Mikrobiologi kelompok 1Page 20
Kata pengantarPage 1
Mikrobiologi kelompok 1Page 12
KATA PENGANTAR
Puja serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan laporan praktikum " Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Air ". Penulisan laporan ini berdasarkan kesesuaian ilmu yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan.
Karena keterbatasan kami untuk menyusun laporan ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini sesuai dengan tujuannya. Atas segala bimbingan dan kerjasama, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
Ibu DRA.Syarifah MEJ Biomed Selaku Dosen Mata Kuliah Mikrobiologi
Ibu Rahayu Winarni Selaku Dosen Mata Kuliah Mikrobiologi
Ibu Sri Ani Selaku Dosen Mata Kuliah Mikrobiologi
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 12 Januari 2014
Tim Penulis
Elma Zaenatin
Fiola Fitra Helisa
Kiagus Muhammad Risyad
Noviatuzzahrah
(Kelompok 1)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap makhluk hidup dipermukaan bumi baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Setiap kegiatan tidak lepas dari kebutuhan akan air. Bagi manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, adalah air yang berada dalam kondisi yang layak diminum tanpa mengganggu kesehatan. Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, seperti 80% dari darah terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari urat syaraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati, dan 75% dari otot adalah air. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu minum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme.
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah timbulnya penyakit atau gangguan yang disebabkan atau ditularkan melalui air. Di samping itu, air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai penularan penyakit. Di negara maju, air yang dibutuhkan adalah lebih kurang 500 liter seorang tiap hari (lt/or/hr) sedangkan di Indonesia (kota besar) sebanyak 200-400 lt/or/hr dan di daerah pedesaan hanya 60 lt/or/hr.
Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Air minum yang baik harus memenuhi standar air minum yang telah ditentukan dalam peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/2002 yang merupakan standar air minum.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah:
Apakah air sampel mengandung bakteri patogen atau tidak ?
Apakah air sampel layak digunakan sehari-hari atau tidak ?
Tujuan
Tujuan umum :
Melakukan pengambilan sampel air untuk diperiksa
Melakukan pemeriksaan air secara bakteriologis
Membaca hasil pemeriksaan air secara bakteriologis
Mengetahui jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat pada air sample.
Menyimpulkan mutu air secara bakteriologis.
Mengetahui bagaimana cara pemeriksaan sampel air secara bakteriologis.
Tujuan khusus :
Untuk mengetahui air yang diperiksa terdapat bateri E.Coli atau tidak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teoritis
Air adalah kehidupan. Namun, di dunia yang tiga per empatnya terdiri dari air, hanya satu persen air yang layak dikonsumsi. Maka, kita berisiko terkena penyakit yang diakibatkan pencemaran air.
Saat kini, mengonsumsi air minum yang tak sehat merupakan salah satu faktor utama berkembangnya penyakit yang ditularkan melalui air, termasuk hepatitis, tifus, dan diare. Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyakit yang paling mematikan nomor dua bagi para balita. Penyakit yang penularannya melalui air menyebabkan 1,4 juta bayi meninggal setiap tahun. Kematian anak-anak karena diare lebih banyak dari pada total kematian akibat gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak.
Penyakit yang ditularkan melalui air biasanya diakbatkan oleh bakteri coliform. Mereka biasa ditemukan di saluran sistem pengolahan air. Bakteri ini merupakan organisme yang biasanya tidak berbahaya, coliform hidup di lingkungan sekitar kita dan dalam kotoran hewan berdarah panas dan manusia.
Patogen dalam air kebanyakan berasal dari kotoran manusia atau hewan. Beberapa patogen yang telah dikenal sejak beberapa dekade lalu adalah giardia lamblia (giardiasis), cryptosporidium (cryptosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait hati), dan helminths (cacing parasit).
Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu coliform total, fecal coliform, dan E. coli. Masing-masing memiliki tingkat risiko yang berbeda. Coliform total kemungkinan bersumber dari lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara itu, fecal coliform dan E. coli terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran tinja, keduanya memiliki risiko lebih besar menjadi patogen di dalam air.
