Model-Model Pembelajaran April 22, 2008 · & Komentar Metode Metode debat debat merupa merupaka kan n salah salah satu satu metod metode e pembel pembelaja ajaran ran yang yang sangat sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelom elompo pok k
dan dan
setia etiap p
kelom elompo pok k
ter terdiri diri
dari dari
empa empatt
oran orang. g.
Di
dala dalam m
kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan Laporan masing-ma masing-masing sing kelomp kelompok ok yang menyangk menyangkut ut kedua kedua posisi posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanj Selanjutn utnya ya guru dapat dapat menge mengeval valuas uasii setiap setiap sis siswa wa tentan tentang g pengua penguasaa saan n materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat. Pada ada
dasa dasarn rnya ya,,
agar agar semu semua a
mode modell
berh berhas asil il sepe sepert rtii
yang yang
diha dihara rapk pkan an
pembelajara pembelajaran n koopera kooperatif, tif, setiap setiap model model harus melibatkan melibatkan materi materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipanda dipandang ng penting penting dalam dalam keber keberhas hasila ilan n menyel menyelesa esaika ikan n tugas tugas kelom kelompok pok.. Ketra etramp mpil ilan an ini ini dapa dapatt diaj diajar arka kan n kepad epada a sisw siswa a dan dan pera peran n sisw siswa a dapa dapatt ditentukan ditentukan untuk memfasili memfasilitasi tasi proses proses kelompo kelompok. k. Peran Peran tersebut tersebut mungkin mungkin berma bermacam cam-m -maca acam m menur menurut ut tugas, tugas, misaln misalnya, ya, peran peran pencat pencatat at (reco (recorde rder) r),, pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru g uru bisa sebagai pemonitor proses belajar. belajar.
Metode Meto de Role Play Playing ing Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui melalui pengembang pengembangan an imajinasi imajinasi dan penghayata penghayatan n siswa. siswa. Pengemb Pengembangan angan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing: Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama. 1. Siswa Siswa bebas mengamb mengambil il keputusa keputusan n dan berekspr berekspresi esi secara secara utuh. utuh. 2. Permain ermainan an merupak merupakan an penemuan penemuan yang mudah mudah dan dapat dapat digunak digunakan an dalam situasi dan waktu yang berbeda.
1 | Page
3. Guru dapat dapat mengevalua mengevaluasi si pemahama pemahaman n tiap siswa siswa melalui melalui pengama pengamatan tan pada waktu melakukan melakukan permainan. 4. Permain ermainan an merup merupak akan an pengal pengalam aman an belaja belajarr yang yang menyen menyenang angka kan n bagi bagi anak.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Solving)) Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam dalam kegiata egiatan n pembel pembelaja ajaran ran dengan dengan jalan jalan melat melatih ih sis siswa wa mengha menghadap dapii berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. bersama-sama. Orient Orientasi asi pembel pembelaja ajaran rannya nya adalah adalah invest investiga igasi si dan penem penemuan uan yang yang pada pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut: 1. Melatih Melatih siswa siswa untuk mendesai mendesain n suatu suatu penemu penemuan. an. 2. Berpik Berpikir ir dan bert bertinda indak k kreat kreatif if.. 3. Memecahk Memecahkan an masala masalah h yang dihada dihadapi pi secara secara reali realistis stis 4. Mengidentif Mengidentifikas ikasii dan dan melak melakukan ukan penyelidik penyelidikan. an. 5. Menafsirk Menafsirkan an dan dan mengeva mengevaluasi luasi hasil pengamatan. pengamatan. 6. Merangs ngsang
perkembangan
kemajuan
berfi rfikir
siswa
unt untuk
menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi dengan tepat. 7. Dapat Dapat membu membuat at pendidi pendidikan kan sekola sekolah h lebih lebih relev relevan an dengan dengan kehid kehidupa upan, n, khususnya dunia kerja. Kelemahan Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal Misal terbat terbatasn asnya ya alat-a alat-alat lat labora laborator torium ium menyul menyulitk itkan an sis siswa wa untuk untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Pembelajaran Pembelaja ran Berdasark Berdasarkan an Masalah Problem Problem Based Based Instructi Instruction on (PBI) (PBI) memusatk memusatkan an pada masalah masalah kehidupan kehidupannya nya yang bermakna bagi siswa, siswa, peran guru menyajik menyajikan an masalah, masalah, mengajukan mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah: 1. Guru Guru menj menjel elas aska kan n tuju tujuan an pemb pembel elaj ajar aran an.. Menj Menjel elas aska kan n logi logist stik ik yang yang dibutu dibutuhk hkan. an. Memoti Memotivas vasii sis siswa wa terlib terlibat at dalam dalam aktivi aktivitas tas pemeca pemecahan han masalah yang dipilih.
