PENDIDIKAN DAN KURIKULUM DI NEGARA MAJU
1.
Amerika Serikat Pendidikan dasar
Pendidikan dasar di Amerika Serikat berjenjang dari Kindergarten hingga Fithh grade (Kelas 5), tetapi terkadang juga berjenjang hingga Fourth grade (kelas 4), Sixth grade (kelas 6) atau eighth grade (kelas 8) tergantung sisitem kurikulum pada school district tersebut. Kurikulum pembelajaran dipilih oleh school district mengacu pada standar pembelajaran di Negara bagian tersebut. t ersebut. Standar pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai oleh School district yang harus mengacu pada AYP (Adequate yearly program). Suasana pembelajaran pada sekolah dasar di Amerika Serikat berbeda dengan pembelajaran pada sekolah di Indonesia. Satu kelas terdiri dari dua puluh higga tiga puluh siswa. Guru Sekolah dasar di Amerika Serikat dibekali pendidikan lanjutan mengenai perkembangan congnitive and psychological development. development. Guru-guru di Amerika Serikat telah menyelesaikan pendidikan lanjutan Sarjana dan atau Pasca Sarjana (Bachelors and/or Masters degree) dalam bidang Early Childhood and Elementar y Education. Pendidikan Menengah
Jenjang pendidikan menengah di Amerika Serikat dibagi menjadi dua tahap (middle school/ junior high) mulai pada jenjang sixth, seventh, eighth and ninth grade (kelas 6, 7, 8, 9). Jenjang pendidikan pada middle school/ junior high (grade/kelas) di tentukan oleh faktor demografi seperti jumlah usia siswa sekolah menegah. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan populasi siswa sekolah yang stabil. Pada jenjang ini, siswa diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang dikehendaki dan menggunakan system kelas berpindah (moving class). Senior High (kelas 9,10,11,12) adalah jenjang lanjutan setelah middle school/ junior j unior high, biasanya Jenjang J enjang ini dimulai dari ninth grade (freshman), tenth grade(sophomores), eleventh grade(Juniors), twelfth grade(seniors). Perlu diketahui bahwa jenjang middle school/Junior high dan Senior high berbeda-beda di setiap Negara bagian, mengacu pada demografi usia siswa di Negara bagian tersebut.
1
Pendidikan menengah memiliki struktur kurikulum yang berbeda dengan di Indonesia. Pada jenjang ini, siswa diwajibkan mengabil sejumalah mata pelajaran wajib (mandatory subjects) dan memilihi mata pelajaran pilihan (electives). Mata pelajaran wajib (mandatory subjects) meliputi :
Science (Ilmu pengetahuan alam) meliputi Biologi, Kimia dan Fisika
Mathematics (Matematika) meliputi aljabar, geometri, pre-calculus dan statistika
English (pelajaran bahasa inggris) meliputi sastra, humaniora, mengarang dan verbal(praktek)
Physical education (Olahraga)
Mata pelajaran pilihan (electives) meliputi:
Atletics meliputi cross country, football, basketball, track and field, swimming, tennis, gymnastics, waterpolo, soccer, softball, wrestling, cheerleading, volleyball, lacrosse, ice hockey, fieldhockey, crew, boxing, skiing/snowboarding, golf, mountain biking, marching band
Career
and
Technical
Education
meliputi
agriculture/agriscience,
Business/Marketing, Family and Consumer Science, Health occipations
Computer word processing meliputi programing and design
Foreign langguages meliputi bahasa Spanyol dan Perancis (umum) Bahasa Cina, Latin, Yunani, Jerman, itali dan Jepang (tidak umum)
Performing Arts/Visual Arts meliputi, paduan suara, band, orchestra, drama, seni rupa, fotografi, ceramics dan dance
Publishing meliputi Journalisme/ Koran siswa, buku tahunan dan majalah siswa.
Kurikulum
Kurikulum adalah dokumen atau perencanaan dalam sistem sekolah yang menetapkan kerja guru dan berfungsi menfokuskan serta mengaitkan pekerjaan guru. Ada 3 macam kurikulum, yaitu: (a) written atau tertulis, (b) taught atau diajarkan, dan (c) tested atau diujikan. Guru harus tahu kurikulum yang tertulis, harus tahu materi dan cara mengajarkan materi tersebut. Selain itu guru harus menguji murid berdasar bahan yang diajarkan. Kurikulum harus divalidasi apakah sudah benar dan mengetahui bagaimana menguji kebenaran tersebut. Caranya antara lain dengan menggunakan matrik validasi dari berbagai segi (seperti menurut standar nasional, ebta, kebijakan, pendapat guru, alumni, textbook, dan lain-lain) terhadap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anak didik.
2
Ada juklak kurikulum yang dibuat dengan memperhatikan 5 elemen, yaitu: (a) kejelasan dan validitas sasaran, (b) sesuai dengan yang diujikan, (c) tingkat sasaran yang diinginkan, (d) korelasi sumber daya dengan sasaran, dan (e) kegiatan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh guru. Masing-masing elemen diberi bobot antara 0-3. Bobot terendah (0) bila elemen tidak mendukung, dan bobot tertinggi (3) bila elemen sangat sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian bobot terendah adalah 0 dan bobot tertinggi adalah 15. Kurikulum dikatakan baik jika bobotnya bernilai >12. Jaminan untuk meningkatkan penilaian siswa ada 3, yaitu: (a) mengajarkan yang akan diujikan (content alignment), (b) mengajarkan sesuai dengan cara menguji (context alignment), dan (c) menguasai cara pembelajaran agar 90% siswa berhasil. Dalam kurva normal, pernyataan yang dapat diekspresikan adalah (a) Saya ingin semua siswa belajar, dan (b) Saya ingin semua siswa lulus. 2.
