PEDOMAN STERILISASI
BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Rumah Sakit selain merupakan pusat rujukan medik, juga potensial meng mengan andu dung ng
anca ancama man n
penu penula lara ran n
peny penyak akit it
di
samp sampin ing g
penc pencem emar aran an
lingkungan. Untuk meminimalkan terjadinya penularan penyakit dibutuhkan suatu pusat sterilisasi (CSSD) yang berfungsi untuk membantu unitunit lain di Rumah Rumah Sakit Sakit Soemi Soemitro tro yang yang membu membutuh tuhka kan n baran barang g steril steril,, memba membantu ntu menuru menurunk nkan an angk angka a kejad kejadian ian infek infeksi! si!inf infeks eksii nosoko nosokomia miall di Rumah Rumah Sakit Sakit Soemitr Soemitro o serta serta menyedia menyediakan kan dan menjami menjamin n kualitas kualitas hasil hasil sterilis sterilisasi asi yang yang dihasilkan. Salah Salah satu satu indik indikato atorr kebe keberha rhasil silan an dalam dalam pelay pelayan anan an Rumah Rumah Saki Sakitt adalah adalah rendahny rendahnya a angka angka infeksi infeksi nosoko nosokomial mial!"#$ !"#$s s di Rumah Rumah Sakit. Sakit. Untuk Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di Rumah Rumah Sakit Sakit Soemitro Soemitro dengan cara melakuk melakukan an sterilis sterilisasi asi pada pada alat atau baha bahan n tert terten entu tu yang yang bert bertuj ujua uan n untu untuk k meng mengha hanc ncur urka kan n semu semua a bent bentuk uk kehidupan kehidupan mikroba termasuk endospora endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. %usat %usat sterilis sterilisasi asi (CSSD) (CSSD) mempuny mempunyai ai peranan peranan yang yang sangat sangat penting penting sekali dalam upaya pengendalian infeksi dan pencegahan terjadinya resiko bahaya bahaya infeksi infeksi nosoko nosokomial mial Rumah Rumah Sakit Sakit Soemitr Soemitro. o. Untuk Untuk melaksa melaksanaka nakan n tugas tugas dan fungsi fungsi sterilis sterilisasi, asi, pusat pusat sterilis sterilisasi asi sangat sangat bergant bergantung ung pada pada unit unit penu penunja njang ng lain lain sepe seperti rti unsur unsur pelay pelayan anan an medik, medik, unsur unsur penu penunja njang ng medik medik maupun maupun instalas instalasii antara antara lain perlengk perlengkapa apan, n, rumah rumah tangga, tangga, pemelih pemelihara araan an sarana Rumah Sakit, sanitasi dan lainlain. #pabila terjadi hambatan pada
1
salah satu sub unit diatas maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi. Untu Untuk k melaks melaksan anak akan an tugas tugas steri sterilis lisas asii alat alat atau atau baha bahan n diperl diperluk ukan an pengetahuan dan keterampilan yang khusus oleh petugas sterilisasi sehingga mendapatkan mendapatkan hasil yang baik yaitu kondisi alat atau bahan yang steril secara cepa cepatt dan dan tepa tepat. t.da dari ri masi masing ngm mas asin ing g unit unit lain lain yang ang memb membut utuh uhka kann nny ya sehingga sehingga resiko terjadinya terjadinya infeksi nosokomial nosokomial terhadap terhadap pasien dan karya&an karya&an Rumah Sakit Soemitro dapat di cegah sedini mungkin. 'erdasa 'erdasarka rkan n Undang Undangund undang ang Republ Republik ik $ndones $ndonesia ia omor omor * +ahun -- -- tentang tentang eseha esehatan tan (/embar (/embaran an egara egara R$ +ahun -- -- omor omor 00, 00, +ambahan /embaran egara R$ omor *1-2) dan atas dasar pemikiran latar belak belakang ang di atas atas maka maka Rumah Rumah Sakit Sakit Soemi Soemitro tro meman memanda dang ng perlu perlu untuk untuk penyusunan suatu pedoman pusat sterilisasi (CSSD) Rumah Sakit Soemitro.
1.2.
Tujuan
1.2. 1.2.1 1 Tujuan juan Umum Umum
Dapa Dapatt dijad dijadik ikan an sebag sebagai ai pedom pedoman an oleh oleh pihak pihak 3ana 3anajem jemen en dalam dalam mening meningka katk tkan an pelay pelayan anan an ster sterili ilisa sasi si yang yang bermu bermutu tu dala dalam m upay upaya a pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit Soemitro. 1.2. 1.2.2 2 Tujuan juan Ku Ku!u !u! ! 1.
Dapat Dapat menjad menjadii pedo pedoman man dalam dalam membe memberi rikan kan pelay pelayan anan an pusa pusatt sterilisasi Rumah Sakit Soemitro.
Dapat Dapat menurun menurunkan kan angka angka kejadi kejadian an infeksi infeksi atau atau infek infeksi si nosoko nosokomial mial Rumah Sakit Soemitro. * Dapa Dapatt meni mening ngka katk tkan an mutu mutu pela pelay yanan anan ster steril ilis isas asii alat alat dan dan baha bahan n Rumah Sakit Soemitro 1 Dapat Dapat mening meningka katk tkan an penge pengeta tahu huan an dan dan &a&a &a&asa san n kepad kepada a petug petugas as atau atau par para medi medis s Ruma Rumah h Saki Sakitt Soem Soemit itro ro tent tentan ang g pros prosed edur ur pelaksanaan sterilisasi.
2
2 Dapat Dapat mening meningka katka tkan n peng pengeta etahu huan an bagi pihak pihak manaje manajemen men Rumah Rumah Saki Sakitt Soemi Soemitro tro dalam dalam peng pengamb ambila ilan n kepu keputus tusan an dan dan kebija kebijaka kan n tentang prosedur sterilisasi. 1.".
Man#aat
Untu Untuk k dapat dapat menja menjadi di sebag sebagai ai pedo pedoman man pena penatal talak aksa sanaa naan n pusat pusat ster steril ilis isas asii
(CSS (CSSD) D) dala dalam m
meni mening ngka katk tkan an mutu mutu pela pelaya yana nan n
yang ang
bertu bertujua juan n untuk untuk menceg mencegah ah resik resiko o terja terjadin dinya ya infek infeksi si Rumah Rumah Sakit Sakit Soemitro.