2 | Page
2. Guru Guru memba membantu ntu sis siswa wa mende mendefin finisi isikan kan dan mengo mengorg rgani anisas sasika ikan n tugas tugas belaja belajarr yang yang berhubu berhubunga ngan n dengan dengan masala masalah h terseb tersebut ut (mene (menetap tapka kan n topik, tugas, jadwal, dll.) 3. Guru Guru mendor mendorong ong siswa siswa untuk untuk mengumpu mengumpulk lkan an inform informas asii yang yang sesuai sesuai,, mela melaks ksan anak akan an peme pemeca caha han n
eksp eksper erim imen en
masa masala lah, h,
untuk untuk
mend mendap apat atka kan n
peng pengum umpu pula lan n
data data,,
penj penjel elas asan an
hipo hipote tesi sis, s,
dan dan
peme pemeca caha han n
masalah. 4. Guru Guru memban membantu tu siswa dalam dalam mere merenca ncanak nakan an dan menyia menyiapk pkan an karya karya yang yang sesuai sesuai sepert sepertii lapora laporan n dan memban membantu tu merek mereka a berbag berbagii tugas tugas dengan temannya. 5. Guru Guru memb memban antu tu sisw siswa a terh terhad adap ap
peny penyel elidi idika kan n
untu untuk k mere mereka ka
mela melak kukan ukan refle efleks ksii
atau atau eval evalua uasi si
dan dan
yang yang
pros proses es-p -pro rose ses s
mere mereka ka
gunakan. Kelebihan: 1. Sisw Siswa a dili diliba batk tkan an pada pada kegiat egiatan an bela belaja jarr sehi sehingg ngga a peng penget etah ahua uann nnya ya benar-benar benar-benar diserapnya dengan baik. 2. Dilatih Dilatih untuk untuk dapat dapat beker bekerjasa jasama ma dengan dengan siswa siswa lain. 3. Dapat Dapat mempe memperol roleh eh dari dari berbagai berbagai sumber sumber.. Kekurangan: 1. Untu Untuk k sisw siswa a yang yang mala malas s tuju tujuan an dari dari meto metode de ters terseb ebut ut tida tidak k dapa dapatt tercapai. 2. Membutu Membutuhk hkan an banya banyak k waktu waktu dan dan dana. dana. 3. Tidak Tidak semua semua mata mata pelajaran pelajaran dapat dapat diterapka diterapkan n dengan metode metode ini ini
Coopera Coo perative tive Scri Script pt Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah-langkah: 1. Guru Guru membag membagii siswa siswa untuk untuk berpa berpasan sangan gan.. 2. Guru Guru memb membag agik ikan an waca wacana na / mate materi ri tiap tiap sisw siswa a untu untuk k diba dibaca ca dan dan membuat ringkasan. 3. Guru Guru dan dan sisw siswa a mene meneta tapk pkan an siap siapa a yang yang pert pertam ama a berp berper eran an seba sebaga gaii pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 4. Pembica embicara ra membac membacak akan an ringka ringkasan sannya nya seleng selengka kap p mungki mungkin, n, dengan dengan mema memasu sukk kkan an
ideide-id ide e
pok pokok
dala dalam m
ring ringka kasa sann nnya ya..
Seme Sement ntar ara a
pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok
3 | Page
dengan dengan mengh menghubu ubungk ngkan an mater materii sebel sebelumn umnya ya atau atau dengan dengan mater materii lainnya. 5. Bertukar Bertukar peran, peran, semula semula sebagai sebagai pembicara pembicara dituka ditukarr menjadi menjadi pendengar pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas. 6. Kesim esimpu pula lan n guru guru.. 7. Penutup. Kelebihan: •
Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan. kecermatan.
•
Setiap siswa mendapat peran.
•
Melatih mengungkapkan kesalahan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan: •
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
•
Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Picture Pict ure and Picture Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. pengantar. 3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. 4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang memasang / mengurutkan gambar-gambar gambar-gambar menjadi urutan yang yang logis. 5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran ur utan gambar tersebut. 6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan / rangkuman. Kebaikan: 1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing masing-masing siswa. 2. Melatih berpikir logis dan sistematis. Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
Numbered Numb ered Head Headss Toge ogether ther Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru
4 | Page
memanggil nomor dari siswa. Langkah-langkah: 1. Sis Siswa wa dibagi dibagi dalam dalam kelomp kelompok, ok, setiap setiap siswa siswa dalam dalam setiap setiap kelompo kelompok k mendapat nomor. 2. Guru
memberikan
tugas
dan
masing-masing
kelompok
mengerjakannya. 3. Kelompo elompok k mendis mendisku kusik sikan an jawaba jawaban n yang yang benar benar dan memasti memastika kan n tiap tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. 4. Guru memangg memanggil il salah salah satu nomor nomor siswa siswa dengan dengan nomor nomor yang yang dipanggil dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. 5. Tanggapan anggapan dari teman teman yang lain, lain, kemudian kemudian guru menunjuk menunjuk nomor nomor yang lain. 6. Kesim simpula pulan n. Kelebihan: •
Setiap siswa menjadi siap semua.
•
Dapat melakukan diskusi diskusi dengan sungguh-sungguh.
•
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan: •
•
Kemungkinan Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil dip anggil lagi oleh guru. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Metode Investigasi Kelompok (Group Investig Investigation) ation) Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para para sis siswa wa untuk untuk memil memiliki iki kemampu emampuan an yang yang baik baik dalam dalam berko berkomun munika ikasi si maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteri karakteristik stik yang heteroge heterogen. n. Pembagi Pembagian an kelompo kelompok k dapat juga didasarka didasarkan n atas atas kesen kesenang angan an bertem berteman an atau atau kesam kesamaan aan minat minat terhad terhadap ap suatu suatu topik topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mend mendal alam am
terh terhad adap ap
berb berbag agai ai
subt subtop opik ik
yang yang
tela telah h
dipi dipili lih, h,
kemud emudia ian n
menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun Adapun deskripsi deskripsi mengenai mengenai langkah-la langkah-langka ngkah h metode metode investigasi investigasi kelompo kelompok k dapat dikemukakan sebagai berikut:
5 | Page
a. Seleksi topik Parasiswa Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh gur u. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama Parasiswa Parasiswa beserta guru merencanakan merencanakan berbagai prosedur p rosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c. Implementasi Parasiswa Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis Parasiswa Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Metod Met odee Ji Jigs gsaw aw Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam dalam kelom kelompok pok belaja belajarr koope kooperat ratif if yang yang terdir terdirii dari empat empat orang orang sis siswa wa sehing sehingga ga setiap setiap anggot anggota a bertan bertanggun ggungja gjawab wab terhad terhadap ap pengua penguasaa saan n setiap setiap
6 | Page
komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-m masing-masing asing kelompo kelompok k yang bertanggungj bertanggungjawa awab b terhadap terhadap subtopik subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang. SiswaSis wa-sis siswa wa ini bekerj bekerja a sama sama untuk untuk menyel menyelesa esaika ikan n tugas tugas koope kooperat ratifn ifnya ya dala dalam m:
