Tugas Makalah Jaringan Komputer
“TCP/IP PROTOCOL SUIT”
Disusun Oleh : Dwi Ayu Mentari
(112410101014)
Rizqa Farihatul J.
(112410101026)
Desy Normayani P
(112410101038)
Ariska Wahyu
(112410101067)
Bening Putri J
(112410101092)
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS JEMBER 2012
TCP/IP PROTOCOL SUIT
TCP/IP merupakan Protocol Suite paling popular dan paling banyak dipakai. Pada jaringan “wired” LAN, protocol TCP IP adalah protocol yang banyak dipakai pada jaringan baik itu PC to PC, jaringan local berskala kecil dirumah, di perkantoran, skala jaringan medium sampai yang berskala besar pada jaringan redundance yang komplek pada suatu corporate. Dalam setting konfigurasi setiap komputer Windows yang akan anda koneksikan pada jaringan, anda selalu behubungan dengan protocol TCP IP ini. Protocol TCP IP adalah protocol yang paling banyak dipakai pada jaringan komputer didunia, popularitasnya sangat beralasan dengan fakta bahwa:
Scalabilitas dan routable
Open standard – bukan hak paten
Merupakan standard yang sudah matang dan stabil
Hampir semua reset yan sedang berjalan melibatkan technology yang menggunakan protocol TCP IP
Merupakan protocol suite yang dipakai di Internet
Ketika sebagai administrator jaringan memutuskan untuk menggunakan protocol TCP IP ini dalam perencanaan infrastruktur jaringan, sudah bisa menyadari pekerjaan dibalik peng-aplikasian protocol TCP IP ini. Anda harus melakukan konfigurasi kepada semua piranti jaringan yang akan tergabung dalam jaringan nantinya. Seperti pemberian IP address unik untuk setiap piranti jaringan beserta semua parameter lainnya. Tentunya dengan menggunakan technology yang sudah tersedia seperti pemberian IP secara automatis sudah tersedia yang akan memudahkan beban administrator. Dengan pemakaian protocol TCP IP ini, tentunya anda sudah memasukkan agenda dalam perencanaan IP address pada jaringan corporate anda mengingat bahwa IP address adalah vital.
Setiap segmen jaringan fisik memerlukan address jaringan yang unik pada suatu system jaringan. Setiap host pada jaringan memerlukan IP address unik pada segmen jaringan tersebut. IP address dibuat berdasarkan ID address jaringan dan
ID host. Class Address dan subnet mask menetukan berapa banyak host yang bisa dimuat dalam satu segment jaringan
Protocol TCP IP menggunakan IP address untuk mengidentifikasikan computer dalam jaringan. Setiap paket pada komputer yang ditransmisikan protocol TCP IP berisi IP address dari komputer yang akan menerima paket tersebut, sementara router juga menggunakan IP address untuk mem-forward paket kepada tujuan yang tepat.
Jaringan dengan protocol TCP IP mempunyai elemen-2 pokok seperti berikut:
Infrastruktur TCP IP
Infrastructure inti jaringan
Connectivity Internet
Layanan DHCP untuk layanan sewa IP address pada jaringan
Layanan DNS server
Layanan WINS Server
Protocol TCP IP suite Layanan protocol TCP IP, jika di rujuk pada model OSI ada pada layer Internet dan layer Transport yang membentuk protocol suite TCP IP. Protocol TCP IP merupakan kumpulan protocol membentuk Protocol TCP IP suite.
Protocol-2
yang
berbeda
yang
berjalan
bersama-sama
menggunakan
infrastructure yang sama IP, Internet Control Message Protocol (ICMP), Address resolution protocol (ARP) TCP, User datagram protocol (UDP) Protocol-2 applikasi seperti: Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Post Office Protocol 3 (POP3), Internet Message Access Protocol (IMAP) HTTP, FTP
Telnet, Secure Shell (SSH) Server Message Block (SMB)
Dalam hubungannya dengan model referensi OSI, protocol TCP IP suite bisa digambarkan dalam diagram berikut ini:
Komunikasi protocol TCP IP Ketika informasi melewati turun pada stack-2 TCP IP, setiap layer menambahkan informasi kepada paket data.
Data applikasi berisi paket-2 data yang sesungguhnya yang akan dikirim ada di layer Application
Melewati layer Host-to-Host (atau layer transport) paket diberi tagging dengan PORT komputer pengirim dan penerima, apakah itu misal PORT 25 yang merupakan applikasi SMTP (email), PORT 80 untuk applikasi HTTP (internet) ataupun lainnya.
Kemudian paket ini turun ke layer IP (atau layer network) untuk diberikan tagging address jaringan atau routable address untuk komputer pengirim dan penerima.
Kemudian paket turun ke layer Network Access, turun pada layer driver jaringan itu sendiri dimana address fisik piranti (address MAC) tersebut di tagging kepada paket untuk komputer pengirim dan penerima.
