BAB I PEMBAHASAN Identitas dan Riwayat Hidup Ibnu Maskawaih
Ibnu Miskawaih mempunyai nama lengkap Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu yacub Ibnu Miskawaih. Sebutan namanya yang lebih masyhur adalah Maskawaih atau Ibnu Maskawaih. Nama tersebut diambil dari nama kakeknya yang semula beragama Majusi kemudian masuk Islam. Gelarnya adalah Abu Ali, yang diperoleh dari nama sahabat Ali, yang bagi kaum Syi’ah dipandang sebagai yang berhak menggantikan nabi dalam kedudukannya sebagai pemimpin umat Islam sepeninggalnya. Dari gelar ini tidak salah jika orang mengatakan bahwa Maskawaih tergolong penganut aliran Syi’ah. Gelar ini juga juga sering sering disebu disebutka tkan, n, yaitu yaitu al-Khazim yang berarti berarti bendaharawan, bendaharawan, disebabkan disebabkan kekuasaan Adhud al Daulah dari Bani Buwaihi, ia memperoleh kepercayaan sebagai bendaharawannya. Ia dilahirkan di kota Rayy Iran pada tahun 330H/9 M dan wafat di Asfahan pada tanggal 9 Shafar 421 H/ 16 Feruari 1030 M dalam usia 91 tahun .1 Maskawaih dilahirkan di Ray (Teheran sekarang). Mengenai tahun kelahirannya, para penulis menyebutkan menyebutkan berbeda-beda, berbeda-beda, MM Syarif Syarif menyebutkan menyebutkan tahun 320 H/932 M. Morgoliouth menyebutkan tahun 330 H. Abdul Aziz Izzat menyebutkan tahun 325 H. Sedangkan wafatnya, para tokoh sepakat pada 9 shafar 421 H/16 Februari 1030 M. Dilihat dari tahun lahir dan wafatnya, Maskawaih hidup pada masa pemerintahan Bani Abbas yang berada di bawah pengaruh Bani Buwaihi yang beraliran Syi’ah dan berasal dari keturunan Parsi Bani Buwaihi yang mulai berpengaruh sejak Khalifah al Mustakfi dari Bani Abbas mengangkat Ahmad bin Buwaih sebagai perdana menteri dengan gelar Mu’izz Mu’izz al Daulah Daulah pada 945 M. Dan pada tahun 945 M itu juga Ahmad Ahmad bin Buwaih berhasil menaklukkan Baghdad di saat bani Abbas berada di bawah pengaruh kekuasaan Turki. Dengan demikian, pengaruh Turki terhadap bani Abbas digantikan oleh Bani Buwaih yang dengan leluasa melakukan penurunan dan pengangkatan khalifahkhalifah bani Abbas.
1
Yusuf Musa Muhammad, Falsafatil Muhammad, Falsafatil Achlaq fil Islam wa Shilatiha bil Falsafatil Ighriqiyyah , Qairo, Get. Ill, 1926, hal. 74
1
Puncak prestasi bani Buwaih adalah pada masa ‘Adhud al Daulah (tahun 367 H – 372 H). H). Perh Perhat atia iann nnya ya amat amat besa besarr terh terhada adap p perk perkem emban banga gan n ilmu ilmu penge pengeta tahua huan n dan dan kesusasteraan, dan pada masa inilah Maskawaih memperoleh kepercayaan untuk menjadi bendaharawan ‘Adhud al Daulah. Juga pada masa ini Maskawaih muncul sebagai seorang filo filoso sof, f, tabi tabib, b, ilmu ilmuwa wan, n, dan dan puja pujang ngga ga.. Tapi Tapi,, disa disamp mpin ing g itu itu ada ada hal hal yang yang tida tidak k menyenangkan menyenangkan hati Maskawaih, Maskawaih, yaitu yaitu kemerosotan kemerosotan moral yang melanda masyarakat masyarakat.. Oleh karena itulah agaknya Maskawaih lalu tertarik untuk menitikberatkan perhatiannya pada bidang etika Islam.2 Latar belakang pendidikannya tidak diketahui secara rinci, sebagian antara lain terkenal memepelajari sejarah dari Abu Bakar Ahmad Ibn Kamil al-Qadhi, mempelajari filsafat dari Ibn al-Akhmar dan mempelajari kimia dari Abi Thayyib.3
Pemikiran Ibn Miskawaih Secara Umum
Syed Abdul Wadud di dalam buku Alam dan Quran telah menyebut dia sebagai Miskawiah. Ia adalah ilmuwan suka meneliti dalam pengetahuan ilmiah dan akademis untuk berbagai. Ia adalah ahli dan mampu di bidang Biologi; ia merupakan ilmuwan pertam pertamaa yang yang menemu menemukan kan kehidu kehidupan pan tumbuh tumbuhan an secara secara umum, umum, membaha membahass tentan tentang g evolusi. Ia adalah sarjana sosiologi, yang ahli tentang kebudayaan dan peradaban dengan spesifikasi pada disiplin Psikologi, dalam bidang psikologi ia termasuk ahli dibidangnya. Ia adalah peneliti dan pemikir etika, kerohanian dan penulis besar buku akhlak. Maskawaih adalah salah seorang tokoh filsafat dalam Islam yang memusatkan perhatiannya pada etika Islam. Meskipun sebenarnya ia pun seorang sejarawan, tabib, ilmuwan dan sastrawan. Pengetahuannya tentang kebudayaan Romawi, Persia, dan India, disamping filsafat Yunani, sangat luas.
