Pembahasan Antidiare Tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah mengetahui sejauh mana aktivitas obat antidiare yaitu loperamid HCl dapat menghambat diare dengan metode transit intestinal. Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan, diare ditandai dengan frekuensi defekasi yang jauh melebihi normal, serta konsistensi feses yang encer, diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan refleks mempercepat peristaltik usus. Sebelum digunakan untuk percobaan, mencit dipuasakan selama 18 jam tetapi tetap diberikan minum. Hal tersebut dikarenakan adanya ad anya makanan dalam usus akan berpengaruh terhadap kecepatan peristaltik, sehingga dipuasakan agar kecepatan peristaltik usus dapat stabil selama percobaan. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (diberi aquadest), kelompok uji (diberi infusa daun jambu biji), kelompok pembanding (diberi loperamid) dan kelompok pembanding dengan kaolin pektin. Sediaan diberikan secara oral karena dengan pemberian secara oral obat akan diserap di usus sehingga dapat terlihat adanya pengaruh dari sediaan tersebut terhadap gerakan peristaltik usus. Kemudian mencit-mencit tersebut didiamkan selama 45 menit agar obat-obat tersebut dapat terabsorpsi secara sempurna di dalam tubuh mencit, sehingga didapat efek yang diharapkan. Kemudian mencit diberi suspensi norit sebanyak 0,1 ml/10g. Suspensi norit ini berfungsi sebagai senyawa penanda untuk mengetahui gerakan peristaltik usus, norit tidak berpengaruh terhadap kerja sediaan uji maupun gerakan peristaltik usus. Selanjutnya dilakukan dislokasi tulang leher dan dibedah untuk melihat kecepatan peristaltik antara mencit control negative, mencit kelompok uji dengan infusa daun jambu biji, kelompok pembanding dengan loperamid dan kelompok pembanding dengan k aolin pektin. Kaolin dan pectin termasuk dalam golongan adsorbensia. Adsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat ini adalah mengikat atau menyerap toksin bakteri dan hasil-hasil metabolisme serta melapisi permukaan mukosa usus sehingga toksin dan mikroorganisme tidak dapat merusak serta menembus mukosa usus. Loperamid termasuk dalam golongan zat penekan peristaltik usus. Obat ini merupakan analog meperidin dan memiliki efek seperti opioid pada usus, mengaktifkan reseptor opioid
presinaptik di dalam sistem saraf enterik untuk menghambat pelepasan asetilkolin dan menurunkan peristaltik. Obat ini memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Efek samping termasuk rasa kantuk, kejang perut dan pusing. Karena obat ini dapat menyebabkan megakolon yang toksik, maka tidak digunakan pada anak-anak atau pasien dengan kolitis berat. Secara in vitro pada binatang loperamid menghambat motilitas/perilstaltik usus dengan mempengaruhi langsung otot sirkular dan longitudinal dinding usus serta mempengaruhi pergerakan air dan elektrolit di usus besar. Sedangkan pada manusia, loperamid memperpanjang waktu transit isi saluran cerna. Loperamide menurunkan volume feses, meningkatkan viskositas dan kepadatan feses serta menghentikan kehilangan cairan dan elektrolit. Sehingga pemberian loperamid berdasarkan literatur dapat menurunkan kecepatan peristaltik usus. Selanjutnya infusa daun jambu biji. Daun jambu biji ( Psidium Guajava L) sebagai obat tradisional digunakan untuk pengobatan diare, radang lambung, sariawan, keputihan, kencing manis. Salah satu zat yang terkandung dalam tananaman jambu biji adalah tanin yang dapat digunakan sebagai obat anti diare. Tanin merupakan senyawa fenolik larut air dengan BM 5003000, memberikan reaksi umum senyawa fenol dan memiliki sifat-sifat khusus seperti presipitasi alkaloid, gelatin, dan protein-protein lain. Senyawa tannin bersifat sebagai astringent, yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar dan menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak. Serta sebagai penyerap racun dan dapat me nggumpalkan protein. Oleh karena itu senyawa tannin dapat membantu menghentikan diare. Hasil yang diamati berupa rasio panjang usus, yaitu perbandingan panjang usus yang dilalui norit dibagi dengan panjang usus mencit. Semakin pendek rasio panjang usus dari kelompok sediaan berarti semakin baik sediaan o bat tersebut memberikan efektivitas. Berdasarkan hasil pengamatan, rasio panjang usus pada kelompok kontrol negatif yaitu 0,588 cm, pada kelompok uji dengan infusa daun jambu biji yaitu 0,291 cm, kelompok pembanding dengan loperamid yaitu 0,133 cm, kelompok pembanding dengan kaolin pektin yaitu 0,022 cm. Dari hasil tersebut diketahui urutan sediaan yang paling efektif yaitu yang pertama adalah kelompok pembanding dengan kaolin pektin, selanjutnya loperamid, infusa daun jambu biji dan yang terakhir kelompok kontrol negatif. Sedangkan menurut literature, loperamid lebih efektif dibandingkan dengan kaolin pectin, karena kerja dari loperamid menurunkan volume feses, meningkatkan viskositas dan kepadatan feses serta menghentikan kehilangan cairan dan elektrolit.
Kesimpulan
Rasio panjang usus pada kelompok kontrol negatif yaitu 0,588 cm, pada kelompok uji dengan infusa daun jambu biji yaitu 0,291 cm, kelompok pembanding dengan loperamid yaitu 0,133 cm, kelompok pembanding dengan kaolin pektin yaitu 0,022 cm.
