PEMBUATAN PETA GEOLOGI
A. Devinisi Peta Geologi
Peta geologi adalah suatu gambaran teknik yang menggambarkan tentang
keadaan suatu wilayah, yang meliputi susunan batuan yang terdapat pada
daerah tersebut, juga bentuk-bentuk struktur dari masing-masing satuan
batuan tersebut. Peta geologi juga merupakan suatu informasi yang meliputi
: jenis-jenis batuan, ketebalan dan arah batuan, susunan satuan batuan,
struktur pelapisan, sesar, kekar, dan perlipatan serta proses yang pernah
terjadi di daerah tersebut.
Pada peta geologi umumnya di gambarkan macam-macam batuan dan
strukturnya. Gambaran tersebut mengikuti aturan atau pengertian mengenai
hubungan dan kejadian geologinya. Yang dimaksud di sini adalah letak antar
tubuh batuan serta sifat hubungannya. Pengertian ini menyangkut umur,
urutan kejadian dan sejarah pembentukannya
Sumber: www.google.com/petageologiregionalkalimantan.
Gambar 1
Peta Geologi Rgional Kalimantan
B. Stuktur Geologi
Stuktur geologi merupakan suatu kenampakan dari suatu penampang
terukur, yang diperoleh dengan quick station dan detail station. Hasil dari
kenampakan disebut stuktur geologi. Stuktur geologi yang harus diketahui
sehubungan dengan pembelajaran peta geologi kompleks adalah :
1. Sesar (fault)
adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran
sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan
arah yang sejajar dengan bidang patahan. Istilah-istilah penting yang
berhubungan dengan gejala-gejala sesar antara lain : bidang sesar, foot
wall, dan hanging wall, serta throw and heave.
Sumber : http://afanmining10.blogspot.com
Foto 1
Sesar Naik
2. Kekar (joint)
adalah strukur rekahan dalam batuan dimana tidak ada atau
sedikit sekali mengalami pergeseran. Struktur ini banyak dipelajari karena
erat hubunganya dengan masalah-masalah geologi fisik, geologi tata air dan
geologi pertambangan dan sebagainya.
Sumber: Makalah Geologi Dinamik ITB 02
Foto 2
Kekar
3. Lipatan (fold)
adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari sutu bahan yang
ditujukan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsur garis atau
di bidang di dalam bahan tersebut.
Sumber : www.google.com/fold
Foto 3
Lipatan
C. Pembuatan Peta Lapisan Kompleks
Pada dasarnya pembuatan peta geologi lapisan kompleks hampir sama
dengan pembuatan peta geologi lapisan horizontal maupun lapisan miring.
Kesamaannya dengan pembuatan peta geologi lapisan miring yaitu pertama-tama
ditarik garis antara dua buah singkapan yang sama pada elevasi yang sama
pula. Kemudian dilanjutkan dengan penarikan garis pada singkapan yang sama
namun pada elevasi berbeda yang sejajar dengan garis pertama tadi.
Langkah selanjutnya masih sama yaitu menandai titik-titik batas
litologi yang berpotongan dengan garis kontur. Kemudian hubungkan titik-
titik tersebut sehingga akan menunjukkan suatu model penyebaran batuan.
Setelah terlihat masing-masing batas litologinya, maka kegiatan
selanjutnya yaitu pewarnaan dan pemberian simbol sesuai dengan standar yang
ada untuk masing-masing singkapan.
Hal yang membedakan antara pembuatan antara pembuatan peta geologi
lapisan kompleks dengan pembuatan peta geologi lapisan horizontal maupun
lapisan miring terletak pada tata cara pembuatan penampang geologinya. Pada
pembuatan peta geologi lapisan kompleks, terdapat beberapa perhitungan
sudut yang harus dilakukan agar singkapan pada peta geologi lapisan
kompleksnya yang tidak terpotong secara langsung dengan garis penampang
juga dapat terlihat pada penampangnya.
D. Metode Membuat Peta Kompleks
Cara pengerjaan atau pembuatan peta geologi lapisan kompleks di suatu
daerah yang diketahui beberapa jenis batuan/ endapan bijih yang tersingkap
di permukaan disebut singkapan (outcrop), yaitu dengan cara :
Cari dua singkapan yang sama pada garis kontur yang mempunyai ketinggian
sama.
Hubungkan kedua singkapan tersebut dengan menarik garis lurus yang
melewati kedua singkapan tersebut (disebut strike pertama).
Cari dua singkapan yang sama pada garis kontur yang mempunyai ketinggian
yang berbeda.
Tarik garis lurus dan sejajar dengan garis pertama dengan jarak yang
sama.(disebut strike kedua).
Tandai masing-masing garis (strike) sesuai dengan harga ketinggian
kontur.
Dengan cara yang sama pada poin d, buat garis sejajar dengan strike 1
dan 2 sampai strike mewakili terhadap batas litologi/ singkapan yang
dicari.
Cari titik-titik perpotongan antara strike dengan garis kontur yang
mempunyai harga yang sama.
Hubungkan titik-titik perpotongan tersebut sehingga didapat batasan
litologi/ singkapan.
Untuk singkapan yang lain, cara pengerjaanya pada prinsipnya sama dengan
poin-poin di atas.
E. Langkah Pembuatan Peta Geologi Lapisan Miring
Secara umum langkah-langkah pengerjaan pada pembuatan peta geologi
lapisan miring adalah sebagai berikut :
Cari singkapan yang sama pada titik elevasi / ketinggian yang sama.
