Pipeline Construction Sequence Pada pembahasan ini penulis mengambil sampel pemasangan pipa cabang di PT. INDONESIA POWER sebagai acuan untuk melihat rincian kebutuhan material yang dibutuhkan untuk membangun sebuah jairingan pipa gas. Sedangkan untuk pelaksanaan pemasangan pipa dan masalah yang timbul dalam pelaksanaan pemasangan pipa, penulis mengambil data secara umum pelaksanaan pemasangan pipa yang telah dilaksanakan oleh PT. Perusahaan Gas Negara melalui PDJB yang merupakan divisi pengembangan jaringan pipa gas di Jawa Barat. 4.2 Pelaksanaan Konstruksi 4.2.1 Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Pengangkutan Pembersihan jalur Penjajaran Pipa(stringing) Survei Pengelasan Radiografi (NDT)PenggalianField Joint CoatingProteksi katodikHoliday TestPenurunan Pipa/LoweringBackfillingCommissioningReinstatementHydrotest 4.2.1.1 Kegiatan Survei Adalah pekerjaan yang pertama kali dilakukan sebelum kegiatan konstruksi dimulai agar diperoleh data-data pendukung bagi basic design. Hasil yang diperoleh pematokan kilo meter point, data basic design. 4.2.1.2 Pembersihan Jalur Pipa Kegiatan ini meliputi dua jenis kegiatan yaitu kegiatan Cut and Filled dan kegiatan Clearing and Grading. Cut and Filled yaitu pekerjaan pemotongan pohon sepanjang rencana jalur pipa/ROW. ROW atau Right Of Way adalah suatu lahan yang digunakan bagi pengerjaan konstruksi dan pemasangan pipa bawah tanah atau fasilitas lainnya. Peralatan yang diperlukan adalah exavator, cain saw, dozer, cangkul. Hasil yang diperoleh pembukaan lahan untuk pekerjaan pemasangan pipa dan peralatan yang akan digunakan. Clearing and Grading yaitu pekerjaan pembersihan lahan dari pepohonan sisa cut and filled dan perataan jalur dimana pipa akan ditanam. Peralatan yang digunakan adalah exavator, dozer, cangkul, penggunting tanaman, kampak. Hasil yang diperoleh adalah jalur pipa bersih dari potongan pohon, dan jalur piap sudah rata sehingga memudahkan akses peralatan masuk. Tanah permukaan (humus) tidak dibuang sampai kegiatan reinstatement dilaksanakan. 4.2.1.3 Inspeksi dan Penanganan Pipa 1). Inspeksi Pipa. a) Pipa yang tidak sesuai dengan Spesifikasinya diberi tanda spidol. b) Pipa yang tidak sesuai dibuat surat laporan. c) Pipa yang tidak sesuai atau rusak kemungkinan dapat diperbaiki atau ditolak. d) Pipa yang tidak sesuai akan disingkirkan kedalam laporan.
2). Penyimpanan Pipa. a) b) c) d)
Harus dekat dengan lokasi konstruksi. Harus diberi bantalan. Sesuai dengan karakternya Sudah tersedia tempat / ruang pipa.
3). Pengembalian Pipa. a) Pipa yang rusak atau tidak sesuai diberi tanda diujung pipa dengan spidol dan ditulis rusak. b) Pipa yang rusak dibuat surat laporan dan dijelaskan ke gudang diketahui oleh Supervisor. c) Pipa cadangan akan segera dikirim tentunya harus persetujuan Supervisor. 4.2.1.4 Pengangkutan Pipa Yaitu kegiatan pengangkutan pipa dari gudang ke site. Peralatan yang digunakan adalah trailer/truck dan hydraulic crane. Loading yaitu pengangkutan pipa ke atas, dan unloading yaitu penurunan pipa dari kendaraan. 4.2.1.5 Stringing/Penjajaran Pipa Yaitu pekerjaan penjajaran pipa disepanjang jalur pekerjaan. Selama kegiatan pembongkaran untuk mencegah kerusakan coating pipa diletakkan diatas skit. Peralatan yang digunakan adalah crane, truck trailer, excavator, tripod, chainblock. 4.2.1.6 Trenching/Penggalian Yaitu penggalian lubang galian untuk tempat masuknya pipa setelah pekerjaan pengelasan selesai. Lebar minimum parit selebar diameter luar pipa ditambah 30 cm, dasar galian harus rata dan bebas dari meterial atau bebatuan yang keras agar tidak merusak coating pipa. Peralatan yang digunakan adalah exavator. Hasil yang diperoleh adalah lubang parit sesuai standar. 4.2.1.7 Welding/Pengelasan Yaitu pekerjaan pengelasan atau penyambungan antara pipa meggunakan Manual Metal Arc Welding (MMAW/SMAW) dan Gas Tugsten Arc Welding (GTAW). Peralatan yang digunakan adalah mesin las dan perlengkapannya, side boom, tenda pelindung. Sebelum pengelasan terlebih dahulu dibuat WPS (Welding Procedur Specification) sebagai bahan acuan pengelasan di lapangan. Setiap tukang las (Welder) harus lulus pada ujian las yang dilakukan oleh MIGAS. Sertifikat yang dimiliki harus valid sebelum mulai pekerjaan. Setiap pengelasan perbaikan atau repair harus mendapat ijin tertulis dari seorang Welding Inspector. 4.2.1.8 Radiography (NDT) Suatu metode pengujian kualitas/mutu sambungan las tanpa merusak material pipa. Peralatan yang digunakan adalah pesawat X-Ray, perlengkapan keselamatan, dan tempat proses yang disebut dark
