Pengaruh Buah Matang Terhadap Pematangan Pada Buah Lain
Puspa Ayundari - Ardhilla Aprillia - Farah Mardiani Putri
Bab I Pendahuluan
1.1
Latar belakang Pengaruh gas etilen dibuah yang sudah matang sangat berpengarh terhadap buah yang sudah matang. Percobaan ini sangat menguntungkan bagi orang-orang seperti pedagang buah maupun pembeli buahnya. Ketika orang membeli buah misalnya alpukat, selalu beli yang masih mentah karna kalo beli yang sudah matang akan cepat busuk. Maka orang-orang pun juga suka membeli jambu, karna jambu tingkat pematangannya cepat sekali. Maka digabungkanlah alpukat yang belum matang dan jambu yang sudah matang maka akan terlihat hasilnya.
1.2
Permasalahan 1. 2. 3. 4.
1.3
Berapa lama hasil percobaan akan terlihat? Apakah ada alpukat yang tidak terpengaruh terhadap gas etilen pada jambu? Mengapa gas etilen bisa mempengaruhi buah yang belum matang? Apakah terjadi perubahan warna pada jambu maupun alpukat ketika kedua buah ini dicampurkan?
Tujuan Penelitian 1. Hari ke 2 percobaan mulai terlihat seperti kelunakan, bau dan warna. 2. Tidak ada karna gas etilennya sangat berpengaruh. 3. Karna mengandung enzim oxidase, karena gas ini berfungsi sebagai coenzim. Gas juga berfungsi untuk mengubah warna kulit buah dari hijau menjadi hijau tua dan mempercepat kematangan buah. 4. Tidak, karna pada buah alpukat itu sendiri tidak mempengaruhi perubahan pada buah jambu.
1.4
Manfaat Penelitian Agar para pedagang buah dan pembeli buah akan lebih sering menggunakan cara kerja seperti ini. Karna sangatmenguntungkan bagi orang yang mengkomsumsi buah-buahan maupun pedagang yang ingin semua buahnya memiliki kematangan yang stabil.
Bab II Tinjauan Pustaka
Pisang yang dibiarkan masak di pohon akan memiliki cita rasa (flavor). Pisang biasanya dipanen sewaktu masih hijau, tetapi sudah cukup tua. Agar dapat serentak matang dengan warna kuning seragam, cerah, dan indah, dilakukan proses pemeraman. Kematangan pisang berkaitan dengan perubahan warna kulit, yaitu dari hijau, kuning, sampai timbulnya bercak-bercak cokelat. Tingkat kematangan dibagi dalam beberapa tingkat. Tingkat pertama, berwarna hijau. Selanjutnya, warna hijau tetapi sudah ada bintik kuning. Ketiga, warna kuning sudah banyak, tetapi hijau masih dominan. Kemudian warna kuning lebih dominan, sudah merata, dengan sedikit hijau di ujungnya. Pisang sudah mencapai kematangan optimum ketika seluruh kulitnya berwarna kuning. Proses sudah selesai dan memasuki pembusukan ketika bercak cokelat muncul. Terakhir, bila bintik cokelat sudah merata, berarti pisang mulai membusuk. (indonesia nutrition network, 2007)
Macam-macam cara pemeraman: 1. Tradisional Buah pisang diperam dalam tempayan yang terbuat dari tanah liat. Setelah buah dipotong, bentuk sisir dan getahnya sudah kering, kemudian disusun di dalam tempayan dan ditutup dengan kuali, agar udara tidak keluar. Antara tempayan dan kuali diberi tanah liat dan dibakar, agar udara di dalam tempayan menjadi panas, sehingga buah menjadi cepat matang. Lama Pemeramanbiasanya 2 Atau 3 Hari.
2. Dengan Pengemposan Pengemposan dilakukan di dalam tanah. Mula-mula digali lubang yang besarnya disesuaikan dengan jumlah tandan pisang yang akan diempos. Untuk 100 tandan pisang lubang yang diperlukan (2x3x3) m. Lubang diberi tutup papan dan ditimbun dengan tanah, disisakan untuk tempat masuknya pisang. Pada ujung lubang diberi bumbung bambu untuk memasukkan asap.