a)
bela belaja jarr
dan dan
menjad njadii
ahli hli
dala dalam m
subt subto opik pik
bagi bagia annya nnya;;
b)
merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompo kelompoknya knya semula. Setelah Setelah itu siswa siswa tersebut tersebut kembali kembali lagi ke kelompok kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting penting dalam dalam subtop subtopik ik terseb tersebut ut kepad kepada a teman temannya nya.. Ahl Ahlii dalam dalam subtop subtopik ik lainnya lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa siswa bertanggung bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Metode Meto de Team Team Games Tourn Tournamen amentt (TGT) Pembela embelajar jaran an koope kooperat ratif if model model TGT TGT adalah adalah salah salah satu satu tipe tipe atau atau model model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa siswa tanpa harus ada perbedaan status, status, melibatka melibatkan n peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. reinforcement. Aktivi Aktivitas tas belaja belajarr dengan dengan perma permaina inan n yang yang diranca dirancang ng dalam dalam pembel pembelaja ajaran ran koope oopera rati tiff mode modell TGT TGT memu memung ngki kink nkan an sisw siswa a dapa dapatt bela belaja jarr lebi lebih h rile rileks ks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team) Kelompok Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
7 | Page
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen Biasanya turnamen dilakukan dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team Team recognize (penghargaan kelompok) Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
Model Student Stu dent Teams Teams – Achievement Divisions D ivisions (ST (STAD) AD) Sisw Siswa a
dik dikelom elompo pokk kkan an
seca secara ra
hete hetero roge gen n
kemud emudia ian n
sisw siswa a
yang yang
pand pandai ai
menjelaskan anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkah: 1. Memb Memben entu tuk k kelom elompo pok k yang yang angg anggot otan anya ya 4 oran orang g seca secara ra hete hetero roge gen n (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.). 2. Guru Guru menya menyajik jikan an pelaja pelajaran ran.. 3. Guru memberi memberi tugas tugas kepada kepada kelom kelompok pok untuk untuk dikerjaka dikerjakan n oleh anggota anggota kelompo kelompok. k. Anggota Anggota yang tahu menjelas menjelaskan kan kepada kepada anggota anggota lainnya lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru Guru memb member erii kuis kuis / pert pertan anya yaan an kepad epada a selu seluruh ruh sisw siswa. a. Pada ada saat saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5. Memb Member erii eval evalua uasi si..
8 | Page
6. Penutup. Kelebihan: 1. Seluruh siswa menjadi lebih siap. 2. Melatih kerjasama dengan baik. Kekurangan: 1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan. 2. Membedakan siswa.
Model Examples Non Examples Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contohcontoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD. Langkah-langkah: 1. Guru Guru
mempe empers rsia iapk pkan an
gam gambar bar-gam -gamba barr
sesua esuaii
deng denga an
tuju tujuan an
pembelajaran. 2. Guru menempe menempelkan lkan gambar gambar di papan atau atau ditayangk ditayangkan an lewat lewat OHP. OHP. 3. Guru memberi memberi petunju petunjuk k dan memberi memberi kesem kesempatan patan kepada kepada siswa siswa untuk untuk memperhatikan / menganalisa gambar. 4. Melalu Melaluii dis disku kusi si kelompo kelompok k 2-3 2-3 orang orang siswa, siswa, hasil hasil diskusi diskusi dari analisa analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. 5. Tiap Tiap kelompok kelompok diberi diberi kesempat kesempatan an membacak membacakan an hasil diskus diskusinya. inya. 6. Mula Mulaii dari dari komen omenta tarr / hasi hasill disk diskus usii sisw siswa, a, guru guru mula mulaii menj menjel elas aska kan n materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 7. KKes KKesim impu pula lan. n. Kebaikan: 1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar. gambar. 2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar. 3. Siswa diberi kesempatan kesempatan untuk mengemukakan mengemukakan pendapatnya. Kekurangan: 1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. 2. Memakan waktu yang lama.
Modell Less Mode Lesson on Stu Study dy Lesson Study adalah suatu metode yang dikembankan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnyadisebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida. Lesson Study merupakan suatu proses p roses dalam mengembangkan profesionalitas profesionalitas guru-g guru-guru uru di Jepang Jepang dengan dengan jalan jalan menyel menyelidi idiki/ ki/ mengu menguji ji prakti praktik k menga mengajar jar
9 | Page
mereka agar menjadi lebih efektif. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Seju Sejuml mlah ah guru guru bek bekerja erjasa sama ma dala dalam m suat suatu u kelom elompo pok. k. Kerja erjasa sama ma ini ini meliputi: a. Perencanaan. b. Praktek mengajar. c. Observasi. d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran. 2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar dasar-dasar teori yang menunjang. 3. Guru yang yang telah telah membu membuat at renca rencana na pembel pembelaja ajaran ran pada pada (2) kemudia emudian n meng mengaj ajar ar di kelas elas sesu sesung ngguh guhny nya. a. Bera Berart rtii
taha tahap p
prak prakte tek k
menga mengaja jarr
terlaksana. 4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil sambil mencocokk mencocokkan an rencana rencana pembelajar pembelajaran an yang telah dibuat. Berarti Berarti tahap observasi terlalui. 5. Semu Semua a guru guru dala dalam m kelom elompo pok k term termas asuk uk guru guru yang yang tela telah h meng mengaj ajar ar kemudia kemudian n bersamabersama-sama sama mendisku mendiskusika sikan n pengamata pengamatan n mereka mereka terhadap terhadap pemb pembel elaj ajar aran an yang yang tela telah h berl berlan angs gsun ung. g. Tahap ahap ini ini meru merupa paka kan n taha tahap p refleksi refleksi.. Dalam Dalam tahap tahap ini juga didiskus didiskusikan ikan langkah-la langkah-langka ngkah h perbaikan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. 6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2). Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut: - Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas. - Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/
Modell Pemb Mode Pembelaj elajara aran n ARIA ARIAS S Abst Ab stra rak. k. Mode Modell pemb pembel elaj ajar aran an ARIA ARIAS S dik dikemba embang ngka kan n seba sebaga gaii sala salah h satu satu alter alternat natif if yang yang dapat dapat diguna digunaka kan n oleh oleh guru guru sebag sebagai ai dasar dasar melaks melaksana anaka kan n kegiatan pembelajaran dengan baik. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pemb pembel elaj ajara aran n
yait yaitu u
assu assura ranc nce, e,
relev elevan ance ce,,
inte intere rest st,,
asse assess ssme ment nt,,
satisfaction yang dikembangkan dikembangkan berdasarkan teori-teori belajar. belajar.
