BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, dengan berbagai etiolo etiologi gi merupa merupakan kan masalah masalah yang yang sering sering ditemu ditemukan kan dalam dalam berbag berbagai ai disiplin ilmu kedokteran. Kejadian ini salah satu sumber utama morbiditas, meningkatkan angka mortalitas, penyebab kerusakan psikologis bagi para penderita, meningkatkan anggaran biaya pengobatan, kehilangan jam kerja pada penderita dalam usia produktif. Peny Penyem embu buha han n luka luka secar secaraa perd perdefi efini nisi si adal adalah ah perb perbai aika kan n atau atau penyusunan kembali jaringan/organ yang rusak, terutama kulit. Adanya luka akan mengaktifkan proses sistemik yang merubah fungsi fisiologi yang dapat melampaui kondisi lokal pada daerah yang mengalami luka. Penyembuhan Penyembuhan luka pada kulit merupakan merupakan kondisi yang kompleks, kompleks, mencakup berbagai respon terhadap cedera. Secara umum penyembuhan luka menunjukkan menunjukkan respon organisme organisme terhadap terhadap kerusakan kerusakan fisik jaringan /organ serta usaha pengembalian kondisi homeostasis sehingga tercapai kestabilan fisiologi jaringan atau organ yang ditandai dengan terbentuknya epit epitel el yang ang
fung fungsi sion onal al diat diatas as daer daerah ah luka luka..
!ur !urtn tner er,,"##$ "##$%%
.dkk.,"##'(.
B.
Tujuan
a( )ntuk mengetahui bagaimana prinsip penyembuhan luka b( )ntuk &engetahui proses penyembuhan luka c( untuk &engetahui fase penyembuhan luka
BAB II PEMBAHASAN
1
&ann &ann
A.
Prinsip Penyemu!an Luka Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut &orris '**#(+
Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang, espon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga, espon tubuh secara sistemik pada trauma, Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka, Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme, Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri. B.
Pr"ses Penyemu!an Luka
-ubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan proses peradangan, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama+ bengkak swelling(, kemerahan redness(, panas heat(, 0yeri pain( dan kerusakan fungsi impaired function(. Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase + 1. #ase In$lamasi
1ase inflamasi adalah adanya respon 2askuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. -ujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel3sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi sebagai hemostasis. Platelet akan menutupi
2askuler
yang
terbuka
clot(
dan juga
mengeluarkan substansi 2asokonstriksi yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler 2asokonstriksi. Selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah. Periode ini berlangsung 43'# menit dan setelah itu akan terjadi 2asodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf sensoris Local sensory ner2e endding(, local refle5 action dan adanya substansi 2asodilator histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin(. 6istamin juga menyebabkan peningkatan permeabilitas 2ena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan
2
secara klinis terjadi oedema jaringan dan keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis. Secara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan + eritema, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke37 atau hari ke38. Proses terjadinya inflamasi pada daerah yang luka &orris,'**#( Selama sel berpindah lekosit terutama neutropil( berpindah ke daerah interstitial dan -empat ini ditempati oleh makrofag yang keluar dari monosit selama lebih kurang "8 jam setelah cidera/luka. &akrofag ini menelan mikroorganisme dan sel debris melalui proses yang disebut pagositosis. &akrofag juga mengeluarkan faktor angiogenesis A!1( yang merangsang pembentukan ujung epitel diakhir pembuluh darah. &akrofag dan A!1 bersama3sama mempercepat proses penyembuhan. espon inflamatori ini sangat penting bagi proses penyembuhan. 9nflamasi merupakan reaksi protektif 2askular dengan menghantarkan cairan, produk darah dan nutrien ke jaringan interstisial ke daerah cidera. Proses ini menetralisasi dan mengeliminasi patogen atau jaringan mati nekrotik( dan memulai cara3cara perbaikan jaringa tubuh. -anda inflamasi termasuk bengkak, kemerahan, panas, nyeri/nyeri tekan, dan hilangnya fungsi bagian tubuh yang terinflamasi. :ila inflamasi menjadi sistemik akan muncul tanda dan gejala demam, leukositas, malaise, anoreksia, mual, muntah dan pembesaran kelenjar limfe. espon inflamasi dapat dicetuskan oleh agen fisik, kimiawi atau mikroorganisme. espon inflamasi termasuk hal berikut ini+ '.' espon Seluler ;an
3
karena adanya substansi kimia seperti histamin yang menstimuli ujung sel3sel syaraf. Sebagai akibat dari terjadinya perubahan fisiologis dari inflamasi, bagian tubuh yang terkena biasanya mengalami kehilangan fungsi sementara dan akan kembali normal setelah inflamasi berkurang. '." Pembentukan >ksudat 9nflamasi Akumulasi cairan dan jaringan mati serta Sel ;arah Putih S;P( membentuk eksudat pada daerah inflamasi. >ksudat dapat berupa Serosa jernih seperti plasma(, sanguinosa mengandung sel darah merah( atau purulen mengandung S;P dan bakteri(. Akhirnya eksudat disapu melalui drainase limfatik. -rombosit dan protein plasma seperti fibrinogen membentuk matriks yang berbentuk jala pada tempat inflamasi untuk mencegah penyebaran eksudat. ?swari >, '**7(. '.7 Perbaikan @aringan Sel yang rusak akhirnya digantikan oleh sel baru yang sehat. Sel baru mengalami maturasi bertahap sampai sel tersebut mencapai karakteristik struktur dan bentuk yang sama dengan sel sebelumnya %. #ase Pr"li$erati$