2
3
Selamet Hariyadi, Riwayat Hariyadi, Riwayat Hidup Maskawaih, dalam http://blog.uinhttp://blog.uinmalang.ac.id/selamethariadi/2 malang.ac.id/selamethariadi/2010/09/12/riway 010/09/12/riwayat-hidup-ibnu-maska at-hidup-ibnu-maskawaih/ waih/ diakses 13 November 2011 Munzdirtamam, Ibn Munzdirtamam, Ibn Miskawaih, dalam http://munzdirtamam.blogspot.c http://munzdirtamam.blogspot.com/2011/06/ibn-mis om/2011/06/ibn-miskawaih.html, kawaih.html, diakses 13 November 2011
2
Karya-karya Ibnu Miskawaihi antara lain : • Tajarib Al-Umam • Ta'qub Al-Himam • Thaharat Al-Nafs • Adab Al-Arab wa Al-Firs • Al-Fawz Al-Ashgarfi Ushul Al-Diniyat • Al-Fawz Al-Akbar (dalam bidang etika) • Kitab Al-Siasat • Mukhtar Al-Asy' ar • Nadim Al-Farid • Nu Zhat Namah ' Alaiy • Jawidan Khird • Tartib Al-Sa;adat (dalam bidang etika) • Al-Adawiyah Al-Mufridah (tentang obat-obatan) • Al-Asyribah
Pemikiran Ibn Miskawaih tentang Pendidikan Islam Psikologi Miskawaihi bertumpu pada ajaran spiritualistik tradisional Plato dan Arist Aristote otele less denga dengan n kece kecende nderun runga gan n Plato Platonis nis.. Pada Pada tulisa tulisan n awal awalnya nya Ibnu Ibnu Misk Miskaw awai aihi hi
meny menyat atak akan an
kete keterk rkai aita tan n
anta antara ra
pemb pemben entu tuka kan n
wata watak k
deng dengan an
pendidikan dan ilmu jiwa. Katanya "Tujuan kami menyusun kitab ini (Tahzi-bul Akhla Akhlak) k) adalah adalah un untu tuk k meng mengha hasii siikan kan bagi bagi diri diri kita kita suatu suatu watak watak pribad pribadii yang yang melahirkan perilaku yang baik seluruhnya dengan gampang, tak dibuat-buat lagi tanpa tanpa kesul kesulit itan an (mak (maksud sudnya nya per peril ilaku aku yang yang baik baik lahir lahir dari dari watak watak itu secara secara otomatis otomatis). ). Hal demikia demikian n diperol diperoleh eh melalui melalui proses proses pend pendidik idikan an dan jalan jalan untu untuk k demikian lebih dahulu dipelajari ilmu jiwa. Apa dan bagaimana jiwa itu? Untuk apa dia dciptakan, kesempurnaannya, tujuannya, kemampuannya "sifatnya" yang bila kita pergunakan/ pergunakan/ bina sebagaimana sebagaimana mestinya, niscaya jiwa itu akan-membawa akan-membawa kita, kepada martabat yang mulia. Dan perlu pula kita pelajari faktor-faktor yang meng mengha hamb mbat at jiwa jiwa itu itu dala dalam m rnen rnenuj uju u mart martab abat at yang yang muli mulia, a, apa apa saja saja yang yang
3
mensucikannya dan apa yang mengotorinya mengotorinya,,4 maka karena itu Tuhan berfirman "Beruntunglah orang yang membersihkanny membersihkannya a dan dalam Surah as-Syams ayat 10 : "Beruntunglah rugilah orang yang meno-dainya"
"Jiwa itu menurut Ibnu Miskawaihi adalah zat pada diri kita yang bukan berupa jisim, bukan pula bagian dari jisim, bukan pula aradh (sifat peserta pada substans substansi) i) wujudny wujudnya a tidak tidak memerlu memerlukan kan potensi potensi tubu tubuh, h, tapi dia jauhar jauhar basith basith (su (substa bstans nsii
yang yang tida tidak k
berd berdir irii
atas atas un unsu surr-un unsu sur) r) tak tak
dapa dapatt
diin diindr dra a
oleh oleh
pengindraan". Jiwa itu mempunyai aktifitas yang berlainan dengan aktifitas jisim serta serta bagian-b bagian-bagia agiannya nnya dengan dengan segala segala sifat-si sifat-sifatn fatnya ya hingga hingga tidak tidak menyert menyertainy ainya a dalam segala hal. Bahkan juga berbeda dengan sifat aradl (accident) jisim serta berlainan sama sekali dengan jisim dan sifat-sifat aradl, Tegasnya jiwa itu bukan jisim, bukan pula bagian dari jisim dan bukan pula sifat aradly. Jiwa itu tidak mengamb mengambil il ruang, ruang, tidak tidak ber berobah obah.. Dia (jiwa) (jiwa) dapat dapat menangg menanggapi api segala segala sesuatu sesuatu secara serentak bersamaan dan tidak mengalamy penyusutan, rusak atau berkurang. Ibnu Miskawaihi memberi penjelasan lagi akan hal tersebut di atas bahwa tiap jisim mempunyai shurah. Dia tidak akan menerima shurah lain yang dari jenis shura shurah h perta pertama ma kecua kecuali li sesud sesudah ah jisim jisim melep melepask askan an sama sama sekal sekalii shura shurah h yang yang pertama. Contohnya bila jisim sudah menerima suatu shurah / syakal umpamanya segitiga segitiga,, maka maka dia tidak akan akan menerim menerima a lagi lagi syakal syakal lain misalnya misalnya segi empat, empat, bundar bund ar atan lainnya, lainnya, kecuali kecuali bila jisim jisim melepas melepaskan kan syakal syakal pert pertama ama (segitig (segitiga). a). Demikian pula bila jisim menerima shurah lukisan atau tulisan maka jisim itu tidak dapat dapat meneri menerima ma shurah shurah lukisan/ lukisan/tuli tulisan san lainnya lainnya kecuali kecuali sesudah sesudah shurah shurah lukisan lukisan pertama/ pert ama/ter terdahu dahulu lu lenyap lenyap sama sama sekali. sekali. Bila shurah shurah ter terdahu dahulu lu tetap tetap masih masih ada bersis ber sisa, a, maka maka jisim jisim tidak tidak dapat dapat mener menerim ima a secara secara utuh utuh shura shurah h yang yang datang datang kemudian kemudian lalu terj terjadil adilah ah campur campur aduk aduk antara antara kedua kedua shurah shurah itu, tak ada salah satupun diantara dua shurah itu yang bersih sama sekali. Contoh lain, sebatang lilin lilin bilamana bilamana sudah meneri menerima ma shurah shurah lukisan lukisan yang dicapkan dicapkan atasnya atasnya,, lilin lilin itu tidak akan menerima cap lukisan berikutnya kecuali jika shurah lukisan yang lama dihapuskan. 4
Ibnu Miskawaihi, Tahzibul Achlaq, Achlaq, terj. Bandung, Mizan, 1995, hal. 2
4
Demikianlah Demikianlah hukum yang berlaku pada jisim. Berbeda halnya dengan sifatsifat jiwa itu menerima semua shurah dari segala sesuatu secara menyelurah yang bermacam-macam, baik yang mahsusaat (segala sesuatu yang diindera) ataupun yang yang
beru berupa pa
melep lepaska skan
ma'q ma'qul ulaa aatt shurah rah
(pen (penge gert rtia iann-pe peng nger erti tian an))
yang ang
ter terdahu hullu
atau
deng dengan an
semp sempur urna na,,
menggan gantika tikan nnya
tanp tanpa a
atau taupu pun n
melenyapkannya, melenyapkannya, bahkan gambaran gambaran (shurah) terdahulu dengan sempurna tetap bertah ber tahan, an, juga juga shura shurah h yang yang data datang ng ber berik ikutn utnya ya ter tersim simpan pan den dengan gan semp sempurn urna. a. Kemudian jiwa terus menerus menerima shurah demi shurah tanpa kelelahan dan kealpa kealpaan an ketik ketika a mener menerim ima a shura shurah h baru baru datan datang. g. Bahka Bahkan n shur shurah ah ter terda dahul hulu u bertambah kuat dengan kedatangan shurah berikutnya. Inilah sifat-sifat khusus pada jiwa yang berlainan dengan sifat-sifat khusus pada jisim. Karena faktor inilah penalaran dan pemahaman manusia berkembang teras manakala dia terlatih dan berkecim berkecimpung pung dalam dalam dunia dunia ilmu pengetahua pengetahuan n dan kebudaya kebudayann. nn. Jadi jiwa itu bukanlah jisim.