Inggris
Pendidikan di UK sering disebut sebagai memakai “sistem nasional, dilaksanakan secara lokal” (national system, locally administered). Sebagian besar tugas sehari-hari berada di tangan para petugas pendidikan yang dipilih, yang sering disebut “l.e.a.s” (local education authorities), di daerah Scotland dan Northern Ireland lain). LEAs bertanggung jawab atas pengangkatan guru-guru, pembangunan gedung-gedung sekolah, serta pengadaan buku-buku dan peralatan pendidikan. Kira-kira 56% dana mereka berasal dari pemerintah pusat, dan sisanya berasal dari pajak kekayaan daerah setempat, perusahaan, perdagangan, dan peminjaman. Menurut William, bahwa nalar pendidikan di Inggris didasari yang bernama sistem pengetahuan rasional, empirisme, dan positivisme. William melanjutkan dan menguraikan dari dasar filosofis epistemologis pendidikan di Inggris (eropa) yaitu: Empirisme, Bahaviorisme (filosofis), Empirisme (filosofis), Empirisme biologis, Pragmatisme, Instrumentalisme, Eksperimentalisme, Hidonisme psikologis, Reinforcement, Relativisme Budaya, Demokrasi sosial, Subjektivisme Substansial, Liberasionisme, Liberasionalisme pendidikan. Orientasi pada sekolah (pendidikan) di Inggris adalah sebagai berikut, sebagaimana tertera dalam dokumen pemerintah tahun 1977 (oleh Sekretaris Negara untuk Urusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan) :
Membantu anak mengembangkan pikiran dan rasa ingin tahu
Menghargai nilai-nilai moral dan toleransi
Memahami dunia tempat kita tinggal dan saling ketergantungan antar bangsa. 3
Menggunakan bahasa dengan efektif dan imaginatif dalam membaca.
Menghargai negara dalam mempertahankan standar kehidupan.
Memberikan basis pengetahuan matematis, ilmiah, dan teknik.
Mengajar anak tentang keberhasilan manusia dalam seni dan ilmu pengetahuan, agama, dan pencarian tatanan masyarakat yang lebih berkeadilan.
Mendorong perkembangan anak-anak
Sedangkan orientasi sistem pendidikan tinggi di Inggris oleh pemerintah diharapkan memegang tiga peranan, yakni pengembangan ilmu, mengaplikasikannya pada masalahmasalah yang dihadapi , dan mendidik SDM yang berketerampilan tinggi. Ditambah yang keempat yakni pemutakhiran ilmu pengetahuan bagi orang-orang dewasa. Struktur dan Jenis Pendidikan Pendidikan formal
Bagi anak-anak yang berusia antara 5 dan 16 tahun, pendidikan itu adalah wajib di UK. Pendidikan yang dibiayai pemerintah bagi anak-anak pada usia ini terstruktur dalam dua atau tiga jalur (tier). Sistem dua jalur (two-tier system) terdiri dari:
Sekolah dasar (primary school), yaitu untuk anak-anak yang berusia antara 5-11 tahun, kecuali di Scotland dimana transfer dilakukan pada usia 12 bukan 11 tahun. Adakalanya, terbagi lagi dalam kelompok 5-7 tahun (infant school) dan kelompok 711 tahun (junior school).
Sekolah menengah pilihan atau tanpa pilihan (selective/nonselective secondary school) adalah untuk anak berusia anatara 11 dan 16 atau 18 tahun.
Sistem tiga jalur (tree-tier school) terdiri dari:
Sekolah pertama (first school) ialah bagi anak-ana k berusia 5-8 atau 9 tahun.
Sekolah menengah (middle school) ialah bagi anak-anak berusia antara 8-12 tahun atau 9-13 tahun.
Sekolah Tingkat Atas (upper school), biasanya non selektif, bagi anak-anak berusia antara 12 atau 13-16 atau 18 tahun.
Sistem sekolah dengan dua jalur adalah yang banyak dilaksanakan di UK, sistem tiga jalur dijumpai hanya di “England” yang menampung kurang dari 15% dari seluruh murid. Sampai tahun 1965 kebanyakan anak-anak di England dan Wale dites pada usia 11 tahun untuk mengetahui kecocokannya memasuki sekolah yang berorientasi akademik, yaitu sekolah
4
menengah yang dikenal dengan “grammar school”. Kurang lebih 25% anak -anak pada usia ini memasuki Pendidikan agama (Religious Education) adalah mata pelajaran wajib dalam sistem pendidikan negara di Inggris. Sekolah diminta untuk mengajarkan program studi agama sesuai dengan pedoman lokal dan nasional. Pendidikan Agama di Inggris diamanatkan oleh Undang-Undang Pendidikan 1944 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Reformasi Pendidikan 1988 dan Standar Sekolah dan Kerangka Undang-Undang 1998. Pemberian pendidikan agama adalah wajib di semua sekolah yang didanai negara, akan tetapi tidak wajib bagi setiap anak-anak untuk mengambil subjek (mata pelajaran). Subjek terdiri dari studi agama-agama, pemimpin agama, dan tema agama, dan moral yang berbeda. Namun, kurikulum yang dipakai didominasi dari agama kristen dalam kehidupan beragama karenanya agama kristen merupakan mayoritas isi subjek. Semua orang tua memiliki hak untuk menarik anak dari pendidikan agama, yang sekolah harus menyetujui Kurikulum Nasional di Inggris
Terdapat dua jenjang pendidikan yang diatur di dalam Kurikulum Nasional untuk England (National Curriculum), yaitu: Pendidikan Pra-Primer dan Pendidikan Primer dan Sekunder. Education Act 2002 Chapter 32 adalah undang-undang yang mendasari pengaturan ini. Di dalam undang-undang ini, Kurikulum Nasional untuk Wales pun juga diatur, tepatnya di Part 7 (26). Perbedaan di antara keduanya hanya terletak pada keberadaan mata pelajaran Bahasa Welsh di dalam Kurikulum Nasional untuk Wales. Tidak terdapat kurikulum yang baku untuk Pendidikan Lanjutan dan Pendidikan Tinggi. Hal ini dikarenakan beragamnya kualifikasi yang ada di jenjang pendidikan pasca 16 tahun. Setiap kualifikasi memiliki kurikulumnya masing-masing. Siswa pada tahap ini sudah dianggap cukup dewasa untuk memilih. Beberapa kualifikasi yang ada menawarkan pelatihan keterampilan praktis sehingga dapat langsung bekerja selepas itu. Beberapa menawarkan persiapan sebelum masuk ke universitas dan sebagainya. Kurikulum Pendidikan Pra-Primer
Kurikulum perkembangan anak, atau disebut foundation stage di dalam Kurikulum Nasional sejak diberlakukannya Education Act 2002, disusun dalam beberapa bidang pembelajaran, seperti:
Pengembangan Pribadi, Sosial dan Emosi Mengajar anak untuk percaya diri, mengenal hal di sekitarnya, mengetahui kebutuhan, bisa menentukan salah dan benar, serta belajar untuk berpakaian sendiri. 5
Komunikasi, Bahasa dan Melek Huruf Mengajar anak untuk berbicara jelas, mendengarkan cerita, lagu dan pantun, mendengar dan mengucapkan suara-suara dan mengaitkannya dengan huruf. Mulai mengerti huruf dan kata-kata yang sangat familiar, serta mulai belajar menggunakan pensil sebagai alat tulis.
