A. Pengertian Alat Peraga Telah dibahas bahwa alat peraga, peraga, alat bantu guru (teaching aids), aids), atau alat bantu visual pada dasarnya semua itu dapat kita ,
masukkan dalam konsep media. Alat
peraga
diartikan
sebagai
alat
(benda)
yang
digunakan
untuk
memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Secara umum pengertian alat peraga didefinisikan sebagai benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jika benda atau alat tersebut digunakan untuk pembelajaran KIMIA.
Regional
Education
Centre of
Science
and
Mathematic
(RECSAM),
mengelompokkan alat IPA IPA sebagai berikut. 1. Alat praktik, Alat praktik, adalah suatu alat atau set alat yang digunakan secara langsung untuk
membentuk
digunakan digunakan
untuk
suatu konsep.
menanamkan
untuk
mereaksikan
Contoh
konsep zat
alat praktik IPA:
suhu kimia
dan kalor; dalam
termometer
tabung
bentuk
reaksi
larutan/cair,
padatan/serbuk, atau gas; generator gas digunakan untuk membuat gas-gas tertentu. Alat praktik IPA IPA jika jumlahnya jumlahnya banyak digunakan untuk kegiatan praktikum dan eksperimen, jika eksperimen, jika juml jumlahnya ahnya sedikit digunakan untuk demonstrasi. 2.
Alat peraga adalah
alat yang digunakan
untuk membantu
memudahkan
memahami suatu konsep secara tidak langsung. Alat yang termasuk ke dalam kelompok alat peraga ini ialah model dan carta. Contoh Model:
EDIA PEMBELAJARAN ILMU PENG
Model
turbin uap, untuk memudahkan pemahaman siswa tentang prinsip
kerja turbin dalam menggerakkan generator listrik.
Model alat
penyaringan
air, untuk menjelaskan proses penyaringan air
kotor hingga diperoleh air bersih. Contoh Carta:
Daftar Sistem
Periodik
Unsur-Unsur secara
tidak
langsung
untuk
menjelaskan nama, simbol, wujud (padat, cair, gas, logam, bukan logam, metalloid ).
Daur air, secara tidak langsung untuk menjelaskan siklus air di alam. Dikatakan tidak langsung karena penggunaan model, carta, dan poster
dalam pembelajaran berbeda perannya
dengan alat praktik. Model, carta dan
poster digunakan untuk menjelaskan suatu konsep tanpa adanya kegiatan praktik. Dalam sumber lain dikatakan, yang dimaksud dengan alat peraga adalah alat yang dapat diperagakan memperjelas
atau
atau ditunjukan
memvisualkan
konsep,
dalam pembelajaran
ide,
atau pengertian
untuk
tertentu.
Termasuk dalam hal ini antara lain gambar, model, benda sesungguhnya, grafik 3. Alat pendukung, adalah alat yang sifatnya mendukung jalannya percobaan/ eksperimen IPA atau kegiatan pembelajaran yang lainnya. Contoh alat yang termasuk kelompok ini ialah pembakar spiritus, papan flanel, papan tulis, OHP, selang, prop karet/gabus, komputer, dan sebagainya. Ada kelompok alat lain yang tidak termasuk alat KIMIA, tetapi kelompok ini sangat membantu dalam pelaksanaan percobaan/eksperimen KIMIA. Kelompok ini ialah perkakas/piranti atau tools, seperti: tang, obeng, palu, solder, pemotong kaca/pipa kaca atau botol, kikir, gunting, pisau pemotong/cutter, dan sebagainya. Penggolongan
alat-alat KIMIA menjadi beberapa
kelompok
tidak bersifat
mutlak. Batas antara kelompok satu dengan yang lain tidak jelas, bergantung pada cara dan tujuan penggunaannya. Misalnya sebagai alat praktik
0
BERMUTU
generator gas, alat ini dapat berfungsi
dan dapat juga sebagai
alat pendukung.
