Mesir Kuno
Piramida Khafre (dinasti keempat Mesir) danSphinx danSphinx Agung Giza (± 2500 SM atau lebih tua).
Peta Mesir Kuno, menunjukkan kota dan situs utama pada periode dinasti dinasti (c. 3150 SM hingga 30 SM)
Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil. Peradaban ini dimulai dengan unifikasi Mesir Hulu dan Hilirsekitar Hilirsekitar 3150 SM, SM,
[1]
dan selanjutnya
berkembang selama kurang lebih tiga milenium. Sejarahnya mengalir melalui periode kerajaan-kerajaan yang stabil, masing-masing diantarai oleh periode ketidakstabilan yang dikenal sebagai Periode Menengah. Mesir Kuno mencapai puncak kejayaannya pada masa Kerajaan Baru. Selanjutnya, peradaban ini mulai mengalami kemunduran. Mesir ditaklukan oleh kekuatan-kekuatan asing pada periode akhir. Kekuasaan firaun secara resmi dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, ketika Kekaisaran Romawimenaklukkan Romawimenaklukkan dan menjadikan wilayah Mesir Ptolemeus sebagai bagian dari provinsi Romawi. Romawi.[2] Meskipun ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di lembah sungai Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban merdeka Mesir. Peradaban Mesir Kuno didasari atas pengendalian keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh:
irigasi teratur terhadap Lembah Nil;
pendayagunaan mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
perkembangan sistem tulisan dan sastra;
organisasi proyek kolektif;
perdagangan dengan wilayah Afrika Timur dan Tengah serta Mediterania Timur; serta
kegiatan militer yang menunjukkan kekuasaan terhadap kebudayaan negara/suku bangsa tetangga pada beberapa periode berbeda.
Pengelolaan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh penguasa sosial, politik, dan ekonomi, yang berada di bawah pengawasan sosok Firaun. Firaun .[3][4] Pencapaian-pencapaian peradaban Mesir Kuno antara lain: teknik pembangunan monumen seperti piramida, kuil, dan obelisk; pengetahuan matematika; teknik pengobatan; sistem irigasi dan agrikultur; kapal pertama yang pernah diketahui; diketahui;[5] teknologi tembikar glasir bening dan kaca; seni dan arsitektur yang baru; sastra Mesir Kuno; dan traktat perdamaian pertama yang pernah diketahui. diketahui .
[6]
Mesir telah meninggalkan warisan yang abadi.
Seni dan arsitekturnya banyak ditiru, dan barang-barang antik buatan peradaban ini dibawa hingga ke ujung dunia. Reruntuhan-reruntuhan monumentalnya menjadi inspirasi bagi pengelana dan penulis selama berabad abad.
Sejarah Daftar Dinasti pada zaman Mesir Kuno Periode Predinastik Periode Protodinastik Periode Dinasti Awal
ke-1 ke-2 Kerajaan Lama
ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Periode Menengah Pertama
ke-7 ke-8 ke-9 ke-10 ke-11 (hanya Thebes) Kerajaan Pertengahan
ke-11 (seluruh Mesir) ke-12 ke-13 ke-14 Periode Menengah Kedua
ke-15 ke-16 ke-17 Kerajaan Baru
ke-18 ke-19 ke-20 Periode Menengah Ketiga
ke-21 ke-22 ke-23 ke-24 ke-25 Periode Akhir
ke-26 ke-27 (Periode Persia Pertama) ke-28 ke-29 ke-30 ke-31 (Periode Persia Kedua) Periode Yunani-Romawi
Alexander Agung Dinasti Ptolemeus Mesir Romawi Serbuan Arab
Pada akhir masa Paleolitik, iklim Afrika Utara menjadi semakin panas dan kering. Akibatnya, penduduk di wilayah tersebut terpaksa berpusat di sepanjang sungai Nil. Sebelumnya, semenjak manusia pemburupengumpul mulai tinggal di wilayah tersebut pada akhir Pleistosen Tengah (sekitar 120 ribu tahun lalu), sungai
Nil telah menjadi urat nadi kehidupan Mesir.
[7]
Dataran banjir Nil yang subur memberikan kesempatan bagi
manusia untuk mengembangkan pertanian dan masyarakat yang terpusat dan mutakhir, yang menjadi landasan bagi sejarah peradaban manusia.[8]
[sunting]Periode
Pradinasti
Pada masa pra dan awal dinasti, iklim Mesir lebih subur daripada saat ini. Sebagian wilayah Mesir ditutupi oleh sabana berhutan dan dilalui oleh ungulata yang merumput. Flora dan fauna lebih produktif dan sungai Nil menopang kehidupan unggas-unggas air. Perburuan merupakan salah satu mata pencaharian utama orang [9]
Mesir. Selain itu, pada periode ini, banyak hewan yang didomestikasi.
Guci pada periode pradinasti.
Sekitar tahun 5500 SM, suku-suku kecil yang menetap di lembah sungai Nil telah berkembang menjadi peradaban yang menguasai pertanian dan peternakan. Peradaban mereka juga dapat dikenal melalui tembikar dan barang-barang pribadi, seperti sisir, gelang tangan, dan manik. Peradaban yang terbesar di antara peradaban-peradaban awal adalah Badari di Mesir Hulu, yang dikenal akan keramik, peralatan batu, dan penggunaan tembaga.
[10]
Di Mesir Utara, Badari diikuti oleh peradaban Amratia dan Gerzia,
[11]
yang menunjukkan beberapa
pengembangan teknologi. Bukti awal menunjukkan adanya hubungan antara Gerzia dengan Kanaan dan pantai Byblos.[12] Sementara itu, di Mesir Selatan, peradaban Naqada, mirip dengan Badari, mulai memperluas kekuasaannya di sepanjang sungai Nil sekitar tahun 4000 SM. Sejak masa Naqada I, orang Mesir pra dinasti [13]
mengimporobsidian dari Ethiopia, untuk membentuk pedang dan benda lain yang terbuat dari flake .
Setelah
sekitar 1000 tahun, peradaban Naqada berkembang dari masyarakat pertanian yang kec il menjadi peradaban yang kuat. Pemimpin mereka berkuasa penuh atas rakyat dan sumber daya alam lembah sungai Nil .
[14]
Setelah
mendirikan pusat kekuatan di Hierakonpolis, dan lalu di Abydos, penguasa-penguasa Naqada III memperluas kekuasaan mereka ke utara.[15]
Budaya Naqada membuat berbagai macam barang-barang material - yang menunjukkan peningkatan kekuasaan dan kekayaan dari para penguasanya - s eperti tembikar yang dicat, vas batu dekoratif yang berkualitas tinggi, pelat kosmetik, dan perhiasan yang terbuat dari emas, lapis, dan gading. Mereka juga [16]
mengembangkan glasir keramik yang dikenal dengan nama tembikar glasir bening.
Pada fase akhir masa
pra dinasti, peradaban Naqada mulai menggunakan s imbol-simbol tulisan yang akan berkembang menjadi sistem hieroglif untuk menulis bahasa Mesir kuno.[17]
[sunting]Periode
Dinasti Awal
Pelat Narmer menggambarkan penyatuan Mesir Hulu dan Hilir . [18]
Pendeta Mesir pada abad ke-3 SM, Manetho, mengelompokan garis keturunan firaun yang panjang dari Menes ke masanya menjadi 30 dinasti. Sistem ini masih digunakan hingga hari ini .
[19]
Ia memilih untuk memulai
sejarah resminya melalui raja yang bernama "Meni" (atau Menes dalam bahasa Yunani), yang dipercaya telah menyatukan kerajaan Mesir Hulu dan Hilir (sekitar 3200 SM).[20]Transisi menuju negara kesatuan sejatinya berlangsung lebih bertahap, berbeda dengan apa yang ditulis oleh penulis-penulis Mesir Kuno, dan tidak ada catatan kontemporer mengenai Menes. Beberapa ahli kini meyakini bahwa figur "Menes" mungkin merupakan Narmer, yang digambarkan mengenakan tanda kebesaran kerajaan pada pelat Narmer yang merupakan simbol unifikasi.
[21]
Pada Periode Dinasti Awal, sekitar 3150 SM, firaun pertama memperkuat kekuasaan mereka terhadap Mesir hilir dengan mendirikan ibukota di Memphis. Dengan ini, firaun dapat mengawasi pekerja, pertanian, dan jalur perdagangan ke Levant yang penting dan menguntungkan.. Peningkatan kekuasaan dan kekayaan firaun pada periode dinasti awal dilambangkan melalui mastaba (makam) yang rumit dan struktur-struktur kultus kamar mayat di Abydos, yang digunakan untuk merayakan didewakannya firaun setelah kematiannya.
[22]
Institusi
kerajaan yang kuat dikembangkan oleh firaun untuk mengesahkan kekuasaan negara atas tanah, pekerja, dan sumber daya alam, yang penting bagi pertumbuhan peradaban Mesir kuno.
[23]
[sunting]Kerajaan
Lama
Patung firaun Menkaura di Boston Museum of Fine Arts.
Kemajuan dalam bidang arsitektur, seni, dan teknologi dibuat pada masa Kerajaan Lama. Kemajuan ini didorong oleh meningkatnya produktivitas pertanian, yang dimungkinkan karena pemerintahan pusat dibina dengan baik.
[24]
Dibawah pengarahan wazir, pejabat-pejabat negara mengumpulkan pajak, mengatur proyek
irigasi untuk meningkatkan hasil panen, mengumpulkan petani untuk bekerja di proyek-proyek pembangunan, dan menetapkan sistem keadilan untuk menjaga keamanan.
[25]
Dengan sumber daya surplus yang ada karena
ekonomi yang produktif dan stabil, negara mampu membiayai pembangunan proyek-proyek kolosal dan menugaskan pembuatan karya-karya seni istimewa. Piramida yang dibangun oleh Djoser, Khufu, dan keturunan mereka, merupakan simbol peradaban Mesir Kuno yang paling diingat.
[26]
Seiring dengan meningkatnya kepentingan pemerintah pusat, muncul golongan juru tulis (ses h ) dan pejabat berpendidikan, yang diberikan tanah oleh firaun sebagai bayaran atas jasa mereka. Firaun juga memberikan tanah kepada struktur-struktur kultus kamar mayat dan k uil-kuil lokal untuk memastikan bahwa institusi-institusi tersebut memiliki sumber daya yang cukup untuk memuja firaun setelah kematiannya. Pada akhir periode Kerajaan Lama, lima abad berlangsungnya praktik-praktik feudal pelan-pelan mengikis kekuatan ekonomi firaun. Firaun tak lagi mampu membiayai pemerintahan terpusat yang besar.[27] Dengan berkurangnya kekuatan firaun, gubernur regional yang disebut nomark mulai menantang kekuatan firaun. Hal ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan besar antara tahun 2200 hingga 2150 SM,[28] sehingga Mesir Kuno memasuki periode kelaparan dan perselisihan selama 140 tahun yang dikenal sebagai Periode Menengah Pertama [29]
Mesir.
[sunting]Periode
Menengah Pertama Mesir
Setelah pemerintahan pusat Mesir runtuh pada akhir periode Kerajaan Lama, pemerintah tidak lagi mampu mendukung atau menstabilkan ekonomi negara. Gubernur-gubernur regional tidak dapat menggantungkan diri kepada firaun pada masa krisis. Kekurangan pangan dan sengketa politik meningkat menjadi kelaparan dan perang saudara berskala kecil. Meskipun berada pada masa yang sulit, pemimpin-pemimpin lokal, yang tidak berhutang upeti kepada firaun, menggunakan kebebasan baru mereka untuk mengembangkan budaya di provinsi-provinsi. Setelah menguasai sumber daya mereka sendiri, provinsi-provinsi menjadi lebih kaya. Fakta ini dibuktikan dengan adanya pemakaman yang lebih besar dan baik di antara kelas-kelas sosial lainnya.[30] Dengan meningkatnya kreativitas, pengrajin-pengrajin provinsial menerapkan dan mengadaptasi motif-motif budaya yang sebelumnya dibatasi oleh Kerajaan Lama. Juru-juru tulis mengembangkan gaya yang melambangkan optimisme dan keaslian periode.
[31]
Bebas dari kesetiaan kepada firaun, pemimpin-pemimpin lokal mulai berebut kekuasaan. Pada 2160 SM, penguasa-penguasa di Herakleopolis menguasai Mesir Hilir, sementara keluarga Intef di Thebes mengambil alih Mesir Hulu. Dengan berkembangnya kekuatan Intef, serta perluasan kekuasaan mereka ke utara, maka pertempuran antara kedua dinasti sudah tak terhindarkan lagi. Sekitar tahun 2055 SM, tentara Thebes dibawah pimpinan Nebhepetre Mentuhotep II berhasil mengalahkan penguasa Herakleopolis, menyatukan kembali kedua negeri, dan memulai periode renaisans budaya dan ekonomi yang dikenal sebagai Kerajaan [32]
Pertengahan.
[sunting]Kerajaan
Pertengahan
Amenemhat III, penguasa terakhir Kerajaan Pertengahan.
Firaun Kerajaan Pertengahan berhasil mengembalikan kesejahteraan dan kestabilan negara, sehingga mendorong kebangkitan seni, sastra, dan proyek pembangunan monumen.
[33]
Mentuhotep II dan sebelas
dinasti penerusnya berkuasa dari Thebes, tetapi wazir Amenemhat I, sebelum memperoleh kekuasaan pada [34]
awal dinasti ke-12 (sekitar tahun 1985 SM), memindahkan ibukota ke Itjtawy di Oasis Faiyum.
Dari Itjtawy,
firaun dinasti ke-12 melakukan reklamasi tanah dan irigasi untuk meningkatkan hasil panen. Selain itu, tentara kerajaan berhasil merebut kembali wilayah yang kaya akan emas di Nubia, sementara pekerja-pekerja membangun struktur pertahanan di Delta Timur, yang disebut "tembok-tembok penguasa", sebagai perlindungan dari serangan asing.
[35]
Maka populasi, seni, dan agama negara mengalami perkembangan. Berbeda dengan pandangan elitis Kerajaan Lama terhadap dewa-dewa, Kerajaan Pertengahan mengalami peningkatan ungkapan kesalehan pribadi. Selain itu, muncul sesuatu yang dapat dikatakan sebagai demokratisasi setelah akhirat; setiap orang memiliki arwah dan dapat diterima oleh dewa-dewa di akhirat.
[36]
Sastra Kerajaan Pertengahan menampilkan
tema dan karakter yang canggih, yang ditulis menggunakan gaya percaya diri dan elok,[31]sementara relief dan pahatan potret pada periode ini menampilkan ciri-ciri kepribadian yang lembut, yang mencapai tingkat baru dalam kesempurnaan teknis.[37] Penguasa terakhir Kerajaan Pertengahan, Amenemhat III, memperbolehkan pendatang dari Asia tinggal di wilayah delta untuk memenuhi kebutuhan pek erja, terutama untuk penambangan dan pembangunan. Penambangan dan pembangunan yang ambisius, ditambah dengan meluapnya sungai Nil, membebani ekonomi dan mempercepat kemunduran selama masa dinasti ke-13 dan ke-14. Semasa kemunduran, pendatang dari Asia mulai menguasai wilayah delta, yang selanjutnya mulai berkuasa di Mesir sebagai Hyksos.