Bakteri fecal coliform atau E. coli yang mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan pemerintah bertindak melalui penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan solusi untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air
2.2 Metode pembiakan
Metode standart yang biasa digunakan untuk menentukan bakteri golongan E. coli adalah :
Metode pembiakan tabung ganda ( multiple tube fermentation test )
Test ini hasil dilaporkan sebagai indeks MPN ( Most Probable Number ), angka ini bukanlah angka bilangan yang sesungguhnya dari angka bakteri koli, akan tetapi ini merupakan angka yang paling mendekati angka bakteri koli yang sebenarnya per 100 ml.
Pada test ini ada 3 tahapan pemeriksaan :
Presumptive test / tes praduga
Convirmative test / tes pasti
Completed test / tes lengkap
Metode saringan membrane ( Membran filter )
Pada metode ini memberikan angka perhitungan koli secara langsung, ditemukan pada tahun 1951 merupakan teknik penyaring molekuler ( Moleculer Filter Technique ). Metode ini menggunakan selaput tipis berpori yang terbuat dari asetat-selulosa, kolloidion atau materi serupa, ukuran pori 0,5 mikron atau lebih.
Selain bakteri koli yang dideteksi, populasi bakteri aeron dan fakultatif aerob lainnya juga diperhitungkan, walaupun hanya untuk melihat kepadatan dari populasi bakteri tersebut, metode pemeriksaan untuk mengetahui kepadatan bakteri tersebut adalah Pemeriksaan Hitung Jumlah Kuman ( HJK ) atau Total Plate Count ( TPC ). Pada pemeriksaan semua bakteri yang tumbuh pada media pembiakan dihitung tanpa melihat dari jenis/spesiesnya.
Akhir-akhir ini tampak bahwa semakin meningkatnya nilai potensial dari Streptococcus faecalis sebagai indicator untuk menentukan tercemarnya air oleh tinja, sehingga identifikasi dan perhitungan jumlah kuman ini semakin diperlukan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium untuk kualitas bakteriologis sampel air dapat digolongkan kedalam kualitas bakteriologis sebagai berikut (untuk air bersih) :
Kelas Kualitas
Coliform total
A (Baik)
50
B (Kurang baik)
51-100
C (Jelek)
101 – 1.000
D (amat jelek)
1.001 – 2.400
E(Amat sangat jelek)
>2.400
Sumber : Ditjen P2M PLP, Diektorat pengelolaan air
2.3 Tahapan Pemeriksaan
Tahapan persiapan
Pencucian dan sterilisasi alat
Semua peralatan gelas harus dicuci atau dalam kondisi bersih kemudian disterilkan dengan cara dimasukkan kedalam oven suhu 170O-2000 c selama 60 menit atau selama 2 jam bila bahan dari logam. Alat-alat yang perlu disteril (sebelum disteril, alat harus dibungkus dengan kertas) seperti pipet ukur, tabung reaksi untuk pengenceran, petri dish/cawan petri,botol sampel : 1 buah.
Pembuatan media PCA (Plate Count Agar) dibuat sebanyak 250 ml bila
pengenceran dibuat hingga 1 : 100.000
Laktosa Broth atau Mac Conkey Broth
Media ini digunakan untuk tahapan presumtife test/tes praduga pada pemeriksaan MPN. Dibutuhkan 3 buah tabung berisi 10 ml (3 x 10ml = 30 ml) Lactosa Broth/Mc Conkey broth dosis double strength (DS) dan 6 buah tabung berisi 10 ml (6 x 10ml = 20 ml) Lactosa Broth/Mc Conkey broth dengan dosis single strength (SS) . Media diamsukkan kedalam tabung reaksi yang sebelumnya telah diisikan dengan tabung durham, kemudian disterilisasi.