Perkembangan Matematika Mengenal matematika dan angka melalui cerita, lagu, games dan permainan, membuat perbandingan antara ‘besar dan kecil’, ‘berat dan ringan’, serta mulai mengenal ‘bentuk dan ruang’.
Pengetahuan dan Pemahaman tentang Dunia Pengenalan dan membuat pertanyaan terhadap dunia sekeliling. Mengenal teknologi sehari-hari, masa lampau kehidupan di rumah masing-masing, serta kehidupan kultur dan kepercayaan lain.
Olahraga atau Perkembangan Fisik Belajar pengontrolan gerakan tubuh, dan mengenal bagaimana untuk menggunakan alat sehari-hari.
Pengembangan Kreatifitas Mengenal warna bentuk, mengenal dan mencoba tarian serta musik, dan membuat pekerjaan tangan.
Kurikulum Pendidikan Primer dan Sekunder
Di Inggris, peran pengembangan kurikulum wajib belajar berada di tangan Departemen Pendidikan (DfE). Pada tingkat pendidikan primer, mata pelajaran yang diajarkan dibagi berdasarkan tingkatan Key Stage. Materi yang termasuk dalam tingkatan Key Stage 1 s ampai dengan Key Stage 3 adalah Bahasa Inggris, Matematika, Sains, Desain dan Teknologi, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Sejarah, Geografi, Seni dan Desain, Musik dan Olahraga. Pada Key Stage 3 siswa wajib mengambil mata pelajaran Bahasa Asing dan Kewarganegaraan. Setelah menyelesaikan Key Stage 3, siswa mulai dihadapkan dengan berbagai pilihan, yaitu setelah menyelesaikan Year 9. Saat baru memasuki Year 10 pilihan tersebut adalah siswa mulai memilih mata pelajaran, yaitu mata pelajaran wajib dan pilihan. Mata pelajaran wajib dan termasuk yang diujikan, antara lain: Bahasa Inggris, Matematika, Sains. Mata pelajaran tersebut juga yang termasuk diujikan dalam ujian nasional General Certificate of Secondary
6
Education (GCSE) di akhir Year 11. Sebagai catatan, cakupan mata pelajaran wajib dapat beragam tergantung sekolah. Terdapat pula mata pelajaran wajib namun mungkin tidak diujikan (tergantung sekolah), antara lain:
Pendidikan karir
Kewarganegaraan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Olahraga
Pelajaran Agama
Pendidikan hubungan manusia dan seks
Pendidikan kerja praktek
Mata pelajaran pilihan sangat beragam dan tergantung dari sekolah yang menyediakannya. Namun setiap sekolah harus menyediakan satu dari 4 bidang di bawah:
Seni (termasuk Seni Desain, Musik, Tari, Drama dan Art Media )
Teknologi dan Desain
Kemanusiaan (Sejarah dan Geografi)
Bahasa Asing Modern
Mata pelajaran pilihan lainnya dapat termasuk: Studi Bisnis, Teknik (Engineering), Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Pariwisata (leisure and tourism), Manufaktur dan lain sebagainya. 3.
Taiwan
Sistem pendidikan di Taiwan terdiri dari: pendidikan dasar (sembilan tahun), pendidikan menengah (tiga tahun) dan pendidikan tinggi (empat tahun gelar sarjana). Pendidikan dasar meliputi TK, SD dan SMP, sedangkan pendidikan menengah termasuk sekolah kejuruan dan sekolah menengah atas. Pendidikan tinggi termasuk perguruan tinggi, universitas, institut teknologi serta lulusan sekolah dan program pascasarjana. Sistem ini mirip dengan sistem pendidikan di Indonesia. Tahun pelajaran terdiri dari dua semester, yaitu semester musim gugur dan semester musim semi. Semester musim gugur dimulai pada awal September dan berjalan sampai akhir Januari atau awal Februari. Semester musim semi dimulai setelah dua sampai tiga minggu liburan di sekitar Festival Musim Semi dan Tahun Baru Imlek. Semester musim semi biasanya dimulai pada pertengahan Februari dan berakhir di awal J uni. Bahasa pengantar adalah bahasa
7
Cina Mandarin di semua tingkatan, meskipun kelas bahasa Inggris adalah wajib dari kelas lima terus berlanjut sampai tingkat menengah. a.
Program Prasekolah
Meskipun tidak wajib, pemerintah Taiwan menawarkan dua tahun prasekolah publik untuk anak dari keluarga berpenghasilan rendah di 1.358 taman kanak-kanak publik di seluruh negeri. Prasekolah juga tersedia untuk anak-anak yang orang tuanya ingin membayar biaya pendidikan di kedua sekolah umum atau salah satu dari 1.948 taman kanak-kanak swasta. Banyak prasekolah swasta menawarkan program dipercepat dalam berbagai mata pelajaran untuk bersaing dengan prasekolah publik dan memanfaatkan permintaan masyarakat terhadap prestasi akademik. Ada sejumlah cabang prasekolah swasta yang beroperasi di seluruh negara di bawah pengaturan waralaba. b.
Program Wajib Belajar (SD dan SMP)
Program wajib belajar ini terdiri dari enam tahun sekolah dasar dan tiga tahun pendidikan SMP, sistem ini mulai diterapkan sejak tahun 1968, kurikulum yang diterapakn terintegrasi antara kurikulum dasar dan SMP, yaitu kurikulum kelas 1-9. Kementerian Pendidikan Taiwan juga bereksperimen dengan program sepuluh tahun nasional yang dirancang untuk mengintegrasikan SMP dan SMA serta kurikulum sekolah kejuruan. Siswa SMP yang tertarik memulai program dua tahun dalam pelatihan kejuruan dapat melakukannya
selama
tahun
sebelumnya
dari
SMP.