Dan kemudian disini diputuskan kemana paket data tersebut akan dikirim, bagaimana dikirim dan kemana tujuan nya. Paket di lewatkan dari ujung ke ujung, bisa saja paket ini dari fisik NIC komputer anda ke default Gateway, dan dari sana paket dikirim ke Hop berikutnya, ke hop berikutnya dan terus dari hop ke hop dan untuk setiap hop pada lokasi tertentu, keputusan perlu dibuat kemana paket akan dikirim dan pada titik ujung akhir:
Paket menuju stack TCP IP keatas stack demi stack
Informasi dikuliti disetiap stack layer persis seperti diperlakukan disisi pengirim stack per stack Cuma disini bukan ditagging akan tetapi dilepas taggingnya, dikuliti, atau dipreteli diambil intinya saja.
Application Layer Application layer, berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah web server, mail, FTP, DHCP, TELNET, DNS, SNMP. 1.
Web Server (HTTP, HTTPS)
HTTP (Hypertext Transfer Protocol, adalah protokol yang dipergunakan untuk mentransfer dokumen dalam World Wide Web (WWW). Fungsi :
menjawab antara client dan server. membuat hubungan TCP/IP ke port tertentu di host yang jauh (biasanya port 80).
HTTPS adalah versi aman dari HTTP, protokol komunikasi dari World Wide Web. HTTPS menyandikan data sesi menggunakan protokol SSL (Secure Socket layer) atau protokol TLS (Transport Layer Security). Pada umumnya port HTTPS adalah 443. Fungsi : HTTPS melakukan enkripsi informasi antara browser dengan web server yang menerima informasi. Memberikan perlindungan yang memadai dari serangan eavesdroppers (penguping), dan man in the middle attacks.
2. Mail (SMTP, POP3, IMAP)
SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) merupakan salah satu protokol yang umum digunakan untuk pengiriman surat elektronik (e-mail) di Internet. Menggunakan TCP, port 25. Fungsi : digunakan untuk mengirimkan pesan-pesan e-mail dari e-mail klien ke email server, mengirimkan e-mail kepada lokal account, dan menyiarkan ulang email antara server-server SMTP.
POP3 (Post Office Protocol version 3) sesuai dengan namanya merupakan protokol yang digunakan untuk pengelolaan mail. Fungsi : digunakan untuk mengambil surat elektronik (email) dari server email. Menggunakan TCP, port 110.
IMAP (Internet Message Access Protocol) adalah protokol standar untuk mengakses/mengambil e-mail dari server. Lebih kompleks daripada POP3. Fungsi : memilih pesan e-mail yang akan di ambil, membuat folder di server, mencari pesan e-mail tertentu, menghapus pesan e-mail yang ada.
3. FTP (File Transfer Protocol) adalah sebuah protokol Internet yang merupakan standar untuk pentransferan berkas (file) komputer antar mesin-mesin dalam sebuah internetwork. FTP menggunakan protocol TCP port 21. Fungsi : Untuk melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkasberkas komputer antara klien FTP dan server FTP. Perintah-perintah FTP dapat digunakan untuk mengubah direktori, mengubah modus transfer antara biner dan ASCII, menggugah berkas komputer ke server FTP, serta mengunduh berkas dari server FTP.
4. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya, artinya DHCP tersebut berbenturan, karena potokol IP tidak mengizinkan 2 host memiliki IP yang sama. Fungsi :
Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung dijaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP.
memberikan framework untuk disampaikan kepada client yang berisikan informasi tentang konfigurasi jaringan.
5. TELNET (Telecommunication Network) Adalah terminal interaktif untuk mengakses suatu remote pada internet. Fungsi : digunakan untuk mengakses remote host melalui terminal yang interaktif.
6. DNS (Domain Name System) Merupakan database terdistribusi yang diimplementasikan secara hirarkis dari sejumlah name servers . Fungsi :
menyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk basis
data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet.
address/name translation
DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surat elektronik (email) untuk setiap domain.
7. SNMP (Simple Network Management Protocol) adalah standar manajemen jaringan pada TCP/IP. Fungsi : supaya informasi yang dibutuhkan untuk manajemen jaringan bisa dikirim menggunakan TCP/IP. Protokol tersebut memungkinkan administrator jaringan untuk menggunakan perangkat jaringan khusus yang berhubungan dengan perangkat jaringan yang lain untuk mengumpulkan informasi dari mereka, dan mengatur bagaimana mereka beroperasi. 8. Network File System (NFS) merupakan sebuah protokol yang dikembangkan oleh Sun Microsystem pada tahun 1984 dan NFS didefinisikan dalam RFC 1094, 1813 dan 3530 sebagai “DFS” yang mengijikan sebuah komputer untuk mengakses file melalui network serasa akses file di disk local. NFS merupakan protokol yang sangat mendukung dalam pengaplikasian suatu file system yang terdistribusi.
Tujuan dari NFS adalah untuk memungkinkan terjadinya pertukaran sistem berkas secara transparan antara mesin-mesin bebas tersebut. Hubungan yang terjadi di sini didasarkan pada hubungan client-server yang menggunakan perangkat lunak NFS server dan NFS client yang berjalan diatas workstation.
