MAKALAH PERANCANGAN UNIT PENGOLAHAN “UKM KERUPUK”
Disusun Oleh: 1. Muhsamar Irawan
(J1A015059)
2. Rosinta Magfiroh
(J1A015079)
3. Sastri Agismanisi Swentanti
(J1A015081)
4. Susilawati
(J1A015089)
5. Sri Hartini
(J1A015087)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia, industri pangan sering dipandang sebelah mata. Beberapa makanan tradisional yang dikerjakan oleh pengusaha - pengusaha kecil banyak yang hanya sekedar mengemas dan melupakan fungsi - fungsi dari sebuah kemasan dalam persaingan pasar saat ini. Padahal di era global ini, persaingan dagang semakin ketat dengan masuknya produk - produk asing dengan kemasan yang menarik dengan harga bersaing, membuat produk Indonesia kalah bersaing dalam mendapatkan kepercayaan dari konsumen akan kuwalitas produk. Kerupuk adalah salah satu makanan khas Indonesia yang sangat diminati banyak orang baik dari golongan menengah kebawah hingga menengah ke atas, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Kerupuk dibuat dari bahan - bahan sederhana tapi membuat setiap makanan terasa lengkap. Sebenarnya kerupuk adalah makanan ringan, tapi ternyata peluang berbisnis kerupuk sangat besar. Tidak heran sampai saat ini bisnis kerupuk masih banyak di produksi dan peminatnya semakin banyak. Melihat dari kebiasaan konsumsi masyarakat Indonesia yang menggunakan kerupuk sebagai pelengkap makanan, menjadikan suatu gagasan awal dalam menciptakan suatu kegiatan usaha ter hadap kerupuk. Pada umumnya, nasi merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, selain mudah didapat dan banyak digemari bagi semua khalayak masyarakat Indonesia berbagai lapisan, nasi dapat diolah kembali menjadi beraneka rupa makanan lainnya sehingga menjadikan suatu kesempatan untuk melakukan kegiatan usaha dalam pembuatan kerupuk gendar dan berpeluang besar untuk memasuki pangsa pasar. Dengan melihat berbagai tingkah laku konsumen yang berbeda – beda khusus mengenai kualitas dan rasa menjadikan dasar pemikiran dalam melakukan diversifikasi pada kerupuk gendar original menjadi kerupuk gendar beraneka bahan baku. Hal tersebut diramalkan dapat menaikan nilai keuntungan yang optimal dari penjualan kerupuk gendar dari biasanya.
PERHITUNGAN HARGA ALAT Tabel Harga Alat di Tahun 2017 dan 2018 No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8
Wajan Teflon Bak Plastik Talenan Pisau Sendok Nasi Plastik Wadah Penjemuran (Kelabang) 1 Pak Plastik Kemasan
Indeks Harga Tahun 2017 Nx = 9,05914 y - 17694 = 9,05914 (2017) – 17694 =18.272,21 – 17694 =578,21 Indeks Harga Tahun 2018 Nx = 9,05914 y – 17694 = 9,05914 (2018) – 17694 = 18.281,26 =587,27 Harga Alat 2018
Wajan (Rp. 120.000) N208 E2018 = E2017 [ ] N207 587,27 = 120.000 [ ] 578,2 =120.000 × 1,02 = 122,400 Teflon (Rp. 60.000) N208 E2018 = E2017 [ ] N207 587,27 = 60.000 [ ] 578,2 = 60.000 × 1,02 = 61.200
Harga pada tahun 2017 120.000 60.000 20.000 25.000 40.000 5.000 15.000
Harga pada tahun 2018 122.400 61.200 20.400 25.500 40.800 5.100 15.300
12.000
12.240
Bak Plastik (Rp. 20.000) N208 E2018 = E2017 [ ] N207 587,27 = 20.000 [ ] 578,2 = 20.000 × 1,02 = 20.400 Talenan (Rp. 25.000) N208 E2018 = E2017 [ ] N207 587,27 = 25.000 [ ] 578,2 = 25.000 × 1,02 = 25.500 Pisau (Rp. 40.000) N208 E2018 = E2017 [ ] N207 587,27 = 40.000 [ ] 578,2 = 40.000 × 1,02 = 40.800 Sendok Nasi Plastik (Rp. 5.000) N208 E2018 = E2017 [ ] N207 587,27 = 5.000 [ ] 578,2 = 5.000 × 1,02 = 5.100 Wadah Penjemuran (Kelabang) N208 E2018 = E2017 [ ] N207 587,27 = 15.000 [ ] 578,2 = 15.000 × 1,02 = 15.300 Plastik Kemasan (1 Pack) N208 E2018 = E2017 [ ] N207 587,27 = 12.000 [ ] 578,2 = 12.000 × 1,02 = 12.240
ANALISA EKONOMI SEDERHANA KERUPUK SODA
Dengan asumsi tingkat produksi 112 kg/bulan ( 1.344 kg/th), harga jual Rp 500/bungkus (berat sekitar 20 gram, sehingga didapatkan harga 25.000/kg). Bahan baku yang digunakan adalah tepung terigu dengan harga Rp 7000/kg. 1.
