BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut. Sebelum lebih jauh membahas mengenai kesehatan lingkungan marilah kita bahas lebih dulu pengertian dari kesehatan lingkungan. Menurut Walter R. Lym kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sedangkan menurut WHO kesehatan lingkungan adalah ilmu dan keterampilan yang memusatkan perhatiannya pada usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan
menimbulkan
atau
akan
menimbulkan
hal-hal
yang
merugikan
perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya. Jadi Ilmu Kesehatan Lingkungan berkisar pada usaha manusia mengelola lingkungan sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan manusia dapat lebih ditingkatkan. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan adanya empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu: keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayan kesehatan. Keempat faktor tersebut disamping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai ter capai secara optimal bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama bers ama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu t erganggu (tidak optimal) maka status kesehatan akan tergeser ke arah dibawah optimal. Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kesehatan lingkungan adalah Ilmu yang merupakan cabang dari ilmu kesehatan masyarakat yang lebih menitikberatkan perhatiarnnya
pada
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pengawasan,
pengkoordinasian dan penilaian dari semua faktor yang ada pada lingkungan fisik 1
manusia yang diperkirakan ada hubungan atau berhubungan dengan perkembangan fisik, kesehatan ataupun kelangsungan hidup manusia, sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat lebih ditingkatkan. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang paling mutakhir (modern). Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang kesehatan lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang paling mutakhir (modern). Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang kesehatan lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap keadaan lingkungan sekitar. 2. Kurangnya wawasan masyarakat terhadap pengolahan limbah rumah tangga seperti tinja. 3. Miminya pemberian informasi peyuluhan dari pemerintah tentang pengolahan limbah rumah tangga.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka batasan masalahnya meliputi limbah cair dari tempat tinggal.
2
1.4 Rumusan Masalah
1. Apa itu Septic Tank? 2. Apa fungsi dari septic tank? 3. Bagaimana perencanaan dan konstruksi septic tank? 4. Bagaimana cara menghitung volume pada septic tank?
1.5 Tujuan
1. Dapat Mengetahui pengertian septic tank dan fungsinya 2. Dapat Mengetahui perencanaan serta konstruksi konstruksi septic tank 3. Dapat Mengetahui dan memahami cara menghitung volume pada septic tank
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB III METODOLOGI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V PENUTUP BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Septic Tank
Septic Tank ialah suatu kolam atau bak bersekat-sekat sehingga terbagi-bagi dalam sebagian ruang, umumnya terdapat di bawah tanah. Tangki septik adalah daerah pembuangan yang dijadikan tangki ini diciptakan dengan bahan yang kedap air sehingga air dalam tangki septik tak bisa menyerap ke tanah. Tangki septik bermanfaat untuk pembuangan kotoran, tinja, dan sebagainya, yang tak boleh disalurkan ke saluran pembuangan biasa sebab kekotorannya, ditujukan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Dalam tangki septik, air pembuangan dan bahan padat yang turut diberikan peluang membusuk dan binasa secara alamiah.
3
Air yang keluar sebab berlebih dibuang ke sumur septik yang bisa meneruskannya ke air tanah tanpa mengganggu kebersihan air tanah. Apabila tak diguyur dengan obat pembasmi renik, untuk rentang waktu lama, tangki septik tak perlu dikuras.
Tangki septik diaplikasikan untuk mengolah limbah cair rumah tangga skala individual. Tangki septik terdiri dari bak pengendap, ditambah dengan suatu saringan yang diisi kerikil atau pecahan batu untuk menguraikan limbah. Penguraian zat organik dalam limbah cair atau tinja dikerjakan oleh kuman anaerobik. Bak pengendap umumnya terdiri dari dua ruangan, yang pertama berfungsi sebagai bak pengendap pertama, pengurai lumpur (sludge digestion) dan penampung lumpur. Meskipun ruang kedua berfungsi sebagai pengendap kedua dan penampung lumpur yang tak terendapkan di ruang pertama dan luapan air dari bak pengendap dialirkan ke media saringan dengan dengan arah aliran dari bawah ke atas.
Gambar 1. Septic Tank Dalam penentuan letak septic tank perlu diperhatikan jarak antara septic tank dengan keadaan disekitarnya. Standar jarak septic tank dengan bangunan adalah minimal 1,5 meter sedangkan jarak septic tank dengan sumur atau sumber air bersih adalah minimal 10 m. Selain itu juga septic tank / tangki septik idealnya berjarak tidak kurang dari 5 meter terhadap sumur resapan.
Gambar 2. Septic Tank Konvensional 4
2.2 Fungsi Saptic Tank
Fungsi septic tank adalah sebagai penampungan air limbah & proses penghancuran kotoran – kotoran – kotoran kotoran yang masuk, air limbah ini akan mengalir ke rembesan/ sumur peresapan yang jaraknya tidak jauh dari septictank, begitu juga penempatan septic tank tidak terlalu jauh dari WC (water closet).