NFS didesain agar dapat beroperasi di lingkungan ataupun jaringan yang heterogen yang meliputi mesin, platform, sistem operasi, dan arsitektur jaringan. Ketidaktergantungan ini didapat dari penggunaan RPC primitif yang dibangun diatas protokol External Data Representation (XDR). Jika misalnya terjadi sebuah pertukaran sistem berkas antara server dan client , maka pertukaran sistem berkas yang terjadi disini harus dipastikan hanya berpengaruh pada tingkat client dan tidak mempengaruhi sisi server , karena server dan client adalah mesin yang berbeda dan sama-sama bebas. Untuk itu, mesin client harus melakukan operasi mount terlebih dahulu agar remote directory dapat diakses secara transparan. Protokol NFS NFS umumnya menggunakan protokol Remote Procedure Call (RPC) yang berjalan di atas UDP dan membuka port UDP dengan port number 2049 untuk komunikasi antara client dan server di dalam jaringan. Client NFS selanjutnya akan mengimpor sistem berkas remote dari server NFS, sementara server NFS mengekspor sistem berkas lokal kepada client. Mesin-mesin yang menjalankan perangkat lunak NFS client dapat saling berhubungan dengan perangkat lunak NFS server untuk melakukan perintah operasi tertentu dengan menggunakan request RPC. Adapun operasi-operasi yang didukung oleh NFS adalah sebagai berikut: a. Mencari berkas di dalam direktori. b. Membaca kumpulan direktori. c. Memanipulasi link dan direktori. d. Mengakses atribut berkas. e. Membaca dan menulis berkas. Perlu diketahui bahwa server NFS bersifat stateless , yang artinya setiap request harus mengandung argumen yang penuh dan jelas sebab server NFS tidak menyimpan sejarah informasi request . Data yang dimodifikasi harus di commit ke server sebelum hasilnya di kembalikan ke client . NFS protokol tidak menyediakan mekanisme concurrency-control. Beberapa manfaat NFS diantaranya ialah – Lokal workstations menggunakan ruang disk lebih kecil
– Pemakai tidak harus membagi direktori home pada setiap mesin di jaringan – Direktori home dapat di set up pada NFS server dan tersedia melalui jaringan – Device penyimpanan seperti floppy disk, CDROM drives, dll dapat digunakan oleh mesin lainnya Kerugian /Kelemahan NFS – Desain awal hanya untuk jaringan yang lokal dan tertutup – Security – Congestion (Traffic yang tinggi bisa menyebabkan akses lambat)
9. Secure Shell Protocol Menurut RFC (Request For Comment) dari Secure Shell (SSH). Secure Shell adalah program yang melakukan loging terhadap komputer lain dalam jaringan, mengeksekusi perintah lewat mesin secara remote, dan memindahkan file dari satu mesin ke mesin lainnya.
Algoritma enkripsi yang didukung oleh SSH di antaranya BlowFish (BRUCE SCHNEIER), Triple DES (Pengembangan dari DES oleh IBM), IDEA (The International Data Encryption Algorithm), dan RSA (The Rivest-ShamirAdelman). Dengan berbagai metode enkripsi yang didukung oleh SSH, Anda dapat menggantinya secara cepat jika salah satu algoritma yang Anda terapkan mengalami gangguan.
Pada tahun 1995, YaItu Ylonen, peneliti dari Helsinki University of Technology, Finlandia, mendesign suatu protokol keamanan yang bisa mengamankan dari teknik password sniffing. Keberhasilan SSH menggantikan protokol rlogin, TELNET, dan rsh. Dimana protocol-protokol tersebut tidak memberikan fasilitas keamanan authentikasi dan kerahasiaan data. Ylonen mempublikasikan protokol ini secara freeware pada juli 1995. Pada Desember 1995, Ylonen mendirikan SSH Communications Security yang digunakan untuk memasarkan dan mendevelop SSH, dan SSH berkembang menjadi protokol proprietary.
Pada 1996, SSH-1 mengalami revisi menjadi SSH-2 dengan menggunakan algoritma yang lebih aman. Pada tahun 1999, beberapa komunitas menginginkan adanya versi SSH yang berbasis open source, sehingga dibentuk yang namanya OpenSSH.
SSH (Secured Shell) merupakan protokol standar yang aman untuk remote control jaringan computer dan transfer data antar jaringan komputer. Ssh menggantikan fungsi telnet, rcp, rlogin yang masih menggunakan plain text system dengan teknik enkripsi. Ssh menyediakan tool server daemon dan client untuk memfasilitasi keamanan, enkripsi remote control dan operasi file transfer. Ssh biasa digunakan untuk melakukan remote login dan menjalankan perintah pada komputer remote, tetapi ssh server juga dapat digunakan sebagai tunel jaringan, melakukan penerusan pada port TCP, dan koneksi X11. Selain itu dapat juga digunakan untuk mentransfer suatu file dengan protokol SFTP atau SCP. SSH server bekerja pada port 22.
Transport Layer Transport layer hanya terdiri dari dua protokol; yang pertama adalah TCP (Transport Control Protokol) dan yang kedua adalah UDP (User Datagram Protokol). TCP bertugas membentuk sambungan, mengirim acknowledgment, dan menjamin terkirimnya data. TCP bersifat harus mendapat hasil yang sebaikbaiknya. UDP dapat membuat transfer data menjadi lebih cepat. UDP mendapat kecepatan yang secepat-cepatnya.
