MAKALAH TEORI MIKRO EKONOMI “EKUILIBRIUM UMUM”
Tugas ini disusun guna melengkapi Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro II Dosen Pengampu: Emma Dwi Ratna Sari S.E., M.Si. .
Disusun oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Endah Kun Suci Yati Farmila Sari Fatin Damayanti Priyono Azizah Ika Dewi Ega Wahyu Okta Prasetya
(1610101008) (1610101009) (1610101060) (1610101073) (1610101093) (1610101098)
S1 EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TIDAR 2018 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Ekuilibrium “Ekuilibrium Umum”. Umum”. Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Mikro Ekonomi II. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman. Demi kesempurnaannya, penulis selalu mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. 2. 3.
Ibu Emma Dwi Ratna Sari selaku dosen mata kuliah Teori Ekonomi Mikro II yang telah memberikan bimbingan dan materi makalah. Orang tua yang telah memberikan dorongan serta doa dan bantuan moril. Serta pihak yang telah bekerja sama membantu proses pembuatan makalah.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya u mumnya bagi semua pihak yang membacanya. memba canya.
Magelang, 19 Mei 2018 Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2 Pengertian Keseimbangan ...................................................................................................... 2 Proses Tercapainya Keseimbangan ........................................................................................3 Efisiensi dalam Pertukaran ..................................................................................................... 4 Kurva Kontrak ........................................................................................................................7 Ekuilibrium Konsumen Dalam Pasar Persaingan .................................................................. 8 Efisiensi Ekonomi Pasar Persaingan ......................................................................................9 Fungsi Kesejahteraan Sosial................................................................................................. 11 Efisiensi Dalam Produksi ..................................................................................................... 11 Manfaat Dari Perdagangan Bebas ........................................................................................ 15 BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 17 Kesimpulan........................................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................18 LAMPIRAN
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada pasar ini kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak secara leluasa. Ada pun harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan produsen dan konsumen. Permintaan mencerminkan keinginan konsumen, sementara penawaran mencerminkan keinginan produsen atau penjual. Permintaan dan penawaran membentuk harga dan kuantitas keseimbangan. Artinya, permintaan akan selalu berinteraksi dengan penawaran sehingga membentuk harga dan kuantitas keseimbangan. Jadi, harga keseimbangan adalah harga yang terbentuk di saat permintaan dan penawaran menemui suatu kesepakatan, yaitu tepat berada di perpotongan antara kurva permintaan dan kurva penawaran yang disebut titik keseimbangan. Kuantitas keseimbangan merupakan jumlah suatu barang atau jasa yang terbentuk saat terjadi harga keseimbangan. Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan pasar terjadi apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang diminta konsumen sama persis dengan jumlah yang ditawarkan produsen secara grafis keseimbangan pasar tercapai apabila kurva permintaan dan penawaran berpotongan. Sejauh ini kita telah mempelajari setiap pasar secara terpisah tetapi pasar sering kali tetap bergantung satu sama lain. Kondisi di suatu pasar bisa mempengaruhi harga dan output di pasar karena suatu barang merupakan input bagi produksi barang lain atau karena kedua barang bersifat subsitusi atau komplementer. Pada makalah ini akan di bahas mengenai bagaimana analisis ekuilibrium umum dapat digunakan untuk mempertimbangkan faktor kesalingterkaitan ini serta memperluas konsep efisien ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana Pengertian ekuilibrium umum? b. Bagaimana analisis ekuilibrium umum? c. Bagaimana efisiensi dalam pertukaran? d. Bagaimana ekuilibrium Konsumen dalam pasar persangan? e. Bagaimana keadilan dan efisiensi? f. Bagaimana efisiensi dalam produksi g. Bagimana manfaat perdagangan bebas?
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Keseimbangan Keseimbangan menggambarkan situasi di mana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran yang berada dalam keadaan seimbang sehingga setiap variabel yang terbentuk di pasar, harga dan kuantitas, sudah tidak lagi berubah. Dalam keadaan ini harga dan kuantitas yang diminta akan sama dengan yang ditawarkan sehingga terjadilah transaksi.
Analisa E kuilibrium Umum Analisis ekuilibrium umummenentukan harga dan kuantitas di seluruh pasar secara bersama, dan secara eksplisit mempertimbangkan efek umpan balik. Efek umpan balik merupakan penyesuaian harga dan kuantitas di suatu pasar yang disebabkan oleh adanya penyesuaian harga dan kuantitas di pasar terkait. Anggaplah, misalnya, pemerintah AS mengenakan pajak atas import minyak. Kebijakan ini akan langsung menggeser kurva penawaran minyak ke kiri (yang membuat harga minyak import lebih mahal) dan menigkatkan harga minyak. Tetapi efek dari pajak tersebut tidak berakhir di sini. Makin tinggi harga minyak akan meningkatkan permintaan dan harga gas alam. Makin tingginya harga gas alam pada gilirannya menyebabkan permintaan atas minyak meningkat (bergerser ke kanan) sehungga makin meningkatkan harga minyak. Pasar minyak dan gas alam akan terus berinteraksi hingga pada akhirnya ekuilibrium tercapai dimana kuantitas permintaan dan kuantitas penawaran sama pada kedua pasar. Dalam praktiknya analisis ekuilibrium yang lengkap, yang mengevaluasi dampak dari adanya suatu perubahan dalam satu pasar terhadap seluruh pasar lain, tidak dimungkinkan. Justru, ketika mengamati pajak atas minyak , kita juga mungkin mengamati pasar gas alam, batu bara, dan listrik.
Dua Pasar yang Saling B ergantung-Beralih ke ekuilibrium Umum Untuk mempelajari hubungan timbal balik pasar, kita amati pasar persaingan penyewaan DVD dan bioskop. Kedua pasar ini sangat terkait karena pemutar DVD memungkinkan konsumen untuk menonton film bioskop di rumah. Perubahan dalam kebijakan harga yang mempengaruhi satu pasar cenderung akan berdampak pada pasar lain. Yang pada gilirinnya akan menciptakan efek umpan balik pada pasar pertama.Gambar 16.1 menunjukan kurva penawaran dan permintaan atas DVD dan tiket bioskop. Pada bagian (a), harga tiket bioskop awalnya adalah $6,00; pasar mencapai ekuilibrium pada perpotongan Dm dan Sm. Pada bagian 9b), pasar DVD juga mencapai ekuilibrium pada harga $3,00. Sekarang anggaplah pemerintah mengenakan pajak $1 pada setiap tiket bioskop yang dibeli. Efek dari pasar ini berdasarkan analisis ekuilibrium parsial adalah bergesernya kurva penawaran atas tiket bioskop ke atas sebesar $1 dari Sm ke S*m pada gambar 16.1 (a). Awalnya, pergeseran ini menyebabkan harga tiket bioskop meningkat ke harga $6,35 dan kuantitas tiket bioskop yang terjual menurun dari Qm, ke Q*m. Inilah hasil yang ditunjukan oleh analisis ekuilibrium parsial. Tetapi kita bisa berlanjut pada analisis ekuilibrium umum denagn melakukan dua hal berikut: 1) mengamati efek dari pajak tiket bioskop tersebut pada pasar DVD, dan (2) melihat apakah terdapat efek umpan balik dari pasar DVd terhadap pasar tiket bioskop.
2
Pajak tiket bioskop mempengaruhi pasar DVd karena bioskop dan DVd merupakan barang subsituri. Peningkatan harga tiket bioskop menggeser permintaan atas Dvd dari Dv ke D’v pada gambar 16.1 (b). Pada gilirannya, pergeseran ini menyebabkan harga sewa DVD meningkat dari $3,00 ke $3,50. Perhatikan bahwa pajak yang dikenakan atas suatu produk bisa mempengaruhi harga dan penjualan produk lain, hal yang harus diingat oleh pembuat kebijakan ketika merancang kebijakan pajak. Lantas bagaimana dengan pasar tiket bioskop? Kurva permintaan awal atas tiket bioskop mengasumsikan bahwa harga DVD tidak berubah pada $3,00. Tetapi karena harganya kini menjadi $3,50, permintaan atas tiket bioskop akan bergeser ke ats, dari Dm ke D’m pada gambar 16.1 (a) harga ekuilibrium tiket bioskop yang baru (pada perpotongan Sm dan D’m) adalah $6,75, alih-alih $6,35, dan kuantitas tiket bioskop yang dibeli telah bertambah dari Q’m ke Q”m. Dengan demikian, analisis ekuilibrium parsial mengabaikan efek dari pajak atas tiket bioskop tersebut . pasar DVD sangat terkait dengan pasar tiket bioskop sehingga untuk mencari efek penuh dari pajak ini, kita memerlukan analisis ekuilibrium umum. 2.2 Proses Tercapainya Keseimbangan Terjadinya awal proses keseimbangan dapat berawal dari sisi mana saja, baik dari sektor permintaan maupun penawaran. Contohnya, proses awal berasal dari permintaan. Permintaan tinggi yang tidak bisa dipenuhi oleh pasokan akan menyebabkan adanya kelangkaan. Namun menurut hukum kelangkaan suatu yang langka, maka akan menyebabkan harga barang tersebut meningkat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel di bawah ini.
Mencapai E kuilibri um Umum Perubahan dalam harga pasar tiket bioskop akan menghasilkan efek umpan balik terhadap dvd yang pada giliranya akan mempengaruhi harga tiket di bioskop, dan begitu seterusnya. Pada akhirnya kita harus mencari harga dan kuantitas ekuilibrium dari tiket bioskop dan DVD secara bersamaan. Harga ekuilibrium tiket bioskop sebesar $6,82 ditunjukkan padagambar diatas pada perpotongaan kurva penawaran dan permintaan ekuilibrium atas tiket bioskop. Harga ekuilibrium DVD sebesar $3,58 ditunjukkan pada gambar diatas, pada gambar tersebut terdapat perpotongan kurva penawaran dan 3
permintaan atas DVD. Harga-harga tersebut adalah harga ekuilibrium umum yang tepat karena kurva permintaan dan penawaran DVD diperoleh dari asumsi bahwa DVD adalah $3,58. Dengan kata lain, kedua rangkaian kurva sejalan dengan harga pasar pada pasar yang bersangkutan, dan kita tidak bisa memperkirakan bahwa kurva permintaan danpenawaran pada suatu pasar akan terus bergeser. Untuk mencari harga dan kuantitas ekuilibrium umum dalam praktik kita harus mencari secara bersamaan dua harga yang menyamakan kuantitas permintaan dan kuantitas penawaran di seluruh pasar terkait. Untuk contoh tersebut jadi penyelesaianya atas empat persamaan yaitu permintaan tiket bioskop dan DVD serta penawaran atas tiket bioskop dan DVD. Perhatikan bahwa sekalipun kita hanya tertarik pada pasar tiket bioskop, penting untuk mempertimbangakan pasar DVD ketika mempertimbangkan pasar DVD ketika menentukan dampak adanya pajak atas tiket bioskop. Contohnya, analisis ekuilibrium parsial akan menghasilkan kesimpulan bahwa pajak tersebut akan meningkatkan harga tiket bioskop dari $6,00 menjadi $6,35. Akan tetapi, analisa ekuilibrium umum menunjukkan bahwa dampak dari pajak tersebut atas harga tiket bioskop ternyata lebih besar. Harga tiket bertambah menjadi $6,82. Tiket bisokop adalah barang subsitusi. Dari gambar diatas, sebaiknya mampu menyakinkan bahwa apabila kedua barang yang dicontohkan ini bersifat komplementer, analisi ekuilibrium parsial justru akan melebih-lebihkan dampak pajak. Misalnya bensin dan mobil, pajak atas bensin akan menaikkanharganya, tetapi peningkatan ini mengurangi permintaan atas mobil, yang pada giliranya mengurangijumlah permintaan atas bensin, sehingga menurunkan harganya.