Analisa Kebutuhan Modal Modal Tetap No Jenis Investasi
1 2 3 4 5 6 7
Wajan Sutil Teflon Bak Plastik Talenan Pisau Sendok Nasi Plastik 8 Wadah Penjemuran (Kelabang) 9 Peniris Minyak (Saringan) 10 Kompor 11 Plastik Kemasan 12 Tabung gas Total Modal Tetap
Harga Satuan 122.400 15.000 61.200 20.400 25.500 40.800 5.100
Jumlah
Satuan
1 1 3 1 3 3 2
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
Harga per tahun 122.400 15.000 183.000 20.400 76.500 122.400 10.200
15.300
10
Unit
153.000
35.000
1
Unit
35.000
300.000 12.240 130.000
1 10 1
Unit Pak Unit
300.000
Jumlah
Satuan
576 192 192 192 384 960 576
Kg Bungkus Bungkus Bungkus Kg Unit Orang
130.000 1.290.900
Modal Kerja
No
Jenis Investasi
1 Tepung Terigu 2 Penyedap Rasa 3 Garam 4 Soda Kue 5 Minyak Goreng 6 Koran Bekas 7 Gaji Karyawan 8 Biaya Tak Terduga Total Modal Kerja
Harga Satuan 7.000 1.000 1.000 1.000 23.000 800 1000
Total Kebutuhan Modal = Modal Tetap + Modal Kerja = 23.255.700
Harga per tahun 4.032.000 192.000 192.000 192.000 8.832.000 768.000 5.760.000 1.996.800 21.964.800
2.
Perhitungan Biaya Produksi Per Tahun a. Biaya Tetap (Fixed Cost) No Biaya Tetap (Fixed Cost) 1 Gaji Karyawan 2 Penyusutan Alat 3 Biaya Modal Total Biaya Tetap
Jumlah 5.760.000 129.090 103.272 5.992.362
b. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost) No Biaya Tidak Tetap 1 Tepung Terigu 2 Penyedap Rasa 3 Garam 4 Soda Kue 5 Minyak Goreng 6 Koran Bekas Total Biaya Tidak Tetap
Total Biaya Produksi Pertahun 3.
Jumlah 4.032.000 192.000 192.000 192.000 8.832.000 768.000 14.208.000
= Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap = 20.200.362
Perhitungan Rugi Laba Pertahun Perhitungan rugi-laba dengan harga jual kerupuk 25.000/kg No Uraian 1 Hasil Penjualan 2 Biaya Produksi 3 Pajak Penjualan 4 Penghasilan Kotor 5 Pajak Penghasilan Penghasilan Bersih
Jumlah 33.600.000 20.200.362 3.360.000 10.039.638 1.505.946 8.533.692
Jumlah Penerimaan setiap tahun = Penyusutan + Penghasilan Bersih = 8.662.782 4.
Pengembalian Modal Waktu pengembalian modal dihitung dengan asumsi jumlah penerimaan setiap tahun sama.
Waktu Penerimaan Modal = =
Jml Modl Tep Jml Peerim Seip T
.290.900
8.662.782 = 0,15 tahun = 1,79 bulan
× 1 tahun
× 1 tahun
5. Perhitungan Batas rugi-laba (BEP) a. BEP dalam rupiah Biy Tep BEP = −
BEP = BEP =
5.992.362 −
.
5.992.362
−0,42 BEP = 10.331.658 pertahun BEP = 860. 971 perbulan b. BEP dalam kuantitas produk BEP = Hrg jl peri 5.992.362 BEP = 25000 BEP = 239, 66 pertahun BEP = 19, 97 perbulan
6. Gross Benefit Cost Ratio Gross Benefit Cost Ratio =
Gross Benefit Cost Ratio =
cos 33.600.000 8.662.782
Gross Benefit Cost Ratio = 3, 3787
Keterangan : B/C > 1 , menggambarkan usaha yang dianalisa feasible (layak) B/C < 1 , menggambarkan usaha tidak feasible (tidak layak) B/C = 1, menggambarkan usaha dalam keadaan BEP
ANALISIS SWOT
Analisis SWOT ( Strength, Weakness, Opportunities and Threat ) adalah metode yang biasa digunakan untuk membantu menganalisis kelayakan usaha dalam pengambilan keputusan. Metode analisis SWOT dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar, berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yang berbeda, yaitu kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman sebagai dasar dalam merencanakan strategi bisnis ke depan. Dalam study kelayakan usaha, analisis SWOT dapat digunakan sebagai informasi tambahan berupa informasi deskriptif kualitatif dalam pengambilan keputusan dan dasar perumusan strategi bisnis ke depan. Strength (Kekuatan) Adanya kebiasaan masyarakat Indonesia yang menyukai kerupuk untuk di konsumsi setiap hari baik sebagai lauk pengganti , cemilan maupun lauk makanan. Harga terjangkau Weakness (Kelemahan) Penggunaan alat-alat yang masih sangat sederhana menghambat hasil produksi Susahnya saluran pendistribusian produk dengan biaya terjangkau Bentuk pengemasan yang kurang menarik akibat kurangnya teknologi dan informasi yang mendukung perkembangan usaha. Kurangnya dukungan modal serta mitra usaha yang cocok untuk mencapai kemajuan usaha di masa mendatang. Opportunity (Kesempatan) Permintaan yang banyak sehingga membuka peluang pasar yang cukup Luas untuk berkembangnya usaha pengolahan kerupuk di masa mendatang. Harga penjualan produk yang konstan Memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar Threat (Ancaman) Kondisi cuaca yang mempengaruhi proses produksi produk Penggunaan teknologi baru didalam persaingan produksi yang tidak mampu diimbangi oleh usaha pengolahan kerupuk ikan skala rumah tangga.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis study kelayakan usaha kerupuk memiliki prospek cukup menarik karena memiliki potensi pasar yang cukup besar, tersedia bahan baku yang cukup melimpah, proses pembuatan yang sederhana dan mampu memberikan lapangan kerja bagi warga sekitar, serta memiliki B/C = 3, 37
menunjukan B/C > 1 , menggambarkan usaha yang dianalisa feasible (layak). Sehingga produksi kerupuk ini layak untuk dikembangkan.