PERAN MEDIA KARTU HURUF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MURID
KELAS I (SATU) SDI BELANG
Marselina1 , Y. Maria Siba2 , Marcellinus B. Watun3
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Nusa Nipa, Maumere 86111, INDONESIA
Email:
[email protected] 3
ABSTRAK
Kegiatan membaca dan menulis adalah dasar dari segala disiplin ilmu. SDI Belang tidak pernah melaksanakan test masuk penerimaan murid baru pada setiap tahun pelajaran. Hal ini berdampak pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas I, di mana sangat menyulitkan guru dalam membelajarkan siswa. Hal ini membawa dampak yang lebih lanjut yaitu hasil yang diperoleh siswa kelas I sangat rendah atau dibawah KKM. Oleh karena itu, peneliti berupaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis bagi kelas I SDI Belang dengan menggunakan metode eja dan metode SAS menggunakan permainan kartu huruf. Metode eja dan metode SAS dalam bentuk permainan kartu huruf adalah metode yang tepat karena sesuai usia anak, dimana anak belajar sambil bermain, selain itu siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Dengan demikian siswa SD kelas awal akan lebih cepat mengenal dan mengingat huruf-huruf yang diperkenalkan, sehigga dapat merangkai huruf-huruf itu menjadi suku kata, kata dan kalimat. Apabila siswa sudah mampu membaca dan menulis maka akan membawa perubahan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan berlangsung aktif dan menyenangkan. Siswa dengan mudah menerima dan memahami setiap mata pelajaran, yang berdampak positif pada peningkatan nilai pada semester I di kelas I SDI Belang. Siswa yang naik ke kelas II, semuanya akan lancar membaca dan menulis.
Kata kunci : Permainan kartu huruf, Metode eja, Metode SAS, Kemampuan Membaca.
PENDAHULUAN
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menghendaki agar dalam proses pembelajaran siswa mampu menemukan sendiri apa yang dipelajarinya. Untuk itu kegiatan belajar mengajar perlu diciptakan agar menyenangkan dan bermakna. Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan tercipta, karena guru dan siswa sama-sama aktif. Hal ini dapat tercipta jika guru menggunakan metode dan media yang tepat.
Sama halnya dengan belajar membaca dan menulis di kelas I SDI Belang umumnya siswa kelas I SDI Belang yang terdaftar di awal tahun pelajaran tidak melewati test penerimaan murid baru. Selain itu, banyak anak yang masuk SDI Belang tidak menempuh pendidikan di TK. Hal ini menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran karena mereka belum mengenal huruf. Hal yang lebih mendasar lagi adalah ketika guru membelajarkan siswanya membaca dan menulis dengan metode ceramah yang sangat membosankan, karena anak-anak masihdalam usia bermain.
Siswa akan dengan mudah melupakan apa yang mereka pelajari. Dengan demikian, sangat berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang lain. Telah terbukti bahwa prestasi belajar semester I pada SDI Belang sangat rendah banyak anak mendapat nilai yang rata-ratanya dibawah standar KKM. Oleh karena itu, peneliti berupaya merubah metode dan alat peraga dalam membelajarkan siswa untuk membaca dan menulis dengan menggunakan permainan kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa kelas I SDI Belang. Penulis membuat penelitian dengan judul " Peran Media Kartu Huruf Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Murid Kelas I (Satu) SDI Belang "
Penelitian yang dibuat ini terfokus pada pembelajaran kelas I SDI Belang khususnya pada peningkatkan kemampuan mengenal huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat. Selain itu membelajarkan siswa untuk kreatnakan metif dan aktif dalam belajar. Pembelajaran menggunakan metode eja dan SAS dalam permainan kartu huruf menciptakan susasana kelas yang lebih hidup dan menyenangkan karena anak-anak belajar sambil bermain. Anak-anak akan dengan mudah mengenal, mengingat huruf-huruf yang diperkenalkan. Dengan demikian dengan mudah mereka akan merangkaikan huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat. Pada akhirnya diakhir tahun pelajaran anak-anak akan lancar membaca dan menulis. Hal ini berdampak positif pada peningkatan prestasi belajar siswa kelas I di semester II.