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar
pada
proses
perbaikan
yaitu
bertanggung jawab
pada
persiapan
menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan. Pada jaringan lunak yang normal tanpa perlukaan(, pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang proliferasi( serta mengeluarkan beberapa
substansi
kolagen,
elastin,
hyaluronic
acid,
fibronectin
dan
proteoglycans( yang berperan dalam membangun rekontruksi( jaringan baru. 1ungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru connecti2e tissue matri5( dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan
4
pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi. 1ase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet. Proses Proliuferasi @aringan Luka. &orris,'**#( 1ibroblast berpindah dari pembuluh darah ke luka membawa fibrin. Seiring perkembangan kapilarisasi jaringan perlahan berwarna merah. @aringan ini disebut granulasi jaringan yang lunak dan mudah pecah. &. #ase Maturasi
1ase ini dimulai pada minggu ke37 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih '" bulan. -ujuan dari fase maturasi adalah % menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. 1ibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke3'# setelah perlukaan. )ntuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka. Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. &eskipun proses penyembuhanluka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing3masing indi2idu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gii, diserta penyakit sistemik diabetes mielitus(. Proses
&aturasi
;iferensiasi(
@aringan
Luka.
&orris,'**#(.
Sintesa kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada
5
fase maturasi. Kecuali pembentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan kolagen oleh enim kolagenase. Kolagen muda gelatinous collagen( yang terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu lebih kuat dan struktur yang lebih baik proses re3modelling(. )ntuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka. Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan ajringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan akti2itas yang normal. &eskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung dari kondisi biologik masing3masing indi2idu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gii, disertai dengan penyakit sistemik diabetes melitus(. '.
#akt"r yang Mempengaru!i Pr"ses Penyemu!an Luka
'. )sia, Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan ". 9nfeksi, 9nfeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka. 7. 6ipo2olemia,
Kurangnya
2olume
darah
akan
mengakibatkan
2asokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka. 8. 6ematoma, 6ematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi.
6
-etapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka. 4. :enda asing, :enda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit sel darah merah(, yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah Pus(. B. 9skemia, 9skemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. 6al ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. ;apat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri. $. ;iabetes, 6ambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein3kalori tubuh. C. Pengobatan, Steroid + akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera, Antikoagulan + mengakibatkan perdarahan, Antibiotik + efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. @ika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intra2askular.
BAB III
7
PENUTUP A. (esimpulan
Luka adalah terjadinya suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit dimana terjadinya kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. :erdasarkan waktu penyembuhan dapat dibagi menjadi+ Luka akut, yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati. Sedangkan luka kornis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen atau endogen. Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai kegiatan
bioseluler,
biokimia
yang
terjadi
secara
berkisanambungan.
Penggabungan respons 2askuler, akti2itas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator di daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada proses penyembuhan luka. B. Saran :ila terjadi luka segeralah untuk di bersihkan agar terhindar dari infeksi
untuk mempercepat penyembuhan luka. Apabila luka tersebut robek karena benda tajam segera di jahit untuk menhidari banyaknya darah yang keluar dan luka terhindar dari infeksi.
DA#TA) PUSTA(A
;a2id =, Sabiston, @r., &.;. '**4. :uku Ajar :edah. Penerbit :uku Kedokteran >!=. @akarta eksoprodjo, S. '**4. Kumpulan Kuliah 9lmu :edah. :inarupa Aksara, @akarta
8
Sjamsuhidajat. "#'#. :uku Ajar 9lmu :edah. Penerbit :uku Kedokteran >!=. @akarta Syl2ia A. Price D Lorraine &.Eilson. "##4. Patofisiologi, >disi B. Penerbit :uku Kedokteran >!=. @akarta Suane =. Smalter. "##'. :uku Ajar Keperawatan &edikal :edah. >disi C. Penerbit :uku Kedokteran >!=. @akarta
9