Jadi, untuk
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
mengetahui termasuk kelompok manakah suatu alat itu, harus kita tinjau dahulu fungsi dan tujuan dalam pembelajaran. Coba Anda pikirkan termasuk kelompok manakah neraca (timbangan)? Silahkan Anda menjawab pertanyaan ini dengan meninjau terlebih dahulu kegunaan atau fungsi neraca itu dalam pembelajaran. B. Pengembangan Alat Peraga Praktek Alat KIMIA, berdasarkan definisi, meliputi alat praktik, alat peraga, dan
alat
pendukung.
Agar memudahkan
komunikasi
dalam
pembahasan
selanjutnya, kita dapat menyebut alat KIMIA tersebut sebagai Alat Peraga Praktek KIMIA. Alangkah idealnya bila suatu sekolah memiliki Alat Peraga Praktek KIMIA yang lengkap dan mencukupi kebutuhan praktik. Namun kiranya kondisi saat ini untuk mencapai keadaan seperti itu rasanya belum memungkinkan. Dengan meningkatnya jumlah siswa yang masuk dan bertambahnya sekolah, juga letak geografi Indonesia yang tersebar sampai kepelosok-pelosok dengan karakteristik yang berbeda, sehingga pemerintah mengalami kesulitan dalam hal pengadaan atau melengkapi Alat Peraga Praktek KIMIA.Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan guru yang inovatif dan kreatif dalam mencarikan alternatif alat untuk membantu pembelajarannya. Seorang guru KIMIA diharapkan tidak hanya dapat mengajarkan materi KIMIA dengan baik, tetapi juga memiliki pengetahuan dan mampu mengembangkan media yang sederhana yang bahan-bahannya sangat beragam dan mudah diperoleh dari lingkungan. Alat praktik, alat peraga, dan Alat Peraga Praktek KIMIA telah banyak dibuat secara masal oleh pabrik. Namun karena alasan-alasan tertentu, seperti alat KIMIA kurang lengkap, jumlah alat KIMIA tidak memadai, atau sekolah sama sekali tidak memiliki alat KIMIS, maka alat KIMIA sederhana dapat dibuat dan dikembangkan sendiri oleh guru atau siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Nyoman Kertiasa (1994) yang menyatakan tentang pengertian Alat Peraga Praktek KIMIA buatan sendiri, adalah alat yang dapat dirancang dan dibuat sendiri dengan memanfaatkan alat/bahan sekitar lingkungan kita; dalam waktu relatif singkat
dan
tidak
memerlukan
keterampilan
khusus
dalam
alat/bahan/perkakasnya; dapat menjelaskan/menunjukkan/membuktikan konsep
/gejala
yang sedang
ketepatan kuantitatif .
dipelajari;
menggunakan konsep-
alat lebih bersifat kualitatif daripada
Alat Peraga Praktek KIMIA sederhana yang dibuat dan dikembangkan dalam bentuk: 1. Padanan
alat, yaitu alat yang dibuat
dengan
mengacu
pada contoh alat
yang sudah ada (alat praktik, alat peraga, alat pendukung) di laboratorium. 2. Prototipe, yaitu
alat
baru yang sebelumnya tidak ada atau dapat juga
merupakan pengembangan dari alat yang sudah ada. Misalnya, perangkat alat distilasi berasal dari droping pemerintah ke laboratorium IPA menggunakan tabung pendingin Liebig , labu distilasi, klem, statif, dan penjepit klem. Pada saat digunakan dalam praktik, muncul masalah karena terbatasnya jumlah perangkat alat tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus dapat membuat alat yang kinerjanya mendekati sama, atau lebih baik daripada alat droping pemerintah tersebut. Guru dapat
membuat prototipe
alat distilasi
tersebut dengan cara mengganti tabung pendingin Liebig dengan pipa gelas atau pipa plastik, serta mengganti klem, statif, dan penjepit klem dengan dudukan penyangga kayu. C. Mengapa Alat Peraga Praktek KIMIA Sederhana Dibuat? Beberapa alasan yang mendukung perlunya Alat Peraga Praktek KIMIA sederhana dibuat adalah sebagai berikut. 1. Membantu pembelajaran KIMIA sehingga penyampaian konsep lebih bermakna. 2. Alat KIMIA yang dimiliki sekolah tidak lengkap 3. Alat bantu standar/pabrikasi yang ada di sekolah tidak mencukupi. 4. Alat bantu standar/pabrikasi ada yang rusak atau tidak dapat digunakan. 5. Sekolah tidak/belum memiliki alat bantu standar/pabrikasi 6. Sejalan dengan tuntutan kurikulum, tujuan desain dan pembuatan alat: a. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. b. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya. c. Menyadarkan
adanya
keterkaitan
konsep
hari. d. Meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa.