Kementerian
pendidikan
mengeluarkan data bahwa kebanyakan siswa akhirnya memperpanjang program wajib belajar 12 tahun, untuk menutupi pendidikan menengah atas, dengan harapan menciptakan "struktur pendidikan yang lebih lengkap." Tingkat partisipasi masyarakat untuk mengikuti program Sembilan tahun wajib belajar ini secara kasar mendekati 100 persen dalam kurung waktu 30 tahun terakhir. Secara tradisional di Taiwan, kebijakan pendidikan dan keputusan kurikulum diatur langsung dari pemerintah pusat. Pendidikan Reformasi Rencana Aksi 2001 mengubah pendekatan top-down dengan meningkatkan otonomi bagi pemerintah daerah, sekolah dan guru dalam merancang dan memilih kurikulum dan bahan ajar, termasuk pilihan buku pelajaran. Kurikulum sekolah yang baru ini dirancang untuk menjadi holistik dan saling melengkapi antara bidang studi yang berbeda yang berfokus pada hasil dan bidang isi konsolidasi belajar, dari pada nilai tes dan bidang studi masing-masing. Ada juga peningkatan penekanan pada keterampilan yang lebih murni. Semua mata pelajaran diintegrasikan ke dalam tujuh bidang pembelajaran: seni bahasa, pendidikan kesehatan dan fisik, ilmu sosial, seni dan humaniora, matematika, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan 8
kegiatan integratif. Seni bahasa memiliki porsi rata-rata 20-30 persen dari waktu kelas, sedangkan bidang belajar lainnya mengambil masing-masing 10-15 persen. Selain kurikulum dan hasil belajar, kerangka dasar pendidikan yang baru ini dirancang untuk meningkatkan fleksibilitas dalam struktur sistem. Misalnya, bukan hanya mengandalkan pada ujian masuk nasional untuk masuk ke SMA, siswa SMP sekarang dapat masuk melalui 'beberapa jalur masuk,' yang mempertimbangkan rekomendasi dan kinerja guru SMP. Setelah menjalani uji coba dari September 2001, kurikulum terintegrasi sepenuhnya diterapkan di seluruh negeri pada bulan September 2004. c.
Program SMA
Program SMA berjalan tiga tahun dari Kelas 10 sampai 12 dan merupakan bagian pertama atau awal dari apa yang digambarkan kementerian pendidikan Taiwan sebagai “mainstream sistem pendidikan nasional”. Siswa SMA dapat mengikuti sistem akademik atau sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan Senior menawarkan kursus di berbagai bidang seperti pertanian, industri, bisnis, studi maritim, hasil laut, kedokteran, keperawatan, ekonomi rumah tangga, drama dan seni. Selain penelitian reguler mereka, siswa diwajibkan untuk menghadiri pendidikan militer kelas meliputi isu-isu seperti pertahanan sipil, militer latihan, pertahanan nasional, dan pelatihan senjata api dasar. Fokus akademik utama adalah untuk mencetak prestasi dalam ujian masuk universitas nasional pada akhir tahun ketiga (kelas 12). Data kementerian pendidikan Taiwan menyebutkan bahwa ada 43 persen sekolah menengah atas (kejuruan dan akademik) berstatus swasta.
SMA Akademik SMA Akademik mempersiapkan siswa untuk masuk ke pendidikan tinggi dengan
berfokus pada persiapan untuk ujian masuk kompetitif dan pengembangan keterampilan akademik. Siswa yang berhasil lulus dari sekolah tinggi dianugerahi SMA Leaving Certificate (Diploma). Transkrip dapat dalam bahasa Inggris atau Cina. Pada tahun 2009-2010, sebanyak 96 persen mahasiswa dari jalur akademik melanjutkan studi mereka di lembaga pendidikan tinggi.
SMA Kejuruan Sekolah kejuruan Senior memberikan keterampilan dasar teknis dalam industri,
teknologi, perdagangan, hasil laut, pertanian, keperawatan dan kebidanan, ekonomi rumah tangga, opera dan seni. Siswa yang masuk biasanya memilih area spesialisasi, seperti teknik elektro atau sipil, ilmu komputer atau bisnis. Sebagian besar siswa melanjutkan ke pendidikan lebih lanjut, bagaimanapun, sekolah kejuruan juga
9
menawarkan jalur ke pekerjaan. Lulusan dari program kejuruan tiga tahun dapat memilih untuk mengambil ujian masuk universitas nasional dan pergi untuk mendapatkan gelar sarjana empat tahun. Siswa lulus dengan 162 SKS (150 SKS yang gagal / lulus) dan Sertifikat Sekolah Menengah Kejuruan Wisuda (Diploma). Pada tahun 2009-2010, sebanyak 79 persen mahasiswa dari jalur kejuruan melanjutkan studi mereka di lembaga tinggi. d.
Program Perguruan Tinggi
Ada lebih dari 100 lembaga pendidikan tinggi di Taiwan. Ini termasuk banyak sekolah perdagangan terakreditasi dan perguruan tinggi. Beberapa di antaranya yang dikendalikan negara dan beberapa perusahaan swasta. Teknik adalah program yang paling populer dan menyumbang 25% dari gelar yang diperoleh. Masa studi maksimum untuk pendidikan universitas (termasuk universitas, perguruan tinggi, universitas teknologi, dan politeknik) adalah 4 tahun (Post-sarjana Kedua Program Khusus adalah 1-2 tahun, sedangkan sarjana yang ditawarkan oleh perguruan tinggi teknis biasanya 2 tahun ), dan magang bisa bertahan satu setengah sampai 2 tahun tergantung pada kebutuhan subjek. Untuk calon Gelar Master, masa studi adalah 1-4 tahun dan bagi calon Doktor durasi adalah 2-7 tahun. Universitas paling bergengsi mencakup Universitas Nasional Taiwan (utara, komprehensif, ilustrasi berlawanan), National Chung Hsing Universit y (tengah, pertanian dan biologi) dan National Cheng Kung University (selatan, teknik, kedokteran, ilmu pengetahuan). Tahun 2009-2010, pemerintah Taiwan mendata bahwa ada 164 lembaga pendidikan tinggi di Taiwan dan sekitar dua-pertiga dari lebih dari 100.000 sisawa mengambil ujian masuk universitas nasional diterima salah satu dari mereka.