1.$. 1.$. Peng Penger ert% t%an an
. Aera!i adalah pemaparan kemasan yang baru disterilkan gas 4tilen oksida oksida pada pada sirkula sirkulasi si udara udara untuk untuk menghil menghilangk angkan an sisa gas etilen etilen oksida. . AAM$ adal adalah ah sing singka kata tan n dari dari Associaton for the advancement of Medical Instrumentation
*. AHA adalah singkatan dari #merican "ospital #ssociation 1. Ant%!e&t%k adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan permukaan kulit dan membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme 2. Aut'(l Aut'(la# a# adalah suatu alat!mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan 5. Ba(%llu! !tear'term'&)lu! adalah mikroorganisme yang dapat membent membentuk uk spora spora serta serta resiste resisten n terhadap terhadap panas panas dan digunaka digunakan n untuk uji efektifitas sterilisasi 6. Ba(%llu! !u*t%l%! adalah mikroorgisme yang dapat membentuk spora dan digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi etilen oksida 7. B%'*ur+en
adal adalah ah
juml jumlah ah
mikro mikroor orga gani nism sme e
pada pada
bend benda a
terkontaminasi -. B',%eadalah h uji efektifit efektifitas as B',%e-D%( D%(k k test adala
pompa pompa 8akum 8akum pada mesin mesin
steril sterilisa isasi si uap uap berpo berpompa mpa 8akum 8akum,, pene penemu mu metode metodeny nya a adal adalah ah j.h j.h 'o&ie dan 9. Dick
3
0. Dek'ntam%na!% adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemar mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut . D%!%n#ek!% adalah proses inakti8asi mikroorganisme melalui sistem termal (panas) atau kimia . 'ggle adalah alat proteksi mata *.$nkubator adalah alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan syhu tertentu secara kontinyu untuk menumbuhkan kultur bakteri 1.$nkubator
biologi
adalah
sedian
berisi
sejumlah
tertentu
mikroorganisme spesifik dalam bentuk spesifik dalam bentuk spora yang paling resisten terhadap suatu proses sterilisasi tertentu dan digunakan untuk menunjukkan bah&a sterilisasi telah tercapai. 2.$ndikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai
terjadinya
pemaparan
sterilan
pada
obyek
yang
disterilkan, ditandai dengan adanya perubahan &arna 5.$ndikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, &aktu dll pada mesin sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan normal 6.$nfeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di Rumah Sakit dimana pada saat masuk rumah sakit tidak ada tanda!gejala atau tidak dalam masa inkubasi. 7. /umen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada kateter, jarum suntik maupun pembuluh darah -. Point of use : menunjukkan tempat pemakaian alat 0.Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora .Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui cara fisika atau kimia .Sterilan
adalah
;at
yang
mensterilkan.
4
mempunyai
karakteristik
dapat
*.+ermokopel adalah sepasang kabel termoelektrik untuk mengukur perbedaan suhu dan digunakan untuk mengkalibrasi suhu pada mesin sterilisasi.
5
BAB II SARANA /ISIK DAN PERALATAN 0SSD RS
2.1. Sarana /%!%k
%usat Sterilisasi (CSSD) Rumah Sakit Soemitro berada dekat atau di &ilayah kamar operasi letaknya dibelakang yang terdiri dari :
Ruang &engema!an alat +an prosesing l%nen
Di ruang ini proses pengemasan alat!linen untuk persiapan sterilisasi dan penerimaan alat!bahan dari masingmasing ruangan pera&atan yang sudah di kemas diterima diruangan ini dengan mengisi buku tentang peralatan yang akan disterilkan. Selain pengemasan di ruangan ini juga dilakukan persiapan untuk bahan seperti kain kasa, kapas, cotton s&abs dan lainlain.
Ruang Ster%l%!a!%
Di ruangan ini dilakukan proses sterilisasi alat!bahan. dengan menggunakan peralatan sterilisasi secara otomatis
Ruang Pen)%m&anan Barang Ster%l
Setelah proses sterilisasi selesai, alat!bahan yang sudah steril disimpan di ruang tempat penyimpanan barang steril. #kses ke ruangan penyimpanan steril, dilakukan oleh petugas kamar operasi, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian yang sesuai dengan persyaratan. /okasi ruang penyimpanan steril dan terisolasi dari lalu lintas utama 2.2. Peralatan +an at K%m%a 0SSD Peralatan n'n me+%k •
+imbangan
•
3eja
•
ursi
•
/emari linen
6
•
/emari alat
•
4mber tertutup
•
'askom
•
#lat pelindung (#pron, masker, sarung tangan, topi)
•
+romol
•
'ahan pengemas
•
#lat pemadam kebakaran
•
9am dinding
•
+ermometer
•
+ensimeter
•
+issue
Peralatan Me+%k •
3esin sterilisasi uap
•
3esin sterilisasi gas
•
3esin sterilisasi basah
•
3esin sterilisasi ruangan
•
/emari penyimpanan barang steril
•
3esin cuci tangan otomatis
Baan3at k%m%a •
Detergen
•
Desinfektan
•
apas, kasa
2.". Peng'&era!%an alat !ter%l%!a!% RS
%roses penyeterilan alat!bahan di Rumah Sakit Soemitro menggunakan metode sterilisasi uap, sterilisasi panaskering dan gas 4<. Untuk metode steril 4< jarang di gunakan, sterilisasi ini hanya untuk peralatan laparoscopy.
Ster%l%!a!% Ua& 4 Autoclave delta5
7
0ara Kerja 6
. Handle Swits di naikkan ke angka . +ekan tombol main (lampu merah akan menyala) *. %ilih salah satu temperature = atau *=, kemudian tekan tombol start (lampu hijau akan menyala) 1. #tur Sterilizer Timer yang dikehendaki (0 nenit untuk instrument, *0 menit untuk alat tenun) >. ?unakan skala yang paling luar (huruf putih) dengan jarum penunjuk &arna hijau. #pabila sudah selesai &aktu sterilizer nya, jarum penunjuk ber&arna hijau akan kembali ke 0, tetapi jarum penunjuk &arna merah tetap diam tidak akan berubah. Demikian juga jarum penunjuk &arna hijau pada Dry Timer .
2. #tur Dry Timer yang dikehendaki, kita pakai *0 menit, gunakan skala yang paling luar (huruf putih) dengan jarum penunjuk &arna hijau (disebelah dalam) 5. /ampu tanda pengisian air dan pemanasan! water !kaeting akan menyala 6. Setelah air mendidih lampulampu dari vacum sterilizer (lampu hijau dan orange akan menyala bergantian) 7. Dari exhaust !dry (lampu kuning!putih) menyala bergantian -. Setelah lampu komplit menyala @ 2 menit kemudian alarm berbunyi, menandakan bah&a proses sterilizer sudah selesai. 0. 9arum jacket sedikit demi sedikit turun ke angka 0 dan diturunkan, jarum chaner sedikit demi sedikit akan turun dari 0 . Setelah jarum chaner menunjuk angka 0 autoclave baru boleh di buka dan alat di dalamnya bisa di keluarkan . Handle Swits di turunkan lagi ke angka 0
Ster%l%!a!% Pana!-Ker%ng 4 Memmert 5 0ara kerja 6
. 3asukkan ke dalam boA memmert alatalat!barang yang akan di sterilkan
8
. +utup pintu o8en ! memmert *. %utar tombol suhu sampai angka 20= c 1. %utar po&er ke angka satu 2. /ampu hijau, merah dan kuning akn menyala 5. !resh air di tutup (tombol turunkan sampai angka 1 B 2) 6. 'ila sudah mencapai &aktu jam, lampu merah (alarm) akan mati 7. !resh air buka ( tombol naikkan sampai 0) -. %intu memmert di buka 0.'ila yang disterilkan tromol, lubanglubang tromol di tutup dahulu, baru di keluarkan
Ster%l%!a!% EO a! 0ara kerja 6
. #lat yang akan disterilkan disikat, dicuci bersih dengan detergent , dibilas dengan air sampai bersih dan dikeringkan
. #lat yang bias dilepaskan bagianbagiannya, baterai dilepaskan dari alat yang akan disterilkan dan disterilkan secara terpisah *. 'ila alat yang disterilkan tidak dapat dicuci dengan air, masukkan humiditichip mendapat kelembaban yang diinginkan 1. Pack alat yang akan disterilkan dengan seal "eal , tempelkan ex"osure indikator
2. 3asukkan dalam kantong sterilisasi, masukkan Dosimeter, Humiditichi" dan 4< gas yang sudah di cabut pengamannya
(tapi tombol pengaktifan jangan di tekan dulu) 5. antong sterilisasi di tutup! seal dengan menggunakan plastik sealer (udara dalam kantung plastik di kempeskan!dibuang
sebelum di seal dengan seal plastik) 6. +ekan tombol < pada sterilizer 7. Untuk memulai mensterilkan alat!masukkan alat kedalam sterilizer# tekan tombol load
9
-. Untuk memasukkan data berapa kantong yang akan di sterilkan tekan tanda panah naik!turun kemudian tekan tombol enter untuk konfirmasi. Sterilizator akan masuk dalam $arm u" cycle dan pintu sterilizer akan terbuka pada suhu 17= C 0.Sebelum pintu sterilizer dapat di buka sterilizer memasuki tahap "urging cycle selama 2 menit.