Berdasarkan pengamatan, urutan sediaan yang paling efektif yaitu kaolin pektin, loperamid, infusa daun jambu biji dan yang terakhir kelompok kontrol negative (aquadest).
Anti tukak Tukak peptik merupakan keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak (misalnya tukak karena stress). Tukak peptik dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esophagus, lambung, duodenum dan setelah gastroenterostomi, juga jejenum. Sebelum dilakukan percobaan, tikus dipuasakan selama 18 jam tetapi tetap diberikan minum. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan kadar/konsentrasi asam lambung pada tikus tidak terlalu tinggi akibat adanya pengaruh dari makanan, serta agar induksi etanol 80% dapat diserap dengan baik di dalam lambung karena adanya makanan dapat memperlambat penyerapan alcohol di dalam tubuh. Tikus dibagi dalam 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok pembanding (diberi sukralfat). Sediaan diberikan secara oral. Setelah satu jam pemberian sediaan, tikus diberi etanol 80% untuk menginduksi tukak lambung. Alkohol dapat merusak lapisan mukus pada lambung sehingga dapat diamati tukak yang terbentuk. Jika digunakan alcohol 70% memiliki kandungan air yang lebih banyak sehingga ditakutkan akan muncul mikroba, sedangkan apabila digunakan alcohol 90% kerusakan yang ditimbulkan hampir sama dengan kondisi tukak sehingga ditakutkan saat pengamatan tukak tidak terlihat. Berdasarkan hasil pengamatan, pada kontrol negative hanya diberi aquadest saja, kontrol negative bertujuan untuk mengetahui kondisi normal lambung sebelum diberi induksi tukak. Dari pengamatan diperoleh indeks tukak sebesar 2,1% dengan daya pencegah an 54,05% Pada kontrol positif diberi aquadest dan etanol sebanyak 1,28 ml, kontrol postitif bertujuan untuk mengetahui kondisi tukak lambung tanpa diberi sediaan obat terlebih dahulu. Diperoleh indeks tukak sebesar 11,1% dengan daya pencegahan 54,05%. Sedangkan pada kelompok uji dengan sukralfat bertujuan untuk mengetahui nilai indeks tukak setelah diberi sediaan obat dan diperoleh indeks tukak sebesar 5,1%. Daya pencegahan bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak obat bekerja. Dapat diketahui bahwa semakin kecil nilai indeks tukak, daya pencegahan semakin tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sediaan obat memilik efek yang cukup baik.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa sukralfat dapat mengurangi kondisi tukak pada lambung, hal ini sesuai dengan literature, karena sukralfat dapat membentuk suatu kompleks protein pada permukaan tukak yang melindungi terhadap HCl, pepsin dan empedu. Mekanisme sukralfat atau aluminium sukrosa sulfat adalah disakarida sulfat yang digunakan dalam penyakit ulkus peptik. Mekanisme kerjanya diperkirakan melibatkan ikatan selektif pada jaringan ulkus yang nekrotik, dimana obat ini bekerja sebagai sawar terhadap asam, pepsin, dan empedu. Obat ini mempunyai efek perlindungan terhadap mukosa termasuk stimulasi prostaglandin mukosa. Selain itu, sukralfat dapat langsung mengabsorpsi garam-garam empedu, aktivitas ini nampaknya terletak didalam seluruh kompleks molekul dan bukan hasil kerja ion aluminium saja. Sukralfat dapat digunakan untuk mengobati ulkus, tetapi lebih utama digunakan dalam pencegahan stress ulserasi. Diindikasikan untuk penggunaan jangka pendek, dan lebih efektif pada ulkus usus. Berikatan dengan protein bebas, dan konsentrasi sukralfat pada bagian ulkus lebih besar daripada pada jaringan normal. Efek samping yang sering terjadi dari penggunaan obat ini yaitu konstipasi yang disebabkan karena adanya aluminium. Sekitar 3-5% aluminium dari dosis diabsorpsi dapat menyebabkan toksisitas aluminium pada penggunaan jangka panjang. Resiko ini meningkat pada pasien dengan gangguan ginjal. Efek yang jarang terjadi termasuk diare, mual, kesulitan mencerna, mulut kering dan mengantuk. Sukralfat dapat menurunkan absorpsi siprofloksasin, norfloksasin, ofloksasin, tetrasiklin, warfarin, fenitoin, ketokonazol, glikosida jantung, dan tiroksin, simetidin, ranitidin dan teofilin. Adapun dosis sukralfat adalah 2 gram 2 kali sehari (pagi dan sebelum tidur malam) atau 1 gram 4 kali sehari pada waktu lambung kosong (paling kurang 1 jam sebelum makan dan sebelum tidur malam), diberikan selama 4-6 minggu atau pada kasus yang resisten 12 minggu, maksimal 8 g sehari. Anak-anak tidak dianjurkan mengkonsumsi obat ini. Profilaksis tukak stress (suspensi), 1 gram 6 kali sehari (maksimal 8 g sehari).
Kesimpulan
Pada control negative diperoleh indeks tukak sebesar 2,1% dengan daya pencegahan 54,05%
Pada kontrol positif diperoleh indeks tukak sebesar 11,1% dengan daya pencegahan 54,05%
Pada kelompok uji dengan sukralfat diperoleh indeks tukak sebesar 5,1%.
Semakin kecil nilai indeks tukak, daya pencegahan semakin tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sediaan obat memiliki efek yang cukup baik.
Sukralfat dapat mengurangi kondisi tukak pada lambung, dapat dilihat hasil percobaan indeks tukak lambung lebih sedikit dibanding kelompok control positif. Dengan demikian efek kerja obat sukralfat telah berefek.