room. Hasil yang diperoleh adalah film negatif hasil pengelasan. Semua film hasil pemotretan X-Ray akan diperiksa bersama antara QA/QC kontraktor dan disaksikan oleh QA/QC klien. Untuk pemeriksaan hasil las golden joint, split tee, dan weld O let, menggunakan metode ultrasonik test dan dye penetrant. 4.2.1.9 Field Joint Coating Yaitu pekerjaan pengcoatingan yang dilakukan di setiap sambungan pipa setelah hasil radiografi mendapat persetujuan dari pengawas (welding inspector). Tujuan dari pembalutan hasil pengelasan (field protective coating joint) adalah untuk melindungi permukaan pipa/fitting dari korosi pada ujung-ujung pipa (joint) atau fitting yang belum terlapisi oleh pembalut anti korosi. Coating ini terdiri dari dua yaitu wrapping dan HSS (Heat Shrink Sleeve) 4.2.1.10 Holiday Test Yaitu proses pengujian hasil pelapisan/joint coating dengan menggunakan tegangan 12 KV dimana jika terjadi kebocoran coating, alat ini akan mengeluarkan bunyi alarm atau terjadi “Spark” pada daerah yang bocor. Sebelum pengujian Holiday Detector terlebih dahulu dilakukan kalibrasi terhadap besaran arus listriknya, sehingga sesuai dengan kalibrator. Segala kerusakan yang terjadi harus diperbaiki sebelum pipa diturunkan ke dalam galian. 4.2.1.11 Lowering/Penurunan Pipa Yaitu pekerjaan penurunan pipa setelah disambung antara yang satu dengan lainnya kedalam lubang galian yang telah disediakan dengan menggunakan alat bantu side bom. Dalam pekerjaan ini perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut : - Penurunan pipa menggunakan side bom untuk memastikan tidak terjadi kerusakan pipa karena adanya lendutan. - Ujung pipa yang terbuka didalam parit harus ditutup. - Dasar parit harus bersih dari benda-benda keras yang dapat merusak lapisan luar pipa jika perlu dilapisi dengan pasir - Proses pemasangan pipa disesuaikan kontur tanah 4.2.1.12 Proteksi Katodik Sistim proteksi katodik yang digunakan di PGN pada saat ini ada dua metode yaitu : a) Metode anoda korban (sacrificed anode) b) Metode arus tanding (impressed current) Sistem Anoda Korban (Sacrificial Anode System) Sistem ini menggunakan dasar sumber arus listrik yang dihasilkan sendiri oleh anoda galvanic. Prinsip dasar dari sistim anoda korban adalah hanya dengan menciptakan elektokimia galvanis dimana dua
logam yang berbeda dihubungkan secara elektrik dan ditanam dalam elektrolit alam (tanah atau air). Dalam sel logam yang berbeda tersebut, logam yang lebih tinggi (lebih aktif) akan menjadi lebih anodis terhadap logam yang kurang aktif dan terkonsumsi selama reaksi elektrokimia. Logam yang kurang aktif (diproteksi) menerima proteksi katodik pada permukaannya karena adanya aliran listrik melalui elektrolit dari logam yang anodis dan logam yang diproteksi tersebut dibanjiri dengan electron. Sistem Arus Tanding (Impressed Current System) Pada dasarnya cara ini sama dengan proteksi anoda korban, hanya saja pada sistem arus tanding menggunakan sumber listrik dari luar (impressed current) dari DC atau AC yang dilengkapi dengan penyearah arus (rectifier). Struktur/logam yang akan diproteksi dihubungkan dengan kutub negative (-) sehingga berfungsi sebagai katoda, sedangkan logam lain sebagai groundbed dihubungkan dengan kutub positif (+) dan berfungsi sebagai anoda. Katoda dan anoda dihubungkan dengan kawat penghantar melalui sumber arus searah (DC). Dengan cara ini arus mengalir dari anoda melalui elektrolit (dalam tanah) ke permukaan struktur/logam, kemudian mengalir sepanjang struktur dan kembali rectifier melalui konduktor elektris. Karena struktur menerima arus dari elektrolit, maka struktur menjadi terproteksi. 4.2.1.13 Backfilling/Penimbunan Kembali Yaitu pekerjaan penutupan lubang galian setelah pipa selesai diturunkan ke dasar galian. Penimbunan dilaksanakan dengan menggunakan material yang halus sehingga tidak merusak permukaan coating. Peralatan yang digunakan adalah exavator, cangkul. Hasil yang diperoleh pipa tertanam sesuai prosedur. 4.2.1.14 Hydrotest Adalah pengujian sistem perpipaan untuk mengetahui kekuatan pipa dengan cara pengisian air sepanjang jalur pipa. Pekerjaan pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa pada saluran/jaringan pipa tidak terdapat kebocoran. Pengujian Hidrostatik meliputi pembersihan pipa bagian dalam, mengisi pipa dengan air dan menguji pipa dengan tekanan tertentu serta mencatat hasil pengujian tersebut. Alat yang digunakan bartoon, kompressor, pig, bar chart, DWT (Dead Weight Tester). Adapun tahapan – tahapan hydrotest adalah : – Cleaning (pembersihan kotoran dari dalam pipa)