. %ada saat ini 8entilasi berfungsi untuk membuang sisa gas 4< dalam cabinet, pintu sterilizer akan terbuka setelah timer menghitumg mundur sp 00.00 . %ada saat pintu sterilizer tidak terkunci, ini memungkinkan untuk mamasukkan kantung yang akan disterilkan. 'unyi %ee"E tiap 2 detik mengingatkan operator bah&a sterilizer siap untuk di masuki tambahan kantung yang akan disterilkan *.%intu dapat di buka dan di tutup beberapa kali sesuai kebutuhan sp timer menghitung 00.00. setelah memasukkan kantung yang akan di sterilkan tutup pintu sterilizator dan akan mengunci dengan sendirinya bila timer sudah menunjukkan 00.00. 'ila pintu sterilizator masih terbuka pada saat timer menunjukkan 00.00 alarm akan berbunyi untuk mengingatkan operator. 1.Untuk mengeluarkan kantung yang sudah selesai prosesnya, tekan tombol &'()AD* 2.$. Penguj%an Alat Ster%l%!a!%
Sebelum mesin sterilisasi dapat digunakan secara rutin maka harus dilakukan pengujian telebih dahulu sesuai dengan prosedur pada masingmasing autoclave atau sesuai dengan mesin sterilisasi yang digunakan. erja mesin sterilisasi tidak hanya tergantung pada disain mesinnya saja tetapi juga tergantung pada elemen pendukung lainnya seperti generator uap dan distribusi uap, sistem kelistrikan dan sistem mekanik lainnya. ompatibilitas mesin sterilisasi dengan sistem penunjang lainnya 2.7. Kal%*ra!% alat
10
alibrasi secara periodik harus dilakukan sesuai dengan instruksi manual dari produsen mesin. 'eberapa contoh item yang harus dikalibrasi adalah : pengukur suhu dan tekanan, timer# dan elemen pencatat lainnya. alibrasi ulang harus dilakukan apabila komponen komponen ini mengalami perbaikan. alibrasi alat harus dilakukan oleh orang terlatih khususnya terhadap jenis mesin sterilisasi yang akan dikalibrasi. alibrasi terhadap mesin sterilisasi sangat penting untuk menjamin bah&a mesin sterilisasi bekerja dengan baik dan efektif serta dapat diandalkan.
11
BAB III PENELOLAAN 0SSD RUMAH SAKIT SOEMITRO
".1. Pengert%an
Sterilisasi adalah
proses penghancuran semua mikroorganisme
termasuk spora melalui cara fisika atau kimia yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi!infeksi nosokomial >ungsi pusat sterilisasi (CSSD) adalah : menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di Rumah Sakit untuk kepentingan pera&atan pasien. ".2. Pr%n!%& Da!ar O&era!%'nal •
3emberikan pelayanan sterilisasi dengan sebaikbaiknya dengan bekerjasama dengan unit lainnya yang ada di Rumah Sakit Soemitro di dalam memenuhi kebutuhan alat!bahan yang steril.
•
3emberikan pelayanan bahan!alat medik steril untuk kebutuhan unit unit di Rumah Sakit Soemitro selama 1 jam.
".". Tujuan Pu!at Ster%l%!a!% 40SSD5 •
3embantu unit lain di Rumah Sakit Soemitro yang membutuhkan kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi
•
3enurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi infeksi nosokomial
•
4fisiensi tenaga medis!paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada pelayanan terhadap pasien
•
3enyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan 12
".$. Tuga! Pu!at Ster%l%!a!% 40SSD5 •
3enyiapkan peralatan medis untuk pera&atan pasien
•
3elakukan proses sterilisasi alat!bahan
•
3endistribusikan alatalat yang dibutuhkan oleh ruangan pera&atan, kamar operasi maupun ruangan lainnya
•
'erpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta bermutu
•
3empertahankan stok inventory yang memadai untuk keperluan pera&atan pasien
•
3empertahankan standar yang telah ditetapkan
•
3endokumentasikan setiap akti8itas pembersihan, desinfeksi maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu
•
3elakukan
penelitian
terhadap
hasil
sterilisasi
dalam
rangka
pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosokomial •
3emberikan penyuluhan tentang halhal yang brkaitan dengan masalah sterilisasi
•
3enyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi pusat sterilisasi baik yang bersifat intern maupun ekstern
•
3enge8aluasi hasil sterilisasi
".7. Penatalak!anaan Pela)anan Pen)e+%aan Barang Ster%l6 •
Pener%maan AlatBaan
3enerima alat!bahan yang akan disterilkan dari unitunit lain yang ada di Rumah Sakit Soemitro yang telah di cuci dengan desinfectan dan dikemas serta diberi label!tanda dari ruangan masingmasing, kemudian dicatat di buku sterilisasi alat untuk disterilisasikan •
Pen(u(%an
#latalat!instrument bekas pakai operasi dicuci bersih dengan desinfectan Savlon, kemudian direndam dengan larutan desinfektan
dalam &aktu yang cukup lama untuk terjadinya penetrasi ke dalam
13
sel mikroba dan men deaktivasi selsel patogen. 3encuci bersih adalah proses yang menghilangkan semua partikel yang kelihatan dan hampir semua partikel yang tidak kelihatan, dan menyiapkan permukaan dari semua alatalat agar aman untuk proses desinfeksi dan sterilisasi.
•
Pengema!an +an Pem*er%an La*elTan+a
%engemasan yang dimaksud di sini termasuk material yang tersedia untuk
fasilitas
kesehatan
yang
didisain
untuk
membungkus,
mengemas dan menampung alatalat yang pakai ulang untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian. +ujuan pengemasan adalah untuk berperan terhadap keamanan dan efekti8itas pera&atan pasien yang
merupakan
tanggung
ja&ab
utama
CSSD.
