MAKALAH MIKROBIOLOGI “UJI MIKROBIOLOGIS BAHAN DAN SEDIAAN FARMASI”
Disusun Oleh : KELOMPOK 6
1.
TUTUT SETIAWATI
G 701 13 065
2.
REZKY MULYANI
G 701 15 075
3.
WINDA VADELVINA
G 701 15 133
4.
ANDRIYANA A
G 701 15 243
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO PALU 2017
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada tim penulis makalah sehingga dapat terselesaikan tugas makalah yang berjudul “Uji Mikrobiologis Bahan Dan Sediaan Farmasi ”.
Penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan semestinya dan dapat membantu para mahasiswa yang sedang belajar dijurusan farmasi khususnya yang menempuh mata kuliah MIKROBIOLOGI ANALISIS.
Dalam penyusunan makalah ini pun juga banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga penyusun mohon kesediaan dari pembaca makalah agar menyampaikan kritik dan sarannya kepada penulis sehingga dalam penyusun makalah selanjutnya dapat menjadi l ebih baik.
Tidak lupa penyusun sampaikan ucapan terimah kasih kepada dosen pembimbing
mikrobiologi
yang
senangtiasa
membimbing
kami
dalam
penyelesaian tugas penulisan makalah ini. Semoga makalah dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan juga dapat memperkaya pengetahuan pembaca pada umumnya.
Terima Kasih Palu, 12 September 2017
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... DAFTAR ISI.............................................................................................................. BAB I
: PENDAHULUAN........................................................................... I.I LATAR BELAKANG................................................................... I.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................. I.3 TUJUAN………………………………………………………...
BAB II
: PEMBAHASAN.............................................................................. II.I PENGERTIAN MIKROBIOLOGI.............................................. II.2 ASPEK MIKROBIOLOGI.......................................................... II.3 BAHAN BAKU FARMASI........................................................ II.4 SEDIAAN FARMASI.................................................................
BAB III
: PENUTUP ....................................................................................... III.I KESIMPULAN .......................................................................... III.2 SARAN......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Keamanan produk terutama pada makanan, minuman, kosmetik, sediaan obat atau obat tradisional (jamu) merupakan suatu tuntunan yang telah dikemukakan sejaak munculnya gangguan kesehatan manusia akibat adanya cemaran mikrooorganisme. Produk yang tercemar mikroorganisme tersebut dapat memproduksi racun yang dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit. Kondisi mikrobiologis dari makanan dan minuman menetukan keamanan dan daya tahan makanan dan minuman itu sendiri. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan minuman, akan tetapi jumlah mikroba yang mampu menimulkan kombinansi keracunan bergantung kepada kepekaan individu dan virulensi bakteri tersebut serta kombinasi makanan dan minuman itu sendiri. Uji mikrobiologis suatu sediaan merupakan salah sat u uji yang sangat penting untuk mengetahui kualitas suatu sediaan. Makanan, minuman, obat tradisional berasal dari alam yaitu dari hewan, tumbuhan, mineral ataupun sediaan galeniknya. Oleh karena didalam pengadaannya bahan-bahan tersebut mengalami proses pengangkutan dan penyimpanan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga dalam proses tersebut dapat terjadi pertumbuhan mikroba didalamnya. Untuk mengetahui bahwa bahan baku, bahan tambahan maupun sediaan jadi tidak mengalami perubahan sifat serta bebas dari kontaminan
mikroba, maka diperlukan uji mikrobiologis, meliputi pengujian angka lempeng total (ALT), dan uji cemaran bakteri / kapang. Jika telah dilakukan uji-uji tersebut, dan tidak ditemukan bakteri dan kapang yang sesuai standar SNI, maka produk tersebut layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
1.2. RUMUSAN MASALAH 1.
Apa pengertian sediaan farmasi ?
2.
Bagaimana cara pengujian mikrobiologis?
3.
Bagaimana cara-cara yang dilakukan untuk menentukan tingkat pencemaran suatu produk makanan, minuman dan obat tradisional ?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian sediaan farmasi. 2. Untuk mengetahui cara pengujian mikrobiologis. 3. Untuk mengetahui cara-cara yang dilakukan untuk menentukan tingkat pencemaran suatu produk makanan, minuman dan obat tradisional.
BAB II ISI 2.1. Pengertian Sediaan Farmasi
Pengertian sediaan farmasi dalam Undang-Undang ini diatur dalam pasal 1 ayat (4) yaitu, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik, dimana sediaan berupa obat yaitu semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, mapupun menyembuhkan penyakit (Syamsuni, 2007). Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta kosmetik merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan-sediaan tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya. Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, dan karena kecilnya itu sehingga tidak dapat diamati dengan kasat mata melainkan membutuhkan alat pembantu untuk melihatnya seperti mikroskop. Walaupun demikian, jasad hidup tersebut mempunyai kekhususan dalam perkembangbiakannya. Dan diantara jenis-jenis mikroorganisme yang ada di bumi mempunyai karakter dan sifat tersendiri dalam melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing mikroorganisme. Dimana untuk pertumbuhannya sangat
bergantung pada mediumnya, (Djide, 2003).