E fisiensi E konomi Efisiensi ekonomi merupakan memaksimalkan surplus agregat konsumen dan produsen. Konsep efisiensi ekonomi digunakan untuk pasar yang saling terhubung, baik yang berbentuk pasar perdagangan bebas, berorientasi pasar atau terncana, dan apakah sangat diregulaiskan atau tidak? Untungnya konsep efisiensi ekonomi masih berlaku ketika pasar tidak ada sma sekali, dan cukup individu saling bertukar satu sama lain. 2.3 Efisiensi dalam Pertukaran Ekonomi pertukaran menganalisis perilaku dua konsumen yang memperdagangkan dua barang diantara mereka. Anggaplah dua barang pada awalnya dialokasikan sedemikia n rupa sehingga konsumen dapat diuntungkan melalui perdagangan satu sama lain. Dalam hal ini, alokasi barang awal secara ekonomi inefisien.Dalam alokasi efisien Pareto antara dua barang, tidak ada satu pihak yang diuntungkan tanpa merugikan pihak lain. Istilah inefisiensi Pareto dinamai demikian atas jasa ekonom Italia bernama Vilfredo Pareto, yang mengembangkan konsep inefisiensi dalam perdagangan. Pada efisiensi Pareto, kita mengetahui bahwa tidak ada cara untuk meningkatkan kesejahteraan dua individu (jika kita meningkatkan kesejahteraan salah satu individu, maka individu lain akan dirugikan), tetapi kita tidak bias yakin bahwa situasi ini akan memaksimalkan kesejahteraan bersama kedua individu tersebut.
Keuntungan Perdagangan 4
Sebagai pedoman, perdagangan sukarela antara dua orang atau negara akan menguntungkan satu sama lain. Untuk melihat bagaimana perdagangan dapat menguntungkan seluruh pihak, kita amati secara rinci pertukaran antara dua individu, dengan mengasumsikan bahwa pertukaran tersebut tidak menimbulkan biaya apapun. Tabel 1
INDIVIDU ALOKASI AWAL TRADE ALOKASI AKHIR 7F, 1C -1F, +1C 6F, 2C James 3F, 5C +1F, -1C 4F, 4C Karen Anggaplah terdapat 10 unit makanan (F) dan 6 unit pakaian C antara James dan Karen. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada awalnya James memiliki 7 unit makanan dan 1 pakaian, dan Karen memiliki 3 unit makanan dan 5 unit pakaian. Untuk memutuskan apakah perdagangan akan menguntungkan, kita perlu mengetahui preferensi keduanya atas makanan dan pakaian. Anggaplah karena Karen memiliki banyak pakaian dan sedikit makanan, tingkat substitusi marginal (MRS) makanan atas pakaian Karen adalah 3: Untuk memperoleh 1 unit makanan, dia bersedia memberikan 3 unit pakaian. Namun, MRS makanan atas pakaian James hanyalah ½ . Dia hanya bersedia memberikan ½ unit pakaian untuk memperoleh 1 unit makanan. Terdapat peluang perdagangan yang saling menguntungkan karena James menilai pakaian lebih tinggi ketimbang Karen, sedangkan Karen menilai makanan lebih tinggi ketimbang James. Untuk memperoleh satu unit tambahan makanan, Karen bersedia menukarkannya dengan 3 pakaian. Tetapi James akan menyerahkan 1 unit makanan untuk ½ unit pakaian. Nilai tukar perdagangannya bergantung pada proses tawar menawar. Diantara berbagai kemungkinan hasilnya adalah menukarkan 1 unit makanan James untuk unit pakaian Karen berapapun antara ½ dan 3 unit. Anggaplah Karen menawarkan James 1 unit pakaian untuk 1 unit makanan, dan James menyepakatinya. Keduanya akan diuntungkan. James akan memiliki lebih banyak pakaian, yang dia nilai lebih tinggi ketimbang makanan, dan Karen memiliki lebih banyak makanan, yang dia nilai lebih tinggi ketimbang pakaian. Manakala MRS kedua konsumen ini memberikan bobot nilai yang seimbang, perdagangan yang saling menguntungkan masih bisa dimungkinkan karena alokasi sumber dayanya tidak efisien: Perdagangan akan menguntungkan kedua konsumen. Sebaliknya, untuk mencapai efisiensi ekonomi, MRS kedua konsumen harus sama.Hal penting tersebut juga berlaku ketika terdapat banyak barang dan konsumen: Alokasi barang menjadi efisien hanya jika barang-barang tersebut didistribusikan sedemikian rupa sehingga tingkat substitusi marginal antara pasangan barang apapun sama bagi seluruh konsumen.
5
Diagram Kotak Edgeworth
Gambar 1. Kotak Edgeworth
Gambar 1 menunjukkan kotak Edgeworth dimana sumbu horizontal menggambarkan jumlah unit makanan dan sumbu vertikal unit makanan dan sumbu vertikal unit pakaian. Panjang kotak tersebut adAlah 10 unit makanan, kuantitas total makanan yang tersedia: tingginya adalah 6 unit pakaian, kuantitas total pakaian yang tersedia. Dalam kotak Edgeworth, setiap titik menggambarkan keranjang belanja kedua konsumen. Barang-barang yang dimiliki James dibaca dari titik awal pada dan Karen pada arah yang berlawanan dari titik . Sebagai contoh, titik A mencerminkan alokasi awal makanan dan pakaian. Dengan membaca sumbu horizontal dari kiri ke kanan pada bagian bawah kotak tersebut, kita bisa melihat bahwa James memiliki 7 unit makanan dan 1 unit pakaian. Oleh karena itu, bagi James, A mencerminkan 7F dan 1C. Berarti Karen memiliki 3F dan 5C. Kita juga dapat melihat efek perdagangan antara Karen dan James. James menyerahkan 1F demi mendapatkan 1C, sehingga beralih dari A ke B. Karen menyerahkan 1C dan memperoleh 1F, juga beralih dari A ke B. Titik B dengan demikian mencerminkan keranjang belanjaJames dan Karen setelah melakukan perdagangan yang saling menguntungkan.