BGLB (Brillian Green Lactosa Bile) Brot
Media ini digunakan untuk tahapan confirmative test/tes pasti, pada tahapan ini dibuat 2 seri penanaman yaitu :
1 seri penanaman yang akan diinkubasi pada suhu 37O c untuk mengetahui bakteri golongan coliform yang bukan berasal dari tinja/fekal.
1 seri penanaman yang akan diinkubasi 40O-44,5o C untuk mengetahui bakteri golongan coliform yang berasal dari tinja/fekal.
Setiap seri penanaman membutuhkan 9 buah tabung reaksi (bila pada hasil presumtife test positip semua), setiap tabung diisi 10 ml media, sehinga dibutuhkan media 2 seri x 9 tabung x 10ml = 180 ml. Media dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sebelumnya telah diisikan dengan tabung durham, kemudian disterilisasi.
Endo agar
Media ini digunakan untuk tahapan completed test/ tes lengkap
Bila hasil dari tes pasti positif semuanya, maka dibutuhkan 6 buah plate, yang masing-masing berisi 20 ml media endo agar, sehingga dibutuhkann 6 x 20 ml = 120 ml media endo agar.
Setelah disterilisasi tuangkan media agar pada petri disk steril dan tunggu hingga beku, baru bisa digunakan. Bila tidak langsung digunakan, media agar jangan langsung dituang dahulu kedalam cawan petri, tetapi simpan dalam lemari es (suhu 2-6 ° c). Bila akan digunakan cairkan lagi media agar lalu tuang ke dalam petri disk.
TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Media ini digunakan untuk tahapan completed test / tes lengkap dan merupakan uji biokimia
Jika dari endo agar di dapat hasil positif semua, maka dibutuhkan 18 tabung TSIA yang masing-masing berisi ±3 ml agar, maka keseluruhan tabung TSIA yang dibutuhkan 18 tabung x 3 ml = 54 ml. Tempatkan kedalam tabung widal @ 3 ml, dan tutup kapas masing-masing tabung. Setelah dibungkus dengan kertas coklat lalu di steril dengan autoclave suhu 121°C dengan tekanan 1,5 atm selama 15 – 20 menit.
Setelah dikeluarkan dari autoclave tabung diletakan dalam posisi miring, agar media membeku dalam posisi miring (ada bagian lereng [slant] dan bagian dasar [butt])
SIM (Sulfur Indol Motil) agar
Media ini merupakan rangkaian media uji biokimia, dan agar setengah padat semi solid.
Jika dari endo agar didapat hasil positif semua, maka dibutuhkan 18 tabung SIM, yang masing-masing berisi ± 2 ml agar, maka keseluruhan SIM yang dibutuhkan 18 tabung x 2 ml = 36 ml (tambahkan ± 10 ml untuk mencegah penyusutan karena pemanasan). Tempatkan kedalam tabung widal @ 2 ml. Kemudian disterilisasi.
SC (Simon Citrate) agar
Media ini digunakan untuk tahapan completed test / tes lengkap dan menguji biokimia.
Jika dari endo agar di dapat hasil positif semua, maka dibutuhkan 18 tabung SC, yang masing-masing berisi ± 3 ml agar, maka keseluruhan SC agar yang dibutuhkan 18 tabung x 3 ml = 54 ml (tambahkan ± 10 ml untuk mencegah penyusutan karena pemanasan). Tempatkan kedalam tabung widal @ 3 ml, dan tutup kapas masing-masing tabung. Setelah dibungkus dengan kertas coklat lalu disteril dengan autoclave suhu 121°C tekanan 1,5 atm selama 15 – 20 menit.
Setelah dikeluarkan dari autocleve tabung diletakan dalam posisi miring, agar media membeku dalam posisi miring, sehingga permukaan lebih luas.
MR dan VP (Methyl Red dan Voges Proskauer) broth
Media ini digunakan untuk tahapan completed test / tes lengkap dan merupakan uji biokimia.