10 | P a g e
dan dan
Model ini sudah dicobakan di dua sekolah yang berbeda yaitu salah satu SD negeri di Kota Palembang (percobaan pertama) dan satu SD negeri di Sekayu, Kabupaten Musi Banyu Asin (percobaan kedua). Hasil percobaan di lapangan menunjukk menunjukkan an bahwa bahwa model model pembelajar pembelajaran an ARIAS ARIAS memberi memberi pengaruh pengaruh yang positif terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil percobaa percobaan n tersebut tersebut model model pembelajar pembelajaran an ARIAS dapat digunakan digunakan oleh para guru guru sebaga sebagaii dasar dasar melak melaksan sanak akan an kegia kegiatan tan pembel pembelaja ajaran ran dalam dalam usaha usaha meningkatkan meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa. Kata Kata kunci unci:: moti motiva vasi si berp berpre rest stas asi, i, hasi hasill bela belaja jarr
sisw siswa, a, ARIA ARIAS, S, kegia egiata tan n
pembelajaran
1. Pendahuluan Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Suatu tes terhadap sejumlah siswa SD dari berbagai kabupaten dan propinsi menunjukkan hasil belajar siswa sangat rendah (Lastri 1993:12). Nilai Ebtanas siswa SD dalam kurun waktu lima tahun terakhir (1993/1994 samp sampai ai
deng dengan an
199 997/ 7/19 1998 98))
menu menunj njuk ukk kan
hasi hasill
bela belaja jarr
yang yang
kuran urang g
menggembirakan (Depdikbud, 1998). Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun maupun faktor faktor dari dari luar luar (ekst (ekstern ernal) al).. Menurut Menurut Suryab Suryabrat rata a (198 (1982: 2: 27 27)) yang yang termas termasuk uk faktor faktor inter internal nal adalah adalah faktor faktor fisiol fisiologi ogis s dan psi psiko kolog logis is (misa (misalny lnya a kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang term termas asuk uk
fakt faktor or
ekst ekster erna nall
adal adalah ah
fakt faktor or
ling lingku kung ngan an
dan dan
inst instru rume ment ntal al
(misa (misalny lnya a guru, guru, kurik kurikulu ulum, m, dan model model pembel pembelaja ajaran ran). ). Bloom Bloom (1982 (1982:: 11 11)) mengemuk mengemukakan akan tiga faktor faktor utama utama yang mempengaruhi mempengaruhi hasil hasil belajar, belajar, yaitu kemampuan kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan. Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai materi suatu subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajara pembelajaran n tertentu tertentu sehingga sehingga hasil belajar yang diperoleh diperoleh siswa siswa rendah. rendah. Timbul pertanyaan apakah mungkin dikembangkan suatu model pembelajaran yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh para guru sebaga sebagaii dasar dasar untuk untuk melaks melaksana anaka kan n kegia kegiatan tan pembel pembelaja ajaran ran dengan dengan baik baik sehing sehingga ga dapat dapat memban membantu tu menin meningka gkatk tkan an motiv motivasi asi berpre berpresta stasi si dan hasil hasil belajar belajar.. Berkenaan Berkenaan dengan hal itu, maka maka dengan dengan memperha memperhatika tikan n berbagai berbagai konsep dan teori belajar dikembangkanlah suatu model pembelajaran yang
11 | P a g e
disebut disebut dengan model pembelajar pembelajaran an ARIAS. Untuk mengetahu mengetahuii bagaimana bagaimana pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap motivasi berprestasi dan hasil belaja belajarr sis siswa, wa, telah telah dicoba dicobaka kan n pada pada sejuml sejumlah ah sis siswa wa di dua seko sekolah lah yang yang berb berbed eda. a.
Hasi Hasill
perc percob obaa aan n
di
lapa lapang ngan an
menu menunj njuk ukk kan
bahw bahwa a
model odel
pembel pembelaja ajaran ran ARIAS ARIAS membe memberi ri pengaru pengaruh h yang yang positi positiff terha terhadap dap motiva motivasi si berpr berprest estas asii dan hasil hasil belaja belajarr sis siswa. wa. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, model model pembel pembelaja ajaran ran ARIAS ARIAS ini dapat dapat diguna digunaka kan n oleh oleh para para guru sebaga sebagaii dasar dasar melak melaksan sanak akan an kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif dalam usaha meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa. Tujuan percobaan lapangan ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap motivasi berprestasi dan hasil belajar.
