PENGUKURAN ELEMEN GEOMETRIK ULIR Tabel 3.1 Data kondisi ruang laboratorium
Prak Prakti tika kan nA : Firm Firman an Sant Santya ya Budi Budi Instruktur : Bpk. Deni M Temperatur ruang : Tanggal Praktikum : 19 Desember 2011
Prak Prakti tika kan nB : Heri Herind ndaa Wijay Wijayaa Asisten laboratorium : Bpk. Supriyadi Kelembaban :
Tabel 3.2 Data pengukuran diameter mayor dan jarak pitch ulir Pengukuran Diameter Mayor dan Jarak Pitch Mistar ingsut Kapasitas ukur = 150 mm Kecermatan = 0,02 mm Mikrometer Kapasitas ukur = 0-25 mm Kecermatan = 0,001 mm Praktikan A Praktikan B Beda Obyek Ukur praktikan Mistar Mikrometer Mistar Mikrometer Beda Beda A&B ingsut luar ingsut luar 1 11,74 11,78 0,04 11,74 11,77 0,03 0,01 Diameter 2 11,76 11,79 0,03 11,76 11,79 0,03 0 mayor; d ulir 3 11,76 11,76 0 11,76 11,77 0,01 0,01 kanan d 11,753 11,776 0,0233 11,753 11,776 0,233 0,006667 Screw pitch gage Screw pitch gage Jarak pitch; p Ulir-1 1,75 1,75 Tabel 3.3 Data pengukuran dengan Profile Proyektor C-1. Pengukuran Diameter Mayor dan Diameter Minor Ulir Pembesaran : 20 x Praktikan A Praktikan B Beda praktikan A & B Diameter Diameter Diameter Diameter Diameter Diameter Kecermatan mayor; d minor; d1 mayor; d minor; d1 mayor; d minor; d1 micrometer : (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) 1 11,699 9,537 11,671 9,533 0,028 0,04 di balik 11,695 9,532 11,665 9,532 0,030 0 2 11,703 9,488 11,701 9,501 0,002 0,13 Ulir - 1 di balik 11,767 9,504 11,723 9,500 0,044 0,04 3 11,672 9,504 11,697 9,502 0,025 0,02 di balik 11,700 9,514 11,706 9,612 0,006 0,98 Rata-rata 11,706 9,513 11,694 9,530 0,012 0,2016
Tabel 3.4 Data pengukuran sudut ulir
Pengukuran sudut Ulir, pembesaran : 20 x
Ulir-1
1 28 24’ 2 27 11’ 3 27 15’ α - rata-rata = 53 55’ 1 27 15’ 2 26 5’ 3 27 31’ α - rata-rata = 53 25’
Praktikan A
α 2
α
26 35’ 26 45’ 25 33’
54 59’ 53 56’ 52 48’
28 13’ 27 6’ 26 5’
55 28’ 53 11’ 53 36’
α 1
Praktikan B
Beda praktikan A&B
30’
Tabel 3.5 Perhitungan harga toleransi teoretik standar ulir ISO metric.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Parameter Rumus Dalam ulir, H (mm) 3.1 Jarak Pits; p Penyimpangan fundamental daerah toleransi ulir luar; esg (µm) 3.4 Toleransi Diameter mayor; Td (6), (µm) 3.7 Diameter Mayor; d (mm) Diameter Mayor terbesar; d maks (mm) 3.5 Diameter Mayor minimum; d min , (mm) 3.9 Toleransi Diameter pits; Td2 (6), (µm) 3.8 Diameter pits; d2 (mm) 3.3 Diameter pits terbesar; d2 maks (mm) 3.6 Diameter pits minimum; d2 min (mm) 3.1 Diameter Minor; d1 (mm) 3.2 Diameter Minor terbesar; d1 maks (mm) 3.11 Diameter Minor minimum; d1 min (mm) 3.12
Praktikan A 1.516 mm 1.75 mm
Praktikan B 1.516 mm 1.75 mm
-34 µm
-34 µm
181.369 µm
181.369 µm
11.776 mm
11.776 mm
11.74 mm
11.74 mm
11.560 mm
11.560 mm
144.065 µm
144.065 µm
10.63934 mm
10.63934 mm
10.60534 mm
10.60534 mm
10.46134 mm
10.46134 mm
9.881555 mm
9.881555 mm
9.6921175 mm
9.6921175 mm
9.502666875 mm
9.502666875 mm
Perhitungan harga toleransi teorotik standar ulir ISO Metrik (perhitungan table 3.5)
1. Dalam Ulir; H (mm) (rumus 3.1) Praktikan A: H= 0,86603 p = 0,86603 x 1,75 = 1,516 mm Praktikan B : H= 0,86603 p = 0,86603 x 1,75 = 1,516 mm 2. Jarak Pits;p Praktikan A: p = 1,75 mm Praktikan B : p = 1,75 mm 3. Penyimpangan fundamental toleransi ulir luar; es g (µm) (rumus 3.4) Praktikan A: esg= -(15+11p) = -(15+11x1,75) = -34,25 µm dibulatkan menjadi -34 µm Praktikan B : esg= -(15+11p) = -(15+11x1,75) = - 34,25 µm dibulatkan menjadi -34 µm 3. Praktikan A:Td(6) = 180
= 180
= 181,369 µm
= 180
= 181,369 µm
dibulatkan menjadi 182 µm Praktikan B:Td (6) = 180 dibulatkan menjadi 182 µm 5. Diameter mayor; d (mm) Praktikan A : 11,776 mm Praktikan B : 11,776 mm 6. Diameter mayor terbesar; d maks (mm) (rumus 3.5)
