di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh tidak ditemukan kasus Filariasis. Filariasis biasanya dikelompokkan menjadi tiga macam berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang menjadi tempat bersarangnya, yaitu : 1. Filariasis limfatik, disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. 2. Filariasis subkutan, disebabkan oleh Loa loa (cacing mata afrika), Maansonella sterptocerca, Oncherca valvulus, dan Dracunculus 3. Filariasi rongga serosa, disebabkan oleh Mansonella persants dan Mansonella ozzardi Gejala filariasis akut dapat berupa : -
Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat
-
Pembekakan kelenjar getah bening di daerah lipatan paha atau ketiak yang tampak kemerahan, panas, dan sakit.
-
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki ayau pangkal lengan ke arah ujung.
-
Filariasis abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.
-
Pembesaran lengan, tungkai, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap terjadinya filariasis. lingkungan terdapat 3 jenis yaitu lingkungan fisik, linkungan biologik, dan lingkungan sosial ekonomi. Lingkungan fisik tempat pasien tinggal mencakup antara lain keadaan iklim, keadaan geografis, kelembaban, tempat perkembangbiakan nyamuk, beristirahatnya nyamuk dan sebagainya. Lingkungan fisik erat kaitannya dengan kehidupan vektor, se hingga berpengaruh terhadap munculnya sumber-sumber penularan Filariasis. Lingkungan biologik dapat menjadi faktor pendukung terjadinya penularan Filariasis. Contoh lingkungan biologik adalah adanya tanaman air, genangan air, rawa-rawa, dan semak-semak sebagai tempat pertumbuhan nyamuk Mansonia spp. Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan larva karena ia dapat menghalangi sinar matahari atau melindungi dari serangan makhluk hidup lainnya Lingkungan sosial ekonomi dan kultur
adalah lingkungan yang timbul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, sosial ekonomi sering berhubungan dengan pekerjaan pendidikan, dan penghasilan yang menggambarkan tingkat ekonomi seseorang di masyarakat. Pekerjaan tersebut dapat menentukan pola penyakit yang diderita masyarakat. Kelompok pekerja buruh akan berbeda penyakitnya dengan kelompok petani dan lain sebagainya sehingga akhirnya pola penyakit dari sosial ekonomi tinggi Pencegahan filariasi dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk, misalnya dengan menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk, mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk. Dari semua cara tersebut, pencegahan yang paling efektif tentu saja dengan memberantas nyamuk itu sendiri dengan cara 3M. Untuk cara pengobatannya dapat memberikan Diethylcarbamazine (DEC) pada penderita. DEC bersifat membunuh mikrofilaria dan juga cacing dewasa pada pengobatan jangka panjang Demikianlah pidato singkat saya mengenai penyakit filariasis. Apabila ada salah-salah kata saya mohon maaf. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatu