PENGKAJIAN UMUM KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN 1. PENGKAJIAN a. Data Demografi Berisi : Bio data klien dan penanggung jawab b. Riwayat Kesehatan 1) Keluhan Utama : Fokus pada apa yang dirasakan klien 2) RKS : kembangkan PQRST dari Keluhan utama 3) RKD Tanyakan adanya keluhan : a) Tanda-tanda sex sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenorhoe, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang, dll b) BB yg tidak sesui dgn usia c) Ggn psikologis : mudah marah, sensitive, sulit konsentrasi, dll d) Hospitalisasi : kaji riwayat pernah dirawat di RS e) Kaji riwayat penggunaan obat-obatan yg mengandung hormon seperti : hidrokortison, levothiroxin, kontrasepsi oral, obat anti hipersensitif/alergi. 4) RKK : kaji adanya kemungkinan anggoa keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan klien, terutama yang berkaitan dgn endokrin , seperti : obesitas, ggn tumbang, kelainan kel. thyroid, DM, infertilitas 5) Pemeriksaan Fisik (a) Penampilan Umum - Apakah terdapat kelemahan tubuh berat, sedang, ringan - Amati proporsi tubuh (b) Inspeksi : - Wajah : abnormalitas : struktur kaji bentuk, ekspresi wajah seperti : bentuk dahi, rahang, bibir - Pada mata : amati adanya edema periorbita, exopthalmus - Lidah : amati adanya kelainan bentuk, penebalan - Leher : amati bentuk : simetris, membesar/tidak, amati warna kulit leher: Hiperpigmentasicatat juga adakah di daerah tubuh yang lain hiper adrenal - Kulit : Hipofungsi adrenal : hiperpigmentasi pada siku, lutut, jari Vitiligo : hipopigmentasi pada kulit pada hipofungsi adrenal destruksi melanosit di kulit oleh proses autoimmune - Leher : amati adanya penumpukan masa di leher (buffalo neck) - Dada : Amati bentuk dada, pergerakan dada - Amati alat sex sekunder : Adakah rambut axial dan dada Adakah pertumb. rambut yg berlebih pada dada & wajah pd wanitahirsutisme Amati pertumb. buah dada, adakah pengeluran cairan Amati adanya striae pada payudara dan abdomen Pada px. genetalia, amati scrotum, penis, labia terhadap kelainan bentuk (3) Palpasi : Kelenjar Thyroid dan testis Normal : kelenjar thyroid tidak teraba namun dapat teraba bila leher ditengadahkan Thyroid : kaji nodul, adakah nyeri Cara : Pemeriksa berada dibelakang klien, dgn posisi kedua ibujari perawat di belakang leher dan keempat jari ada di atas kelenjar thyroid Normal Testis : Teraba lembut, kenyal dan peka cahaya Testis Cara : Klien posisi tidur, tangan perawat dalam keadaan hangat. Perawat memegang lembut dgn ibu jari dan 2 jari yg lain bandingkan ukuran,simetris/tidak, konsistensi, ada nodul/tidak 1
(4) Auskultasi Dengar adanya bunyi bruit bunyi akibat turbulensi pada pembuluh darah tiroid hyperthyroid Dampak katekolamin : tanda vital
(5) Riwayat Diet Tanyakan adanya nausea, muntah, nyeri abdomen Penurunan /penambahan BB yg drastic Nafsu makan Kebiasaan konsumsi makanan (6) Pola aktifitas Tingkat energy : perubahan kekuatan fisik disf/ thyroid, adrenal kaji kemampuan aktifitas (7) Pola eliminasi dan keseimbangan cairan Pola eliminasi urine: ADH, aldosteron Eliminasi urine : keseimbangan cairan dan elektrolit (8) Pertumbuhan dan perkembangan Tumbang : dipengaruhi oleh GH, kel. thyroid, gonad Kaji pertumbuhan ukuran tubuh dan perkembangan fungsi intelektual (9) Sex dan reproduksi Pada wanita : kaji siklus mentruasi, kehamilan, riwayat aborsi, melahirkan, pertumbuhan mamae Pada pria : kemampuan ereksi, orgasme, perubahan bentuk dada dan alat genetalia (10) Psikososial Spiritual Kaji kemampuan koping, dukungan keluarga, teman, keyakinan terhadap sehat sakit dan konsep diri
Pengkajian Umum dan Prosedur Diagnostik Pada Gangguan Sistem Endokrin A. Pengkajian Umum Sistem Endokrin Agak sedikit sulit dikarenakan gambaran klinis atau tanda gejalanya bervariasi. Perlu pemahaman fisiologis dari setiap hormon Data bisa didapat melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik Rangkuman Fisiologis Sistem Endokrin : Kelenjar Hipofise Lobus Anterior : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Growth hormont umum pertumbuhan tulang, otot dan organ-organ lain TSH tiroid pertumbuhan dan aktivitas sel tiroid ACTH kortek adrenal pertumbuhan dan aktivitas kortek adrenal FSH ovarium/testis perkembangan folikel dan sekresi esterogen LH ovarium/testis ovulasi, pembebtukan corpus luteum, sekresi progesteron Prolaktin Kelenjar Mamme dan ovarium sekresi ASI, mempertahankan corpus luteum MSH kulit pigmentasi
Kelenjar Hipofise Lobus Posterior : 1. ADH (Vasopresin) ginjal reabsorpsi air, keseimbangan air 2. Oksitosin Uterus/payudara ekresi ASI Kelenjar Tiroid Umum Laju metabolik, tumbang, menurunkan kadar kalsium darah Kelenjar Paratiroid tulang, ginjal, usus meningkatkan absorpsi kalsium, menaikan kadar kalsium darah Kelenjar Adrenal (mineralkortikoid dan glukokortikoid)
2
Ginjal/umum reabsorpsi natrium dan eksresi natrium/metabolisme karbohidrat Medula (epineprin/norepineprin) otot jantung, otot polos kelenjar/organ yg dipersyarafi saraf simpatis Fungsi emergensi, stimulasi simpatis/zat transmitter kimia meningkatkan tahanan tepi Pulau Langerhans Pankreas (insulin) umum Menurunkan gula darah, menurunkan glukoneogenesi Testis (testosteron) Umum/organ reproduksi 1. Perkembangan seks sekunder 2. Anamnesa Data Demografi 1. Usia untuk menentukan Berat Badan (BB) Ideal 2. Jenis kelamin 3. Tempat tinggal : pada masa bayi, kanak-kanak dan pada saat sekarang Riwayat keluarga Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang dialami K atau gangguan secara langsung dengan gangguan hormonal : 1. Obesitas : dicurigai karena hipotiroid 2. Gangguan Tumbang : dicurigai adanya gangguan GH, Kel. Tiroid, dan kelenjar gonad 3. Kelainan pada tiroid 4. Infertilitas Riwayat Kesehatan K : Kaji kondisi yang pernah dialami oleh K diluar gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama karena tidak mengganggu aktivitas, kondisi ini tidak dikeluhkan, seperti : 1. Tanda - tanda seks sekunder yang tidak berkembang : amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang 2. Berat Badan (BB) yang tidak sesuai dgn usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak makan 3. Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul dan tidak mudah berkonsentrasi 4. Hospitalisasi : kaji alasan, kapan kejadiaanya, sudah dirawat berapa lama 5. Informasi penggunaan obat-obatan yang dapat merangsang aktivitas hormonal : hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat antihipertensi. Riwayat Diit : Perubahan status nutrisi atau gangguan pada sal. Pencernaan dapat mencerminkan gangguan endokrin tertentu, pola dan kebiasaan makan yang salah dapat menjadi faktor penyebab. Oleh karena itu kondisi berikut perlu dikaji : 1. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen 2. Penurunan atau penambahan Berat Badan (BB) yang drastis 3. Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan 4. Pola makan dan minum sehari-hari 5. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat menggangu fungsi endokrin seperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap tiroid Masalah kesehatan sekarang Pengembangan dari keluhan utama. Fokuskan pertanyaan yang menyebabkan K meminta bantuan pelayanan, seperti : 1. Apa yg dirasakan K saat ini 2. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan dan sejak kapan dirasakan 3. Bagaimana gejala tersebut mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
3
4. Bagaimana pola eliminasi : urine 5. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi 6. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menggangu K Hal-hal lain yang perlu dikaji karena berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum: Tingkat Energi : Perubahan kekuatan fisik dihubangkan dengan sejumlah gangguan hormonal khusunya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal. Kaji kemampuan K dalam melakukan aktifitas sehari-hari Pola Eliminasi dan Keseimbangan Cairan Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secara langsung oleh ADH, aldosteron, dan kortisol. Kaji pola berkemih ak dan jml vol urine Pertumbuhan dan Perkembangan Secara langsung tumbang dibawah pengaruh GH, kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan tumbang dapat terjadi semenjak dalam kandungan, itu terjadi pada ibu hamil hipertiroid. Kaji gangguan tumbang yang dialami semenjak lahir atau terjadi selama proses pertumbuhan . Kaji secara lengkap dari penambahan ukuran tubuh dan fungsinya : Tingkat intelegensi, kemampuan berkomunikasi dan rasa tanggung jawab. Kaji juga perubahan fisik dampaknya terhadap kejiwaan. seks dan reproduksi
Pada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frekuensi dan perubahan fisik terutama sensasi nyeri atau kram abdomen. Jika bersuami kaji : 1. Apakah pernah hamil 2. Abortus 3. Melahirkan Pada pria kaji apakah K mampu ereksi dan orgasme serta kaji juga apakah terjadi perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya. Pemeriksaan Fisik Ada 2 (dua) aspek utama yang dapat digambarkan, yaitu : 1. Kondisi kelenjar endokrin : testis dan tiroid 2. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari gangguan endokrin Disfungsi sistem endokrin : Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang, keseimbangan cairan dan elektrolit, seks dan reproduksi, metabolisme dan energi Hal-hal yang harus diamati : Penampilan umum : Apakah K tampak kelemahan berat, sedang dan ringan Amati bentuk dan proporsi tubuh : Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa Pemeriksaan Wajah : Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi, rahang dan bibir Pada Mata : Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak datar atau tupul
4
Pada Daerah Leher : Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, terdapat peningkatan JVP, warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut : Biasanya dijumpai pada orang yang mengalami gangguan kel. Adrenal Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit : Biasanya tampak pada orang yang mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bag. Belakang atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau : Terjadi pada K hiperfungsi adrenokortikal Amati keadaan rambut axilla dan dada : Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae pd buah dada atau abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal Palpasi Hanya kelenjar tiroid dan testis yang dapat diperiksa secara palpasi Auskultasi : Auskultasi pada daerah leher diata tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit ". Bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada P. darah tiroidea. N tidak ada bunyi. B. Pengkajian Psikososial Mengkaji kemampuan koping K, dukungan Keluarga serta keyakinan K tentang sehat dan sakit. Perubahan-perubahan fisik, fungsi seksual dan reproduksi serta perubahan-perubahan lainnya yang disebabkan oleh gangguan sistem endokrin Akan berpengaruh terhadap konsep diri K C. Pengkajian Diagnostik Foto Tengkorak (kranium) Melihat kondisi silla tursika : tumor atau atrofi Foto Tulang (osteo) Untuk melihat kondisi tulang : 1. Pada orang gigantisme dijumpi tulang yang bertambah besar dari ukuran maupun panjang 2. Pada orang akromegali akan dijumpai tulang perifer yang bertambah ukurannya kesamping CT-Scan Otak Melihat kemungkinan aanya tumor pada hipofise atau hipothalamus Pemeriksaan Darah : Untuk mengukur : 1. Kadar GH 2. Kadar TSH Pemeriksaan Urine dan Darah : Kadar ACTH
5
http://eva-marlina.blogspot.com/2011/05/pengkajian-umum-dan-prosedur-diagnostik.html
PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN Rabu, 28 Maret 2012 1. Data Demografi Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting.Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses patologis sudah berlangsung sejak lama.Kelainankelainan somatik harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender , misalnya berat badan dan tinggi badan. Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu di kaji, khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat tinggal klien sekarang. 2. Riwayat Kesehatan Keluarga Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang di alami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara langsumg dengan gangguan hormonal seperti: a. Obesitas b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan c. Kelainan pada kelenjar tiroid d. Diabetes mellitus e. Infertilitas Dalam mengidentivikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat menerjemahkan informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan di mengerti oleh klien atau keluarga. 3. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien Perawat mengkaji kondisi yan pernah dialami oleh klien di luar gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila di hubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak di keluhkan. a. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang dan lain-lain. b. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak makan dan lainlain. c. Gangguan psikologia seperti mudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak mampu berkonsentrasi, dan lain-lain. d. Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya.Bila klien dirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat sekarang dan masa lalu. Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang di peroleh dari dokter atau petugas kesehatan maupun obat-obatan yang di peroleh secara bebas.jenis obat-obatan yang mengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas hormonal seperti hidrokortison;levothyroxine; kontrasepsi oral; dan obat-obatan anti hipertensif. 4. Riwayat Diit Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja mencerminkan gangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang salah dapat menjadi faktor penyebab, pleh karena itu kondisi berikut ini perlu di kaji: a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen b. Penurunan atau penambahan berat badan yang drastic c. Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan d. Pola makan dan minum sehari-hari e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi endokrin seperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar tiroid 5. Status Sosial Ekonomi 6
Karena status sosial ekonomi nerupakan aspek yang sangat peka bagi banyak orang maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat melakukannya bersama-sama dengan klien.Menghindarkan pertanyaan yang mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusikan bersama-sama bagaiman klien dan keluarganya memperoleh makanan yang sehat dan bergizi, upaya mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarganya sakit dan upaya mempertahankan kesehatan klien dan keluarga tetap optimal dapat mengungkapkan keadaan sosial ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-sama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran 6. Masalah Kesehatan Sekarang Atau disebut juga keluhan utama. Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti : a. Apa yang di rasakan klien b. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau poerlahan dan sejak kapan dirasakan c. Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari d. Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine e. Bagaiman fungsi seksual dan reproduksi f. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sanat menggangu klien Hal - hal yang berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum : a. Tingkat energy Perubahan kekuatan fisik di hubungkan dengan sejumlah gangguan hormonal khususnya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal.perawat mengakaji bagaimana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, apakah dapat di lakukan sendiri tanpa bantuan, dengan bantuan atau sama sekali klien tidak berdaya melakukannya atau bahkan klien tidur sepanjang hari merupakan informasi yang sangat penting.Kaji juga bagaimana asupan makanan klien apkah berlebih atau kurang. b. Pola eliminasi dan keseimbangan cairan Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokri. Secara langsung oleh ADH,Aldosteron, dan kortisol.perawat menanyakan tentang pola berkemih dan jumlah volume urine. Dan apakah klien sering terbangun malam hari untuk berkemih. Nyatakan volume urine dalam gelas untuk memudahkan persepsi klien. Eliminasi urine tentu sangat berhubungan erat dengan keseimbangan air dan elektrolit tubuh.Bila dari hasil anamnesa ada hal yang mengindikasikan voume urine berlebih, pertanyaan kita di arahkan lebih jauh ke kemungkinan klien kekurangan cairan, kaj apakah klien mengalami gejala kurang cairan dan bagaimana klien mengatasinya. Tanyakan seberapa besar volume cairan yang dikonsumsi setiap hari.Kaji pola sebelum sakit untuk membandingkan pola sebelum sakit untuk membandingan pola yang ada sekarang. c. Pertumbuhan dan perkembangan Secara langsung pertumbuhan dan perkembangan ada di bawah pengaruh GH, kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat saja terjadi semenjak di dalam kandungan bila hormon yang mempengaruhi tumbang fetus kurang seperti hipotiroid pada ibu.Kondisi ini dapat pula terjadi setelah bayi lahir artinya selama proses tumbang terjadi disfungsi GH atau mungkin Gonad dan kelenjar tiroid. Perlu mengkaji gangguan ini apakah terjadi semenjak bayi di lahirkan dengan tubuh yang kerdil, atau terjadi selama proses pertumbuhsn dan bahkan tidak dapat di identifikasi jelas kapan mulai tampak gejala tersebut.Mengkajisecara lengkap pertambahan ukuran tubuh dan fungsinya misalnya bagaimaa tingkat intelegensia, kemampuan berkomunikasi, inisiatif dan rasa tanggung jawab. Kaji pula apakah perubahan fisik tersebut mempengaruhi kejiwaan klien. d. Seks dan Reproduksi Fungsi seksual dan reproduksi sama penting untuk di kaji baik klien wanita maupun pria. Pada klien wanita, kaji siklus menstruasinya mencakup lama, volume, frekuensi dan perubahan fisik termasuk 7
sensasi nyeri atau kramp abdomen sebelum selama dan sesudah haid. Untuk volume gunakan satuan jumlah pembalut yang di gunakan, kaji pula pada umur berapa klien pertama kali menstruasi. Bila klien bersuami, kaji apakah pernah hamil, abortus, dan melahirkan. Jumlah anak yang pernah di lahirkan dan apakah klien menggunakan cara tertentuuntuk membatasi kelahiran atau cara untuk mendapatkan keturunan. Pada klien pria, kaji apakah klien mampu ereksi dan orgasme dan bagaimana perasaan klien setelah melakukannya, adakah perasaan puas dan menyenangkan. Tanyakan pula adakah perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya. Mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan seks masih seringkali menjadi hal yang tabu untuk di perbincangkan padahal seharusnya itu tidak perlu terjadi. Jika perbincagan tentang seks ii di lakukan dalam konteks therapi maka tidak perlu malu. Perawat perlu mawas diri dengan perasaannya, bersikap dewasa, dan berwibawa sehingga perasaan segan dan malu dapat diminimalkan bahkan dihilangkan. e. Pemeriksaan fisik Melalui pemeriksaan fisik ad dua aspek utama yang dapat di gambarkan yaitu: 1) Kondisi kelenjar endokrin 2) Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap kelenjar tiroid dan kelenjar gomad pria (testes).Secara umum,tekhenik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi Disfungsi sistem endokrin akan menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan, kesembangan cairan dan elektrolit , seks dan reproduksi, metabolisme dan energi.Berbagai pperubahan fisik dapat berhubungan dengan satu atau lebih gangguan endokri, oleh karena itu dalam melakukan pemeriksaan fisik, perawat tetap berpedoman pada pengkajian yang komprehensif dengan penekanan pada gangguan hormonal tertentu dan dampaknya terhadap jaringan sasaran dan tubuh secara keseluruhan. Jadi menggunakan pendekatan head-to-toe saja atau menggabungkannya dengan pendekatan sistem, kedua-duanya dapat digunakan Pertama-tama, amatilah penampilan umum klien apakah tampak kelemahan berat, sedang dan ringan dan sekaligus amati bentuk dan proporsi tubuh. Pada pemeriksaan wajah, fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti bentuk dahi, rahang dan bibir.pada mata amati adannya edema periorbita dan exopthalmus serta apakah ekspresi wajah datar atau tumpul. Amati lidah klien terhadap kelainan bebtuk dan penebalan, ada tidaknya tremor pada saat diam atau bila digerakkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada gangguan tiroid. Didaerah leher, apakah leher tampak membesar, simetris atau tidak. Pembesaran leher dapat disebabkan pembesaran kelenjar tiroid dan untuk meyakinkannya perlu dilakukan palpasi.Distensi atau bendungan pada vena jugularis dapat mengidemtifikasikan kelebihan cairan atau kegagalan jantung. Amati warna kulit(hiperpigmentasi atau hipopigmentasi) pada lehe, apakah merata dan cacat lokasinya dengan jelas. Bila dijumpai kelainan kulit leher, lanjutkan dengan memeriksa lokasi yang lain di tubuh selakigus. Infeksi jamur, penembuhan luka yang lama, bersisik dan petechiae lebih sering dijumpai pada klien dengan hiperfungsi adrenokortikal. Hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut dijumpai pada klien hipofungsi kelenjar adrenal.Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit tampak pada hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun. Hipopigmentasi biasa terjadi di wajah, leher, dan ekstremitas. Penumpukan masa otot yang berlebihan pada leher bagian belakang yang biasa disebut Bufflow neck atau leher/punuk kerbau dan terus sampai daerah clavikula sehingga klien tampak seperti bungkuk, terjadi pada klien hiperfungsi adrenokortikal. Amati bentuk dan ukuran dada, pergerakan dan simetris tidaknya. Ketidakseimbangan hormonal khususnya hormon seks akan menyebabkan perubahan tanda seks sekunder, oleh sebab itu amati keadaan rambut axila dan dada. Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme. Pada buah dada amati bentuk dan ukuran, simetris 8
tidaknya, pigmentasi dan adanya pengeluaran cairan. Striae pada buah dada atau abdomen sering dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal.Bentuk abdomen cembung akibat penumpukan lemak centripetal dijumopai pada hiperfungsi adrenokortikal.Pada pemeriksaan genetalia, amati kondisi skrotum dan penis juga klitoris dan labia terhadap kelainan bentuk. Palpasi Kelenjar tiroid dan testes, dua kelenjar yang dapat diperiksa melalui rabaan. Pada kondisi normal, kelenjar tiroid tidak teraba namun isthmus dapat diraba dengan menengadahkan kepala klien. Lakukan palpasi kelenjar tiroid perlobus dan kaji ukuran, nodul tinggal atau multipel, apakah ada rasa nyeri pada saat di palpasi. Pada saat melakukan pemeriksaan, klien duduk atau berdiri sama saja namun untuk menghindari kelelahan klien sebaiknya posisi duduk.Untuk hasil yang lebih baik, dalam melakukan palpasi pemeriksa berada dibelakang klien dengan posisi kedua ibu jari perawat dibagian belakang leher dan keempat jari-jari lain ada diatas kelenjar tiroid. Palpasi testes di lakukan dengan posisi tidur dan tangan perawat harus dalam keadaan hangat. Perawat memegang lembut began ibu jari dan dua jari lain, bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap ukuran/besarnya, simetris tidaknya nodul. Normalnya testes teraba lembut, peka terhadap sinaar dan sinyal seperti karret.
Auskultasi Mendengarkan bunyin tertentu dengan bantuan stetoskop dapat menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh.Auskultasi pada daerah leher, diatas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi“ bruit“. Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada pembuluh darah tiroidea. Dalam keadaan normal, bunyi ini tidak terdengar. Dapat diidentifikasi bila terjadi peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar tiroid sebagai dampak peningkatan aktivitas kelenjar tiroid. Auskultasi dapat pula dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada pembuluh darah dan jantung seperti tekanan darah, ritme dan rate jantung yang dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan, perangsangan katekolamin dan perubahan metabilisme tubuh. 7. Pengkajian Psikososial Perawat mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman , dan handai taulan serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat sakit. Sejaumlah ganguan endokrin yang serius mempengaruhi persepsi klien terhadap dirinya sendiri oleh karena perubahan-perubahan yang dialami menyangkut perubahan fisik, fungsi seksual dan reproduksi dan lain-lain yang akan mempengaruhi konsep dirinya. Kemampuan klien dan keluarga dalam memberi perawatan di rumah termasuk penggunaan obat-obatan yang biasanya dapat berlangsung lama perlu dikaji.
9
Pengkajian Diagnostik Sistem Endokrin A. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Hipofise Foto Tengkorak (kranium) Dilakukan untuk melihat sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi. Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting.
Foto tulang (osteo) Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Pada klien dengan gigantisme akan dijumpai ukuran maupun panjangnya. Pada akromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer yang bertambah ukurannnya ke samping. Persiapan fisik secara khusus tidak ada, pendidikan kesehatan diperlukan. CT scan Otak Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise atu hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam bergerak selama prosedur. Pemeriksaan darah dan urin KADAR GROWTH HORMON Nilai normal 10µg/ml pada anak dan orang dewasa. Pada bayi di bulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkat kadarnya. Spesimen adalah darah venalebih kurang 5 cc. Persiapan khusus secara fisik tidak ada. KADAR TIROID STIMULATING HORMON (TSH) Nilai normal 6-10 µg/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer atau sekunder. Dibutuhkan darah lebih kurang 5 cc. Tanpa persiapan secara khusus. KADAR ADENOKARTIKO TROPIK (ACTH) Pengukuran dilakukan dnegan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urin 24 jam. Persiapan 1. Tidak ada pembatasan makan dan minum 2. Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol dan antagonisnya, dihentikan lbih dahulu 24 jam sebelumnya. 10
3. Bila obat-obatan harus diberikan, lamirkan jenis obat dan dosisnya pada lembar pengiriman spesimen 4. Cegah stress fisik dan psikologis Pelaksanaan 1. Klien diberi deksametason 4 × 0.5 ml/hari selama-lamanya dua hari 2. Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc 3. Urine ditampung selama 24 jam 4. Kirim spesimen ( darah dan urin ) ke laborator Hasil Normal bila ; v ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl http://aianpramadhan.blogspot.com/2012/03/pengkajian-umum-sistem-endokrin.html
PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN 1. Data Demografi a. Usia Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting.Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses patologis sudah berlangsung sejak lama.Kelainan-kelainan somatik harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender , misalnya berat badan dan tinggi badan. Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu di kaji, khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat tinggal klien sekarang. Juga untuk menentukan berat badan klien. b. Jenis Kelamin Jenis kelamin juga dapat mempengaruhi karena fisiologi wantia dan laki-laki ada perbedaannya. c. Tempat Tinggal Tempat tinggal dapat mempengaruhi dalam perkembangan tubuh daik dalam metabolism basal, kebutuhan energy untuk tubuh, berpikir dll. 2. Riwayat Kesehatan Keluarga Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yg mengalami gangguan seperti yg dialami Klien atau gangguan secara langsung dengan gangguan hormonal : a. Obesitas b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan c. Kelainan pada kelenjar tiroid d. Diabetes mellitus e. Infertilitas Dalam mengidentivikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat menerjemahkan informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan di mengerti oleh klien atau keluarga. 3. Riwayat Kesehatan : Kaji kondisi yang pernah dialami oleh Klien diluar gangguan yg dirasakan sekarang khususnya gangguan yg mungkin sudah berlangsung lama karena tidak mengganggu aktivitas, kondisi ini tidak dikeluhkan, seperti : 1. Tanda-tanda seks sekunder yg tidak berkembang : amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang 2. BB yg tidak sesuai dgn usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak makan 3. Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul dan tidak mudah berkonsentrasi 4. Hospitalisasi : kaji alasan, kapan kejadiaanya, sudah dirawat berapa lama 5. Informasi penggunaan obat-obatan yg dpt merangsang aktivitas hormonal : hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat antihipertensi. 4. Riwayat Diit : Perubahan status nutrisi atau gangguan pada sal. Pencernaan dapat mencerminkan gangguan endokrin tertentu, pola dan kebiasaan makanyg salah dapat menjadi faktor penyebab. Oleh karena itu kondisi berikut perlu dikaji : 1. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen 2. Penurunan atau penambahan BB yg drastic
11
3. Selera makan yg menurun atau bahkan berlebihan 4. Pola makan dan minum sehari-harI 5. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yg dapat menggangu fungsi endokrin seperti makanan yg bersift goitrogenik thd tiroid 5. Status social ekonomi Dalam pengkajian status social ekonomi sangat diperhatikan. Kita mengeksplor dengan fokuskan pada pengolahan suatu nilai tertentu. Dan mendiskusikan bagaimana klien memperoleh pengobatan bila sakit. 6. Masalah Kesehatan Sekarang Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti : 1. Apa yang dirasakan Klien saat ini 2. Apakah masalah atau gejala yg dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan dan sejak kapan dirasakan 3. Bagaimana gejala tersebut mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari 4. Bagaimana pola eliminasi : urine 5. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi 6. Apakah ada perubahan fisik tertentu yg sangat menggangu Klien Hal2 lain yg perlu dikaji karena berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum : 1. Tingkat Energi : Perubahan kekuatan fisik dihubangkan dengan sejumlah gangguan hormonal khusunya disfungsi kelenjar tiroid&adrenal. Kaji kemampuan K dalam melakukan aktifitas sehari-hari 2. Pola Eliminasi dan keseimbangan cairan Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secara langsung oleh ADH, aldosteron, dan kortisol. Kaji pola berkemih ak dan jml vol urine 3. Pertumbuhan dan Perkembangan Secara langsung tumbang dibawah pwngaruh GH, Kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan tumbang dapat tjd semenjak dalam kandungan, itu terjadi pada ibu hamil hipertiroid. Kaji gang tumabng yg dialami semenjak lahir atau tjd selama proses pertumbuhan . Kaji secara lengkap dari penambahan ukuran tubuh dan fungsinya : Tk intelegensi, kemampuan berkomunikasi dan rasa tgg jwb. Kaji juga perubahan fisik dampaknya thd kejiwaan. Seks dan reproduksi 4. Pada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frek dan perubahan fisik terutama sensasi nyeri atau kram abdomen. Jika bersuami kaji : a. Apakah pernah hamil b. Abortus c. Melahirkan 5. Pada Pria kaji apakah Klien mampu ereksi dan orgasme. Dan kaji juga apakah terjadi perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya. F. Pemeriksaan Fisik Ada 2 aspek utama yg dapat digambarkan, yaitu : 1. Kondisi kelenjar endokrin : testis dan tiroid 2. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari gangguan endokrin a. Inspeksi : Disfungsi sistem endokrin : Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang, keseimbangan cairan&elektrolit, seks&reproduksi, metabolisme dan energy Hal-hal yg harus diamati : Penampilan umum : 1) Apakah Klien tampak kelemahan berat, sedang dan ringan 2) Amati bentuk dan proporsi tubuh : Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa 3)
Pemeriksaan Wajah :
12
Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi, rahang dan bibir 4) Pada Mata : Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak datar atau tupul 5) Pada Daerah Leher : Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, terdapat peningkatan JVP, warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata. 6) Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut : Biasanya dijumpai pada orang yg mengalami gangguan kel. Adrenal 7) Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit : Biasanya tampak pada orang yg mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun 8) Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bag. Belakang atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau : Terjadi pada Klien hiperfungsi adrenokortikal 9) Amati keadaan rambut axilla dan dada : Pertumbuhan rambut yg berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae pd buah dada atau abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal b. Palpasi Hanya kelenjar tiroid dan testis yg dapat diperiksa secara palpasi c. Auskultasi : Auskultasi pada daerah leher diata tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit ". Bunyi yg dihasilkan oleh karena turbulensi pada P. darah tiroidea. N tidak ada bunyi. G. Pengkajian Psikososial Mengkaji kemampuan koping Klien, dukungan Keluarga serta keyakinan Klien tentang sehat dan sakit. Perubahan-perubahan fisik, fungsi seksual dan reproduksi serta perubahan-perubahan lainnya yg disebabkan oleh gangguan sistem endokrin Akan berpengaruh terhadap konsep diri Klien H. Pengkajian Diagnostik 1. Foto Tengkorak (kranium) Melihat kondisi silla tursika : tumor atau atrofi 2. Foto Tulang (osteo) Untuk melihat kondisi tulang : a. Pada orang gigantisme dijumpi tulang yg bertambah besar dari ukuran maupun panjang b. Pada orang akromegali akan dijumpai tulang perifer yg bertambah ukurannya kesamping 3. CT-Scan Otak
Melihat kemungkinan aanya tumor pada hipofise atau hypothalamus 4. Pemeriksaan Darah : Untuk mengukur : a. Kadar GH b. Kadar TSH 5. Pemeriksaan Urine + Darah : Kadar ACTH
Pengkajian Sistem Endokrin Posted on May 26, 2011 by riskytiara90
B. Pengkajian Umum Sistem Endokrin 13
1) Data Demografi Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting. Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses patologis sudah berlangsung sejak lama. Kelainankelainan somatik harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender , misalnya berat badan dan tinggi badan. Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu di kaji, khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat tinggal klien sekarang. 2) Riwayat Kesehatan Keluarga Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang di alami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara langsumg dengan gangguan hormonal seperti: Obesitas Gangguan pertumbuhan dan perkembangan Kelainan pada kelenjar tiroid Diabetes melitus Infertilitas Dalam mengidentivikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat menerjemahkan informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan di mengerti oleh klien atau keluarga. 3) Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien Perawat mengkaji kondisi yan pernah dialami oleh klien di luar gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila di hubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak di keluhkan. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang dan lain-lain. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak makan dan lainlain. Gangguan psikologia seperti mudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak mampu berkonsentrasi, dan lain-lain. Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya. Bila klien dirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat sekarang dan masa lalu. Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang di peroleh dari dokter atau petugas kesehatan maupun obat-obatan yang di peroleh secara bebas.jenis obat-obatan yang mengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas hormonal seperti hidrokortison;levothyroxine; kontrasepsi oral; dan obat-obatan anti hipertensif. 4) Riwayat Diit Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja mencerminkan gangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang salah dapat menjadi faktor penyebab, pleh karena itu kondisi berikut ini perlu di kaji: Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan Pola makan dan minum sehari-hari Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi endokrin seperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar tiroid 5) Status Sosial Ekonomi Karena status sosial ekonomi nerupakan aspek yang sangat peka bagi banyak orang maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat melakukannya bersama-sama dengan klien. Menghindarkan pertanyaan yang mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusikan bersama-sama bagaiman klien dan keluarganya memperoleh makanan yang sehat dan bergizi, upaya mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarganya 14
sakit dan upaya mempertahankan kesehatan klien dan keluarga tetap optimal dapat mengungkapkan keadaan sosial ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-sama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran 6) Masalah Kesehatan Sekarang Atau disebut juga keluhan utama. Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti : Apa yang di rasakan klien Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau poerlahan dan sejak kapan dirasakan Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine Bagaiman fungsi seksual dan reproduksi Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sanat menggangu klien Halhal yang berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum : Tingkat energi Perubahan kekuatan fisik di hubungkan dengan sejumlah gangguan hormonal khususnya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal.perawat mengakaji bagaimana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, apakah dapat di lakukan sendiri tanpa bantuan, dengan bantuan atau sama sekali klien tidak berdaya melakukannya atau bahkan klien tidur sepanjang hari merupakan informasi yang sangat penting. Kaji juga bagaimana asupan makanan klien apkah berlebih atau kurang. Pola eliminasi dan keseimbangan cairan Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokri. Secara langsung oleh ADH,Aldosteron, dan kortisol.perawat menanyakan tentang pola berkemih dan jumlah volume urine. Dan apakah klien sering terbangun malam hari untuk berkemih. Nyatakan volume urine dalam gelas untuk memudahkan persepsi klien. Eliminasi urine tentu sangat berhubungan erat dengan keseimbangan air dan elektrolit tubuh. Bila dari hasil anamnesa ada hal yang mengindikasikan voume urine berlebih, pertanyaan kita di arahkan lebih jauh ke kemungkinan klien kekurangan cairan, kaj apakah klien mengalami gejala kurang cairan dan bagaimana klien mengatasinya. Tanyakan seberapa besar volume cairan yang dikonsumsi setiap hari. Kaji pola sebelum sakit untuk membandingkan pola sebelum sakit untuk membandingan pola yang ada sekarang. Pertumbuhan dan perkembangan Secara langsung pertumbuhan dan perkembangan ada di bawah pengaruh GH, kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat saja terjadi semenjak di dalam kandungan bila hormon yang mempengaruhi tumbang fetus kurang seperti hipotiroid pada ibu. Kondisi ini dapat pula terjadi setelah bayi lahir artinya selama proses tumbang terjadi disfungsi GH atau mungkin Gonad dan kelenjar tiroid. Perlu mengkaji gangguan ini apakah terjadi semenjak bayi di lahirkan dengan tubuh yang kerdil, atau terjadi selama proses pertumbuhsn dan bahkan tidak dapat di identifikasi jelas kapan mulai tampak gejala tersebut. Mengkajisecara lengkap pertambahan ukuran tubuh dan fungsinya misalnya bagaimaa tingkat intelegensia, kemampuan berkomunikasi, inisiatif dan rasa tanggung jawab. Kaji pula apakah perubahan fisik tersebut mempengaruhi kejiwaan klien. Seks dan Reproduksi Fungsi seksual dan reproduksi sama penting untuk di kaji baik klien wanita maupun pria. Pada klien wanita, kaji siklus menstruasinya mencakup lama, volume, frekuensi dan perubahan fisik termasuk sensasi nyeri atau kramp abdomen sebelum selama dan sesudah haid. Untuk volume gunakan satuan jumlah pembalut yang di gunakan, kaji pula pada umur berapa klien pertama kali menstruasi. Bila klien bersuami, kaji apakah pernah hamil, abortus, dan melahirkan. Jumlah anak yang pernah di lahirkan dan apakah klien menggunakan cara tertentuuntuk membatasi kelahiran atau cara untuk mendapatkan keturunan. Pada klien pria, kaji apakah klien mampu ereksi dan orgasme dan bagaimana perasaan klien setelah melakukannya, adakah perasaan puas dan menyenangkan. Tanyakan pula adakah perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya. 15
Mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan seks masih seringkali menjadi hal yang tabu untuk di perbincangkan padahal seharusnya itu tidak perlu terjadi. Jika perbincagan tentang seks ii di lakukan dalam konteks therapi maka tidak perlu malu. Perawat perlu mawas diri dengan perasaannya, bersikap dewasa, dan berwibawa sehingga perasaan segan dan malu dapat diminimalkan bahkan dihilangkan. Pemeriksaan fisik Melalui pemeriksaan fisik ad dua aspek utama yang dapat di gambarkan yaitu: 1. Kondisi kelenjar endokrin 2. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap kelenjar tiroid dan kelenjar gomad pria (testes).Secara umum,tekhenik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi Disfungsi sistem endokrin akan menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan, kesembangan cairan dan elektrolit , seks dan reproduksi, metabolisme dan energi.Berbagai pperubahan fisik dapat berhubungan dengan satu atau lebih gangguan endokri, oleh karena itu dalam melakukan pemeriksaan fisik, perawat tetap berpedoman pada pengkajian yang komprehensif dengan penekanan pada gangguan hormonal tertentu dan dampaknya terhadap jaringan sasaran dan tubuh secara keseluruhan. Jadi menggunakan pendekatan head-to-toe saja atau menggabungkannya dengan pendekatan sistem, kedua-duanya dapat digunakan Pertama-tama, amatilah penampilan umum klien apakah tampak kelemahan berat, sedang dan ringan dan sekaligus amati bentuk dan proporsi tubuh. Pada pemeriksaan wajah, fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti bentuk dahi, rahang dan bibir.pada mata amati adannya edema periorbita dan exopthalmus serta apakah ekspresi wajah datar atau tumpul. Amati lidah klien terhadap kelainan bebtuk dan penebalan, ada tidaknya tremor pada saat diam atau bila digerakkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada gangguan tiroid. Didaerah leher, apakah leher tampak membesar, simetris atau tidak. Pembesaran leher dapat disebabkan pembesaran kelenjar tiroid dan untuk meyakinkannya perlu dilakukan palpasi.Distensi atau bendungan pada vena jugularis dapat mengidemtifikasikan kelebihan cairan atau kegagalan jantung. Amati warna kulit(hiperpigmentasi atau hipopigmentasi) pada lehe, apakah merata dan cacat lokasinya dengan jelas. Bila dijumpai kelainan kulit leher, lanjutkan dengan memeriksa lokasi yang lain di tubuh selakigus. Infeksi jamur, penembuhan luka yang lama, bersisik dan petechiae lebih sering dijumpai pada klien dengan hiperfungsi adrenokortikal. Hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut dijumpai pada klien hipofungsi kelenjar adrenal.Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit tampak pada hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun. Hipopigmentasi biasa terjadi di wajah, leher, dan ekstremitas. Penumpukan masa otot yang berlebihan pada leher bagian belakang yang biasa disebut Bufflow neck atau leher/punuk kerbau dan terus sampai daerah clavikula sehingga klien tampak seperti bungkuk, terjadi pada klien hiperfungsi adrenokortikal. Amati bentuk dan ukuran dada, pergerakan dan simetris tidaknya. Ketidakseimbangan hormonal khususnya hormon seks akan menyebabkan perubahan tanda seks sekunder, oleh sebab itu amati keadaan rambut axila dan dada. Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme. Pada buah dada amati bentuk dan ukuran, simetris tidaknya, pigmentasi dan adanya pengeluaran cairan. Striae pada buah dada atau abdomen sering dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal.Bentuk abdomen cembung akibat penumpukan lemak centripetal dijumopai pada hiperfungsi adrenokortikal.Pada pemeriksaan genetalia, amati kondisi skrotum dan penis juga klitoris dan labia terhadap kelainan bentuk. Palpasi Kelenjar tiroid dan testes, dua kelenjar yang dapat diperiksa melalui rabaan. Pada kondisi normal, kelenjar tiroid tidak teraba namun isthmus dapat diraba dengan menengadahkan kepala klien. Lakukan palpasi kelenjar tiroid perlobus dan kaji ukuran, nodul tinggal atau multipel, apakah ada rasa nyeri pada saat di palpasi. Pada saat melakukan pemeriksaan, klien duduk atau berdiri sama saja namun untuk menghindari kelelahan klien sebaiknya posisi duduk.Untuk hasil yang lebih baik, dalam melakukan 16
palpasi pemeriksa berada dibelakang klien dengan posisi kedua ibu jari perawat dibagian belakang leher dan keempat jari-jari lain ada diatas kelenjar tiroid. Palpasi testes di lakukan dengan posisi tidur dan tangan perawat harus dalam keadaan hangat. Perawat memegang lembut began ibu jari dan dua jari lain, bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap ukuran/besarnya, simetris tidaknya nodul. Normalnya testes teraba lembut, peka terhadap sinaar dan sinyal seperti karret. Auskultasi Mendengarkan bunyin tertentu dengan bantuan stetoskop dapat menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh.Auskultasi pada daerah leher, diatas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi“ bruit“. Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada pembuluh darah tiroidea. Dalam keadaan normal, bunyi ini tidak terdengar. Dapat diidentifikasi bila terjadi peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar tiroid sebagai dampak peningkatan aktivitas kelenjar tiroid. Auskultasi dapat pula dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada pembuluh darah dan jantung seperti tekanan darah, ritme dan rate jantung yang dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan, perangsangan katekolamin dan perubahan metabilisme tubuh. 7) Pengkajian Psikososial Perawat mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman , dan handai taulan serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat sakit. Sejaumlah ganguan endokrin yang serius mempengaruhi persepsi klien terhadap dirinya sendiri oleh karena perubahan-perubahan yang dialami menyangkut perubahan fisik, fungsi seksual dan reproduksi dan lain-lain yang akan mempengaruhi konsep dirinya. Kemampuan klien dan keluarga dalam memberi perawatan di rumah termasuk penggunaan obat-obatan yang biasanya dapat berlangsung lama perlu dikaji. Pengkajian Diagnostik Sistem Endokrin A. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Hipofise Foto Tengkorak (kranium) Dilakukan untuk melihat sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi. Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting. Foto tulang (osteo) Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Pada klien dengan gigantisme akan dijumpai ukuran maupun panjangnya. Pada akromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer yang bertambah ukurannnya ke samping. Persiapan fisik secara khusus tidak ada, pendidikan kesehatan diperlukan. CT scan Otak Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise atu hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam bergerak selama prosedur. Pemeriksaan darah dan urin KADAR GROWTH HORMON Nilai normal 10µg/ml pada anak dan orang dewasa. Pada bayi di bulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkat kadarnya. Spesimen adalah darah venalebih kurang 5 cc. Persiapan khusus secara fisik tidak ada. KADAR TIROID STIMULATING HORMON (TSH) Nilai normal 6-10 µg/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer atau sekunder. Dibutuhkan darah lebih kurang 5 cc. Tanpa persiapan secara khusus. KADAR ADENOKARTIKO TROPIK (ACTH) Pengukuran dilakukan dnegan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urin 24 jam. Persiapan 1. Tidak ada pembatasan makan dan minum 2. Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol dan antagonisnya, dihentikan lbih dahulu 24 jam sebelumnya. 3. Bila obat-obatan harus diberikan, lamirkan jenis obat dan dosisnya pada lembar pengiriman spesimen 17
4. Cegah stress fisik dan psikologis Pelaksanaan 1. Klien diberi deksametason 4 × 0.5 ml/hari selama-lamanya dua hari 2. Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc 3. Urine ditampung selama 24 jam 4. Kirim spesimen ( darah dan urin ) ke laborator Hasil Normal bila ; ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl 17-Hydroxi-Cortico-Steroid (17-OHCS ) dalam urin 24 jam kurang dari 2.5 mg. Cara sederhana dapat juga dilakukan dengan pemberian deksametason 1 mg per oral tengah malam , baru darah vena diambil lebih kurang 5 cc pada pagi hari dan urin ditampung selama 5 jam. Spesimen dikirim ke laboratorium. Nilai normal bila kadar kortisol darah kurang atau sama dengan 3 mg/dl dan ekskresi OHCS dalam urin 24 jam kurang dari 2.5 mg. B. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Tiroid Up take Radioaktif ( RAI ) Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap iodida. Persiapan 1. Klien puasa 6-8 jam 2. Jelaskan tujuan dan prosedur Pelaksanaan 1. Klien diberi Radioaktif Jodium (I131) per oral sebanyak 50 microcuri. Dengan alat pengukur yang ditaruh di atas kelenjar tiroid diukur radioaktif yang tertahan. 2. Juga dapat diukur clearence I131 melalui ginjal dengan mengumpulkan urin selama 24 jam dan diukur kadar radioaktif jodiumnya. Banyaknya I131 yang ditahan oleh kelenjar tiroid dihitung dalam persentase sebagai berikut: 1. Normal : 10-35% 2. Kurang dari : 10% disebut menurun , dapat terjadi pada hipotiroidisme. 3. Lebih dari : 35 % disebut meninggi, dapat terjadi pada tirotoxikosis atau pada defisiensi jodium yang sudah lama dan pada pengobatan lama hipertiroidisme. T3 dan T4 Serum Persiapan fisik secara khusu tidak ada. Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena sebanyak 5-10 cc. 1. Nilai normal pada orang dewasa: Jodium bebas : 0.1-0.6 mg/dl T3 : 0.2-0.3 mg/dl T4 : 6-12 mg/dl 2. Nilai normal pada bayi/anak: T3 : 180-240 mg/dl Up take T3 Resin Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid ( T3 ) atau tiroid binding globulin (TBG) tak jenuh. Bila TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat. Peningkatan TBG terjadi pada hipertiroidisme. Dibutuhkan spesimen darah vena sebanyak 5 cc. Klien puasa selama 6-8 jam. Nilai normal pada : - Dewasa : 25-35 % uptake oleh resin - Anak : pada umumya tidak ada Protein Bound Iodine (PBI) Bertujuan mengukur jodium yang terikat dengan protein plasma. Nilai normal 4-8 mg% dalam 100 ml darah. Spesimen yang dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuaskan sebelum pemeriksaan sebelum pemeriksaan 6-8 jam.
18
Laju Metabolisme Basal (BMR) Bertujuan untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh di bawah kondisi basal selama beberapa waktu. Persiapan: -klien puasa sekitar 12 jam -hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress -klien harus tidur paling tidak 8 jam -tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedatif -jelaskan pada klien tujuan pemeriksaan dan prosedurnya -tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan dilakukan Pelaksanaan : -segera setelah bangun, dilakukan pengukuran tekanan darah dan nadi -dihitung dengan rumus BMR (0.75 × pulse ) + ( 0.74 × Tek Nadi ) -72 -nilai normal BMR : -10 s/d 15 % Scanning Tyroid Dapat digunakan dengan beberapa tehnik antara lain : - Radio Iodine Scanning. Digunakan untuk menentukan apakah nodul tiroid tunggal atau majemuk dan apakah panas atau dingin ( berfungsi atau tidak berfungsi ). Nodul panas menyebabkan hipersekresi jarang bersifat ganas. - Up take Iodine. Digunakan untuk menentukan pengambilan jodium dari plasma. Nilai normal 10 s/d 30 % dalam 24 jam. C. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Paratiroid Percobaan Sulkowitch Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine, sehingga dapat diketahui aktivitas kelenjar paratiroid. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Reagens Sulkowitch. Bila pada percobaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium plasma diperkirakan antara 5 mg/dl. Endapan sedikit (fine white cloud) Menunjukkan kadar kalsiun darah normal (6 ml/dl). Bila endapan banyak, kadar kalsium tinggi. Persiapan : -urine 24 jam ditampung ditampung. -makanan rendah kalsium 2 hari berturut-turut. Pelaksanaan : -masukkan urin 3 ml ke dalam 2 tabung. -ke dalam tabung pertama dimasukkan reagens sulkowitch 3 ml, tabung kedua hanya sebagai kontrol. Pembacaan hasil secara kuantitatif : Negatif (-) : tidak terjadi kekeruhan Positif (+) : terjadi kekeruhan yang halus Positif (++) : kekeruhan sedang Positif (+++) : kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang dari 20 detik Positif (++++) : kekeruhan hebat, terjadi seketika Percobaan Ellwort – Howard Percobaan didasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh parathormon. Cara pemeriksaan: klien disuntik dengan parathormon melalui intravena kemudian urin ditampung dan diukur kadar pospornya.pada hipoparatiroid, diuresis pospor bisa mencapai 5-6 kali nilai normal. Pada hiperparatiroid, diuresis pospornya tidak banyak berubah. Percobaan Kalsium Intravena Percobaan ini berdasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar serum kalsium akan menekan pembentukkan parathormon. Normal bila pospor serum meningkat dan pospor diuresis berkurang. Pada hiper paratiroid, pospor serum dan pospor diuresis tidak banyak berubah. Pada hipoparatiroid, pospor serum hampir tidak mengalami perubahan tetapi pospor diuresis meningkat. 19
Pemeriksaan radiologi Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya kalsifikasi tulang, penipisan dan osteoporosis. Pada hipotiroid, dapat dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak. Densitas tulang bisa normal atau meningkat. Pada hipertiroid, tulang menipis, terbentuk kista dalam tulang serta tuberculae pada tulang. Pemeriksaan Elektrokardiogran ( EKG ) Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelainan gambaran ekg akibat perubahan kadar kalsium serum terhadap otot jantung. Pada hiperparatiroid, akan dijumpai gelombang Q – T yang memanjang sedangkan pada hiperparatiroid interval Q – T mungkin normal . Pemeriksaan Elektromiogram ( EMG ) Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi otot akibat perubahan kadar kalsium serum. Persiapan khusus tidak ada. D. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Pankreas Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam. Nilai normal : Dewasa : 70-110 md/dl Bayi : 50-80 mg/d Anak-anak :60-100 mg/dl Persiapan Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan dilakukan Jelaskan tujuan prosedur pemeriksaan Pelaksanaan Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 s/d 10cc. Gunakan anti koagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan segera. Bila klien mendapatkan pengobatan insulin atau oral hipoglikemik untuk sementara tidak diberikan. Setelah pengambilan darah, klien diberi makan dan minum serta obat-obatan sesuai program. Gula darah 2 jam setelah makan. Sering disingkat dengan gula darah 2 jam PP (post prandial). Bertujuan untuk menilai kadar gula darah dua jam setelah makan. Dapat dilakukan secara bersamaan dengan pemeriksaan gula darah puasa artinya setelah pengambilan darah puasa,kemudian klien disuruh makan menghabiskan porsi yang biasa lalu setelah dua jam kemudian dilakukan pengukuran kadar gula darahnya. Atau bisa juga dilakukan secara terpisah tergantung paad kondisi klien. Prinsip persiapan dan pelaksanaan sama saja namun perlu di ingat waktu yang tepat untuk pengambilan spesimen karena hal ini dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Bagi klien yang mendapat obat-obatan senentara dihentikan sampai pengambilan spesimen dilakukan. E. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Adrenal Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah Nilai normal pada : Dewasa wanita :37-47 % Pria : 45-54% Anak-anak :30-40% Neonatal :44-62% Tidak ada persiapan secara khusus. Spesimen darah dapat diperoleh dari perifer seperti ujung jari atau melalui pungsi intravena. Bubuhi antikoagulan ke dalam darah untuk mencegah pembekuan. Pemeriksaan Elektrolit Serum ( Na, K, Cl ), dengan nilai normal : Natrium : 310 – 335 mg ( 13.6 – 14 meq / liter ) Kalium : 14 -20 mg% ( 3.5 – 5.0 meq/liter ) Chlorida : 350-375 mg% (100-106 meq /liter) 20
Pada hipofungsi adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi, dan sebaliknya terjadi pada hiperfungsi adrenal yaitu hiponatremia dan hiperkalemia. Tidak diperlukan persiapan fisik secara khusus. Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA) Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan urine 24 jam. Nilai normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan khusus. Stimulasi test Daimaksudkan untuk mengevaluasi dan mendeteksi hipofungsi adrenal. Dapat dilakukan terhadap kortisol dengan pemberian ACTH. Stimulasi terhadap aldosteron dengan pemberian sodium. http://riskytiara90.blog.com/2011/05/26/pengkajian-sistem-endokrin/ PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN 1. Pemeriksaan pada kelenjar hipofise 1) Foto cranium : u/ melihat kondisi sella tursika apakah terdpt tumor Tdk ada persiapan khusus Jelaskan tujuan dan prosedur 2) Foto tulang (osteo): u/ melihat kondisi tulang gigantisme, akromegali 3) CT Scan otak u/ melihat ada/tdk tumor otak pd hipofise 4) Px. darah dan urine a) kadar GH Normal : 10µg/ml Persiapan : specimen 5 cc dari vena b) Kadar TSH Normal : 6-10 µg/ml u/menentukan ggn thyroid primer/sekunder c) Kadar ACTH Dilakukan test supresi dexametason specimen darah 5 cc dan urine 24 jam Persiapan : Tidak ada pembatasan makan dan minum bila menggunakan obat-obatan seperti kortisol atau antagonisnya dihentikan 24 jam sebelumnya Bila obat diberikan lampirkan jenis obat dan dosisnya pada lembar pengiriman specimen Cegah stress fisik dan psikologis Pelaksanaan: Klien diberikan dexametason 4 x 0,5 ml/hr selama 2 x/hari Besok paginya darah vena diambil 5 cc Urine ditampung 24 jam Kirim darah dan urine ke lab. Hasil : Normal ACTH ↓ dalam darah, kortisol < 5 ml/dl 17 Hidroxi kortisol steroid dalam urine 24 jam < 2,5 mg d) Pemeriksaan kelenjar thyroid Up take Radioaktif (RAI) Tujuan : mengukur kemampuan kelenjar thyroid dlm uptake iodide Persiapan : Puasa 6-8 jam Jelaskan tujuan dan prosedur Normal : 10-35% < 10% : hipotiroidisme >35% : hipertiroidisme, tirotoxikosis T3 dan T4 serum Persiapan khusus tidak ada, specimen darah 5 cc Normal Dewasa : Jodium bebas : 0,1-0,6 mg/dl T3 : 0,2 - 0,3 mg/dl T4 : 6 – 12 mg/dl Normal bayi : T3 : 180 – 240 mg/dl Protein bound iodine (PBI) Tujuan : mengukur iodium yg terikat dgn protein
21
Plasma normal : 4,8 mg% dalam 100 ml darah Laju Methabolisme Rate (BMR) Tujuan : mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh dibawah kondisi basal selama beberapa waktu Persiapan : Klien puasa 12 jam Hindari kondisi stress Klien harus tidur paling tidak 8 jam Tidak mengkonsumsi obat sedative dan analgetik Jelaskan prosedur dan tujuan Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan dilakukan Pelaksanaan Segera setelah bangun tidur dilakukan pengukuran tekanan darah dan nadi Normal BMR : -10 s/d 15 % Scanning Thyroid Untuk menentukan nodul ganas/tidak e) Pemeriksaan Kelenjar Parathyroid Px. EKG: u/mengidentifikasi kelainan gambaran EKG akibat perubahan akibat perubahan kadar kalsium serum thd otot jantung Pada hiperparatiroid : gelombang Q-T memanjang Pemeriksaan radiologi: U/ melihat adakah kalsipikasi tulang dan osteoporosis Pemeriksaan Elektromyelogram (EMG): u/melihat perubahan kontraksi otot akibat kadar kalsium serum f) Pemeriksaan Kelenjar pancreas Pemeriksaan glukosa Glukosa Darah puasa : N: 70-100 mg/dl Glukosa Darah sewaktu : N : 80 – 140 mg/dl Glukosa Darah 2 jam Post prandial: N : 100 – 140 mg/dl g) Pemeriksaan Kelenjar adrenal Pemeriksaan hemokonsentrasi darah Normal : Dewasa wanita 37-47% Dewasa pria 45-54% Anak-anak31-43% Bayi 30-40% Neonatal 44-62% Pemeriksaan elektrolit serum Normal : Na 135-145 meq/lt K 3,5 – 5,0 meq/lt Cl 100 – 106 meq/lt
http://databasedemokrasi.blogspot.com/2011/08/pemeriksaan-diagnostik-klien-dengan.html
Pemeriksaan diagnostik sistem endokrin Pemeriksaan diagnostik sistem endokrin Posted on 19 October 2010. Pengkajian Diagnostik Sistem Endokrin Pemeriksaan diagnostik merupakan hal penting dalam perawatan klien di rumah sakit. Tidak dapat dipisahkan dari rangkaian pengobatan dan perawatan. Validitas dari hasil pemeriksaan diagnostik sangat ditentukan oleh bahan pemeriksaan, persiapan klien, alat dan bahan yang digunakan serta pemeriksaannya sendiri. Dua hal pertama menjadi tugas dan tanggung jawab perawat. Oleh karena itu pemahaman perawat terhadap berbagai pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien sangatlah menentukan keberhasilannya. Begitu halnya pada klien yang diduga atau yang menderita gangguan sistem endokrin, pemahaman perawat yang lebih baik tentang berbagai prosedur diagnostik yang lazim sangatlah diharapkan. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Hipofise 22
Foto tengkorak (kranium) Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi. Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting. Foto tulang (osteo) Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Pada klien dengan gigantisme akan dijumpai ukuran tulang yang bertambah besar dari ukuran maupun panjangnya. Pada akromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer yang bertambah ukurannya ke samping. Persiapan fisik secara khusus tidak ada, pendidikan kesehatan diperlukan. CT scan otak Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise atau hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam tidak bergerak selama prosedur. Pemeriksaan darah dan urine KADAR GROWTH HORMON Nilai normal 10 p.g ml baik pada anak dan orang dewasa. Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkat kadarnya. Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 cc. Persiapan khusus secara fisik tidak ada. KADAR TIROID STIMULATING HORMON (TSH) Nilai normal 6-10 1.1.g/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer atau sekunder. Dibutuhkan darah lebih kurang 5 cc. Tanpa persiapan secara khusus. KADAR ADRENOKARTIKO TROPIK (ACTH) Pengukuran dilakukan dengan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urine 24 jam. Persiapan 1. Tidak ada pembatasan makan dan minum 2. Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol atau antagonisnya dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya. 3. Bila obat-obatan harus diberikan, lampirkan jenis obat dan dosisnya pada lembaran pengiriman spesimen 4. Cegah stres fisik dan psikologis Pelaksanaan 1. Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/hari selama-lamanya dua hari 2. Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc 3. Urine ditampung selama 24 jam 4. Kirim spesimen (darah dan urine) ke laboratorium. Hasil Normal bila; * ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl * 17-Hydroxi-Cortiko-Steroid (17-OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg. Cara sederhana dapat juga dilakukan dengan pemberian deksametasaon 1 mg per oral tengah malam, baru darah vena diambil lebih kurang 5 cc pada pagi hari dan urine ditampung selama 5 jam. Spesimen dikirim ke laboratorium. Nilai normal bila kadar kortisol darah kurang atau sama dengan 3 mg/dl dan eksresi 17 OHCS dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Tiroid Up take Radioaktif (RAI) Tujuan Pemeriksaan adalah untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap iodida Persiapan 23
* Klien puasa 6-8 jam * Jelaskan tujuan danm prosedur Pelaksanaan * Klien diberi Radioaktoif Jodium (I131) per oral sebanyak 50 microcuri. Dengan alat pengukur yang ditaruh diatas kelenjar tiroid diukur radio aktif yang tertahan. * Juga dapat diukur clearence I131 melalui ginjal dengan mengumpulkan urine selama 24 jam dan diukur kadar radioaktiof jodiumnya. Banyaknya I131 yang ditahan oleh kelenjar tiroid dihitung dalam persentase sebagai berikut: * Normal: 10-35% * Kurang dari: 10% disebut menurun, dapat terjadi pada hipotiriodisme. * Lebih dari: 35% disebut meninggi, dapat terjadi pada tirotoxikosis atau pada defisiensi jodium yang sudah lama dan pada pengobatan lama hipertiroidisme. T3 dan T4 Serum Persiapan fisik secara khusus tidak ada. Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena sebanyak 5-10 cc. * Nilai normal pada orang dewasa: Jodium bebas: 0,1-0,6 mg/dl T3: 0,2-0,3 mg/dl Ta: 6-12 mg/dl * Nilai normal pada bayi/anak: T3: 180-240 mg/dl Up take T3 Resin Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau tiroid binding globulin (TBG) tak jenuh. Bila TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat. Peningkatan TBG terjadi pada hipertiroidisme dan menurun pada hipotiroidisme. Dibutuhkan spesimen darah vena sebanyak 5 cc. Klien puasa selama 6 – 8 jam. * Nilai normal pada: Dewasa: 25-35% uptake oleh resin Anak: Pada umumnya tidak ada Protein Bound Iodine (PBI) Bertujuan mengukur jodium yang terikat dengan protein plasma. Nilai normal 4-8 mg% dalam 100 ml darah. Specimen yang dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan 6-8 jam. Laju Metabolisme Basal (BMR) Bertujuan untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh di bawah kondisi basal selama beberapa waktu. Persiapan * Klien puasa sekitar 12 jam * Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stres * Klien harus tidur paling tidak 8 jam * Tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedatif * Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaan dan prosedurnya * Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan dilakukan. Pelaksanaan * Segera setelah bangun, dilakukan pengukuran tekanan darah dan nadi * Dihitung dengan rumus: BMR (0,75 x pulse) + (0,74 x Tek Nadi)- 72 * Nilai normal BMR: -10 s/d 15%. Pertimbangkan faktor umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh dengan kebutuhan oksigen jaringan. Pada klien yang sangat cemas, dapat diberikan fenobarbital yang pengukurannya disebut Sommolent Metabolisme Rate. Nilai normalnya 8-13% lebih rendah dari BMR. Scanning Tyroid Dapat digunakan beberapa teknik antara lain: 24
Radio Iodine Scanning. Digunakan untuk menentukan apakah nodul tiroid tunggal atau majemuk dan apakah panas atau dingin (berfungsi atau tidak berfungsi). Nodul panas menyebabkan hipersekresi jarang bersifat ganas. Sedangkan nodul dingin (20%) adalah ganas. Up take Iodine. Digunakan untuk menentukan pengambilan jodium dari plasma. Nilai normal 10 s/d 30% dalam 24 jam. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar paratiroid Percobaan Sulkowitch Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine, sehingga dapat diketahui aktivitas kelenjar paratiroid. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Reagens Sulkowitch. Bila pada percobaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium plasma diperkirakan antara 5 mg/dl. Endapan sedikit one white cloud) menunjukkan kadar kalsium darah normal (6 ml/d1). Bila endapan banyak, kadar kalsium tingg:. Persiapan * Urine 24 jam ditampung * Makanan rendah kalsium 2 hari herturut-turut Pelaksanaan * Masukkan urine 3 ml ke dalam tabung (2 tabung) * Kedalam tabung pertama dimasukkan reagens sulkowitch 3 ml, tabung kedua hanya sebagai kontrol Pembacaan hasil secara kwantitatif: Negatif (-): Tidak terjadi kekeruhan Positif (+): Terjadi kekeruhan yang halus Positif (+ +): Kekeruhan sedang Positif (+ + +): Kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang dari 20 detik Positif (+ + + +): Kekeruhan hebat, terjadi seketika Percobaan Ellwort-Howard Percobaan didasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh parathormon. Cara Pemeriksaan Klien disuntik dengan paratharmon melalui intravena kemudian urine di-tampung dan diukur kadar pospornya. Pada hipoparatiroid, diuresis pospor bisa mencapai 5-6 x nilai normal. Pada hiperparatiroid, diuresis pospornya tidak banyak berubah. Percobaan Kalsium intravena Percobaan ini didasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar serum kalsium akan menekan pembentukan paratharmon. Normal bila pospor serum meningkat dan pospor diuresis berkurang. Pada hiperparatiroid, pospor serum dan pospor diuresis tidak banyak berubah. Pada hipoparatiroid, pospor serum hampir tidak mengalami perubahan tetapi pospor diuresis meningkat. Pemeriksaan radiologi Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya kalsifikasi tulang, penipisan dan osteoporosis. Pada hipotiroid, dapat dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak. Densitas tulang bisa normal atau meningkat. Pada hipertiroid, tulang meni-pis, terbentuk kista dalam tulang serta tuberculae pada tulang. Pemeriksaan Elektrocardiogram (ECG). Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelainan gambaran EKG akibat perubahan kadar kalsium serum terhadap otot jantung. Pada hiperparatiroid, akan dijumpai gelombang Q-T yang memanjang sedangkan pada hiperparatiroid interval Q-T mungkin normal. Pemeriksaan Elektromiogram (EMG) Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi otot akibat perubahan kadar kalsium serum. 25
Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Pankreas Pemeriksaan Glukosa Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam Nilai normal: Dewasa: 70-110 md/d1 Bayi: 50-80 mg/d Anak-anak: 60-100 mg/dl Persiapan * Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan dilakukan * Jelaskan tujuan prosedur pemeriksaan Pelaksanaan * Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 s/d 10 cc * Gunakan anti koagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan segera * Bila klien mendapat pengobatan insulin atau oral hipoglikemik untuk sementara tidak diberikan * Setelah pengambilan darah, klien diberi makan dan minum serta obatobatan sesuai program. Gula darah 2 jam setelah makan. Sering disingkat dengan gula darah 2 jam PP (post prandial). Bertujuan untuk menilai kadar gula darah dua jam setelah makan. Dapat dilakukan secara bersamaan dengan pemeriksaan gula darah puasa artinya setelah pengambilan gula darah puasa, kemudian klien disuruh makan menghabiskan porsi yang biasa lalu setelah dua jam kemudian dilakukan pengukuran kadar gula darahnya. Atau bisa juga dilakukan secara terpisah tergantung pada kondisi klien. Prinsip persiapan dan pelaksanaan sama saja namun perlu diingat waktu yang tepat untuk pengambilan spesimen karena hal ini dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Bagi klien yang mendapat obat-obatan sementara dihentikan sampai pengambilan spesimen dilakukan. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Adrenal Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah Nilai normal pada: Dewasa wanita: 37-47% Pria: 45-54% Anak-anak: 31-43% Bayi: 30-40% Neonatal: 44-62% Tidak ada persiapan secara khusus. Spesimen darah dapat diperoleh dari perifer seperti ujung jari atau melalui pungsi intravena. Bubuhi antikoagulan ke dalam darah untuk mencegah pembekuan. Pemeriksaan Elektrolit Serum (Na, K , CI), dengan nilai normal: Natrium: 310-335 mg (13,6-14 meq/liter) Kalium: 14-20 mg% (3,5-5,0 meq/liter) Chlorida: 350-375 mg% (100-106 meq/liter) Pada hipofungsi adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi, dan sebaliknya terjadi pada hiperfungsi adrenal yaitu hiponatremia dan hiperkalemia. Tidak diperlukan persiapan fisik secara khusus. Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA) Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan urine 24 jam. Nilai normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan khusus. Stimulasi Test Dimaksudkan untuk mengevaluasi dan menedeteksi hipofungsi adrenal. Dapat dilakukan terhadap kortisol dengan pemberian ACTH. Stimulasi terhadap aldosteron dengan pemberian sodium. http://bbcfc.blogspot.com/2011/07/pemeriksaan-diagnostik-sistem-endokrin.html
26
TUGAS PENGKAJIAN DIAGNOSTIK SISTEM ENDOKRIN PENGKAJIAN DIAGNOSTIK SISTEM ENDOKRIN & Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Hipofisis Foto Tengkorak (cranium) Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga atropi. Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun pendidikan kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting. Foto Tulang (osteo) Dilakukan untuk melihat tulang. Pada klien dengan gigantisme akan dijumpai ukuran tulang yang bertambah besar dari ukuran maupun panjangnya. Pada akromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer yang bertambah ukurannya kesamping. Persiapan fisik secara khusus tidak ada, pendidikan kesehatan diperlukan. CT Scan Otak Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam tidak bergerak selama prosedur. Pemeriksaan Darah dan Urin KADAR GROWTH HORMON Nilai normal 10 µg/ml baik pada anak dan orang dewasa. Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkt kadarnya. Specimen adalah darah vena lebih kurang 5 cc. Persiapan khusus secara fisik tidak ada. KADAR TIROID STIMULATING HORMON (TSH) Nilai normal 6-10 µg/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer atau sekunder. Dibutuhkan darah kurang lebih 5 cc. Tanpa persiapan khusus. KADAR ADRENOKARTIKO TROPIK (ACTH) Pengukuran dilakukan dengan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urin 24 jam. Persiapan Tidak ada pembatasan makanan dan minuman Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol atau antagonisnya dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya. Bila obat-obatan harus diberikan, lampiran jenis obat dan dosisnya pada lembaran pengiriman specimen. Cegah stres fisik dan psikologis Pelaksanaan Klien diberi dexametason 4 x 0,5 ml/hari selama-lamanya dua hari. Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc. Urine ditampung selama 24 jam. Kirim spesimen (darah dan urin) ke laboratorium. Hasil Normal bila ; ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl. 17-Hydroxi-Cortiko-Steroid (17-OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg. Cara sederhana dapat juga dilakukan dengan pemberian dexametason 1 mg/oral tengah malam, baru darah vena diambil lebih kurang 5 cc pada pagi hari dan urine ditampung selama 5 jam. Specimen dikirim ke laboratorium. Nilai normal bila kadar kortisol darah kurang atau sama dengan 3 mg/dl dan eksresi 17 OHCS dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg. & Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Tiroid Up take Radioaktif (RAI) 27
Tujuan pemeriksaan darah untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap iodide. Persiapan Klien puasa 6-8 jam. Jelaskan tujuan dan prosedur. Pelaksanaan Klien diberikan Radioaktif Iodium (I¹³¹ ) per oral sebanyak 50 microcuri. Dengan alat pengukur yang ditaruh diatas kelenjar tiroid diukur radioaktif yang tertahan. Juga dapat diukur clearence I¹³¹ melalui ginjal dengan mengumpulkan urine selama 24 jam dan diukur kadar radioaktif Iodiumnya. Banyaknya I¹³¹ yang ditahan oleh kelenjar tiroid dihitung dalam persentase sebagai berikut Normal : 10-35 % Kurang dari : 10 % disebut menurun, dapat terjadi pada hipotiriodisme. Lebih dari : 35 % disebut meninggi dapat terjadi pada tirotoxikosis atau pada defisisensi Iodium yang suddah lama dan pada pengobatan lama hipertiroidisme. T3 dan T4 Serum Persiapan fisik secara khusus tidak ada. Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena sebanyak 5-10 cc. Nilai normal pada oang dewasa : Iodium bebas : 0,1-0,6 mg/dl T3 : 0,2-0,3 mg/dl T4 : 6-12 mg/dl Nilai normal pada bayi/anak : T3 : 180-240 mg/dl Up take Resin Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau tiroid binding globulin (TBG) tak jenuh. Bila TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat. Peningkatan TBG terjadi pada hipertiroidisme dan menurun pada hipotiroidisme. Dibutuhkan spesimen darah vena sebanyak 5 cc. Klien puasa selama 6-8 jam. Nilai normal : Dewasa : 25-35 % uptake oleh resin Anak : pada umumnya tidak ada. Protein Bound Iodine (PBI) Bertujuan mengukur Iodium yang terikat dengan protein plasma. Nilai normal 4-8 mg% dalam 100 ml darah. Spesimen yang dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan 6-8 jam. Laju Metabolisme Basal (BMR) Bertujuan unutk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh dibawah kondisi basal selama beberapa waktu. Persiapan Klien puasa selama 12 jam Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stres. Klien harus tidur paling tidak 8 jam. Tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedatif. Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaan dan prosedurnya. Tidak oleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan dilakukan. Pelaksanaan Segerah setelah bangun, dilakukan pengukuran tekanan darah dan nadi. Dihitung dengan rumus ; BMR (0,75 x pulse) + (0,74 x Tek nadi) – 72. Nilai normal BMR : 10 s/d 15 % Pertimbangkan faktor umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh dengan kebutuhan oksigen jaringan. Pada 28
klien yang sangat cemas, dapat diberikan fenobarbital yang pengukurannya disebut Sommolent Metabolisme Rate. Nilai normalnya 8-13% lebih rendah dari BMR. Scanning Tyroid Dapat digunakan beberapa teknik antara lain : Radio lodine Scanning. Digunakan unutk menentukan apakah nodul tiroid tunggal atau majemuk dan apakah panas atau dingin (berfungsi atau tidak berfungsi). Nodul panas menyebabkan hipersekresi jarang bersifat ganas. Sedangkan nodul dingin (20%) adalah ganas. Up Take lodine. Digunakan untuk menentukan pengambilan iodium dari plasma. Nilai normal 10 s/d 30% dalam 24 jam. & Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Paratiroid Percobaan Sulkowitch Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine, sehingga dapat diketahui aktivitas kelenjar paratiroid. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Reagens Sulkowitch. Bila pada percobaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium, plasma diperkirakan antara 5 mg/dl. Endapan sedikit (Fine white cloud) menunjukan kadar kalsium darah normal (6 ml/dl). Bila endapan banyak, kadar kalsium tinggi. Persiapan Urine 24 jam ditampung. Makanan rendah kalsium 2 hari berturut-turut Pelaksanaan Masukkan urine 3 ml kedalam tabung (2 tabung) Kedalam tabung pertama dimasukkan reagens sulkowitch 3 ml, tabung kedua hanya sebagai kontrol. Pembacaan hasil secara kwantitatif : Negatif (-) : Tidak terjadi kekeruhan. Positif (+) : Terjadi kekeruhan yang halus. Positif (++) : Kekeruhan sedang Positif (+++) : Kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang dari 20 detik. Positif (++++) : Kekeruhan hebat, terjadi seketika. Percobaan Ellwort-Howard Percobaan didasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh parathormon. Cara pemeriksaan Klien disuntik dengan parathormon melalui intravena kemudian urine ditampung dan diukur kadar pospornya. Pada hipoparatiroid, diuresis pospor bisa mencapai 5-6 x nilai normal. Pada hiperparatiroid , diuresis pospornya tidak banayak berubah. Percobaan kalsium intravena Percobaan ini didasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar serum kalsium akan menekan pembentukan parathormon. Normal bila pospor serum meningkat dan pospor diuresis berkurag. Pada hiperparatiroid, pospor serum dan pospor diuresis tidak banyak berubah. Pada hipoparatiroid, pospor serum hampir tidak mengalami perubahan tetapi pospor diuresis meningkat. Pemeriksaan radiologi Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya kalsifikasi tulang, penipisin dan osteoporosis. Pada hipotiroid, dapat dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak. Densitas tulang bisa noral atau meningkat. Pada hiper tiroid, tulang menipis, terbentuk kista dalam tulang serta tuberculae pada tulang. Pemeriksaan Elektrocardiogram (EKG) Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelainan gambaran EKG akibat perubahan kadar kalsium serum terhadap otot jantung . Pada hiperparatiroid, akan dijumpai gelombang Q-T yang memanjang, sedangkan hiperparatiroid interval Q-T mungkin normal. Pemeriksaan Elektromiogram (EMG) 29
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi otot akibat perubahan kadar kalsium serum. Persiapan khusus tidak ada. & Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Pankreas Pemeriksaan Glukosa Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam. Nilai normal : Dewasa : 70-110 md/dl Bayi : 50-80 mg/d Anak-anak : 60-100 mg/dl Persiapan Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan dilakukan. Jelaskan tujuan prosedur pemeriksaan Pelaksaaan Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 s/d 10 cc. Gunakan anti koagulasi bila pemeriksan tidak dapat dilakukan segera. Bila klien mendapat pengobatan insulin atau oral hipoglikemik untuk sementara tidak diberikan. Setelah pengambilan darah, klien diberi makan dan minum serta obat-obatan sesuai program. Gula darah 2 jam setelah dimakan. Sering disingkat dengan gula darah 2 jam PP(post prandial). Bertujuan untuk menilai kadar gula darah 2 jam setelah makan. Dapat dilakukan secara bersamaan dengan pemeriksaan gula darah puasa artinya setelah pengambilan gula darah puasa, kemudian klien disuruh makan menghabiskan porsi yang biasa lalu setelah 2 jam kemudian dilakukan pengukuran kadar gula darahnya. Atau bisa juga dilakukan secara terpisah tergantung pada kondisi klien. Prinsip persiapan dan pelaksanaan sama saja namun perlu didingat waktu yang tepat untuk pengambilan spesimen karena hal ini dpat memepengaruhi hasil pemeriksaan bagi klien yang mendapat obat-obatan sementara dihentikan sampai pengambilan spesimen dilakukan. & Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Adrenal Pemeriksaaan Hemokonsentrasi darah Nilai normal : Dewasa wanita : 37-47 % Dewasa pria : 45 -54 % Anak-anak : 31-43 % Bayi : 30-40 % Neonatal : 44-62 % Tidak ada persiapan secara khusus. Spesimen darah dapat diperoleh dari perifer seperti ujung dari atau melalui fungsi intravena. Bubuhi antikoagulan kedalam darah untuk mencegah pembekuan. Pemeriksaan Elektrolit serum ( Na,k,Cl) dengan Nilai normal Natrium : 310-335 mg (13,6-14 meq/liter) Kalium : 14-20 mg% (3,5-5,0 meq/liter) Chlorida : 350-375 mg% (100-106 meq/liter) Pada hipofungsi adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi, dan sebaliknya terjadi pada hiperfungsi adrenal yaitu hiponatremia dan hiperkalemia. Tidak diperlukan persiapan fisik secara khusus. Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA) Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan urine dalam 24 jam. Nilai normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan khusus. Stimulasi Test Dimaksudkan untuk mengevaluasi dan mendeteksi hipofungsi adrenal. Dapat dilakukan terhadap kortisol dengan pemberian ACTH. Stimulasi terhadap aldosteron dengan pemberian sodium. 30
http://muslimahwatyyahoocoid.blogspot.com/2010/07/tugas-pengkajian-diagnostik-sistem.html
TUGAS II (PENGKAJIAN PADA SISTEM ENDOKRIN) PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN 1. Data Demografi Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting.. B eberapa gangguan endokrinbaru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses patologis sudah berlangsungsejak lama. Kelainan-kelainan somatik harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender ,misalnya berat badan dan tinggi badan . Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu dikaji, khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat tinggalklien sekarang. 2. Riwayat Kesehatan Keluarga Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang dialami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara langsumg dengan gangguanhormonal seperti: Obesitas Gangguan pertumbuhan dan perkembangan Kelainan pada kelenjar tiroid Diabetes melitus Infertilitas Dalam mengidentivikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat menerjemahkan informasiyang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan di mengerti oleh klien atau keluarga. 3. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien Perawat mengkaji kondisi yan pernah dialami oleh klien di luar gangguan yang dirasakansekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila di hubungkandengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien,kondisi ini tidak di keluhkan. Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu rambuttidak tumbuh, buah dada tidak berkembang dan lain-lain Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak makan dan lain-lain Gangguan psikologia seperti mudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak mampuber konsentrasi, dan lain-lain Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya Bila kliendirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat sekarang dan masalalu Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang di peroleh dari dokter atau petugas kesehatan maupun obatobatan yang di peroleh secara bebas jenis obat-obatan yangmengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas hormonal seperti hidrokortison;levothyroxine; kontrasepsi oral; dan obat-obatan anti hipertensif 1. Riwayat Diit Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja mencerminkangangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang salah dapat menjadi faktor penyebab, pleh karena itu kondisi berikut ini perlu di kaji: Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan Pola makan dan minum sehari-hari
31
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi endokrinseperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar tiroid
2. Status Sosial Ekonomi Karena status sosial ekonomi nerupakan aspek yang sangat peka bagi banyak orang makahendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat melakukannya bersama-samadengan klien. Menghindarkan pertanyaan yang mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu . Mendiskusikan bersama-sama bagaiman klien dan keluarganya memperoleh makananyang sehat dan bergizi, upaya mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarganya sakit dan upaya mempertahankan kesehatan klien dan keluarga tetap optimal dapat mengungkapkan keadaan sosial ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-sama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran . 1. Masalah Kesehatan Sekarang Atau disebut juga keluhan utama Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yangmenyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti: Apa yang di rasakan klien Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau poerlahandan sejak kapan dirasakan Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine Bagaiman fungsi seksual dan reproduksi Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sanat menggangu klien. Halhal yang berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum a. Tingkat energy Perubahan kekuatan fisik di hubungkan dengan sejumlah gangguan hormonal khususnya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal : - Perawat mengakaji bagaimana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, apakah dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan, dengan bantuan atau sama sekali klien tidak berdaya melakukannya atau bahkan klien tidur sepanjang hari merupakan informasi yang sangat penting - Kaji juga bagaimana asupan makanan klien apakah berlebih atau kurang b. Pola eliminasi dan keseimbangan cairan. Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin Secara langsung oleh ADH, Aldosteron, dan kortisol : - Perawat menanyakan tentang pola berkemih dan jumlah volume urine. Dan apakah klien sering terbangunmalam hari untuk berkemih - Nyatakan volume urine dalam gelas untuk memudahkan persepsi klien - Eliminasi urine tentu sangat berhubungan erat dengan keseimbangan air dan elektrolit tubuh - Bila dari hasil anamnesa adahal yang mengindikasikan voume urine berlebih, pertanyaan kita di arahkanlebih jauh ke kemungkinan klien kekurangan cairan, kaji apakah klien mengalami gejala kurang cairan dan bagaimana klien mengatasinya. - Tanyakanseberapa besar volume cairan yang dikonsumsi setiap hari - Kaji pola sebelum sakit untuk membandingkan pola sebelum sakit untuk membandingan pola yang ada sekarang c. Pertumbuhan dan perkembangan Secara langsung pertumbuhan dan perkembangan ada di bawah pengaruh GH,kelenjar tiroid dan kelenjar gonad 32
Gangguan pertumbuhan dan perkembangandapat saja terjadi semenjak di dalam kandungan bila hormon yang mempengaruhi tumbang fetus kurang seperti hipotiroid pada ibu Kondisi inidapat pula terjadi setelah bayi lahir artinya selama proses tumbang terjadidisfungsi GH atau mungkin Gonad dan kelenjar tiroid Perlu mengkajigangguan ini apakah terjadi semenjak bayi di lahirkan dengan tubuh yang kerdil, atau terjadi selama proses pertumbuhan dan bahkan tidak dapat diidentifikasi jelas kapan mulai tampak gejala tersebut Mengkaji secara lengkap pertambahan ukuran tubuh dan fungsinya misalnya bagaimaa tingkat intelegensia, kemampuan berkomunikasi, inisiatif dan rasa tanggung jawab d. Kaji pula apakah perubahan fisik tersebut mempengaruhi kejiwaan klien -
Seks dan Reproduksi Fungsi seksual dan reproduksi sama penting untuk di kaji baik klien wanitamaupun pria Pada klien wanita, kaji siklus menstruasinya mencakup lama,volume, frekuensi dan perubahan fisik termasuk sensasi nyeri atau kramp abdomen sebelum selama dan sesudah haid - - Untuk volume gunakan satuan jumlah pembalut yang di gunakan, kaji pula pada umur berapa klien pertamakali menstruasi - ila klien bersuami, kaji apakah pernah hamil, abortus, dan melahirkan - Jumlah anak yang pernah di lahirkan dan apakah klien menggunakan carater tentu untuk membatasi kelahiran atau cara untuk mendapatkan keturunan - Pada klien pria, kaji apakah klien mampu ereksi dan orgasme dan bagaimanaperasaan klien setelah melakukannya, adakah perasaan puas dan menyenangkan - - Tanyakan pula adakah perubahan bentuk dan ukuran alatgenitalnya e. Kondisi kelenjar endokrin Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap kelenjar tiroid dan kelenjar gomad pria (testes)
Inspeksi : Disfungsi sistem endokrin : Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang, keseimbangan cairan&elektrolit, seks&reproduksi, metabolisme dan energy Hal-hal yang harus diamati : Penampilan umum : Apakah K tampak kelemahan berat, sedang dan ringan Amati bentuk dan proporsi tubuh : Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa Pemeriksaan Wajah : Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi, rahang dan bibir Pada Mata : Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak datar atau tupul Pada Daerah Leher : Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, terdapat peningkatan JVP, warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut : Biasanya dijumpai pada orang yg mengalami gangguan kel. Adrenal Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit : Biasanya tampak pada orang yg mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun 33
Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bag. Belakang atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau : Terjadi pada K hiperfungsi adrenokortikal Amati keadaan rambut axilla dan dada : Pertumbuhan rambut yg berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae pd buah dada atau abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal Palpasi Hanya kelenjar tiroid dan testis yg dapat diperiksa secara palpasi Auskultasi : Auskultasi pada daerah leher diata tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit ". Bunyi yg dihasilkan oleh karena turbulensi pada P. darah tiroidea. N tidak ada bunyi. 1. Pengkajian Psikososial Mengkaji kemampuan koping K, dukungan Keluarga serta keyakinan K tentang sehat dan sakit. Perubahan fisik, fungsi seksual dan reproduksi serta perubahan2 lainnya yg disebabkan oleh gangguan sistem endokrin. Akan berpengaruh terhadap konsep diri K 2. Pengkajian Diagnostik
a.
b.
c.
d.
1. 2. 3.
PEMERIKSAAN KELENJAR HIPOFISE Foto Tengkorak (Kranium) Dilakukan untuk melihat kondisi seila tursica (tumor atau atrofi). Tidak di butuhkan persiapan fisik secara khusus Foto Tulang (Osteo) Untuk melihat kondisi tulang Pada gigankisme – pertambahan ukuran dan panjang tulang Pada akromegali – pertambahan kesamping tulang-tulang ferifer Persiapan fisik khusus tidak ada Ct Scan Otak Untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau hipotalamus Persiapan fisisk tidak ada. Pemeriksaan Darah dan Urine Kadar Growth hoemone (GH) Nilai normal 10 pg/ml Meningkat pada bulan-bulan pertama kelahiran Spesimen darah vena 5 cc Tanpa persiapan khusus Kadar thyroid stimulatin hormone (TSH) Nilai normal 6-10 pg/ml Untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer atau sekunder Spesimen vena 5 cc Tanpa persiapan khusus. Kadar adrenocotricotropine hormon (ACTH) Pengukuran dilakukan dengan tes supresi deksametason Spesimen darah vena kurang lebih 5 cc dan urine 24 jam Persiapan : Tidak ada pembatasan makanan dan minuman Bila klein menggunakan obat-obatan kortisol atau antagonisnya dihentikan dulu 24 jam sebelumnya Bila obat harus diberikan lampirkan sejenis obat dan dosisnya pada lembaran pengiriman specimen 34
4. Cegah stres fisik dan fisikologis Pelaksanaan : 1. Klien diberikan deksametason 4x0,5 ml/hari selama lamanya 2 hari 2. Besok paginya darah vena diambil kurang lebih 5 cc 3. Urine ditampung selama 24 jam 4. Spesimen dikirim ke laboratorium Hasil : Normal bila 1. Kadar ACTH dalam darah menurun kortisol darah kurang dari 5 mg/dl 2. 17-hydroxy-cortico-streroid (17 –OHCS) dalm urine kurang dari 2,5 mg Cara sederhana 3. Pemberian deksametason 1 mg per oral tengah malam 4. Pada pagi hari, darah vena diambil kurang lebih 5 cc 5. Urine ditampung selama 5 hari 1. Spesimen dikirim ke laboratorium Hasil : 1. Normal bila kadar kortisol darah lebih kecil sama dengan 3 mg/dl 2. Ekskresi 17 OHCS dalm urine kurang dari 2,5 mg PEMERIKSAAN FISIK KELENJAR TIROID
1. 2. 1. 2. 3.
-
a. Uptake Radioaktif (Ray) Tujuan : menukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap yodium Persiapan : Klien puasa 6-8 jam Jelaskan tujuan dan prosedur Persiapan klien : Klien diberikan yodium radioaktif 50 microcuri per oral Dengan alat pengukur (di taruh di atas klenjer tiroid) di ukur radioaktif yang bertahan Dapat pula di ukur clearance yodium melalui ginjal dengan mengumpul kan urine selama 24jam dan di ukur kadar radioaktif yodium Hasil Banyak yodium yang ditahan oleh kalenjer tiroid di hitung dalam persentase 1. Normal : 10-35% 2. Menurun : < 10% (pada hipotiroidisme) 3. Meningkat > 35% (pada tirotoksis,pengobatan panjang hipertiroidisme) b. T3 dan T4 Serum Pemeriksaan fisik secara khusus tidak ada Spesimen darah vena 5-10 cc Nilai normal pada dewasa: yodium bebas 0,1-0,6 mg/dl T3 0,2-0,3 mg/dl T4 6-12 mg/dl Pada anak T3180-240 mg/dl c. Upatake T3 Resin Tujuan mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau thyrcid binding globulin (TBG) tak jenuh TBG meningkat pada hippertirodisme menurun pada hipotiroidisme Spesimen darah vena 5cc Persiapan: puasa 6-8 jam Nilai normal 35
-
• Dewasa : 25-35% uptake oleh resin • Anak : umur nya tidak ada d. Protein Boun Iondine Tujuan: mengukur yodium yg terikat dengan protein plasma Nilai normal 4-8 mg% dalam 100ml darah Spesimen darah vena 5-10 cc Klien di puasakan 6-8jam sebelum pemeriksaan e. Basal Metabolic Rate Tujuan: pengukuran secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan di bawah kondisi basal selama beberapa waktu Persiapan : 1. Klien puasa 12jam 2. Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress 3. Klien harus tidur sedikit nya 8 jam 4. Tidak mengkonsumsi analgetik & sedative 5. Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaandan prosedur nya 6. Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan di lakukan Penatalaksanaan Pengukuran kalorimetri dengan menggunakan metabolator nilai normal : pria 53 kalori perjam wanita 60 kalori perjam Metode Harris Benedict Untuk Mengukur BMR Pria:BMR = 66 + (13,7 x BB(kg) ) + ( 5 x TB(cm) ) +(6,8 x U(thn) ) Wanita BMR = 665 + (9,6 x BB(kg) + (1,8 x TB (cm) ) + (4,7 x U (thn) )
f. Scanning Thyroid Radio loding scanning Untuk menentukan apakah nodul tiroid tunggal atau majemuk dan berfungsi atau tidak berfungsi Uptake iodine o Untuk menentukan pengambilan yodium dari plasma o Nilai normal 10-30% dalam 24jam PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KELENJER PARATIROID a. Percobaan Sulkowitch Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine Menggunakan reagen sulkowitch. Persiapan 1. Urine 24 jam ditapung 2. Diet rendah kalsium 2 hari berturut-turut. Penatalaksanaan 1. Masukkan urin 3ml ke dalam tabung (2 tabung) 2. Tabung pertama masukkan reagen sulkowitch, tabung kedua hanya sebagai kontrol. Pembacaan secara kuantitatif - Negatif ( - ) juka tidak terjadi keruhan Positif ( + ) terjadi keruhan yang halus - Positif (+ + ) kekeruhan sedang - Positif ( + + + ) kekeruhan banyak timbul dalam waktu < 20 detik - Positif ( + + + + ) kekeruhan hebat, terjadi seketika 36
1. 2.
a.
a.
b.
b. Percobaan Ellwort-Howard Percobaan didasarkan pada diuresis fosfat yang dipengaruhi oleh parathormon. Pada hipoparatiroid, diuresis fosfor mencapai 5-6x nilai normal Pada hiperparatiroid, diuresis tidak banyak berubah. Cara pemeriksaannya : Klien disuntikkan parathormon intravena Urin ditampung dan diukur kadar fosfatnya. c. Percobaan Kalsium Intravena Normal bila fosfor serum meningkat dan fosfor diuresis berkurang. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KELENJAR PANKREAS a. Pemeriksaan Gula Darah (puasa) Tujuannya untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam. Nilai normal 1. Dewasa : 70-110mg/dl 2. Anak-anak : 60-100mg/dl 3. Bayi : 50-80mg/dl Persiapan 1. Klien di puasakan 8-10 jam sebelum pemerksaan 2. Jelaskan rtujuan dan prosedur tindakan Pelaksanaan 1. Spesimen adalah darah vena ± 5 cc 2. Gunakan antikoagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan 3. Pengobatan insulin atau oral hipoglikemi sementara dihentikan 4. Setelah pengambilan darah, klien diberi minum dan makan serta obat sesuai program. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin mungkin dapat dilakukan hanya sebagian dari keseluruhan pengkajian. atau mungkin sebagian sudah dapat diatasi sendiri oleh klien dengan pengetahuan dan kecurigaan terhadap masalah fungsi endokrin. Persiapan Satu-satunya organ endokrin yang dapat dipalpasi adalah kelejar tiroid. Bagaimanapun pengkajian lainnya dapat memperlihatkan informasi mengenai masalah endokrin termasuk inspeksi pada kulit. rambut dan kuku. raut muka. refleks dan sistem muskuloskeletal. Pengukuran tinggi dan berat badan sangat penting seperti tanda-tanda vital yang juga memperlihatkan petunjuk terhadap ketidakmampuan fungsi sistem endokrin. Klien mungkin duduk setelah melakukan latihan. Refleks hammer digunakan untuk tes refleks tendon bagian dalam. Utamakan latihan, perawat mengumpulkan peralatan penting dan menjelaskan teknik kepada. klien untuk mengurangi cemas. Penambahan teknik untuk mengkaji hipokalsemia, tetanus. Komplikasi terhadap kekacauan endokrin termasuk urutan latihan. Teknik Pemeriksaan Kelainan Yang Mungkin Ditemukan Kulit Kulit Inspeksi warna kulit Hiperpigmentasi ditemukan pada klien Addison desease atau cushing syndrom. Hipopigmentasi terlihat pada klien diabetes mellitus, hipertiroidisme, hipotiroidisme. Palpasi (tekstur. kelembaban. dan adanya lesi. Kulit kasar. kering ditemukan pada klien dengan hipotiroidisme. Dimana kelembutan dan bilasan kulit bisa menjadi tanda pada klien dengan hipertiroidisme. Lesi pada ekstremitas bawah mengindikasikan DM. Kuku dan Rambut 37
Peningkatan pigmentasi pada kuku diperlihatkan oleh klien dengan penyakit addison desease, kering, . tebal. dan rapuh terdapat pada penyakit hipotiroidisme, rambut lembut. hipertyroidisme. Hirsutisme terdapat pada penyakit cushing syndrom c. Muka(inspeksi bentuk dan kesimetrisan wajah), inspeksi posisi mata Variasi dan bentuk dan struktur muka mungkin dapat diindikasikan dengan penyakit akromegali mata. d. Kelenjar Thyroid Palpasi kelenjar tyroid terhadap ukuran dan konsistensinya. Tidak membesar pada klien dengan penyakit graves atau goiter. Minta klien untuk miringkan kepala ke kanan Minta klien untuk menelan. Setelah klien menelan. pindahkan pada sebelah kiri. selama palpasi pada dada kiri bawah metabolik. seperti yang ditunjukkan hanya pada nodul yang bisa diindikasi bisul, tumor malignan dan. benigna. e. Fungsi Motorik Mengkaji tendon dalam-tendon reflex Refleks tendon dalam disesuaikan dengan tahap perkembangan biceps, brachioradialis,triceps, Patellar, achilles. Peningkatan refleks dapat terlihat pada penvakit hipcrtiroidisme penurunan refleks dapat terlihat pada penvakit hipotiroidisnie f. Fungsi sensorik Mengkaji fungsi sensorik Tes sensitivitas klien terhadap nyeri, temperature, vibrasi, sentuhan, lembut. Stereognosis. Bandingkan kesimetrisan area pada kedua sisi dan tubuh. Dan bandingkan bagian distal dan proksimal dan ekstremitas. minta klien untuk menutup mata. Untuk mengetes nyeri gunakan jarum yang tajam dan tumpul. Untuk tes temperature. gunakan botol yang berisi air hangat dan dingin. Untuk mengetes rasa getar gunakan penala garpu tala. Untuk mengetes stereognosis. tempatkan objek (bola kapas, pembalut karet) pada tangan klien. kemudian minta klien mengidentifikasi objek tersebut. Neuropati periperal dan parastesia dapat terjadi pada diabetes, hipotiroidisme dan akromegali. Struktur Muskuloskeletal . Inspeksi ukuran dan proporsional struktur tubuh klien Orang jangkung, yang disebabkan karena insufisiensi growth hormon. Tulang yang sangat besar, bisa merupakan indikasi akromegali. Hipokalsemi Tetani Pengkajian tanda trousseaus dan tanda chvoteks - Peningkatan kadar kalsium, tangan dan jari-jari klien kontraksi (spasme karpal) - Pengkajian Untuk Lanjut Usia. Efek dan usia pada sistem endokrin sedikit lebih sulit untuk mendeteksi dengan organ tubuh lain Walaupun demikian gangguan endokrin lebih banyak pada usia 40 tahun. Pada wanita, produksi hormon meningkat dibanding dengan menopause. Dari pria dan wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan. Umur yang relative terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan kelenjar endokrin adalah sebagai berikut : Kelenjar tiroid mengalami derajat yang sama dengan atropfi, fibrosis and nodularity Hormon tiroid mengalami level penurunan dan hypoparatiroidisme biasanya sering pada orang dewasa. Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat badan dan menjadi makin buruk, fibrotik Pada bagian anterior, kelenjar pituitary mengalami penurunan ukuran dan menjadi mati/fibrotik.
38
Beberapa variasi yang normal dibandingkan dengan yang tidak, dapat menjadi bingung dengan penemuan abnormal pada endokrin adalah sebagai berikut : - Pikun, beberapa kecil coklat, flat macula dapal dilihat pada lengan dan dorsal pada tangan. - Seboroik, keratosis, penebalan pada area pigmentasi, dapat dilihat pada wajah dan tangan. - Pertumbuhan rambut yang lambat - Kuku semakin tebal, brittle dan kuning - Kulit wajah menjadi louggar dan tulang menjadi lebih menonjol. Penurunan terhadap sensasi perabaan - Penurunan refleks tendon - Penurunan tinggi badan Referensi http://ita2a05200id09017.blogspot.com/2011/05/tugas-ii-pengkajian-pada-sistem.html
39