Macam-macam kekuatan jiwa Alquwwah ah nafsiy nafsiyah ah yang Tiga Tiga maca macam m keku kekuat atan an Alquww yang dikem dikemuk ukak akan an Ibnu Ibnu Quwwatun Natigah Natigah (daya Miskawaihi. Miskawaihi. Pertama Quwwatun (daya pikir) pikir) dinamai dinamai juga Quwwatun Malakiyah merupakan merupakan fungsi tertinggi, tertinggi, kekuatan kekuatan berpikir, berpikir, melihat fakta. Alat yang
dipergunakannya dari dalam badan adalah otak. Kedua Quwwatun Ghodabiyah (daya (daya mara marah) h) yakni yakni kebe keberan ranian ian meng mengha hadap dapii resik resiko, o, ambis ambisii pada pada kekua kekuasaa saan, n, kedudukan dan kehormatan. Kekuatan ini disebut juga Quwwatun Sab'iyah (daya kebuasan). Alat yang dipergunakan dalam badan adalah hati. Ketiga, Quwwatun Syahwiyah (nafsu Quwwatun Bahimiyyah Bahimiyyah (daya (nafsu)) diseb disebut ut juga juga Quwwatun (daya hewany hewany), ), yakni yakni
dorongan
nafsu
makan,
keinginan
kepada
kelezatan
makanan
/
minuman/seksuali minuman/seksualitas tas dan segala macam kenikmatan indrawy (Allazzatulhissiy (Allazzatulhissiya) a) alat yang dipergunakannya dari dalam badan manusia adalah "perut". Ketiga macam kekuatan ini berbeda-beda berbeda-beda pada setiap orang. Salah satu-nya kuat kuat,, yang yang lain lain lema lemah h terg tergan antu tung ng pada pada pera perang ngai ainy nya, a, adat adat kebi kebias asaa aan n atau atau pendidikannya. Dari masingmasing-mas masing ing tiga macam macam kekuata kekuatan n jiwa ter tersebu sebutt (natiqa (natiqah, h, gha-dabi gha-dabiyah, yah,
5
syahwiyah) lahir fadlilah-fadlilah sewaktu gerak aktivitasnya normal (mu'tadilah), serasi dan seimbang. Bila gerakan jiwa natiqah normal, tidak menyimpang dan hakikatnya, dan kecenderungannya kepada ilmu pengetahuan yang benar lahirlah fadlilah al-'Ilmu lalu al-Hikmah. Bilamana gerak jiwa bahimiyah serasi seimbang, dibawa dibawah h kontr kontrol ol daya daya jiwa jiwa natig natigah/ ah/agl agliy iyah, ah, patuh patuh kepada kepadanya nya,, tidak tidak hanyut hanyut mengikuti hawa nafsu lahirlah fadlilah 'iffah (kebersihan diri) lalu As Sakhaa'u (kedermawanan). Bila gerak daya jiwa ghodabiyah serasi seimbang, patuh kepada petunjuk jiwa aqliyah, tidak bergejolak diluar batas, terjadilah fadlilah al-Hilmu (kesantunan) (kesantunan) lalu disusul fadlilah as Saja'ah (keberanian). Dan tiga macam fadlilah fadlilah (al-hikmah, al 'Iffah dan as saja'ah) di dalam keseimbangan dan keserasian satu sama lain lahirlah al adlaalah. Dengan demikian, maka para hukama (failosof) al-Hikmah, al-'Iffah, al-'Iffah, asbersepakat menetapkan bahwa jenis fadilah empat yaitu: al-Hikmah, Saja'ah dan al Adlaalah. Adapun lawannya empat pula yaitu al Jahl (bodoh), as Syarh (rakus) al Jubn (takut) dan Al Jaur (kelaliman). Al Hikmah (kebijakan) ialah
fadlil fadlilah ah sifat sifat utama utama dari dari jiwa jiwa natiga natigah, h, jiwa jiwa pikir pikir kritis kritis anali analitis tis (Ann (Annati atiqah qah almu almuma mayy yyiz izah ah))
untu un tuk k
menge engeta tah hui
(men (menge gena nali li))
sega segala la
yang yang
ada ada
kare karena na
keber keberada adaann annya, ya, atau atau un untu tuk k meng mengeta etahui hui hal hal ihwal ihwal ketuh ketuhana anan n dan dan hal ihwal ihwal kemanusiaan. Dengan demikian pengetahuan membuahkan pengenalan tentang al ma'qulat (pengertian-pengertian tentang hal yang abstrak/yang metafisis) secara kritis analitis, mana yang benar dipegangi, mana yang salah dibuangnya. Al-Iffah (kesuci (kesucian an diri) diri) sifat sifat utama utama pada pada pen pengind gindraa raan n nafsu nafsu syahwat syahwat al Hissussyahwani. Sifat Sifat utama utama ini nampak nampak pada waktu seseora seseorang ng mengend mengendalik alikan an
nafsunya (setelah responsi indra terhadap suatu stimulus) dengan pertimbangannya yang sehat sehingga dia tidak tunduk pada nafsunya itu, dia bebas dari perbudakan hawa
nafsunya.