LANDASAN TEORI
Brigs berpendapat media merupakan "The physicsl means of conveying instruction content..... books, film, video tapes, slide, tapes, atc" (Media merupakan wadah untuk menyalurkan metari pembelajaran misalnya, buku, film, kaset video, program slide, dan sebagainya. (Siahaan, 2006 : 797)
Schramm mengemukan media merupakan "Informan carring technologies that can be used for instruction. The media of instruction, consequently are the extention of the teacher" (informasi yang dikemas dan disajikan melalui perangkat teknologi dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran sebagai konsekuensinya bahwa media pembelajaran merupakan perpanjangan dari fungsi dan peran Guru. (Siahaan, 2006 : 797)
Raharjo mengartikan Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan atau informasi dari sumber kepada penerima. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. AECT (Assosiation of Education and Comminiction Technology) memberikan batasan media sebagai bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. (Nenobais, 2008:74)
Berdasarkan pandangan beberapa ahli tersebut di atas maka media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu pesan atau maksud dari satu pihak kepada pihak lain dalam konteks tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
Pembelajaran mengandung makna ada proses atau interaksi antara seseorang
sekelompok orang dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (Siahaan, 2006:798)
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses aktifitas yang menghendaki adanya perubahan untuk mengetahui apa yang terjadi dalam konteks pembelajaran
Menurut Raharjo (Siahaan, 2006:798), media pembelajaran berarti segala sesuatu yang baik yang sengaja dirancang (Media by utilization) maupun yang telah tersedia (media by design), entah secara sendiri-sendiri maupun secara bersama yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran dari sumber (misalnya guru) kepada penerima pesan (misalnya siswa) sehingga membuat atau membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. National Education Assosiatian (NEA) mengemukakan Media Pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang – dengar termasuk teknologi perangkat keras. (Nonobais, 2008:75)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, media pembelajaran dapat diartikan berbagai sarana atau alat bantu yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Media dalam kegiatan pembelajaran di kelas memiliki beberapa fungsi (Siahaan 2006:800) sebagai berikut:
Fungsi media sebagai suplemen (tambahan) bila guru atau peserta didik mempunyai kebebasan memilih apakah akan memanfaatkan media atau tidak untuk materi pelajaran tertentu.
Untuk melengkapi atau menunjang materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas.
Fungsi Media sebagai substitusi (pengganti) bila media dipergunakan sebagai alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih oleh peserta didik seperti melalui internet.
Menurut Rudy Brets dalam Asra, dkk, ( 2007 : 5-7) terdapat beberapa jenis media yang digunakan dalam pembelajaran mencakup :
Audio visual gerak seperti film bersuara, pita vidio, TV, dan animasi.
Audio visual diam seperti film rangkai suara, dan sound slide.
Audio semi gerak seperti tulisan jauh bersuara.
Visual bergerak seperti film bisu.
Visual diam seperti halaman cetak, slide bisu, foto dan gambar-gambar.
Media audio seperti radio, telepon, pita audio.
Media cetak seperti buku, modul, dan bahan ajar cetak.
Berbagai pandangan tentang media pembelajaran di atas dijadikan sebagai pemahaman dasar dalam konsep pembelajaran membaca. Berikut ini dapat dijelaskan dari hakikat kemampuan membaca. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W. J. S. Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2007: 742) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. dan Menurut Nurkhasanah dan Didik Tumianto (2007: 423) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk menguasai sesuatu yang sedang dihadapi. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kemampuan membaca sangat diperlukan dan harus dimiliki oleh seseorang karena kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi.
Menurut Puji Santoso (2007 : 6. 3) aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. Pernyataan ini sesuai dengan yang termuat dalam jurnal Reeading the Media ( 2007) reading the media is an excellent sourn ce for devising one's own media literacy curriculum, and why media literacy maters (membaca merupakan sumber yang bagus dalam memikirkan/menentukan kemampuan membaca seseorang dan mengapa kemampuan membaca tersebut berarti).
Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan bebeerapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun mental. Menurut Puji Santoso (2007: 6-3). Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek –aspek tersebut adalah :
Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol- simbol tertulis.
Aspek perspektual, yaitu kemampuan untuk menginterprestasikan apa yang dilihat sebagai simbol.
Aspek skemata yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada.
Aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca.
Interaksi antara keempat aspek tersebut secara harmonis akan menghasilkan pemahaman membaca yang baik antara penulis dengan pembaca.