2.2. Cara Pengujian Mikrobiologi
Uji mikrobiologis adalah suatu uji yang digunakan untuk identifikasi jenis mikroorganisme yang meliputi kelompok organisme bakteri maupun cendawan dan untuk menghitung jumlah organisme (Fardiaz, 1993). Ada beberapa pengertian dari pengujian mikrobiologis, yaitu : (Djide, 2005) 1. Angka lempeng total bakteri Angka lempeng total baktri adalah bilangan yang menunjukkan jumlah koloni bakteri yang mencemari tiap gram ml produksi yang yang diuji. 2. Angka lempeng total jamur (Kapang) Angka lempeng total jamur kapang adalah bilangan yang menunjukkan jumlah koloni tiap gram ml sampai produk yang diperiksa. 3. Mikroorganisme indicator Mikroorganisme indicator adalah suatu mikroorganisme yang kehadirannya pada suatu produk merupakan indikasi bahwa produk tersebut telah tercemar oleh bakteri-bakteri pathogen yang berasal dari saluran pencernaan manusia. Sehingga member petunjuk bahwa kemungkinan terdapat juga cemaran bakteri-bakteri pathogen lainnya. 4.
Mikroorganisme patogen Mikroorganisme patogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya infeksi. Sebagai contoh adalah bakteri-bakteri salmonella sp.
5.
Mikroorganisme pembusuk Mikroorganisme pembusuk adalah mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada produk makanan yang dicemari seperti bentuk, rasa dan bau pada makanan. Bahan makanan terdiri dari protein, karbohidrat, le mak, vitamin dan mineral. Bahkan makanan merupakan medium pertumbuhan yang baik bagi berbagai
berbagai
macam
mikroorganisme.
Mikroorganisme dapat
membusukkan protein, memfermentasikan karbohidrat menjadikan lemak dan minyak berbau tengik. Meskipun banyak mikroorganisme tidak berbahaya bagi manusia, beberapa mikroorganisme pencemaran dapat mengakibatkan kerusakan, dan yang lain menimbulkan penyakit atau menghasilkan racun yang menyebabkan peracunan makanan. Beberapa mikroorganisme bersifat menguntungkan, misanya dapat menghasilkan produk-produk makanan khusus seperti keju dan acar, keduanya enak dimakan dan tidak mudah usak. Disamping itu mikroorganisme dapat dijadikan sebagai makanan tambahan bagi manusia dan hewan. Sesungguhnya, mikroorganisme merupakan sumber makanan pilihan yang menarik (Irianto, 2006).
2.3. Menentukan Tingkat Pencemaran Suatu Produk makanan, minuman dan obat tradisional
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya (Buckle,2000). Pengukuran kuantitatif populasi mikroba sering kali amat diperlukan di dalam berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Pada hakikatnya terdapat 2 macam pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi organisme bersel tunggal (misalnya bakteri), sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan tidak hanya bagi mikroorganisme bersel tunggal tetapi juga bagi organisme berfilamen (misalnya kapang) . Untuk menghitung secara kuantitatif mikrobiologis suatu bahan dapat dilakukan atas beberapa kelompok yaitu : 1. Perhitungan jumlah sel a. Hitungan mikroskopik b. Hitungan cawan c. MPN (Most Probable Number)
2. Perhitungan massa sel secara langsung a. Volumetrik b. Gravimetrik c. Kekeruhan (turbidimetrik) 3. Perhitungan massa sel secara langsung a. Analisis komponen sel (protein, DNA, ATP dan sebagainya) b. Analisis produk katabolisme (metabolit primer, sekunder atau panas) c. Analisis konsumsi nutrient (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral, dan sebagainya). Pemeriksaan mikrobiologis terhadap bahan makanan termasuk susu dan produk susu dapat memberikan informasi mengenai mutu bahan mentahnya, keadaan kebersihan pada pengolahannya, dan keefektifan metode pengawetannya. Dalam hal makanan yang menjadi basi atau busuk, penyebab kerusakan itu dapat diidentifikasi; setelah penyebab kerusakan itu ditemukan, maka sumber pencemarannya serta keadaan yang memungkinkan terjadinya kerusakan itu dapat ditelusuri. Kemudian dapat diadakan usaha perbaikan untuk mencegah terjadinya kerusakan selanjutnya (Irianto, 2003).
Prosedur-prosedur mikrobiologis untuk pemeriksaan bahan makanan memanfaatkan teknik-teknik mikroskopik dan metode-metode pembiakan. Bermacam-macam media selektifdan deferensial digunakan secara ekstensif untuk memudahkan isolasi dan perhitungan tipe-tipe mikroorganisme tertentu. Macam pemeriksaan yang dilakukan ditentukan oleh t ipe produk pangan yang akan diperiksa dan tujuan pemeriksaan (Volk, 1990).