UDP (User Datagram Protocol) UDP adalah protokol sederhana, connectionless, dijelaskan dalam RFC 768. UDP memiliki keuntungan pengiriman data yang low overhead. Potonganpotongan komunikasi dalam UDP disebut datagrams. Datagrams ini dikirim sebagai "best effort" oleh protokol Transport Layer. Aplikasi yang menggunakan UDP termasuk:
TCP (Transmission Control Protocol) TCP merupakan protokol berorientasi koneksi, dijelaskan dalam RFC 793. TCP menimbulkan overhead tambahan untuk mendapatkan fungsi. Fungsi tambahan yang ditetapkan oleh TCP adalah pengiriman urutan yang sama, pengiriman yang handal, dan flow control. Setiap segmen TCP memiliki 20 byte overhead di header encapsulating data application layer, sedangkan setiap segmen UDP hanya memiliki 8 byte overhead. Aplikasi yang menggunakan TCP adalah: Browser web E-mail Transfer file
Internet Layer 1. Internet Protocol (IP) Datagram Packet pesan pada Internet Layer disebut juga sebagai Datagram. Fragmentasi IP Datagram Peralatan memiliki Maximum Transfer Unit (MTU), sehingga packet data yang dilewatkan pada setiap router akan dipotong-potong sesuai dengan ukuran MTU. Packet data yang terpotong-potong ini disebut sebagai fragment. IP Datagram Reassembly Karena adanya proses fragmentasi, maka pada sisi penerima dibutuhkan juga adanya
proses
reassembly.
Proses
reassembly
menggunakan
field:
identification, flag dan fragmentation pada IP datagram. Format alamat IP Alamat IP panjangnya 32 bit & dibagi menjadi 2 Bagian : 1) Network ID, menunjukkan jaringan kemana host dihubungkan. 2) Host ID memberikan suatu pengenal unik pada setiap host pada suatu jaringan.
2. Internet Group Multicast Protocol Multicasting Beberapa proses kadang kala perlu mengirim pesan kepada sejumlah tujuan secara bersamaan. Ini yang disebut multicasting. Aplikasi pada multicasting ini misalnya pembatalan rencana perjalanan, informasi saham yang selalu berganti, belajar jarak jauh dan lain sebagainya.
Alamat Multicast Seperti pada pembahasan-pembahasa terdahulu, alamat IP untuk keperluan multicast berada di kelas D. Dan alamat multicast dapat digunakan hanya sebagai alamat tujuan saja. Banyak kalangan yang menyebut alamat multicast sebagai groupid. IGMP didisain untuk membantu router mengidentifikasi host-host yang berada dalam LAN yang merupakan anggota kelompok multicast. IGMP juga merupakan protokol yang mendukung ikut bersama protokol IP serta samasama berada di lapisan network/network layer.
Jenis Message/Pesan Internet Group Message Protocol (IGMP) hanya mempunyai 2 jenis pesan yakni report dan query. Di mana pesan report dikirim dari host ke router sedangkan pesan query dikirim dari router ke host. Lihat Gambar berikut.
3. Internet Control Message Protocol ICMP (Internet Control Message Protocol) adalah protokol yang bertugas mengirimkan pesan-pesan kesalahan dan kondisi lain yang memerlukan perhatian khusus. Pesan / paket ICMP dikirim jika terjadi masalah pada layer IP dan layer atasnya (TCP/UDP). Pada konsisi normal, protokol IP berjalan dengan baik. Namun ada beberapa kondisi dimana koneksi IP terganggu,
misalnya karena Router crash, putusnya kabel, atau matinya host tujuan. Pada saat ini ICMP membantu menstabilkan kondisi jaringan, dengan memberikan pesan-pesan tertentu sebagai respons atas kondisi tertentu yang terjadi pada jaringan tersebut. contoh : hubungan antar router A dan B mengalami masalah, maka router A secara otomatis akan mengirimkan paket ICMP Destination Unreachable ke host pengirim paket yang berusaha melewati host B menuju tujuannya. Dengan adanya pemberitahuan ini maka host tujuan tidak akan terus menerus berusaha mengirimkan paketnya melewati router B.
Ada dua tipe pesan yang dapat dihasilkan ICMP :
1.
ICMP Error Message (dihasilkan jika terjadi kesalahan jaringan)
2.
ICMP Query Message (dihasilkan jika pengirim paket mengirimkan informasi tertentu yang berkaitan dengan kondisi jaringan.