Jika dari endo agar di dapat hasil positif semua, maka dibutuhkan 18 tabung untuk VP , yang masing-masing berisi ± 2 ml agar, karena test MR dan VP menggunakan media yang sama (satu media) maka keseluruhan media yang dibutuhkan : 18 tabung x 2 x 2 = 72 ml (tambahkan ± 10 ml untuk mencegah penyusutan karena pemanasan). Tempatkan kedalam tabung widal @ 2 ml, dan tutup kapas masing-masing tabung. Setelah dibungkus dengan kertas coklat lalu disteril dengan autoclave suhu 121°C tekanan 1,5 atm selama 15 – 20 menit.
Pengambilan sampel / sampling
Wadah
Wadah dapat terbuat dari gelas atau dari plastik sekali pakai (sidposible), wadah ini harus steril dan bebas klor. Wadah yang digunakan untuk mengambil sampel air sumur gali / sumber air yang sulit di jangkau oleh tangan pemeriksa, haruslah wadah yang dilengkapi dengan pemberat dan cuping tempat mengikat tali.
Cara sampling
Pengambilan contoh air langsung (sungai, waduk, sumur dangkal, kolam renang)
Umumnya digunakan botol sampel yang mempunyai pemberat dan tali pengikat yang semuanya steril.
Pertama buka tutup botol secara aseptis, kemudian botol dilepas hingga mengenai permukaan air dari sumber air yang akan diambil dan berada sekitar 2-5 cm maksimal 30 cm di bawah permukaan air.
Botol dibiarkan terisi penuh lalu ditarik penuh lalu di tarik talinya dan sebelum botol ditutup kembali, secara aseptis kelebihan air di buang sehingga terdapat ruang udara lebih kurang 2,5 cm dari tutupnya atau 1/3 volume botol.
Bila air dapat langsung (misal dengan menggunakan sampan) maka, botol sampel tidak perlu menggunakan pemberat, setelah tutup botol dibuka secara aseptis, botol dicelupkan dan mulut botol berlawanan dengan arus air, hal ini bermaksud untuk menghindari kontaminasi dari tangan si pengambil sampel.
Untuk sungai yang lebar dan luas, sampel diambil minimal 1 meter dari tepi dan banyaknya titik sampel diambil tergantung dari tujuan pemeriksaan.
Pengambilan contoh air perpipaan
Bila sampel air berasal dari pipa air sistem distribusi, haruslah yakin bahwa air yang kita tampung berasal langung dari sumbernya dan bukan berasal dari dari tangki reservoir.
Pertama kran harus dibakar lebih dahulu untuk sterilisasi bagian luarnya, lalu alirkan airnya selama 2-3 menit atau lebih agar air yang ada sepanjang pipa pelayanan (service line) keluar semuanya.
Tampung air kran sedemikian rupa agar langsung masuk kedalam botol sampel tanpa memercik keluar. Dihindari kebocoran dari luar pipa.
Penglabelan / pencatatan
Setelah sampel air diambil, maka botol sampel tersebut diberi label dengan ketentuan sebagai berikut:
Nama dan alamat pengirim
Kode
Contoh diambil untuk pemeriksaan
Tanggal pengambilan
Jam pengambilan
Tempat pengambilan sampel
Air diolah apakah tidak, bagaimana pengolahan, sebutkan dosis desinfektan
Diambil oleh (diisi nama petugas sampling)
Tanda tangan pengambil contoh
Volume sampel
Volume sampel haruslah cukup banyak agar semua tes yang diperlukan dapat dikerjakan, minimal dibutuhkan 500 ml sampel.
Pengawetan dan penyimpanan
Pemeriksaan bakteriologis dari sampel ai sebaiknya dilakukan secepat mungkin setelah pengambilan sampel, guna mencegah perubahan-perubahan. Bila sampel diambil dari sumber pencemaran haruslah dijaga pada suhu dibawah 10oC dalam waktu maksimal 6 jam, untuk transportasi ke laboraturium. Di laboraturium sampel ini haruslah sudah diperiksa dalam waktu maksimal 2 jam.