22
BERMUTU
dengan
kehidupan
sehari-
ALAM
D. Fungsi dan Manfaat Alat Peraga Praktek KIMIA dalam Pembelajaran Banyak
fungsi
dan
manfaat
yang
dapat
diperoleh,
sehingga
perlu
dikembangkannya Alat Peraga Praktek KIMIA, adalah sebagai berikut. 1.
Fungsi Alat Peraga Praktek KIMIA a.
Sebagai penggganti atau tiruan benda sebenarnya
b. Membantu guru dalam proses belajar mengajar c. Memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar dan kreatif
2.
Manfaat Alat Peraga Praktek KIMIA sederhana: a. Siswa lebih mudah memahami konsep yang dipelajari dengan bantuan alat peraga b. Siswa dapat memanfaatkan/menerapkan pengetahuan dan keterampilan KIMIA-Teknologi c. Keterampilan siswa bertambah dan lebih aktif belajar d. Daya kreativitas siswa bertambah e. Hubungan antara guru dan siswa lebih erat f.
Biaya pengadaan relatif lebih murah dan waktu pengadaan dapat diatur sesuai kebutuhan
g. Jumlah alat di sekolah bertambah
E. Mengembangkan Alat Peraga Praktek KIMIA Sederhana Alat Peraga Praktek KIMIA dirancang, dibuat dan dikembangkan tergantung pada kebutuhan, kegunaan dan tujuannya. Alat Peraga Praktek KIMIA sederhana ini sebaiknya dibuat oleh: 1. Siswa
baik secara kelompok
memberikan
pengalaman
maupun
langsung,
individual jika mengembangkan
tujuannya kreativitas,
untuk dan
meningkatkan keterampilan, serta melatih dalam memahami konsep secara langsung. 2. Guru jika tingkat kesulitan dalam pembuatan alat cukup tinggi karena konsepnya sangat rumit. 3. Guru dan siswa jika tujuannya untuk melatih kerjasama.
BERMUTU
23
Beberapa
hal
yang
perlu
dimiliki
oleh
guru
dan
siswa
dalam
mengembangkan Alat Peraga Praktek KIMIA sederhana ini adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai motivasi yang tinggi 2. Bersikap kreatif dan produktif 3. Menyediakan
waktu
dan
tenaga
untuk
merancang,
membuat
dan
mengembangkan alat 4. Bersifat terbuka (siap menerima kritik dan saran dari orang lain) 5. Mengetahui alat/bagian alat yang akan dikembangkan 6. Menguasai
dengan baik konsep KIMIA dengan alat yang akan dibuat atau
dikembangkan 7. Mampu menerapkan Alat Peraga Praktek KIMIA yang dikembangkan dalam pembelajaran KIMIA.
F. Prinsip dan Kriteria Pembuatan dan Pengembangan Alat Peraga Praktek KIMIA Beberapa
hal
yang
penting
diperhatikan
dalam
pembuatan
dan
pengembangan Alat Peraga Praktek KIMIA sederhana, adalah sebagai berikut: 1. Bahan mudah diperoleh (memanfaatkan limbah, diminta, dibeli dengan harga relatif murah) 2. Mudah dalam perancangan dan pembuatannya 3. Mudah dalam perakitannya (tidak memerlukan keterampilan khusus) 4. Mudah dioperasikannya 5. Dapat memperjelas/menunjukkan konsep dengan lebih baik 6. Dapat meningkatkan motivasi siswa 7. Akurasi cukup dapat diandalkan 8. Tidak berbahaya ketika digunakan 9. Menarik 10. Daya tahan alat cukup baik (lama pakai) 11. Inovatif dan kreatif 12. Bernilai pendidikan 13.Bersifat Portable
G. Langkah-langkah Pembuatan dan Pengembangan Alat Peraga Praktek KIMIA Sederhana Langkah-langkah pembuatan dan pengembangaan Alat Peraga Praktek KIMIA sederhana adalah sebagai berikut.