– Dewatering (Pembuangan air)
– Filling water (Pengisian air)
–Swabbing(Pengeringan dengan foam/pig)
– Pressurizing (Pemberian tekanan) – Depressurizing (Penurunan tekanan)
4.2.1.15 Reinstatement Yaitu pekerjaan perbaikan kembali semua fasilitas umum yang telah digunakan selama proses pemasangan pipa. Perbaikan dapat meliputi penanaman pohon kembali, pengaspalan jalan, serta pembuatan saluran air. Pastikanlah bahwa permukaan tanah bekas galian rata dengan kondisi jalan di sekitarnya untuk mencegah terjadinya penggenangan air. 4.2.1.16 Commissioning Sebelum gas dialirkan, terlebih dahulu diisi dengan gas nitrogen (Precommissioning). Pengisian nitrogen dilanjutkan sampai mencapai 95%. Tujuan dari pemberian gas nitrogen adalah untuk mengurangi kadar oksigen dengan batas maksimum 5 %. Setelah itu baru gas bisa dialirkan (gas in). Peralatan yang digunakan antara lain presseure gauge, gas detector, ball valve. 4.2.2 Permasalahan Dalam Pelaksanaan Konstruksi Dalam pelaksanaan proses konstruksi pipa distribusi banyak terjadi masalah yang dapat dijumpai. Apalagi kalau pelaksanaanya berada di dalam kota yang padat penduduk dan lalu lintasnya, tentu ini akan menyulitkan dalam pengerjaan pemasangan pipa. Berikut adalah beberapa masalah yang dapat penulis sampaikan terkait dengan permasalahan dalam proses pemasangan pipa yang dapat menghambat jadwal pelaksanaan proyek, masalah tersebut terdiri dari dua yaitu permasalahan teknis dan non teknis. 4.2.2.1 Masalah Teknis Ø Penjajaran pipa tidak disejajarkan di sepanjang jalur pipa yang akan di lalui pipa tersebut, melainkan hanya di tempatkan (tumpuk) di 1 tempat. Hal ini dikarenakan lokasi untuk penjajaran pipa tidak memungkinkan untuk menjajarkan pipa di sepanjang jalur pipa yang telah direncanakan, dikarenakan di daerah tersebut merupakan daerah padat penduduk, padat lalu lintas, dan terbatasnya lebar jalan. Ø Dalam pelaksanaan coating terkadang ada yang mendahului Radiografi (NDT), hal ini dapat menyebabkan kerugian yaitu apabila ternyata hasil pengelasan jelek, harus membongkar coating. Ø Galian tidak membentuk sudut 60 derajat terhadap horisoltal, melainkan hanya lurus ke bawah. Hal ini berkaitan juga dengan kekuatan tanah yang akan dilalui pipa. Ø Lapisan coating ada yang mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan karena kurang hati-hati dalam pemindahan pipa atau kegiatan lainnya. Ø Banyaknya utilitas lain di dalam tanah. Ø Kurangnya peralatan yang memadai, contoh: pompa air, penahan galian, lampu penerangan. Ø Ada beberapa lubang galian yang terbuka tanpa diberi garis/tanda pengaman. Ø Ada seorang welder yang harus melakukan kegiatan pengelasan pada pagi hari dan pada malam harinya juga.
4.2.2.2 Masalah non Teknis Ø Belum adanya izin dari dinas terkait (PU, crossing pertamina, jalan tol) untuk memasang pipa di jalur tersebut. Ø Beberapa pipa yang sedah ditempatkan di lokasi belum dapat dipasang dikarenakan permasalahan izin dengan instansi. Ø Beberapa pipa cabang menghendaki percepatan dalam penyelesaian dan segera dialiri gas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Ø Banyak jalur pipa yang sudah ditetapkan sebelummnya mengalami perubahan. Ø Keterlambatan memulai pekerjaan konstruksi disebabkan oleh belum siapnya kontraktor memulai pekerjaan. Ø Sering terjadi perubahan sikap dari pelanggan untuk membatalkan penggunaan gas dikarenakan dinamika pasar, sehingga pemasangan pipa batal. Ø Kontraktor seringkali mengabaikan keselamatan kerja, misal dengan tidak membawa alat pemadam kebakaran dan mobil ambulace sewaktu penyambungan pipa baru dengan pipa lama (existing).
4.2.3 Dampak dari Permasalahan 4.2.3.1 Dampak Teknis Ø Pada saat akan memulai pengelasan akan lebih lama karena pipa yang tidak dijajarkan di sepanjang jalur pipa harus dipindahkan ke tempat yang akan di pasang pipa. Ø Galian yang tidak membetuk sudut 60 derajat dapat mengakibatkan longsor di daerah tersebut, lebih lagi kalau di daerah yang bertanah lembek. Ø Coating-an rusak dan harus diperbaiki, sehingga menghambat kemajuan proyek. Ø Dikarenakan banyaknya utilitas lain di dalam tanah, maka akan menyulitkan dalam penggalian jalur pipa. Ø Lubang yang terbuka dapat mengakibatkan kecelakaan. Ø Hasil pengelasan tidak akan sempurna karena welder kecapekan bekerja dari pagi sampai malam.
4.2.3.2 Dampak non Teknis Ø Pelaksanaan proyek terhenti karena belum mendapat izin. Ø Rawan terjadi pencurian jika pipa dibiarkan begitu saja di lapangan tanpa adanya pengawasan yang cukup baik.