Alokasi yang E fisien Gambar 2 Efisiensi dalam Pertukaran
6
Gambar 2 menunjukkan beberapa kurva indiferen untuk James dan Keren. Karena alokasi James diukur dari titik awal , kurva indiferen James digambarkan seperti biasa. Tetapi untuk Karen, kurva indiferennya telah berputar 180 derajat, sehingga titik awalnya berada pada sudut kanan atas dari diagram tersebut. Kurva indiferensi Karen berbentuk cembung, seperti halnya James; kita hanya melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Setelah menggambarkan dua rangkaian kurva indiferen, kita amati terlebih dahulu kurva berlabel 1 dan 1 yang melewati alokasi awal pada A. MRS James dan Karen menghasilkan kemiringan kurva indiferen mereka pada A. MRS pakaian atas makanan James sama dengan ½ , sedangkan Karen 3. Bidang berwarna antara kedua kurve indiferen ini mencerminkan seluruh kemungkinan alokasi makanan dan pakaian yang akan menguntungkan James dan Karen selain pada A. Dengan kata lain, bidang ini menggambarkan seluruh kemungkinan perdagangan yang saling menguntungkan. Dimulai dari A, perdagangan apapun mengalihkan alokasi barang diluar bidang berwarna akan membuat salah satu dari kedua konsumen tersebut merugi dan sebaiknya tidak terjadi. Peralihan dari A ke B saling menguntungkan. Tetapi pada gambar 2, B bukanlah titik yang efisien karena kurva indiferen dan berpotongan. Dalam hal ini, MRS James dan Karen tidak sama dan alokasi tersebut tidak efisien. Dimulai hal ini, MRS James dan Karen tidak sama dan alokasi tersebut tidak efisien. Dimulai dari B, James lebih memilih untuk menyerahkan sebagian makanan untuk menambah pakaian. Dia bersedia melakukan perdagangan apapun yang tidak membuatnya makin merugi dan berharap memperoleh utilitas tambahan, dan banyak sekali bentuk perdagangan yang akan menguntungkannya. Karen, disisi lain bersedia menyerahkan sebagian pakaian untuk memperoleh lebih banyak makanan, dan banyak bentuk perdagangan yang akan menguntungkannya. Situasi ini menggambarkan hal penting: Sekalipun perdagangan dari suatu alokasi yang inefisien menguntungkan kedua pihak, alokasi yang baru tidak serta merta menjadi efisien. 2.4 Kurva Kontrak Kurva kontrak adalah kurva yang menunjukkan seluruh alokasi efisien barang antara dua konsumen , atau alokasi efisien dua input antara dua fungsi produksi. Kurva kontrak memuat seluruh alokasi yang menunjukkan berbagai titik singgung kurva indiferen konsumen. Alokasi-alokasi ini efisien karena tidak ada cara untuk merealokasi barang untuk menguntungkan seorang tanpa merugikan orang lain.
7
Gambar 1. Kurva kontrak Pada gambar, tiga alokasi dengan label E, F, G merupakan efisien Pareto, meskipun masing-masing mencakup distribusi makanan dan pakaian yang berbeda beda, karena salah satu pihak tidak bisa diuntungkan tanpa merugikan orang lain. Beberapa ciri khas dari kurva kontrak ini dapat membantu kita dalam memahami konsep efisiensi dalam pertukaran. Begitu satu titik pada kurva kontrak, katakanlah E, telah dipilih, maka tidak ada jalan lain untuk berpindah ke titik lain pada kurva kontrak, katakanlah F, tanpa merugikan pihak lain (dalam hal ini, Karen). Karen dirugikan karena dia kehilangan makanan dan pakaian pada F ketimbang pada E. Kita dapat berulang kali meningkatkan efisiensi sekalipun satu aspek dari perubahan yang dicanangkan akan merugikan salah satu pihak. Kita hanya perlu memasukkan perubahan kedua sedemikian rupa sehingga gabungan perubahan tersebut akan menguntungkan seseorang dan tidak ada pihak yang dirugikan.
2.5 Ekuilibrium Konsumen Dalam Pasar Persaingan Dalam pertukaran antara dua individu, hasil yang dicapai bisa bergantung pada daya tawar kedua belah pihak. Akan tetapi pasar yang kompetitif memiliki banyak pembeli dan penjual aktual dan potensial. Akibatnya menerima harga barang yang berlaku dan memutuskan berapa banyak kuantitas yang dibeli dan dijual pada harga yang berlaku.