Program Sarjana Gelar sarjana yang ditawarkan oleh universitas, perguruan tinggi empat tahun,
institut teknologi dan universitas teknologi. Gelar ini memerlukan empat tahun studi, namun siswa yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam waktu yang ditetapkan dapat diberikan perpanjangan hingga dua tahun. Program sarjana khusus seperti kedokteran gigi atau kedokteran memerlukan enam sampai tujuh tahun, termasuk magang satu tahun. Tingkat pertama ini disusun seperti itu di Amerika Serikat, dengan dua tahun pertama merupakan pendidikan umum dan pengenalan mata pelajaran di bidang studi utama.Dua tahun terakhir biasanya disediakan untuk daerah siswa spesialisasi. 10
Minimal 128 SKS yang diperlukan untuk lulus, meskipun sebagian besar program adalah antara 132 dan 175 kredit. Semua siswa harus menyelesaikan 30 kredit dalam pendidikan umum (bahasa Cina, Inggris, teori Dr Sun Yat-Sen, sejarah dan etika Cina). Siswa juga harus mengambil pelajaran inti dan pilihan. Mahasiswa melakukan seni liberal dan program bisnis harus mengambil setidaknya 78 kredit dalam mata pelajaran inti mereka, sementara program-program ilmu usaha dan teknik harus menyelesaikan 84 kredit dalam konsentrasi mereka. Lembaga dapat menawarkan berbagai pilihan, dan siswa dalam mata pelajaran seni liberal harus mengambil 20 SKS, sedangkan dalam sains dan teknik harus mengambil 14 SKS. Militer kelas pendidikan pelatihan dan fisik juga diperlukan, tetapi tidak untuk kredit. Siswa yang telah menyelesaikan program junior college dua tahun dapat mentransfer ke dua tahun terakhir dari program sarjana di bidang yang sama atau mirip. Mereka harus mentransfer 80 kredit dari perguruan tinggi junior dan mendapatkan 72 lebih untuk gelar sarjana. Derajat Profesional biasanya memakan waktu lebih lama dari empat tahun dan mereka sering termasuk magang. Arsitektur, seni rupa dan ilmu kedokteran hewan biasanya lima tahun, kedokteran gigi enam tahun, dan obat-obatan adalah tujuh tahun. Seperti kedokteran, hukum adalah gelar sarjana. Program ini biasanya berlangsung empat tahun.
Program Pasca Sarjana Program pascasarjana yang mengarah ke gelar master memerlukan satu sampai
empat tahun studi, meskipun minimum biasanya dua tahun. Biasanya, program memerlukan campuran kursus, 24 jam kredit, pemeriksaan dan tesis minor. Siswa harus mengambil program inti dan elektif, campuran yang tepat yang akan bervariasi tergantung pada disiplin. Siswa juga harus menunjukkan kemahiran dalam bahasa Inggris dan bahasa asing kedua. Masuk ke program doktor didasarkan pada gelar master. Program Khas dua sampai tujuh tahun terakhir penuh waktu dengan beberapa kelas / kursus waktu, maka penelitian yang mengarah ke tesis. Kurikulum
Di Taiwan, kurikulum untuk SD, SMP, dan SMA yang diumumkan oleh Departemen Pendidikan. Standar kurikulum untuk semua tingkat sekolah direvisi sekitar setiap 10 tahun. Revisi dibuat oleh subkomite. Para anggota ditunjuk oleh Departemen Pendidikan, didalamnya adalah spesialis kurikulum, pendidik guru, guru kelas, dan administrator. 11
a.
Kurikulum yang dibahas dalam tiga tahun SMP meliputi: 1)
Sastra (sastra klasik dan modern Cina dan puisi, komposisi dan public speaking)
2)
Matematika (tunggal dan dua variabel aljabar, geometri, trigonometri, dan prakalkulus)
3)
Bahasa Inggris
4)
Ilmu & teknologi (biologi (tahun pertama), kimia (tahun kedua), fisika & ilmu bumi (tahun ketiga), dan teknologi (semua tiga tahun)
b.
5)
IPS (kewarganegaraan, sejarah, geografi)
6)
Ekonomi
7)
Kerajinan, seni ( seni rupa, musik, drama)
8)
Pendidikan jasmani.
Kurikulum SMA
SMA Akademik Kurikulum untuk semua siswa sama dalam dua tahun pertama sekolah menengah
atas. Siswa memilih spesialisasi di tahun ketiga dari program SMA dari humaniora / ilmu sosial atau rekayasa / aliran ilmu alam. Kelompok I terdiri dari mahasiswa seni liberal, sementara Grup II dan Kelompok III terdiri dari mahasiswa ilmuterfokus.Kurikulum berbasis ilmu pengetahuan memiliki penekanan berat pada kelas sains dan matematika, sedangkan seni liberal lagu memiliki fokus yang lebih besar pada sastra dan ilmu-ilmu sosial. Kelas elektif yang ditawarkan di samping mata pelajaran inti. Pelajaran inti meliputi: Cina, Inggris, kewarganegaraan, filsafat Dr Sun Yat-Sen, sejarah, geografi, matematika, ilmu dasar, fisika, kimia, biologi, ilmu bumi, pendidikan jasmani, musik, seni rupa, seni industri, ekonomi rumah , dan pelatihan militer.
SMA Kejuruan Kurikulum biasanya melibatkan subyek pendidikan umum (sekitar 40 persen dari
beban kerja), materi teknis dan kejuruan yang berhubungan dengan spesialisasi (sekitar 40 persen), pilihan (10-20 persen), kegiatan kelompok (5 persen). c.
Kurikulum Perguruan Tinggi Universitas harus memiliki setidaknya tiga perguruan tinggi sarjana, dan salah satunya
harus dalam ilmu pengetahuan, pertanian, teknik, bisnis atau obat-obatan.Kolese adalah lembaga khusus yang menawarkan gelar sarjana dalam waktu tidak lebih dari dua bidang. Semua universitas nasional menawarkan program pascasarjana, seperti halnya banyak
12
perguruan tinggi. Perguruan tinggi/ institut teknologi dan universitas teknologi menawarkan gelar pertama di bidang teknis dan kejuruan, di samping program pascasarjana d.