Ø Karena adanya perubahan jalur pipa mengakibatkan kontraktor meminta tambahan waktu untuk penyelesaian proyek. Ø Kontraktor juga meminta tambahan dana untuk waktu lebih tersebut. Ø Mengakibatkan lambatnya kemajuan proyek. Ø Harga untuk pelaksanaan dapat menjadi 2x lipat dari rencana awal. Ø Rawan terjadi kebakaran jika tidak membawa alat pemadam kebakaran. 4.2.4 Penyelesaian Masalah 1) Untuk pipa yang tidak disejajarkan di sepanjang jalur pipa, tetap di tumpuk di satu tempat tetapi dengan lokasi penumpukan yang aman dan akses pemindahan pipa ke tempat pengelasan mudah. 2) Untuk pemasangan pipa distribusi dengan galian yang tidak memungkinkan untuk membentuk sudut 600, dapat dilakukan penahanan galian di sepanjang lubang galian agar tidak terjadi longsor. 3) Berilah tanda/garis pengaman yang jelas terhadap lubang galian yang terbuka sebagai tanda peringatan bagi pemakai jalan. 4) Penyelesaian izin kepada dinas terkait (pertamina, Perhubungan Umum) harus dilaksanakan sebelum memulai pemasangan pipa agar pemasangan pipa tidak terhenti sementara di tengah jalan. 5) Pengawasan terhadap proses pemasangan pipa harus benar-benar jeli agar tidak terjadi overlap pekerjaan terutama antara pekerjaan NDT-coating karena sangat merugikan. Di samping itu peralatan keselamatan kerja juga harus diperhatikan untuk menciptakan suasana aman kerja di lapangan. 6) Harus ada pekerja cadangan yang cukup untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, jangan sampai stock yang tersedia terbatas sehingga dapat mengakibatkan tidak maksimalnya hasil dari pekerjaan tersebut.
3.1 Pengertian Konstruksi Jaringan Pipa Gas – Konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana – Jaringan Pipa Gas adalah suatu jaringan perpipaan yang mengalirkan fluida berupa gas. Dari pemahaman diatas, maka pengertian dari Konstruksi Jaringan Pipa Gas adalah kegiatan membangun sarana/jaringan perpipaan yang fungsinya untuk menyalurkan fluida berupa gas.4:2)
3.2 Sistem Jaringan Pipa Gas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 3.2.1 Jaringan Pipa Transmisi Adalah suatu jaringan pipa yang menyalurkan gas dari stasiun pengumpul ke stasiun penerima jaringan distribusi (Off take Station) dan atau ke pelanggan dalam kebutuhan besar (Bulk Customer) dengan tekanan operasi 25-45 bar (365-660 psi), dan berdiameter pipa 32”, dimana dalam pelaksanaan pemasangan jaringan pipa transmisi, harus memiliki ROW (Right of Way) atau jalur batas kepemilikan utilitas.1:3)
3.2.2 Pipa Distribusi Adalah sistem jaringan pipa yang dipasang untuk menyalurkan gas mulai dari stasiun penerima (Off take Station) sampai ke meter pelanggan, dengan diameter pipa dari 4” sampai 24” dan tekanan 1 bar-25 bar (14-365 psi), dimana dalam pemasangan jaringan pipa distribusi, ROW tidak harus ada.1:3) Jaringan pipa distribusi terdiri dari3:2): Ø Mainline / pipa induk adalah adalah pipa penyalur gas bumi dari sistem pengatur tekanan dan metering ke pipa servis. Ø Branchline atau pipa cabang adalah percabangan pipa dari pipa induk yang akan menuju ke pipa servis Ø CB/pipa servis adalah pipa penyalur dalam area pelanggan yang menghubungkan pipa cabang ke pengatur tekanan atau meter pelanggan. Selain itu untuk kelengkapan jaringan pipa sampai ke pelanggan atau industri, maka dibutuhkan suatu jaringan pipa yang menghubungkan meter pelanggan ke penggunaan peralatan pelanggan yang disebut sebagai pipa IB.
3.3 Standar Material 3.3.1 Pipa
Pipa adalah benda tubular yang memiliki diameter, ketebalan dan panjang. Fungsi pipa adalah sebagai sarana transportasi fluida dari satu tempat ke tempat lain.5:9) Acuan 5:6): 1. API Spesifikasi 5L (Spec 5L). Spesifikasi for line Pipe, 2003 Edition. 2. ASME B 31.8. Gas Transmission and Distribution Piping System, 2000 Edition. 3. ASTM A751. Standard Methods, Practices and Definition for Chemical Analysis of steel Products. 4. ASTM A370. Mechanical Testing of Steel Products, Annex II, Steel Tubular Products. 5. API std 1104. Welding of Pipelines and Related to Facilities. 6. IGE/TD/6. handling, Transport and Storage of Steel Pipe, Bends, Tees, Valves and Fittings. 7. Technical Specifikation and schedule of Requirements, 2004, PGN Untuk standar PGN yang dipakai adalah API Spec 5L Grd. B untuk pipa distribusi.
3.3.2 Fitting Fitting adalah suatu alat yang berfungsi sebagai penyambung pada sistem perpipaan, berupa sambungan lurus, berbelok, bercabang, dengan pengecilan maupun pembesaran diameter.5:40) Acuan fitting5:41): Ø Fitting harus mengacu pada ASME/ANSI 16.9 atau MSS SP-75, edisi terakhir dan harus mempunyai rating tekanan dan temperature yang didasarkan pada strees untuk pipa dari material yang sama atau sebanding. Ø Fitting harus terbuat dari bahan baja karbon atau paduan baja sesuai dengan ASTM A234-Grade WPB.