Praktikan A: dmaks= d+esg = 11,776 + (-0,034) = 11,74 mm Praktikan B: dmaks= d+esg = 11,776 + (-0,034) = 11,74 mm 7. Diameter mayor minimum; d min, (mm) (rumus 3.9)
Praktikan A : dmin= dmaks-Td(6) = 11,74 – 0,182 = 11,560 mm
Praktikan A: dmin= dmaks-Td(6) = 11,74 - 0,182 = 11,560 mm 8. Toleransi diameter pits; Td 2 (6), (µm) (rumus 3.8)
Praktikan A:Td2(6) = 90 p0,4 d0,1 = 90 x 1,75 0,4 x 11,776 0,1 = 144,065 µm dibulatkan menjadi 144 µm Praktikan B:Td2 (6) = 90 p 0,4 d0,1 = 90 x 1,75 0,4 x 11,776 0,1 = 144,065 µm dibulatkan menjadi 144 µm 9. Diameter pits; d2 (mm) (rumus 3.3)
Praktikan A : d2= d-2 (3/8 H) = d- 0,64952 p = 11,776 – 0,64952 x 1,75 = 10,63934 mm Praktikan B : d 2= d-2 (3/8 H) = d- 0,64952 p = 11,776 – 0,64952 x 1,75 = 10,63934 mm
10. Diameter pits terbesar; d 2 maks (mm) (rumus 3.6)
Praktikan A: d2 maks= d2+esg = 10,63934 + (-0,034) = 10,60534 mm Praktikan B : d2 maks= d2+esg = 10,63934 + (-0,034) = 10,60534 mm 11. Diameter pits minimum; d 2 min, (mm) (rumus 3.10)
Praktikan A : d2 min = d2 maks – Td2 (6) = 10,60534 – 0,144 = 10,46134 mm Praktikan B : d2 min = d2 maks – Td2 (6) = 10,60534 – 0,144 = 10,46134 mm
12. Diameter minor; d 1 (mm) (rumus 3.2)
Praktikan A : d1= d-2 (5/8 H) = d- 1.08254 p = 11,776 – 1,08254 x 1,75 = 9,881555 mm Praktikan B : d1= d-2 (5/8 H) = d- 1.08254 p = 11,776 – 1,08254 x 1,75 = 9,881555 mm 13. Diameter minor terbesar; d 1 maks (mm) (rumus 3.11)
Praktikan A : d1 maks = d- 1,08254 p – H/8 = d- 1,08254 p – 0,10825 p = 11,776 – 1,08254 x 1,75 – 0,10825 x1,75 = 9,6921175 mm Praktikan B : d1 maks = d- 1,08254 p – H/8 = d- 1,08254 p – 0,10825 p = 11,776 – 1,08254 x 1,75 – 0,10825 x1,75 = 9,6921175 mm
14. Diameter minor minimum; d 1 min, (mm) (rumus 3.12) Praktikan A : d1 min = d- 1,08254 p – H/4 = d- 1,08254 p – 0,86603 p/4 = 11,776 – 1,08254 x 1,75 – 0,86603 x 1,75/4 = 9,502666875 mm Praktikan B : d1 min = d- 1,08254 p – H/4 = d- 1,08254 p – 0,86603 p/4 = 11,776 – 1,08254 x 1,75 – 0,86603 x 1,75/4 = 9,502666875 mm
Tabel 3.6 Data Pengukuran Diameter Pits
Kumulatif jarak pits teoritik; mm
Jarak pits teoritik= 1,75 Praktikan A Kesalahan Kesalahan; µm kumulatif; µm Cara I Cara II Cara I Cara II
Pembesaran 20 kali Praktikan B Beda Praktikan Kesalahan A&B Kesalahan; µm kumulatif; µm Cara I Cara II Cara I Cara II Cara I Cara II
P1
1,750
1,757
1,744
1,750
P2
3,502
3,510
3,499
3,502
P3
5,253
5,277
5,225
5,233
P4
7,009
7,025
7,029
7,012
P5
8,759
8,765
8,734
8,723
P6
10,535
10,524
10,521
10,524
P7 P8 P9 P10 Kesalahan Rata-rata
JAWABAN PERTANYAAN 1.
2. Hasilnya tentu saja berbeda, walaupun sangat kecil sekali perbedaannya. Hal ini bisa dikarenakan oleh perbedaan posisi saat mengukur dan perbedaan dari kecermatan masing-masing dari alat ukur tersebut. Akan tetapi dari ketiga alat ukur tersebut hasil pengukuran dengan menggunakan profile proyektor mempunyai ukuran yang paling cermat yakni bisa mencapai 0,001. Selain itu pengukuran dengan menggunakan profile proyektor dapat langsung dilihat pada monitor digital oleh karena itu kemungkinan kesalahannya lebih kecil dari pada menggunakan mistar ingsut ataupun mikrometer. 3. Tidak, hal itu disebabkan karena beberapa hal, seperti bentuk ulir yang sudah rusak, alat ukur yang kurang presisi, dan kemampuan kami pada praktek pengukuran yang masih dalam tahap belajar, jadi kemungkinan kesalahan dalam membaca alat maupun dalam melakukan proses pengukuran dapat terjadi. 4. Bisa, bila proses pengukurannya dilakukan dengan benar, dan karena profile proyektor memiliki kecermatan yang sangat baik. 5. -------------6. --------------