Penetapan Kurikulum Kurikulum pendidikan Taiwan disusun oleh MOE. MOE ini diberdayakan untuk
menetapkan standar kurikulum di semua tingkat pendidikan.Pertama. para ahli komisi MOE di bidang tertentu untuk bertindak sebagai panitia ad hoc penasehat. Kelompok tersebut membahas isu-isu dan menyerahkan rekomendasi kurikulum, setelah setiap dan semua perubahan harus dihasilkan oleh kementerian itu sendiri. MOE merupakan perpanjangan langsung dari kepentingan pemerintah dalam proses pendidikan adalah pentingnya ia menempatkan pada promosi penelitian ilmiah dan teknis, sering dengan mengorbankan dari humaniora. Penekanan pada studi matematika ilmiah, teknik, dan jelas menunjukkan keyakinan bahwa kepentingan bangsa harus didahulukan daripada keinginan individu siswa. Tapi loyalitas nasional dan budaya juga merupakan aspek penting dari kurikulum pendidikan Taiwan pada setiap tingkat dan, sebagai hasilnya, buku pelajaran untuk pendidikan moral juga baik dirancang atau disahkan oleh KLH. Kebanyakan buku pelajaran dan materi kurikulum yang digunakan di seluruh Taiwan diproduksi dan didistribusikan oleh Institut Nasional Kompilasi dan Alih, berdasarkan pedoman MOE. Sebuah pokok penting dari sistem pendidikan Taiwan adalah jenis yang unik pendidikan kewarganegaraan dan moral. Sejak pertama kali diusulkan oleh mendiang presiden Chiang Kai-shek pada tahun 1953, pendidikan kewarganegaraan dan moral yang telah menjadi perlengkapan dari sistem pendidikan yang telah mengalami sedikit perubahan. Meskipun banyak kegiatan yang menyertainya adalah pendidikan non-formal, sipil dan moral yang diajarkan oleh guru terakreditasi. 4.
Finlandia
Berbeda dengan sistem pendidikan dasar di Indonesia, pendidikan dasar di Finlandia diselenggarakan selama 9 tahun. Hal ini terkait erat dengan revolusi sistem pendidikan Finlandia yang dilakukan sejak tahun 1968 ketika dilakukan penghapusan sistem pendidikan berjenjang (parallel school system). Sistem pendidikan Finlandia tidak lagi mengenal sistem pendidikan menengah pertama, atau setara dengan pendidikan di tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP) di Indonesia .
13
Penyelenggaraan pendidikan dasar Finlandia diatur oleh Kurikulum Inti Nasional untuk Pendidikan Dasar (National Core Curriculum for Basic Education 2004), yang diterbitkan oleh Badan Pendidikan Nasional Finlandia. Kurikulum inti pendidikan dasar menetapkan bahwa siswa jenjang pendidikan dasar wajib memenuhi dan menuntaskan seluruh silabus pelajaran. Silabus pendidikan dasar Finlandia terdiri dari 21 mata pelajaran, yang diberikan pada tingkatan kelas tertentu, yaitu: 1)
Bahasa Ibu dan Sastra (Mother Tongue and Literature): Dari kelas 1 – 9
2)
Bahasa Asing 1: Basanya Bahasa Inggris, diberikan dari Kelas 1 – 9
3)
Bahasa Asing 2: Biasanya bahasa Latin, diberikan dari kelas 1 -9
4)
Matematika (Mathematics): Dari kelas 1 – 9
5)
Pendidikan Lingkungan Alam (Environmental Studies): Dari kelas 1 – 4
6)
Biologi (Biology): Dari kelas 5 – 9
7)
Geografi (geography): Dari kelas 7 – 9
8)
Fisika (Physiscs): Dari kelas 5 – 9
9)
Kimia (Chemistry): Dari kelas 7 – 9
10) Pendidikan Kesehatan (Health Education): Kelas 7 – 9 11) Pelajaran Agama (Religion): Terdapat 2 pelajaran agama, yakni, Lutheran atau Orthodoks, dari kelas 1 – 9 12) Etika (Ethics): Kelas 1 – 9 13) Pelajaran Sejarah (History): Kelas 5 – 9 14) Pelajaran Sosial (Social Studies): Kelas 7 – 9 15) Musik (Music): Kelas 1 – 9 16) Seni Visual (Visual Arts): Kelas 1 – 9 17) Kerajinan Tangan (Crafts): Kelas 1 – 9 18) Pendidikan Olah Raga (Physical Education): Kelas 1 – 9 19) Kerumahtanggaan (Home Economics): Kelas 7 – 9 20) Bimbingan Belajar dan Keterampilan (Educational and Vocational Guidance):Kelas 1-9 Kurikulum Pendidikan Dasar di Finlandia
Mata pelajaran inti dan distribusi mata pelajaran dal am silabus pendidikan dasar Finlandia ditetapkan melalui regulasi. Mata pelajaran inti yang ditetapkan di sekolah-sekolah dasar adalah bahasa ibu dan sastra; bahasa resmi lainnya satu bahasa asing seperti bahasa Inggris, Jerman, dan Italia; pendidikan lingkungan; pendidikan kesehatan; pendidikan agama atau 14
etika; ilmu sejarah; ilmu sosial; matematika; fisika; kimia, biologi, geografi, psikologi, musik, seni dan kerajinan, serta ilmu ekonomi rumah tangga. Sementara di Indonesia kurikulum pendidikan dasar secara umum juga memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan atau kejuruan, dan muatan lokal. Perbedaan yang sangat terlihat dari kedua kurikulum tersebut adalah bahwa Finlandia lebih banyak menekankan penguasaan bahasa dan sastra termasuk bahasa asing pada peserta didiknya. Selain fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, tentu saja penguasaan bahasa dan sastra menjadi sangat penting kedudukannya sebagaimana keberadaan bahasa dalam struktur ilmu sebagai basis yang harus dikuasai peserta didik selain matematika tentunya. (Evelyn J. Sowel. 2000). The National Board of Education adalah dewan yang menerbitkan kurikulum intisecara nasional. Mereka menyusun kurikulum dengan tujuan dan materi utamakuri kulum pendidikan dasar yang berfungsi sebagai guideline bagi sekolah. Namunpemerintah lokal dan sekolah dapat melakukan penyesuaian terhadap mata pelajaran yang akan diajarkan, berbasis pada kebutuhan peserta didik. Bahkan orang tua pesertadidik juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam menyusun kurikulum sekolah dan tujuan pendidikannya. Indonesia selintas memang menerapkan sistem yang hamper serupa. Acuan kurikulum pendidikan nasional dibuat oleh Depdiknas dan pengembanganya diserahkan pada masing-masing sekolah sebagaimana KTSP diimplementasikan. Namun pada prakteknya, tidak semua pendidik memiliki kompetensi untuk mengembangkan KTSP sebab sudah terbiasa dengan pola kurikulum yangsentralistis. Sistem Pendidikan di Finlandia