Produk makanan/obat/obat tradisional (jamu) dikatan rusak secara mikrobiologis apabila dijumpai mikrooorganisme patogen dalam konsentrasi rendah, mikroorganisme yang berpotensi menjadi patogen dalam konsentrasi tinggi, metabolit mikroorganisme toksik yang tidak hilang dengan kematian mikrooorganisme kontaminannnya, serta adanya kerusakan fisik ataupun kimia pada produk obat akibat pertumbuhan mikrooorganisme, yang ditandai oleh adanya perubahan bentuk, warna, rasa ataaupun bau (Pratiwi, 2006). Pengujian angka lempeng total adalah pengujian yang dilakukan untuk menghitung angka bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam suatu sampel (Radji, 2007). Angka kapang-khamir bertujuan untuk menentukan jumlah koloni kapang dan khamir yang terdapat dalam suatu sampel. Pada prinsipnya, pengujian ini menggunakan metode yang hampir sama dengan penentuan ALT, hanyaberbeda pada media pembenihan yang digunakan (Radji, 2007). Coliform adalah golongan bakteri yang terdiri atas bakteri fekal dan bakteri non fekal. Prinsip penentuan angka bakteri coliform adalah adanya pertumbuhan bakteri coliform yang ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung durham setelah diinkubasi pada media yang sesuai (Radji, 2007). Uji MPN ( Most Probable Number) digunakan jika jumlah yang diharapkan relative rendah antara lain kurang dari 1 sampai 100 mikroorganisme/mL. Prosedur ini menggunakan tabung ganda dari kultur medium biasanya 3 sampai 5 dengan 3 perbedaan volume dari sampel, misalnya 3 tabung asing-masing diinkulasi dengan 0,1 mL, dai tabung
berikutnya 0,01 mL dan 3 deret tabung berikutnya 0,001 mL. Jika konsentrasi dalam sampel adalah range yang ditujukan seperti diatas, seharusnya pada tabung yang menerima inokulasi bakteri tidak ada mikroorganisme yang hadir. Ini akan menjadi steril setelah diinkubasi, perbandingan dari tabung positif yang dilaporkan untuk tiap volume sampel dan hasilnya dibandingkan dengan tabel standart MPN dari organisme per mL (atau per 100 mL dari sampel murni). Prosedur ini biasanya digunakan dalam air , makanan, dan produk indusry dibandingkan pada industry farmasi (Fardiaz, 1993). TekniK MPN adalah metode statistic yang berguna dalam menentukan konsentrasi rendah dari organisme (kurang dari 100 gram atau mL). Dalam metode ini sampel secara seri dilarutkan sehingga inokula akan kadang-kadang tapi tidak selalu mengandung organisme hidup pada setiap pelarutan volume ganda dipindahkan ke tabung ke 3,5, atau ke 10 dari medium cair yan diujikan. Tabung diinkunbasi dan hasilnya dievaluasi. Berdasarkan test ini, tabung yang positif diidentifikasi dengan kekeruhan (pertumbuhan) tunggal atau kombinasi dengan produk gas dan asam (Pelczar, 1986).
BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN
Pengertian sediaan farmasi dalam Undang-Undang ini diatur dalam pasal 1 ayat (4) yaitu, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik, dimana sediaan berupa obat yaitu semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, mapupun menyembuhkan penyakit Ada beberapa pengertian dari pengujian mikrobiologis, yaitu : (Djide, 2005) 1)
Angka lempeng total bakteri
2)
Angka lempeng total jamur (Kapang)
3)
Mikroorganisme indicator
4)
Mikroorganisme patogen
5)
Mikroorganisme pembusuk Untuk menghitung secara kuantitatif mikrobiologis suatu bahan dapat
dilakukan atas beberapa kelompok yaitu : 1. Perhitungan jumlah sel a. Hitungan mikroskopik b. Hitungan cawan c. MPN (Most Probable Number)
2. Perhitungan massa sel secara langsung a. Volumetrik b. Gravimetrik c. Kekeruhan (turbidimetrik) 3. Perhitungan massa sel secara langsung a. Analisis komponen sel (protein, DNA, ATP dan sebagainya) b. Analisis produk katabolisme (metabolit primer, sekunder atau panas) c. Analisis konsumsi nutrient (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral, dan sebagainya). Pengujian angka lempeng total adalah pengujian yang dilakukan untuk menghitung angka bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam suatu sampel.
3.2. SARAN
Saran kami yaitu ssemoga makalah ini dapat digunakan semestinya dan dapat membantu para mahasiswa yang sedang belajar dijurusan
farmasi
khususnya
MIKROBIOLOGI ANALISIS.
yang
menempuh
mata
kuliah
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A., dkk., 2000., Ilmu Pangan., Diterjemahkan oleh Adiono dan Hari Purnomo., UI Press., Jakarta. Djidje, M.N., Sartini. 2008. Analis Mikrobiologi Farmasi, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi, F. MIPA, UNHAs, Makassar. Djide, M. N. Sartini. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Universitas Hasanuddin, Makassar. .,
Dwyana, Zaraswati, 2004, Analisis Mikrobiologi Bahan Pangan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Koes, Irianto., 2006, Mikrobiologi Jilid 2, Yasama Widya, Bandung. Waluyo, Lud. 2004. Teknik Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM Press: Malang