Setelah
alat! instrument dikemas diberi label!tanda (nama ruangan, tanggal steril, alat yang disterilkan). Pr%n!%&-&r%n!%& Pengema!an
#da tiga prinsip dasar pengemasan: -
Sterilan harus
dapat
menyerap dengan baik ke seluruh
permukaan kemasan dan isinya -
"arus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan dibuka
-
"arus
mudah
dibuka
dan
isinya
mudah
diambil
tanpa
menyebabkan kontaminasi Per!)aratan Baan Pengema! : Se!ua% +engan Met'+e Ster%l%!a!% )ang +%&aka%
'ahan yang dipakai untuk pengemasan sterilisasi harus sesuai dengan proses sterilisasi yang dipilih -
"arus
tahan
terhadap
kondisi
fisik,
seperti
suhu
tinggi,
kelembaban, tekanan dan!atau hisapan pada proses sterilisasi. -
Udara pada kemasan dan isinya harus bisa keluar
14
-
Sterilan pada proses uap, 4<, atau panaskering harus dapat menyerap dengan baik pada seluruh permukaan dan serat semua isi dan kemasan.
-
Sterilan harus dapat dilepaskan pada akhir siklus sterilisasi
Ster%l%!a!% Ua& .
'ahan kemasan harus memudahkan proses pelepasan udara dan penyerapan uap yang baik pada kemasan dan isinya. %ada beberapa
sterilisasi
uap,
terjadi
juga
proses
penghisapan.
arenanya, bahan kemasan harus memudahkan pelepasan udara secara total tanpa mengganggu bentuk kemasan dan segelnya, 'ahan kemasan juga harus mudah kering dan memudahkan pengeringan isinya. Ster%l%!a!% EO.
'ahan kemasan harus memudahkan penyerapan gas dan uap sterilan yang baik, dan juga siap melepaskan gas dan uap tersebut dari kemasan dan isinya selama &aktu aerasi Ster%l%!a!% Pana!-Ker%ng .
'ahan kemasan dan isinya harus tahan terhadap suhu selama &aktu yang diperlukan untuk siklus panaskering tanpa meleleh, terbakar, atau rusak. Da&at Menaan M%kr''rgan%!ma +an Bakter%
'ahan yang dipakai untuk mengemas harus dapat menjaga sterilitas dan melindungi isinya yang sudah steril, dari sumbersumber kontaminasi mikroba mulai dari saat kemasan dikeluarkan dari mesin sterilisasi, sampai kemasan dibuka untuk dipakai. arenanya, bahan yang dipakai sebaiknya tidak berbulu, juga dapat menahan masuknya debu dan terserapnya uap (air atau cairan lainnya). Kuat +an Taan Lama
'ahan kemasan harus cukup kuat untuk menampung isinya selama proses sterilisasi dan penanganannya. "arus tahan sobekan dan
15
tusukan, tidak boleh terpengaruh tingkat atmosfir dan kelembaban udara. Selama penyimpanan sebelum dan sesudah sterilisasi, bahan kemasan tidak boleh berkerut, berlubang jika dilipat, kusut, atau melekat satu sama lain jika ditumpuk, dan segel tidak tidak boleh terlepas. Mu+a +%gunakan
'ahan harus mudah digunakan untuk membungkus, dan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk alat yang akan dikemas, dan harus membungkus alat rapatrapat. T%+ak mengan+ung Ra(un .
'ahan kemasan tidak boleh mengandung bahan beracun dan &arna yang bisa menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap pekerja, atau yang luntur jika terkena sterilan. Sebaliknya, bahan bahan pakai ulang yang sudah dilaundry atau kotak kontainer pakai ulang harus bebas dari detergen bahan pemutih, atau bahan kimia lainnya yang dapat bereaksi dengan uap sehingga menyebabkan perubahan &arna pada instrumen atau menimbulkan perubahan kimia pada alat di dalam kemasan. Segel )ang *a%k
Segel sangat penting untuk melindungi isi kemasan dan menjaga sterilitas. %embungkus datar dapat disegel dengan indikator tape atau diikat dengan tali kain. antong terbuat dari plastik, kombinasi plastik dan kertas, atau kertas saja harus disegel dengan segel panas atau tape. antong bersegel harus disegel sesuai instruksi produsen. otak kontainer sterilisasi biasanya disegel dengan pengunci tahan hancur. Saat membuka kemasan, semua metode segel harus rusak dan tidak dapat dipakai lagi untuk menghindari kesalahan. Mem*uka +engan Mu+a +an Aman
'ahan kemasan harus mudah dibuka dengan risiko kontaminasi yang minimum, misalnya karena alat terjatuh, dan memungkin
16
perpindahan alat secara aseptik ke area yang steril. adang kala pembungkus datar dipakai sebagai duk. 9ika demikian, bahan yang dipakai harus mempunyai ukuran yang cukup besar untuk menutupi area operasi ( dra"e), harus fleksibel dan menggantung dengan baik dan tidak boleh menggulung sehingga menyebabkan kontaminasi pada isinya. Ma!a Ka+aluar!a
emasan steril harus dapat menjaga sterilitas isinya selama masa kadaluarsanya. arena pada prinsipnya, masa kadaluarsa tidak bergantung pada &aktu melainkan pada kejadian yang dialami oleh kemasan tersebut. T%&e-t%&e Baan Kema!an Kerta!
'ahan ini hanya untuk sekali pakai. ebutuhan akan pemakaian kertas disebabkan karena duk kain dan handuk tidak tentu kapan kembalinya dari laundry kemungkinan terjadinya berbulu pada kain. 9uga ada keraguan pada kemampuan kain menahan bakteri, sehingga dicari alternatif bahan pembungkus lainnya. riteria kertas yang dapat dipakai: -
"arus tidak tembus air
-
"arus memiliki kekuatan tensile yang tinggi (sangat sukar dirobek)
-
"arus merupakan penahan bakteri yang baik
-
"arus bebas dari bahan beracun
ertas dapat dipakai sebagai bahan kemasan untuk proses sterilisasi uap dan 4<. +ipe kertas yang boleh dipakai untuk kemasan sterilisasi: -
ertas kraft yang medical grade
-
ertas berlaminasi: terdiri dari tiga lapisan, lapisan kedua mencegah penyerapan uap terapi berpori untuk udara, sehingga harus dilipat sedemikian rupa agar proses sterilisasi berlangsung dengan baik.
17
-
ertas mentega yang nongla;e (6, kg!rim) bisa dipakai untuk sterilisasi uap tetapi mudah robek.
-
ertas krep : menggantung dengan baik dan tidak mudah robek. 'isa dipakai untuk membungkus sekaligus sebagai area steril (duk).
+ape indikator kimia harus dilekatkan pada setiap kemasan. +ape ini berubah &arna untuk identifikasi kemasan yang sudah melalui proses sterilisasi. /%lm Pla!t%k
>ilm plastik tidak dapat menyerap air baik berupa cairan atau uap, karenanya film plastik tidak dapat dipakai sebagai kemasan untuk sterilisasi uap. antong biasanya didisain dengan kertas di salah satu sisinya untuk penetrasi uap. Polyethylene (%4) dapat menyerap 4< dan dapat dipakai sebagai tas plastik dengan disain khusus, tetapi biasanya kantong plastik untuk 4< juga dikombinasikan dengan kertas. Polyvinyl +hloride (%FC) tidak boleh dipakai karena tidak dapat menyerap 4< dengan baik dan menyimpan gas untuk &aktu
yang
cukup
lama.
'ylon atau "olyamide
juga tidak
direkomendasikan untuk uap dan 4<. etebalan film plastik biasanya * milimikron untuk porositas terhadap 4<. >ilm plastik sering dipakai setelah proses sterilisasi untuk menjaga kelembaban dan pelindung terhadap debu. Ka%n 4l%nen5
/inen adalah bahan tradisional untuk membungkus nampannampan operasi. elebihannya adalah bisa dipakai ulang, murah, kuat, pelindung yang cukup yang baik, mudah digunakan, dan sangat baik untuk duk. elemahannya: -
'ukan penghalang bakteri yang baik dan mudah menyerap air.
