MAKALAH T ar g et C osti sti ng dan Quali Qualitty Co C osti sti ng Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen
DISUSUN OLEH
Ramadhani Aditya Pratama
( 15110005 )
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG 2017
KATA PENGANTAR Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Target Costing dan Quality Costing ” sebagai tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen dari Bapak Drs. Anwar Made, M.Si., Ak., CA. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini dari pembaca. Kami berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun khususnya. Aminnn.
Malang, 30 Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI Kata Pengantar .....................................................................................i Daftar Isi ............................................................................................... ii Bab I Pendahuluan ............................................................................... 1
I.I Latar Belakang............................................................................. 1 I.II Rumusan Masalah ...................................................................... 2 I.III Tujuan ......................................................................................2 I.IV Manfaat ....................................................................................2 Bab II Pembahasan .............................................................................. 4
II.I Definisi Target Costing ..............................................................4 II.II Tujuan dan Alasan Target Costing ...........................................5 II.III Karakteristik Target Costing ...................................................5 II.IV Kelemahan dan Kelebihan Target Costing ............................. 7 II.V Proses Target Costing .............................................................. 9 II.VI Definisi Quality Costing ......................................................... 10 II.VII Konsep Quality Costing ........................................................ 10 II.VIII Kelemahan dan Kelebihan Quality Costing ........................ 12 II.IX Mengukur Quality Costing ...................................................... 13 Bab III Penutup ....................................................................................14
III.I Kesimpulan ............................................................................... 14 III.II Saran ........................................................................................ 14 Daftar Pustaka ......................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang
Saat ini, hampir setiap perusahaan mencurahkan perhatiannya terhadap kualitas produk mereka. Hal ini disebabakan oleh fakta bahwa adanya produk produk yang tidak berkualitas atau bahkan cacat akan menjadikan perusahaan menanggung biaya garansi yang tinggi dan menghadapi risiko ketidakpuasan pelanggan. Pelanggan yang tidak puas terhadap suatu produk, tentu tidak akan membeli lagi produk tersebut. Lebih dari itu, pelanggan tersebut akan mence ritakan ketidakpuasannya tersebut kepada konsumen yang lain sehingga produsen barang tersebut akan kehilangan pelanggan-pelanggannya. Sehubungan dengan permintaan konsumen yang ingin produk bermutu tinggi dan murah, sehingga perusahaan selalu dituntut membuat produk baru hasil perbaikan-perbaikan. Jadi perusahaan perlu menjalankan System Manajemen Biaya Total yang terdiri dari : 1. Penentuan Biaya Target: sistem untuk mendukung proses pengurangan biaya dalam tahap design produk 2. Penentuan biaya Keizen: sistem untuk mengurangi biaya dalam proses pemanufakturan produk yang ada dengan cara-cara tertentu. Untuk mencegah hal semacam itu, perusahaan-perusahaan melakukan upaya optimal untuk mencegah, mendeteksi, dan menindaklanjuti adanya produk produk yang tidak berkualitas maupun cacat. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan upaya-upaya tersebut dikenal sebagai biaya kualitas (quality cost ). Sehubungan dengan peran penting biaya kualitas tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan pembahasan secara mendalam hal-hal yang terkait dengan target costing dan quality costing . Pembahasan dilakukan dalam empat subbab yang dimulai dari konsep biaya kualitas, dilanjutkan dengan pembahasan konsep produktivitas, pengukuran dan pelaporan biaya kualitas serta diakhiri dengan pembahasan terkait pengendalian terhadap biaya kualitas.
