SEKOLAH MENENGAH KEJURUANBIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESINPROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN
BAHAN AJAR
PENGELASAN
(MENGELAS POSISI 1F, 1G, 2F DAN 2G MENGGUNAKAN LAS OAW)
OLEH:
MUNAWIR
12503249004
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2016
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Manfaat dan Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
Pengertian Oxygent Acetylene Welding (OAW) 3
Peralatan, Bahan, Alat Bantu, dan Peralatan Keselamatan Kerja 4
Teknik dan Proses Pengelasan 7
BAB III PENUTUP 12
Kesimpulan 12
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya teknologi industri saat ini, tidak bisa mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manuasia tidak mungkin terjadi.Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alatbantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin, bangunan danlainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan.Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar,yaitu :
Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambungan logam yang dapat dilepas kembali.
Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam dengan cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan logam pengisi. Termasuk dalam kelompok ini adalah solder, brazing dan pengelasan.
Dari teknik tersebut dijadikan sebagai dasar dibentuknya benda-benda logam seperti yang dimaksud pada uraian diatas. Materi ajar ini merupakan salah satu upaya untuk mengejar ketertinggalan yang diharapkan menjadi bahan rujukan sebagai dasar pengembangan teknik pengelasan di SMK untuk dikembangkan dan disempunakan melalui temuan-temuan dalam praktik di sekolah serta memotivasi pelaku-pelaku pendidikan di sekolah khususnya guru praktik untuk senantiasa mengembangkan materi bahan ajar sesuai dengan bidangnya, memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan dan melengkapi materi ajar ini agar dapat membekali peserta didik secara optimal.
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan materi ajar ini ada guna dan manfaatnya dalam pengembangan teknologi khususnya dibidang pengelasan dan pendidikan teknologi pada umumnya.
Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini dibuat rumusan masalah :
Apa definisi atau pengertian dari OAW (Oxygent Acetylene Welding)
Alat apa saja yang digunakan dalam praktik las OAW?
Bagaimana teknik dan proses pengelasannya khususnya untuk posisi 1F, 1G, 2F dan 2G?
Manfaat dan Tujuan
Adapun manfaat dan tujuan dari pembuatan makalah :
Mengetahui pengertian dari las OAW (Oxygent Acetylene Welding)
Mengetahuai alat-alat yang digunakan dalam proses Pengelasan
Mengetahui teknik dan proses pengelasan khususnya untuk posisi 1F, 1G, 2F dan 2G?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Oxygent Acetylene Welding (OAW)
Las oksi asetilin merupakan pengelasan yang dilakukan dengan membakar gas asetilen dengan oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Proses pengelasannya dilakukan dengan mencampurkan 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Las oksi asitelin adalah jenis pengelasan yang paling dasar, orang-orang banyak menyebutnya las karbit. Sebenarnya las oksi asitelin dan las karbit sedikit berbeda, yang membedakannya adalah jenis bahan bakar yang digunakan. Las karbit menggunakan karbit/carbide yang berbentuk seperti bongkahan batu yang jika dicampurkan ke dalam air akan mengeluarkan gas yang mudah terbakar sedangkan asitelin adalah gas mudah terbakar yang sudah dimasukan ke dalam tabung yang siap pakai dan asitelin menghasilkan panas yang lebih tinggi dibanding karbit tetapi harganya cukup mahal.
Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata "acetylene", dan memilikirumus kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Ada 2 bahan bakar gas yang digunakan dalam OAW diantaranya yaitu:
Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.
Propana
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleumlain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.
Peralatan, Bahan, Alat Bantu, dan Peralatan Keselamatan
Dalam melakukan proses pengelasan ada beberapa peralatan, bahan, alat bantu dan peralatan keselamatan kerja yang digunakan.
Peralatan dan bahan:
Tabung oksigen dengan pengatur tekanan (regulator)
Tabung asetilen dengan pengatur takanan (regulator)
Katup pengaman api bali
Selang oksigen
Selang asetilen
Brander las / pembakar las
Kawat Las
Mulut pembakar / nozzle
Benda kerja
Api las
Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada Gambar berikut:
Alat bantu:
Sikat kawat
Palu las
Tang penjepit
Palu, pahat, ragum
Gerinda tangan
Kikir dan gergaji tangan
Peralatan keselamatan:
Topeng las
Kacamata las
Jaket kulit
Sepatu
Sarung tangan
Teknik dan Proses Pengelasan (posisi bawah tangan dan mendatar)
Posisi pengelasan di bawah tangan (1F & 1G)
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.
Posisi pengelasan mendatar / horizontal (2F & 2G)
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.
