kosasih, ', agian Penyakit Kulit dan Kelamin, Kusta, 8K-H0, #$;;. /gatimin 4usli M, Beprophobia, Majalah Kesehatan Masyarakat, (ahun 0, /omor %, #$$. Pedoman Eradikasi 8rambusia. )&&:. Departemen Kesehatan 40, Dirjen Pengendalian dan Penyehatan Bingkungan.
13