I.II Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang dan untuk mengarahkan pembahasan maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana definisi dari target costing ? 2. Apa tujuan dan alasan dari target costing ? 3. Bagaimana karakteristik dari target costing? 4. Sebutkan kelemahan dan kelebihan target costing? 5. Bagaimana proses dari target costing? 6. Bagaimana definisi dari quality costing? 7. Bagaimana konsep dari quality costing ? 8. Sebutkan kelemahan dan kelebihan quality costing? 9. Bagaimana cara mengukur quality costing? I.III Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari target costing 2. Untuk mengetahui tujuan dan alasan dari target costing 3. Untuk mengetahui karakteristik dari target costing 4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan target costing 5. Untuk mengetahui proses dari target costing 6. Untuk mengetahui definisi dari quality costing 7. Untuk mengetahui konsep dari quality costing 8. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan quality costing 9. Untuk mengetahui cara mengukur quality costing I.IV Manfaat 1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah akuntansi manajemen. Selain itu, bagi kami makalah ini juga diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan akuntansi 2. Bagi Pembaca
Makalah ini dengan tujuan untuk membahas target costing dan quality costing . Para pembaca yang didominasi dari kalangan mahasiswa khususnya jurusan akuntansi dapat digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas 3. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami dan mengerti tentang target costing dan quality costing .
BAB II PEMBAHASAN II.I Definisi Target Costing
Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu tingkat laba yang dapat diterima serta memberikan perkiraan harga pasar produk, volume penjualan, dan tingkat fungsionalitas. Pengertian target costing menurut (Garrison,Norren dan Brewer 2006 : 541) yaitu perhitungan biaya target adalah proses penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan untuk suatu produk baru dan kemudian mengembangkan sebuah contoh yang dapat dibuat dengan menguntungkan berdasarkan angka biaya target maksimum terebut. Sedangkan Blocher, Chen, dan Lin (2000:167) menyatakan bahwa yang disebut dengan target costing adalah kondisi dimana perusahaan menentukan biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan harga pasar kompetitif, dengan demikian perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan. Biaya target (target costing ) menurut Mulyadi (2001:84) merupakan suatu bentuk biaya standar yang dapat dicapai sekarang (current attainable standard ). Jika perusahaan menekankan usahanya dalam pengurangan biaya bukan penambah nilai (non value added costs), standar yang dicapai sekarang harus mencerminkan kenaikan efisiensi yang diharapkan tahun bersangkutan. Dalam menentukan biaya target atas suatu produk atau jasa dikenal 2 (dua) pendekatan Supriyono (2001:53), antara lain: a. Pendekatan Biaya Target Penuh ( Full Cost Approach) Dalam pendekatan ini harga target ditentukan sebesar biaya produksi ditambah dengan mark up yang diinginkan. Akan tetapi biaya produksi tersebut tidak termasuk biaya non produksi. Pendekatan ini sebagai dasar penentuan harga jual menekankan penggolongan biaya berdasarkan fungsi. b. Pendekatan Biaya Target Variabel (Variable Cost Approach)
Penentuan harga target atas produk atau jasa ditentukan sebesar biaya variabel ditambah mark up yang harus tersedia untuk menutup semua biaya tetap dan untuk menghasilkan laba yang dihasilkan. Pendekatan ini sebagai dasar penentuan harga jual menekan penggolongan biaya berdasar prilakunya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa target costing merupakan metode perencanaan laba dan manajemen biaya yang difokuskan pada produk sebagai dasar perancang dalam menentukan produk dan proses desain untuk mencapai perbaikan usaha serta pengurangan biaya operasional produk di masa depan. II.II Tujuan dan Alasan Target Costing