3.3.3 Flensa/flange Flanges adalah alat untuk menghubungkan jaringan pipa dari suatu peralatan dengan peralatan lainnya, misal dari valve ke pipa atau peralatan.5:43) Spesifikasi flanges mengacu pada ASME B16.5: pipe flanges and flanged fittings.5:44)
3.3.4 Valve Valve adalah peralatan yang dipasang pada sistem perpipaan yang berfungsi untuk mengalirkan dan penutupan atau untuk mengatur aliran fluida.5:34)
Acuan5:35): 1. API Spec 6D, Specification for pipeline valves (gate, plug, ball, and check valve) 2. ASME/ANSI B16.9: factory-Made Wrought Steel Buttwelding Fittings. 3. ASME B16.5: pipe flanges and flanged fittings. 4. ANSI B16.5. Steel pipe flanges and flanged fittings. 5. ASME B31.8. gas transmission and distribution piping system. 6. ANSI B16.34. valve-flanged and buttwelding Ends. Standar yang dipakai PGN mengacu API Spec 6D, specification for pipeline valves (gate, plug, ball, and check valve).
3.3.5 Mur dan Baut Adalah alat yang berfungsi sebagai pengikat. 5:45)
Acuan5:45) : Ø Stud Bolts harus dipabrikasi dari material sesuai dengan ASTM A193. Ø Mur harus dipabrikasi dari material sesuai dengan ASTM A194, grade 2H.
3.3.6 Gasket Gasket adalah suatu alat yang berfungsi sebagai perapat (mencegah kebocoran) pada sambungan flange piping system.5:46) Standar5:46): Ø Gasket harus bahan bukan logam yang tahan terhadap minyak sesuai dengan ANSI B16.21 dan cocok untuk raised face flanges sesuai dengan ANSI B16.5. Ø Material gasket harus sesuai dengan persyaratan ASTM F194-71 Grade P.1141A, BS 1832 (atau setara). Semua standar yang digunakan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang telah disebutkan diatas mengacu pada buku “Spesifikasi Teknik Material Sistem Jaringan Pipa Distribusi Gas, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk” yang diterbitkan pada tahun 2005.
3.4 Prosedur Konstruksi Pipa Baja Sistem Jaringan Pipa Distribusi Gas
3.4.1 Survei dan Pematokan Prosedur Survei 8:2) : 1) Sebelum pelaksanaan konstruksi, harus dilakukan survei mengenai kelayakan dan kejelasan rute jalur pipa. Periksa pengumpulan data yang relevan tentang jalur pipa yang akan dibangun pada saat survei awal. 2) Periksa data-data perubahan-perubahan rute yang terjadi dari posisi sebelumnya. 3) Periksa data-data sebagai berikut: a) Rintangan (obstacle) yang dihadapi dalam pelaksanaan konstruksi: – utilitas existing : utilitas PAM, Pertamina, PLN, Telpon dan instalasi bawah tanah lainnya – bangunan semi permanen: warung, kios, taman, tempat parkir dll. b) Periksa kondisi dan keadaan jalan disekitar jalur sebelum penggalian, catat dan potret hasilnya. Periksa dan catat keadaaan lalu lintas di sekitar rencana jalur pipa yang dekat dengan perumahan, pasar dll. d) Periksa dan catat jalur rencana pipa yang berhubungan langsung dengan perlintasan kereta api, sungai, jalan tol, dll. Setelah survei, harus diberi tanda untuk memudahkan dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.
3.4.2 Pembersihan Jalur Pipa Prosedur 8:6): 1) Pelaksanaan persiapan jalur pipa harus berada pada jalur yang telah ditetapkan pada survei konstruksi. 2) Jenis peralatan untuk pembersihan dan persiapan lahan harus memperhatikan kondisi lapangan dan jenis pipa yang akan dipasang, 3) Pekerjaan persiapan jalur pipa yang akan melewati jalan-jalan rumah, pintu masuk ke tanah milik pribadi atau jalur-jalur jalan akses lainnya, harus memberikan pemberitahuan sebelumnya setidaknya selama 24 jam dan tidak lebih dari 48 jam tentang penyelesaian proses. 4) Penebangan pohon hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan, dan diusahakan seminimal mungkin terutama daerah jalur hijau, pohon-pohon tanaman pelindung dan semak-semak juga tidak boleh ditebang tanpa seizin dari pemiliknya. 5) Jika diperlukan perbersihan dan pengerukan pada daerah luas dan terbuka dapat dilakukan dengan memakai excavator, dozer, dan dump truck.
3.4.3 Pengangkutan dan Penyimpanan Pipa
Penyimpanan Pipa 8:16) : · Daerah tidak tertutup Pipa mungkin disimpan di tempat terbuka dalam posisi horisontal, baik di depot maupun di lapang. Pemilihan lokasi harus memperhatikan hal berikut: – Bantalan kayu harus digelar untuk menaikkan pipa di atas tanah. – Perlindungan dari cahaya matahari langsung. – Ketetapan dari suatu anti-corrosion yang yang pantas yang mantel diberlakukan bagi akhir yang socketed atau disenrup. – Pertimbangan harus diberikan kepada jenis mantel dan maksimum diantisipasi suhu lingkungan ketika memutuskan [atas/ketika] tingginya tumpukan yang diizinkan.