Cara memasukkan asap adalah dengan cara membakar daun kelapa, kemudian asapnya dimasukkan ke dalam bumbung dengan cara dikipasi. Pengasapan dilakukan 2x setiap 12 jam sekali. Setelah pengasapan, buah dibirkan di dalam lubang selama 24 jam. Setelah 24 jam, buah diangkat dari dalam lubang, dianginanginkan kemudian dibungkus daun pisang kering dan siap diangkut ke daerah pemasarannya.
3. Dengan Karbit Pemeraman dengan karbit dapat dilakukan di pohon atau sesudah dipanen. Bila buah masih di pohon, segumpal karbit (+ 10 g) diletakkan di antara sisir pisang di bagian tengah. Kemudian tandan pisang dibungkus plastik atau karung dan diikat di bagian atasnya. Beberapa hari kemudian pisang akan matang dengan warna kulit buah kuning. Bila buah sesudah dipanen, buah dalam bentuk tandan atau sisir disusun, pada tiap pojoknya diberi karbit. Karbit dibungkus kertas, dengan perkiraan untuk setiap 1 kg pisang membutuhkan 1 g karbit. Buah pisang kemudian ditutup dengan plastik dan dibiarkan selama 2 hari. Setelah 2 hari tutup dibuka dan buah diangin-anginkan. Dalam waktu 2-3 hari buah akan matang secara serempak.
4. Dengan Gas Ethylene Penggunaan gas ethylene dalam pemeraman lebih baik dibanding dengan menggunakan karbit. Pemeraman dengan gas ini paling efektif bila buah yang diperam mengandung enzim oxidase, karena gas berfungsi sebagai coenzim. Gas juga berfungsi untuk mengubah warna kulit buah dari hijau menjadi kuning dan mempercepat kemasakan buah. Buah pisang dalam bentuk tandan atau sisir disusu dalam suatu rak yang diberi tutup plastik atau dalam ruang tertutup sehingga udara tidak dapat keluar. Gas dialirkan ke ruangan tersebut, banyaknya tergantung kapasitas ruang pemeraman. Untuk ruangan penuh, diajurkan sebesar 1/10 cuft untuk setiap 1.000 cuft isi ruangan. Ruangan yang konstruksinya baik diberi gas sekali sehari selama 2 hari berturut-turut. Ruangan yang konstruksinya kurang baik (bocor dan konstruksinya
tidak baik) maka penambahan gas 2-3 kali sehari selama 2 hari, kepekatan diperbesar 2 atau 3 kali. Hal-hal yang harus diperhatikan agar diperoleh buah pisang yang bermutu tinggi :
Suhu pemeraman terlalu tinggi (bila suhu daging buah 73 of) maka pisang yang dihasilkan akan kusam, cepat rusak dan flavornya kurang baik. Sebelum buah berwarna kuning penuh akan timbul bercak hitam.
Suhu pemeraman terlalu rendah, menyebabkan buah rusak ketika menjadi matang penuh. Penampilannya baik tetapi warnanya kusam.
Kelembaban terlalu tinggi menyebabkan flavor kurang baik dan tekstur buahnya lembek sebelum mencapat tingkat kematangan penuh.
Kelembaban terlalu rendah menyebabkan pisang menjadi kusam. Pemeraman yang baik dilakukan pada suhu 62-68 of atau 17,8-20 oc dengan
kelembaban 25-85%
5. Dengan Ethrel Atau Ethepon Ethrel atau ethepon adalah suatu larutan yang mengandung bahan aktif 2 chloro ethyl phosphonic acid yang dapat menghasilkan ethylene secara langsung pada jaringan tanaman sehingga dapat mempercepat kematangan buah. Dengan memakai ethrl 1.000 ppm, maka dalam 3-4 hari buah pisang akan menjadi matang.
6. Dengan Daun Gamal Buah pisang yang akan diperam disusun dalam keranjang yang diberi alas koran. Bagian atasnya diberi daun gamal kurang lebih 20 % dari berat pisang yag diperam. Dalam 3-4 hari buah pisang akan menjadi masak. Selain daun gamal, dapat pula dipergunakan daun mindi (melia azedarach) atau daun picung (pangum edule). (puslitbang, 2007)
Bab III Hipotesa
H0
: Tidak terjadi pematangan pada buah alpukat
H1
: Terjadi pematangan pada buah alpukat terhadap jambu yang matang
Bab IV Metodologi Penelitian
4.1
Alat dan Bahan Alat
: 1. Baskom 2. Koran
Bahan : 1. Alpukat 4 buah 2. Jambu 7 buah
4.2
4.3
Cara Kerja 1.