2. Kajian Teori dan Pembahasan 2.1 Model Pembelajaran ARIAS Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller eller dan Kopp (198 (1987: 7: 2-9) 2-9) sebaga sebagaii jawaba jawaban n pertan pertanyaa yaan n bagaim bagaimana ana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikemb dikembang angka kan n menja menjadi di empat empat kompo komponen nen.. Keempat eempat kompo komponen nen model model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence dan satisfaction dengan akronim ARCS (Keller dan Kopp, 1987: 289-319). Model Model pembelajar pembelajaran an ini menarik menarik karena karena dikemban dikembangkan gkan atas dasar dasar teoriteoriteori belajar dan pengalaman nyata para instruktur (Bohlin, 1987: 11-14). Namu Namun n demi demiki kian an,, pada pada mode modell pemb pembel elaj ajar aran an ini ini tida tidak k ada ada eval evalua uasi si (assessm (assessment), ent), padahal padahal evaluasi evaluasi merupaka merupakan n kompone komponen n yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan selama proses proses kegiatan kegiatan berlangsung. berlangsung. Evaluasi Evaluasi dilaksanak dilaksanakan an untuk mengetahui mengetahui samp sampai ai seja sejauh uh mana mana kemaj emajua uan n yang yang dica dicapa paii atau atau hasi hasill bela belaja jarr yang yang diperoleh siswa (DeCecco, 1968: 610). Evaluasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran menurut Saunders et al. seperti yang dikutip Beard dan Senior (1980: 72) dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Mengingat pentingnya pentingnya evaluasi, evaluasi, maka maka model model pembelajar pembelajaran an ini dimodifik dimodifikasi asi dengan menambahkan komponen komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.
12 | P a g e
Deng Dengan an
modi modifi fika kasi si
ters tersebu ebut, t,
mode modell
pemb pembel elaj ajar aran an
yang yang
digun digunak akan an
mengandung lima komponen yaitu: attention (minat/perhatian); relevance (relevan (relevansi); si); confidence confidence (percaya (percaya/yaki /yakin); n); satisfac satisfaction tion (kepuasa (kepuasan/ban n/bangga), gga), dan assessment (evaluasi). Modifikasi juga dilakukan dengan penggantian nama nama confid confidenc ence e menjad menjadii assura assurance nce,, dan attent attention ion menjad menjadii inter interest est.. Penggant Penggantian ian nama confidence (percaya diri) menjadi menjadi assurance, assurance, karena karena kata assurance sinonim dengan kata self-con self-confidenc fidence e (Morris, (Morris, 1981: 1981: 80). Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu mampu dan berhasil, berhasil, melainkan melainkan juga sangat penting penting menanamk menanamkan an rasa percay percaya a diri diri sis siswa wa bahwa bahwa merek mereka a meras merasa a mampu mampu dan dapat dapat berhas berhasil. il. Demikian juga penggantian kata attention menjadi interest, karena pada kata interest (minat) sudah terkandung pengertian attention (perhatian). Dengan kata interest tidak hanya sekedar menarik minat/perhatian siswa pada awal kegiatan melainkan tetap memelihara minat/perhatian tersebut selama selama kegiatan kegiatan pembelaja pembelajaran ran berlangsung. berlangsung. Untuk mempero memperoleh leh akronim akronim yang yang lebih lebih baik baik dan lebih lebih berma bermakna kna maka maka urutan urutannya nya pun dimodi dimodifik fikasi asi menjadi assurance, relevance, interest, assessment dan satisfaction. Makna dari modifika modifikasi si ini adalah adalah usaha pertama dalam kegiatan kegiatan pembelajaran pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa. Kegiatan pembelajaran ada ada
rele releva vans nsin inya ya
deng dengan an
kehid ehidup upan an
sisw siswa, a,
berus berusah aha a
mena menari rik k
dan dan
memeli memelihar hara a minat/ minat/per perhat hatian ian sis siswa wa.. Kemudia emudian n diadak diadakan an evalua evaluasi si dan menumbuhka menumbuhkan n rasa bangga bangga pada siswa siswa dengan dengan memberik memberikan an penguatan penguatan (rein (reinfor forcem cement ent). ).
Dengan Dengan mengam mengambil bil huruf huruf
awal awal
dari dari
masingmasing-ma masin sing g
komponen komponen menghasilkan menghasilkan kata kata ARIAS sebagai akronim. akronim. Oleh karena karena itu, mode odel
pem pembela belaja jara ran n
yang yang
sudah udah
dim dimodifi difik kasi asi
ini ini
dise disebu butt
model del
pembelajaran ARIAS.
2.2 Komponen Model Pembelajaran ARIAS Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen komponen (assurance (assurance,, relevanc relevance, e, interest interest,, assessm assessment, ent, dan satisfacti satisfaction) on) yang yang disu disusu sun n
berd berdas asar arka kan n
teor teorii
bela belaja jarr.
Kelim elima a
kompo ompone nen n
ters terseb ebut ut
merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Deskripsi Deskripsi singkat singkat masing-m masing-masing asing komponen komponen dan beberapa beberapa contoh contoh yang dapat dilakukan dilakukan untuk membangk membangkitka itkan n dan meningkat meningkatkann kannya ya kegiata kegiatan n pembelajaran adalah sebagai berikut. Komponen pertama model pembelajaran ARIAS adalah assurance (percaya diri), yaitu berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang yang berhubu berhubunga ngan n dengan dengan harapa harapan n untuk untuk berhas berhasil il (Kell (Keller, er, 1987: 1987: 2-9). 2-9).