ICMP Error Message dibagi menjadi beberapa jenis : 1. Destination Unreachable, dihasilkan oleh router jika pengirim paket mengalami kegagalan akibat masalah putusnya jalur baik secara fisik maupun logic. Destination Unreacheable dibagi lagi menjadi beberapa jenis : Network Unreacheable, jika jaringan tujuan tak dapat dihubungi
Host Unreacheable, jika host tujuan tak bisa dihubungi Protocol At Destination is Unreacheable, jika di tujuan tak tersedia protokol tersebut. Destination Host is Unknown, jika host tujuan tidak diketahui Destination Network is Unknown, jika network tujuan tidak diketahui
2. Time Exceeded, dikirimkan jika isi field TTL dalam paket IP sudah habis dan paket belum juga sampai ke tujuannya. Tiap kali sebuah paket IP melewati satu router, nilai TTL dalam paket tsb, dikurangi satu. TTL ini diterapkan untuk mencegah timbulnya paket IP yang terus menerus berputar-putar di network karena suatu kesalahan tertentu. sehingga menghabiskan sumber daya yang ada.
Field TTL juga digunakan oleh program traceroute untuk melacak jalannya paket dari satu host ke host lain. Program traceroute dapat melakukan pelacakan rute berjalannya IP dengan cara mengirimkan paket kecil UDP ke IP tujuan, dengan TTL yang di set membesar.
Saat paket pertama dikirim, TTL diset satu, sehingga router pertama akan membuang paket ini dan mengirimkan paket ICMP Time Exceeded, kemudian paket kedua dikirim, dengan TTL dinaikan. Dengan naiknya TTL paket ini sukses melewati router pertama namun dibuang oleh router kedua, router ini pun mengirim paket ICMP time Exceeded.
3. Parameter Problem, paket ini dikirim jika terdapat kesalahan parameter pada header paket IP. 4. Source Quench, Paket ICMP ini dikirimkan jika router tujuan mengalami kongesti. Sebagai respons atas paket ini pihak pengirim paket harus memperlambat pengiriman paketnya. 5. Redirect, paket ini dikirimkan jika router merasa host mengirimkan paket IP melalui router yang salah. Paket ini seharusnya dikirimkan melalui router lain.
Sedangkan ICMP Query Message Terdiri atas : Echo dan Echo Reply, Bertujuan untuk memeriksa apakah sistem tujuan dalam keadaan aktif. Program ping merupakan program pengisi paket ini. Respondet harus mengembalikan data yang sama dengan data yang dikirimkan. Timestamp dan Timestamp Reply, Menghasilkan informasi waktu yang diperlukan sistem tujuan untuk memproses suatu paket. Address mask, untuk mengetahui beberapa netmask yang harus digunakan suatu host dalam suatu network.
Sebagai paket pengatur kelancaran jaringan paket ICMP tidak diperbolehkan membebani network. Karenanya paket ICMP tidak boleh dikirim saat terjadi problem yang disebabkan oleh : Kegagalan pengririman paket ICMP Kegagalan pengiriman paket broadcast atau multicast.
4. Routing Information Protocol Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
Cara Kerja Rip
1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway. 2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing . 3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table . 4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan. 5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu
6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung
Karakteristik dari RIP:
a. Distance vector routing protocol b. Hop count sebagi metric untuk memilih rute c. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable d. Secara default routing update 30 detik sekali e. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update f. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang
dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
RIP versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah: Dukungan dari jaringan IPv6. RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi. RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route .
5. Open Shortest Path First OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest Path First. OSPF di desain olrh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( shortest path first ). Hampir tidak berbeda dengan IGRP ( Interior Gateway Routing Protocol ) pada tahun 80-an. Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi.
OSPF (Open Shortest Path First IGP) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP (interior gateway routing protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut.
OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. Karakteristik Open Shortest Path First (OSPF):
1. Menggunakan Algoritma link-state 2. Membutuhkan waktu CPU dan memori yang besar 3. Tidak menyebabkan routing loop 4. Dapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep area 5. Cepat mengetahui perubahan pada jaringan 6. Dapat menggunakan beberapa metric Cara Kerja OSPF
OSPF bekerja dengan link-state protocol yang memungkinkan untuk membentuk tabel routing secara hirarki. Sebelum berlanjut ke dalamnya, perlu dijelaskan sedikit istilah-istilah umum dalam OSPF, yaitu : Area Area yaitu letak dimana berada sebuah kumpulan network, router dan host biasa. Area di sini bukan berarti area fisik.
Backbone Backbone adalah area yang khusus dimana area-area saling terhubungkan. Seluruh area yang ada, harus terhubung ke backbone.
Stub Area Adalah area dimana hanya terdapat satu buah gateway / router, tidak ada alternatif lainnya.