Menurut Farida Rahim (2008 : 2) membaca adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psiko linguistik, dan metakognitif. Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan membaca kreatif. Membaca sebagai proses linguistik, skemata pembaca membantunya membangun makna. Sedangkan fonologis, semamtik dan fitur sintaksis membantu mengkomunikasikan pesan –pesan. Proses metakognitif melibatkan perencanaan, pembetulan suatu strategi, pemonitoran, dan pengevaluasian. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan membaca adalah suatu aktivitas komplek baik fisik maupun mental yang bertujuan memahami isi bacaan sesuai dengan tahap perkembangan kognitif.
Menurut Lerner dalam Mulyono Abdurrahman (2003:200) kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar memebaca agar ia dapat membaca untuk belajar.
Menurut Mercer dalam Mulyono Abdurrahman (2003:200) "kemampuan membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan kemampuan kerja dan penguasaan berbagai bidang akademik tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan menemukan kebutuhan emosional".
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan kemampuan membaca adalah kesanggupan melakuakan aktifitas komplek baik fisik maupun mental untuk meningkatkan keterampilan kerja, penguasaan berbagai bidang akademik, serta berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Suriani, Sahrudin B, dan Efendi dengan judul penelitian "Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SDN Ginunggung Melalui Media Kartu Huruf Kec. Galang". Masalah yang dihadapi adalah rendahnya kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN Ginunggung pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari hasil tindakan siklus I diperoleh hasil belajar membaca permulaan siswa dengan nilai rata-ratanya 69 dengan presentase siswa 52%. Hasil tindakan siklus II diperoleh hasil belajar membaca permulaan siswa dengan nilai rata-ratanya 78,67 dengan presentase siswa 92%. Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran Bahasa Indonesia (membaca permulaan) dengan penggunaan media kartu huruf dapat meingkatkan kemampuan membaca permulaan di kelas I SD Negeri Ginunggung Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli.
Lain halnya dengan yang sudah dilakukan oleh Sarkiyah dengan judul "Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu di Kelas 1 Madrasa Ibtidaiyah Alkhairaat Uemalingku Kecamatan Ampana Kota". Masalah yang dihadapi di Madrasah Ibtidaiyah Alkhairat Uemalingku Kecamatan Ampana Kota yaitu siswa masih cendrung menggunakan bahasa daerahnya sehingga mengakibatkan cara membaca siswa kurang baik dan tidak sesuai dengan bahasa indonesia yang baik dan benar, oleh karena itu untuk membantu siswa tersebut dibutuhkan metode yang merangsang siswa agar membaca dan berbahasa dengan baik dan benar.
Lain halnya lagi dengan yang sudah dilakukan oleh Sitti Aisa Andi Baso, Efendi, dan Sahrudin Barasandji dengan judul "Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Metode SAS di Kelas II SDN Pinotu". Masalah dalam penelitian ini, yakni apakah dengan menggunakan metode SAS keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas II SDN Pinotu dapat meningkat? Adapun hasil penelitian yang dilakukan diperoleh pada siklus satu, yakni 56% ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata 63,36, sedangkan pada siklus kedua 96% ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata 89,8%. Berdasarkan hasil perolehan pada siklus kedua, maka hipotesis penelitian ini diterima.
Berdasarkan hasil penelitian dari peneliti terdahulu dapat disimpulkan bahwa menurut Suriani, Sahrudin B, dan Efendi menekankan pada penggunaan media pembelajaran yang berpengaruh pada hasil pembelajaran, sedangkan menurut Sarkiyah dan Sitti Aisa Andi Baso, Efendi, dan Sahrudin Barasandji menekankan pada metode yang digunakan pada pembelajaran. Oleh karena itu penulis membuat penelitian yang menekankan pada beberapa aspek yaitu metode , media dan proses sehingga anak-anak membaca bukan karena menghafal tetapi benar-benar mengenal dan mampu menerapkan dalam keterampilan membaca.
METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini langkah - langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti.
Tes hasil belajar
Tes hasil belajar merupakan metode pengumpulan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses (pre-test dan post-tes). Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan membaca dengan menggunakan media kartu huruf.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, setelah sampai pada siklus ketiga baru peneliti mengambil kesimpulan.
Siklus 1
Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini adalah :
Membuat rencana kegiatan harian (RKH).
Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Mempersiapkan lembar observasi, dokumentasi, catatan lapangan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Mengkondisikan kelas agar anak fokus pada pelajaran
Guru menyuruh anak untuk memperhatikan apa yang disampaikan pada kegiatan pembelajaran.
Guru memberikan evaluasi.
Guru mengambil kesimpulan.
Tindakan ( acting )
Setelah memperoleh gambaran keadaan kelas terkait dengan keaktifan siswa, maka di lakukan tindakan yaitu dengan menggunakan media kartu huruf yang mana rencana pembelajaranya telah disusun oleh guru yang akan di berikan sebagai dasar dalam melaksakan pembelajaran sesuai dengan kegiatan harian atau RKH.
Observasi ( observing )
Pada tahap ini dilaksakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yaitu dengan mengamati setiap tindakan yang dilaksanakan meliputi aktifitas yang dilakukan guru dengan murid, interaksi antara guru dengan murid, interaksi murid dengan murid tentang kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk merekam aktivitas belajar anak pada saat pembelajaran.
Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi data yang diperoleh yaitu dari pelaksanaan tindakan dan observasi tersebut, maka diperoleh informasi tentang penggunaan media kartu huruf. Kemudian hasil tersebut dianalisa dan di simpulkan bersama guru dengan observer untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan tindakan yang sudah dilaksanakan. Apabila tindakan yang dilaksakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan dari hasil diskusi tersebut dapat dijadikan sebuah refleksi dalam menyusun perencanaan siklus berikutnya.
Siklus II
Pada tahapan siklus yang ke-2 ini mengikuti tahapan pada siklus 1. Siklus 2 merupakan perbaikan dari siklus 1. Artinya rencana tindakan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada kegiatan siklus II dilakukan sebagai penyempurnaan atau perbaikan pada siklus I terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan media kartu huruf. Pada siklus II terdiri dari 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi hasil yang telah dilakukan.
Berdasarkan metode pengumpulan data melalui siklus I dan II di atas, peneliti menggunakan metode praktis yang digunakan dalam pembelajaran membaca yaitu metode eja dan metode SAS dengan langkah –langkah yang sebagai berikut :
Memperkenalkan huruf-huruf vokal dengan cara melafal (a, i, u, e, o).
Memperkenalkan huruf-huruf konsonan dengan cara melafal (b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, v, w, x, y, z).
Menggabungkan huruf-huruf konsonan dan huruf-huruf vokal menjadi suku kata dengan cara mengeja (b-a= ba), dst.
Menggabungkan suku kata menjadi kata (b-a ba b-i- bi = babi).
Menggabungkan kata menjadi kalimat (ini mama).
Menggabungkan beberapa konsonan dan vokal menjadi kata (ma-kan, kur-si), dll.
Melafal bunyi yang terdiri dari dua huruf konsonan (ny, ng), dalam kata. (nya-muk, ba-ngun).
Membaca kalimat (ini buku tulis).
HASIL
Sesuai dengan langkah-langkah penelitian di atas, pada pembahasan berikut ini akan dibahas tentang penggunaan metode eja dan SAS, dalam pembelajaran membaca di kelas I SDI Belang. Langkah pertama adalah menentukan kriteria penilaian dan bobot dari masing – masing tahap pembelajaran membaca. Tabel Penilaian Tersebut Adalah Sebagai Berikut :
Tabel 1. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Murid Dengan Media Kartu Huruf
No
Kriteria
Bobot
1
Mengenal huruf vokal dan mampu melafalkanya
5
2
Mengenal huruf konsonanl dan mampu melafalkanya
5
3
Menggabungkan huruf vokal dan konsonan menjadi suku kata
20
4
Menggabungkan huruf vokal dan konsonan dari suku kata menjadi kata
20
5
Menggabungkan huruf vokal dan konsonan dari kata menjadi kalimat
20
6
Mampu membaca dengan lancar
30
Berdasarkan kriteria dan bobot pada tabel 1 diatas maka setiap siswa dapat memperoleh hasil yang disesuaikan dengan skala penilaian sbb :
Tabel 2. Skala Penilaian Kemampuan Membaca Murid Dengan Media Kartu Huruf
No
Nilai
Predikat
1
80 – 100
Baik Sekali
2
66 – 79
Baik
3
56 – 65
Cukup
4
40-55
Kurang
5
39%
Gagal
Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 maka untuk mengukur hasil kemampuan membaca murid kelas I SDI Belang dengan media kartu huruf dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Nilai Kemampuan Membaca Murid Dengan Media Kartu Huruf
No
Nama Siswa
Kriteria
Jumlah
Predikat
Ket.