[38]
[sunting]Periode
Menengah Kedua dan Hyksos
Sekitar tahun 1650 SM, seiring dengan melemahnya kekuatan firaun Kerajaan Pertengahan, imigran Asia yang tinggal di kota Avarismengambil alih kekuasaan dan memaksa pemerintah pusat mundur ke Thebes. Di sanam firaun diperlakukan sebagai vasal dan diminta untuk membayar upeti.[39] Hyksos ("penguasa asing") meniru gaya pemerintahan Mesir dan menggambarkan diri mereka sebagai firaun. Maka elemen Mesir menyatu dengan budaya Zaman Perunggu Pertengahan mereka.[40] Setelah mundur, raja Thebes melihat situasinya yang terperangkap antara Hyksos di utara dan sekutu Nubia Hyksos, Kerajaan Kush, di selatan. Setelah hampir 100 tahun mengalami masa stagnansi, pada tahun 1555 SM, Thebes telah mengumpulkan kekuatan yang cukup untuk melawan Hyksos dalam konflik selama 30 tahun.[39] Firaun Seqenenre Tao II dan Kamose berhasil mengalahkan orang-orang Nubia. Pengganti Kamose, Ahmose I, berhasil mengusir Hyksos dari Mesir. Selanjutnya, pada periode Kerajaan Baru, kekuatan militer menjadi prioritas utama firaun agar dapat memperluas perbatasan Mesir dan menancapkan kekuasaan atas wilayah Timur Dekat.[41]
Wilayah terluas Mesir Kuno (abad ke-15 SM).
[sunting]Kerajaan
Baru
Firaun-firaun Kerajaan Baru berhasil membawa kesejahteraan yang tak tertandingi sebelumnya. Perbatasan diamankan dan hubungan diplomatik dengan tetangga-tetangga diperkuat. Kampanye militer yang dikobarkan oleh Tuthmosis I dan cucunya Tuthmosis III memperluas pengaruh firaun ke Suriah dan Nubia, memperkuat kesetiaan, dan membuka jalur impor komoditas yang penting seperti perunggu dan kayu.
[42]
Firaun-firaun
Kerajaan juga memulai pembangunan besar untuk mengangkat dewa Amun, yang kultusnya berbasis di Karnak. Para firaun juga membangun monumen untuk memuliakan pencapaian mereka sendiri, baik nyata maupun imajiner. Firaun perempuan Hatshepsut menggunakan propaganda semacam itu untuk mengesahkan kekuasaannya.[43] Masa kekuasaannya yang berhasil dibuktikan oleh ekspedisi perdagangan ke Punt, kuil kamar mayat yang elegan, pasangan obelisk kolosal, dan kapel di Karnak.
Patung Ramses II di pintu masuk kuil Abu Simbel.
Sekitar tahun 1350 SM, stabilitas Kerajaan Baru terancam ketikaAmenhotep IV naik tahta dan melakukan reformasi yang radikal dan kacau. Ia mengubah namanya menjadiAkhenaten. Akhenaten memuja dewa matahari Aten sebagai dewa tertinggi. Ia lalu menekan pemujaan dewa-dewa lain.
[44]
Akhenaten juga
memindahkan ibukota ke kota baru yang bernama Akhetaten (kiniAmarna). Ia tidak memperdulikan masalah luar negeri dan terlalu asyik dengan gaya religius dan artistiknya yang baru. Setelah kematiannya, kultus Aten segera ditinggalkan, dan firaun-firaun selanjutnya, yaituTutankhamun, Ay, dan Horemheb, menghapus semua penyebutan mengenai bidaah Akhenaten.
[45]
Ramses II naik tahta pada tahun 1279 SM. Ia membangun lebih banyak kuil, mendirikan patung-patung dan obelisk, serta dikaruniai anak yang lebih banyak daripada firaun-firaun lain dalam sejarah.[46] Sebagai seorang pemimpin militer yang berani, Ramses II memimpin tentaranya melawan bangsa Hittite dalampertempuran Kadesh. Setelah bertempur hingga mencapai kebuntuan (stalemate ), ia menyetujui traktat perdamaian pertama yang tercatat sekitar 1258 SM.[47] Kekayaan menjadikan Mesir sebagai target serangan, terutama oleh orang-orang Laut dan Libya. Tentara Mesir mampu mengusir serangan-serangan itu, namun Mesir akan kehilangan kekuasaan atas Suriah dan Palestina. Pengaruh dari ancaman luar diperburuk dengan masalah internal seperti korupsi, penjarahan makam, dan kerusuhan. Pendeta-pendeta agung di kuil Amun, Thebes, mengumpulkan tanah dan kekayaan yang besar, dan kekuatan mereka memecahkan negara pada masa Periode Menengah Ketiga.
[48]
Pada tahun 730 SM, orang-orang Libya dari barat memecahkan kesatuan politik Mesir Kuno.
[sunting]Periode
Menengah Ketiga
Setelah kematian firaun Ramses XI tahun 1078 SM, Smendes mengambil alih kekuasaan Mesir utara. Ia berkuasa dari kota Tanis. Sementara itu, wilayah selatan dikuasai oleh pendeta-pendeta agung Amun di Thebes, yang hanya mengakui nama Smendes saja.
[49]
Pada masa ini, orang-orang Libya telah menetap di
delta barat, dan kepala-kepala suku penetap tersebut mulai meningkatkan otonomi mereka. Pangeranpangeran Libya mengambil alih delta dibawah pimpinan Shoshenq I pada tahun 945 SM. Mereka lalu mendirikan dinasti Bubastite yang akan berkuasa selama 200 tahun. Shoshenq juga mengambil alih Mesir selatan dengan menempatkan keluarganya dalam posisi kependetaan yang penting. Kekuasaan Libya mulai mengikis akibat munculnya dinasti saingan di Leontopolis, dan ancaman Kush di selatan. Sekitar tahun 727 SM, raja Kush, Piye, menyerbu ke arah utara. Ia berhasil menguasai Thebes dan delta.
[50]
Martabat Mesir terus menurun pada Periode Menengah Ketiga. Sekutu asingnya telah jatuh kedalam pengaruh Asiria, dan pada 700 SM, perang antara kedua negara s udah tak terhindarkan lagi. Antara tahun 671 hingga 667 SM, bangsa Asiria mulai menyerang Mesir. Masa kekuasaan raja Kush, Taharqa, dan penerusnya, Tanutamun, dipenuhi dengan konflik melawan Asiria.
[51]
Akhirnya, bangsa Asiria berhasil memukul
mundur Kush kembali ke Nubia. Mereka juga menduduki Memphis dan menjarah kuil-kuil di Thebes .[52]
Periode Akhir Dengan tiadanya rencana pendudukan permanen, bangsa Asiria menyerahkan kekuasaan Mesir kepada vassal-vassal yang dikenal sebagai raja-raja Saite dari dinasti ke-26. Pada tahun 653 SM, raja Saite Psamtik I berhasil mengusir bangsa Asiria dengan bantuan tentara bayaran Yunani yang direkrut untuk membentuk angkatan laut pertama Mesir. Selanjutnya, pengaruh Yunani meluas dengan cepat. Kota Naukratis menjadi tempat tinggal orang-orang Yunani di delta. Dibawah raja-raja Saite, Mesir mengalami kebangkitan singkat ekonomi dan budaya. Sayangnya, pada tahun 525 SM, bangsa Persia yang dipimpin oleh Cambyses II memulai penaklukan terhadap Mesir. Mereka berhasil menangkap firaun Psamtik III dalam pertempuran diPelusium. Cambyses II lalu mengambil alih gelar firaun. Ia berkuasa dari kota Susa, dan menyerahkan Mesir kepada seorang satrapi. Pemberontakan-pemberontakan meletus pada abad ke-5 SM, tetapi tidak ada satupun yang berhasil mengusir bangsa Persia secara permanen.
[53]
Setelah dikuasai Persia, Mesir digabungkan dengan Siprus dan Fenisia dalam satrapi ke-6 Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Periode pertama kekuasaan Persia atas Mesir, yang juga dikenal sebagai dinasti ke-27, berakhir pada tahun 402 SM. Dari 380 –343 SM, dinasti ke-30 berkuasa sebagai dinasti asli terakhir Mesir. Restorasi singkat kekuasaan Persia, kadang-kadang dikenal sebagai dinasti ke-31, dimulai dari tahun 343 SM. Akan tetapi, pada 332 SM, penguasa Persia, Mazaces, menyerahkan Mesir kepada Alexander yang Agung tanpa perlawanan.
[sunting]Dinasti
[54]
Ptolemeus
Pada tahun 332 SM, Alexander yang Agung menaklukan Mesir dengan sedikit perlawanan dari bangsa Persia. Pemerintahan yang didirikan oleh penerus Alexander dibuat berdasarkan sistem Mesir, dengan ibukota di Iskandariyah. Kota tersebut menunjukkan kekuatan dan martabat kekuasaan Yunani, dan menjadi pusat [55]
pembelajaran dan budaya yang berpusat di Perpustakaan Iskandariyah.
Mercusuar Iskandariyah membantu
navigasi kapal-kapal yang berdagang di kota tersebut, terutama setelah penguasa dinasti Ptolemeus memberdayakan perdagangan dan usaha-usaha, seperti produksi papirus.[56] Budaya Yunani tidak menggantikan budaya asli Mesir. Penguasa dinasti Ptolemeus mendukung tradisi lokal untuk menjaga kesetiaan rakyat. Mereka membangun kuil -kuil baru dalam gaya Mesir, mendukung kultus tradisional, dan menggambarkan diri mereka sebagai firaun. Beberapa tradisi akhirnya bergabung. Dewa-dewa Yunani dan Mesir disinkretkan sebagai dewa gabungan (contoh: Serapis). Bentuk skulpturYunani Kuno juga memengaruhi motif-motif tradisional Mesir. Meskipun telah terus berusaha memenuhi tuntutan warga, dinasti Ptolemeus tetap menghadapi berbagai tantangan, seperti pemberontakan, persaingan antar keluarga, dan massa di Iskandariyah yang terbentuk setelah kematian Ptolemeus IV.[57] Lebih lagi, bangsa Romawi memerlukan gandum dari Mesir, dan mereka tertarik akan situasi politik di negeri Mesir. Pemberontakan yang terus berlanjut, politikus yang ambisius, serta musuh yang kuat di Suriah membuat
kondisi menjadi tidak stabil, sehingga bangsa Romawi mengirim tentaranya untuk mengamankan Mesir sebagai bagian dari kekaisarannya.
[sunting]Dominasi
[58]
Romawi
Potret-potret mumi Fayummelambangkan pertemuan budaya Mesir dengan Romawi.
Mesir menjadi provinsi Kekaisaran Romawi pada tahun 30 SM setelah Oktavianus berhasil mengalahkan Mark Antonydan Ratu Cleopatra VII dalam Pertempuran Actium. Romawi sangat memerlukan gandum dari Mesir, dan legiun Romawi, dibawah kekuasaan praefectus yang ditunjuk oleh kaisar, memadamkan pemberontakan, memungut pajak yang besar, serta mencegah serangan bandit.
[59]
Meskipun Romawi berlaku lebih kasar daripada Yunani, beberapa tradisi, seperti mumifikasi dan pemujaan dewa-dewa, tetap berlanjut.
[60]
Seni potret mumi berkembang, dan beberapa kaisar Romawi menggambarkan
diri mereka sebagai firaun (meskipun tidak s ejauh penguasa-penguasa dinasti Ptolemeus). Pemerintahan lokal diurus dengan gaya Romawi dan tertutup dari gaya Mesir asli.
[60]
Pada pertengahan abad pertama, Kekristenan mulai mengakar di Iskandariyah. Agama tersebut dipandang sebagai kultus lain yang akan diterima. Akan tetapi, Kekristenan pada akhirnya dianggap sebagai agama yang ingin menggantikan paganisme dan mengancam tradisi agama lokal, sehingga muncul penyerangan terhadap orang-orang Kristen. Penyerangan terhadap orang Kristen memuncak pada masa pembersihan Diokletianus yang dimulai tahun 303. Akan tetapi, Kristen berhasil menang. [61] Pada tahun 391, kaisar Kristen Theodosius memperkenalkan undang-undang yang melarang ritus-ritus pagan dan menutup kuil-kuil.
[62]
Iskandariyah menjadi latar kerusuhan anti-pagan yang besar.
[63]
Akibatnya, budaya pagan Mesir
terus mengalami kejatuhan. Meskipun penduduk asli masih mampu menuturkan bahasa mereka, kemampuan untuk membaca hieroglif terus berkurang karena melemahnya peran pendeta kuil Mesir. Sementara itu, kuilkuil dialihfungsikan menjadi gereja, atau ditinggalkan begitu saja .
[64]
[sunting]Pemerintahan [sunting]Administrasi
dan ekonomi
dan perdagangan
Firaun biasanya digambarkan menggunakan simbol kebangsawanan dan kekuasaan.
Firaun adalah raja yang berkuasa penuh atas negara —setidaknya dalam teori—dan memegang kendali atas semua tanah dan sumber dayanya. Firaun juga merupakan komandan militer tertinggi dan kepala pemerintahan, yang bergantung pada birokrasi pejabat untuk mengurusi masalah-masalahnya. Yang bertanggung jawab terhadap masalah administrasi adalah orang kedua di kerjaan, sang wazir, yang juga berperan sebagai perwakilan raja yang mengkordinir survey tanah, kas negara, proyek pembangunan, sistem hukum, dan arsip-arsip kerajaan.[65] Di level regional, kerajaan dibagi menjadi 42 wilayah administratif yang disebut nome, yang masing-masing dipimpin oleh seorang nomark, yang bertanggung jawab kepada wazir. Kuil menjadi tulang punggung utama perekonomian yang berperan tidak hanya sebagai pusat pemujaan, namun juga berperan mengumpulkan dan menyimpan kekayaan negara dalam sebuah sistem lumbung dan perbendaharaan dengan meredistribusi biji-bijian dan barang-barang lainnya.
[66]
Sebagian besar perekonomian diatur secara ketat dari pusat. Bangsa Mesir Kuno belum mengenal uang koin hingga Periode Akhir sehingga mereka menggunakan sejenis uang barter[67] berupa karung beras dan beberapa deben (satuan berat yang setara dengan 91 gram) tembaga atau perak sebagai denominatornya.
[68]
Pekerja dibayar menggunakan biji-bijian; pekerja kasar biasanya hanya mendapat 5 karung
(200kg) biji-bijian per bulan sementara mandor bisa mencapai 7 karung (250kg) per bulan. Harga tidak berubah di seluruh wilayah negara dan biasanya dicatat utuk membantu perdagangan; misalnya kaus dihargai
5 deben tembaga sementara sapi bernilai 140 deben.
[68]
Pada abad ke 5 sebelum masehi, uang k oin mulai
dikenal di Mesir. Awalnya koin digunakan sebagai nilai standar dari logam mulia dibanding sebagai uang yang sebenarnya; baru beberapa abad kemudian uang koin mulai digunakan sebagai standar perdagangan.[69]
[sunting]Status
sosial
Masyarakat Mesir Kuno ketika itu sangat terstratifikasi dan status sosial yang dimiliki seseorang ditampilkan secara terang-terangan. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, namun demikian hasil pertanian dimiliki dan dikelolah oleh negara, kuil, atau keluarga ningrat yang memiliki tanah .[70] Petani juga dikenai pajak tenaga kerja dan dipaksa bekerja membuat irigasi atau proyek konstruksi menggunakan [71]
sistem corvée.
Seniman dan pengrajin memunyai status yang lebih tinggi dari petani, namun mereka juga
berada di bawah kendali negara, bekerja di toko-toko yang terletak di kuil dan dibayar langsung dari kas negara. Juru tulis dan pejabat menempati strata tertinggi di Mesir Kuno, dan biasa disebut "kelas kilt putih" karena menggunakan linen berwarna putih yang menandai status mereka.
[72]
Perbudakan telah dikenal, namun
bagaimana bentuknya belum jelas diketahui.[73] Mesir Kuno memandang pria dan wanita, dari kelas sosial apa pun kecuali budak, sama di mata [74]
hukum.
Baik pria maupun wanita memiliki hak untuk memiliki dan menjual properti, membuat kontrak,
menikah dan bercerai, serta melindungi diri mereka dari perceraian dengan menyetujui kontrak pernikahan, yang dapat menjatuhkan denda pada pasangannya bila terjadi perceraian. Dibandingkan bangsa lainnya di Yunani, Roma, dan bahkan tempat-tempat lainnya di dunia, wanita di Mesir Kuno memiliki kesempatan memilih dan meraih sukses yang lebih luas. Wanita seperti Hatshepsut dan Celopatra bahkan bisa menjadi firaun. Namun demikian, wanita di Mesir Kuno tidak dapat mengambil alih urusan administrasi dan jarang yang memiliki pendidikan dari rata-rata pria ketika itu .