13 | P a g e
Menu Menurut rut Band Bandura ura sepe sepert rtii diku dikuti tip p oleh oleh Gagn Gagne e dan dan Dris Drisco coll ll (198 (1988: 8: 70 70)) seseorang yang memiliki sikap percaya diri tinggi cenderung akan berhasil bagaim bagaimana ana pun kemam kemampua puan n yang yang ia miliki miliki.. Sikap Sikap di mana mana seseor seseorang ang mera erasa
yaki yakin, n,
per percaya caya
dapa dapatt
ber berhasi hasill
menc encapai apai
sesua esuatu tu
akan
mempen mempengar garuhi uhi mere mereka ka bertin bertingk gkah ah laku laku untuk untuk menca mencapai pai keber keberhas hasila ilan n terseb tersebut. ut. Sikap Sikap ini mempen mempengar garuhi uhi kinerj kinerja a aktual aktual seseo seseorang rang,, sehingg sehingga a perbedaan dalam sikap ini menimbulkan perbedaan dalam kinerja. Sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil mendorong individu bertingkah laku laku untuk mencapai mencapai suatu keberhasi keberhasilan lan (Petri, (Petri, 1986: 218). Siswa yang memili memiliki ki sikap sikap percay percaya a diri diri memili memiliki ki penila penilaian ian positi positiff tentan tentang g dirinya dirinya cend cender erung ung
mena menamp mpil ilka kan n
pres presta tasi si
yang yang
baik baik
seca secara ra
teru terus s
mene meneru rus s
(Pray (Prayitn itno, o, 19 1989 89:: 42 42). ). Sikap Sikap percay percaya a diri, diri, yakin yakin akan akan berhas berhasil il ini perlu perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Dengan sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu dengan berhas berhasil, il, sis siswa wa terdor terdorong ong untuk untuk melak melakuka ukan n sesuat sesuatu u kegia kegiatan tan dengan dengan seba sebaik ik-ba -baik ikny nya a sehin sehingga gga dapa dapatt menc mencap apai ai hasi hasill yang yang lebi lebih h baik baik dari dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri adalah: -
Memba embant ntu u
sisw siswa a
meny menyad adar arii
kekua ekuata tan n
dan dan
kelem elemah ahan an
diri diri
sert serta a
menana menanamk mkan an pada pada sis siswa wa gambar gambaran an diri diri positi positiff terhad terhadap ap diri diri sendiri sendiri.. Mengh Menghad adirk irkan an sese seseor oran ang g yang yang terk terken enal al dala dalam m suat suatu u bida bidang ng seba sebaga gaii pembicara, memperlihatkan video tapes atau potret seseorang yang telah ber berhas hasil
(seba sebaga gaii
model odel)),
misa isalnya lnya
merup erupak aka an
salah lah
satu atu
cara cara
menanamk menanamkan an gambaran gambaran positif terhadap terhadap diri sendiri sendiri dan kepada kepada siswa. siswa. Menurut Martin dan Briggs (1986: 427-433) penggunaan model seseorang yang berhasil dapat mengubah sikap dan tingkah laku individu mendapat dukungan luas dari para ahli. Menggunakan seseorang sebagai model untuk menanamkan sikap percaya diri menurut Bandura seperti dikutip Gagne dan Briggs (1979: 88) sudah dilakukan secara luas di sekolah-sekolah. sekolah-sekolah. - Menggunakan suatu patokan, standar yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan (misalnya dengan mengatakan bahwa kamu tentu dapat menjawab pertanyaan di bawah ini tanpa melihat buku). - Memberi tugas yang sukar tetapi cukup realistis untuk diselesaikan/sesuai dengan kemampuan siswa (misalnya memberi tugas kepada siswa dimulai dari dari yang yang mudah mudah berang berangsur sur sampai sampai ke tugas tugas yang yang sukar) sukar).. Menyaj Menyajik ikan an materi secara bertahap sesuai dengan urutan dan tingkat kesukarannya
14 | P a g e
menurut Keller dan Dodge seperti dikutip Reigeluth dan Curtis dalam Gagne (1987: 175-202) merupakan salah satu usaha menanamkan rasa percaya diri pada siswa. - Member Memberii kesem kesempat patan an kepad kepada a sis siswa wa secar secara a bertah bertahap ap mandir mandirii dalam dalam belajar dan melatih suatu keterampilan. Kompo ompone nen n
kedua edua
model del
pem pembela belaja jara ran n
ARIAS RIAS,,
releva levanc nce e,
yait yaitu u
berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau atau yang yang telah telah dimili dimiliki ki maupu maupun n yang yang berhub berhubunga ungan n dengan dengan kebutu kebutuhan han karir sekarang atau yang akan datang (Keller, 1987: 2-9). Siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan bergun berguna a bagi bagi kehid kehidupa upan n mere mereka ka.. Sis Siswa wa akan akan terdor terdorong ong mempe mempelaj lajari ari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki tujuan yang jelas. Sesuatu yang memiliki arah tujuan, dan sasaran yang jelas serta ada manfaat dan relevan dengan kehidupan akan mendorong individu untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan baru baru
itu itu
sehi sehing ngga ga
kesen esenja jang ngan an
tadi tadi
dapa dapatt
dik dikuran urangi gi
atau atau
bahk bahkan an
dihilangkan sama sekali (Gagne dan Driscoll, 1988: 140). Dalam Dalam kegia kegiatan tan pembel pembelaja ajaran ran,, para para guru perlu perlu memper memperhat hatika ikan n unsur unsur relevans relevansii ini. Beberapa Beberapa cara yang dapat digunakan digunakan untuk meningkatkan meningkatkan relevansi dalam pembelajaran adalah: - Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. Tujuan yang jelas akan member memberika ikan n harapa harapan n yang yang jelas jelas (konk (konkrit rit)) pada pada sis siswa wa dan mendo mendoro rong ng mereka untuk mencapai tujuan tersebut (DeCecco,1968: 162). Hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka. - Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa sekarang dan/atau untuk berbagai aktivitas di masa mendatang. -
Mengg enggun unak akan an
baha bahasa sa
yang yang
jela jelas s
atau atau
cont contoh oh-c -con onto toh h
yang yang
ada ada
hubunga hubunganny nnya a dengan dengan pengal pengalama aman n nyata nyata atau atau nilainilai- nilai nilai yang yang dimili dimiliki ki sisw siswa. a. Baha Bahasa sa yang yang jela jelas s yaitu yaitu baha bahasa sa yang yang dime dimeng nger erti ti oleh oleh sisw siswa. a. Pengalaman nyata atau pengalaman yang langsung dialami siswa dapat menjembataninya ke hal-hal baru. Pengalaman selain memberi keasyikan bagi siswa, juga diperlukan secara esensial sebagai jembatan mengarah kepad kepada a titik titik tolak tolak yang yang sama sama dalam dalam melibat melibatka kan n sis siswa wa secara secara menta mental, l, emosional, emosional, sosial dan fisik, fisik, sekaligus sekaligus merupaka merupakan n usaha melihat lingkup lingkup
15 | P a g e
per permasala salaha han n
yang yang
sedang dang
dibi dibic carak araka an
(Sem Semiaw iawan, an,
1991 91)).