8
Gambar 2. Ekuilibrium kompetitif Pada gambar menunjukkan peluang perdagangan ketika kita bermula dari alokasi yang ditunjukkan titik A dan ketika harga makanan dan pakaian sama dengan 1. Ketika harga makanan dan pakaian sama, setiap unit makanan dapat ditukarkan dengan 1 unit pakaian. Alhasil garis harga P’ pada diagram memiliki kemiringan -1, menggambarkan seluruh kemungkinan alokasi yang bisa dicapai pertukaran tersebut. Kita memilih harga kedua barang tersebut sedemikian rupa sehingga kuantitas permintaan makanan oleh setiap Karen sama dengan kuantitas makanan yang setiap james ingin jual. Akibatnya, pasar makanan dan pakaian berada pada ekuilibrium, suatu ekuilibrium merupakan serangkaian harga dimana kuantitas permintaan sama dengan kuantitas penawaran di setiap pasar. Tidak semua harga sejalan dengan ekuilibrium. Disisi lain, setiap Karen bersedia menjual pakaian untuk memperoleh lebih banyak makanan tetapi tidak ada seorangpun yang ingin melakukan perdagangan. Dengan demikian pasar menjadi disekuilibrium karena kuantitas permintaan makanan dan pakaian tidak sama dengan kuantitas penawaran. Disekuilibrium ini seharusnya bersifat sementara, dalam pasar persaingan harga akan menyesuaikan diri apabila terjadi kelebihan permintaan di sebagian pasar, dan kelebihan penawaran di pasar lain. 2.6 Efisiensi Ekonomi Pasar Persaingan Dalam equilibrium kompetitif merupakan efisien pareto, alasan utama hal ini terjadi bahwa c harus timbul pada titik singgung dari 2 kurva indeveren (kurva equilibrium kompetitif). Jika tidak, salah satu dari James-james dan Karen-karen tidak akan mencapai kepuasan maksimal. Hasil tersebut berlaku dalam sebuah kerangka perdagangan dan situasi equilibrium umum dimana seluruh pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Inilah metode langsung yang menggambarkan mekanisme tangan tak terlihat yang dicetuskan oleh Adam Smith. Hal ini memberitahukan bahwa perekonomian akan secara otomatis mengalokasikan sumber daya melalui efisiensi pareto, Tanpa membutuhkan kendali pemerintah. Inilah tindakan independen konsumen dan produsen yang menerima harga yang berlaku, yang memungkinkan pasar untuk berfungsi efisien secara ekonomi. Hasil tangan tak terlihat seringkali digunakan sebgaai acuan perbandingan terhadap mekanisme pasar di dunia nyata. Bagi sebagian kalangan, tangan tak terlihat ini mendukung argumen normatif tentang perlunya mengurangi intervensi pemerintah, karena menurut mereka pasar pada dasarnya sangat kompetitif. Bagi kalangan lainnya, tangan tak terlihat justru mendukung peran pemerintah yang lebih luas, mereka beranggapan intervensi dibutuhkan untuk membuat pasar makin kompetitif. Sebagian besar ekonom menganggap hasil tangan tak terlihat sebagai hal yang penting, kenyataannya hasil bahwa suatu equilibrium kompetitif bersifat efisien pareto. Seringkali dideskripsikan sebagai teorema pertama mengenai ekonomi kesejahteraan, yang melibatkan evaluasi normatif mengenai pasar dan kebijakan ekonomi. Secara formal, teorema pertama menyatakan bahwa : Jika setiap orang melakukan 9
perdagangan dalam pasar yang kompetitif, seluruh perdagangan yang saling menguntungkan akan terlaksana dan equilibrium alokasi sumber daya yang dihasilkan akan mencapai efisien pareto.
2.7 Keadilan dan E fisien Kita telah lihat bahwa berbagai alokasi barang yang efisien dimungkinkan, dan kita juga melihat bagaimana ekonomi persaingan sempurna menghasilkan alokasi yang efisien pareto. Tetapi terdapat banyak alokasi efisien pareto, dan sebagian mungkin lebih adil daripada yang lain. Bagaimana kita memutuskan alokasi yang paling adil? Hal inilah yang masih menjadi perdebatan para ekonom dan pakar dalam mendefinisikan keadilan dan cara menghitungnya. Pandangan demikian akan melibatkan perbandingan subjektif atas utilitas, dan mereka yang rasional akan mempermasalahkan bagaimana membuat perbandingan tersebut. Pada bagian ini kita akan membahas topik umum tersebut dan menggambarkan dalam kasus khusus dengan cara menunjukkan bahwa tidak alasan untuk meyakini bahwa alokasi yang terkait dengan equilibrium kompetitif akan bersifat adil.
Batas kemungkinan utilitas Ingat kembali bahwa setiap titik pada kurva kontrak dalam perekonomian pertukaran antara dua individu sebelumnya menunjukkan tingkat utilitas yang dapat diraih James dan Karen.
Batas kemungkinan utilitas menunjukkan seluruh alokasi yang efisien pareto. Hal ini menunjukkan tingkat kepuasan yang dicapai ketika dua individu mencapai kurva kontrak. Titik O1 merupakan salah satu titik ekstrim dimana James tidak memiliki barang sehingga utilitasnya nol, sementara OK adalah titik ekstrim lain dimana Karen tidak memiliki barang. Karena seluruh titik pada batas kemungkinan utilitas, seperti E,F dan G, sesuai dengan titik pada kurva kontrak, satu individu tidak akan diuntun gkan tanpa merugikan pihak lain. Akan tetapi, titik H mencerminkan alokasi inefisien karena perdagangan apapun pada bidang berwarna akan menguntungkan salah satu atau kedua pihak. Pada L kedua individu akan diuntungkan namun L tidak mungkin dicapai karena tidak terdapat banyak barang untuk menghasilkan tingkat utilitas yang ditunjukkan titik tersebut. Berarti kita bisa menyimpulkan bahwa suatu alokasi harus efisien pareto agar adil.Bandingkan titik H dengan F dan E, baik titik F dan E bersifat efisien dan (relatif terhadap H). Masing-masing menguntungkan salah satu pihak tanpa membuat pihak lain rugi. Oleh karena itu, kita bisa menyepakati bahwa tidak akan adil bagi James / Karen / keduanya apabila suatu perekonomian menghasilkan alokasi H alih-alih F atau E. Tetapi anggaplah H dan G adalah satu-satunya alokasi yang mungkin. Apakah G lebih adil daripada H? tidak serta merta demikian dibandingkan dengan H, G 10
menghasilkan lebih banyak utilitas bagi James dan lebih sedikit bagi Karen. Sebagian orang mungkin merasa bahwa G lebih adil ketimbang H, dan yang lain mungkin sebaliknya. Persoalannya adalah bagaimana mendefinisikan alokasi yang adil? Jawabannya bergantung pada sudut pandang seseorang atas keadilan dan dengan demikian, bergantung pada perbandingan utilitas antarindividu. 2.8 Fungsi Kesejahteraan Sosial Untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dalam bentuk utilitas dari setiap anggota masyarakat.Gunanya adalah ketika kita ingin mengevaluasi kebijakan yang pengaruhnya berbeda bagi sebagian anggota masyarakat ketimbang bagi anggota masyarakat lain.Salah satu fungsi tersebut utilitarian, menilai utilitas setiap orang secara seimbang dan pada gilirannya memaksimalkan utilitas total dari seluruh anggota masyarakat.Setiap fungsi kesejahteraan sosial dapat dikaitkan dengan pandangan tertentu mengenai keadilan.Ketika melibatkan lebih dari dua individu,makna dari kata keadilan akan makin rumit lagi. Secara spesifik menurut Rawls alokasi yang paling adil memaksimalkan utilitas dari individu yang paling tidak beruntung dalam masyarakat.Perspektif Rawlsian mungkin bersifat egaliter-yakni melibatkan alokasi barang yang seimbang antaranggota masyarakat.Pandangan utilitarian cendrung mensyaratkan adanya perbedaan antara anggota masyarakat yang paling diuntungkan dan paling dirugikan.Pandangan berorientasi pasar mungkin menaruh nilai pada ketidakmerataan yang besar dalam alokasi barang dan jasa.