-
Suhu panas menyebabkan mudah robek. Sebaiknya memakai kain yang baru di laundry
-
%erlu diperiksa jika ada lubang, sobekan, dan kerusakan lainnya
18
-
%embungkus kain harus bahan muslin berkualitas tinggi dengan spesifikasi 10 thread count , dan harus dipakai lembar.
-
3uslin yang tidak di leach lebih baik karena 0 G lebih kuat dari muslin yang di leach,
-
ain yang tebal seperti kan8as tidak boleh dipakai karena sulit menyerap uap.
-
ain dapat dipakai untuk sterilisasi uap dan 4<
Ka%n (am&uran
Campuran katun dan plastik memperbaiki kemampuan menghalangi bakteri dan air. +etapi karena sering dicuci, menjadi kurang baik. 'ahan ini sesuai untuk sterilisasi uap dan 4<. Pr'!e+ur +an Langka-langka &engema!an
%rosedur pengemasan harus mencakup: -
ama alatalat yang akan dikemas
-
/angkahlangkah yang tepat untuk persiapan dan inspeksi alatalat, sesuai instruksi produsen dan spesifikasinya.
-
Sesuaikan dengan metode sterilisasi yang dipakai
-
+ipe dan ukuran alatalat yang akan dikemas
-
%enempatan alatalat yang tepat dalam kemasan
-
+ipe dan penempatan yang tepat indikator kimia eAternal dan internal, sesuai dengan kebijakan pengendalian mutu proses sterilisasi
-
3etoda atau teknik mengemas. (/ihat /ampiran 2)
-
3etoda pemberian segel pada setiap kemasan
-
3etoda dan penempatan label untuk identifikasi isi kemasan
- #plikasi
informasi untuk pengendalian mutu, seperti nomor lot,
tanggal, dan identifikasi pekerja yang menyiapkan -
%etunjuk untuk penempatan kemasan di dalam mesin sterilisasi
-
%eringatan mengenai &aktu pengeringan, &aktu pendinginan, dan penanganan setelah proses sterilisasi.
19
-
$nformasi mengenai aplikasi pelindung setelah proses sterilisasi terhadap debu, uap,8ermin, dsb.
-
%etunjuk untuk penempatan pada penyimpanan, atau untuk distribusi ketempat pemakaian.
-
$nformasi
untuk
pemakai
untuk
mencegah
kemungkinan
kontaminasi, misalnya prosedur yang tepat untuk penyimpanan dan penanganan kemasan sterilH inspeksi segel, dan metode yang tepat untuk membuka alatalat steril. •
Pr'!e! Ster%l%!a!%
Setelah alat dicuci dan dikemas kemudian dimasukkan kedalam mesin sterilisasi yaitu mesin autoclave delta dengan menggunakan suhu *= C sampai mesin sterilisasi autoclave delta berbunyi menandakan proses sterilisasi telah selesai, kirakira memakan &aktu selama satu setengah jam. •
Pen)%m&anan +an D%!tr%*u!%
#lat!bahan yang sudah disterilkan oleh petugas kamar operasi kemudian disimpan di lemari penyimpanan alat steril dan di distribusikan ke unitunit yang membutuhkan alat!bahan dalam kondisi yang steril.
•
Pen(atatan +an Pela&'ran
#lat!bahan yang disterilkan di catat jumlah set nya, berat alat, tanggal dan petugas!pera&at yang mensterilkan di dalam buku pencatatan dan pelaporan sterilisasi. •
Pem*uangan L%m*a
/imbah atau buangan hasil proses sterilisasi dibuang ke $%#/ Rumah Sakit Soemitro.
20
BAB I8 KETENAAAN
4.1.
Statu! Ke!eatan
epada seluruh tenaga!pega&ai yang bekerja di pusat sterilisasi Rumah Sakit dianjurkan sebelum dan pada saat melakukan tugas seharihari untuk :
3empunyai data kesehatan yang mencakup data fisik, I ray untuk +'C
Status imunisasi untuk hepatitis ', +etanus, Ty"hoid fever .
/aporan mengenai sakit yang dialami selama bekerja di pusat sterilisasi seperti infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi gastrointestinal, tertusuk jarum maupun infeksi pada mata.
$.2.
Ura%an Tuga! +an Kual%#%ka!% tenaga
ualifikasi tenaga yang bekerja di pusat sterilisasi dibedakan sesuai dengan kapasitas tugas dan tanggung ja&abnya, yang dibagi atas tenaga manajer dan teknis pelayanan sterilisasi. $.2.1. Ke&ala In!tala!% Pu!at Ster%l%!a!% Ura%an Tuga! : -
3engarahkan semua akti8itas staf yang berkaitan dengan su""ly alat medis steril begi pera&atan pasien di Rumah Sakit
-
3engikuti perkembangan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan diri!personel lainnya
-
3enentukan metoda yang efektif bagi penyiapan dan penanganan alat!bahan steril.
21
-
'ertanggung ja&ab agar staf mengerti akan prosedur dan penggunaan mesin sterilisasi secara benar
-
3emastikan bah&a teknik aseptik diterapkan pada saat penyiapan dan penanganan alat steril baik yang sekali pakai atau pemakaian ulang
-
erjasama dengan unit lain di Rumah Sakit dan melakukan koordinasi yang bersifat intern!ekstern
-
3elakukan seleksi untuk calon tenaga di pusat sterilisasi, menyiapkan konsep dan rencana kerja serta melakukan e8aluasi pada &aktu yang telah ditentukan
-
3embuat perencanaan program kerja
-
3embuat laporan kinerja CSSD
Kual%#%ka!% Tenaga 6 -
%endidikan terakhir minimal apoteker atau sarjana kesehatan atau D* di bidang kesehatan dengan masa kerja 6 tahun di bidang sterilisasi
-
+elah mendapat kursus tambahan tentang prosedur dan teknis pelayanan sterilisasi
-
+elah mendapat kursus tambahan tentang manajemen
-
3engetahui tentang psikologi personel
-
'erpengalaman kerja di bagian kamar operasi!sterilisasi
-
3empunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi
$.2.2. Ke&ala Su* In!tala!% Ura%an Tuga! 6 -
'ertanggung ja&ab kepada kepala instalasi pusat sterilisasi
-
'ertanggung ja&ab sebagai epala $nstalasi pusat sterilisasi apabila epala $nstalasi berhalangan hadir
-
3embantu epala $nstalasi dalam pengendalian dan penanganan alat,
su"ervise
langsung,
mengajar!mere8isi
prosedur
baru,
menge8aluasi staf dan melaporkannya kepada epala $nstalasi pusat sterilisasi
22
-
3embuat program orientasi untuk tenaga baru
-
3embuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan masingmasing sub instalasi.