(4) (4)
Menggunak Menggunakan an berbagai berbagai alternati alternatiff strategi strategi dan media media pembelajar pembelajaran an yang coco cocok k
untu untuk k
penc pencap apai aian an
tuju tujuan an..
Deng Dengan an
demi demiki kian an
dimu dimung ngki kink nkan an
menggunak menggunakan an bermacam bermacam-mac -macam am strategi strategi dan/atau dan/atau media pembelaja pembelajaran ran pada setiap kegiatan pembelajaran. Kompo ompone nen n ketig etiga a mode modell pemb pembel elaj ajar aran an ARIA ARIAS, S, inte intere rest st,, adal adalah ah yang yang berhubungan berhubungan dengan dengan minat/per minat/perhatia hatian n siswa. siswa. Menurut Menurut Woodruff oodruff seperti seperti dikutip oleh Callahan (1966: 23) bahwa sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat/perhatian. Keller seperti dikutip Reigeluth (1987: 383-430) menyatak menyatakan an bahwa bahwa dalam kegiatan kegiatan pembelaja pembelajaran ran minat/per minat/perhatia hatian n tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajara pembelajaran n berlangsung. berlangsung. Oleh karena karena itu, guru harus memperhatik memperhatikan an berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian dalam kegiatan pemb pembel elaj ajar aran an..
Hern Herndo don n
(198 (1987: 7:11 11-1 -14) 4)
menun menunju jukk kkan an
bahw bahwa a
adan adanya ya
minat/per minat/perhatia hatian n siswa siswa terhadap terhadap tugas yang diberikan diberikan dapat mendorong mendorong siswa siswa melanjutk melanjutkan an tugasnya. tugasnya. Siswa Siswa akan kembali mengerjakan mengerjakan sesuatu sesuatu yang menarik sesuai dengan minat/perhatian mereka. Membangkitkan dan memel emelih iha ara
mina inat/pe t/perrhat hatian ian
merupa rupak kan
usa usaha
menum numbuhk buhkan an
keingintahuan siswa yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Mina Minat/ t/pe perh rhat atia ian n meru merupa paka kan n alat alat yang yang sang sangat at berg berguna una dala dalam m usah usaha a mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk untuk memba membangk ngkitk itkan an dan menja menjaga ga minat/ minat/per perhat hatian ian sis siswa wa antara antara lain lain adalah: - Menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu yang lain/aneh yang berbeda dari biasa dalam pembelajaran. - Membe Memberi ri kese kesempa mpatan tan kepada epada sis siswa wa untuk untuk berpar berpartis tisipa ipasi si secar secara a aktif aktif dalam pembelajaran pembelajaran,, misalnya misalnya para siswa siswa diajak diajak diskusi diskusi untuk memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan. - Mengad Mengadak akan an varias variasii dalam dalam kegia kegiatan tan pembel pembelaja ajaran ran misaln misalnya ya menuru menurutt Lesser seperti dikutip Gagne dan Driscoll (1988: 69) variasi dari serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari suara keras ke suara yang sedang, dan mengubah gaya mengajar. mengajar. - Mengadakan komunikasi nonverbal dalam kegiatan pembelajaran seperti demonstra demonstrasi si dan simulasi yang menurut menurut Gagne dan Briggs (1979: (1979: 157) dapat dilakukan untuk menarik minat/perhatian siswa.
16 | P a g e
Komponen keempat model pembelajaran ARIAS adalah assessment, yaitu yang berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok pokok dalam pembelajaran pembelajaran yang memberik memberikan an keuntunga keuntungan n bagi bagi guru dan murid murid (Lefr (Lefranc ancois ois,, 19 1982 82:: 33 336) 6).. Bagi Bagi guru guru menur menurut ut Deale Deale sepert sepertii dikuti dikutip p Lefra Lefranco ncois is (198 (1982: 2: 33 336) 6) evalua evaluasi si merup merupak akan an alat alat untuk untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa; untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok; untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam dalam belaja belajarr. Bagi Bagi sis siswa wa,, evalua evaluasi si merupa merupaka kan n umpan umpan balik balik tentan tentang g kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningka meningkatkan tkan motivasi berprestas berprestasii (Hopkins (Hopkins dan Antes, Antes, 1990:3 1990:31). 1). Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemaj emajua uan n
yang yang
tela telah h
mer mereka eka
capa capai. i.
Apak Ap akah ah
sisw siswa a
tela telah h
memi memili liki ki
kemampuan seperti yang dinyatakan dalam tujuan pembelajaran (Gagne dan Briggs, 1979:157). Evaluasi tidak hanya d ilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka sendiri, maupun maupun terhad terhadap ap teman teman mereka mereka.. Hal ini akan akan mendo mendoro rong ng sis siswa wa untuk untuk beru berusa saha ha lebi lebih h baik baik lagi lagi dari dari sebe sebelu lumn mnya ya agar agar menc mencap apai ai hasi hasill yang yang maksimal maksimal.. Mereka Mereka akan merasa malu kalau kelemah kelemahan an dan kekura kekurangan ngan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya (Soekamto, 1994). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Martin dan Briggs seperti dikutip Bohlin (1987: (1987: 11-14) 11-14) bahwa bahwa evaluasi evaluasi diri secara secara luas sangat membantu membantu dalam pengembangan belajar atas inisiatif sendiri. Dengan demikian, evaluasi diri dapat mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang ingin mereka capai. Ini juga sesuai dengan apa yang dikemukakan Morton dan Macbeth seperti dik dikutip utip
Bear Beard d
dan dan
Seni Senio or
(1980:
76)
bahw bahwa a
evalu valuas asii
diri diri
dapa dapatt
mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk mempengaruhi has hasil
bela belaja jarr
sisw iswa
evalu valua asi
perl perlu u
dila dilaks ksan ana akan
dala dalam m
kegiat giatan an
pembelajaran. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi antara lain adalah: •
Mengad Mengadak akan an evalua evaluasi si dan member memberii umpan umpan balik balik terhad terhadap ap kinerj kinerja a siswa.