Langkah persiapan
Mengecek kelengkapan dan kondisi peralatan, baik peralatan utama maupun peralatan keamanan. Bila perlu dibersihkan dari debu dan kerak. Peralatan Utama :
Tabung oksigen
Tabung bahan bakar
Regulator
Mixer
Selang las
Bangku kerja
Meja kerja
Korek api
Tang
· Peralatan Keselamatan :
Sarung tangan
Kaca mata
Sepatu
Tabung pemadam
Saat peralatan telah siap semua letakkan tabung bahan bakar agak jauh dari tempat kita mengelas, kemudian buka kran tabung oksigen sampai terbuka penuh.
Periksa tekanan kerja gas oksigen pada regulator tekanan kerja. Atur tekanan kerja gas oksigen dengan memutar kran regulator pengatur tekanan kerja, pengaturan ini dilakukan dengan memutar keran pada mixer sampai gas oksigen keluar. Tekanan kerja gas oksigen antara 40 bar - 60 bar, biasanya digunakan nilai tengah 50 bar.
Langkah persiapan pengelasan
Letakkan benda kerja diatas meja kerja.
Posisikan diri dengan duduk pada bangku kerja menghadap meja kerja.
Arahkan ujung mixer ke bawah.
Buka sedikit kran gas bahan bakar asetelin.
Nyalakan korek api dan bakar ujung nosel hingga gas terbakar
Buka sedikit demi sedikit kran gas oksigen hingga nyala api menjadi bagus
Atur komposisi nyala api sesuai yang dikehendaki
Proses pengelasan siap dilakukan
Proses Pengelasan
Atur posisi duduk kita
Letakkan benda kerja pada posisi sambungan 1F dan 1G
Posisikan sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan untuk posisi pengelasan dibawah tangan.
Sedangkan pada posisi mendatar (horizontal) benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.
Dekatkan ujung nosel ke benda kerja dengan ketinggian sekitar 5 mm dari benda kerja hingga benda kerja meleleh dan membentuk lelehan kawah.
Dekatkan filler hingga ikut memanas dan mencair bersama benda kerja.
Lakukan proses pengelasan.
POSISI PENGELASAN:
SAMBUNGAN 1 GSAMBUNGAN 1 F
SAMBUNGAN 1 G
SAMBUNGAN 1 F
SAMBUNGAN 2 GSAMBUNGAN 2 F
SAMBUNGAN 2 G
SAMBUNGAN 2 F
Proses Mematikan
Ketika kita telah selesai melakukan proses pengelasan maka jauhkan ujung nosel dari benda kerja
Tutup kran gas oksigen perlahan-lahan namun jangan sampai tertutup penuh.
Setelah api menyala kuning tutup perlahan kran gas bahan bakar namun jangan sampai tertutup penuh
Tutup kran gas oksigen hingga tertutup penuh
Tutup kran gas bahan bakar asetelin hingga tertutup penuh.
Tiup api kecil yang masih menyala di ujung nosel.
Biarkan benda kerja dan ujung nosel hingga dingin
Setelah dingin tutup kembali kran gas bahan bakar asetelin dan kran gas oksige
Gulung kembali selang
Bersihkan sisa-sisa pengelasan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Las oksi asetilin merupakan pengelasan yang dilakukan dengan membakar gas asetilen dengan oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Proses pengelasannya dilakukan dengan mencampurkan 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas).
Dalam materi ajar ini dibahas 2 jenis posisi pengelasan yaitu posisi pengelasan dibawah tangan (1F & 1G) dan posisi mendatar (2F & 2G).
Posisi pengelasan di bawah tangan (1F & 1G)
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.
Posisi pengelasan mendatar / horizontal (2F & 2G)
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan denganarah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.
B. Saran
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam menyusun materi ajar ini, dapat kiranya siswa lebih pro-aktif lagi untuk mencari literatur-literatur yang berhubungan dengan materi ajar ini, demikian pula kami mengharapkan bimbingan yang intensif dari pihak dosen, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Boentoro. Bengkel Teknik Las Listrik. Aneka Cetakan Pertama, Solo: 1997
Sri Widarto. Petunjuk Kerja Las. Praja Paramita, Cetakan ketiga Edisi Revisi. Jakarta: 1996
Surbakty BM. dkk. Mengelas Asetilin. Jakarta:1997
Sutarjo. Petunjuk Praktik Las Asetilin dan Las listrik. SIC Surabaya, Cetakan Pertama. Surabaya: 1997
http://hmmftum.blogspot.com/2012/Pengelasan.com
http://Teknik Mesin 2011 Unila.blogspot.com
1