OSPF bekerja dengan membentuk sebuah peta network yang dipelajari berdasarkan informasi dari router-router yang berada dalam neighbour. Peta tersebut akan berpusat pada local host. Dari localhost host tersebut akan ada cost untuk menuju network lain yang ditentukan dari hasil perhitungan. Untuk memudahkan penggambarannya, mari kita bangun sebuah network imaginerdemikian :
Keterangan :
Router 1 terhubung ke subnet 10 dan 11 Router 2 terhubung ke subnet 11 dan 12
Router 3 terhubung ke subnet 12 dan 15 Router 4 terhubung ke subnet 13 dan 15 Router 5 terhubung ke subnet 14 dan 15
6. Border Gateway Protocol Border Gateway Protocol disingkat BGP adalah inti dari protokol routing Internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan Internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari Internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan. BGP dijelaskan dalam RFC 4271. RFC 4276 menjelaskan implementasi report pada BGP-4, RFC 4277 menjelaskan hasil ujicoba penggunaan BGP-4. Ia bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP (Interior Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing decision berdasarkan path, network policies, dan atau ruleset. BGP versi 4 masih digunakan hingga saat ini . BGP mendukung
Class
Inter-Domain
Routing
dan
menggunakan
route
aggregationuntuk mengurangi ukuran tabel routing. sejak tahun 1994, BGP-4 telah digunakan di Internet. semua versi dibawahnya sudah tidak digunakan. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu jaringan backbone saja. BGP sebagai inti Internet merupakan protocol routing external/exterior yang mehubungkan AS( Autonomous System) berbeda dari suatu jaringan local ke berbagai jaringan lain atau Internet(jaringan public). Dengan begitu banyak dan tingkat kesulitan dalam hal transfer paket data terjadi, maka protocol routing bgp dituntut untuk memliki fitur – fitur yang dapat melakukan hal tersebut. Beberapa fitur tersebut terdapat pada atribut BGP yang merupakan inti daripada protocol bgp dan boleh dikatakan bahwa kekuatan protocol bgp ada pada atribute tersebut yang dapat menetukan jalur/path terbaik untuk dilalui suatu jaringan local ke luar. Atribute pada protocol routing bgp seperti packet pada protocol routing lain lebih fleksibel dan mudah memanage atribute
tersebut. Kita dapat mengatur routing update yang masuk maupun keluar dan juga kita dapat dengan bebas mengatur karakteristik dan sifat terhadap sesi BGP tersebut. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan Internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari Internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan. BGP tidak menggunakan metrik IGP (Interior Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing decision berdasarkan path, network policies, dan atau rule set.
BGP versi 4 masih digunakan hingga saat ini, BGP mendukung Class InterDomain Routing dan menggunakan route aggregation untuk mengurangi ukuran tabel routing. sejak tahun 1994, BGP-4 telah digunakan di Internet. semua versi dibawahnya sudah tidak digunakan. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu jaringan backbone saja. Dengan adanya EGP, router dapat melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan lokal Auotonomous System (AS). BGP mempunyai skalabilitas yang tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada beberapa organisasi besar. Oleh karena itu BGP dikenal dengan routing protokol yang sangat rumit dan kompleks
Jenis – Jenis BGP Routing protokol BGP dibagi menjadi dua subbagian besar yang berbeda berdasarkan
fungsi,
lokasi
berjalannya
sesi
BGP,
dan
kebutuhan
konfigurasinya: a.
IBGP (Internal BGP)
Sesuai dengan namanya, internal BGP atau IBGP adalah sebuah sesi BGP yang terjalin antara dua router yang menjalankan BGP yang berada dalam satu hak administrasi, atau dengan kata lain berada dalam satu autonomous system yang sama. Sesi internal BGP biasanya dibangun dengan cara membuat sebuah sesi BGP antar sesama router internal dengan menggunakan nomor ASyang sama. b.
EBGP (External BGP)
Kebalikannya dari IBGP, External BGP atau sering disingkat EBGP berarti sebuah sesi BGP yang terjadi antardua router atau lebih yang berbeda autonomous systemnya atau berbeda hak administratif. Tidak hanya sekadar beda nomor AS saja, namun benar-benar berbeda administrasinya.
Jadi misalnya router Anda dengan router ISP ingin dapat saling bertukar informasi dengan menggunakan bantuan BGP, maka kemungkinan besar Anda akan membuat sesi EBGP. Hal ini dikarena autonomous system router anda dengan router ISP dibuat berbeda.
Karakteristik BGP a. Menggunakan algoritma routing distance vektor.Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing di update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. b. Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client. c. Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system. d. BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.
e. Router
BGP
membangun
dan
menjaga
koneksi
antar-peer
menggunakan port nomor 179. f. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik. g. Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan fleksibel. h. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiksprefiks routing yang diterimanya dari router BGP lain
Cara Kerja BGP Routing protokol BGP baru dapat dikatakan bekerja pada sebuah router jika sudah terbentuk sesi komunikasi dengan router tetangganya yang juga menjalankan BGP. Sesi komunikasi ini adalah berupa komunikasi dengan protokol TCP dengan nomor port 179. Setelah terjalin komunikasi ini, maka kedua buah router BGP dapat saling bertukar informasi rute.
Untuk berhasil menjalin komunikasi dengan router tetangganya sampai dapat saling bertukar informasi routing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Kedua buah router telah dikonfigurasi dengan benar dan siap menjalankan routing protokol BGP. b. Koneksi antarkedua buah router telah terbentuk dengan baik tanpa adanya gangguan pada media koneksinya. c. Pastikan paket-paket pesan BGP yang bertugas membentuk sesi BGP dengan router tetangganya dapat samp dengan baik ke tujuannya. d. Pastikan kedua buah router BGP tidak melakukan pemblokiran port komunikasi TCP 179. e. Pastikan kedua buah router tidak kehabisan resource saat sesi BGP sudah terbentuk dan berjalan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, maka sebuah sesi BGP dapat bekerja dengan baik pada router Anda.