As-Saja'ah (keberanian) adalah sifat utama pada jiwa ghodlabiyah. Sifat ini nampak
pada manusia ketika jiwa ghodlabiyah itu dikendalikan oleh sifat utama al-Hikmah dan dipergunakan sesuai dengan akal pikiran untuk menghadapi masalah-masalah masalah-masalah yang punya resiko, umpamanya tidak gentar menghadapi perkara-perkara yang menakutkan. Dia atasi perkara itu bila sikap demikian dipandang baik atau dia menahan diri bila sikap demikian dipandang terpuji. Al-Adaalah (keseimbangan)
6
adalah sifat utama pada jiwa sebagai produk dari integrasi (ijtimal) yang serasi dari tiga unsur jiwa yang telah disebutkan, dimana unsur al Hikmah merupakan Adaalah h itu, manusia faktor faktor yang yang dominan. dominan. Dengan Dengan keberad keberadaan aan al Adaala manusia memilik memilikii simatun (ada tulisan Arab) ciri. Pilihannya (sebagai balanced individual ) yaitu dia
bagian dari dirinya sendiri dan bagian dari orang lain (bagian dari masyarakat). Masing-masing Masing-masing dari keempat fadlilah tersebut di atas membawahi sifat-sifat yang baik lainnya. Al Hikmah Hikmah membawa membawahi hi sifat-si sifat-sifat fat zakaa1 zakaa1 (kecer (kecerdasa dasan), n), zikr (ingatan (ingatan), ), ta'aqqu ta'aqqull (reas (reasoni oning) ng),, sur-'a sur-'atul tul fahmi fahmi (ce (cepa patt menge mengert rti), i), shafa shafaa a zihni zihni (keben (kebening ingan an pikiran), suhulatut ta-allum (gampang belajar). Al 'Iffah, sifat utama ini membawahi sifat-sifat yang baik, hayaa (rasa malu), wadaah (te (tenan nang g pemb pembaw awaa aan), n), shabr shabr (sabar (sabar menah menahan an gejola gejolak k nafsu) nafsu),, saikha saikhaa a (cukup pemurah), hariyyah (kepantasan), (kepantasan), qana'ah (bersahaja), (bersahaja), damaatsah damaatsah (kelembutan), musalamah (suka kedamaian), intizhaam (kerapian), waqaar (sopan/anggun), wara' (teguh mental). As-Saaja'ah, sifat yang utama yang dibawahinya adalah kibrun nafs (jiwa besar), najaah (berani nantang bahaya), azhrnul himmah (tinggi cita-cita), tsabaat (tabah), shabr (sabar dalam menghadapi bahaya), hilmu (santun), 'adamut thaisyi thaisyi (tidak (tidak lemah lemah mental) mental),, ihtimaa ihtimaalul lul kaddi kaddi (pun (punya ya daya daya tahan tahan tub tubuh), uh), syahaamah (energik). Al Adaa Adaalah lah.. Sifat Sifat utama utama yang yang bera berada da di bawa bawah h al Adaala Adaalah h yaitu yaitu:: shada shadaaq aqah ah (persaudaraan), (persaudaraan), ulfah (kerukunan), (kerukunan), silaturahim silaturahim (silaturrahmi), (silaturrahmi), mukafa'ah mukafa'ah (su (suka
membe emberi ri
imba imbala lan) n),,
husn hu snus ussy syir irka kah h
(bai (baik k
dala dalam m
pers persek ekut utua uan n
husnu hu snulqa lqadla dlaa a (baik (baik dalam dalam pemb pemberi erian an jasa jasa tanp tanpa a penye penyesal salan an dan dan minta minta imbalan imbalan), ), tawaddu tawaddud d (upaya (upaya mendapa mendapatkan tkan simpati simpati dari dari orang-o orang-orang rang mulia mulia dengan jalan tatap muka yang manis dan dengan perbuatan-perbuatan yang menim menimbu bulka lkan n cinta cinta kasih kasih dari dari mere mereka) ka),, ibada ibadah h (men (mengag gagun ungk gkan an Tu Tuha han, n, mentaat mentaatiNya iNya,, memulia memuliakan kan malaika malaikatt dan para Nabi dan alim alim utama, utama, dan beramal beramal sebagaimana sebagaimana digariskan agama dan ketaqwaan ketaqwaan achir dari segalanya, tarkul hiqdi (meninggalkan perasaan sentimen), membalas kejahatan dengan kebaikan), mempergunakan keramahan), dalam segala hal selalu beralasan
7
prestige/harga prestige/harga diri, menjauhi menjauhi persengketaan, persengketaan, meninggalkan meninggalkan pergunjingan, pergunjingan, dan lain sebagainya dari sifat-sifat baik dalam hubungan antara manusia.
Relevansinya dengan Pendidikan Islam Sekarang CitaCita-cit cita a pendi pendidik dikan an sebag sebagaim aimana ana yang yang dimak dimaksud sudka kan n Miska Miskawa waihi ihi diisyaratkanya dalam awal kalimat kitab Tahzibul Akhlak ialah terwujudnya pribadi susila, susila, berwatak berwatak yang yang lahir lahir daripada daripadanya nya perilaku perilaku-per -perilak ilaku u luhur, luhur, atau berb berbudi udi pekerti mulia. Dan budi (jiwa/watak), lahir pekerti (perilaku) yang mulia. Untuk mencapa mencapaii cita-cit cita-cita a ini haruslah haruslah melalui melalui pen pendidi didikan kan dan unt untuk uk melaksa melaksanaka nakan n pendidikan perlu mengetahui watak manusia atau budi pekerti manusia.
Apakah watak itu dapat dididik? Ibnu Ibnu Miska Miskawa waihi ihi dalam dalam maqa maqalah lah kedua kedua memb membah ahas as tenta tentang ng al-Kh al-Khulq ulq (watak (watak)) itu ialah ialah suat suatu u kondis kondisii bagi bagi jiwa jiwa yang yang mendo mendoro rong ng unt untuk uk mela melahir hirka kan n tingkah laku tanpa pikir dan pertimbangan (tingkah laku spontan). Kondisi ini terbagi dua. Ada yang alamy dari asal mizaaj (temperament) seperti sifat pada seorang manusia yang mudah terpengaruh/bereaksi oleh suatu hal yang sederhana. Umpam Umpama a mara marah h diseb disebabk abkan an suatu suatu faktor faktor yang yang kecil kecil,, atau atau takut takut sebab sebab yang yang sederha sederhana na dan lain-lai lain-lain n seperti seperti mudah mudah kaget kaget karena karena den dengan gan suara suara gemeri gemerisik, sik, mudah mudah sedih, sedih, mudah mudah senang, senang, mudah mudah ter tertawa tawa disebabk disebabkan an hal per perangs angsang ang yang yang sederhana. Kedua Ked ua ialah ialah watak watak seorang seorang yang diperole diperoleh h dari dari kebiasaa kebiasaan/la n/latiha tihan n yang berulang beru lang-ula -ulang, ng, pada mulany mulanya a per perilak ilaku u itu disertai disertai kesenga kesengajaan jaan atau pikiran pikiran kemudian berkelanjutan berkelanjutan berulang-ulang berulang-ulang hingga menjadi kebiasaan/watak. kebiasaan/watak. Karena itu kata Miskawaihi para ahli jaman dahulu berbeda pendapat. Sebagian mereka mengatakan bahwa watak itu adalah tertentu bagi kekuatan jiwa selain kekuatan jiwa natigah. Sebagian lain mengatakan ada juga aspek dari kekuatan jiwa natiqah pada pada watak watak itu. itu. Perb Perbeda edaan an kedua kedua adala adalah h apakah apakah wata watak k itu alam alamy. y. Seb Sebag agian ian mengatakan watak itu alamy tak dapat dirubah. Sebagian lain mengatakan tak ada sesuatu pun pada watak itu yang alamy.
