ii
Zainal Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm. 117-138
Daryanto. 2012. Penyusunan Instrumen Peneilaian. Bandung : Remaja Rosdakarya.2010) Hlm, 5
Permendikbud. 2014. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar & Pendidikan
Daryanto. 2012. Penyusunan Instrumen Peneilaian. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hlm, 16
Zainal Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. hlm. 119
Arsad Bendungan. 2011. Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar. ( Jakarta: Rieneka Cipta) h. 87
Ibid, h. 88
Ibid, h. 89
Daryanto. 2012. Penyusunan Instrumen Peneilaian. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hlm, 56
PENYUSUNAN EVALUASI HASIL BELAJAR INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR
Tujuan
"Dibuat untuk Memenuhi Tugas"
Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran
Penyusun
Kelompok 3 ( Tiga )
Khairunnisa
Misriadi
Siti Aisyah
Semester : VI-Eksekutif Tarbiyah
Dosen Pengampu: Dra.H.Usmaidar, M.Pd & Diani Syahfitri, M.Pd.
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM'IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
2018
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Ahmad Khairunnisa, M.Pd mata kuliah Evaluasi Pembelajaan yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai "Teknik Tes" sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.
Tanjung Pura,Maret 2018
Tim Penyusun
Kelompok 3 (Tiga)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
A. Penyusunan Evaluasi Hasi Belajar 2
B. Pengertian Instrumen Penilaian 2
C. Jenis-Jenis Instrumen Penilaian 3
D. Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian 9
BAB III 11
PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keberhasilan belajar seorang peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal misalnya motivasi belajar dari peserta didik itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal misalnya lingkungan dan juga kemampuan professional guru.
Dalam dunia pendidikan tidak lepas dengan yang namanya penilaian. Penilaian dilakukan sebagai tolok ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar. Namun seringkali seorang pendidik hanya menekankan penilaian hasil belajar yang bersifat praktis dan ekonomis saja. Sedangkan penilaian dalam hal proses tidak dilakukan, padahal ini sangatlah penting.
Proses akhir dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah kita melakukan evaluasi. Evaluasi mutlak dilakukan untuk menentukan hasil keberhasilan dari proses ataupun metode yang dilaksanakan.
Banyak di antara kita sebagai pendidik yang belum mengerti arti evaluasi yang sesungguhnya,sehingga dalam melakukan evaluasi belum memakai teknik-teknik evaluasi yang distandarkan dengan kriteria-kriteria yang seharusnya dikerjakan. Maka penulis akan memaparkan mengenai instrumen evaluasi hasil belajar yang mencakup bentuk-bentuk test.
Rumusan Masalah
Bagaimana penyusunan hasil belajar?
Apa pengertian instrumen penilaian?
Apa jenis – jenis intrumen penilaian?
Bagaimana langkah penyusunan insturmen penilaian?
Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui penyusunan hasil belajar.
Untuk mengetahui pengertian instrumen penilaian.
Untuk mengetahui jenis – jenis intrumen penilaian.
Untuk mengetahui langkah penyusunan insturmen penilaian.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyusunan Evaluasi Hasi Belajar
Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauhmana proses belajar tersebut telah memberikan nilai tambah bagi kemampuan siswa. Salah satu cara untuk melihat peningkatan kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes. Secara singkat, makna tes sendiri telah di bahas panjang lebar pada pertemuan terdahulu. Sekarang tiba saatnya bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara menyusun tes yang baik, atau apa saja langkah-langkah yang yang ditempuh untuk mencapai tes yang benar-benar berfungsi dalam mengevaluasi siswa. Karena yang perlu kita ketahui, dalam penyusunan tes tidak semudah membalikkan telapak tangan, ada langkah tersendiri dalam menyusun tes yang baik.
Adapun beberapa Langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar adalah :
a. Mendefinisikan tujuan pembelajaran dan lingkup bahan ajar yang mestinya diungkap
b. Menyusun kisi-kisi
c. Membuat atau menulis soal sekaligus dengan kunci jawaban
d. Mengadakan pemeriksaan terhadap butir soal secara rasional
e. Mengorganisasikan tes menurut tipe-tipe soal yang dibuat
f. Membuat petunjuk pengerjaan soal
g. Mengadakan uji coba (try out)
h. Merevisi soal
i. Mengorganisasikan kembali soal dalam bentuk final
j. Memperbanyak soal
Pengertian Instrumen Penilaian
Secara umum yang dimaksud instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.
Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel – variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian, sementara dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor – faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.Sedangkan menurut Permendikbud No. 104 Tahun 2014, instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes, dan skala sikap.
Pengertian lainnya menjelaskan, bahwa instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data, dapat berupa tes atau nontes.
Jenis-Jenis Instrumen Penilaian
Dalam pendidikan terdapat bermacam-macam instrumen penilaian yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan menilai proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan terhadap peserta didik.
Instrumen tersebut terdapat dua bagian, yaitu; tes dan nontes. Yang termasuk kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes kemampuan akademik. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok non-tes adalah skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket, pemeriksaan dokumen dan sebagainya. Instrumen yang berbentuk tes bersifat performansi maksimum sedang instrumen non-tes bersifat performansi tipikal.
Untuk memperjelas instrumen penilaian tersebut, mari kita bahas lebih lanjut pemaparan berikut ini:
Tes sebagai instrumen penilaian
Tes sebagai instrumen penilaian adalah pertanyaan – pertanyaan yang diberikan pada peserta didik untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulis (tes tulis), dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidkan dan pengajaran.
Ada dua jenis tes, yakni: tes uraian (subjektif) dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar salah, pilihan ganda dengan banyak variasi, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi.
Tes Uraian (Tes Subjektif)
Tes Uraian yang dalam uraian disebut juga essay, merupakan instrumen penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Sejak tahun 1960-an bentuk tes ini banyak ditinggalkan orang karena munculnya tes objektif. Bahkan sampai saat ini tes objektif sangat populer dan digunakan oleh hampir semua guru atau dosen mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Namun ada semacam kecenderungan dikalangan para pendidik untuk kembali menggunakan tes uraian sebagai alat penilaian hasil belajar, terutama di perguruan tinggi.
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu: uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur.
Uraian Bebas (Extended Respons Items)
Dalam uraian bebas jawaban peserta didik tidak dibatasi, bergantung pada pandangan peserta didik itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum.
Uraian Terbatas (Restricted Respons Items)
Bentuk kedua dari tes uraian adalah tes uraian terbatas. Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu.
Uraian Berstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal essay. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas memberikan jawaban.
Tes Objektif
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, antara lain:
Pilihan Ganda(Multiple Choice)
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pilihan jawaban (option) terdiri atas jawaban yang benar atau paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh (distractor/decoy/fails).
Benar-Salah(True-False, or Yes-No)
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dengan pendapat. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan unyuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana.
Menjodohkan(Matching)
Soal tes bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Bentuk soal seperti ini sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi hubungan antara dua hal.
Melengkapi(Completion)
Soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat yang tidak lengkap
Tes Lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
Tes Perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil yang dicapainya.
Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa agar pendidik dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok digunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.
Non-tes sebagai instrumen penilaian
Instrumen non-tes sangat penting dalam mengevaluasi peserta didik pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan instrumen tes yang lebih menekankan aspek kognitif. Ada beberapa macam instrumen non-tes, yakni: pengamatan (observation), wawancara (interview), kuesioner atau angket (quetionaire).
Berikut ini penjelasan instrumen penilaian non-tes:
Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Instrumen yang digunakan untuk melakukan observasi disebut pedoman observasi.
Ada tiga jenis observasi, yakni:
Observasi Lagsung, adalah pengamatan yang dilakukan terhadap
gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
Observasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakasanakan
dengan menggunakan alat seperti mikroskop utuk mengamati bakteri, suryakanta untuk melihat pori-pori kulit.
Observasi partisipasi, adalah observasi yang dilaksanakan dengan
cara pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati, sehingga pengamat bisa lebih menghayati, merasakan dan mengalami sendiri seperti inddividu yang sedang diamatinya.
Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrumen evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Melalui wawancara, data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi, begitupun dengan jawaban yang belum jelas. Ada dua jenis wawancara, yakni: wawancara terstruktur dan wawanncara bebas.
Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Angket adalah instrumen penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga peserta didik, kesehatan peserta didik, tanggapan peserta didik terhadap metode pembelajaran, media, dan lain- lain. Angket umumnya dipergunakan pada ranah afektif.
Daftar Cek
Daftar cek adalah deretan pertanyaan singkat dimana responden yang dievaluasi tinggal membubukan tanda centang ( ) pada aspek yang diamati sesuai dengan hasil penilaiannya.
Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya mempelajari secara khusus anak nakal, anak yang tidak bisa bergaul dengan orang lain, anak yang selalu gagal dalam belajar, dan lain – lain.
Kasus tersebut dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Mendalam artinya mengungkapkan semua variabel yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhi dirinya.
Penekanan yang utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melalukan apa yang dilakukannya dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Datanya bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti; orang tua, teman dekatnya, guru, bahkan juga dari dirinya.
Portofolio
Portofolio berasal dari bahasa Inggris "portfolio" yang berarti dokumen atau surat-surat. Penilaian portofolio (portfolio assesment) merupakan salah satu bentuk "performance assesment". Portofolio (portfolio) adalah kumpulan hasil tugas/tes atau hasil karya peserta ddik yang dikaitkan dengan standar atau kriteria yang telah ditentukan. Dengan kata lain, model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) hasil karya peserta didik yang sistematis dalam satu periode.
Prinsip dalam penilaian portofolio (portfolio assesment) adalah dokumen atau data hasil pekerjaan peserta didik, baik berupa pekerjaan rumah, tugas atau tes tertulis seluruhnya digunakan untuk membuat inferensi kemampuan dan perkembangan kemampuan peserta didik. Informasi ini juga digunakan untuk menyusun strategi dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian
Dalam kaitan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan, keterampilan, sikap dan minat peserta didik terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran, yang kedua termasuk bagian penting dari ranah afektif, maka pendidik perlu menyusun instrumen penilaian kognitif, afektif, dan atau psikomotorik. Untuk menyusun instrumen penilaian tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Pemilihan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang ingin dinilai oleh guru, misalnya sikap dan minat terhadap suatu materi pelajaran.
Penentuan indikator apa yang sekiranya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat peserta didik terhadap suatu materi pelajaran.
Beberapa contoh indikator yang misalnya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat peserta didik terhadap suatu materi pelajaran, yaitu: (1) persentase kehadiran atau ketidakhadiran di kelas, (2) aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung, misalnya apakah suka bertanya, terlibat aktif dalam diskusi, aktif memperhatikan penjelasan guru, dsb. (3) penyelesaian tugas-tugas belajar yang diberikan, seperti ketepatan waktu mengumpul PR atau tugas lainnya, (4) kerapian buku catatan dan kelengkapan bahan belajar lainnya terkait materi pelajaran tersebut.
Penentuan jenis skala yang digunakan, misalnya jika menggunakan skala Likert, berarti ada 5 rentang skala, yaitu: (1) tidak berminat; (2) kurang berminat; (3) netral; (4) berminat; dan (5) sangat berminat.
Penulisan draft instrumen penilaian afektif (misalnya dalam bentuk kuisioner) berdasarkan indikator dan skala yang telah ditentukan.
Penelaahan dan meminta masukan teman sejawat (guru lain) mengenai draft instrumen penilaian ranah kognitif, afektif, dan atau psikomotorik yang telah dibuat.
Revisi instrumen penilaian berdasarkan hasil telaah dan masukan rekan sejawat, bila memang diperlukan.
Persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada peserta didik beserta inventori laporan diri yang diberikan siswa berdasarkan hasil kuisioner (angket) tersebut.
Pemberian skor inventori kepada peserta didik.
Analisis hasil inventori minat peserta didik terhadap materi pelajaran
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup: wawancara, angket, dan pengamatan (observasi).
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidkan dan pengajaran.
Guru yang baik selalu akan meningkatkan mutu tes yang di gunakan. Oleh karena menyusun tes itu sukar maka mereka disarankan untuk mengumpulkan soal-soal tesnya, dan disertai dengan catatan-catatan mengenai butir-butir mana yang terlalu mudah, terlalu sukar, atau membingungkan. Dengan cara demikian maka keterampilan guru dalam menyusun tes akan meningkat, dan akan diperoleh sekumpulan tes yang mutunya bukan lagi yang paling bawah. Penyusunan tes yang disertai dengan melalui tabel spesifikasi dapat dijamin bahwa tesnya cukup mempunyai validitas isi dan validitas tingkah laku.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Daryanto, 2012 Penyusunan Instrumen Peneilaian. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Permendikbud. 2014. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar & Pendidikan
Bendungan, Arsad. 2011. Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar. ( Jakarta: Rieneka Cipta.