•
Member berikan
evaluasi
yang
obyektif
dan
menginformasikan menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa.
17 | P a g e
a d il
serta
segera
•
Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.
•
Memberi Memberi kesempat kesempatan an kepada kepada siswa siswa mengadaka mengadakan n evaluasi evaluasi terhadap terhadap teman.
Komponen Komponen kelima model pembelajaran ARIAS adalah satisfaction yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Dalam teori belajar belajar satisfacti satisfaction on adalah adalah reinfor reinforceme cement nt (penguatan) (penguatan).. Siswa Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas atas keber keberhas hasila ilan n terseb tersebut. ut. Keberha eberhasil silan an dan kebangga ebanggaan an itu menja menjadi di pengua penguatt bagi bagi siswa siswa terse tersebut but untuk untuk mencap mencapai ai keberha eberhasil silan an berik berikutn utnya ya (Gagne dan Driscoll, 1988: 70). Reinforcement atau penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu dalam kegiatan kegiatan pembelajar pembelajaran an (Hilgard (Hilgard dan Bower, Bower, 1975:56 1975:561). 1). Menurut Menurut Keller berdasarkan berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dari dalam diri individu sendiri yang disebut kebanggaan intrinsik di mana individu merasa puas dan bangga telah berhasil berhasil mengerjak mengerjakan, an, mencapai mencapai atau mendapat mendapat sesuatu. Kebanggaan dan rasa puas ini juga dapat timbul karena pengaruh dari dari luar luar indivi individu, du, yaitu yaitu dari dari orang orang lain lain atau atau lingk lingkunga ungan n yang yang dis disebu ebutt kebanggaa kebanggaan n ekstrinsik ekstrinsik (Keller (Keller dan Kopp, Kopp, 1987: 1987: 2-9). 2-9). Seseorang Seseorang merasa merasa bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan dihasilkan mendapat penghargaan baik bersifat verbal maupun nonverbal dari orang lain atau lingkungan. Memberikan penghargaan (reward) menurut Thorndike seperti dikutip oleh Gagne dan Briggs (1979:
http://wijayalabs.multiply.com
18 | P a g e
Jumat, 2008 April 18 Model-Model Pembelajaran Terpadu Prabowo (2000:3) mengatakan mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : (1) berpusat pada siswa (student centered), (2) proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta (3) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Dari beberapa ciri pembelajaran terpadu di atas, menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu adalah sejalan dengan beberapa aliran pendidikan modern yaitu termasuk dalam aliran pendidikan progresivisme. progresivisme. Aliran pendidikan progresivisme memandang pendidikan yang mengutamakan mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru dan pada bahan ajar. Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan kecerdasan kecerdasan praktis, serta untuk membuat anak lebih efektif dalam memecahkan memecahkan berbagai problem yang disajikan dalam konteks pengalaman (experience) pada umumnya (William F. O’neill, 1981).
Tujuan Tujuan pendidikan aliran progresivisme adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan seharusnya dapat mengembangkan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Kurikulum Kurikulum pendidikan progresif adalah kurikulum yang mengakomodasi mengakomodasi pengalamanpengalaman (atau kegiatan) belajar yang diminati oleh setiap siswa (experience curriculum). Sedangkan metode pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk mengembangkan mengembangkan bakat dan minatnya (Mudyaharjo,2001). (Mudyaharjo,2001).
Adapun model-model pembelajaran terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh Fogarty, R (1991 : 61– 65) yaitu sebanyak sepuluh model pembelajaran terpadu. Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah : 1) the fragmented model ( Model Fragmen ) 2) the connected model ( Model Terhubung )
19 | P a g e
3) the nested model ( Model Tersarang ) 4) the sequenced model ( Model Terurut ) 5) the shared model ( Model Terbagi ) 6) the webbed model ( Model Jaring Laba-Laba ) 7) the threaded model ( Model Pasang Benang ) 8) the integrated model ( Model Integrasi ) 9) the immersed model ( Model Terbenam ), dan 10) the networked model ( Model Jaringan )
Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu di atas dipilih tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar (Prabowo, 2000:7). Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated ).
Berdasarkan karakteristik karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan dig unakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, Model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pa da manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut : (1) dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu. (2) siswa dapat mengembangkan konsepkonsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi. (3) menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan
20 | P a g e
bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan kekurangan sebagai berikut : (1) masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, (2) tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, dan (3) dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan : 1.1. menentukan tujuan pembelajaran umum 1.2. menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru : 2.1. menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa. (materi prasyarat) 2.2. menyampaikan konsep-konsep konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa 2.3. menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan dikembangkan 2.4. menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan 2.5. menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi : 3.1. pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok 3.2. kegiatan proses 3.3. kegiatan pencatatan data 3.4. diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi : 4.1. evaluasi proses , berupa : - ketepatan hasil pengamatan pen gamatan - ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan - ketepatan siswa saat menganalisis data
21 | P a g e
4.2. evaluasi produk : - penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tuj uan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan. 4.3. evaluasi psikomotor : - kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur. ukur.
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-model-pembelajaranterpadu.html
22 | P a g e