24
BERMUTU
1. Mempelajari standar isi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok pembelajaran. 2. Menentukan alat yang akan dibuat atau dikembangkan atau menentukan hal/bagian alat yang akan dibuat atau dikembangkan. 3. Membuat desain rancangan pembuatan alat KIMIA. 4. Menyiapkan
alat,
bahan,
dan
perkakas
yang
diperlukan.
serta masing-
masing alternatifnya. 5. Membuat alat sesuai dengan desain (perancangan). 6. Mengujicoba alat yang telah selesai dibuat 7. Menyempurnakan
alat/bagian
komponen alat jika masih ada
kekurangan/
kelemahan. 8. Mengevaluasi
alat, apakah
alat peraga
praktik
yang telah
dibuat
layak
dipergunakan dalam pembelajaran?
H. Evaluasi Keberhasilan Produk Hasil Pembuatan Alat Peraga Praktek KIMIA Sederhana Untuk
mengevaluasi
keberhasilan
produk
hasil
pembuatan
Pengembangan Alat Peraga Praktek KIMIA sederhana perhatikan
lima
atau
(5)
Aspek utama agar memperoleh Alat Peraga PraktekKIMIA sederhana mempunyai tampilan yang memadai (tinggi).
Pertama, akurasi hasil pengukuran, artinya alat peraga praktik yang dikembangkan tersebut harus mempunyai presisi minimal cukup memadai, tidak menimbulkan salah konsep atau pengertian. Kedua, bernilai pendidikan bagi siswa, artinya dengan
mengkaji
dimungkinkan mempercepat,
suatu
melakukan terbuka
fenomena secara
dan
melalui
alat
berulang-ulang,
memperlihatkan
peraga dapat
suatu
praktik
itu,
siswa
memperlambat,
atau
Ketiga,
tidak
fenomena.
mengandung faktor resiko (zero-risk ) bagi siswa yang menggunakan alat peraga tersebut. Faktor resiko dapat berupa adanya bagian yang tajam/membahayakan, kemungkinan jatuh/terbakar menimpa siswa, tersengat listrik. K eempat , life-time atau lama-pakai alat, artinya Alat Peraga Praktek KIMIA tersebut diusahakan terbuat dari bahan yang relatif dapat dipakai dalam waktu lama atau secara berulang-ulang. Dengan demikian, Alat Peraga Praktek KIMIA hasil proses kreatif ini tidak sekali pakai langsung rusak.
Kelima, memiliki estetika. Walaupun sebagai Alat Peraga Praktek KIMIA sederhana, Hendaknya mempunyai penampilan yang bernilai seni, tanpa mengurangi kinerja Alat Peraga Praktek KIMIA tersebut.
Aspek lain, selain kelima aspek tersebut di atas, dapat juga dimasukkan kriteria tambahan dalam menganalisis alat peraga hasil pengembangan guru dan atau siswa tersebut sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, originalitas gagasan yang dikembangkan, ketersediaan bahan APP IPA di sekitar sekolah, dan sebagainya.
2.