1 buah alpukat diletakkan di dalam baskom
2.
1 buah alpukat diletakkan di dalam baskom ke-2 dengan 1 buah jambu matang
3.
1 buah alpukat diletakkan di dalam baskom ke-3 dengan 2 buah jambu matang
4.
1 buah alpukat diletakkan di dalam baskom ke-4 dengan 4 buah jambu matang
5.
Di letakkan dalam baskom selama 3 hari
Parameter Penelitian Kami meneliti berdasarkan berat, kelunakan, warna, dan bau. Variabel kontrol
: Buah yg tidak diperlakukan.
Variabel bebas
: Buah matang.
Variabel terikat
: Pematangan buah, warna, berat.
Berat
Po
P1
P2
P3
Hari 1
0.319kg
0.308kg
0.294kg
0.306kg
Hari 2
0.320kg
0.310kg
0.300kg
0.330kg
Hari 3
0.325kg
0.330kg
0.310kg
0.340kg
Warna
Po
P1
P2
P3
Hari1
Hijau muda
Hijau muda
Hijau muda
Hijau muda
Hari 2
Hijau tua
Hijau tua
Hijau tua
Hijau tua
Hari 3
Hijau tua
Hijau kehitaman
Hijau keorangean
Hijau ungu keorange-an
Kelunakan Hari 1
Po Keras
P1 Keras
P2 Keras
P3 Keras
Hari 2
keras
Agak lunak
lunak
lunak
Hari 3
Agak lunak
lunak
lunak
Lunak sekali
Bau
Po
P2
P3
P4
Hari 1
Tidak berbau
Tidak berbau
Tidak berbau
Tidak berbau
Hari 2
Tidak berbau
Tidak berbau
Berbau wangi
Berbau wangi
Hari 3
berbau
Berbau
Wangi
Wangi
0.35
0.34
0.33
0.32 Hari 1 0.31 Hari 2 Hari 3
0.3
0.29
0.28
0.27 Po
P1
P2
P3
Hasil penelitian
1 Alpukat 3 Jambu Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 2
Hari 3
Hari 2
Hari 3
1 Alpukat 1 Jambu Hari 1
Hari 3
1 Alpukat Hari 1
Hari 2
1 Alpukat 2 Jambu Hari 1
Sebelum Pecobaan
Pembahasan
Pada hari pertama 1 buah alpukat dengan 1 buah jambu matang belum terjadi perubahan
apapun, 1 buah alpukat dengan 2 buah jambu matang belum terjadi perubahan apapun, 1 buah alpukat dengan 4 buah jambu matang sedikit terjadi perubahan kelunakan pada buah alpukat.
Pada hari kedua 1 buah alpukat dengan 1 buah jambu matang mulai terjadi perubahan
kelunakan , 1 buah alpukat dengan 2 buah jambu matang mulai terjadi perubahan kelunakan dan warna, 1 buah alpukat dengan 4 buah jambu matang terjadi perubahan kelunakannya melebih,warnanya lebih tua,dan baunya wangi.
Pada hari ketiga 1 buah alpukat dengan 1 buah jambu matang terjadi perubahan kelunakannya
lebih lunak,warnanya sedikit lebih tua,baunya sedikit wangi, 1 buah alpukat dengan 2 buah jambu matang terjadi perubahan kelunakannya lebih lunak,warnanya lebih tua dan baunya lebih wangi, 1 buah alpukat dengan 4 buah jambu matang terjadi perubahan kelunakannya lebih sangat lunak, warnanya lebih sangat tua, dan baunya lebih sangat wangi.
Bab V Penutupan
5.1
Kesimpulan Pengaruh buah matang terhadap pematangan buah lainnya sangat berpengaruh sekali karna buah matang itu sendiri memiliki gas etilen yang mempengaruhi buah yang belum matang karena gas berfungsi sebagai coenzim. Gas ini juga berfungsi untuk mengubah warna kulit buah dari hijau menjadi hijau tua dan mempercepat kematangan buah
5.2
Saran 1. Bagi pedagang yang menjual berbagai macam buah tidak menentu kematangannya cara ini sangat berguna untuk pematangan buah yang dijualnya 2.
Bagi pembeli buah yang tidak menentu kematangannya cara ini juga sangat berguna