[74]
Juru tulis adalah golongan elit dan terdidik. Mereka menghitung pajak, mencatat, dan bertanggung jawab untuk urusan administrasi.
[sunting]
Sistem hukum Sistem hukum di Mesir Kuno secara resmi dikepalai oleh firaun yang bertanggung jawab membuat peraturan, menciptakan keadilan, serta menjaga hukum dan k etentraman, sebuah konsep yang disebut masyarakat Mesir Kuno sebagai Ma'at.[65] Meskipun belum ada undang-undang hukum yang ditemukan, dokumen pengadilan menunjukkan bahwa hukum di Mesir Kuno dibuat berdasarkan pandangan umum tentang apa yang benar dan apa yang salah, serta menekankan cara untuk membuat kesepakatan dan menyelesaikan konflik. [74] Dewan sesepuh lokal, yang dikenal dengan nama Kenbet di Kerajaan Baru, bertanggung jawab mengurus persidangan yang hanya berkaitan dengan permasalahan-permasalahan kecil.
[65]
Kasus yang lebih besar
termasuk di antaranya pembunuhan, transaksi tanah dalam jumlah besar, dan pencurian makam diserahkan kepada Kenbet Besar yang dipimpin oleh wazir atau firaun. Penggugat dan tergugat diharapkan mewakili diri mereka sendiri dan diminta untuk bersumpah bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya. Dalam beberapa kasus, negara berperan baik sebagai jaksa dan hakim, serta berhak menyiksa terdakwa dengan pemukulan untuk mendapatkan pengakuan dan nama-nama lain yang bersalah. Tidak peduli apakah tuduhan itu sepele atau serius, juru tulis pengadilan mendokumentasikan keluhan, kesaksian, dan putusan kasus untuk referensi pada masa mendatang.
[75]
Hukuman untuk kejahatan ringan di antaranya pengenaan denda, pemukulan, mutilasi di bagian wajah, atau pengasingan, tergantung pada beratnya pelanggaran. Kejahatan serius s eperti pembunuhan dan perampokan makam dihukum oleh eksekusi berat, di antaranya pemenggalan leher, ditenggelamkan, atau ditusuk. Hukuman juga bisa diperluas ke keluarga penjahat.
[65]
Sejak pemerintahan Kerajaan Baru, oracle memiliki
peran penting dalam sistem hukum, baik pidana maupun perdata. Prosedurnya adalah dengan memberikan pertanyaan "ya" atau "tidak" kepada Tuhan terkait sebuah isu. Sang Tuhan, diwakili oleh sejumlah imam, memberi keputusan dengan memilih salah satu jawaban, melakukan gerakan maju atau mundur, atau menunjuk pada selembar papirus atau ostracon.[76]
[sunting]Pertanian
Relief yang menggambarkan pertanian di Mesir.
Kondisi geografi yang mendukung dan tanah di tepi sungai Nil yang subur membuat bangsa Mesir mampu memproduksi banyak makanan, dan menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya dalam pencapaian budaya, teknologi, dan artistik. Pengaturan tanah sangat penting di Mesir Kuno karena pajak dinilai berdasarkan jumlah tanah yang dimiliki seseorang.
[77]
Pertanian di Mesir sangat bergantung kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir mengenal tiga musim:Akhet (banjir), Peret (tanam), dan Shemu (panen). Musim banjir berlangsung dari Juni hingga September, menumpuk lanau kaya mineral yang ideal untuk pertanian di tepi sungai. Setelah banjir surut, musim tanam berlangsung dari Oktober hingga Februari. Petani membajak dan menanam bibit di ladang. Irigasi dibuat dengan parit dan kanal. Mesir hanya mendapat sedikit hujan, sehingga petani sangat bergantung dengan sungai Nil dalam pengairan tanaman.[78] Dari Maret hingga Mei, petani menggunakan sabit untuk memanen. Selanjutnya, hasil panen diirik untuk memisahkan jerami dari gandum. Proses penampianmenghilangkan sekam dari gandum, lalu gandum ditumbuk menjadi tepung, diseduh untuk membuat bir, atau disimpian untuk kegunaan lain.[79] Bangsa Mesir menanam gandum emmer dan jelai, serta beberama gandum sereal lain, sebagai bahan roti dan bir.
[80]
Tanaman-tanaman Flax ditanam dan diambil batangnya sebagai serat. Serat-serat tersebut dipisahkan
dan dipintal menjadi benang, yang selanjutnya digunakan untuk menenun linen dan membuat pakaian. Papirus ditanam untuk pembuatan kertas. Sayur-sayuran dan buah-buahan dikembangkan di petakpetak perkebunan, dekat dengan permukiman, dan berada di permukaan tinggi. Tanaman sayur dan buah tersebut harus diairi dengan tangan. Sayur-sayuran meliputi bawang perai, bawang putih, melon, squash , [81]
kacang, selada, dan tanaman-tanaman lain. Anggur juga ditanam untuk diolah menjadi wine.
Sennedjem membajak ladangnya dengan sepasang lembu, yang dimanfaatkan sebagai hewan pekerja dan sumber makanan.
[sunting]
Hewan Bangsa Mesir percaya bahwa hubungan yang seimbang antara manusia dengan hewan merupakan elemen yang penting dalam susunan kosmos; maka manusia, hewan, dan tumbuhan diyakini sebagai bagian dari suatu keseluruhan.[82] Hewan, baik yang didomestikasi maupun liar, merupakan sumber spiritualitas, persahabatan, dan rezeki bagi bangsa Mesir Kuno. Sapi adalah hewan ternak yang paling penting; pemerintah mengumpulkan pajak terhadap hewan ternak dalam s ensus-sensus reguler, dan ukuran ternak melambangkan martabat dan kepentingan pemiliknya. Selain sapi, bangsa Mesir Kuno menyimpan domba, kambing, dan babi. Unggas seperti bebek, angsa, dan merpati ditangkap dengan jaring dan dibesarkan di peternakan. Di peternakan, unggas-unggas tersebut dipaksa makan adonan agar semakin gemuk. [83] Sementara itu, di sungai Nil terdapat sumber daya ikan. Lebah-lebah juga didomestikasi dari masa Kerajaan Lama, dan hewan tersebut [84]
menghasilkan madu dan lilin.
Keledai dan lembu digunakan sebagai hewan pekerja. Hewan-hewan tersebut bertugas membajak ladang dan menginjak-injak bibit ke dalam tanah. Lembu-lembu yang gemuk dikorbankan dalam ritual persembahan.[83] Kuda-kuda dibawa oleh Hyksos pada Periode Menengah Kedua, sementara unta, meskipun sudah ada sejak periode Kerajaan Baru, tidak digunakan sebagai hewan pekerja hing ga Periode Akhir. Selain itu, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa gajah sempat dimanfaatkan pada Periode Akhir, tetapi ak hirnya dibuang karena kurangnya tanah untuk merumput.[83] Anjing, kucing, dan monyet menjadi hewan peliharaan, sementara hewan-hewan seperti singa yang diimpor dari jantung Afrika merupakan milik kerajaan. Herodotus mengamati bahwa bangsa Mesir adalah satu-satunya bangsa yang menyimpan hewan di rumah mereka.[82] Selama periode pradinasti dan akhir, pemujaan dewa d alam bentuk hewan menjadi sangat populer, seperti dewi kucing Bastet dan dewa ibis Thoth, sehingga hewan-hewan tersebut dibesarkan dalam jumlah besar untuk dikorbankan dalam ritual.[85]
[sunting]Sumber
daya alam
Mesir kaya akan batu bangunan dan dekoratif, bijih tembaga dan timah, emas, dan batu -batu semimulia. Kekayaan itu memungkinkan orang Mesir Kuno untuk membangun monumen, memahat patung, membuat alat-alat, dan perhiasan.
[86]
Pembalsem menggunakan garam dariWadi Natrun untuk mumifikasi, yang juga
menjadi sumber gypsum yang diperlukan untuk membuat plester.[87] Batuan yang mengandung bijih besi dapat ditemukan di wadi-wadi gurun timur dan Sinai yang kondisi alam yang tidak ramah. Membutuhkan ekspedisi besar (biasanya dikontrol negara) untuk mendapatkan sumber daya alam di sana. Terdapat sebuah tambang emas luas di Nubia, dan salah satu peta pertama yang ditemukan adalah peta sebuah tambang emas di wilayah ini. Wadi Hammamat adalah sumber penting granit, greywacke, dan emas. Rijang adalah mineral yang pertama kali dikumpulkan dan digunakan untuk membuat alat-alat, dan kapak Rijang adalah potongan awal yang membuktikan adanya habitat manusia d i lembah Sungai Nil. Nodul-nodul mineral secara hati-hati
dipipihkan untuk membuat bilah dan kepala panah dengan tingkat kekerasan dan daya tahan yang sedang, dan ini tetap bertahan bahkan setelah tembaga digunakan untuk tujuan tersebut.
[88]
[sunting]Perdagangan Orang Mesir kuno berdagang dengan negeri-negeri tetangga untuk memperoleh barang yang tidak ada di Mesir. Pada masa pra dinasti, mereka berdagang dengan Nubia untuk memperoleh emas dan dupa. Orang Mesir kuno juga berdagang dengan Palestina, dengan bukti adanya kendi minyak bergaya Palestina di pemakaman firaun Dinasti Pertama.[89] Koloni Mesir di Kanaan selatan juga berusia sedikit lebih tua dari dinasti [90]
pertama.
Firaun Narmer memproduksi tembikar Mesir di Kanaan, dan mengekspornya kembali ke Mesir.
[91]
Paling lambat dari masa Dinasti Kedua, Mesir kuno mendapatkan kayu berkualitas tinggi (yang tak dapat ditemui di Mesir) dari Byblos. Pada masa Dinasti Kelima, Mesir kuno dan Punt memperdagangkan emas, damar, eboni, gading, dan binatang liar seperti monyet.[92] Mesir bergantung pada Anatolia untuk memasok persediaan timah dan tembaga (keduanya merupakan bahan baku untuk membuat perunggu). Orang Mesir kuno juga menghargai batu biru lapis lazuli, yang harus diimpor dari Afganistan. Partner dagang Mesir di Laut Tengah meliputiYunani dan Kreta, yang menyediakan minyak zaitun (selain barang-barang lainnya).
[93]
Sebagai ganti impor bahan baku dan barang mewah, Mesir mengekspor gandum, emas, linen,
papirus, dan barang-barang jadi seperti kaca dan benda-benda batu.
[94]
[sunting]Bahasa [sunting]Perkembangan
historis
Bahasa Mesir adalah bahasa Afro-Asiatik yang berhubungan dekat dengan bahasa Berber dan Semit.[95] Bahasa ini memiliki sejarah bahasa terpanjang kedua (setelah Sumeria). Bahasa Mesir telah ditulis sejak 3200 SM dan sudah dituturkan sejak waktu yang lebih lama. Fase-fase pada bahasa Mesir Kuno adalah bahasa Mesir Lama, Pertengahan, Akhir, Demotik, dan Koptik.[96] Tulisan Mesir tidak menunjukkan perbedaan dialek sebelum Koptik, tetapi mungkin dituturkan dalam dilek-dialek regional di sekitar Memphis dan nantinya Thebes.
[sunting]Kesusasteraan
[97]
Papirus Edwin Smith (sekitar abad ke-16 SM) yang menggambarkan anatomi dan perawatan medis.
Tulisan pertama kali ditemukan di lingkungan kerajaan, terutama pada barang-barang di makam keluarga kerajaan. Pekerjaan menulis biasanya hanya diberikan kepada orang-orang tertentu yang juga menjalankan institusi Per Ankh atau Rumah Kehidupan, serta perpustakaan (disebut Rumah Buku), laboratorium, dan observatorium.
[98]
Karya-karya literatur yang terkenal sebagian ditulis dalam bahasa Mesir Klasik, yang terus
digunakan secara bahasa tertulis hingga sekitar tahun 1300 SM. Bahasa Mesir Akhir mulai digunakan mulai masa Kerajaan Baru sebagai mana direpresentasikan dalam dokumen administratifRamses, puisi dan kisah cinta, serta teks-teks Demotik dan Koptik. Selama periode ini, berkembang tradisi menulis autografi di makam. Genre ini dikenal sebagai Sebayt (instruksi ) dan dikembangkan sebagai usaha untuk menurunkan ajaran dan tuntunan bangsawan terkenal. Kisah Sinuhe yang ditulis dalam bahasa Mesir Pertengahan juga dapat dikategorikan sebagai literatur Mesir klasik.
[99]
Contoh lainnya adalah Instruksi Amenemope yang dianggap sebagai mahakarya dalam dunia literatur
timur tengah.
[100]
Di masa akhir Kerajaan Baru, Bahasa Mesir Akhir lebih banyak digunakan untuk menulis
seperti yang terlihat pada Cerita Wenamun dan Instruksi Any. Cerita Wenamun menceritakan kisah tentang bangsawan yang dirampok dalam perjalanannya untuk membeli cedar dari Lebanon dan perjuangannya kembali ke Mesir. Sejak 700 SM, cerita naratif dan instruksi, seperti mis alnya Instruksi Onchshesonqy, dan dokumen-dokumen bisnis ditulis dalam bahasa Demotik). Banyak cerita pada masa Yunani-Romawi juga dalam bahasa Demotik, dan biasanya memiliki setting pada masa-masa ketika Mesir merdeka di bawah [101]
kekuasaan Firaun agung seperti Ramses II.
[sunting]Tulisan Tulisan hieroglif terdiri dari sekitar 500 simbol. Sebuah hieroglif dapat mewakili kata atau suara. Simbol yang sama dapat menyajikan tujuan yang berbeda dalam konteks yang berbeda pula. Hieroglif adalah aksara resmi, digunakan pada monumen batu dan kuburan. Pada penulisan sehari hari, juru tulis membuat tulisan kursif, yang disebut keramat. Tulisan kursif ini lebih cepat dan mudah. Sementara hieroglif formal dapat dibaca dalam baris atau kolom di kedua arah (walaupun biasanya ditulis dari kanan ke kiri), aksara keramat selalu ditulis dari kanan ke kiri, biasanya pada baris horisontal. Sebuah bentuk baru penulisan, demotik, menjadi gaya penulisan umum, dan inilah bentuk tulisan -bersama dengan hieroglif formal - yang menyertai teks Yunani di Batu Rosetta. Sekitar abad ke-1 Masehi, aksara Koptik mulai digunakan bersama aksara demotik. Koptik adalah modifikasi abjad Yunani dengan penambahan beberapa tanda-tanda demotik.
[102]
Meskipun hieroglif formal digunakan
dalam acara seremonial hingga abad ke-4, menjelang akhir abad hanya segelintir kecil imam yang masih bisa membacanya. Akibat institusi keagamaan tradisional dibubarkan, pengetahuan tulisan hieroglif semakin [103]
menghilang. Usaha untuk mengartikannya muncul pada masa Bizantium
dan Islam di Mesir,
[104]
tetapi baru
pada tahun 1822, setelah penemuan batu Rosetta dan penelitian oleh Thomas Young dan Jean-François Champollion, hieroglif baru dapat diartikan.
[105]
[sunting]Budaya [sunting]Kehidupan
sehari-hari
Patung yang menggambarkan kegiatan masyarakat kecil Mesir Kuno.
Sebagian besar masyarakat Mesir Kuno bekerja sebagai petani. Kediaman mereka terbuat dar itanah liat yang didesain untuk menjaga udara tetap dingin di siang hari. Setiap rumah memiliki dapur dengan atap terbuka. Di dapur itu biasanya terdapat batu giling untuk menggiling tepung dan oven kecil untuk membuat roti .