Untuk membentuk dan mempertahankan sebuah sesi BGP dengan router tetangganya, BGP mempunyai mekanismenya sendiri yang unik. Pembentukan sesi BGP ini mengandalkan paket-paket pesan yang terdiri dari empat macam. Paket-paket tersebut adalah sebagai berikut:
Open Message
Sesuai dengan namanya, paket pesan jenis ini merupakan paket pembuka sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama dikirimkan ke router tetangga untuk membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini berisikan informasi mengenai BGP version number, AS number, hold time, dan router ID.
Keepalive Message
Paket Keepalive message bertugas untuk menjaga hubungan yang telah terbentuk antarkedua router BGP. Paket jenis ini dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini berukuran 19 byte dan tidak berisikan data sama sekali.
Notification Message
Paket pesan ini adalah paket yang bertugas menginformasikan error yang terjadi terhadap sebuah sesi BGP. Paket ini berisikan field-field yang berisi jenis error apa yang telah terjadi, sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk melakukan troubleshooting.
Update Message
Paket update merupakan paket pesan utama yang akan membawa informasi rute-rute yang ada. Paket ini berisikan semua informasi rute BGP yang ada dalam jaringan tersebut. Ada tiga komponen utama dalam paket pesan ini,
yaitu Network-Layer Reachability Information (NLRI), path attribut, dan withdrawn routes.
Atribut pada BGP Atribut – atribut yang diberikan protocol bgp terdiri dari 10 atribute akan tetapi ada satu atribute keluaran cisco dan khusus dipakai untuk produk/router cisco. Masing – masing atribute memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda – beda sehingga untuk dapat mengatur sesi komunikasi keluar maupun masuknya suatu routing update dan packet data, kita harus mengerti atribute mana yang sesuai dengan hal yang akan kita manage. Dibawah ini akan dijelaskan atribut – atribut pada BGP : 1.
Origin
Atribut BGP yang satu ini merupakan atribut yang termasuk dalam jenis Well known mandatory. Jika sumbernya berasal router BGP dalam jaringan lokal atau menggunakan asnumber yag sama dengan yang
sudah ada, maka
indicator atribut ini adalah huruf “i” untuk interior. Apabila sumber rute berasal dari luar jaringan lokal, maka tandanya adalah huruf “e” untuk exterior. Sedangkan apabila rute didapat dari hasil redistribusi dari routing protokol lain, maka tandanya adalah “?” yang artinya adalah incomplete. 2.
AS_Path
Atribut ini harus ada pada setiap rute yang dipertukarkan menggunakan BGP. Atribut ini menunjukkan perjalanan paket dari awal hingga berakhir di tempat Anda. Perjalanan paket ini ditunjukkan secara berurut dan ditunjukkan dengan menggunakan nomor-nomor AS. Dengan demikian, akan tampak melalui mana saja sebuah paket data berjalan ke tempat Anda.
3. Next Hop
Next hop sesuai dengan namanya, merupakan atribut yang menjelaskan ke mana selanjutnya sebuah paket data akan dilemparkan untuk menuju ke suatu lokasi. Dalam EBGP-4, yang menjadi next hop dari sebuah rute adalah alamat
asal (source address) dari sebuah router yang mengirimkan prefix tersebut dari luar AS. Dalam IBGP-4, alamat yang menjadi parameter next hop adalah alamat dari router yang terakhir mengirimkan rute dari prefix tersebut. Atribut ini juga bersifatWellknown Mandatory.
4.
Multiple Exit Discriminator (MED)
Atribut ini berfungsi untuk menginformasikan router yang berada di luar AS untuk mengambil jalan tertentu untuk mencapat si pengirimnya. Atribut ini dikenal sebagai metrik eksternal dari sebuah rute. Meskipun dikirimkan ke AS lain, atribut ini tidak dikirimkan lagi ke AS ketiga oleh AS lain tersebut. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.
5.
Local Preference
Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary, di mana sering digunakan untuk memberitahukan router-router BGP lain dalam satu AS ke mana jalan keluar yang di-prefer jika ada dua atau lebih jalan keluar dalam router tersebut. Atribut ini merupakan kebalikan dari MED, di mana hanya didistribusikan antar-router-router dalam satu AS saja atau router IBGP lain.
6.
Atomic Agregate
Atribut ini bertugas untuk memberitahukan bahwa sebuah rute telah diaggregate (disingkat menjadi pecahan yang lebih besar) dan ini menyebabkan sebagian informasi ada yang hilang. Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary.
7. Agregator
Atribut yang satu ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai Router ID dan nomorAutonomous System dari sebuah router yang melakukan
aggregate terhadap satu atau lebih rute. Parameter ini bersifat Optional Transitive.
8. Community
Community merupakan fasilitas yang ada dalam routing protokol BGP-4 yang memiliki kemampuan memberikan tag pada rute-rute tertentu yang memiliki satu atau lebih persamaan. Dengan diselipkannya sebuah atribut community, maka akan terbentuk sebuah persatuan rute dengan tag tertentu yang akan dikenali oleh router yang akan menerimanya nanti. Setelah router penerima membaca atribut ini, maka dengan sendirinya router tersebut mengetahui apa maksud dari tag tersebut dan melakukan proses
sesuai dengan yang
diperintahkan. Atribut ini bersifat Optional Transitive.