Bila keadaan terpaksa suatu sampel air harus diperiksa dari tempat yang agak jauh, maka dianjurkan agar waktu dari mulai sampel diambil hingga tiba di laboraturium tidak boleh lebih dari 30 jam dan sampel harus berada dalam keadaan dingin, dengan memasukkannya ke dalama termos es atau peti styro foam. Bila lebih lama haruslah di dalam liquid Nitrogen (-20oC). Waktu dan suhu dari penyimpanan sampel air yang akan diperiksa perlu dicatat dan harus diperhitungkan dan menginterprestasi hasil pemeriksaan.
BAB III
ALAT BAHAN DAN CARA KERJA
3.1 Alat dan Bahan Hitung Jumlah Kuman (HJK)
Pipet ukur 10 ml = 1 buah (steril)
Pipet ukur 1 ml = 6 buah (steril)
Cawan petri = 12 buah (steril)
Lampu spirtus = 2 buah
Autoclave
Erlenmeyer
PCA (steril)
Akuades (steril)
Lampu spirtus
Oven
Botol sampel
Alkohol 70%
Kapas
Inkubator
3.2 Cara Kerja Hitung Jumlah Kuman (HJK)
Memersihkan meja kerja dari debu, kemudian mensterilkan dengan alcohol 70%.
menyiapkan 5 buah tabung reaksi steril, kemudian mengisikan masing-masing dengan 9 ml akuades steril, dengan menggunakan pipet ukur 10 ml yang juga steril, kemudian memberi label 10-1,10-2,10-3,10-4 dan 10-5 (pengenceran disesuaikan dengan kekeruhan sampel air).
mengambil sampel sebanyak 1 ml dengan pipet ukur 1 ml yang telah steril dan memasukan kedalam tabung pertama, kemudian memindahkan dari tabung ini sebanyak 1 ml kedalam tabung kedua, dan 1 ml kedalam cawan petri 1a, dan 1 ml kedalam cawan petri 1b.
mengambil pipet ukur 1 ml steril yang baru dan melakukan sedot sepul pada tabung kedua, kemudian memindahkan 1 ml kedalam tabung ketiga, 1 ml kedalam cawan petri 2a dan 1 ml ke cawan petri 2b. Demikian seterusnya hingga tabung kelima dan cawan petri ke 5a dan 5b.Dan beri label petri sesuai dengan label pengenceran.
menyiapkan 2 buah cawan petri untuk kontrol. Pada kontrol akuades memasukan 1 ml akuades yang digunakan untuk pengenceran, sedangkan untuk kontrol agar hanya berisi agar saja.
menyiapkan PCA yang telah cair (suhu 400C) dan menuangkan lebih kurang 20 ml kedalam 12 buah cawan petri tadi secara aseptis, menunggu hingga agar membeku, kemudian mengeramkan kedalam incubator suhu 370C selama 24 jam.
3.3 Alat dan Bahan Most Probable Number (MPN)
Tabung reaksi = 27 buah
Tabung durham = 27 buah
Tabung widal = 90 buah
Mac Conkey Broth
Endo agar
BGLB broth
TSIA
SIM agar
Erlich
Petri dish = 6 buah
Pipet ukur 10 ml = 1 buah
Pipet ukur 1 ml = 1 buah
Ose / sengkelit = 1 buah
Nolden = 1 buah
Inkubator = 2 buah
SC agar
MRVP broth
Kapas
Spirtus
Lampu spirtus
Autoclave
Metil merah
KOH 40%
α Naftol
3.4 Cara Kerja Most Probable Number (MPN)
Tahapan tes perkiraan / Persumtife test
menyiapkan 3 buah tabung berisi media Mac Conkey Broth DS dan 6 buah tabung berisi Mac Conkey Broth SS.
mengambil masing-masing 10 ml sampel memasukan kedalam DS (1), DS (2) dan DS (3) dan beri label 101,102, dan 103.Kemudian mengambil kembali sampel masing-masing 1 ml dan memasukan kedalam 3 buah tabung SS dan beri label 11,12,dan 13,, dan mengambil kembali sampel masing masing 0,1ml kemudian memasukkan kedalam tabung dan diberi label 0,11,0,12,dan 0.13.Pekerjaan ini dilakukan secara aseptis.