Alat Penguji Larutan Elektrolit
a. Fungsi dan Prinsip Kerja Fungsi alat penguji larutan elektrolit adalah untuk menunjukkan sifat larutan elektrolit (lemah/kuat) atau larutan non elektrolit. Prinsip kerja alat ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Elektroda karbon dari alat penguji larutan elektrolit yang dicelupkan ke dalam wadah berisi larutan yang akan diuji berfungsi sebagai penghantar listrik. Lampu LED berperan sebagai indikator ada/tidaknya arus listrik yang dihantarkan suatu larutan. Sifat larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, dengan indikator lampu dapat menyalakan lampu LED. Bila lampu LED menyala terang menunjukkan sifat larutan elektrolit kuat, bila lampu LED menyala redup menunjukkan sifat larutan elektrolit lemah. Sedangkan larutan yang non (bukan) elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal tersebut ditunjukkan dengan tidak menyalanya lampu LED sebagai lampu indikator. Catatan:
Selain
lampu
LED,
sebagai
indikator elektrolit
dapat
pula
digunakan amperemeter digital (ampere meter untuk arus kecil), yaitu alat untuk mengetahui ada/tidaknya arus listrik yang dihantarkan suatu larutan Besar kecilnya amperemeter digital menunjukkan kuat lemahnya suatu larutan elektrolit. Elektrolit lemah menghasilkan simpangan jarum sedikit dibandingkan elektrolit kuat. Larutan non elektrolit tidak akan menghasilkan nilai pada amperemeter digital .
BERMUTU
31
c. Perkakas 1) Gergaji 2) Bor 3) Solder 4) Pisau pemotong (Cutter) 5) Gunting
d. Alat dan Bahan 1) Alas dudukan alat: kotak pensil yang sudah tidak terpakai, 1 buah. 2) Sebagai alternatif alas dudukan alat ini dapat digunakan dari bahan lain, Misalnya kayu mika, melamin, atau pelat logam yang tebal. 3) Elektrode: batang karbon (batang karbon diperoleh dari bagian dalam batu
batere
digunakan
bekas),
2 buah.
batang tembaga
Sebagai
alternatif elektrode
atau kuningan
dapat
bekas wadah ballpoint
tertentu atau arde kabel listrik. 4) Sumber arus searah (DC): batere kecil, 3 buah 5) Dudukan batere: 3 buah untuk 3 batere. Alternatif lain dengan membuat sendiri
dari bahan
lain (misal
kayu/teakblok
dengan
pelat logam.
Indikator utama (penunjuk) elektrolit/non elektrolit: lampu Light Emiting Diode (LED), 1 buah. 6) Indikator alternatif: amperemeter digital dan bel listrik tertentu, 1 buah 7) Penghubung sumber arus dengan indikator lampu/amperemeter digital/bel listrik dan elektrode: kabel kecil 2 warna, panjang masing-masing 15 cm 8) Penyangga elektrode: tutup spidol (4 x 1) cm, 2 buah 9) Penguat
dudukan:
perekat secukupnya.
10) Wadah (tempat) larutan elektrolit/non elektrolit yang akan diuji: kup plastik transparan (bekas wadah es krim atau jelli) atau plastik bekas ‟Aqua‟.
11) Pengering
elektrode:
berupa
lap/kertas atau tisu 1
buah,
Digunakan untuk mengeringkan elektrode yang telah dicuci. 12) Perekat : (solatip dan lem powerglue).
32
BERMUT
e. Cara pembuatan 1) Uraian cara pembuatan di bawah ini mengacu pada desain alat bentuk 1. Untuk
alas dudukan alat: uji elektrolit siapkan tempat pensil bekas
(17cm x 8cm x 2,5cm). 2) Pasangkan
dudukan
batere
pada
alas tempat pensil. Agar kuat
lakukan
dengan cara merekatkan bagian dalam dudukan batere tersebut pada alas tempat pensil. 3) Buat lubang kecil dengan cara memaku pada dinding tempat pensil untuk dudukan lampu LED. Selanjutnya tempatkan lampu LED pada lubang tersebut. 4) Pasangkan 2 buah tutup spidol ukuran (3 x 1) cm, masing-masing pada sebelah kiri dan kanan bagian bawah tempat pensil untuk dudukan dua buah batang karbon. 5) Pasangkan 2 batang karbon pada dudukkan tutup spidol tersebut. Agar kuat lakukan perekatan pada tutup spidol itu. 6) Pasanglah kabel yang menghubungkan lampu LED, dudukan batere, amperemeter digital dan batang karbon. Agar ikatan kabel kuat, lakukan perekatan dan penyolderan. 7) Pasang 3 batere kecil pada dudukan batere jika alat akan digunakan untuk menguji elektrolit dan non elektrolit.