9. Originator ID
Atribut ini akan banyak berguna untuk mencegah terjadinya routing loop dalam sebuah jaringan. Atribut ini membawa informasi mengenai router ID dari sebuah router yang telah melakukan pengiriman routing. Jadi dengan adanya informasi ini, routing yang telah dikirim oleh router tersebut tidak dikirim kembali ke router itu. Biasanya atribut ini digunakan dalam implementasi route reflector. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.
10. Cluster List
Cluster list merupakan atribut yang berguna untuk mengidentifikasi routerrouter mana saja yang tergabung dalam proses route reflector. Cluster list akan menunjukkan path-path atau jalur mana yang telah direfleksikan, sehingga masalah routing loop dapat dicegah. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.
11.Weight
Atribut yang satu ini adalah merupakan atribut yang diciptakan khusus untuk penggunaan di router keluaran vendor Cisco. Atribut ini merupakan atribut dengan priority tertinggi dan sering digunakan dalam proses path selection. Atribut ini bersifat lokal hanya untuk digunakan pada router tersebut dan tidak diteruskan ke router lain karena belum tentu router lain yang bukan bermerk Cisco dapat mengenalinya. Fungsi dari atribut ini adalah untuk memilih salah satu jalan yang diprioritaskan dalam sebuah router. Apabila terdapat dua atau lebih jalur keluar maka dengan mengkonfigurasi atribut weight router dapat menetukan salah satu path terbaik yang diprioriataskan sebagai jalur keluar dengan menentukan priority tertinggi.
Dengan beberapa atribut yang terdapat pada protocol routing BGP berbagai sesi kerja untuk menetukan path seletion terbaik dapat dilakukan. Perkembangan protocol routing BGP kedepan akan sangat berkembang cukup pesat daripada protocol routing external lain dan dibutuhkan keahlian dan kemahiran yang baik serta punya pengalaman yang banyak pada perusahan – perusahaan besar seperti ISP.
7. Internet Protocol Security IPsec merupakan suite
atau koleksi dari protocol untuk kemanan yang
didefinisikan oleh IPsec working group di IETF [15]. Arsitektur dasar dan komponen fundamental
IPsec didefiniskan berdasarkan RFC 2401.
Komponen-komponen dasar dari IPsec berdasarkan RFC2401 terdiri dari :
Security protocol : Authentification Header (AH) dan ESP Encapsulating Security Payload (ESP) Key management : ISAKMP, IKE, SKEME Algoritma untuk enkripsi dan autentifikasi
IPsec bekerja pada lapis
network yang menyediakan beberapa kombinasi
perlindungan yaitu :
Confidentiality : IPsec menjamin data yang dikirimkan tidak dapat digunakan oleh pihak yang tidak berhak. Mekanisme ini dilakukan dengan mengenkripsi data menggunakan algoritma kriptografi dan sebuah secret key yang hanya diketahui oleh kedua belah pihak yang
berkomunikasi. Data
tersebut hanya bisa didekripsi oleh seseorang yang memiliki secret key tersebut. Integrity : IPsec dapat menentukan jika data telah diganti selama proses pengiriman. Integritas data dapat dijamin dengan membangkitkan nilai Message Autentification Code (MAC). Peer autentification : Setiap sisi
IPsec mengkonfirmasi identitas dari
IPsec yang lain yang sedang melakukan komunikasi dengan dirinya. Hal ini untuk menjamin bahwa
network traffic dan data yang dikirim dan diterima
oleh pihak yang berhak. Replay Protection : Sebuah mekanisme menjamin data yang sama tidak akan dikirimkan berulang kali dan data tidak dikirimkan melebihi permintaan yang dilakukan. Walaupun IPsec tidak menjamin urutan data yang dikirim sama dengan yang dikirim. Traffic analysis Protection :
IPsec menyediakan mekanisme untuk
mengatasi pihak yang tidak berhak untuk melakukan analisa terhadap traffic network sehingga pihak-pihak yang yidak berhak tersbut tidak dapat mengetahui siapa saja yang berkomunikasi, seberapa sering berkomunikasi dan berapa banyak data yang sedang dipertukarkan. Walaupun jumlah data dapat diketahui. Access Control : IPsec dapat melakukan filtering untuk menjamin IPsec user yang memiliki autoritas bisa mengakses sumber tertentu dari jaringan.
Algoritma cipher merupakan algoritma yang dipergunakan oleh IPsec untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Salah satu algoritma cipher yaitu 3DES dan AES. 3DES merupakan algoritma cipher pengembangan dari DES. 3DES
mempunyai spesifikasi panjang kunci sepanjang 168 bits dengan block size sebesar 64 bits. Sedangkan AES mempunyai panjang block size 128 bits dengan panjang kunci bervariasi yaitu AES128 (128 bit), AES192(192 bit) dan AES256 (256 bits).