Target costing bertujuan untuk merancang biaya produk pada tahap perencanaan. Sehingga tidak harus mengurangi biaya selama tahap manufaktur. Target costing dikembangkan berdasarkan pengakuan atas dua karakteristik penting yaitu pasar dan biaya. Menurut Garrison, Noreen, dan Brewer alasan menggunakan perhitungan target costing yaitu: a. Banyak perusahaan mempunyai pengendalian yang kurang atas harga daripada yang mereka kira. Pasar benar-benar menentukan harga, dan perusahaan yang mencoba mengabaikannya berarti mengambil risiko bahaya. Oleh karena itu, harga pasar yang diantisipasi dalam perhitungan biaya target sudah merupakan ketentuan. b. Kebanyakan biaya produk ditentukan pada tahap perancangan. Sehingga setelah produk dirancang dan masuk pada tahap produksi, tidak banyak yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya secara signifikan. Sebagian besar kesempatan untuk mengurangi biaya berasal dari perancangan produk sehingga produk tersebut mudah dibuat, menggunakan bahan yang murah, dan kuat serta andal. II.III Karakteristik Target Costing
Dalam target costing ada beberapa karakteristik, karakteristik target costing adalah sebagai berikut:
a. Proses pengurangan biaya menggunakan target cost dimulai dari riset pasar yang memiliki dua tujuan yaitu memahami kebutuhan konsumen dan melakukan riset harga kompetitif produk yang ada di pasar (berapa harga yang mau dibayar oleh konsumen atau harga produk yang sama milik kompetitor). Proses awal ini seringkali disebut dengan market driven costing. b. Karakteristik kedua dari sistem target costing adalah penentuan awal target profit margin selama perencanaan produk produk masa depan. Kato (1993) dan Monden dan Hamada (1991) dalam Evaeret (2006) menjelaskan bahwa target profit total untuk produk di masa depan dapatberasal dari r encana laba jangka menengah dan data tersebut dapat diperoleh dari data bisnis str ategi selama 3-5 tahun. Target profit masa depan dapat dikonversi menjadi target profit perunit produk. c. Karakteristik ketiga dari target costing adalah bahwa target biaya diatur pada awal proses pengembangan produk baru, sebelum desain dan pengembangan benar-benar mulai. Keputusan tingkat yang sesuai dari target biaya untuk produk baru memerlukan beberapa pertimbangan. d. Karekteristik keempat yaitu target cost dibagi menjadi target cost untuk fungsi-fungsi, perakitan, bagian, supplier dan desainer. Dalam karakteristik ini ada dua metode alokasi yaitu alokasi berorientasi fungsi dan alokasi berorientasi komponen. e. Karakteristik kelima yaitu implementasi target cost membutuhkan kerjasama lintas departemen/fungsi. Perusahaan yang menggunakan target costing harus merangsang kerjasama multidisiplin dari individu-individu yang berbeda untuk bekerja sama. Kerjasama multidisipliner sangat penting, karena pengurangan biaya yang berhasil harus menyeimbangkan semua pengembangan produk baru tujuan seperti biaya, kualitas dan masalah fungsionalitas. f. Karakteristik keenam yaitu adanya informasi biaya yang rinci untuk mendukung proses pengurangan biaya. Untuk melihat dampak dari desain pada biaya dan memantau proses pengurangan biaya maka desainer harus
memperkirakan
biaya
produk
untuk
masa
depan
selama
proses
pengembangan. Desainer membutuhkan informasi biaya yang rinci setiap saat tidak hanya dalam tahap pengembangan produk baru. Desainer harus selalu memperkirakan produksi terus menerus sehingga memerlukan informasi biaya yang rinci. g. Karakteristik ke tujuh yaitu target costing melibatkan perbadingan drifting cost dari produk masa depat dengan target cost dalam tahap berbeda di pengembangan produk baru. Dalam setiap bisnis mengikuti urutan proses yang formal, dalam hal ini biaya selalu diestimasi dalam tahap tertentu dalam proses. Drifting cost adalah biaya yang diestimasi berdasarkan produk yang sedang berjalan. h. Karakteristik terakhir yaitu target cost tidak dapat ditingkatkan. Karakteristik ini diterapkan dengan disiplin oleh perusahaan di Jepang. Tiga hal yang menyebabkan target cost tidak bisa ditingkatkan yaitu kapanpun biaya meningkat selama proses pengembangan produk baru maka harus ada penurunan biaya di tahap yang lain dengan penjumlahan total yang sama. Kedua,