-
3embuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak
-
3embuat laporan hasil kerja masingmasing sub instalasi kepada kepala instalasi
Kual%#%ka!% Tenaga 6 -
%endidikan minimal S* di bidang kesehatan dengan masa kerja selama * tahun di bidang sterilisasi
-
%ernah mengikuti kursus tambahan tentang CSSD
-
3empunyai pengetahuan yang cukup tentang konsep akti8itas dari sub instalasi yang dipimpinnya
-
Dapat bekerja baik dalam berbagai kondisi
-
ondisi kesehatan baik
$.2.". Penanggung ja,a* a+m%n%!tra!% Ura%an Tuga! 6 -
'ertanggung ja&ab terhadap epala $nstalasi
-
3embantu epala $nstalasi dalam penyusunan perencanaan berdasarkan masukan dari epala Sub $nstalasi
-
Rekapitulasi laporan kegiatan masingmasing sub instalasi
-
3enyiapkan keperluan administrasi
Kual%#%ka!% Tenaga 6 -
3inimal lulusan S3#!S3U!S34#!sekolah pendidikan pera&at atau yang setara dengan tambahan kursus administrasi
-
Dapat melakukan pengetikan dan menggunakan computer
-
Rapi dalam menyusun dokumentasi
$.2.$. Sta# +% Pu!at Ster%l%!a!% Ura%an Tuga! 6 -
'ertanggung ja&ab terhadap kepala sub instalasi
-
+idak alergi terhadap bahanbahan yang digunakan di pusat sterilisasi
23
-
Dapat mengerti perintah dan menerapkannya menjadi akti8itas
-
Dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan 3engikuti prosedur kerja! S<% yang telah dibuat
-
Dapat menjalankan pekerjaan baik dengan perintah langsung maupun tidak langsung!telephone
-
Dapat mengerjakan pekerjaan rutin!berulangulang yang relati8e membosankanE
-
Dapat menerima tekanan kerja dan kadangkadang lembur
-
3emakai pelindung seperti apron, masker, penutup kepala, sandal khusus dan sarung tangan
-
3emelihara peralatan CSSD, alat dan bahan steril
Kual%#%ka!% Tenaga 6
$.".
-
"arus mengikuti pelatihan CSSD
-
Dapat belajar dengan cepat
-
3empunyai ketrampilan yang baik
-
Personal HygieneE baik
-
Disiplin dalam mengerjakan tugas keseharian
K'm&eten!% Tenaga
'ah&a tenaga yang bertugas di pusat sterilisasi pada Rumah Sakit harus mampu untuk memberikan pelatihan teknis tentang pelayanan CSSD di Rumah Sakit
24
BAB 8 MONITORIN DAN E8ALUASI
7.1. M'n%t'r%ng
Jang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan proses sterilisasi dan cakupan program pelayanan proses sterilisasi sea&al mungkin, untuk dapat menemukan dan selanjutnya memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program. Tujuan m'n%t'r%ng a+ala6
. Untuk mengadakan perbaikan, perubahan orientasi atau disain dari sistem pelayanan sterilisasi (bila perlu). . Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan sterilisasi yang dilaksanakan di lapangan, sesuai dengan temuantemuan dilapangan. *. "asil analisis dari monitoring digunakan
untuk perbaikan dalam
pemberian pelayanan sterilisasi di Rumah Sakit Soemitro. 3onitoring sebaiknya dilakukan sesuai keperluan dan dipergunakan segera untuk perbaikan program. Hal-al )ang aru! +%&erat%kan untuk k'ntr'l kual%ta! a+ala h : 1. Pem*er%an n'm'r l't &a+a !et%a& kema!an.
Setiap item!kemasan yang akan disterilkan harus mencantumkan identitas berupa nomor lot yang mencakup nomor mesin sterilisasi, tanggal proses sterilisasi, dan keterangan siklus keberapa dari mesin sterilisasi. %engidentifikasian ini akan memudahkan pada saat diperlukannya
melakukan recall atau penarikan kembali kemasan
yang sudah terdistribusikan. 2. Data me!%n !ter%l%!a!% .
25
Untuk setiap siklus sterilisasi yang dilakukan informasi berikut harus didokumentasikan : -
omor lot
-
$nformasi umum kemasan (misal : kemasan linen, atau kemasan instrument )
-
Kaktu pemaparan dan suhu (kalau belum tercatat oleh mesin sterilisasi)
-
ama operator
-
Data hasil pengujian biologis
-
Data respons terhadap indikator kimia
-
Data hasil dari uji 'o&ieDick Dokumentasi ini akan bermanfaat dalam monitoring proses dan memastikan bah&a
parameter
pada setiap siklus proses
sterilisasi telah tercapai sehingga akuntabilitas proses terjamin. Dengan melakukan dokumentasi ini maka apabila ada barang yang harus ditarik ulang akan menjadi lebih mudah. ". 9aktu Ka+aluar!a.
Setiap kemasan steril yang akan digunakan harus diberi label yang mengindikasikan &aktu kadaluarsa untuk memudahkan melakukan rotasi stok, &alaupun kadaluarsa tidak tergantung pada &aktu melainkan pada kejadian yang dialami oleh kemasan tersebut. 7.2. E:alua!%
Setiap kegiatan harus selalu di e8aluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap pengemasan, sterilisasi dan sebagainya, juga e8aluasi secara keseluruhan dalam rangka kinerja dari pengelolaan sterilisasi di Rumah Sakit Soemitro Tujuan +ar% e:alua!% ter!e*ut antara la%n :
. 3eningkatkan kinerja pengelolaan sterilisasi Rumah Sakit Soemitro . Sebagai acuan!masukan dalam perencanaan sterilisasi, bah&a barangbarang yang disterilkan di jamin kesterilannya.
26
*. Sebagai acuan dalam perencanaan system pemeliharaan mesin mesin sterilisasi 1. Sebagai
acuan
perencanaan
peningkatan
pengetahuan
dan
ketrampilan sumber daya manusia. BAB 8I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KER;A 4K"5
<.1.
Pen(egaan Ke(elakaan Pa+a Petuga!
+anggung ja&ab untuk melaksanakan semua kegiatan secara aman di lingkungan CSSD menjadi tanggung ja&ab petugas CSSD setelah dilakukan pembekalan terhadap petugas tehadap bahayabahaya yang mungkin terjadi di lingkungan CSSD. %ada dasarnya kecelakaan dapat dihindari dengan mengetahui potensi bahaya yang dapat di timbulkannya. Dengan memperhatikan secara seksama dan melatih teknikteknik bekerja secara aman maka resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat di turunkan secara signifikan. <.2.
Pener%maan Barang K't'r +an Daera Dek'ntam%na!%
'ahaya pemaparan terhadap darah dan cairan tubuh lainnya maupun ;at;at kimia di lingkungan CSSD dapat menyebabkan luka, penyakit dan dalam kondisi yang ekstrim menyebabkan kematian. Upaya pencegahan dapat di lakukan secara efektif dengan menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, penutup kepala, penutup kaki, gaun anti cairan, masker maupun goggle mata. %enyedian alat pelindung diri menjadi tanggung ja&ab institusi bersangkutan, tetapi adalah tanggung ja&ab petugas CSSD untuk melindungi dirinya dengan menggunakan alat pelindung diri secara benar. %enanganan yang salah terhadap alatalat tajam terkontaminasi seperti pisau, jarum dll dapat menyebabkan rusaknya permukaan kulit yang pada akhirnya dapat memungkinkan masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadinya penyakit
27
Saran t%n+akan aman
9angan sekalikali memasukkan tangan ke dalam &adah berisi barang terkontaminasi tanpa dapat melihat secara jelas isi dari &adah tadi
+uangkan cairan yang dapat mengganggu pengenalan secara 8isual alatalat, lalu pindahkan alat! instrument satu persatu. %astikan agar bagian yang runcing dari instrument mengarah berla&anan terhadap tubuh kita pada saat transportasi.
