buku pegangan untuk penguna sap , bagi rekan rekan yang masih ingin belajar sap tahap awal buku ini sangat membantu, terima kasih :)
buku pegangan untuk penguna sap , bagi rekan rekan yang masih ingin belajar sap tahap awal buku ini sangat membantu, terima kasih :)Full description
buku pegangan untuk penguna sap , bagi rekan rekan yang masih ingin belajar sap tahap awal buku ini sangat membantu, terima kasih :)Deskripsi lengkap
perhitungan dengan SAP2000Deskripsi lengkap
sap 2000Full description
curso de sap 2000Descripción completa
Sap 2000
Description complète
Full description
pembebananFull description
Tata Cara Perhitungan Beban Gempa SNi 2012Full description
puyer, dosisDeskripsi lengkap
puyer, dosis
Deskripsi lengkap
Tutorial SAP 2000Deskripsi lengkap
Modul SAP 2000
Full description
Full description
Perhitungan Pembebanan Pembebanan Untuk Sap 2000 1. Pembebanan pada bidang atap
Ketentuan: Beban atap seng (PMI 1983)
= 10 kg/m2
Jarak gording
= 1.0154 m
Kemiringan bidang atap
= 10 o
Beban orang bekerja (PMI1983)
= 100 kg/m 2
Beban air hujan = 40 – 0,8 x kemiringan atap (PMI 1983)
Perhitungan beban mati (DL)
Jarak gording
= 1.0154 m
Berat atap seng
= 10 kg/m2
Beban merata tiam gording = berat seng x jarak gording
= 10.154 kg/m1
Beban gording dipinggir
= 5.077 kg/m1
Perhitungan beban hidup (LL)
Orang bekerja pada atap PMI 1983 pasal 3.2 ayat 1
= 100 kg/m 2
Air hujan PMI 1983 pasal 3.2 ayat 2a
= 32 kg/m 2
Jarak gording
= 1.0154 m
Orang bekerja pada atap genting = 100 100 kg/m2 X jarak gording = 101.54 kg/m1 Air hujan = 40 – 0,8 X sudut atap X jarak gording
= 32.493 kg/m1 +
Total beban hidup
= 134.033 kg/m1
Perhitung beban angin
Tekanan angina darat PMI 1983 pasal 4.2 ayat 1
= 25 kg/m 2
Jarak gording
= 1.0154 m
Angina tiup= (0,02 x a – 0,4) x tekanan angina x jarak gording gording = 4.874 kg/m kg/m 1 Angina hisap = - 0,4 X tekanan angina X jarak gording
= -10.154 kg/m 1
Pembebanan ke sumbu X dan sumbu Z karena beban angina bekerja tegak l urus terhadap gording
Beban
Angina tiup
Angina Hisap
Terhadap Sumbu
Z
Y
(kg/m1)
(kg/m1)
4.80
0.85
-10
-1.76
2. Perhitungan Pada Balok Lantai
Ketentuan : Tembok batu bata ½ batu (PMI 1983)pasal 2.2 ayat 2
= 250 kg/m 2
Beton bertulang
= 2400 kg/m3
Beban berguna
= 250 kg/m 2
Lantai keramik per cm tebal
= 24 kg/m2
Beban lantai Berat sendiri plat = 0,12 x 2400
= 288 kg/m 2
Berat lantai keramik t = 5 cm (0,05 x 24)
= 1.2 kg/m2
Berat bondeks t= 1mm = (0,0001 x 300)
= 0.03 kg/m 2 + = 289.23 kg/cm 2
Beban mati Perhitungan beban balok pinggir bangunan Beban merata berbentuk persegi Berat tembok pas ½ batu setnggi 4m = 250 x 4
= 1000 kg/cm 2
Beban segitiga dan trapesium dengan tinggi = 1,5 m Beban segitiga = beban lantai x 1,5 m
= 433.845 kg/m 1
Beban trapesium = beban lantai x 1,5 m
= 433.845 kg/m 1
Total beban balok pinggiran yang meneri,a beban trapesium dan segitiga = 1000 1000 + 433.845 = 1433.85 kg/m1
Perhitungan beban balok ditengah bangunan Balok ditengan bangunan menerima 2 beban segitiga maupun beban trapesium dengan tinjauan tinggi yang sama yaitu 1,5 m sehingga diperoleh nilai beban balok ditengah bangunan bangunan yaitu : Untuk beban segitiga
= 2 x beban segitiga
= 867.69 kg/m1
Untuk 2 beban segitiga
= 2 x beban trapesium
=
Beban hidup Beban balok pinggir bangunan (trapesium / segitiga) Beban = beban berguna x 1,5
= 375 kg/m 1
Beban balok ditengah bangunan Beban = (beban berguna x 1,5) x 2
= 750 kg/m 1
3. Perhitungan Pada Balok Lantai
V = Cd x Wt (SKBI 1987 PASAL 2.4 ayat 1 hal 13) Cd = CIK
=1
C
= koefisien dasar gempa wilayah Jabar
=1
I
= factor kepentingan (=1) SKBI table 2
=1
K
= factor tipe struktur (=1) SKBI table 2.2
=1
V
= gaya geser dasar akibat gempa
√
Y
= waktu getar alami struktur gedung
H
= tinggi struktur
=8m
B
= panjang bangunan keseluruhan diukur pada dasarnya