Eramkan ke-9 tabung didalam incubator suhu 370C selama 24 – 48 jam.
Pembacaan hasil :
Positip : Ditandai dengan terbentuknya gas di dalam tabung durham dan perubahan warna media dari ungu menjadi kuning.
Negatif : Tidak ada gas dalam tabung durham, tidak terjadi perubahan warna.
Tahapan tes pasti / Convirmatife test
menyiapkan 2 seri media BGLB dengan jumlah tabung sesuai dengan hasil positip dari tes perkiraan.
mengambil sebanyak 1 ose dari media MCB / tahapan presumtife dan tanamkan kedalam media BGLB. Inkubasi media tersebut. 1 seri pada incubator suhu 370C dan 1 seri pada incubator suhu 44-450C,selama 24-48 jam.
Pembacaan hasil :
Positip : Ditandai dengan terbentuknya gas didalam tabung durham.
Negatif : Tidak ada gas didalam tabung durham.
Tahapan tes lengkap / Completed Test
Disiapkan endo agar sebanyak jumlah hasil positip, 1 buah media dapat digunakan untuk 3 buah pengenceran.
Dengan menggunakan ose ambil sampel dari media BGLB positip kemudian tanamkan secara tipis dann merata pada permukaan agar, kemudian inkubasi pada suhu yang sesuai denagn suhu dari BGLB,selama 24-48 jam.
Pembacaan hasil endo agar:
Positip : Ditandai dengan tumbuhnya koloni berwarna kilat logam.
Negatif : Tidak ada koloni berwarna kilat llogam.
Hasil yang positip dilanjutkan dengan rangkaian tes biokimia (TSIA,SC,SIM dan MRVP)
Penanaman pada TSIA : mengambil koloni dengan jarum nolden kemudian menanamkan secara zig zag pada permukaan agar dan menusukan sampai dasar media.
Penanaman pada media SC : mengambil koloni dengan jarum nolden kemudian menanamkan secara zig zag pada permukaan agar.
Penanaman pada media SIM : mengambil koloni tersangka dengan jarum nolden kemudian menanamkan dengan menusukan sampai dasar media.
Penanaman pada media MR dan VP : mengambil koloni tersangka dengan menggunakan ose kemudian menanamkan pada kedua media tersebut.
Seluruh tes biokimia dieramkan pada suhu 370C selama 24 jam.
Pembacaan hasil :
TSIA : dibaca perubahan warna media dan gas yang terbentuk baik pada lereng/slant maupun dasar/butt media. Pembacaan dari bagian lereng/slant terlebih dahulu kemudian bagian dasar/butt.
Positip = Bila terbentuk warna kuning
Negative = Bila terbentuk warna merah
Gas 02 akan terlihat bila agar terpecah atau terangkat keatas
Gas H2S akan membentuk endapan hitam, karena berikatan dengan Fe yang ada pada media
Penulisan hasil
Pada lereng berwarna merah dan dasar kuning : -/+
Pada lereng berwarna kuning dan dasar kuning : +/+
Pada lereng berwarna merah dan dasar kuning, agar pecah atau terangkat : -/+g
Pada lereng berwarna kuning dan dasar kuning, agar pecah atau terangkat : -/+g
Pada lereng berwarna merah dan dasar kuning, terdapat endapan hitam : -/+H2S
Pada lereng berwarna kuning dan dasar kuning, terdapat endapan hitam : +/+H2S
Pada lereng berwarna merah dan dasar merah : -/-
SC : dilihat perubahan warna pada media
Positip = Bila terbentuk warna biru
Negative = Bila terbentuk warna hijau / warna tidak berubah
SIM : pada media ini dapat dibaca 3 hasil yaitu reaksi indol, gerak dan pembentukan gas Sulfur
Indol : tambahkan 2-3 tetes reagent Erlich tunggu sekitar 2 menit dan lihat warna yang terbentuk ( jangan dikocok )
Indol positip bila terbentuk cincin berwarna merah
Indol negative bila cincin berwarna kuning
Motil : melihat pergerakan kuman
Motil positip bila kuman tumbuh menyebar
Motil negative bila kuman hanya tumbuh pada bekas tusukan
Gas Sulfur :
Dikatakan positip gas bila terbentuk endapan hitam pada media
Negative bila terdapat endapan hitam pada media
MR : pada media ini ditambahkan 2-3 tetes indicator metil merah dan kocok media.