Keadilan dan Persaingan Sempurna Karena alokasi efisien tidak serta merta menjadi alokasi yang adil masyarakat harus mengandalkan hingga taraf tertentu,pemerintah untuk mencapai sasaran keadilan dengan cara meredistribusikan pendapatan atau barang diantara rumah tangga.Sasaran ini dapat dicapai melalui sistem pajak.Pemerintah juga dapat menyediakan layanan publik.Redistribusi pendapatan tidak harus bertentangan dengan efisiensi ekonomi. Hasil ekuilibrium kompetitif yang dapat mempertahankan setiap titik pada kurva kontrak merupakan hasil yang fundamental dalam ilmu mikro ekonomi. Ekuilibrium apapun yang dianggap adil dapat dicapai melalui distribusi sumber daya yang sesuai di antara individu dan bahwa distribusi demikian tidak harus menghasilkan inefisiensi. Sayangnya ,program-program yang meredistribusikan pendapatan dalam masyarakat kita biasanya berbiaya ekonomis tinggi.Pajak dapat mendorong individu untuk bekerja kurang giat atau menyebabkan perusahaan memfokuskan sumber daya untuk menghindari pajak bukannya menghasilkan output. 2.9 Efisiensi Dalam Produksi a. Efisiensi Input Alokasi input tertentu yang dilibatkan ke dalam proses produksi akan efisie n secara teknis jika output dari salah satu barang tidak dapat ditingkatkan tanpa mengurangi output barang lain. Karena efisiensi teknis memerlukan kombinasi input yang sesuai. Jika pasar input bersifat kompetitif, titik produksi efisiensi akan tercapai. Apabila pasar tenaga kerja dan modal merupakan pasar persaingan sempurna,
11
maka tingkat upah w akan sama di seluruh industri. Demikian pula, tingkat sewa modal r akan sama, baik dalam industri makanan maupun pakaian. Apabila produsen makanan dan pakaian meminimalkan biaya produksi, mereka akan menggunakan kombinasi tenaga kerja dan modal tertentu sehingga rasio produk marginal dari kedua input sama dengan rasio harga input : MPL / MPK = w/r Tetapi kita juga melihat bahwa rasio produk marginal dari dua input tersebut sama dengan tingkat substitusi teknis marginal atas modal MRTS LK. Jadi, MRTSLK = w/r MRTS adalah kemiringan dari isokuan perusahaan, ekuilibrium kompetitif dapat terjadi dalam pasar input hanya jika setiap produsen menggunakan tenaga kerja dan modal sedemikian rupa sehingga kemiringan dari isokuan sama satu sama lain dan sama dengan rasio harga dari kedua input. Akibatnya, ekuilibrium kompetitif menjadi efisien dalam produksi. b. Batas Kemungkinan Produksi Batas kemungkinan produksi diperoleh dari kurva kontrak produksi. Setiap titik pada kurva kontrak dan batas kemungkinan produksi menggambarkan tingkat produksi makanan dan pakaian yang efisien. Titik O, menunjukkan satu titik ekstrem, dimana hanya pakaian yang diproduksi, dan Oc menunjukkan titik ekstrem lain, dimana hanya makanan yang diproduksi. Titik B, C, dan D sesuai dengan titik-titik di mana makanan dan pakaian diproduksi secara efisien.Titik A, menunjukkan alokasi yang inefisien, berada di dalam batas kemungkinan produksi. Seluruh titik di dalam segitiga ABC melibatkan penggunaan penuh tenaga kerja dan modal dalam proses produksi. Dimana kita berakhir pada ku rva batas kemungkinan produksi tergantung pada permintaan konsumen atas kedua barang tersebut. Sebagai contoh, anggaplah konsumen cenderung memilih makanan ketimbang pakaian. Ekuilibrium kompetitif yang mungkin terjadi pada D. Di sisi lain, jika konsumen lebih memilih pakaian ketimbang makanan, ekuilibrium kompetitif akan terjadi pada titik di kurva batas kemungkinan produksi yang mendekati Ol . Mengapa kurva batas kemungkinan produksi memiliki kemiringan negatif? Agar bisa memproduksi lebih banyak makanan secara efisien, produsen harus mengalihkan input dari produksi pakaian, yang pada gilirannya menurunkan tingkat produksi pakaian. Karena seluruh titik yang berada di dalam kurva batas kemungkinan produksi bersifat efisien, maka titik-titik ini berada di luar kurva kontrak produksi.