[106]
Tembok
dicat warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan hiasan berupa linen yang diberi warna. Lantai ditutupi dengan tikar buluh dilengkapi dengan furnitur sederhana untuk duduk dan tidur.[107] Bangsa Mesir Kuno sangat menghargai penampilan dan kebersihan tubuh. Sebagian besar mandi di Sungai Nil dan menggunakan sabun yang terbuat dari lemak binatang dan kapur. Laki-laki bercukur untuk menjaga kebersihan, menggunakan minyak wangi dan salep untuk mengharumkan dan menyegarkan kulit.
[108]
Pakaian
dibuat dengan linen sederhana yang diberi warna putih, baik wanita maupun pria di kelas yang lebih elit menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik. Anak-anak tidak mengenakan pakaian hingga mereka dianggap dewasa, pada usia sekitar 12 tahun, dan pada usia ini laki-laki disunat dan dicukur. Ibu bertanggung jawab menjaga anaknya, sementara sang ayah bertugas mencari nafkah.[109] Musik dan tarian menjadi hiburan yang paling populer bagi mereka yang mampu membayar untuk melihatnya. Instrumen yang digunakan antara lain seruling dan harpa, juga instrumen yang mirip terompet juga digunakan. Pada masa Kerajaan Baru, bangsa Mesir memainkan bel, simbal, tamborine, dan drum serta mengimpor [110]
kecapi dan lira dari Asia.
Mereka juga menggunakan sistrum, instrumen musik yang biasa digunakan dalam
upacara keagamaan. Bangsa Mesir Kuno mengenal berbagai macam hiburan, permainan dan musik, salah satunya adalah Senet, permainan papan yang bidaknya digerakkan dalam urutan acak. Selain itu mereka juga mengenal mehen. Juggling dan permainan menggunakan bola juga sering dimainkan anak-anak, juga permainan gulat sebagaimana digambarkan dalam makam Beni Hasan. berburu dan berlayar untuk hiburan.
[111]
Orang-orang kaya di Mesir Kuno juga gemar
[sunting]Masakan Masakan Mesir cenderung tidak berubah selama berabad-abad; Masakan Mesir modern memiliki banyak persamaan dengan Masakan Mesir Kuno. Makanan sehari-hari biasanya mengandung roti dan bir, dengan lauk berupa sayuran seperti bawang merah dan bawang putih, serta buah-buahan berbentuk biji dan ara. Wine dan daging biasanya hanya disajikan pada perayaan tertentu, kecuali di kalangan orang kaya yang lebih sering menyantapnya. Ikan, daging, dan unggas dapat diasinkan atau dikeringkan, serta direbus atau dibakar. [112]
[sunting]Arsitektur
Kuil Edfu adalah salah satu hasil karya arsitektur bangsa Mesir Kuno.
Karya arsitektur bangsa Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain: Piramida Giza dan kuil di Thebes. Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk tujuan religius, sebagai bentuk peringatan, maupun untuk menunjukkan kekuasaan firaun. Bangsa Mesir Kuno mampu membangun struktur batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.
[113]
Kediaman baik untuk kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari bahan yang mudah hancur seperti batu bata dan kayu, karenanya tidak ada satu pun yang terisa saat ini. Kaum tani tinggal di rumah sederhana, di sisi lain, rumah kaum elit memiliki struktur yang rumit. Beberapa istana Kerajaan Baru yang tersisa, seperti yang terletak di Malkata dan Amarna, menunjukkan tembok dan lantai yang dipenuhi hiasan dengan gambar pemandangan yang indah.
[114]
Struktur penting seperti kuil atau makam dibuat dengan batu agar dapat
bertahan lama. Kuil-kuil tertua yang tersisa, seperti yang terletak di Giza, terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan lembaran atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru, arsitek menambahkan pilon, halaman terbuka, dan ruangan hypostyle; gaya ini bertahan hingga periode Yunani-Romawi.
[115]
Arsitektur makam tertua yang
berhasil ditemukan adalah mastaba, struktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata. Struktur ini biasanya dibangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat
.
[116]
[sunting]Seni
Patung dada Nefertiti, karyaThutmose, adalah salah satu mahakarya terkenal bangsa Mesir Kuno.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Seni Mesir Kuno Bangsa Mesir Kuno memproduksi seni untuk berbagai tujuan. Selama 3500 tahun, seniman mengikuti bentuk artistik dan ikonografi yang dikembangkan pada masa Kerajaan Lama. Aliran ini memiliki prinsip-prinsip ketat yang harus diikuti, mengakibatkan bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan terpengaruh aliran [117]
lain.
Standar artistik —garis-garis sederhana, bentuk, dan area warna yang datar dikombinasikan dengan
karakteristik figure yang tidak memiliki kedalaman spasial —menciptakan rasa keteraturan dan keseimbangan dalam komposisinya. Perpaduan antara teks dan gambar terjalin dengan indah baik di tembok makam dan kuil, peti mati, maupun patung.[118] Seniman Mesir Kuno dapat menggunakan batu dan kayu sebagai bahan dasar untuk memahat. Cat didapatkan dari mineral seperti bijih besi (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau), jelaga atau arang (hitam), dan batu kapur (putih). Cat dapat dicampur dengan gum arab sebagai pengikat dan ditekan (press ), disimpan untuk kemudian diberi air ketika hendak digunakan.
[119]
Firaun menggunakan relief untuk mencatat
kemenangan di pertempuran, dekrit kerajaan, atau peristiwa religius. Di masa Kerajaan Pertengahan, model kayu atau tanah liat yang menggambarkan kehidupan sehari-hari menjadi populer untuk ditambahkan di makam. Sebagai usaha menduplikasi aktivitas hidup di kehidupan setelah kematian, model ini diberi bentuk buruh, rumah, perahu, bahkan formasi militer.
[120]
Meskipun bentuknya hampir homogen, pada waktu tertentu gaya karya seni Mesir Kuno terkadang mengikuti perubahan kultural atau perilaku politik. Setelah invasi Hykos di Periode Pertengahan Kedua, seni dengan [121]
gaya Minoa ditemukan di Avaris.
Salah satu contoh perubahan gaya akibat adanya perubahan politik yang
menonjol adalah bentuk artistik yang dibuat pada masa Amarna: patung-patung disesuaikan dengan gaya
pemikiran religius Akhenaten. Gaya ini, yang dikenal sebagai seni Amarna, langsung diganti dan dibuah ke bentuk tradisional setelah kematian Akhenaten.
[sunting]Agama
[122]
dan kepercayaan
Buku Kematian adalah panduan perjalanan untuk kehidupan setelah kematian.
Kepercayaan terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian dipegang secara turun temurun. Kuil-kuil diisi oleh dewa-dewa yang memiliki kekuatan supernatural dan menjadi tempat untuk meminta perlindungan, namun dewa-dewa tidak selalu dilihat s ebagai sosok yang baik; orang mesir percaya dewa-dewa perlu diberi sesajen agar tidak mengeluarkan amarah. Struktur ini dapat berubah, tergantung siapa yang berkuasa ketika itu.
Patung Ka dipercaya dapat menjadi tempat bersemayam bagi mereka yang telah meninggal.
Dewa-dewa disembah dalam sebuah kuil yang dikelola oleh seorang imam. Di bagian tengah kuil biasanya terdapat patung dewa. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk publik, dan hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk disembah oleh masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di rumah masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari marabahaya.[123] Setelah Kerajaan Baru, peran firaun sebagai perantara spiritual mulai berkurang seiring dengan munculnya kebiasaan untuk memuja langsung tuhan, tanpa perantara. Di sisi lain, para imam
mengembangkan sistem ramalan (oracle ) untuk mengkomunikasikan langsung keinginan dewa kepada [124]
masyarakat.
Masyarakat mesir percaya bahwa setiap manusia terdiri dari bagian fisik dan spiritual. Selain badan, manusia [125]
juga memiliki šwt (bayangan), ba (kepribadian atau jiwa), ka (nyawa ), dan nama.
Jantung dipercaya
sebagai pusat dari pikiran dan emosi. Setelah kematian, aspek spiritual akan lepas dari tubuh dan dapat bergerak sesuka hati, namun mereka membutuhkan tubuh fisik mereka (atau dapat digantikan dengan patung) sebagai tempat untuk pulang. Tujuan utama mereka yang meninggal adalah menyatukan kembali ka dan ba dan menjadi "arwah yang diberkahi." Untuk mencapai kondisi itu, mereka yang mati akan diadili, jantung akan ditimbang dengan "bulu kejujuran." Jika pahalanya cukup, sang arwah diperbolehkan tetap tinggal di bumi dalam bentuk spiritual.
[126]
Makam firaun dipenuhi oleh harta karun dalam jumlah yang sangat besar, salah satunya adalah topeng emas dari mumiTutankhamun.
[sunting]Adat
pemakaman
Orang Mesir Kuno mempertahankan seperangkat adat pemakaman yang diyakini sebagai kebutuhan untuk menjamin keabadian setelah kematian. Berbagai kegiatan dalam adat ini adalah : proses mengawetkan tubuh melalui mumifikasi, upacara pemakaman, dan penguburan mayat bersama barang-barang yang akan digunakan oleh almarhum di akhirat. Sebelum periode Kerajaan Lama, tubuh mayat dimakamkan di dalam lubang gurun, cara ini secara alami akan mengawetkan tubuh mayat melalui proses pengeringan. Kegersangan dan kondisi gurun telah menjadi keuntungan sepanjang sejarah Mesir Kuno bagi kaum miskin yang tidak mampu mempersiapkan pemakaman sebagaimana halnya o rang kaya. Orang kaya mulai menguburkan orang mati di kuburan batu, akibatnya mereka memanfaatkan mumifikasi buatan, yaitu dengan mencabut organ internal, membungkus tubuh menggunakan kain, dan meletakkan mayat ke dalamsarkofagus berupa batu empat persegi panjang atau peti kayu. Pada permulaan dinasti keempat, beberapa bagian tubuh mulai diawetkan secara terpisah dalam toples kanopik.[127]
Anubis adalah dewa pada zaman mesir kuno yang dikaitkan dengan mumifikasi dan ritual pemakaman. Pada gambar ini ia sedang mendatangi seorang mumi.
Pada periode Kerajaan Baru, orang Mesir Kuno telah menyempurnakan seni mumifikasi. Teknik terbaik pengawetan mumi memakan waktu kurang lebih 70 hari lamanya, selama waktu tersebut secara bertahap dilakukan proses pengeluaran organ internal, pengeluaran otak melalui hidung, dan pengeringan tubuh menggunakan campuran garam yang disebut natron. Selanjutnya tubuh dibungkus menggunakan kain, pada setiap lapisan kain tersebut disisipkan jimat pelindung, mayat kemudian diletakkan pada peti mati yang disebut antropoid. Mumi periode akhir diletakkan pada laci besar cartonnage yang telah dicat. Praktik pengawetan mayat asli mulai menurun sejak zaman Ptolemeus dan Romawi, pada zaman ini masyarakat mesir kuno lebih menitikberatkan pada tampilan luar mumi.
[128]
Orang kaya Mesir dikuburkan dengan jumlah barang mewah yang lebih banyak. Tradisi penguburan barang mewah dan barang-barang sebagai bekal almarhum juga berlaku pada semua masyarakat tanpa memandang status sosial. Pada permulaan Kerajaan Baru, buku kematian ikut disertakan di kuburan, bersamaan dengan patung shabti yang dipercaya akan membantu pekerjaan mereka di akhirat.
[129]
Setelah pemakaman, kerabat
yang masih hidup diharapkan untuk sesekali membawa makanan ke makam dan mengucapkan doa atas nama almarhum.[130]
[sunting]Militer
Kereta perang Mesir.
Angkatan perang Mesir kuno bertanggung jawab untuk melindungi Mesir dari serangan asing, dan menjaga kekuasaan Mesir di Timur Dekat Kuno. Tentara Mesir kuno melindungi ekspedisi penambangan ke Sinai pada masa Kerajaan Lama, dan terlibat dalam perang saudara selama Periode Menengah Pertama dan Kedua. Angkatan perang Mesir juga bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan terhadap jalur perdagangan penting, seperti kota Buhen pada jalan menuju Nubia. Benteng-benteng juga didirikan, seperti benteng di Sile, yang merupakan basis operasi penting untuk melancarkan ekspedisi ke Levant. Pada masa Kerajaan Baru, firaun menggunakan angkatan perang Mesir untuk menyerang dan menaklukan Kerajaan Kush dan sebagian Levant.[131] Peralatan militer yang digunakan pada masa itu adalah panah, tombak, dan perisai berbahan dasar kerangka kayu dan kulit binatang. Pada masa Kerajaan Baru, angkatan perang mulai menggunakan kereta perang yang awalnya diperkenalkan oleh penyerang dari Hyksos. Senjata dan baju zirah terus berkembang setelah penggunaan perunggu: perisai dibuat dari kayu padat dengan gesper perunggu, ujung tombak dibuat dari perunggu, dan Khopesh (berasal dari tentara Asiatik) mulai digunakan.[132] Tentara direkrut dari penduduk biasa; namun, selama dan terutama sesudah masa Kerajaan Baru, tentara bayaran dari Nubia, Kush, dan Libya dibayar untuk membantu Mesir.[133]
[sunting]Teknologi,
pengobatan, dan matematika
[sunting]Teknologi Dalam bidang tekonologi, pengobatan, dan matematika, Mesir kuno telah mencapai standar yang relatif tinggi dan canggih pada masanya.Empirisme tradisional, sebagaimana dibuktikan oleh Papirus Edwin Smith dan Ebers (c. 1600 SM), ditemukan oleh bangsa Mesir. Bangsa Mesir kuno juga diketahui menciptakan alfabet dan sistem desimal mereka sendiri.
Salah satu peninggalan Mesir kuno yang bernilai seni tinggi.
[sunting]Tembikar
glasir bening dan kaca
Bahkan sebelum masa keemasan di bawah kekuasaan Kerajaan Lama, bangsa Mesir kuno telah mampu mengembangkan sebuah material kilap yang dikenal sebagai tembikar glasir bening, yang dianggap sebagai bahan artifisial yang cukup berharga. Tembikar glasir bening adalah keramik yang terbuat darisilika, sedikit kapur dan soda, serta bahan pewarna, biasanya tembaga.
[134]
Tembikar glasir bening digunakan untuk
membuat manik-manik, ubin, arca, dan lainnya. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menciptakan tembikar glasir bening, namun yang sering digunakan adalah menaruh bahan baku yang telah diolah menjadi pasta di atas tanah liat, kemudian membakarnya. Dengan teknik yang sama, bangsa Mesir kuno juga dapat memproduksi sebuah pigmen yang dikenal sebagai Egyptian Blue, yang diproduksi dengan menggabungkan silika, tembaga, kapur dan s ebuah alkali seperti natron.[135] Bangsa mesir kuno juga mampu membuat berbagai macam objek dari kaca, namun tidak jelas apakah mereka mengembangkan teknik itu sendiri atau bukan.
[136]
Tidak diketahui pula apakah mereka membuat bahan dasar
kaca sendiri atau mengimpornya, untuk kemudian dilelehkan dan dibentuk, namun mereka dipastikan memiliki kemampuan teknis untuk membuat objek dan menambahkan elemen mikro untuk mengontrol warna dari kaca tersebut. Banyak warna yang dapat mereka ciptakan, termasuk di antaranya kuning, merah, hijau, biru, ungu, putih, dan transparan.[137]
[sunting]Pengobatan
Prasasti yang menggambarkan alat-alat pengobatan Mesir kuno.
Permasalahan medis di Mesir kuno kebanyakan berasal dari kondisi lingkungan di sana. Hidup dan bekerja di dekat sungai Nil mengakibatkan mereka terancam penyakit seperti malaria dan parasit schistosomiasis, yang dapat mengakibatkan kerusakan hati dan dan pencernaan. Binatang berbahaya seperti buaya dan kuda nil juga menjadi ancaman. Cidera akibat pekerjaan yang sangat berat, terutama dalam bidang konstruksi dan
militer, juga sering terjadi. Kerikil dan pasir di tepung (muncul akibat proses pembuatan tepung yang belum [138]
canggih) merusak gigi, sehingga menyebabkan mereka mudah terserang abses.