Positip = Bila terbentuk warna merah
Negative = Bila terbentuk warna kuning
VP : pada media ini tambahkan 2-3 tetes KOH 40%, kocok kemudian tambahkan 2-3 tetes larutan alfa-Naftol dan amati warna yang terbentuk.
Positip = Bila terbentuk warna merah
Negative = Bila terbentuk warna kuning atau warna kecoklatan
Sedangkan untuk bakteri Escherichia coli hasil uji biokimianya adalah :
TSIA = +/+ gas
SC = -/negatip
SIM
Indol +/positip
motil +/positip
gas Sulfur -/negatip
MR = +/positip
VP = -/negatip
TABEL PENGAMATAN
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
A. PEMERIKSAAN MPN
TEST
PENEGENCERAN
10 ML
1 ML
0,1 ML
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Presumtife
24 jam
+
+
+
+
+
-
-
-
-
48 jam
+
+
+
+
+
-
-
-
-
Confirmatife 37oC
24 jam
-
-
-
-
-
-
-
-
-
48 jam
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Confirmatife 40oC
24 jam
+
+
+
+
+
-
-
-
-
48 jam
+
+
+
+
+
-
-
-
-
Completed 37oC
Endo Agar
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TSIA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
MR
-
-
-
-
-
-
-
-
-
VP
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SC
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sulfit
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Indol
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Motil
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Completed 45oC
Endo Agar
+
+
+
+
+
-
-
-
-
TSIA
-/-
-/-
-/-
-/-
+/+
MR
+
+
+
+
+
VP
-
-
-
-
-
SC
-
-
-
-
-
Sulfit
-
-
-
-
+
Indol
+
+
+
+
+
Motil
+
+
+
+
+
Konvigurasi hasil
Nilai MPN
1.Hasil MPN Coliform non Fekal
0,0,0
< 3 MPN/100ml
2.Hasil MPN Coliform Fekal
3,2,0
93 MPN/100ml
3.Hasil MPN E. coli non Fekal
0,0,0
< 3 MPN/100ml
4.Hasil MPN E. coli Fekal
3,2,0
93 MPN/100ml
Hasil MPN Colifrom non fekal terjadi kombinasi yang tidak diinginkan, maka ini memberi petunjuk ada kesalahan pada teknik pemeriksaan atau data statistic untuk memperoleh nilai MPN belum terpenuhi. Untuk kombinasi positif diluar table ini , atau kombinasi pengenceran lainnya dapat dipakai rumus Thomas :
Nilai MPN/100 ml = jumlah tabung positif x 100jumlah tabung negatif x (jumlah semua tabung)
= 0 x 10033,3 x 33,3
= 01108,89
= 0
Jadi didapatkan nilai MPN Colifrom non fekal sebesar 0 MPN/100ml
Nilai MPN didapat dari tabel berikut :
TABEL MPN HOPSKIN
Banyak tabung positive
Nilai MPN per 100gr atau ml
Tingkat kepercayaan 95%
1 :10
1 : 100
1 : 1000
Limit terendah
Limit tertinggi
0
0
0
< 3
0
0
1
3
< 0,5
9
0
1
0
3
< 0,5
13
1
0
0
4
< 0,5
20
1
0
1
7
1
21
1
1
0
7
1
23
1
1
1
11
3
36
1
2
0
11
3
36
2
0
0
9
1
36
2
0
1
14
3
37
2
1
0
15
3
44
2
1
1
20
7
89
2
2
0
21
4
47
2
2
1
28
10
150
3
0
0
23
4
120
3
0
1
39
7
130
3
0
2
64
15
380
3
1
0
43
7
210
3
1
1
75
14
230
3
1
2
120
30
380
3
2
0
93