Saat ini, pendidikan di Indonesia masih di tingkat yang memprihatinkan dan mutu pendidikan yang masih rendah. Berdasarkan hasil tes PISA (Programme for International Student Assessment) yang dilakukan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation & Development), Indonesia berada di urutan bawah dari 65 negara yang mengikuti tes PISA untuk kategori math, sains dan reading. Lalu, negara manakah yang menduduki rangking pertama? Adalah Finlandia, negara yang mendominasi peringkat satu sejak pertama kali tes PISA dilakukan pada tahun 2000 dan berhasil mempertahankan posisi sebagai nomor satu hingga tahun 2009. Hasil tes 2009 menunjukkan Finlandia menduduki rangking kedua untuk reading, rangking kedua untuk matematika dan rangking pertama untuk sains. Secara keseluruhan, newsweek melaporkan bahwa Finlandia No.1 di dunia di bidang pendidikan, kewarganegaraan dan kualitas masyarakat. 15
Kurikulum pendidikan di Finlandia tidak pernah berubah. Komitmen untuk terus melaksanakan sistem pendidikan berkualitas tinggi ini dij aga dengan baik walaupun udah lebih dari 20 menteri pendidikan berganti sejak reformasi pendidikan Finlandia diluncurkan sejak 1970. Finlandia adalah negara yang tidak mempunyai sumber daya alam yang cukup dan kondisi geografis yang kurang menguntungkan. Namun mereka menyadari bahwa sumber daya sesungguhnya adalah ‘brain’, yaitu anak manusia. Semua lapisan masyarakat dengan segala macam profesi apakah itu guru, kepala sekolah, politisi, dokter, pengacara, setuju untuk membuat dan konsisten akan suatu standar pendidikan yang tinggi. Dari poin-poin yang diuraikan terlihat bahwa pendidikan di Finlandia menjadi bagus mutunya karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah, sistem pendidikan yang fleksibel dan tidak memberatkan siswa serta tenaga pendidik yang handal (baik dalam mengembangkan kurikulum maupun sebagai peneliti). 5.
Singapura Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra sekolah diselenggarakan oleh Taman kanak-kanak dan pusat perawatan anak, terdiri dari program tiga tahun untuk anak usia 3 hingga 6 tahun. Terdaftar pada menteri pendidikan, Taman kanak-kanak di Singapura dilaksanakan oleh yayasan masyarakat, perkumpulan keagamaan, organisasi sosial dan bisnis. Pusat perawatan anak mendapat ijin dari Menteri Pengembangan Masyarakat dan olah raga. Kebanyakan dari Taman kanak-kanak menyelenggarakan dua sesi sehari dengan tiap sesi pelatihan dari 2, 5 sampai 4 jam, 5-hari setiap minggunya. Pada umumnya kurikulum termasuk program berbahasa Inggris dan bahasa asing dengan pengecualian terhadap sistem l uar negeri yaitu pada sekolah Internasional yang menawarkan program Taman kanak-kanak bagi anakanak ekspatriat. Periode pendaftaran bagi setiap Taman kanak-kanak dan pusat perawatan berbeda-beda. Kebanyakan dari pusat perawatan anak menerima siswa dari negara manapun sepanjang tahun selama masih ada ketersediaan tempat. Silahkan menghubungi Taman kanakkanak tersebut secara langsung untuk informasi mengenai pendaftaran, kurikulum dan lainnya. Sekolah Dasar
Seorang anak di Singapura menjalani pendidikan dasar selama 6 tahun, terdiri dari empat tahun tahap dasar pertama yaitu Sekolah Dasar kelas 1 sampai 4 dan tahap orientasi tahun ke dua yaitu Sekolah Dasar kelas 5 sampai 6. Pada tahap dasar, kurikulum inti terdiri dari pengajaran Bahasa Inggris, Bahasa daerah dan matematika, dengan mata pelajaran tambahan
16
seperti musik, kesenian dan kerajinan tangan, pendidikan fisik dan pembelajaran sosial. Ilmu pengetahuan sudah diajarkan sejak kelas 3 Sekolah Dasar. Untuk memaksimalkan potensi mereka, siswa diarahkan menurut kemampuan belajar mereka sebelum menguasai tahap orientasi. Pada akhir kelas 6 SD, siswa mengikuti Ujian Kelulusan Sekolah Dasar (Primary School Leaving Examination). Kurikulum Sekolah Dasar di Singapura telah digunakan sebagai model internasional, khususnya metode pengajaran matematika. Siswa asing dari negara manapun diterima di Sekolah Dasar menurut ketersediaan lowongan tempat. Sekolah Lanjutan
Sekolah Lanjutan di Singapura terdiri dari sekolah dengan Dana Pemerintah, bantuan Pemerintah atau biaya sendiri. Para siswa melaksanakan pendidikan lanjutan selama 4 atau 5 tahun melalui program spesial, cepat ataupun normal. Program spesial dan cepat mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE ‘O’ (Singapore -Cambridge General Certificate of Education ‘Ordinary’) pada tingkat empat. Siswa pada program normal dapat memilih jurusan akademik atau teknik, yang keduanya mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE ‘N’ (Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Normal’) pada ti ngkat empat dan jika hasilnya memuaskan, maka siswa akan mengikuti ujian GCE ‘O’ pada tingkat lima. Kurikulum pendidikan lanjutan mencakup Bahasa Inggris, Bahasa daerah, Matematika, Ilmu Pengetahuan dan kemanusiaan. Pada tingkat lanjutan ke-3, siswa dapat memilih pilihan mereka sendiri tergantung apakah mereka di jurusan Seni, Ilmu Pengetahuan, Perniagaan atau teknik terapan. Kurikulum pada Sekolah Lanjutan di Singapura dikenal di seluruh dunia atas kemampuannya untuk mengembangkan siswa melalui pemikiran yang kritis dan keterampilan intelektual. Siswa asing dari negara manapun diterima di Sekolah Lanjutan menurut ketersediaan lowongan tempat. Dua institusi akademik swasta di Singapura juga menawarkan kepada siswa internasional pilihan kesempatan yang unik untuk meneruskan pendidikan dasar, lanjutan dan pendidikan akhir mereka. San Yu Adventist School yang dikelola oleh Seventh-day Adventist Mission (Singapura), menawarkan program mulai dari pendidikan dasar, pendidikan lanjutan dan pendidikan akhir bagi para siswa dengan budaya dan warga negara yang berbeda. St.Francis Methodist School yang merupakan anggota dari kelompok sekolah-sekolah metodist di Singapura, menawarkan pendidikan lanjutan dan akhir bagi para siswa lokal maupun internasional. Kedua sekolah tersebut terdaftar pada Menteri Pendidikan dan menawarkan 17