12
c. Efisiensi Output Suatu perekonomian memproduksi output secara efisien hanya jika, untuk setiap konsumen. MRS = MRT
Untuk mencapai efisiensi, produksi makanan harus ditingkatkan hingga MRS menurun dan MRT meningkat serta keduanya sama besar. Output yang efisien tercapai hanya ketika MRS = MRT untuk seluruh pasangan barang. Gambar tersebut menunjukkan syarat efisiensi output yang penting tersebut secara grafis. Di sisi, kita memiliki satu kurva indiferen konsumen yang tumpang-tindih atas kurva batas kemungkinan produksi dari Gambar tersebut. Perhatikan bahaw C merupakan satu – satunya titik pada batas kemungkinan produksi yang memaksimalkan kepuasan konsumen. Pada titik singgung antara kurva indiferen dan batas kemungkinan produksi, MRS (kemiringan kurva indiferen) dan MRT (kemiringan kurva batas kemungkinan produksi) sama.
d. EFISIENSI DALAM PASAR OUTPUT
Ketika pasar output bersifat persaingan sempurna, seluruh konsumen mengalokasikan anggaran mereka sedemikian rupa sehingga substitusi
13
marginal antara dua barang sama dengan rasio harga. Untuk contoh dua barang makanan dan pakaian. MRS = PF / PC
Pada saat bersamaan, setiap perusahaan yang memaksimalkan laba akan memproduksi outupnya hingga titik dimana harga sama dengan biaya marginal. Sekali lagi, untuk contoh dua barang di atas : Pr = MCF
dan
PC=MCC
Karena tingkat transformasi marginal sama dengan rasio biaya produksi marginal, maka MRT = MCF / MCC = PF / PC =MRS
Ketika pasar input dan output bersifat kompetitif, produksi akan mencapai efisien output dengan MRT sama dengan MRS. Konsumen membeli unit tambahan suatu barang hingga pada titik dimana manfaat marginal dari konsumsi sama dengan biaya marginalnya. Pasar output kompetitif yang efisien tercapai ketika pilihan produksi dan konsumsi dipisahkan. Anggaplah pasar menghasilkan rasio harga PF/PC. Jika produsen menggunakan input secara efisien, mereka akan memproduksi makanan dan pakaian pada A, dimana rasio harga sama dengan MRT, yaitu kemiringan dari kurva batas kemungkinan produksi. Namun, ketika dihadapkan pada kendala anggaran ini, konsumen ingin mengkonsumsi pada B, dimana mereka memaksimalkan kepuasan pada kurva indiferensi U2 yang lebih tinggi. Akan tetapi, pada rasio harga PF/PC produsen tidak akan menghasilkan kombinasi makanan dan pakaian pada B. Karena produsen ingin menghasilkan F1 unit makanan, sedangkan konsumen ingin membeli F2 unit, maka akan terjadi kelebihan permintaan atas makanan. Sejalan dengan itu, karena konsumen ingin membeli C2 unit pakaian sedangkan produsen ingin menjual C1 unit, maka akan terjadi kelebihan penawaran pakaian. Harga di pasar akan menyesuaiakan diri : Harga makanan akan meningkat dan harga pakaian menurun. Saat rasio harga PF/PC bertambah, garis harga akan bergerak disepanjang kurva batas kemungkinan produksi. Suatu ekuilibrium terjadi ketika rasio harganya adalah PF/PC pada C. Dalam kondisi ekuilibrium, tidak ada cara untuk menguntungkan konsumen tanpa merugikan konsumen lain. Jadi, ekulibrium ini efisien Parento. Terlebih lagi, produsen ingin menjual F*unit makanan dan C* unit pakaian; konsumen ingin membeli jumlah yang sama. Pada ekulibrium tersebut, MRT dan MRS kembali sama; sehingga ekulibrium kompetitif menjadi efisien output. CONTOH TUGAS YANG DIPERDAGANGKAN DAN PRODUKSI IPOD Sebagian orang menganggap bahwa perdagangan bebas hanya sebatas impor dan ekspor produk manufaktur. Namun, sering kali perdagangan bebas melibatkan bahan mentah menjadi produk jadi. Dalam hal ini, barang setengah 14
jadi dikombinasikan dengan tenaga kerja atau mesin untuk membuat sebagian atau keseluruhan dari produk jadi. Sebagai contoh chip dan komponen lain untuk membuat sebuah komputer atau handphone. Amati produk Apple iPod. Pada bagian belakang tertulis “Dibuat oleh Apple diCalifornia. Dirakit oleh Cina.” Tetapi ini pun hanyalah bagian awal dan akhir dari rangkaian panjang tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk membuat seuah iPod, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 16. 4. Tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, produk iPod bersifat global. Desain produk dilakukan disatu tempat, manajemen perusahaan di tempat lain, dan perakitan aktual di tempat lain. Tabel 16. 4
BERAGAM TUGAS DALAM MEMPRODUKSI IPOD LOKASI
KOMPONEN
PERUSAHAAN
%
MANUFAKTUR
ECERAN
Desain/Komponen Peoduk
Apple (AS)
AS
79,85
26,7
Memori
Toshiba (Jepang)
Cina
73,39
24,6
Layar
Matsushita & Toshiba
Jepang
20,39
6,8
Peosesor Video
Broadcom (AS)
Taiwan/Singapura
8,36
2,8
Prosesor Utama
PortalPlayer (AS)
AS/T-aiwan
4,94
1,7
Unit Perakitan
Invectec (Taiwan)
Cina
3,70
1,2
Bagian Lain (sekitar 450)
-
-
33,62
11,2
Bagian Total
-
-
144,40
48,3
Distribusi dan Eceran
-
AS
74,75
25,0
299,00
100,0
Harga Eceran
HARGA
HARGA ($)
Kedua, perhatikan bahwa sebagian besar komponen iPod merupakanproduk setengah jadi, misalnya memori atau layar, ketimbang bahan mentah (plastik/silikon). Untuk membuat produksi lebih efisien, berbagian perusahaan khusus merancang dan merakit komponen-komponen ini. Memang, apple bisa saja membangun pabrik sendiri, untuk membuat prosesor, memori, atau layar, tetepi akan lebih efisien untuk melakukan perdagangan dan menggunakan keterampilan produksi perusahaan dinegara lain.Terakhir, amati bahwa komponen titik harga mencakup setengah dari harga eceran iPod. Seperti halnya sebagian besar produk lain berbagai tugas diperlukan untuk merancang, mengembangkan, dan mendistribusikan iPod. Perusahaan perusahaan yang melekukan baragam tugas ini termasuk Apple juga pada akibatnya sangat berkontribusi pada harga jual produk tersebut. 2.10 Manfaat Dari Perdagangan Bebas Jelas terdapat manfaat dari perdagangan internasaional, bahwa dua individu atau Negara dapat memetik keuntungan dengan saling berdagang untuk mecapai satu titik pada kurva kontrak. Akan tetapi terdapat menfaat lain dari perdagangan ketika perekonomian dua 15
Negara berbeda sehingga salah satu negara memiliki keunggulan komperatif dalam memproduksi suatu barang sedangkan negara lain memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi barang lain.