Hidangan yang dimakan orang kaya di Mesir kuno biasanya mengandung banyak gula, yang mengakibatkan banyaknya penyakit periodontitis.
[139]
Meskipun di dinding-dinding makam kebanyakan orang kaya
digambarkan memiliki tubuh yang kurus, berat badan mumi mereka menunjukkan bahwa mereka hidup secara berlebihan. [140] Harapan hidup orang dewasa berkisar antara 35 tahun untuk laki-laki dan 30 tahun untuk [141]
wanita.
Tabib-tabib Mesir Kuno termasyhur dengan kemampuan pengobatan mereka dan beberapa, sepertiImhotep, tetap dikenang meskipun telah lama meninggal. [142] Herodotus mengatakan bahwa terdapat pembagian spesialisasi yang tinggi di antara tabib-tabib Mesir; misalnya beberapa tabib hanya mengobati permasalahan pada kepala atau perut, sementara yang lain hanya mengobati masalah mata atau gigi.
[143]
Pelatihan untuk
tabib terletak di Per Ankh atau institusi "Rumah Kehidupan," yang paling terkenal terletak di Per-Bastet semasa Kerajaan Baru dan di Abydos serta Saïs di Periode Akhir. Sebuah papirus medismenunjukkan bahwa bangsa Mesir memiliki pengetahuan empiris soal anatomi, luka, dan perawatannya .
[144]
Luka-luka dirawat dengan cara membungkusnya dengan daging mentah, linen putih, jahitan, jaring, blok, dan kain yang dilumuri madu untuk mencegah infeksi.[145] Mereka juga menggunakan opium untuk mengurangi rasa sakit. Bawang putih maupun merah dikonsumsi secara rutin untuk menjaga kesehatan dan dipercaya dapat mengurangi gejala asma. Ahli bedah mesir mampu menjahit luka, memperbaiki tulang yang patah, dan melakukan amputasi. Mereka juga mengetahui bahwa ada beberapa luka yang sangat serius sehingga yang dapat mereka lakukan hanyalah mebuat pasien merasa nyaman menjelang ajalnya.[146]
[sunting]Pembuatan
kapal
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pembuatan kapal Bangsa Mesir kuno telah tahu bagaimana merakit papan kayu menjadi lambung kapal sejak tahun 3000 [5]
SM. Archaeological Institute of America melaporkan
bahwa beberapa kapal tertua yang pernah ditemukan
berjenis kapal Abydos. Kapal-kapal yang ditemukan di Abydosini dibuat dari papan kayu yang "dijahit" menggunakan tali pengikat.
[147][5]
Awalnya kapal-kapal tersebut diperkirakan sebagai milik Firaun [147]
Khasekhemwy karena ditemukan dikubur bersama dan berada di dekat kamar mayat Firaun Khasekhemwy
namun penelitian menunjukkan bawa kapal-kapal itu lebih tua dari usia sang firaun, sehingga kini diperkirakan sebagai kapal milik firaun yang lebih terdahulu. Menurut profesor David O'Connor dari New York University, [147]
kapal-kapal itu kemungkinan merupakan kapal milik Firaun Aha.
Namun meskipun bangsa Mesir Kuno memiliki kemampuan untuk membuat kapal yang sangat besar dan mudah dikendalikan di atas sungai Nil, mereka tidak dikenal sebagai pelaut yang handal.
[sunting]Matematika
,
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Matematika Mesir Perhitungan matematika tertua yang ditemukan berasal dari periode Naqada, yang juga menunjukkan bahwa bangsa Mesir ketika itu telah mengembangkan sistem bilangan.[148] Nilai penting matematika bagi seorang intelektual kala itu digambarkan dalam sebuah surat fiksi dari zaman Kerajaan Baru. Pada surat itu, penulisnya mengusulkan untuk mengadakan kompetisi antara dirinya dan ilmuwan lain berkenaan masalah penghitungan sehari-hari seperti penghitungan tanah, tenaga kerja, dan padi.[149] Teks seperti Papirus Matematika Rhind danPapirus Matematika Moskwa menunjukkan bahwa bangsa Mesir Kuno dapat menghitung empat operasi matematika dasar — penambahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian — menggunakan pecahan, menghitung volume kubus dan piramid, serta menghitung luas kotak, segitiga, lingkaran, dan bola. [150]
Mereka memahami konsep dasar aljabar dan geometri, serta mampu memecahkan persamaan simultan.
⁄ 3
2
dalam hieroglif
Notasi matematika Mesir Kuno bersifat desimal (berbasis 10) dan didasarkan pada simbol-simbol hieroglif untuk tiap nilai perpangkatan 10 (1, 10, 100, 1000, 10000, 100000, 1000000) sampai dengan sejuta. Tiap-tiap simbol ini dapat ditulis sebanyak apapun sesuai dengan bilangan yang diinginkan; sehingga untuk menuliskan bilangan delapan puluh atau delapan ratus, simbol 10 atau 100 ditulis sebanyak delapan kali.
[151]
Karena
metode perhitungan mereka tidak dapat menghitung pecahan dengan pembilang lebih besar daripada satu, pecahan Mesir Kuno ditulis sebagai jumlah dari beberapa pecahan. Sebagai contohnya, pecahan dua per tiga (2/3) dibagi menjadi jumlah dari 1/3 + 1/15; proses ini dibantu oleh tabel nilai [pecahan] standar .
[152]
Beberapa
pecahan ditulis menggunakan glif khusus; nilai yang setara dengan 2/3 ditunjukkan oleh gambar di samping.[153] [154]
Matematikawan Mesir Kuno telah mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari teorema Pythagoras. juga dapat memperkirakan luas lingkaran dengan mengurangi satu per sembilan diameternya dan memangkatkan hasilnya:
2 [154][155]
yang hasilnya mendekati rumus πr .
[sunting]
Mereka
Peninggalan
Dr. Zahi Hawass, Sekretaris JenderalSupreme Council of Antiquities .
Budaya dan monumen Mesir kuno telah menjadi peninggalan sejarah yang abadi. Pemujaan terhadap [156]
dewi Isis, sebagai contoh, menjadi populer pada masa Kekaisaran Romawi.
Orang Romawi juga
mengimpor bahan bangunan dari Mesir untuk mendirikan struktur dengan gaya Mesir. Sejarawan seperti Herodotus, Strabo dan Diodorus Siculus mempelajari dan menulis tentang Mesir kuno yang kemudian dipandang sebagai tempat yang penuh misteri.
[157]
Di Abad Pertengahan dan Renaissance,
perkembangan budaya pagan Mesir mulai menurun seiring dengan berkembangnya agama Kristen dan Islam, namun ketertarikan terhadap budaya tersebut masih tersirat dalam karya -karya ilmuwan abad pertengahan, misalnya karya Dhul-Nun al-Misri dan al-Maqrizi.
[158]
Pada abad ke-17 dan 18, penjelajah dan turis Eropa membawa banyak barang antik dan menulis tentang kisah perjalanan mereka di Mesir, yang k emudian memancing terjadinya gelombangEgyptomania di Eropa. Ketertarikan tersebut mengakibatkan banyaknya kolektor Eropa yang membeli atau membawa barang-barang antik penting dari Mesir.
[159]
Meskipun penjajahan kolonialEropa terhadap mesir
mengakibatkan hancurnya benda-benda bersejarah, kehadiran bangsa Eropa juga dampak positif terhadap peninggalan Mesir kuno. Napoleon, misalnya, melakukan pembelajaran pertama mengenai Egiptologi ketika ia membawa 150 ilmuwan dan seniman untuk mempelajari dan mendokumentasi sejarah alam Mesir, yang kemudian dipublikasi dalam Description de l'Ėgypte.[160] Pada abad ke-20, pemerintah Mesir dan arkeolog mulai melakukan pengawasan terhadap kegiatan penggalian di Mesir dengan membentuk Supreme Council of Antiquities .
Bahasa Mesir Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa
Bahasa Mesir
r n km.t
Dituturkan di
Kepunahan bahasa
Mesir kuno
berkembang menjadi bahasa Demotik pada tahun 600 SM, ke Koptik pada tahun 200 M, dan telah punah (tidak diucapkan sebagai bahasa sehari-hari) pada abad ke-17. Hal ini dapat bertahan sebagai bahasa liturgis Gereja Katolik Koptik.
Afro-Asiatik Rumpun bahasa Bahasa Mesir Aksara
Hieroglif Mesir, hieroglif kursif , hieratik, demotik danKoptik (kemudian, kadang-kadang dalam huruf Arabterjemahan pemerintah) Kode-kode bahasa
ISO 639-1
Tidak ada
ISO 639-2
egy
ISO 639-3
either: egy – Bahasa
Mesir
cop – Bahasa
Koptik
Papirus Ebers merinci pengobatan asma.
Bahasa Mesir adalah bahasa Afro-Asia yang sangat erat hubungannya denganbahasa Berber, bahasa Semit, dan bahasa Beja. Bahasa ini bertahan sampaiabad ke-5 Masehi dalam bentuk bahasa Demotik dan sampai abad ke-17 Masehi dalam bentuk bahasa Koptik. Catatan tertulis dengan bahasa Mesir dari tahun3200 SM, membuatnya menjadi bahasa tertua yang ditulis. Bahasa nasionalMesir saat ini adalah bahasa Arab, yang menggantikan bahasa Koptik secara bertahap sebagai bahasa sehari-hari selama berabad-abad setelah penaklukan Islam atas Mesir. Koptik masih digunakan sebagai bahasa liturgi oleh Gereja Ortodoks Koptik dan Gereja Katolik Koptik, serta menjadi bahasa ibu untuk sejumlah orang.
[sunting]Misteri
Bahasa Mesir Kuno
Bahasa Mesir Kuno baru dapat dibaca di abad modern setelah ditemukannya sebuah prasasti perjanjian yang disebut dengan Batu Rosetta. Batu ini ditulis dengan bahasa Yunani Kuno, bahasa hieroglif, dan demotik. Bahasa demotik sendiri memiliki bentuk yang lebih sederhana dari hierogrif. Setelah Kerajaan Mesir Kuno runtuh, maka tidak ada yang dapat membaca huruf-huruf hieroglif, sehingga bahasa Mesir ini merupakan suatu "teka-teki" yang sulit dipecahkan. Sejak adanya batu Rosetta, sekarang bahasa Mesir kuno dapat dianalisa.
[sunting]Periodisasi Para ahli membagi bahasa Mesir ke dalam enam tahap:
Bahasa Mesir Kuno (sebelum 2600 SM)
Bahasa Mesir Lama (2600 SM – 2000 SM)
Bahasa Mesir Pertengahan (2000 SM – 1300 SM)
Bahasa Mesir Akhir (1300 SM – 700 SM)
Bahasa Mesir Demotik (abad ke-7 SM – abad ke-5 M)
Bahasa Koptik (abad ke-4 M – abad ke-17 M)
Bahasa Mesir Lama Bahasa Mesir Lama merupakan bahasa Mesir yang digunakan sejak tahun 2600 SM sampai tahun 2000 SM selama Kerajaan Lama danPeriode Menengah Pertama. Teks Piramida adalah contoh literatur tertulis terbesar pada masa bahasa ini. Dinding-dinding makam para bangsawan Mesir dari periode ini memuat tulisan autobiografi mengenai orang-orang tersebut. Salah satu cirinya adalah pelipat-tigaan ideogram, fon
Bahasa Mesir Pertengahan
Bahasa Mesir Pertengahan merupakan bentuk khusus dari bahasa Mesir yang digunakan sejak tahun 2000 SM sampai 1300 SM(setelah bahasa Mesir Lama dan sebelum bahasa Mesir Akhir). Walaupun telah berkembang menjadi bahasa Mesir Akhir sejak abad ke-14 SM, bahasa Mesir Pertengahan tetap digunakan sebagaibahasa baku sampai abad ke-4 M. Karena itu, bahasa ini adalah varian klasik dari bahasa Mesir yang secara historis menarik paling banyak perhatian dari Egyptologi Kemajuan pemahaman mengenai bahasa Mesir Pertengahan merupakan hasil usaha dari Adolf Erman dan "sekolah Berlin" miliknya. Erman juga menerbitkan tata bahasa Mesir Pertengahan pada tahun 1894, dilanjutkan pada tahun 1927 oleh karya besar Alan H. Gardiner. Sejak pertengahan abad ke-20, para Egyptologis menganggap bahwa pemahaman mereka mengenai bahasa Mesir Pertengahan telah lengkap, dan mulai berfokus pada bahasa Mesir Lama, tapi perdebatan mengenai tata bahasa Mesir Pertengahan akhirnya dihidupkan kembali oleh Hans J. Polotsky dan "teori standar"-nya sejak tahun 1944.
ogram, dan determinatif untuk menandakan bentuk jamak. Secara keseluruhan, bahasa ini tidak begitu berbeda dengan Bahasa Mesir Pertengahan.
Bahasa Mesir Akhir
Bahasa Mesir Akhir adalah tahapan bahasa Mesir yang mulai ditulis pada masa Kerajaan Mesir Baru sekitar periode Amarna. Bahasa ini dapat ditemui pada benda-benda religius dan literatur pendidikan, seperti cerita Wenamun dan "Perintah Ani". Perintah menjadi gaya sastra yang popular pada masa Kerajaan Mesir Baru, berbentuk nasihat bagi manusia untuk berkelakuan baik.
Bahasa ini juga merupakan bahasa dalam kegiatan pemerintahan Ramessida. Bahasa Mesir Akhir tidak sepenuhnya berbeda daribahasa Mesir Pertengahan. Bagaimanapun, perbedaan antara bahasa Mesir Pertengahan dan Akhir lebih besar dari perbedaan antara bahasa Mesir Pertengahan dan Lama. Bahasa ini juga merupakan contoh yang lebih baik daripada bahasa Mesir Pertengahan untuk disamakan dengan bahasa yang digunakan pada masa Kerajaan Mesir Baru dan seterusnya.
Bahasa Mesir Demotik
Replika tulisan Demotik pada Batu Rosetta
Demotik (dari δημοτικά dimotika ) menunjuk pada naskah Mesir Kuno yang berasal darihieratik bagian utara yang digunakan di Delta Sungai Nil, dan juga tahapan bahasa Mesir yang menyambung bahasa Mesir Akhir dan digantikan oleh bahasa Koptik. Istilah ini pertama kali digunakan oleh seorang ahli sejarah Yunani Herodotus untuk membedakannya dari naskah hieratik dan hieroglif. Berdasarkan sebuah konvensi, kata "Demotik" ditulis dengan diawali huruf besar untuk membedakannya dari bahasa demotik Yunani.
[sunting]Naskah Naskah Demotik dikenal oleh bangsa Mesir sebagai sš n šˁ.t "penulisan dokumen", yang disebut juga ἐπιστολογραυική "penulisan surat" oleh seorang sarjana abad ke-2 Clement dari Alexandria, sementara para sarjana barat sebelumnya pernah menyebutnya sebagaibahasa Mesir Enchorial . Naskah ini digunakan selama ribuan tahun, dan selama itu sejumlah tahap-tahap perkembangan bahasa berlangsung.
[sunting]Demotik
Awal
Demotik awal (sering disebut dengan istilah dalam bahasa Jerman dengan Frühdemotisch ) berkembang di Mesir Hilir selama bagian akhir pada dinasti kedua puluh lima, terutama sekali pada stele dari Serapeum di Saqqara. Masa ini tertanggal antara 650 dan 400 SM karena kebanyakan naskah yang ditulis dalam Demotik Awal berasal dari dinasti ke-26 dan periode Persia (dinasti ke-27). Setelah penyatuan kembali Mesir oleh Psametik I, Demotik mengganti Hieratik Abnormal di Mesir Hulu, terutama selama pemerintahan Amasisketika Demotik menjadi bahasa naskah resmi pemerintahan dan dokumen yang sah. Pada masa ini, Demotik hanya digunakan untuk naskah-naskah pemerintahan, dokumen, dan perniagaan, sementara hieroglif dan hieratik digunakan untuk naskah lain.