mengeluarkan
produk
dengan
biaya
diatas
target
tidak
diperbolehkan, hanya produk yang mampu mendatangkan keuntungan yang dilempar ke pasar. Ketiga, proses produksi dikelola dengan teliti untuk memastikan bahwa target cost tercapai. II.IV Kelemahan dan Kelebihan Target Costing
Menurut Atkinson (2007) target costing memiliki beberapa kelemahan yaitu: a. Kurangnya pemahaman konsep target costing . Karena target costing pertama kali ditemukan di Jepang, maka ketika dibawa keluar Jepang tidak semua pengguna memahami dengan baik konsep target osting . Akibatnya banyak senior manajemen yang menolak ide ini. b. Implementasi yang kurang dalam konsep team work . Pengurangan biaya yang dilakukan dalam sebuah unit kerja seringkali tidak dilakukan di unit kerja yang lain. Sebagai contoh ketika departemen produksi berhasil mengelola biaya sehingga berhasil melakukan pengurangan biaya, namun
departemen lain misalya administrasi, pemasaran, dan distribusi malah memboroskan biaya. Sehingga perusahaan yang akan mengadopsi target costing harus mengadaptasi tingkat kerjasama tim, kepercayaan, dan kerjasama agar target costing dapat sukses. c. Penyebab karyawan terlalu lelah. Karyawan di banyak perusahaan Jepang yang menerapkan target costing mengalami kelelahan yang luar biasa karena adanya tekanan untuk memenuhi target biaya. d. Waktu pengembangan yang terlalu lama. Walaupun biaya target terpenuhi namun waktu pengembangan akan meningkat karena adanya pengulangan dalam siklus value engineer untuk menurunkan biaya, sehingga produk dapat terlambat sampai ke pasar Kelebihan target costing memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya selama desain daripada mereduksi biaya setelah proses desain. Target costing memastikan profitabilitas dalam jangka pendek dan panjang, karena produk yang dihasilkan
memiliki
margin
rendah
atau
tidak
menguntungkan
selama
pengembangan produk baru dapat dengan cepat jatuh. Tim desain dalam target costing berfokus pada pelanggan utama dan kesediaan mereka untuk membayar fitur produk. Penggunaan target costing juga memaksa manajemen untuk menentukan kualitas, fitur dan masalah waktu awal dalam proses dan untuk menyeimbangkan biaya dan fitur terhadap kesediaan pelanggan untuk membayar produk
II.V . Proses Target Costing
Menentukan keinginan dan harga sensitivitas konsumen
Merencanakan harga jual
Target cost ditentukan dengan cara :harga kompetitif – laba yang diharapkan
Produk desain
Menentukan prosedur
Menentukan bahan mentah yang
manufaktur
dibutuhkan
Jika target cost sudah ditentukan, proses manufaktur dimulai dan produk dijual
Di Jual (Sumber : Morse, et al ., 1996, hal.229)
II.VI Definisi Quality Costing
Menurut Garisson (2012:79), pencegahan, deteksi, dan aktivitas yang lain berkaitan dengan produk cacat memakan biaya yang sering disebut sebagai biaya kualitas. Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena mungkin ada atau telah terjadi kualitas yang buruk. Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut disebut biaya kualitas. Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya. Definisi
ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas
berhubungan dengan dua sub kategori dari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas, yaitu: a.
Kegiatan Pengendalian Kegiatan pengendalian (control activities) dilakuakan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk. Jadi, kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian. Biaya pengendalian (control cost ) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian.
b.
Kegiatan karena Kegagalan Kegiatan karena kegagalan ( failure activities) dilakuakan oleh perusahaan atau oleh pelanggannya untuk merespon kualitas yang buruk. Jadi, kualitas yang buruk tersebut memang telah terjadi. Sehubungan dengan hal tersebut, biaya kegagalan (failure cost ) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena telah terjadinya kegiatan karena kegagalan.