8
Kami Kami sendi sendiri, ri, kata kata Miska Miskawai waihi hi - tidak tidaklah lah berpe berpenda ndapa patt watak watak itu tidak tidak alamy. Kita diciptakan atas dasar menerima watak, namun kita berubah berkat pendidikan dan pengajaran cepat atau lambat. Pendapat terakhir inilah pilihan kami kami kare karena na sesu sesuai ai deng dengan an kesa kesaks ksia ian n mata mata kita kita.. Pend Pendap apat at pert pertam ama a (yan (yang g mengatakan watak itu alamy dan tak dapat dididik) menyampingkan kekuatan tamyi tamyizz (pe (pena nalar laran) an) serta serta akal akal dan meno menolak lak segala segala up upaya aya sert serta a memb membia iarka rkan n manu manusia sia tidak tidak ber berad adab ab,, mene menelan lantar tarka kan n para para rema remaja ja dan dan anak-a anak-anak nak tanpa tanpa pendidikan. Kemudian Kemudian Miskawaihi Miskawaihi mengemukakan mengemukakan pendapat golongan golongan Ruwwaqiyyun Ruwwaqiyyun (Stoicis (Stoicism), m), Jalinus Jalinus (Galer, (Galer, 131-201 131-201 SM) dan pend pendapa apatt Aristot Aristoteles eles tent tentang ang watak watak manusia. Golongan Rawwaqiyyun berpendapat bahwa watak itu dasaraya baik, kemudian karena pengaruh pergaulan watak yang baik itu menjadi buruk Sedang Jalinus berpendapat bahwa sebagian watak manusia pada dasarnya (alamy) jahat, sebagian sebagian lagi mengata mengatakan kan watak watak itu dasarnya dasarnya baik, diantara diantara mereka ada yang yang mengatakan dasar watak itu tengah-tengah antara baik dan buruk. Mereka yang wataknya baik alamy sedikit; mereka tidak akan berubah menjadi buruk. Sedang mereka yang wataknya buruk alamy banyak, mereka tidak akan berubah menjadi baik. Mereka yang wataknya berada di tengah-tengah diantara balk dan buruk dapat berubah menjadi baik jika mendapat pengaruh pendidikan yang baik dan beru beruba bah h menj menjad adii bu buru ruk k jika jika mend mendap apat at peng pengar aruh uh pend pendid idik ikan an yang yang bu buru ruk k Kemudian Miskawaihi mengutip pendapat Aristoteles yang dijadikannya pegangan. Menurut Aristoteles orang jahat/watak buruk dapat berubah dengan pendidikan namun namun tidak tidak mutla mutlak. k. Peng Pengaja ajara ran n dan dan pendi pendidik dikan an yang yang ber berke kelan lanjut jutan an serta serta bimbingan yang baik yang diupayakan manusia tentulah akan memberi pengaruh yang berbeda-beda terhadap bermacam-macam orang. Ada diantara mereka yang mener menerim ima a pen pendid didika ikan n denga dengan n cepat cepat sedan sedang g seba sebagia gian n yang yang lain lain mene meneri rima manya nya dengan lambat untuk menuju keutamaan. Temperament adalah pembawaan yang bergantung kepada konstitusi tubuh. Kemungk Kemungkinan inan menguba mengubah h atau mendidi mendidik k temper temperame ament nt hanyala hanyalah h sedikit sedikit sekali, sekali, karena dalam temperament terdapat unsur-unsur yang tidak dapat dipengaruhi kemauan. Adapun watak adalah keadaan atau konstitusi jiwa yang nampak dalam
9
perbuatan-perbuatannya. Watak bergantung kepada pembawaan dan lingkungan hidup (pergaulan hidup, pendidikan). Jadi watak bergantung kepada kekuatan dari dalam dan dari luar. Begitulah karakter (watak) Lebih luas dari temperament. Temperament terdapat dalam karakter. Karakter dapat diubah dan dididik. 5
Perbedaan Individual Ibnu Ibnu
Misk Miskaw awai aihi hi
meng mengem emuk ukak akan an
bahw bahwa a
manu manusi sia a
dala dalam m
mene meneri rima ma
pendidik pend idikan an bermaca bermacam-m m-maca acam m tingkata tingkatan. n. Hal demikia demikian n mudah mudah disaksik disaksikan an pada pada anak-a anak-ana nak, k, kare karena na watak watak mere mereka ka nampa nampak k wajar wajar sejak sejak mula mula per perke kemb mbang angan an,, terbuka apa adanya tidak diselubungi dengan pikiran-pikiran dan pertimbanganpertimbangan pertimbangan sebagaimana halnya orang dewasa yang memahami apa yang buruk bagi dirinya lalu ditutup-tutupinya dengan bermacam-macam tipu muslihat dengan perbuatan-perbuatan yang berlawanan dengan perangainya itu. Kita mengetahui dari watak anak serta kesiapan mereka dalam menerima didikan ada diantara mereka yang kasar ada pula yang pemalu, pemurah, kikir, penyayang, keras, dan sebagainya. Kebermacaman itu kita lihat pula pada orangorang orang dewasa dewasa dalam dalam menerim menerima a didikan didikan budi pekerti pekerti utama. utama. Bila kita abaikan abaikan perbedaa perb edaan-pe n-perbed rbedaan aan watak watak individu individual al ini lalu tidak tidak kita didik didik sebagaim sebagaimana ana mestinya, maka tiap orang akan tumbuh sesuai dengan watak individualnya itu, mungkin dia tumbuh jadi baik atau buruk. Maka disinilah pentingnya pendidikan agama (pendidikan normatif). Agamalah yang dapat meluruskan anak-anak dan mendidik mereka dengan perilaku yang terpuji dan mempersiapkan jiwa mereka untuk menerima "hikmah". Tanggung Tanggung jawab jawab orang orang tualah tualah pelaksa pelaksanaan naan pend pendidik idikan an agama agama ini dengan dengan pelbagai upaya, kalau perlu meapergunakan ancaman hukuman sampai mereka terbiasa hidup beragama. 6
Metode alamy (Thariqun Thabi-iy) dalam pendidikan Setelah Sete lah mengurai menguraikan kan perb perbedaa edaan n individu individual al manusia manusia dan diperlu diperlukann kannya ya pendidikan untuk membina perkembangan individual itu, Miskawaihi kemudian 5 6
Bigot c.s., Psychology c.s., Psychology,, Simpai, Yogyakarta, 1957, Bab Karakterologi. Ibnu Miskawaihi, Tahzibul Achlaq…, Achlaq…, hal. 12
10