[sunting]Demotik
Pertengahan (Ptolemaic)
Demotik Pertengahan (sekitar 400 –30 SM) adalah tahap penulisan yang digunakan selama periode Ptolemaic. Sejak abad ke-4 SM dan seterusnya, Demotik memiliki status yang lebih tinggi, karena meningkatnya penggunaan Demotik dalam naskah sastra dan keagamaan. Pada akhir abad ke -3 SM, bahasa Yunani lebih berperan penting karena merupakan bahasa dalam pemerintahan negara tersebut.
[sunting]Demotik
Akhir (Romawi)
Sejak awal pemerintahan Romawi atas Mesir, Demotik semakin kurang digunakan dalam kehidupan masyarakat. Namun, sejumlah naskah sastra ditulis dalam De motik Akhir (sekitar 30 SM –452 M), terutama sejak abad ke-1 dan ke-2 M, walaupun jumlah keseluruhan naskah Demotik berkurang sangat pesat sampai akhir abad ke-2. Setelah itu, Demotik hanya digunakan untuk beberapa ostraca. Contoh naskah terakhir dengan menggunakan Demotik tertanggal 11 Desember 452 M, dan berisi sebuah grafiti di dinding kuil Isis diPhilae.
[sunting]Bahasa Demotik adalah varian akhir dari bahasa Mesir Akhir dan berbagi banyak dengan bahasa Koptik selanjutnya. Pada fase awal Demotik, seperti naskah yang ditulis dalam Demotik Awal, kemungkinan mewakili pengucapan idiom pada masa itu. Tetapi, karena penggunaan Demotik meningkat hanya untuk tujuan sastra dan keagamaan, bentuk penulisannya bercabang menjadi lebih banyak dari bentuk pengucapannya, menjadikan naskah Demotik Akhir berisi karakter palsu, sama seperti penggunaan Bahasa Mesir Pertengahan selama periode Ptolemaic.
Bahasa Koptik Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Koptik
Dituturkan di
Jumlah penutur
, Μετ Ρεμνχημι Met.Remnkhēmi
Mesir, Kanada, Australia,Amerika Serikat
300
[1][2][3]
Afro-Asiatik Rumpun bahasa Mesir
Aksara
Koptik
Alfabet Koptik Kode-kode bahasa
ISO 639-1
Tidak ada
ISO 639-2
cop
ISO 639-3
cop
Manuskrip Koptik abad ke-8
Koptik atau bahasa Mesir Koptik[4] (Met.Remenkīmi ) adalah tahap bahasa terakhir dari bahasa Mesir, sebuah bahasa Afro-Asia bagian utara yang digunakan di Mesir sampai setidaknya abad ke-17 M. Bahasa Mesir mulai ditulis dalam alfabet Yunani pada abad pertama M. Sistem penulisan terbaru adalah alfabet Koptik, adaptasi dari alfabet Yunani dengan tambahan enam sampai tujuh tanda dari bahasa Demotik untuk mewakili fonem bahasa Mesir yang tidak terdapat dalam bahasa Yunani. Beberapa perbedaan dialek Koptik diketahui, yang paling utama adalah Sahidic dan Bohairic . Dalam tahap perkembangan bahasa Mesir, Koptik dan Demotik cukup lekat dalam tata bahasanya dengan bahasa Mesir Akhir, yang telah ditulis dalam naskah hieroglif, tetapi sangat berbeda dalam penggambaran grafiknya. Koptik berkembang sebagai bahasa kesusasteraan sejak abad ke-2 sampai abad ke-13 SM, dan dialek Bohairic -nya tetap menjadi bahasa liturgisGereja Ortodoks Koptik Alexandria . Koptik digantikan oleh bahasa Mesir Arab sebagai bahasa sehari-hari sampai sekarang, walaupun beberapa usaha membangkitkan kembali bahasa ini telah berlangsung sejak abad kesembilan belas.
Piramida. Piramid atau piramida adalah konstruksi bangunan yang sudah digunakan sejak lama oleh bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya, digunakan sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan).
[sunting]Piramida
dalam sejarah
Bangunan Piramida di Giza, Mesir
Dalam sejarah konstruksi bangunan piramida digunakan sudah sejak lama. Bangsa bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya dikenal menggunakan bangunan piramida sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan) selain ada dugaan sebagai tempat penimbunan (gudang) pangan sejak zaman ketika persiapan menghadapi musim paceklik ataupun tempat penyimpanan harta. Beragam analisis tentang digunakannya konstruksi piramida. Ada yang menyebutnya sebagai bangunan warisan UFO dengan alasan terdapat bangunan mirip piramida ditemukan di Mars yang berada satu lintang derajat yang sama dengan lintang derajat di Bumi, ada pula yang mengatakan peninggalan peradabanAtlantis dan sebagian lagi mengatakan bahwa konstruksi piramida digunakan dengan alasan bahwa pada peradaban lampau, manusia mengalami kesulitan untuk membuat konstruksi kubah. Oleh karena itu digunakanlah konstruksi piramida untuk mempermudah. Konstruksi kubah sendiri baru digunakan pada masa Romawidengan konstruksi pelengkung pada bangunan betonnya dan Romawi Timur
[sunting]Bangunan
piramida dalam sejarah
1. Punden berundak-undak 2. Piramida Maya 3. Piramida Mesir
Piramida Mesir
Bangunan Piramida di Giza, Mesir
Piramida Mesir adalah sebutan untuk piramida yang terletak di Mesir yang dikenal sebagai "negeri piramida " sekalipun ditemukan situs piramida dalam jumlah besar di Semenanjung Yucatan yang merupakan pusat peradabanMaya. Di Mesir umumnya piramida digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kunoyang dikenal dengan nama firaun. Namun demikian, berabad abad lalu piramida sering digunakan sebagai sasaran penjarahan dan perampok makam karena para raja-raja membawa harta kekayaannya dan segala macam artefak guna di alam baka, sekalipun diberi perlindungan dengan semacam kutukan-kutukan untuk mencegahnya. Sehingga pada masa raja-raja mesir kuno berikutnya, makam raja-raja dan para bangsawan ditempatkan pada lembah yang tersembunyi seperti halnya makam Raja Tutankhamun yang ditemukan secara utuh dan lengkap. Piramida pun tidak dibuat sembarangan. Para insinyur Mesir kuno menghitung dulu jarak piramida dengan matahari, karena matahari adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan masyarakat Mesir kuno. Ilmuwan masa kini pun mengakui kehebatan mereka dalam membangun piramida yang termasuk tujuh keajaiban dunia ini. Waktu, harta, dan tenaga yang dikeluarkan demi pembangunan piramida pun luar biasa banyaknya. Pembangunan piramida membutuhkan waktu sekitar dua puluh tahun dan mempekerjakan lebih dari sepuluh ribu budak, dan banyak yang nyawanya melayang. Piramida terbesar berada di Giza.
[sunting]Lokasi
Piramida
Lokasi piramida di Mesir ditemukan di daerah 1. Giza atau Gizeh 2. Abu Simbel 3. Saqqara 4. Abusir
5. Giza 6.
7. 8. 9.
Kompleks Piramida Giza
10. Kawasan Giza atau El Giza atau dikenal juga Gizeh atau El Gizeh (Al Jizah) adalah kawasan yang terletak di daerah dekat Kairo (Mesir), piramida-piramida yang ditemukan disini adalah kategori terbesar dibandingkan dengan piramida yang ada di bumi
11.
[sunting]Jumlah
Piramida
12. 13. 14. Peta Giza
15. Piramida Giza atau piramida agung yang terbentang di hamparan padang pasir bersuhu lebih dari 35 derajat Celcius itu terdiri atas 3 Piramid besar plus satu buah Sphinx. Ketiga piramid itu adalah Khufu (Cheops), Khafre (Rakhaef /Chephren) dan Menkaure (Mycerinus) ditambah tiga piramida kecil. Masing masing dari piramid Cheops Chepren dan Mycerinus memiliki kesamaan Interior. Ada ruang raja, ruangan ratu, pintu terowongan(yang berdiameter satu seperempat meter dengan panjang 40 meter). kebanyakan penduduk pada abad tersebut terkenal sebagai petani. mereka memanfaatkan lembah sungai nil untuk dijadikan sebagai perairan mereka. 16.
17.
[sunting]Aneh
Tapi Nyata
18. 19. 20. Foto Satelit Kompleks Piramida Giza
21. Kompleks piramida Giza yang dibangun bangsa Mesir kuno sekitar 5000 tahun yang lalu memiliki luas area yang bisa disamakan antara jarak dari St Peter (Roma), Katedral Florence(Milan) sampai ke St. Paul (London). Diyakini pula kumpulan batu di Piramid Giza apabila disatukan bisa membuat tembok setinggi 3 meter dengan ketebalan 0,3 meter yang bisa melingkupi seluruh Perancis.
22. 23. 24. Peta Rasi Bintang Orion yang dijadikan pedoman komples piramida Giza
25. Jika dibandingkan dengan Empire State Building di New York, piramida atau piramid ini lebih besar 30 kali lipat dan bahkan bisa terlihat dari bulan. Sementara bangsa Mesir Kuno sendiri membangunnya dalam waktu 30 tahun. Belum lagi dari cara memindahkan batu batuan dan menyusunnya menjadi piramida yang tinggi (ada yang mengatakan membuat struktur lereng atau ulir seperti pada skrup yang kemudian dikapur dengan batu kapur pada lapisan luar. Ada pula yang menyebutkan bahwa batu batu tersebut adalah hasil pengecoran), konstruksi yang akurat serta titik berat pusat benda. Sehingga seperti yang diutarakan sebelumnya ada yang menyebutkan bahwa Piramida dibangun oleh UFO dengan mengkaitkannya dengan potretpiramida di Mars. Ada lagi yang berspekulasi bahwa piramida dibangun oleh manusia masa datang yang terdampar di masa lalu. Ada pula piramida
berhubungan dengan rasi gugus bintang Orion ditinjau dari letak katiga piramida Giza dan Piramida Maya pun diyakini memiliki letak dan posisi yang sama berdasarkan gugus rasi bintang Orion. Selain itu diyakini pula ada ruangan di bawah Sphinx (yang dinamakan Hall off Records ) yang merupakan kunci rahasia menuju Zep Tepi yakni suatu zaman keemasan masa lampau ketika Piramid Giza ini di buat.
26. 27. 28. Denah Piramida Giza
29. Menurut penelitian dari Ilmuwan dan Arkeologi, bahan baku pembuatan piramida diambil dari beberapa tempat. Misalnya batu kapur dari Tura, granit dari Aswan, tembaga dari Sinai dankayu untuk peti dari Libanon yang kesemuanya diangkut melalui Sungai Nil. Kemudian buruh-buruh pekerja ratarata meninggal pada usia muda di antara 30 tahun karena mengalami cedera tulang belakang karena membawa beban yang sangat berat. Kemudian terungkap pula terdapat cara pertolongan gawat darurat bagi buruh yang cedera.
Abu Simbel Monumen Nubia dari Abu Simbel sampaiPhilae* Situs Warisan Dunia UNESCO
Negara Peserta
Mesir
Tipe
Kebudayaan
Kriteria
I, III, VI
Referensi
88
Wilayah †
Negara Arab
Sejarah prasasti Prasasti resmi
1979 (sesi Ke-3)
* Nama resmi dalam Daftar Warisan Dunia. † Menurut klasifikasi resmi UNESCO.
30. Abu Simbel (yang bahasa Arab س ن ب ل وatau sebuah situs arkeologi yang terdiri س م ب ل أ ب ب )وadalah أ dari dua kuil batu di selatan Mesir tepatnya di ujung Danau Nasser atau sejauh 290 kilometer baratdaya kota Aswan. Saat ini Abu Simbel adalah Situs Warisan Dunia UNESCO yang masuk bagian ke dalam Markah tanah Nubia, yang melingkupi dari Abu Simbel sampai ke Philae. 31. Kuil ini sebenarnya dipahat dari tebing batu pasir saat Firaun Ramses II masih berkuasa pada sekitar [1]
tahun 1250 SM,
sebagai markah tanah terakhir untuknya dan istrinya Nefertari, untuk memperingati
kemenangannya padaPertempuran Kadesh, dan untuk menakuti tetangga Nubia.
32. Bagian dalam dari kuil besar (disebut juga Kuil Ramses II)) memiliki ketinggian yang menjulang hingga lebih dari 55 m (sekitar 180 kaki) dan terdiri dari serangkaian aula dan ruangan yang mengarah kepada pusat dari kuil.[1] Kuil ini diperuntukkan Firaun Ramses II bagi para dewa utama [1]
dari Heliopolis,Memphis, dan Thebes.
Struktur dari kuil ini dibuat sedemikan rupa sehingga cahaya
dari matahari terbit dapat menerangi patung dari 3 dewa dan Firaun Ramses II di bagian pusat dan terdalam kuil. Kuil kecil (disebut juga Kuil Nefertari) diperuntukkan Firaun Ramses II bagi ratu yang [1]
juga istrinya, Nefertari, dan dewi Hathor.
33. Di bagian depan dari kuil besar terdapat 4 patung duduk Firaun Ramses II, dengan tinggi masingmasing lebih dari 20 m (sekitar 65 kaki).[1] Sedangkan patung-patung lebih kecil dari Firaun Ramses II, Nefertari, dan anak mereka menghiasi bagian depan dari kuil kecil. Terdapat sejumlah prasasti dan relief di kuil besar, sebagian menampilkan fitur sejarah yang tidak biasa. Serangkaian relief melukiskan pertempuran antara bangsa Mesir dengan Bangsa Hittite di Kaldesh. Dua dari patung duduk Firaun Ramses II memiliki prasasti dalambahasa Yunani yang berasal dari Abad 6 SM.[1] Prasasti-prasasti yang ditulis oleh tentara bayaran Yunani merupakan salah satu prasasti Yunani tertua.[1] 34. Abu Simbel, monumen terpenting bagi Nubia kuno, tidak diketahui keberadaannya oleh dunia barat hingga 1812, ketika kuil tersebut ditemukan oleh penjelajah Swiss Johann Ludwig Burckhardt (17841817).[1] Pada 1964 proyek internasional untuk menyelamatkan Abu Simbel dari peluapan Danau Nasser yang merupakan waduk bagi Bendungan Aswan dimulai.
[1]
Bagian-bagian dari kuil tersebut
dipisahkan, dan pada tahun 1968 dirangkai kembali di situs baru yang terletak 64 m (210 kaki) di atas sungai.[1]
35.
Saqqara
36. 37. 38. Pemandangan nekropolis Saqqara, meliputi Piramid bertangga Djoser (tengah). Gundukan sebelah kiri jauh adalah Piramid Unas; di kanannya adalah Piramid Userkaf.
39. Saqqara, Sakkara, Saqqarah (Arab: ةراقس) adalah sebuah situs pemakaman Mesir Kuno yang terletak di Mesir. Di situs ini terdapat sebuah piramid bertanggatertua di dunia ( 31.216381° BT ). Letak Saqqara sekitar 30 km selatan kota Kairo.
29.871264° LU
Firaun
Firaun sering digambarkan menggunakan semacam kerudung Nemes dan sebuah kilt(rok pendek) dengan banyak hiasan.
Daftar Dinasti pada zaman Mesir Kuno Periode Predinastik Periode Protodinastik Periode Dinasti Awal
ke-1 ke-2 Kerajaan Lama
ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Periode Menengah Pertama
ke-7 ke-8 ke-9 ke-10 ke-11 (hanya Thebes) Kerajaan Pertengahan
ke-11 (seluruh Mesir)
ke-12 ke-13 ke-14 Periode Menengah Kedua
ke-15 ke-16 ke-17 Kerajaan Baru
ke-18 ke-19 ke-20 Periode Menengah Ketiga
ke-21 ke-22 ke-23 ke-24 ke-25 Periode Akhir
ke-26 ke-27 (Periode Persia Pertama) ke-28 ke-29 ke-30 ke-31 (Periode Persia Kedua) Periode Yunani-Romawi
Alexander Agung Dinasti Ptolemeus Mesir Romawi Serbuan Arab
Fir'aun (Arab: نوعرف Firʻawn) adalah gelar yang dalam diskusi dunia modern digunakan untuk seluruh penguasa Mesir kuno dari semua periode.