Tarik garis lurus untuk menghubungkan kedua singkapan tersebut.
Kemudian cari singkapan sama pada ketinggian yang berbeda.
Dan lanjutkan dengan menarik garis lurus sejajar dengan garis
sebelumnya.
Tarik garis sejajar dengan 2 garis sebelumnya, dengan jarak antar
garis sama dengan garis 1 dan 2.
Tarik garis sejajar dengan garis pada point 2,4,5 dengan jarak yang
sama (hingga berpotongan dengan garis strike dengan garis
kontur).
Beri tanda antara perpotongan garis/strike dan kontur pada ketinggian
yang sama.
Tarik garis yang menghubungkan tanda-tanda diatas yang akan membentuk
suatu batas litologi.
F Peta Geologi Lapisan Horizontal
Untuk langkah pengerjaan pada peta geologi lapisan horizontal,
relatif lebih sederhana karena hanya melihat singkapan suatu batuan pada
kontur tertentu, dan kemudian membuat batas litologi sesuai dengan /
mengikuti arah kontur sesuai dengan batas lapisan tersebut.
G. Jenis Ketidakselarasan
Dalam stratigrafi ada suatu fenomena yang disebut dengan
ketidakselarasan (unconformity). Ketidakselarasan berhubungan dengan
sedimentasi antara satu lapisan batuan dengan batuan lain. Dalam proses
sedimentasi, jika sedimentasi normal maka alur perlapisan batuan akan
terlihat normal dan tidak ada perbedaan yang mencolok tiap lapisan. Akan
tetapi kadangkala terdapat kasus dimana sedimentasi hilang pada satu waktu
sehingga terjadi ketidakselarasan (unconformity) antara lapisan atas dan
bawah. Berikut adalah beberapa macam ketidakselarasan dalam perlapisan
batuan.
1. Non-conformity
Adalah fenomena adanya lapisan batuan beku/metamorf yang dibawah
lapisan sedimen.
2. Angular unconformity
Adalah fenomena dimana beberapa lapisan sedimen memiliki perbedaan
sudut yang tajam dengan lapisan di atasnya (ketidakselarasan menyudut).
3. Disconformity
Adalah hubungan antara lapisan batuan sedimen yang dipisahkan oleh
bidang erosi. Fenomena ini terjadi karena sedimentasi terhenti beberapa
waktu dan mengakibatkan lapisan paling atas tererosi sehingga menimbulkan
lapisan kasar.
4. Paraconformity
Adalah hubungan antara dua lapisan sedimen yang bidang
ketidakselarasannya sejajar dengan perlapisan sedimen. Pada kasus ini
sangat sulit sekali melihat batas ketidakselarasannya karena tidak ada
batas bidang erosi. Cara yang digunakan untuk melihat keganjilan antara
lapisan tersebut adalah dengan melihat fosil di tiap lapisan. Karena setiap
sedimen memiliki umur yang berbeda dan fosil yang terkubur di dalamnya
pasti berbeda jenis.
KESIMPULAN
Peta geologi adalah suatu gambaran teknik yang menggambarkan tentang
keadaan suatu wilayah, yang meliputi susunan batuan yang terdapat pada
daerah tersebut, juga bentuk-bentuk struktur dari masing-masing satuan
batuan tersebut. Peta geologi juga merupakan suatu informasi yang meliputi
: jenis-jenis batuan, ketebalan dan arah batuan, susunan satuan batuan,
struktur pelapisan, sesar, kekar, dan perlipatan serta proses yang pernah
terjadi di daerah tersebut.
Informasi yang terdapat pada peta geologi salah satunya adalah
struktur geologi, stuktur geologi merupakan suatu kenampakan dari suatu
penampang terukur, yang diperoleh dengan quick station dan detail station.
Struktur geologi terbagi atas tiga jenis yaitu, sesar, kekar, dan juga
lipatan, pada kekar banyak terdapat pada setiap bentuk batuan, terutama
pada batuan beku. Sedangkan struktur lipatan banyak terjadi pada singkapan
yang bentuknya lengkungan yang diakibatkan oleh tekanan dari beban yang ada
di atas singkapan tersebut.
Pada dasarnya pembuatan peta geologi dengan peta geologi kompleks
hampir sama yang membedakannya adalah, pembuatan peta geologi lapisan
kompleks dengan pembuatan peta geologi lapisan horizontal maupun lapisan
miring terletak pada tata cara pembuatan penampang geologinya. Pada
pembuatan peta geologi lapisan kompleks, terdapat beberapa perhitungan
sudut yang harus dilakukan agar singkapan pada peta geologi lapisan
kompleksnya yang tidak terpotong secara langsung dengan garis penampang
juga dapat terlihat pada penampangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Syamsuri dan Ahmad Kurdi, A.Md, 2009, buke pedoman, "Praktek Study
Excursi", Akademi Teknik Pembangunan Nasional (ATPN), Jurusan
Teknik
Pertambangan, Banjarbaru.
Arfan, 2011, ''Geologi Map ' http://afanmining10.blogspot.com/2012/11/pola-
singkapan-geologi.html. Diakses pada tanggal 27 April 2015. Pukul
24.20
Bates, R.L. and Jackson, Yulia A. (Editors), 1980, Glossary of Geology, 2nd
Edition, American Geol. Inst., Falls Church, Virginia.