f. Cara menggunakan 1) Setelah komponen alat uji elektrolit selesai dipasang/dirangkai, lakukan Pemeriksaan dan pengujian awal sebagai berikut: 2) Periksa sambungan kabel dengan batang karbon, batere, dan lampu jangan sampai ada yang terputus atau lepas 3) Nyalakan stop kontak untuk menyalakan amperemeter digigtal dan menyalakan alat peraga. 4) Lakukan pengujian awal operasional alat uji elektrolit dengan mengujinya pada beberapa wadah yang berisi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Lakukan pengujian itu dengan seksama sehingga alat tersebut mampu membedakan elektrolit kuat (diketahui dari nyala LED yang terang); elektrolit lemah (diketahui dari nyala LED redup); non elektrolit (diketahui dari LED tidak menyala) pada larutan-larutan yang diuji. 5) Jika alat penguji elektrolit/non elektrolit menggunakan indikator ampermeter digital, perhatikan angka yang ditunjukan oleh amperemeter digital ketika dimasukkan pada masing-masing larutan elektrolit/non elektrolit. 6) Siapkan larutan-larutan elektrolit atau pun non elektrolit yang akan diuji dengan cara memasukan masing-masing larutan ke dalam wadah bekas minuman kira-kira setengahnya.
7) Siapkan alat uji elektrolit/non elektrolit. 8) Lakukan pengujian terhadap larutan dalam salah satu wadah 9) Cuci dan keringkan batang elektrode setiap akan digunakan untuk menguji larutan dalam wadah yang lain. 10) Lakukan cara yang sama untuk semua larutan elektrode yang telah disiapkan 11) Masukkan setiap hasil pengujian ke dalam tabel pengamatan. Tabel Pengamatan
No.
Bahan (Larutan)
Lampu LED
yang diperiksa
(Nyala/Tidak)
Nilai Pada Amperemeter Digital Ada 3 menit
12) Berdasarkan
hasil dalam
6 menit
tabel pengamatan,
Tidak Ada
9menit
mintalah
siswa
untuk
mendiskusikan dan menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan. 13) Pelik-Pelik atau kendala yang mungkin terjadi: Jika alat penguji elektrolit yang telah selesai dibuat, baik oleh siswa atau pun
guru
ketika
digunakan
mengalami
gangguan
sehingga
menyebabkan ketidak lancaran operasional alat, maka hal ini dapat dideteksi
dan
diatasii
dengan
kemungkinan-kemungkinan
sebagai
berikut. Gangguan pada indikator, baik lampu LED, amperemeter atau pun indikator lainnya biasanya berhubungan dengan kuat/lemahnya sumber arus batere (DC), atau kontak/tidaknya atau regang/putusnya kabel. Olah karena itu, lakukan pemeriksaan pada rangkaian kabel, sumber arus, dan indikatornya itu sendiri.
Gangguan pada elektrode, biasanya
terjadi karena elektrode terkontaminasi (kotor), karena tidak bersihnya pencucian. Olah karena itu, lakukan pencucian yang cermat dan bersih.
g. Saran Pembelajaran 1. Pemanfaatan Alat dalam Pembelajaran 1) Kelas :IX Semester II 2) Penugasan
Pengadaan alat uji elektrolit dapat dilakukan oleh siswa dalam bentuk penugasan yang dapat dikerjakan siswa secara berkelompok sebelum pembelajaran tatap muka. Seminggu sebelumnya guru dapat
menugaskan
siswa
untuk
membuat
alat
uji
elektrolit.
Selanjutnya setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyajikan hasil kerja/kegiatannya secara bergiliran. 3) Tatap muka Alat uji elektrolit sebagai alat peraga dalam pembelajaran kimia, dapat dipersiapkan oleh guru. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru dapat melakukan perancangan (desain), pembuatan dan uji coba operasional terhadap alat tersebut.
4) Topik/Konsep lain yang didukung Alat uji elektrolit/non elektrolit ini dapat juga digunakan untuk menguji sifat bahan/benda isolator atau konduktor.