[1]
Dahulu, gelar ini mulai digunakan untuk penguasa yang
merupakan pemimpin keagamaan dan politik kesatuan Mesir kuno, hanya selama Kerajaan Baru, secara spesifik, selama pertengahan dinasti kedelapanbelas. Untuk penyederhanaan, terdapat kesepakatan umum di antara penulis modern untuk menggunakan istilah ini untuk merujuk penguasa Mesir semua periode. Firaun juga mengaku sebagai Tuhan. Ketika wafat, Firaun dimakamkan bersama harta bendanya di makam berhias hieroglif, jenasahnya diawetkan dengan ramuan khusus, minyak dan garam, kemudian dibungkus dengan kain kedap udara yang diikat. Karena Firaun dianggap sebagai wakil bangsa Mesir dihadapan para dewa, kedamaiannya di dalam kehidupan di alam baka merupakan harapan semua anggota masyarakat.
Etimologi Firaun diyakini berasal dari kata Pharao . Sedangkan kata firaun dalam bahasa Indonesia adalah bentuk dalam bahasa Arab dari kata ini. Akhirnya kata ini berasal dari bahasa MesirPr-Aa yang artinya adalah "Rumah Besar". Pertama-pertama ini adalah istilah untuk istana kerajaan, tetapi lama-lama artinya adalah penghuni istana ini, yaitu sang raja.
[sunting]Gelar
firaun
Asal mula gelar Firaun terjadi pada masa awal-awal perkembangan masyarakat lembah Sungai Nil yang sangat subur yang bercorak pertanian. Untuk pengairan, masyarakat mesir kuno pada awalnya mengandalkan musim banjir dan kemudian dilengkapi dengan irigasi teknis pada masa-masa berikutnya. Karena tanah dan batas-batas tanah sangat penting dalam struktur masyarakat mesir kuno saat itu, maka diangkatlah tokoh masyarakat yang dihormati untuk mengatur batas-batas tanah dan segala hal yang menyangkut tata kehidupan masyarakat. Tetua masyarakat itu diberi gelar pharao (firaun) yang karena berkembangnya sistem kemasyarakatan dan negara, Pharao ini diangkat menjadi raja yang pada masa itu sebagai pemimpin negara dan pemimpin keagamaan. Pada awal perkembangannya, masyarakat Mesir kuno terbagi atas Mesir hulu dan Mesir hilir yang memiliki firaun dan lambang mahkota sendiri sendiri. Raja Menes dari Thebes akhirnya menyatukan kedua daerah menjadi satu kesatuan kekuasaan. Mahkota yang digunakan adalah mahkota rangkap
Daftar raja Mesir kuno Berikut adalah daftar raja dan firaun Mesir kuno, dari periode awal sebelum 3000 SM sampai akhir dinasti Ptolemeus ketika Mesir menjadi salah satu provinsi Roma di bawah pemerintahan Augustus Caesar pada 30 SM. Tanggal-tanggal yang dicantumkan adalah perkiraan.
]Periode
Kuno
[sunting]Dinasti
awal: Mesir hilir
Nama
Keterangan
Tahun
Tiu
—
?
Thesh
—
?
Hsekiu
—
?
Wazner
—
c. 3100 SM?
[sunting]Dinasti Nama
awal: Mesir hulu Keterangan
Tahun
Serket I
—
c. 3200 SM?
Iry-Hor
—
c. 3150 SM?
Ka
—
c. 3100 SM
King Scorpion
—
c. 3100 SM
Narmer
—
c. 3100 SM
[sunting]Dinasti
pertama
Nama
Keterangan
Tahun
Menes
—
?
Hor-Aha
—
c. 3050 SM
Djer
—
41 tahun
Merneith
—
—
Djet
—
23 tahun
Den
—
14 sampai 20 tahun
Anedjib
—
10 tahun
Semerkhet
—
9 tahun
Qa'a
2916? – 2890
—
[sunting]Dinasti
kedua
Nama
Keterangan
Tahun
Hotepsekhemwy
—
2890 – ?
Raneb
—
39 tahun
Nynetjer
—
40 tahun
Wneg
—
8 tahun
Senedj
—
20 tahun
Seth-Peribsen
—
17 tahun
Sekhemib-Perenmaat
—
?
Khasekhemwy
[sunting]Kerajaan [sunting]Dinasti
17 sampai 18 tahun
? – 2686 SM
Lama
ketiga
Nama
Keterangan
Tahun
Sanakhte
—
2686-2668
Djoser
—
2668 – 2649
Sekhemkhet
—
2649 – 2643
Khaba
—
2643 – 2637
Huni
—
2637 – 2613
[sunting]Dinasi
keempat
Nomen (Praenomen)
Keterangan
Tahun
Sneferu
—
2613 – 2589
Khufu
—
2589 – 2566
Djedefra (Radjedef)
—
2566 – 2558
Khafra
—
2558 – 2532
Menkaura
—
2532 – 2503
Shepseskaf
—
2503 – 2498
[sunting]Dinasti
kelima
Nama
Keterangan
Tahun
Userkaf
—
2498 – 2491
Sahure
—
2487 – 2477
Neferirkare Kakai
—
2477 – 2467
Shepseskare Isi
—
2467 – 2460
Neferefre
—
2460 – 2453
Nyuserre Ini
—
2453 – 2422
Menkauhor Kaiu
—
2422 – 2414
Djedkare Isesi
—
2414 – 2375
Unas
—
2375 – 2345
[sunting]Dinasti
keenam
Nama
Keterangan
Tahun
Teti
—
2345 – 2333
Userkare
—
2333 – 2332
Pepi I Meryre
—
2332 – 2283
Merenre Nemtyemsaf I
—
2283 – 2278
Pepi II Neferkare
—
2278 – 2184
Merenre Nemtyemsaf II
—
2184
Nitiqret
—
2184 – 2181
[sunting]Periode [sunting]Dinasti
Menengah pertama
ketujuh dan kedelapan (digabung)
Nama
Keterangan
Neferkara I
-
Neferkara Nebi
-
Djedkara Shemai
-
Neferkara Khendu
-
Neferkamin Seneferka
-
Nikara
-
Neferkara Tereru
-
Neferkahor
-
Neferkara Pepyseneb
-
Neferkamin Anu
-
Qakare Ibi
-
Neferkara II
-
Neferkawhor Khuwihap
-
Neferirkara
-
[sunting]Dinasti
kesembilan
Tahun
Nama
Keterangan
Tahun
Meryibre Khety (Achthoes I)
-
2160 – ?
Meribre Khety II
-
?
Neferkare III
-
?
Nebkaure (Acthoes II)
-
?
Setut
-
?
Wakhare Khety I
-
?
Merykare
-
?
Wankhare Khety II
-
?
Menethoupe I
-
?
Wankhare Khety III
-
?
Khety II
-
?
Khety II's daughter
-
?
Merikare's daughter
-
? – 2130
[sunting]Dinasti Nama
kesepuluh Keterangan
Tahun
Meryhathor
—
2130 – ?
Neferkare IV
—
?
Wankare (Acthoes III)
—
?
Merykare
—
?
—
—
? – 2040
[sunting]Dinasti
kesebelas
Nama
Keterangan
Tahun
Intef I
—
2134 – 2117
Intef II
—
2117 – 2069
Intef III
—
2069 – 2060
Nebhetepre Mentuhotep I
—
2060 – 2010
Sankhkare Mentuhotep II
—
2010 – 1998
Nebtawyre Mentuhotep III
—
1997 – 1991
[sunting]Kerajaan Pertengahan [sunting]Dinasti Nama
keduabelas Keterangan
Tahun
Amenemhat I
—
1991 – 1962
Senusret I (Sesostris I)
—
1971 – 1926
Amenemhat II
—
1929 – 1895
Senusret II (Sesostris II)
—
1897 – 1878
Senusret III (Sesostris III)
—
1878 – 1860
Amenemhat III
—
1860 – 1815
Amenemhat IV
—
1815 – 1807
Sobekneferu
firaun wanita
1807 – 1803
[sunting]Periode [sunting]Dinasti
Menengah kedua
ketigabelas
Nama
Keterangan
Tahun
Sekhemre Khutawy Sobekhotep orWegaf
—
1803 – 1799 4 tahun
Sekhemkare
—
—
Amenemhat
—
1795 – 1792
Sehetepre
—
? – 1790
Iufni
—
?
Seankhibre
—
?
Semenkare
—
?
Sehetepre
—
?
Sewadjkare
—
?
Nedjemibre
7 bulan
?
Sobekhotep I
—
?
Renseneb
4 bulan
c. 1775
Hor
—
c. 1775
Sedjefakare
c. 5 sampai 7 tahun.
Sekhemre Khutawy Sobekhotep
c. 1767
Khendjer
Minimum 4 tahun 3 bulan
c. 1765
Imyremeshaw
—
?
Antef V
—
?
Sobekhotep III
4 tahun 2 bulan
c. 1755
Neferhotep I
11 tahun
1751 – 1740
Sobekhotep IV
10 atau 11 tahun
1740 – 1730
Sobekhotep V
—
c. 1730
Wahibre Ibiau
10 tahun 8 bulan
c. 1725 – 1714
Merneferre Ai
23 tahun 8 bulan
c. 1714 – 1691
Merhetepre Ini
2 tahun 2 bulan
?
Seankhenre Sewadtjew
—
?
Mersekhemre Ined
—
?
Sewadjkare Hori
—
?
[sunting]Dinasti
keempatbelas
Nama
Keterangan
Tahun
Nehesy
-
c. 1705
Khakherewre ?
-
?
Nebefawre
-
c. 1704
Sehebre ?
-
?
Merdjefare
-
c. 1699
Sewadjkare ?
-
?
Nebdjefare
-
c. 1694
Webenre ?
-
?
?
-
?
— djefare ?
-
?
— webenre
-
c. 1690
[sunting]Dinasti
kelimabelas
Nama
Keterangan
Tahun
Sheshi
—
1674- ?
Yakubher
-
?
Khyan
-
30-40 tahun
Apepi I
-
40 tahun atau lebih
Khamudy
-
? -1535
[sunting]Dinasti
keenambelas
Nomen (Praenomen)
Keterangan
Tahun
Djehuty (Sekhemresementawy)
–
3 tahun
Sobekhotep VIII(Sekhemresewosertawy)
–
16 tahun
Neferhotep III(Sekhemresankhtawy)
–
1 tahun
Mentuhotepi (Sankhenra)
–
1 tahun
Nebiryraw I (Sewadjenra)
–
26 tahun
Nebiryraw II
–
3 bulan?
– (Semenra)
–
1 tahun?
Bebiankh (Sewoserenra)
–
12 tahun
– (Sekhemreshedwaset)
–
3 bulan?
[sunting]Dinasti
ketujuhbelas
Nama
Keterangan
Tahun
Rahotep Sekhemrewahkhaw
-
1650- ?
Intef V the Elder
-
3 tahun
Antef VI Sekhemrewepmaat
-
?
Antef VII Nubkheperre
-
Intef VIII Sekhemreherhermaat
-
-
Sobekemsaf IISekhemrewadjkhaw
-
-
Thuty
-
1 tahun
Mentuhotep VI
-
1 tahun
Nebiryerawet I
-
6 tahun
Nebiryerawet II
-
?
Semenmedjatre
-
?
Seuserenre
-
12 tahun
Shedwast
-
?
Intef VII
-
3 tahun atau lebih
Tao I the Elder (ie: Senakhtenre)
-
c. 1558
Tao II the Brave
-
c. 1558-1554
Kamose
-
1554-1549
[sunting]Kerajaan [sunting]Dinasti
Baru
kedelapanbelas
Nama
Keterangan
Tahun
Ahmose I, Ahmosis I
-
1550-1525
Amenhotep I
-
1525-1504
Thutmose I
-
1504-1492
Thutmose II
-
1492-1479
Thutmose III
-
1479-1425
Hatshepsut
firaun wanita
1473-1458
Amenhotep II
-
1427-1400
Thutmose IV
-
1400-1390
Amenhotep III
-
1390-1352
Amenhotep IV /Akhenaten
-
1352-1336
Smenkhkare
-
1338-1336
Tutankhamun
-
1336-1327
Kheperkheprure Ay
-
1327-1323
Horemheb
mantan jendral dan penasehat Tutankhamun
1323-1295
[sunting]Dinasti
kesembilanbelas
Nama
Keterangan
Tahun
Ramesses I
-
1295-1294
Seti I
-
1294-1279
Ramesses II the Great
-
1279-1213
Merneptah/Mineptah
-
1213-1203
Amenemses
-
1203-1200
Seti II
-
1200-1194
Merneptah Siptah
-
1194-1188
Twosret
firaun wanita
1188-1186
[sunting]Dinasti
keduapuluh
Nama
Keterangan
Tahun
Setnakhte
-
1186-1183
Ramesses III
-
1183-1152
Ramesses IV
-
1152-1146
Ramesses V
-
1146-1142
Ramesses VI
-
1142-1134
Ramesses VII
-
1134-1126
Ramesses VIII
-
1126-1124
Ramesses IX
-
1124-1106
Ramesses X
-
1106-1102
Ramesses XI
-
1102-1069
[sunting]Periode [sunting]Dinasti
Menengah ketiga
keduapuluhsatu
Nama
Keterangan
Tahun
Nesbanebdjed I
-
1069-1043
Amenemnisu
-
1043-1039
Psusennes I
-
1039-991
Amenemope
-
993-984
Osorkon the Elder
- *( Osochor )
984-978
Siamun
-
978-959
Psusennes II
-
959-945
[sunting]Dinasti
keduapuluhdua
Nama
Keterangan
Tahun
Shoshenq I
-
945-924
Osorkon I
-
924-889
Shoshenq II
-
890-890/889
Takelot I
-
889-874
Harsiese
-
875-862
Osorkon II
-
874-834
Shoshenq III
-
834-795
Shoshenq IV
-
795-782
Pami
-
782-776
Shoshenq V
-
776-740
Osorkon IV
-
740-720
[sunting]Dinasti
keduapuluhtiga
Nama
Keterangan
Tahun
Takelot II
-
837-813
Pedubast
-
826-801
Iuput I
-
812-811
Shoshenq VI
-
801-795
Osorkon III
-
795-767
Takelot III
-
773-765
Rudamun
-
765-762
Iuput II
-
762-728
[sunting]Libu Nama
Keterangan
Tahun
Inamunnifnebu
-
805-795
?