II.VII Konsep Quality Costing
Garrison (2014:79) menjelaskan bahwa produk yang memenuhi atau melebihi spesifikasi desain serta bebas dari cacat yang mungkin mempengaruhi penampilan atau mengurangi kinerjanya disebut sebagai produk yang memiliki kualitas kesesuaian (quality of conformance) yang tinggi. Sebagai contoh, jika sebuah mobil bersifat ekonomis dan tidak memiliki cacat maka mobil tersebut dapat memiliki kualitas kesesuaian yang sama dengan mobil mewah, tetapi memiliki
cacat. Pembeli mobil yang bersifat ekonomis tidak berharap mobil mereka dilengkapi dengan berbagai peralatan bagus yang ada dalam mobil mewah, tetapi mereka berharap bahwa mobil tersebut bebas dari cacat. Garvin (1988:50 – 51) menyatakan bahwa produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi yaitu sebagai berikut : a. Kinerja Dimensi kinerja untuk jasa dapat didefinisikan lebih jauh sebagai atribut daya tangkap, kepastian, dan empati. Da ya tangkap (responsiveness) adalah keinginan untuk membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan yang konsisten dan bersifat segera. b. Estetika Estetika berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa. c. Kemudahan perawatan dan perbaikan Kemudahan perawatan dan perbaikan berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk. d. Fitur Fitur adalah karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama. e. Keandalan Keandalan adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu. f. Tahan lama Tahan lama didefinisikan sebagai jangka waktu produk dapat berfungsi. g. Kualitas kesesuaian Kualitas kesesuaian adalah ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak. h. Kecocokan penggunaan
Kecocokan pengguanaan adalah kecocookan dari suatu produk mejalankan fungsifungsi sebagaimana yang diiklankan. Empat dimensi pertama dari kedelapan dimensi di atas merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi sulit untuk diukur. Kinerja mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam jasa, prinsip tidak terpisahkan (inseparability principle) mengandung arti bahwa jasa dilakukan secara langsung dihadapan pelangan. Dengan demikian, perbaikan kualitas merupakan perbaikan satu atau lebih dari delapan dimensi tersebut sambil tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Dengan menyediakan produk yang lebih berkualitas daripada produk pesaing, berarti perusahaan telah mengungguli produk pesaing setidaknya dalam satu dimensi. Sedangkan kinerja dimensi-dimensi lainnya tetap setara. II.VIII Kelemahan dan Kelebihan Quality Costing
Selain kelebihan informasi biaya kualitas juga memiliki kelemahankelemahan, yaitu: a. Biaya kualitas hanya mengukur dan melaporkan biaya kualitas. Namun, laporan semata tidak akan dapat memecahkan masalah kualitas apapun. Masalah hanya dapat diselesaikan dengan mengambil tindakan. b. Hasil yang diperoleh pada program peningkatan kualitas biasanya di bawah target yang diharapkan. Pada awalnya, ketika sistem pengendalian kualitas didesain dan ditempatkan, total biaya kualitas dapat meningkat. Penurunan pada biaya kualitas tidak akan terjadi sampai program kualitas telah memberikan pengaruh untuk satu tahun atau lebih. c. Biaya kualitas yang paling penting, yaitu kehilangan penjualan dari konsumen yang kecewa, biasanya diabaikan dari laporan biaya kualitas karena hal itu sangat sulit untuk diukur dan diperkirakan. Informasi tentang biaya kualitas memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut: a. Informasi biaya kualitas membantu para manajer melihat dari sisi keuangan halhal yang terkait dengan produk cacat. Para manajer biasanya tidak sad ar dengan besarnya biaya kualitas karena biaya-biaya ini terkait beberapa
departemen serta tidak dapat ditelusuri dan diakumulasi secara normal oleh sistem biaya. Maka dari itu, ketika pertama kali disajikan dengan laporan biaya kualitas, para manajer sering kali terkejut dengan jumlah biaya yang diakibatkan oleh kualitas yang buruk. b. Informasi biaya kualitas membantu para menajer mengidentifikasi hal-hal penting dari masalah-masalah kualitas yang dihadapi perusahaan. Sebagai contoh, laporan biaya kualitas dapat memperlihatkan bahwa sisa bahan adalah masalah kualitas yang utama atau bahwa perusahaan mengeluarkan biaya garansi dalam jumlah besar. Dengan adanya informasi ini, para manajer mempunyai ide yang lebih bagus mengenai dimana harus memfokuskan usaha-usaha perbaikan kualitas produk perusahaan. c. Informasi biaya kualitas membantu para manajer melihat keberadaan biaya biaya kualitas yang disistribusikan secara tidak baik. Umumnya, biaya biaya kualitas seharusnya lebih difokuskan pada aktivitas-aktivitas pencegahan dan penilaian daripada aktivitas-aktivitas kegagalan. II.IX Mengukur Quality Costing
Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality costs) adalah biaya-biaya yang tersedia untuk dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden costs) adalah biaya kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena kualitas yang buruk (biaya oportunitas biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi). Sebagai contoh, perhatikanlah kembali contoh-contoh biaya kualitas yang telah diuraikan di atas. Dengan
pengecualian
pada
biaya
kehilangan
penjualan,
biaya
ketidakpuasan pelanggan, dan biaya kehilangan pangsa pasar, semua biaya kualitas dapat diamati dan seharusnya tersedia dalam catatan akuntansi. Perhatikan juga bahwa biaya-biaya yang tersembunyi bisa menjadi signifikan sehingga seharusnya diestimasi. Meskipun mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi sulit dilakukan, ada tiga metode yang disarankan untuk tujuan tersebut: metode pengali (multiplier method ), metode penelitian pasar (market research method ), dan fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss function).
BAB III PENUTUP III.I Kesimpulan
Target costing merupakan alat strategik dalam manajemen biaya yang berperan dalam mengurangi biaya yang terjadi. Inovasi target costing yaitu dilakukan pada saat proses RD&E. Kebanyakan perusahaan melakukan efisiensi produk pada saat proses produksi. Melalui reduksi biaya dalam RD&E diharapkan akan menurunkan biaya produksi dan post produksi. Kunci dari target costing adalah disiplin melakukan pengurangan biaya, desain yang sesuai dengan keinginan konsumen. Walaupun target costing adalah alat yang sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan namun beberapa kelemahan target costing juga harus dipahami oleh perusahaan Biaya kualitas terjadi sebagai akibat adanya produk cacat atau pun produk yang tidak berkualitas. Secara umum, biaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Biaya pencegahan merupakan biaya yang terjadi dalam rangka mencegah dihasilkannya produk cacat. Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi dalam ran gka memastikan bahwa tidak ada produk cacat yang terkirim kepada pelanggan. Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi sebagai akibat terdeteksinya keberadaan produk cacat sebelum produk tersebut dikirim kepada pelanggan. III.II Saran
Dalam makalah ini penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga bisa menambah wawasan pembaca. Di sini penulis juga minta maaf kepada pembaca jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini atau ada persepsi yang berbeda dari pembaca, kami harap untuk dapat dimaklumi. Selain itu kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kami sebagai penulis bisa memperbaikinya untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2007. Akuntansi Manajemen; Dasar-dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Raja Grafindo Albright dan Lam 2006. Managerial Accounting and Continuous Improvement Initiatives: A Retrospective and Framework . Journal of Managerial Issues vol XVIII number 2 Summer, pg 157 Atkinson and Kaplan. 2007. Management Accounting. Pearson International Edition. Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. (2003). Modern Auditing . Jakarta: Erlangga Garrison. 2007. Akuntansi Manajerial . Buku 2 Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat Halim, Abdul., dan Bambang Supomo. 2005. Akuntansi Manajemen. Buku Edisi Satu. Yogyakarta: BPFE Hansen, Don R., dan Maryanne M Mowen. 2004. Management Accounting. Buku Satu, edisi ketujuh. Jakarta: Salemba Empat Kroll, KM. 1997. On target, Improving Profitability Through Target Coting. Industry Week, 246 (11), pg 14 Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Tiga. Jakarta : Salemba Empat. Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty: Yogyakarta Prawironegoro, Darsono. 2007. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Jakarta: Mira Wacana Media Sunarto. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi revisi cetakan kedua. Yogyakarta: Amus