16
BAB III PENUTUP Kesimpulan
Analisis equilibrium umum mengamati keseluruhan pasar secara bersamaan, dengan mempertimbangkan efek umpan-balik dari pasar lain dari pasar yang sedang diamati.
Suatu lokasi menjadi efisien ketika tidak ada konsumen yang bisa diuntungkan oleh adanya perdagangan tanpa merugikan orang lain. Ketika konsumen melakukan perdagangan yang saling menguntungkan, hasilnya merupakan efisiensi pareto dan berada pada kurva kontrak
Eqilibrium kompetetif mengambarkan serangakain harga dan kuantitas. Ketika konsumen memilih alokasi yang paling disukainya, kuantitas permintaan sama dengan kuantitas penawaran dipasar. Seluruh ekuilibrium kompetitif berada pada kurva kontrak dan efisiensi pareto
kurva batas kemungkinan utilitas mengukur seluruh alokasi efisien dalam bentuk tingkat utilitas yang dicapai oleh masing-masing dari dua individu. Meskipun kedua kurva tersebt lebih memilih alokasi lain daripada alokasi yang inefisien, tidaksemua alokasi efisien harus dipilih. Oleh karena itu, suatu lokasi yang inefisien bisa lebih bersifa adil ketimbang yang efisien.
Karena suatu ekuilibrium kompetitif tidak serta merta harus bersifat adil, pemerintah mungkin berniat untuk membantu redistribusi kekayaan dari kalangan kaya ke miskin. Karena proses retribusi memakan banyak biaya, konflik mungkin bisa terjadi antara ingin mencapai keadilan dan efisien Manfaat lain dari perdagangan ketika perekonomian dua Negara berbeda sehingga salah satu negara memiliki keunggulan komperatif dalam memproduksi suatu barang sedangkan negara lain memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi barang lain.
17
DAFTAR PUSTAKA
Pindyck, Robert S. and Rubinfeld, Daniel. 2104. Mikroekonomi. Edisi 8. Erlanga: Jakarta
18
LAMPIRAN
Laporan Praktik di Lapangan : Judul
: Ekuilibrium Pasar
Tempat
: Pasar Rejowinangun dan Matahari Departemen Store
Waktu
: Rabu, 23 Mei 2018
Hasil
:
Pada praktik lapangan yang dilakukan kelompok kami mengambil contoh kasus Equilibrium (keseimbangan) pasar di pasar tradisional “Pasar Rejowinangun” dan Pasar Modern “Matahari Departemenstore”. Dalam praktik di lapangan kami menemukan keseimbangan pasar yang terjadi di pasar Rejowinangun dengan jalan tawar menawar sehingga terjadi kesepakatan harga antara para penjual selaku produsen dan pembeli (Konsumen), sehingga antara kedua belah pihak tidak saling dirugikan satu sama lain. Pada pasar modern”Matahari Departemenstore” keseimbangan harga terjadi dengan melihat kondisi dan situasi serta fasilitas yang terdapat pada tempat tersebut, mengapa harga di matahari lebih mahal dari pasar Rejowinangun, keseimbangan yang terjadi yaitu karena di matahari terdapat pajak-pajak yang dibebankan kepada konsumen, serta fasilitas yang sangat memadai sehingga harga dirasa akan lebih mahal. Pada konsumen yang membeli di matahari departemenstore merasa itu merupakan harga yang seimbang dengan adanya fasilitas dan kualitas dari barang tersebut. pada praktik dilapangan ini kelompok kami membandingan harga kemeja antara di pasar Rejowinangun dan di Matahari Departemenstore, hal ini kemeja di pasar harga jauh lebih murah tetapi kualitasnya juga tidak kalah jauh dari Matahari, walaupun di Matahari terbilang mahal tetapi kemejanya lebih memiliki kualitas yang baik serta ketika belanja disana dirasa lebih nyaman. Dalam hal ini ekuilibrium dalam umum itu sangat luas bukan hanya saja mencangkup keseimbangan antara penjual dan pembeli, tetapi juga keseimbangan antara barang dan fasilitas yang ada. Selain itu terdapat barang substitusi dan komplementer dalam contoh ekuilibrium umum ini, misal saja antara peminat menonton di bioskop atau memilih membeli DVD, dalam kasus ini juga sama dengan kasus praktik di lapangan yang kelompok kami lakukan. Gambar praktik di lapangan
19