-
795-780
Niumateped
-
780-755
Titaru
-
763-755
Ker
-
755-750
Rudamon
-
750-745
Ankhor
-
745-736
Tefnakht
-
736-732
[sunting]Dinasti
keduapuluhempat
Nama
Tefnakhte
Keterangan
-
Tahun
732-725
Bakenrenef (Bocchoris)
[sunting]Periode [sunting]Dinasti
-
725-720
akhir
keduapuluhlima
Nama
Keterangan
Tahun
Piye
-
752-721
Shabaka
-
721-707
Shebitku
-
707-690
Taharqa
-
690-664
Tantamani
-
664-656
[sunting]Dinasti
keduapuluhenam
Nama
Comment
Tahun
Necho I
-
672 – 664 SM
Psamtik I
-
664 – 610 SM
Necho II
-
610 – 595 SM
Psamtik II
-
595 – 589 SM
Wahibre
-
589 – 570 SM
Ahmose II
-
570 – 526 SM
Psammetichus III
-
526 – 525 SM
[sunting]Dinasti
keduapuluhtujuh
Nama
Keterangan
Tahun
Cambyses II
-
525 – 521 SM
Smerdis Perampas Kuasa
-
522 – 521 SM
Darius I yang Agung
-
521 – 486 SM
Xerxes Agung
-
486 – 465 SM
Artabanus sang Hirkania
-
465 – 464 SM
Artaxerxes I Panjang Tangan
-
464 – 424 SM
Xerxes II
-
424 – 423 SM
Sogdianus
-
424 – 423 SM
Darius II
424 – 404 SM
[sunting]Dinasti
keduapuluhdelapan
Nama
Amyrtaeus
[sunting]Dinasti
Keterangan
-
keduapuluhsembilan
Tahun
404 – 398 SM
Nama
Keterangan
Tahun
Nefaarud I
-
398 – 393 SM
Psammuthes
-
393 SM
Hakor (Achoris)
-
393 – 380 SM
Nefaarud II
-
380 SM
[sunting]Dinasti
ketigapuluh
Nama
Keterangan
Tahun
Nectanebo I
-
380 – 362 SM
Teos dari Mesir
-
362 – 360 SM
Nectanebo II
-
360 – 343 SM
[sunting]Dinasti
ketigapuluhsatu
Nama
Keterangan
Tahun
Artaxerxes III
-
343 – 338 SM
Artaxerxes IV Arses
-
338 – 336 SM
Khabbabash
-
338 – 335 SM
Darius III Codomannus
-
336 – 332 SM
[sunting]Dinasti
Argead
Nama
Keterangan
Tahun
Alexander Agung
Macedonia menguasai Persia dan Egypt
332 – 323 SM
Philip III Arrhidaeus
-
323 – 317 SM
Alexander IV dari Masedon
-
317 – 309 SM
[sunting]Dinasti
Ptolemeus
Nama
Keterangan
Tahun
Ptolemeus I Soter
turun tahta pada 285 SM; wafat pada 283 SM
305 – 285 SM
Berenisius I
istri Ptolemy I
?-285 SM
Ptolemeus II Philadelphos
-
288 – 246 SM
Arsinoe I
istri Ptolemy II
284 /81-ca. 274 SM
Arsinoe II
istri Ptolemeus II
277-270 SM
Ptolemeus III Euergetes I
-
246 – 222 SM
Berenisius II
istri Ptolemy III
244 /3-222 SM
Ptolemeus IV Filopator
-
222 – 204 SM
Arsinoe III
istri Ptolemy IV
220-204 SM
Ptolemeus V Epiphanes
-
204 – 180 SM
Cleopatra I
istri Ptolemeus V
193-176 SM
Ptolemeus VI Filometor
wafat 145 SM
180 – 164 SM
Cleopatra II
istri Ptolemy VI
173-164 SM
Ptolemeus VIII Euergetes II
-
171 – 163 SM
Ptolemeus VI Dilometor
-
163-145 SM
Cleopatra II
-
163-127 SM
Ptolemeus VII Neos Philopator
-
144-145 SM
Ptolemeus VIII Euergetes II
-
145-131 SM
Cleopatra III
istri kedua Ptolemeus VIII
142-131 SM
Ptolemeus Memphitis
-
131 SM
Ptolemeus VIII Euergetes II
-
127-116 SM
Cleopatra III
-
127-107 SM
Cleopatra II
-
124-116 SM
Ptolemeus IX Soter II
wafat 80 SM
116 – 110 SM
Cleopatra IV
-
116-115 SM
Ptolemeus X Alexander I
wafat 88 SM
110 – 109 SM
Ptolemeus IX Pemabuk II
-
109 – 107 SM
Ptolemeus X Alexander I
-
107 – 88 SM
Ptolemy IX Pemabuk II
-
88 – 81 SM
Berenisius III
-
81-80 SM
Ptolemeus XI Alexander II
-
80 SM
Ptolemeus XII Neos Dionysos (Auletes)
-
80 – 58 SM
Cleopatra V Tryphaena
istri Ptolemeus XII, ibu Berenice IV
?-57 SM
Cleopatra VI
putri Ptolemeus XII
?-58 SM
Berenice IV
putri Ptolemy XII
58 – 55 SM
Ptolemeus XII Neos Dionysos
-
55 – 51 SM
Cleopatra VII Philopator
Cleopatra yang paling terkenal
51 – 30 SM
Ptolemy XIII
saudara laki-laki Cleopatra VII
51 – 47 SM
Arsinoe IV
-
48-47 SM
Ptolemeus XIV
-
47 – 44 44 SM
Ptolemeus XV Caesarion
-
44 – 30 30 SM
Dewa Dewa (maskulin) dan Dewi (feminin) adalah keberadaan supranatural yang menguasai unsur-unsur alam atau aspek-aspek tertentu dalam kehidupan manusia. Mereka disembah, dianggap suci dan keramat, dan dihormati oleh manusia. Dewa memiliki bermacam-macam wujud, biasanya berwujud manusia atau binatang. Mereka hidup abadi. Mereka memiliki kepribadian masing-masing. Mereka memiliki emosi, kecerdasan, seperti layaknya manusia. Beberapa fenomena alam seperti petir, hujan, banjir, badai, dan sebagainya, termasuk keajaiban adalah ciri khas mereka sebagai pengatur alam. Mereka dapat pula memberi hukuman kepada makhluk yang lebih rendah darinya. Beberapa dewa tidak memiliki kemahakuasaan penuh, sehingga mereka disembah dengan sederhana. Para makhluk supranatural yang menguasai unsur-unsur alam atau aspek-aspek tertentu dalam kehidupan manusia yang berjenis kelaminpria kelamin pria disebut "Dewa", sedangkan "Dewi" adalah sebutan untuk yang berjenis kelamin wanita.
Etimologi Kata Dewa muncul dari agama Hindu, yakni dari kata Deva atau Sanskerta), yang berasal dari Deva atau Daiwa (bahasa Daiwa (bahasa Sanskerta), kata div , yang berarti sinar. Kata dewa dalam bahasa Inggris sama dengan Deity , berasal dari bahasa Latin deus . Bahasa Latin dies dan dies dan divum , mirip dengan bahasa Sanskerta div dan div dan diu , yang berarti langit , sinar (lihat: sinar (lihat: Dyaus). Dyaus). Kata deva (sinar, deva (sinar, langit) sama sekali tidak ada hubungannya dengan kata devil (iblis; (iblis; setan). Istilah dewa diidentikkan sebagai makhluk suci yang berkuasa terhadap alam semesta. Meskipun pada aliran politeisme menyebut adanya banyak Tuhan, namun dalam bahasa Indonesia, istilah yang dipakai adalah "Dewa" (contoh: Dewa Zeus, bukan Tuhan Zeus). Zeus). Biasanya istilah dewa dipakai sebagai kata sandang untuk menyebut penguasa alam semesta yang jamak, bisa dibayangkan dan dilukiskan secara nyata, sedangkan istilah Tuhan dipakai untuk penguasa alam semesta yang maha tunggal dan abstrak, tidak bisa dilukiskan, tidak bisa dibayangkan.
[sunting]Hubungan
antara Dewa dengan manusia
Para Dewa dipercaya sebagai makhluk yang tak tampak dan tak dapat dijangkau. Mereka hidup di tempattempat suci atau tempat-tempat yang jauh dari jangkauan manusia, seperti surga, neraka, di atas langit, di bawah bumi, di lautan yang dalam, di atas puncak gunung tinggi, di hutan belantara, namun dapat berhubungan dengan manusia karena manifestasi atau kekuatan supranaturalnya. Dalam beberapa agamamonoteistik, agamamonoteistik, Tuhan dianggap tinggal di surga namun karena kemahakuasaannya Dia juga ada dimanamana sehingga dapat berhubungan dengan makhluq-Nya kapanpun dan dimana pun, namun secara kasat mata. Dalam pandangan umat beragama (monoteistik, politeistik,panteistik) politeistik,panteistik) sesungguhnya Tuhan ada dimanamana, namun untuk memuliakannya Dia disebutkan tinggal di surga. Dalam politeisme, para Dewa digambarkan sebagai makhluk yang memiliki emosi dan wujud seperti manusia, sangat berkuasa, dan antara manusia dan para Dewa ada perbedaan yang sangat menonjol. Para Dewa tinggal di surga sedangkan manusia tinggal di bumi. Karena para Dewa tinggal di surga, maka para Dewa memiliki kekuasaan dan kesaktian untuk mengatur, menghukum atau memberkati umat manusia. Sementara para Dewa berkuasa, maka manusia memujanya dan memberikan persembahan agar dibantu dan diberkati oleh kemahakuasaan-Nya.
[sunting]Dewa
yang tunggal
Dalam agama yang menganut paham monoteisme, Dewa hanya satu dan sebutan Tuhan adalah sebutan yang umum dan layak. Tuhan merupakan sesuatu yang supranatural, menguasai alam semesta, maha kuasa, tidak dapat dibayangkan dan tidak bisa dilukiskan. Agama monoteisme enggan untuk mengakui adanya dewa-dewa karena dianggap sebagai Tuhan tersendiri. Dalam agama Hindu dan Buddha, meskipun meyakini satu Tuhan, namun ada makhluk yang disebut Dewa yang diyakini di bawah derajat Tuhan. Dalam filsafat Hindu, para Dewa tunduk pada sesuatu yang maha kuasa, yang maha esa, dan yang menciptakan mereka yang disebut Brahman (sebutan Tuhan dalam agama Hindu). Hindu). Dalam agama Buddha, para Dewa bukanlah makhluk sempurna dan memiliki wewenang untuk mengatur umat manusia. Para Dewa tunduk pada hukum mistik yang mengikat diri mereka pada karma dan samsara. Dalam hal ini, Tuhan adalah sesuatu yang agung dan mulia, tidak bisa disamakan dengan Dewa dan tidak ada yang sederajat dengannya. Meskipun ada agama yang meyakini banyak Dewa (seperti Hindu dan Buddha) namun jika memiliki konsep Ketuhanan yang Maha Esa, para Dewa dianggap sebagai makhluk suci atau malaikat dan tidak sederajat dengan Tuhan.
[sunting]Pandangan [sunting]Agama
mengenai Dewa-Dewi
Hindu
Trimurti atau Tritunggal Hindu (tiga perwujudan Tuhan yang utama menurut agama Hindu). Hindu). Dari kiri ke kanan: Brahma (berkulit merah, berkepala empat); Wisnu (berkulit biru, berlengan empat); dan Siwa (berkulit putih, berlengan empat).
Dewa Ra.
Dalam tradisi agama Hindu umumnya, para Dewa (atau "Deva", "Daiwa") adalah manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa (Brahman). (Brahman). Para Dewa merupakan pengatur kehidupan dan perantara Tuhan dalam berhubungan dengan umatnya. Dewa-Dewi tersebut seperti: Brahma,Wisnu, Brahma ,Wisnu, Siwa, Agni, Baruna, Aswin, Kubera, Indra, Ganesa, Yama, Saraswati, Laksmi, Surya, dan lain-lain. Karena ditemukan konsep ketuhanan yang maha esa, Dewa-Dewi dalam agama Hindu bukanTuhan bukanTuhan tersendiri. Dewa-Dewi dalam agama Hindu hidup abadi, memiliki kesaktian dan menjadi perantara Tuhan ketika memberikan berkah kepada umatnya. Musuh para Dewa adalah paraAsura. paraAsura. Menurut agama Hindu, para Dewa tinggal di suatu tempat yang disebut Swargalokaatau Swargalokaatau Swarga, suatu tempat di alam semesta yang sangat indah, sering disamakan dengansurga. dengan surga. Penguasa di sana ialah Indra, yang bergelar raja surga, atau pemimpin para Dewa.
[sunting]Agama
Buddha
Dalam agama Buddha, Dewa adalah salah satu makhluk yang tidak setara dengan manusia, memiliki kesaktian, hidup panjang, namun tidak abadi. Agama Buddha mengenal banyak Dewa, namun mereka bukan Tuhan, mereka tidak sempurna dan tidak maha kuasa. Mereka (para Dewa) adalah makhluk yang sedang dalam usaha mencari kesempurnaan hidup. Alam Dewa sering juga disebut sebagai surga. Dewa ada 33 tingkatan, tingkat paling akhir adalah dewa bumi. Para Dewa tidak selalu sama dengan Bodhisattva. Para Dewa masih terikat pada karma dan samsara. Alam dewa dalam Agama Buddha dibagi menjadi 6 yaitu :
Catummaharajika Bhumi - Alam Empat Raja Dewa. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 9.600.000 tahun.
Tavatimsa Bhumi - Alam surga 33 dewa. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam Catummaharajika .
Tusita Bhumi - Alam kenikmatan. Biasanya para Bodhisattva yang ha mpir sempurna paramitanya hidup di alam ini sebelum terlahir menjadi manusia dan menjai Samma Sambuddha. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam Tavatimsa .
Nimmanarati Bhumi' - Alam surga para dewa yang menikmati kesenangan istana yang diciptakan. Dewi Mahamaya, ibu Siddharta Gautama, setelah meninggal dunia, terlahir di alam ini. Di alam ini rata- rata us ia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam Tusita.
Paranimmita-Vasavatti Bhumi - Alam surga para dewa yang menikmati ciptaan para dewa lain. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam Nimmanarati .
[sunting]Mesir
Kuno
Menurut catatan sejarah, bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa dan belum menemukan paham Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa merupakan makhluk-makhluk yang lebih berkuasa daripada umat manusia dan mengatur aspek-aspek kehidupan umat manusia. Mereka memberkati manusia, melindungi manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal manusia. Dewa -Dewi dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap bagian dan unsur alam. Para Dewa merupakanTuhan tersendiri sesuai dengan kemahakuasaan yang dimilikinya. Para Dewa yang menentukan nasib setiap orang. Bangsa Mesir Kuno sangat memuliakan Dewa mereka.Tempat memuja para Dewa dan sesuatu yang berkaitan dengan para Dewa (sepertikitab, pusaka, dan kutukan) sangat dikeramatkan. Konon makam-makam para Raja dan kuil-kuil Mesir dilindungi Dewa dan mengandung suatu kutukan bagi orang yang berniat jahat. Pada zaman Mesir Kuno, Dewa yang banyak dipuja dan dianggap sebagai Dewa tertinggi adalah Dewa matahari, Ra (Amon-Ra). Ia merupakan Dewa yang banyak disembah di daratan Mesir. Kuil Abu
Simbel didirikan untuk memujanya. Setelah itu, Dewa yang banyak dipuja adalah Osiris, Dewa kehidupan alam, penguasa akhirat. Selain itu, juga ada Anubis, Dewa kegelapan
[sunting]Mitologi
Yunani
12 Dewa Olimpus dari Mitologi Yunani.
Menurut mitologi Yunani, para Dewa adalah makhluk yang lahir seperti manusia, namun memiliki kemahakuasaan untuk mengatur kehidupan manusia. Mereka mengatur aspek-aspek dalam kehidupan manusia. Mereka tidak pernah sakit dan hidup abadi. Setiap Dewa memiliki kemahakuasaan tersendiri sesuai dengan kepribadiannya. Nenek moyang para Dewa adalah Khaos. Para Titan adalah anak Gaia, keturunan Khaos. ParaTitan (mitologi) melahirkan Dewa-Dewi Yunani, seperti Zeus putera Kronos, yang selanjutnya Zeusmelempar para Titan (mitologi) dan akhirnya ia bersama para Dewa yang lain menjadi makhluk yang berkuasa dan mengatur kehidupan manusia. Menurut mitologi Yunani, para Dewa tidak tinggal di surga, tetapi tinggal di Gunung Olimpus. Di sana mereka berkumpul dan dipimpin oleh Zeus, raja para Dewa. Sebelum kedatangan agama Kristiani, penduduk Yunani menyembah para Dewa. Mereka membuatkan kuil khusus untuk masing-masing Dewa. Dewa-Dewi yang dipuja tersebut, misalnya: Zeus, Hera, Ares, Poseidon,Afrodit, Demeter, Apollo, Artemis, Hermes, Athena, Hefaistos, Hades, H elios, dan lain-lain.
[sunting]Mitologi
Romawi