· Daerah tertutup Jika memungkinkan penyimpanan pipa harus terlindungi. Pipa yang lebih besar sampai dengan ukuran diameter 150 mm (6 inchi) mungkin disimpan di luar ruangan jika terdapat tindakan pencegahan yang sesuai. 1) Penyimpanan secara horizontal – Ikatan pipa dapat ditempatkan ke dalam rak penyimpanan dengan berisi satu atau dua ikatan. – Ikatan pipa dapat ditumpuk secara aman tanpa penyokong sampai ketinggian kurang dari 1.5 m pada permukaan yang bersih dan rata. – Landasan harus diletakkan untuk mendukung lapisan dasar dari ikatan pipa untuk menghindari kerusakan dari batu atau lainnya dan untuk memudahkan dalam penanganan. – Ikatan pipa harus kuat dengan penahan bantalan dari setiap insiden Tiga jenis tumpukan yang dikenal yaitu 8:17): 1) Tumpukan Piramida – Di dalam tumpukan piramida perhatian harus dilakukan terhadap keamanan pipa bagian luar dari lapisan paling bawah karena mereka harus melawan sisi resultan dari beban tumpukan pipa di atasnya. – Lapisan paling bawah harus didukung oleh sandrows atau penyangga dari kayu. – Diantara tumpukan harus diberi penyangga. 2) Tumpukan paralel
– Penyangga yang sama yang digunakan sebagai dasar dudukan keras harus ditempatkan diantara masing-masing strata pipa. – Jumlah penyangga yang cukup dengan dimensi tidak kurang dari yang ditentukan. – Lapisan harus memisahkan kayu dan penyangga dari setiap lapisan pipa bagian atas dan bawah. 3) Tumpukan tersusun Segi-empat – Tumpukan segi-empat tersusun harus digunakan hanya di dalam dinding penopang yang tepat. – Pertimbangan harus diberikan terhadap perlindungan di mana pipa akan berhubungan langsung dengan permukaan horisontal atau vertikal. – Ketelitian harus dilakukan untuk memastikan distribusi beban secara cukup. – Harus ada bantalan diantara strata. 2) Penyimpanan secara vertikal Pipa tunggal mungkin disimpan secara vertikal tetapi harus didukung secara baik dalam rak dan dengan ujung menyandar pada kayu.
Pengangkutan Pipa Pemuatan pada kendaran 8:14): 1) Kendaraan mungkin mengangkut dalam bentuk piramida atau segi-empat. Bentuk tersebut umum digunakan untuk pipa dengan diameter lebih dari 150 mm (6 inch). 2) Dalam pemuatan berbentuk piramida, pipa pada lapisan paling bawah harus ditahan dengan menggunakan landasan kayu berbentuk cradle atau ganjalan papan kayu yang kuat pada landasan kendaraan dan pipa di atasnya harus berjajar. Landasan harus ditempatkan diantara pipa untuk memisahkan mereka dan mencegah gesekan. 3) Dalam pemuatan berbentuk segi-empat, secara normal digunakan untuk pipa dengan diameter tidak lebih dari 150 mm, baik ganjalan atau papan kayu harus ditempatkan diantara masing-masing lapisan pipa. Dalam kasus ini papan kayu pelapis harus dijamin aman dengan kayu yang kuat. 4) Pipa harus tidak ditumpuk lebih dari empat (4) lapis atau maksimum 3 meter tingginya atau ada persetujuan dari PGN. 5) Ketelitian dalam memuat pipa harus diperhatikan untuk memastikan kestabilannya dalam kondisi jalan tidak normal, seperti kemungkinan adanya pipa yang terlempar.
3.4.4 Stringing Prosedur stringing 8:34) : 1) Pengawas harus memeriksa terlebih dahulu jalur pipa sesuai perijinan (dari PEMDA) dan tandatanda pada saat pengukuran dan pematokan. 2) Pengawas harus memeriksa persiapan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana untuk kegiatan penjajaran pipa ini baik bahan/material maupun peralatan yang akan digunakan termasuk juga tanda-tanda pengaman dan tanda-tanda/rambu lalu lintas yang diperlukan. 3) Pastikan penjajaran pipa sepanjang jalur pipa diletakkan di atas balok kayu penahan, karung pasir, gundukan tanah atau bentuk lain yang berfungsi mencegah kerusakan pipa atau lapisan pelindungnya. Peletakan pipa langsung diatas tanah tidak diperbolehkan. 4) Pastikan diameter pipa, grade dan ketebalan telah diidentifikasi dan dijajarkan pada lokasi yang benar berdasarkan Alignment Sheet yang telah disetujui. 5) Pastikan overlap pipa diminimalkan untuk mengurangi pengembalian pipa pada saat kegiatan pengembalian. 6) Pada kondisi tanah buruk pastikan pipa diturunkan dan disimpan pada daerah tertentu dan dibawa secara terpisah menggunakan alat angkut khusus atau alat angkut lain yang layak. 7) Dalam pelaksanaan penjajaran harus dipertimbangkan kebutuhan akan akses lokal bagi pihak ke tiga untuk melewati wilayah kerja (jalan masuk, pintu pagar, dll) 8) Pengawas harus yakin bahwa alat-alat pengangkat misalnya pipe hook telah terlindung dengan material yang sesuai, sehingga tidak merusak bevel end pipa dan harus sesuai dengan kapasitasnya. 9) Jumlah pipa yang terjajar, nomor pipa (heat number) serta kerusakan/cacat yang terjadi pada pipa harus ditandai dan dimintakan untuk dicatat oleh pelaksana, kemudian dilampirkan pada checklist.