15
380
3
2
1
150
30
440
3
2
2
210
35
470
3
3
0
240
36
1.300
3
3
1
460
71
2.400
3
3
2
1.100
150
4.800
3
3
3
>2.400
Sumber : REFA, Manuals of Food Quality Control, book 4. Microbiological analysis,
Food and agriculture Organization of the United Nation, Rome, 1987, p:D-5
b. PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH KUMAN
PENGENCERAN
JUMLAH KOLONI PETRI 1
JUMLAH KOLONI PETRI 2
RATA-RATA
10-1
9
7
8
10-2
6
20
13
10-3
10
5
7,5 = 8
10-4
15
8
11,5 =12
10-5
3
4
3,5 =4
kontrol Agar
1
kontrol aquades
4
Hasil perhitungan jumlah kuman :
HJK < 30
=( ( rata-rata jumlah pengenceran terbesar – control) x jumlah pengenceran)
= ((8-5) x 10)
=(3 x10)
=30
=3,0 x 101 koloni/100ml
Dari data hasil pengamatan HJK dan MPN kami didalpatkan hasil sebagai berikut :
MPN
Coliform non fecal = 93 MPN/100ml
Coliform fecal = <3 MPN/100ml
E. coli non fecal = 93 MPN/100ml
E. coli fecal = <3 MPN/100ml
HJK
Didapat hasil pengamatan Hitung Jumlah Kuman (HJK) per 100ml sampel adalah 3,0 x 101 koloni/100ml
BAB 4
KESIMPULAN dan SARAN
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan mikrobiologi pada air sampel dapat ditarik kesimpulan:
Hasil pemeriksaan MPN, terdapat interpretasi hasil pembacaan yaitu negatif (-) pada tahapan test lengkap. Karena bakteri yang ada pada air sampel kami hanya sedikit yang berspecies E. coli. Lainnya hanya termasuk kedalam jenis Coliform.
Hasil MPN coliform non fekal didapat nilai MPN sekitar 93 MPN/100ml Hasil MPN coliform fekal didapat nilai MPN sekitar < 3 MPN/100ml
Hasil MPN E.coli non fekal didapat nilai MPN sekitar 9 3 MPN/100ml
Hasil MPN E.coli fekal didapat nilai MPN sekitar < 3 MPN/100ml
Dari hasil pemeriksaan hitung jumlah kuman (HJK) dapat diperoleh kesimpulan bahwa tingkatan jumlah bakteri pada setiap petri berbeda. Hasil yang diperoleh keseluruhan yaitu 3,0 x101 koloni/100ml. Jadi di dalam air sampel tersebut hanya terdapat sedikit bakteri.
Dan dari hasil percobaan kami juga hanya terhenti sampai Convirmative test, Jadi dapat disimpulkan, sampel air kami mengandung sangat sedikit bakteri E. coli
4.2 SARAN
Pengawasan dan mutu air bersih harus diperketat guna mendapatkan mutu air bersih yang sesuai standar serta sehat untuk dikonsumsi masyarakat.
Diperlukan tindakan preventif seperti memasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, untuk menghindari masuknya makteri pathogen kedalam tubuh.
Perlunya peran sanitarian dan bantuan dari masyarakat dalam melakukan pengelolaan system sanitasi agar dapat mengurangi kadar kontaminasi didalam daerah aliran sungai.
DAFTAR PUSTAKA
El Jannah, Syarifah Miftahul.2010.Buku Penuntun Praktek Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta:Kementrian Kesehatan.
Ditjen P2M PLP, Diektorat pengelolaan air