kepada para siswa mereka kurikulum akademik yang fleksibel, berwawasan luas dan tepat. Sekolah-sekolah ini membanggakan diri mereka karena memiliki program yang melebihi persyaratan akademik biasanya, menggabungkan elemen- elemen pembelajaran yang kreatif ke dalam kurikulum reguler mereka. Akademi / Pra-Universitas
Setelah menyelesaikan ujian tingkat GCE ‘O’, para siswa diperbolehkan mendaftar untuk mengikuti program akademi selama dua tahun masa pelajaran pada pra-universitas atau institut terpadu selama tiga tahun masa pelajaran pada pra-universitas, yang keduanya merupakan dasar untuk masuk ke universitas. Kurikulum terdiri dari dua mata kuliah wajib, yaitu General Paper dan Mother Tongue, dan maksimum empat subyek Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Advanced’ (GCE ‘A’) dari tingkat seni, ilmu pengetahuan dan pelajaran tentang perniagaan. Di akhir masa pelajaran pada pra universitas siswa mengikuti ujian tingkat GCE ‘A’. 6.
Jepang
Tingkatan pendidikan di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu dengan menggunakan sistem 6-3-3 (6 tahun SD, 3 tahun SMP, tiga tahun SMA) dan Perguruan Tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama digolongkan sebagai Compulsory Education dan Sekolah Menengah Atas digolongkan sebagai Educational Board. Di Jepang Pendidikan dasar tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir juga tidak ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok compulsory education, sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP. Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih SMA yang diminatinya, tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board. Menurut Ahmad Sentosa dalam artikel berjudul Kurikulum dan Kompetensi Guru di Jepang, Ia menjelaskan untuk level pendidikan taman kanak-kanak (TK), di Jepang lebih cenderung merupakan lembaga pengembangan dan pelatihan kebiasaan sehari-hari. Karena itu pendidikan di level TK bukanlah pengajaran, tatapi lebih tepat disebut pendidikan. Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di Jepang hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia.Hanya yang membedakan adalah pada mata pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan utama diajarkan mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak pada pola hidup 18
mandiri. Daripada mengajarkan mata pelajaran IPA dan IPS, Jepang lebih memilih memperkenalkan tata cara kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang baru lulus dari tingkat TK yang lebih memfokuskan kegiatan bermain daripada belajar di dalam kelas. Pembelajaran utama seperti bahasa Jepang dan berhitung mempunyai porsi yang lebih dibanding pelajaran lainnya. Sedangkan pelajaran moral diajarkan tidak secara khusus dalam mata pelajaran tertentu, tetapi diajarkan oleh wali kelas sejam seminggu atau diintegrasikan melalui pelajaran lain. Dan pendidikan moral sudah termasuk pada pendidikan agama (Krist en, Budha, Shinto). Selain murid disibukkan dengan pendidikan akademik, pendidikan bersifat estetik berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam porsi besar di kelas 1 dan 2. Untuk pendidikan SMP, kurikulum menitik beratkan pada pendidikan bahasa Jepang, matematika, IPA dan IPS. Sedangkan pendidikan bahasa asing seperti Inggris dan Jerman tidak diwajibkan dan hanya bersifat pilhan bagi murid. Pelajaran bahasa Inggris baru dijadikan pelajaran wajib di level SMP pada kurikulum 2002. Adanya mata pelajaran pilihan seperti bahasa Jepang, IPS, matematika, IPA, musik, art, pendidikan jasmani, keterampilan, dan bahasa asing, merupakan pembeda khas antara kurikulum pendidikan SMP di Jepang dan Indonesia. Selain pendidikan utama di Jepang juga dilengkapi dengan pendidikan ekstrakurikuler seperti di Indonesia. Dibandingkan kurikulum SD dan SMP, kurikulum SMA di Jepang paling sering berubah. Pada tingkat ini sudah diadakan sistem penjurusan seperti di Indonesia. Sifat khas kurikulum SMA adalah kompleksnya pelajaran yang diajarkan. Contohnya pelajaran bahasa Jepang yang mulai dikelompokkan menjadi literatur klasik dan modern. Penjurusan dilakukan di kelas 3, jurusan yang ada meliputi IPA dan budaya/sosial. tetapi seiring berjalannya waktu penjurusan mengalami perkembangan karena banyaknya lulusan SMA yang memilih akademi yang terkait dengan teknik, pertanian, perikanan, kesejahteraan masyarakat, dan lain lain. Bukan hanya di Indonesia saja banyak pro dan kontra tentang kurikulum pendidikan, di jepang pun kurikulum dilakukan secara top down, bukan bottom up. Karenanya banyak yang tidak dapat diterapkan di sekolah secara optimal. Dan pada akhirnya mendapat protes keras dari para guru. Di Jepang memperlakukan kegiatan belajar di luar secara berkala, mereka mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan lahan pertanian atau perkebunan untuk belajar memetik teh, jeruk dan menggali umbi-umbian, bahkan sampai belajar menanam padi di sawah. Di lain waktu, siswa secara berkelompok diajarkan cara menumpang kereta (densha) untuk melatih kemandirian, selain itu diselingi kegiatan wawancara dengan berbagai narasumber kemudian menjadi bahan untuk presentasi di depan kelas.
19