3.4.5 Welding Prosedur 8:47): 1) Semua Welding Prosedur dan tukang lasan sudah di tes dan disetujui sebelum pelaksanaan pengelasan. 2) Sertifikat tukang las harus masih berlaku serta harus mengacu pada Welding Prosedur Specification yang ditetapkan. 3) Area las dari pipa yang akan disambung dan bagian dalam pipa harus bersih dari kotoran, kayu, atau batu. 4) Pipa pertama diangkat/ditumpukan pada balok kayu/skid dengan jarak ± 60 cm dari permukaan tanah atau di atas galian.
5) External Clamp harus terpasang pada pipa yang akan disambung. 6) Tergantung dari diameter, maka satu atau dua welder bersamaan memulai pengelasan rootbead dan hotpass, paling tidak 50 % rootbead sudah selesai sebelum external clamp boleh dilepaskan. 7) Selama operasi pengelasan tidak boleh ada pipa yang digesar/dipindahkan. 8) Pengelasan hotpass dilaksanakan ± 5 menit setelah rootbead diselesaikan. 9) Selanjutnya dilaksanakan pengelasan filler dan cap. 10) Joint diidentifikasi dengan mengidentifikasi welder dan nomor joint di dekat daerah lasan. 11) Selanjutnya dilakukan urutan seperti di atas untuk pipa selanjutnya. 12) Pada akhir hari, ujung-ujung pipa tidak boleh terbuka dan harus dipasang dengan temporary cap dengan menggunakan plat atau lainnya untuk menjamin agar tidak ada kotoran masuk kedalam pipa. 13) Inspeksi dilakukan setelah selesai pengelasan, apabila las cap melebihi 3 mm dari permukaan pipa maka perlu digerinda. 14) Apabila daerah las basah sebelum pengelasan selesai, maka daerah tersebut harus dikeringakan terlebih dahulu sebelum pengelasan dilanjutkan. 15) Gunakan tenda untuk pengelasan apabila cuaca mendung/gerimis.
3.4.6 Radiography Proses pemeriksaaan pengelasan yang utama mencakup 8:53): 1) Pengujian radiografi harus dilakukan dengan menggunakan X-ray sesuai prosedur yang disetujui. 2) Penggunaan isotop radiografi (sinar gamma) dalam situasi tertentu mungkin diperlukan dan di setiap kasus tunduk pada kesepakatan. 3) Pemrosesan film radiografi. 4) Pelaporan dan rekaman hasil radiografi. 5) Dye Penetrant untuk las yang tidak mungkin diradiografi (las weld o let). 3.4.7 Field Joint Coating Prosedur 8:74) : 1) Setelah daerah yang disambung dengan pengelasan telah diterima dan sambungan telah lolos NDT, maka joint coating baru dapat dilakukan.
2) Hilangkan semua minyak atau gemuk dari permukaan yang akan dilapisi cat dengan cara menggosok memakai lap bersih yang dicelupkan ke dalam Thinner dan biarkan kering atau ditiup memakai angin kering dari kompressor. 3) Material pengisi sambungan harus sesuai dengan coating yang berdekatan. 4) Pemanasan awal harus dilakukan di sekeliling field joint. Field joint coating dilakukan hanya setelah hasil lasan menjadi dingin pada temperatur ambient. 5) Field joint coating yang telah selesai harus halus dan bebas dari lekukan, gelembung, kobocoran, kerusakan atau tanda adanya lapisan benda asing. 6) Setiap bagian yang telah selesai harus diperiksa dengan holiday detector tegangan tinggi untuk menandai jika ada kerusakan lapisan coating, jika ada kerusakan harus diperbaiki.
3.4.8 Trenching Prosedur 8:28): 1) Penggalian dilaksanakan dengan mengacu pada beberapa hal sebagai berikut :
- lebar bawah : diameter pipa + 30 cm. - kedalaman : 150 cm + diameter pipa. - kemiringan galian : ± 60° terhadap horisontal atau disesuaikan dengan persyaratan instansi terkait. Bila kondisi lapangan tidak memungkinkan dicapainya kedalaman minimum, maka pengawas harus melaporkan dan meminta ijin kepada Kepala Pelaksana Teknik untuk menerima kedalaman dibawah minimum tetapi tetap diusahakan lebih dari 100 cm + diameter (mengacu pada Kepmen PE No. 300.K/38/M.PE/1997 tanggal 28 April 1997) 9:3). 2) Arah jalur galian harus dibuat selurus mungkin agar tidak menyulitkan penurunan pipa serta tidak merusak material coating, sedangkan perubahan arah galian karena adanya belokan disesuaikan dengan sudut bend (elbow) yang telah ditentukan. Perubahan arah yang tidak memerlukan material bend/elbow (natural bend) dapat dilakukan dengan mempertimbangkan stress pipa yang akan terjadi sehingga perlu diperhitungkan radius serta diameter pipa yang akan dipasang. 3) Persimpangan dengan utilitas lain dapat dilakukan dengan tetap mengusahakan jarak terdekat kedua utilitas minimum 30 cm. Apabila kedalaman utilitas lain tersebut sesuai dengan kedalaman pipa, maka diusahakan agar pelaksanaannya dibawah utilitas existing tersebut serta dibuatkan berita acara yang menyangkut jenis utilitas serta kedalaman galian yang diperlukan untuk persimpangan tersebut. 4) Apabila sepanjang jalur galian terdapat utilitas di atas tanah seperti tiang listrik/telpon, maka pengawas harus memastikan dahulu bahwa tiang-tiang tersebut telah diberi penyangga dan