Gambar 3. Hubungan Septic Tank dan Rembesan Hubungan septictank dan rembesan, berupa pipa paralon yang diujungnya diberi lubang – lubang agar aliran air limbah dapat merata pada lubang rembesannya. Tidak semua saluran air kotor dialirkan ke arah bak septic tank, jadi aliran air limbah yang masuk ke septic tank hanya dari WC saja.
2.3 Perencanaan Septic Tank Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan kontruksi septic tank: 1. Septictank Bisa digunakan secara individu maupun bersama (komunal ) sampai dengan 5 (lima) rumah, jika menggunakan sumur resapan / bidang resapan tergantung dari ketersediaan lahan, jika digunakan untuk pemakaian lebih dari 5 (lima) rumah bidang resapan yang diperlukan akan memerlukan lahan yang cukup luas, untuk mengatasi kebutuhan lahan yang luas ini di bangun suatu Filter untuk
menggantikan
fungsi
bidang
resapan. Dibuat
pada
lahan
yang
memudahkan untuk dilakukan pengurasan.
5
Ukuran dan volume hanya dipengaruhi oleh : a) Jumlah pemakai b) Periode pengurasan yang direncanakan c) Asumsi jumlah kotoran manusia/tahun yang masuk dan diolah tangki septik Ukuran dan volume tangki septik tidak dipengaruhi oleh jenis tanah, daya serap tanah, maupun tinggi muka air tanah. Air yang keluar dari septic tank masih harus diolah dalam bidang resapan , sumur su mur resapan atau filter. 2. Bidang Resapan / Sumur Resapan a) Kontruksi dan ukuran tergantung pada tinggi muka air tanah dan jenis j enis tanah b) Jarak dengan sumber air bersih > 10 m c) Hanya digunakan untuk pelayanan sampai 5 rumah 3. Resapan air kotor/ rembesan; Rembesan adalah lubang yang berdekatan dengan septictank, gunanya mendapatkan aliran air limbah dari septictank. Konstruksi rembesan terdiri dari pelapisan dari macam-macam bahan dari pasir, diatasnya dipasangkan ijuk, kemudian dipasangkan krikil atau split dipasangkan lagi ijuk diatasnya diberi pasangan batu karang yang berongga diberi ijuk lagi dan pasir kembali dan seterusnya, yang perlu diperhatikan sekeliling sekeliling lubang diberi diberi ijuk.
Pipa paralon ø 2 ½ “ yang di dalam rembesan diberi berlubang – lubang untuk memudahkan penyebaran air limbah yang mengalir dari septictank ke rembesan. Jika akan memasang sumur pompa atau jet pump agar dipasang lebih ank dan rembesan, untuk menghindari dari 10m’. dari penempatan septict ank infiltrasi air limbah dari rembesan. 2.4 Perhitungan Volume Septic Tank Dalam menentukan besarnya bak pembusuk atau setic tank tidak mempergunakna rumus yang digunakan untuk septic tank yang hanya untuk pembuangan faecalien (faeces + urine) saja, tetapi menggunakan rumus tersendiri. Ketentuan dasar septic tank semacam ini yaitu : Jika jumlah pengairan sehari tidak melebihi 2000 L, besar septic tank minimum 3m 3. Bila jumlah pengairan sehari lebih dari 2000 L, tetapi kurang atau paling banyak 6000 L maka besar septic tank adalah 1,5 x jumlah pengairan sehari.
6
Untuk pengairan yang melebihi 6000 L maka besar septic tank adalah 4500 L + 0,75 x pengairan sehari.
Tabel 1. Ukuran Septic Tank ISI
A
B
C
D
W
3000L
2,10m
0,90m
0,20m
1,50m
0,15m
4000L
2,10m
1,20m
0,30m
1,50m
0,15m
6000L
2,70m
1,20m
0,30m
1,65m
0,15m
8000L
3,00m
1,50m
0,30m
1,65m
0,15m
12000L
3,60m
1,80m
0,30m
1,65m
0,15m
16000L
3,90m
2,10m
0,30m
1,80m
0,15m
20000L
4,20m
2,10m
0,30m
2,10m
0,15m
Keterangan : A
= Panjang septic tank
B
= Lebar septic tank
C + D = Dalam / tinggi septic tank C
= Bagian yang tidak terisi cairan
W
= Tebal beton atau dinding
7
BAB III METODELOGI
3.1 Lokasi Kegiatan
Lokasi septic tank yang diamati bertempat di Panorama rt.32 rw.01 desa Panorama kec. Cidadap kota. Bandung.
3.2 Metode Kegiatan
Dalam analisis ini saya menggunakan Pendekatan Kuantitatif dengan metode deskriptif ialah suatu metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian deskriptif untuk menggambarkan fenomena yanga ada. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi uraian mengenai gejala social yang diteliti dengan mendeskripsikan
8
tentang nilai variable bedasarkan indicator yang diteliti tanpa membuat hubungan dan perbandingan dengan sejumlah variable yang yang lain. 3.3 Data yang Diambil
Data yang diambil dalam analisis saptic tank ini adalah debit pemakaian air/orang/hari yang berlokasi di di Panorama rt.32 rw.01 desa Panorama kec. Cidadap kota. Bandung. 3.4 Teknik Analisis Data
1. Memeriksa kelengkapan data Tahap ini dilakukan segera setelah data terkumpul. Peneliti bisa membuat ceklist untuk memastikan apakah semua data sudah terkumpul
2. Memeriksa kualitas data Tahap ini dilakukan dengan cara mengamati atau membaca berulang-ulang apakah jawaban dari informan sesuai dengan yang diharapkan oleh oleh peneliti.