menge mengemu muka kakan kan peng penggun gunaan aan thar thariqu iqun n thab' thab'iyy iyyun un (met (metode ode alam alamiya iyah) h) dalam dalam mendidik. mendidik. Metode alamiyah itu bertolak dari pengamatan pengamatan terhadap potensi-potensi insany. Mana yang muncul lahir lebih dahulu, maka pendidikan diarahkan kepada pemenuhan pemenuhan kebutuhan potensi yang lahir dahulu itu, kemudian kemudian kepada kebutuhan kebutuhan potensi berikutnya yang lahir sesuai dengan hukum alam. Potensi yang muncul pertama kali adalah gejala umum yang ada pada tingkat kehidupan hayawani dan nabati, kemudian terus-menerus lahir suatu gejala khusus yang berbeda dengan gejala potensi macam lain sampai menjadi tingkat kehidupan insany. Maka dari itu kata Miskawaihi Miskawaihi - wajib wajib bagi bagi kita mulai dengan dengan hasrat hasrat (kecen (kecenderu derungan ngan)) akan maka makan, n, yang yang mun uncu cull pada pada diri diri kita kita deng dengan an jala jalan n meme memenu nuhi hi kebu kebutu tuha han n kecenderungan, kecenderungan, lalu muncul kecenderungan kecenderungan ghodlabiyah dan cinta kemuliaan, kemuliaan, kita didi didik k
deng dengan an
jala jalan n
meme memenu nuhi hi
kece kecend nder erun unga gan, n,
kemu kemudi dian an
tera terakh khir ir
lahi lahirr
kecender kecenderunga ungan n kepada kepada ilmu ilmu pengeta pengetahuan huan (dari jiwa natiqah) natiqah) maka maka kita didik dengan jalan memenuhi kecenderungan itu. Urutan Urutan kemuncu kemunculan lan inilah inilah yang kami kami (Miskaw (Miskawaihi aihi)) maksud maksudkan kan thabi'iy thabi'iy (alamy), karena didasarkan proses kejadian manusia, yakni pertama kali embrio lalu lalu bayi bayi kemud kemudian ian orang orang dewas dewasa. a. Pote Potensi nsi-p -pote otens nsii mi lahir lahir ber berur uruta utan n seca secara ra alamiyah.17 Ide pokok pokok dari thariqun thariqun thabi'iy thabi'iyyun yun dari dari Miskawa Miskawaihi ihi ialah ialah bahwa bahwa pelaksan pelaksanaan aan kerja kerja - mend mendid idik ik itu henda hendakny knya a dida didasar sarkan kan atas atas perke perkemb mban angan gan lahir lahir batin batin manusia. manusia. Setiap Setiap tahap tahap per perkemb kembanga angan n manusia manusia mempun mempunyai yai kebutuh kebutuhan an psychopsychophisiolo phisiologis gis dan cara mendidi mendidik k hend hendakla aklah h memperh memperhatik atikan an kebutuh kebutuhan an ini sesuai sesuai dengan tahap perkembangannya.
Fungsi Pendidikan 1) Memanusiakan manusia Setiap makhluk di dunia ini mempunyai kesempurnaan khusus dan perilaku yang yang spes spesifi ifik k bagin baginya ya yang yang tidak tidak ada ada makh makhluk luk lain lain yang yang meny menyer ertai tainya nya pada pada perila per ilaku ku itu. itu. Maka Maka manu manusia sia dianta diantara ra segala segala makh makhluk luk yang yang ada ada memp mempuny unyai ai perilaku khusus yaitu segala yaitu segala perilaku yang lahir dari pertimbangan nalar nalar akal akal pikirann pikirannya. ya. Karena Karena itu siapa siapa yang pertimbang pertimbangann annya ya paling paling jern jernih ih
11
penalarannya paling benar, keputusannya paling tepat, adalah orang yang paling sempurna martabat kemanusiaannya . Manusia yang paling utama adalah orang yang paling mampu menunjukkan perilaku yang khas padanya dan yang paling teguh berpegang kepada syarat-syarat substansinya (daya pikir) yang membedakan dia dengan makhluk lainnya. Maka, kewajiban yang tidak diragukan lagi ialah berbuat kebajikan yang merupakan kesempurnaan manusia yang untuk itu mereka dicipt diciptaka akan n dan dan agar agar mere mereka ka berup berupaya aya sung sunggu guh-s h-sun ungg gguh uh un untuk tuk sampai sampai pada pada kebajikan (al khairaat) itu, dan agar manusia menghindari kejahatan-kejahatan (as-syurur) yang menghambat mereka sampai kepada kebaikan. Oleh Oleh karena karena itu tugas tugas pend pendidi idikan kan adalah adalah mendudu mendudukkan kkan manusia manusia sesuai sesuai dengan substansinya sebagai makhluk yang termulia dan makhluk lainnya. Hal itu ditandai dengan perilaku dan perbuatan yang khas bagi manusia yang tak mungkin dilakukan makhluk yang lain.
2) Sosialisasi individu manusia Pendidi Pendidikan kan haruslah haruslah merupak merupakan an proses proses sosialis sosialisasi asi hingga hingga tiap individu individu merupakan bagian integral dari masyarakatnya dalam melaksanakan kebajikan untuk kebahagiaan bersama. Miskawaihi menyatakan bahwa kebajikan itu sangat banyak dan tak mungkin mewujudkan seluruh kebajikan dari kemampuan satu orang orang manusi manusia. a. Oleh Oleh karena karena itu kata Miskawaihi Miskawaihi untuk mewujud mewujudkan kan seluruh seluruh kebajikan itu haruslah jama ah besar. Jadi seluruh individu berhimpun pada suatu waktu untuk mencapai kebahagiaan bersama. Kebahagiaan tiap individu sempurna berkat berkat pert pertolon olongan gan lainnya. lainnya. Keb Kebajik ajikan an menjad menjadii milik milik ber bersama sama.. Keb Kebahag ahagiaan iaan dibagi-b dibagi-bagik agikan an kepada kepada individu individu hingga hingga masingmasing-mas masing ing bert bertangg anggung ung jawab jawab atas bagian bagian dan kebahag kebahagiaan iaan itu. Kamalul Kamalul insany/ insany/huma human n per perfect fection ion ter tercapa capaii ber berkat kat gotong royong itu. Untuk hal demikian wajiblah manusia saling mencintai satu sama lain, lain, karena karena masingmasing-mas masing ing orang orang melihat melihat kesemp kesempurna urnaanya anya berada berada pada pada orang lain. Kalau tidak saling mencintai, tidaklah sempurna kebahagiaanya. Jadi tiap orang merupakan anggota dari anggota badan. Rangka manusia sempurna dengan dengan utuh utuhya ya anggota anggota-ang -anggota gota badan.20 badan.20 Miskaw Miskawaihi aihi menegas menegaskan kan lagi lagi bahwa bahwa manu nusi sia a
di
ant antara ara
segal gala
makhlu hluk
,
12
hew hewan
tak tak
dapat
mandiri iri
dalam lam
menyempumakan essensinya sebagai insan, tetapi pasti dengan pertolongan dari golo golong ngan an manu manusi sia a
lain lain..