'uang sampah benda tajam (jarum suntik, lades) ke dalam &adah yang tahan tusukan dan tidak dibuang pada tempat sampah biasa.
%ada saat memproses ulang benda tajam pakai ulang, pisahkan dari instrument lain dan posisikan sedemikian sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya luka pada petugas lain dengan penanganan normal
$kuti petunjuk!rekomendasi pabrik untuk penanganan ;at kimia secara aman, dan gunakan alat pelindung diri untuk mencegah pemaparan ;at kimia terhadap kulit dan membran mukosa yang dapat menyebabkan luka bakar kimia
'erhatihatilah apabila
mendekati
daerah dimana air
biasa
digunakan, periksa kondisi lantai untuk mencegah terjatuh akibat licin lantai, sebaiknya ada ramburambu peringatan
%ada saat mencuci instrument di dalam sink, perhatikan untuk selalu menggosok diba&ah permukaan air untuk mencegah terjadinya aerosol yang dapat terhirup
6.3.
Pen)%a&an Pr'!e! Ster%l%!a!% +an Daera Ster%l%!a!%
%engoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih yang sudah mendapatkan pelatihan tentang prinsip dasar sterilisasi dan cara menggunakan mesin sterilisasi secara benar. Dengan demikian maka kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dapat diperkecil dan upaya untuk menghasilkan barangbarang steril menjadi lebih terjamin.
28
9enisjenis luka yang dapat terjadi di daerah ini meliputi luka bakar pada kulit maupun membran mukosa, akibat kelalaian
pada
penggunaan ;at kimia maupun akibat terlalu dekatnya posisi terhadap sumber panas (sterilisasi uap atau kereta barang yang panas). /uka bakar elektris, akibat penggunaan instrument !alat listrik. /uka pada mata akibat cipratan ;at kimia sehingga pemakaian alat pelindung mata diperlukan.
Saran t%n+akan aman
?unakan sarung tangan tahan panas pada saat menangani kereta mesin sterilisasi atau pada saat berhubungan dengan objek lain bersuhu tinggi
/etakkan kereta mesin sterilisasi diluar daerah lalu lalang petugas CSSD lain untuk menghindari petugas lain menyentuh kereta yang panas ini.
+indakan hatihati harus diperhatikan pada saat menggunakan sealer panas dan pemotong kantung sterilisasi ( "ouches)
%engoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih
%engoperasian dan instalasi mesin sterilisasi etilen oksida harus dilakukan dengan memperhatikan sistem 8entilasi dan sistem exhaust yang berhubungan langsung dengan udara luar (ke luar
gedung)
%ada saat memindahkan barang ke dalam cabinet aerasi, petugas harus menggunakan sarung tangan dan tidak memegang barang dekat dengan tubuh atau menghisap udara di atas barang yang di pindahkan tersebut
%ada saat memindahkan &adah dari mesin 4< ke dalam aerator sebaiknya kereta ditarik dan tidak di dorong
29
Setelah barang di masukkan ke dalam kabinet aerasi dan siklus aerasi sudah di jalankan, maka fase siklus tersebut tidak boleh dihentikan sampai proses aerasi selesai
#pabila ada petugas yang terpapar dengan 4< segera ba&a ke ruang ga&at darurat untuk e8aluasi lebih lanjut
<.$.
Pen(egaan Ke(elakaan Pa+a Pa!%en
%etugas CSSD mempunyai tanggung ja&ab dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan pada pasien yang dira&at di Rumah Sakit sehubungan dengan alatalat! instrument yang di gunakan. 3elakukan proses
dekontaminasi,
disinfeksi,
pengemasan,
sterilisasi,
dan
penanganan barang steril secara aseptic dan benar sesuai dengan S<% yang ditetapkan merupakan cara terbaik bagi petugas untuk mencegah terjadinya kecelakaan!luka pada pasien. %asien penerima barang yang belum di uji kelayakan fungsi dan cara pakainya dapat mengalami
komplikasi
maupun
penundaan
tindakan.
#latalat
terkontaminasi atau onsteril (seperti instrument bedah) apabila di gunakan pada pasien dapat menimbulkan infeksi nosokomial. Saran t%n+akan aman •
/akukan
pengujian
terhadap
instrument !alat
sebelum
di
distribusikan dari CSSD sesuai dengan petunjuk pabrik dan S<% di CSSD •
%astikan bah&a semua barang telah di dekontaminasi dan bebas dari
pengotor,
kerusakan
atau
bahaya
lain
yang
dapat
mempengaruhi penggunaan barang !alat •
%astikan agar barang terkontaminasi selalu dalam keadaan tertutup pada saat transportasi menuju daerah dekontaminasi
•
%astikan semua peralatan yang digunakan untuk melakukan proses sterilisai mengalami pengujian secara teratur dan dijamin bekerja secara baik
30
•
%astikan bah&a semua komponen instrument
berada dalam
keadaan lengkap, dan berfungsi secara normal •
%astikan bah&a semua mesin sterilisasi termonitor secara 8isual selama siklus berlangsung melalui pengujian indikator kimia, biologis dan pengujian deteksi udara dalam chamer (sistem mesin sterilisasi uap pre8akum)
<.7.
Penanganan 3at-3at k%m%a +% 0SSD
%enanganan ;at;at kimia di CSSD sangat perlu di perhatikan mengingat banyak ;at kimia yang digunakan di CSSD bersifat toksik. #pabila penanganannya tidak dilakukan dengan baik maka dapat membahayakan baik petugas CSSD itu sendiri maupun pasien Alk''l
#lkohol dalam bentuk 4til atau $sopropil alkohol (50-0 G) digunakan sebagai desinfektan intermediat dengan kemampuan bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal, dan 8irusidal
T%n+akan &ert'l'ngan
. 'a&a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik . 'erikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, 8entilasi dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran mata
. +engadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena . Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau aC/ 0,- G perlahan selama 20 menit *. 9ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 0 menit 1. 9angan biarkan korban menggosok mata 5.
+utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim!konsul ke dokter mata
T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran kul%t
31
. 'a&a pasien segera ke pancuran terdekat . Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 0 menit *. 9ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan
/'rmal+e%+
>ormaldehid adalah gas tidak ber&arna dengan bau menyengat. Umumnya digunakan sebagai disinfektan. >ormalin adalah larutan yang mengandung formaldehid dan methanol dengan kadar ber8ariasi (biasanya antara 2 G) Baa)a tera+a& ke!eatan
Dosis toksik : Dosis letal pada manusia secara oral 0,2 2 g!kg '' #kut
: * ppm, rasa gatal pada mata, 12 ppm lakrimasi, 0 ppm lakrimasi berat,00 ppm susah bernafas, batuk, terasa panas pada hidung dan tenggorokan, 2000 ppm iritasi akut saluran pernafasan
/ambat
: Sensitisasi dermatitis
ronik
: arsinogenik, gangguan menstruasi dan kesuburan pada &anita, percikan larutan pada mata dapat menyebabkan kerusakan berat s!d menetap, kornea buram dan buta
9ika tertelan : 3enyebabkan luka korosif mukosa gastrointestinal disertai mual, muntah, perdarahan 9ika terhirup : $ritasi saluran nafas, nafas berbunyi, laringospasme ontak kulit : $ritasi pada kulit ontak mata : iritasi
dan
lakrimasi,
pada
konsentrasi
menyebabkan kornea buram dan buta T%n+akan &ert'l'ngan
. 'a&a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik
32
pekat
. 'erikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, 8entilasi dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran mata
. +engadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena . Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau aC/ 0,- G perlahan selama 20 menit *. 9ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 0 menit 1. 9angan biarkan korban menggosok mata 2. +utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim!konsul ke dokter mata T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran kul%t
. 'a&a pasien segera ke pancuran terdekat . Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 0 menit *. 9ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan 1. /epaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahan dan buanglah dalam &adah!plastik tertutup 2. %ada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron 5. eringkan dengan handuk yang kering dan lembut T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran ga!tr'%nte!t%nal
%ada keracunan formaldehid ringan, perlu dilakukan tindakan berikut: . Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk pengenceran. Untuk orang de&asa maksimal 0 cc sekali minum, untuk anakanak maksimal 00 ml. . ontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbonaktif *. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi
33
Et%len Ok!%+a
4tilen oksida merupakan ;at kimia yang banyak digunakan dalam proses sterilisasi kimia alatalat kesehatan, pereaksi dalam sintesa kimia organik terutama dalam pembuatan etilen glikol, fungisida, dan fumigan bahan makanan dan tekstil
Baa)a utama tera+a& ke!eatan
$nhalasi
: %emaparan jangka pendek : iritasi, daya cium menurun, dispnea, nyeri kepala, mengantuk, gejala mabuk, gangguan keseimbangan tubuh
ontak kulit : %emaparan jangka pendek : reaksi alergi, kulit terasa panas, melepuh, frostbite. ontak mata : %emaparan jangka pendek : terasa panas, frostbite, mata berair, pemaparan jangka panjang : dapat menimbulkan kontak +ertelan
: %emaparan jangka pendek : terasa panas terbakar, sakit tenggorokan, mual, muntah,, frostite, diare, nyeri perut, nyeri dada, nyeri kepala, sianosis. %emaparan jangka panjang
:
erusakan
hati,
potensial karsinogen
T%n+akan &ert'l'ngan
. 'a&a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik . 'erikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, 8entilasi dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran mata
. +engadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena . Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau aC/ 0,- G perlahan selama 20 menit
34
*. 9ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 0 menit. 1. 9angan biarkan korban menggosok mata 2. +utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim!konsul ke dokter mata T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran kul%t
. 'a&a pasien segera ke pancuran terdekat . Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 0 menit *. 9ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan 1. /epaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahan dan buanglah dalam &adah!plastik tertutup 2. %ada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron 5. eringkan dengan handuk yang kering dan lembut T%n+akan &ert'l'ngan &ema&aran ga!tr'%nte!t%nal
. $nduksi muntah tidak dilakukan (kontra indikasi) . #spirasi dan kumbah lambung tidak dianjurkan *. 'erikan karbon aktif dosis tunggal gr!kg atau de&asa *000 gr dan anakanak 2*0 gr. Cara pemberian : dicampur rata dengan perbandingan 20 gr karbon aktif dengan 0000 ml air. De&asa 0 gr tiap 0 menit, anakanak 2 gr tiap 0 menit
L%!'l
/isol merupakan nama lain dari kelompok ;at kimia fenol, asam karbolat, hidroksiben;ena, asam fenilat, resol, karbon kreolin, likresol. /isol banyak digunakan sebagai desinfektan rumah tangga untuk membersihkan lantai, kamar mandi!KC dan untuk menghilangkan bau busuk. Dalam bidang kesehatan digunakan sebagai larutan antiseptic dengan konsentrasi antara G. /D/ oral pada manusia adalah 10 mg!kg.
35
Baa)a utama &a+a ke!eatan
%ada kulit dan mukosa
: ?atal dan mati rasa dan pada keadaan berulang atau berat (kemerahan, gatal dan
ronis pada kulit
luka bakar)
: 4ritema, 8esikel, dan akhirnya padat mengalami dermatitis kontak
%emaparan mata
: $ritasi konjungti8a, kornea ber&arna putih, edema palpebra dan iritis, nyeri abdomen, muntah dan rash. 9ika konsentrasi
fenol
L
2
G
dapat
menyebabkan luka bakar pada pada mulut dan esophagus 4fek pada sistem kardio8askuler : "ipotensi dan syok 4fek pada ginjal
:
Urin
ber&arna
gelap
karena
hemoglobinuri 4fek pada pernafasan
: Depresi pernafasan dan gagal nafas
T%n+akan &ert'l'ngan
. 'a&a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik . 'erikan terapi suportif berup penatalaksanaan jalan nafas, 8entilasi dan
oksigenasi
dengan
oksigen
lembab
00
G,
dan
penatalaksanaan sirkulasi T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran mata
. +engadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena . Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau aC/ 0,- G perlahan selama 20 menit *. 9ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 0 menit 1. 9angan biarkan korban menggosok mata 2. +utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim!konsul ke dokter mata T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran kul%t
36
. 'a&a pasien segera ke pancuran terdekat . Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 0 menit *. 9ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara perlahan 1. /epaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahan dan buanglah dalam &adah!plastik tertutup 2. %ada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron 5. eringkan dengan handuk yang kering dan lembut T%n+akan &ert'l'ngan &ema&aran ga!tr'%nte!t%nal
. Segera beri pasien atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk pengenceran. Untuk orang de&asa maksimal 20 cc sekali minum, untuk anakanak maksimal 00 ml. . ontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbonaktif 3.
Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat di pertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi
Natr%um H%&'kl'r%t
/arutan pemutih pakaian yang biasa digunakan biasanya mengandung bahan aktif atrium hipoklorit (a
pemutih
juga
digunakan
sebagai
disinfektan.
%ada
konsentrasi L 0 G ;at ini bersifat korosif dan bila tertelan akan berbahaya
karena
jika
kontak
dengan
asam
lambung
akan
melepaskan asam klorat gas klor bebas dalam lambung yang apabila terhirup dapat menyebabkan kerusakan paruparu Baa)a utama tera+a& ke!eatan
. 'a&a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik . 'erikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, 8entilasi dan oksigenasi dengan oksigen lembab 00 G, dan penatalaksanaan sirkulasi
37
T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran mata
. +engadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yan terkena . Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau aC/ 0,- G perlahan selama 20 menit *. 9ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 0 menit 1. 9angan biarkan korban menggosok mata 2. +utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim!konsul ke dokter mata T%n+akan &ert'l'ngan &a+a &ema&aran kul%t
. 'a&a pasien segera ke pancuran terdekat . Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 0 menit *. 9ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan air mengalir minimal 0 menit 1. /epaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahan dan buanglah dalam &adah !plastik tertutup 2. %ada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron 5. eringkan dengan handuk yang kering dan lembut T%n+akan &ert'l'ngan &ema&aran ga!tr'%nte!t%nal
. Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk pengenceran. Untuk orang de&asa maksimal 20 cc sekali minum, untuk anakanak maksimal 00 ml . ontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbonaktif *. Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi. 1. %engenceran dengan demulsen seperti susu atau antacid
<.<
Alat &el%n+ung +%r%
38