2.4 Anatomi Neuromuscular Neuromuscular Junction Junction
Sebelum memahami tentang miastenia gravis, pengetahuan tentang anatomi dan fungsi normal dari neuromuscular junction sangatlah junction sangatlah penting. Tiap-tiap serat saraf secara normal bercabang beberapa kali dan merangsang tiga hingga beberapa ratus serat otot rangka. Ujung-ujung saraf membuat suatu sambungan yang disebut neuromuscular junction atau junction atau sambungan 4,5 neuromuskular . agian terminal dari saraf motorik melebar pada bagian akhirnya yang disebut terminal bulb, bulb, yang terbentang diantara celah-celah yang terdapat di sepanjang serat saraf. !embran presinaptik "membran saraf#, membran post sinaptik sinaptik "membran otot#, dan celah sinaps merupakan bagian-bagian pembentuk neuromuscular junction4.
$ambar %. &natomi suatu Neuromuscular suatu Neuromuscular Junction4
2.3.2 Fisiologi dan Biokimia Neuromuscular Junction
'elah sinaps merupakan jarak antara membran presinaptik dan membran post sinaptik. (ebarnya berkisar antara )*-+* nanometer dan terisi oleh suatu lamina basalis, yang merupakan lapisan tipis dengan serat retikular seperti busa yang dapat dilalui oleh cairan ekstraselular secara difusi5. Terminal presinaptik mengandung vesikel yang didalamnya berisi asetilkolin "&'h#. &setilkolin disintesis dalam sitoplasma bagian terminal namun dengan cepat diabsorpsi ke dalam sejumlah vesikel sinaps yang kecil, yang dalam keadaan normal terdapat di bagian terminal suatu lempeng akhir motorik "motor end plate#4,5. ila suatu impuls saraf tiba di neuromuscular junction, kira-kira %)5 kantong asetilkolin dilepaskan dari terminal masuk ke dalam celah sinaps. ila potensial aksi menyebar ke seluruh terminal, maka akan terjadi difusi dari ion-ion kalsium ke bag ian dalam terminal. on-ion kalsium ini kemudian diduga mempunyai pengaruh tarikan terhadap vesikel asetilkolin. eberapa vesikel akan bersatu ke membran saraf dan mengeluarkan asetilkolinnya ke dalam celah sinaps. &setilkolin yang dilepaskan berdifusi sepanjang sinaps dan berikatan dengan reseptor asetilkolin "&'hs# pada membran post sinaptik 4,5. Secara biokimiai keseluruhan proses pada neuromuscular junction dianggap berlangsung dalam / tahap, yaitu0/ %. Sintesis asetil kolin terjadi dalam sitosol terminal saraf dengan menggunakan e n1im kolin asetiltransferase yang mengkatalisasi reaksi berikut ini0 &setil-2o& 3 2olin &setilkolin 3 2o& ). &setilkolin kemudian disatukan ke dalam partikel kecil terikat-membran yang disebut vesikel sinap dan disimpan di dalam vesikel ini. +. elepasan asetilkolin dari vesikel ke dalam celah sinaps merupakan tahap berikutnya. eristia ini terjadi melalui eksositosis yang melibatkan fusi vesikel dengan membran presinaptik. 6alam keadaan istirahat, kuanta tunggal "sekitar %*.*** molekul transmitter yang mungkin sesuai dengan isi satu vesikel sinaps# akan dilepaskan secara spontan sehingga menghasilkan potensial endplate miniature yang kecil. 2alau sebuah akhir saraf mengalami depolarisasi akibat transmisi sebuah impuls saraf, proses ini akan membuka saluran 'a)3 yang sensitive terhadap voltase listrik sehingga memungkinkan aliran masuk 'a)3 dari ruang sinaps ke terminal saraf. on 'a)3 ini memerankan peranan yang esensial dalam eksositosis yang melepaskan asitilkolin "isi kurang lebih %)5 vesikel# ke dalam rongga sinaps. 4. &setilkolin yang dilepaskan akan berdifusi denga n cepat melintasi celah sinaps ke dalam reseptor di dalam lipatan taut "junctional fold#, merupakan bag ian yang menonjol dari motor end plate yang mengandung reseptor asetilkolin "&'h# dengan kerapatan yang tinggi dan sangat rapat dengan terminal saraf. 2alau ) molekul asetilkolin terikat pada sebuah reseptor, maka reseptor ini akan mengalami perubahan bentuk dengan membuka saluran dalam reseptor yang memungkinkan aliran kation melintasi membran. !asuknya ion 7a3 akan menimbulkan
depolarisasi membran otot sehingga terbentuk potensial end plate. 2eadaan ini selanjutnya akan menimbulkan depolarisasi membran otot di dekatnya dan terjadi potensial aksi yang ditransmisikan disepanjang serabut saraf sehingga timbul kontraksi otot. 5. 2alau saluran tersebut menutup, asetilkolin akan terurai dan dihidrolisis oleh en1im asetilkolinesterase yang mengkatalisasi reaksi berikut0 &setilkolin 3 8)9 &setat 3 2olin :n1im yang penting ini terdapat dengan jumlah yang besar dalam lamina basalis rongga sinaps /. 2olin didaur ulang ke dalam terminal saraf melalui mekanisme transport aktif di mana protein tersebut dapat digunakan kembali bagi sintesis asetilkolin. Setiap reseptor asetilkolin merupakan kompleks protein besar dengan saluran yang akan segera terbuka setelah melekatnya asetilkolin. 2ompleks ini terdiri dari 5 protein subunit, yatiu ) protein alfa, dan masing-masing satu protein beta, delta, dan gamma. !elekatnya asetilkolin memungkinkan natrium dapat bergerak secara mudah meleati saluran tersebut, sehingga akan terjadi depolarisasi parsial dari membran post sinaptik. eristia ini akan menyebabkan suatu perubahan potensial setempat pada membran serat otot yang disebut excitatory postsynaptic potential "potensial lempeng akhir#. &pabila pembukaan gerbang natrium telah mencukupi, maka akan terjadi suatu potensial aksi pada membran otot yang selanjutnya menyebabkan kontraksi otot4,5. eberapa sifat dari reseptor asetilkolin di neuromuscular junction adalah sebagai berikut0/
•
!erupakan reseptor nikotinik "nikotin adalah agonis terhadap reseptor# !erupakan glikoprotein bermembran dengan berat molekul sekitar );5 k6a.
•
!engandung lima subunit, terdiri dari <)<<<
•
8anya subunit < yang mengikat asetilkolin dengan afinitas tinggi.
•
•
•
•
6ua molekul asetilkolin harus berikatan untuk membuka saluran ion, yang memungkinkan aliran baik 7a3 maupun 2 3. isa ular <-bungarotoksin berikatan dengan erat pada subunit = < dan dapat digunakan untuk melabel reseptor atau sebagai suatu ligand berafinitas untuk memurnikannya. &utoantibody terhadap reseptor termasuk penyebab miastenia grafis.
$ambar ). >isiologi Neuromuscular Junction5