Dia Dia
dapa dapatt
menc mencap apai ai kehi kehidu dupa pan n
yang yang baik aik
dan dan
melaksanakan kewajibannya dengan tepat. Manusia pada dasarnya adalah anggota masyarakat. masyarakat. Di tengah-tengah tengah-tengah masyarakat tenvujud kabahagiaan insaniyahnya. Setiap orang memerlukan orang lain. Dia sewajarnya bergaul dengan masyarakat sebaik-baiknya, mencintai mereka setulus-tulusnya.
3) Menanamkan rasa malu Manusia Manusia diciptak diciptakan an dengan dengan kekuata kekuatan-ke n-kekuat kuatan an potensi potensial al dan kekuata kekuatannkekuatan itu tumbuh secara alamiyah. Kekuatan yang mula-mula muncul ialah tuntu tun tuta tan n biolo biologis gis,, yakni yakni kecen kecende derun rungan gan syahw syahwani aniya yah h sepe seperti rti makan makan un unru ruk k menge mengemb mban angka gkan n fisik. fisik. Tu Tunt ntuta utan n biolo biologis gis ini ini terus terus ber berke kemb mbang ang ke berba berbaga gaii kecenderungan-ke kecenderungan-kecenderun cenderungan gan keinginan. keinginan. Kemudian Kemudian menyusul menyusul timbul kekuatan kekuatan imag imagin inas asii
yang yang tim timbu bull
dari dari peng pengin indr draa aan. n. Sesu Sesuda dah h
itu itu
mun uncu cull
keku kekuat atan an
ghodabiyah/kekuatan kemauan untuk bertindak mengatasi hambatan atau untuk memenuhi kecenderungan. Bila gagal mengatasi sendiri, menangislah anak itu, atau dia dia
minta nta
bant antuan uan
kep kepada
orang
tuan uanya. ya.
Setel telah
itu itu
lah lahir
kekuata atan
tamyiz/p tamyiz/perti ertimba mbangan ngan nalar nalar (per (perkem kembang bangan an intelekt intelektuali ualitas) tas) ter terhada hadap p perilaku perilaku-perilaku perilaku khas khas manusia manusiawi wi sedikit sedikit demi sedikit sedikit hingga hingga sempurn sempurna. a. Pada tingkat perke per kemb mbang angan an ini, ini, anak anak dinam dinamai ai aqil aqil (L'e (L'enfa nfant nt fait). fait). Ke Kekua kuatan tan-ke -kekua kuatan tan ini banyak banyak,, sebag sebagia ianny nnya a secar secara a fun fundam dament ental al mendo mendoron rong g ter terwu wuju judny dnya a sebagj sebagjan an kekuatan yang lain sehingga tercapai tujuan perkembangan terakhir 9tingkat akhir perkembangan akal insany), Tujuan yang tak ada lagi tujuan lainnya, yaitu "alKhair al-mutlaq". Kebajikan mutlak yang diinginkan manusia sebab dia manusia. Pertam Pertama-ta a-tama ma yang muncul muncul dari dari kekuata kekuatan-ke n-kekuat kuatan an ini pada pada manusia manusia adalah rasa malu (al-hayaa'u), yaitu rasa takut lahirnya sesuatu yang jelek dari dirinya. Karena itu - kata Miskawaihi - pertama-tama yang harus diamati benarbenar pada anak-anak dan dipandang tanda awal perkembangan akalnya adalah timbulnya rasa malu karena hal itu menunjukkan bahwa anak sudah menginsafi tentang keburukan. Disamping keinsafan tentang keburukan anak juga berupaya memelihara
dirinya
dan
menjauhi
13
keburukan
itu.
Ibnu Ibnu Mska Mskawa waih ihii mena menand ndai ai geja gejala la ini ini deng dengan an peri perila laku ku anak anak sepe sepert rtii - kata kata Miskawaihi - bila kau amati anak-anak dan kau dapati dia tersipu-sipu, matanya menundu menunduk k ke bawah, bawah, wajahny wajahnya a sayu, sayu, maka maka itu tandany tandanya a awal dari kebagusa kebagusan n bawaanya dan menjadi bukti bagimu bahwa jiwa sudah mengerti kebaikan dan keburukan. Jiwa yang demikian berbakat untuk dididik, pantas diberi perhatian, wajib tidak ditelantarkan dan jangan dibiarkan bergaul dengan orang-orang yang dapat merusaknya. "Dari "Dari pikiran pikiran Miskawa Miskawaihi ihi diatas diatas jelaslah jelaslah bahwa bahwa pen penanam anaman an rasa malu malu adalah fungsi pendidikan yang penting dan penanaman ini dimulai sedini mungkin yakni pada awal munculnya gejala jiwa tamyiz, yakni perkembangan anak mulai berpikir kritis dan logis pada waktu mereka duduk di sekolah dasar, pada umur antara antara 10-12 10-12 tahun. tahun. Anak Anak telah telah dapat dapat meng mengena enall aturan aturan kesus kesusila ilaan an serta serta tahu tahu bagaimana dia harus bertingkah laku (Bigot).
Ilmu Pengetahuan yang dipelajari Ibnu Ibnu
Miska iskawa waih ihii
mene menem mpatk patkan an
ilmu ilmu
ke
dala dalam m
suat suatu u
kedu kedudu duka kan n
berdasarkan obyek ihnu itu. Ilmu yang paling mulia menurat Miskawaihi adalah ihnu pen pendidi didikan kan karena karena obyeknya obyeknya adalah adalah bud budii pekerti pekerti manusia manusia,, menyang menyangkut kut substansi manusia.. Ilmu kedokteran, adalah obyeknya manusia, juga merupakan ilmu pen pengeta getahua huan n yang mulia. mulia. Segala Segala ilmu ilmu pengetah pengetahuan uan yang yang mengem mengembang bangkan kan quwwatun natiqah (daya pikir) adalah ilmu yang paling mulia. Sebab jiwa natiqah selalu condong kepada ilmu pengetahuan, lambang kesempumaan dan kemuliaan manusia. Sebaliknya pengetahuan pengetahuan tentang menyamak menyamak kulit dipandang dipandang hina karena obyeknya
adalah
kulit
bangkai
hewan.