3. Menentukan kualitas pengukuran Tahap ini umumnya dilakukan pada riset kuantitatif kuantitatif .. Bagaimana variabel diukur harus diuraikan secara jelas 4. Melakukan analisis Setelah data terklasifikasi dengan jelas, dapat dilakukan analisis data.
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Contoh kasus : Suatu rumah yang dihuni oleh 10 orang, setiap orang menggunakan 300 L sehari, berapa besar septic tanks harus dibuat untuk keperluan rumah tersebut ? Jawab : Jumlah pengaliran sehari : 10 x 300 L = 3000 L Dari ketentuan dasar septic tank diatas untuk jumlah pengairan sebesar 3000 L maka besar septic tank = 5 m3, karena jumlah pengairan sehari tidak melebih 4000L. Jadi dalam contoh diatas, yaitu septic tank yang besarnya 3 m3, mempunyai perbandingan ukuran : Lebar septic tank
: 3,00 m
Panjang septic tank
: 2,10 m
Dalam / tinggi septic tank
: (0,50 + 1,90) = 2,40 m
4.2 Pembahasan
Dalam menentukan besarnya bak pembusuk atau setic tank tidak mempergunakna rumus yang digunakan untuk septic tank yang hanya untuk pembuangan faecalien (faeces + urine) saja, tetapi menggunakan rumus tersendiri. Ketentuan dasar septic tank semacam ini yaitu :
10
Jika jumlah pengairan sehari tidak melebihi 5000 L, besar septic tank minimum 3m 3. Bila jumlah pengairan sehari lebih dari 5000 L, tetapi kurang atau paling banyak 8000 L maka besar septic tank adalah 1,5 x jumlah pengairan sehari. Untuk pengairan yang melebihi 8000 L maka besar septic tank adalah 7000 L + 0,75 x pengairan sehari.
Tabel2. Ukuran Septic Tank ISI
A
B
C
D
W
3000L
2,10m
0,90m
0,20m
1,50m
0,15m
4000L
2,10m
1,20m
0,30m
1,50m
0,15m
6000L
2,70m
1,20m
0,30m
1,65m
0,15m
8000L
3,00m
1,50m
0,30m
1,65m
0,15m
12000L
3,60m
1,80m
0,30m
1,65m
0,15m
16000L
3,90m
2,10m
0,30m
1,80m
0,15m
20000L
4,20m
2,10m
0,30m
2,10m
0,15m
Keterangan : A
= Panjang septic tank
B
= Lebar septic tank
C + D = Dalam / tinggi septic tank C
= Bagian yang tidak terisi cairan
W
= Tebal beton atau dinding
11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Septic tank, adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC (water closet), konstruksi septic tank ada disekat dengan dinding bata dan diatasnya diberi penutup dengan pelat beton dilengkapi penutup kontrol dan diberi pipa hawa T dengan diameter ø1 ½“, sebagai hubungan agar ada udara / oksigen ke oksigen ke dalam septictank sehingga bakteri – bakteri – bakteri bakteri menjadi subur. Sebagai pemusnah kotoran – kotoran kotoran atau tinja yang masuk ke dalam bak penampungannya. 5.2 Saran Septic tank merupakan hal yang sangat penting karena pengelolaan pengawasan pemeliharaan dan pengembangan septic tank hendaknya dilakukan secara intensif dan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai dengan dimensi yang diperhitungkan untuk mewujudkan lingkungan lingkungan yang bersih dan sehat. s ehat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Afifatunisa, “Septic“Septic-Tank”. 10 Juni 2011 http://rahma93.blog http://r ahma93.blogspot.co.id/2011/06/septicspot.co.id/2011/06/septictank_10.html Supriyanto, “ Menghitung Volume Septic Septic Tank” 20 Maret 2018 https://id.scribd.com/doc/117773315/MENGHITUNG-VOLUME-SEPTIC-TANK Dzilikram, Abdi “Makalah Proses dan Cara Pengolahan Limbah Domestic Limbah Domestic (Sanitasi)Dengan Septic Tank ”. ”. 21 Maret 2018 http://www.academia.edu/8801623/MAKALAH_PROSES_DAN_CARA_PENGOL http://www.academia.edu/8801623/MAKALAH_PROSES_DAN_ CARA_PENGOL AHAN_AIR_LIMBAH_DOMESTIC_SANITASI_DENGAN_SEPTIC_TANK Tjerita, Pascal Regal 16 Februari 2013.“Pengertian 2013. “Pengertian Septic Tank”. http://tukangbata.blogspot.co.id/2013/02/septic-tank-adalah.html
Fakhli.Pengertian Fakhli.Pengertian Septic Tank”03 Januari 2017 http://www.kumpulengineer.com/2017/01/pengertian-septic-tank.html
13