1
2
3
4
5
6
1
Aldi
5
4
15
15
15
25
79
Baik
2
Rista
5
5
15
20
20
25
90
Baik Sekali
3
Ivon
5
5
10
15
15
20
70
Baik
4
Nano
5
5
10
20
20
25
85
Baik Sekali
5
Frida
5
5
15
20
20
25
90
Baik Sekali
6
Dava
5
5
10
15
20
25
80
Baik Sekali
7
Satria
5
5
15
15
15
25
80
Baik Sekali
8
Farel
5
4
10
10
10
20
59
Cukup
9
Jefri
5
5
10
15
15
25
75
Baik
10
Afi
5
5
10
10
15
25
70
Baik
11
Rifan
5
5
10
15
15
25
75
Baik
12
Ida
5
5
15
20
20
25
90
Baik Sekali
13
Neta
5
5
15
15
15
25
80
Baik Sekali
14
Naldi
5
5
10
15
15
25
75
Baik
15
Jack
5
5
10
15
15
20
70
Baik
16
Yuven
5
5
10
10
10
15
55
Cukup
17
Tia
5
5
10
15
15
15
75
Baik
18
Rudi
5
5
10
10
10
15
55
Cukup
19
Elin
5
5
15
10
15
20
70
Baik
20
Nansi
5
5
15
10
10
20
75
Baik
21
Marta
5
5
15
15
15
25
80
Baik Sekali
22
Nelson
5
5
10
10
15
25
70
Baik
23
Sensi
5
5
10
10
15
25
70
Baik
24
Servas
5
5
15
15
15
20
75
Baik
25
Andre
5
5
15
15
15
25
80
Baik Sekali
26
Nona
5
5
10
10
15
25
70
Baik
27
Sandi
5
5
10
15
15
25
75
Baik
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pembelajaran membaca di kelas I SDI Belang yang menggunakan metode eja dan SAS melalui permainan kartu huruf maka dapat disimpulkan bahwa hampir semua siswa bisa membaca dan menulis pada akhir semester II. Dengan demikian maka metode eja dan SAS melalui permainan kartu huruf dapat digunakan dalam pembelajaran dalam membaca SDI Belang.
SARAN
Metode eja dan metode SAS dalm pembelajaran membaca telah menunjukan hasil dalam peper ini namun dalm pelaksanaan membutuhkan kreatifas dari guru . Guru harus menggunakan media yang tepat dan menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang tepat pula namun harus fleksibel (disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing siswa pada khususnya dan kondisi kelas I SDI Belang pada umumnya).
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Riski. 2014. Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Media KartuHuruf Kelompok A Di RA Muslimat NU Donorojo I Mertoyudan Magelang, Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Arikunto, dkk. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bina Aksara
Arsyad, Rohman. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pendidikan di SD, Jakarta : Dirjen Dikt
Auurahman, dkk. 2009. Penilitian pendidikan SD. Jakarta : Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum Dasar dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Kulsum, Umi. 2003. Pintar Membaca. Surabaya : Arkola
Nenobais, A. Jusak. 2008. Penembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual Di Sekolah Dasar. Kupang : Jurnal Pendidikan FKIP Undana No. 2 Tahun VII Desember 2008
Media, Pori. 2011. Penunjang Pengayaan KIT Bahasa Indonesia. Jakarta : Pori Media
Sarkiyah, Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu di Kelas 1 Madrasa Ibtidaiyah Alkhairaat Uemalingku Kecamatan Ampana Kota : Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X
Siaahan, sudirman. 2006. Media Pembelajaran : Mitra atau Kompetitor Bagi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta : Jurnal Depdikbud No. 063 Tahun Ke-12 November 2006
Sitti, Aisa. Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Metode SAS di Kelas II SDN Pinotu : Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 1 ISSN 2354-614X
Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suriani, dkk . Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SDN Ginunggung Melalui Media Kartu Huruf Kec. Galang : Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 10 ISSN 2354- 614X
Suryono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
Suwardi, Heru. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia Lisan Sekolah Dasar.Kupang : TP