Dengan Dengan dasar dasar pemikir pemikiran an ter tersebu sebutt Ibnu Ibnu Miskawai Miskawaihi hi membagi membagi ilmu ilmu kepada kepada dua golongan : al-ulumul al-ulumul syarifah (ilmu-ilmu yang mulia) dan al-ulumul radli'ah (ilmuilmu yang hina). hina). Martaba Martabatt suatu suatu ilmu ilmu sesuai sesuai dengan dengan uru urutan tan martaba martabatt hakekat hakekat obyek iknu itu dalam alam ini, misalnya ilmu tentang manusia lebih mulia dari obyek hewann, ilmu hewan lebih mulia dari tumbuh-tumbuhan. Dari pemikiran Miskawai Miskawaihi, hi, kita memaham memahamii bahwa bahwa kecender kecenderunga ungan n Miskaw Miskawaihi aihi kepada kepada ulumul ulumul
14
aqliya aqliyah, h, sebaga sebagaii ihnu ihnu yang yang utama utama dipel dipelaja ajari ri kare karena na menu menunja njang ng terca tercapa painy inya a kualitas manusia yang sempurna.
Miskawaih dan Metode Pendidikan
Ibnu Miskawaih juga mengenalkan sejumlah langkah yang akan melahirkan aspek positif dalam mendidik. Ia, misalnya, memandang penting pemberian pujian. Pujian, kata dia, bisa dilakukan oleh orang tua atau pendidik ketika anak-anak melakukan hal-hal baik. Menurut Miskawaih, patut pula memberikan pujian kepada orang dewasa yang melakukan perbuatan baik di hadapan anak-anak. Tujuannya, anak-anak bisa mencontoh sikap terpuji yang dilakukan oleh orang dewasa tersebut. Miskawaih mengingatkan, pujian harus dilakukan untuk menekankan pentingnya tindakan-tindakan yang baik dan harus diberikan untuk tindakan yang baik-baik saja. Sela Selain in pujia pujian, n, ia juga juga memb member erii sara saran n untu untuk k mend mendor orong ong anak anak meny menyuka ukaii maka makanan nan,, minuman, dan pakaian yang baik. Namun, perlu diingatkan pula agar seorang anak atau siapa pun yang telah dewasa untuk tak makan, minum, dan berpakaian berpakaian secara berlebihan. berlebihan. Dalam aturan makan, anak harus diberi tahu bahwa makan itu suatu keharusan dan penting bagi kesehatan tubuh. Makan, jelas Miskawaih, bukan sebagai alat kesenangan indra. Perlu diketahui pula pula bahwa bahwa makanan makanan merupakan merupakan obat bagi tubuh, tubuh, yakni yakni obat obat untuk untuk rasa rasa lapar lapar dan mencega mencegah h timbul timbulnya nya penyaki penyakit. t. Orang Orang tua atau atau pendidi pendidik k harus harus mengin mengingat gatkan kan anak didiknya agar tak makan berlebihan. Dalam cara berpakaian, Miskawaih menyatakan, saat anak telah beranjak dewasa, khususnya laki-laki, sebaiknya mereka mengenakan pakaian putih-putih dan menghindari pakaian berpola. Sebab, menurut dia, pakaian berwarna dan berpola lebih layak untuk perempuan. Selain itu, Miskawaih mendorong laki-laki untuk tak menghiasai dirinya dengan perhiasan perhiasan perempuan, seperti memakai cincin cincin dan mempunyai mempunyai rambut rambut panjang. panjang. Mereka tidak boleh mengenakan emas dan perak dalam bentuk apa pun.
15
Anak-anak, jelas Miskawaih, pun harus dilatih untuk mengagumi sifat-sifat murah hati. Misalnya, berbagi makanan. Selain pujian, anak juga perlu mendapatkan peringatan bila melakukan hal tak baik. Jika anak berbuat buruk, perbuatan itu juga perlu dikecam. Langkah ini bertujuan agar si anak tak lagi melakukan hal buruk. Jika kecaman tak membuat membuat si anak menghentikan perbuatan buruknya, Miskawaih menyarankan menyarankan tindakan tindakan terakhir, yaitu hukuman fisik. Namun, hukuman ini tak dilakukan secara berlebihan. berlebihan.7
DAFTAR PUSTAKA
7
Farhan Syaddad, Ibn Syaddad, Ibn Miskawaih, Mendorong Pendidikan Sejak Dini, dalam http://mpiuika.wordpress.com http://mpiuika.wordpress.com/2010/02/10/ibnu-miska /2010/02/10/ibnu-miskawaih-mendorong-pendi waih-mendorong-pendidikan-sejak-dini/ dikan-sejak-dini/,, diakses 20 Nov 2011
16
Bigot c.s., Psychology c.s., Psychology Bab Karakterologi, Karakterologi, Simpai: Yogyakarta, 1957 Hari Hariya yadi di Sela Selame met, t, Riwayat Hidup Maska skawaih, dalam dalam http http:/ ://b /blo log. g.ui uinnmalang.ac.id/selamethariadi/2010/09/12/riwayat-hidup-ibnu-maskawaih/ diakses 13 November 2011 Achlaq, terj. Bandung, Mizan, 1995, hal. 2 Miskawaihi Ibnu, Tahzibul Achlaq, Muhamma Muhammad d Musa Musa Yusuf, Yusuf, Fal Falsaf safat atil il Achl Achlaq aq fil fil Islam Islam wa Shila Shilati tiha ha bil bil Fals Falsaf afat atil il Ighriqiyyah, Ighriqiyyah, Qairo, Get. Ill, 1926 Miskawaih, dalam http://munzdirtamam.blogspot.com/2011/06/ibnMunzdirtamam, Ibn Miskawaih, miskawaih.html, miskawaih.html, diakses 13 November 2011 Ibn Misk Miskaw awai aih, h, Mend Mendor oron ong g Pend Pendid idik ikan an Seja Sejakk Dini Dini,, dalam Syaddad Syaddad Farhan, Farhan, Ibn http://mpiuika.wordpress.com/2010/02/10/ibnu-miskawaih-mendorong pendidikan-sejak-dini/,, diakses 20 Nov 2011 pendidikan-sejak-dini/
17