mengambil gambar fotonya terlebih dahulu agar tidak menimbulkan claim/tuntutan dikemudian hari. 5) Dasar lubang galian harus benar-benar rata dan harus bebas dari berbagai macam kotoran (batubatu, kayu, akar, dll). 6) Kedalaman galian dihitung dari permukaan aspal. Tabel 3.1 Crossing Fasilitas Umum Jalan biasa Kedalaman min. 150 cm + dia. pipa Crosing jalan Dilakukan dengan sistem boring mesin atau manual Crossing rel kereta api Minimal 200 cm + dia. pipa
3.4.9 Lowering Prosedur 8:78): 1) Sebelum pelaksanana penurunan pipa ke dalam galian dilakukan, pastikan bahwa pipa dan sambungan dalam kondisi baik dan secara teknis siap untuk diturunkan. 2) Dasar galian harus mempunyai stabilitas yang memadai, tetap kering dan bebas dari material yang dapat merusak pipa atau menyebabkan topangan terhadap pipa menjadi tidak stabil. 3) Pipa harus diturunkan kedalam galian pipa secara manual atau dengan menggunakan peralatan, tergantung dari ukuran pipa dan kondisi galian pipa. 4) Tidak diperkenankan menyeret, melempar, atau menggulingkan pipa ke dalam galian pipa. 5) Ujung pipa yang terbuka di dalam galian pipa harus ditutup rapat, yaitu menggunakan Night Caps untuk mencegah masuknya binatang, benda asing, atau air. 6) Pipa harus sesuai dengan profil galian untuk menyesuaikan dengan bentuk galian tidak boleh menggunakan kekuatan eksternal. Pipa yang tidak sesuai dengan profil galian, harus dikeluarkan atau galian diperbaiki. Pada saat penurunan pipia, kedalaman dan profil pipa harus dicatat. Setelah diturunkan, galian siap diurug kembali.
3.4.10 Backfilling Prosedur 8:83) :
1) Sebelum dilakukan penimbunan, dasar galian harus dibuat rata dan bebas dari batuan dan material padat lainnya yang dapat merusak coating pipa. 2) Pastikan pipa dan sambungan berada dalam kondisi yang baik. 3) Penimbunan pipa harus segera dilaksanakan begitu proses penurunan pipa ke dalam galian selesai setelah mendapat persetujuan bahwa posisi pipa sudah sesuai, pipa memiliki penutup yang disyaratkan serta tidak ada kerusakan pada pipa. 4) Lapisan bagian dasar harus memiliki ketebalan 150 mm. Diperlukan kehati-hatian untuk mencegah kerusakan coating pipa dengan memasukkan material dasar di sekitar pipa dengan menggunakan clamshell bucket, front end loaders dan backhoe dengan cara yang benar. 5) Material bagian dasar harus dibersihkan dari material yang berasal dari jalur pipa dan lingkungan sekitarnya, termasuk dari milik perorangan, apabila diperlukan, maka harus dengan cara pemilihan dan penghalusan untuk memperoleh material untuk bagian dasar. 6) Apabila pengisian lapisan dasar telah dilakukan maka penutup akhir harus diisi dengan material asli dari galian. Tidak boleh ada batu yang berukuran lebih besar dari pada 150 mm dalam jarak 300 mm dari pipa. Untuk sisa penimbunan, batu yang berukuran lebih besar 500 mm tidak boleh diikut sertakan dalam galian. 7) Pada daerah-daerah dimana ada material tanah asli mengandung batuan dan pecahan butiran batu besar yang bisa merusak pipa seperti batu atau pecahan batu yang dapat merusak pipa, maka harus digunakan pasir atau material yang yang sesuai sebagai material dasar/alas untuk melindungi pipa sebelum penimbunan dengan material yang asli dari tempat galian tersebut. 8) Penimbunan awal harus memiliki ketebalan sekitar 150 mm dengan material penimbun yang sesuai sehingga bisa mencegah kemungkinan kerusakan pada pipa. 9) Penimbunan akhir harus segera dilakukan, tidak boleh lebih dari 48 jam setelah penimbunan awal dan menutup sisa kedalaman galian, termasuk 300 mm lapisan pemadatan pada galian normal dan 600 mm pada galian berbatu untuk melindungi pipa dari lalu lintas kendaraan yang ada di atasnya. 10) Lubang yang berada di bawah pipa harus diisi dengan menggunakan tangan dan dipadatkan. Jangan menggunakan peralatan pemadat mekanis pada ± 150 mm penimbunan pertama. 11) Pita pengenal (marker tape) dipasang sekitar ± 50 Cm dari permukaan pipa. 12) Tanah lapisan atas dari galian dimasukan belakangan sehingga daerah tersebut sedapat mungkin dikembalikan menyerupai aslinya. 13) Jika backfill penuh dengan batu, pipa harus diberi bantalan dari tanah/lumpur sebelum backfill dilakukan untuk menjaga kerusakan pipa. 14) Untuk jaringan pipa tekanan menengah harus diberi perlindungan tambahan dengan beton kotak yang diletakan di atas jalur pipa tersebut. 15) Pemadatan (compacting) dilakukan setiap 30 cm.
3.4.11 Hidrostatic Test Prosedur 8:138) : 1) Sebelum pengisian air, pipa telah dibersihkan lebih dahulu dengan brushing pig kemudian foam pig dimasukkan dan air dimasukkan dengan menggunakan pompa air sampai penuh dan diusahakan tidak ada lagi udara yang terperangkap dalam pipa. 2) Setelah jalur pipa terisi penuh, pipa siap untuk diuji tekan. Tekanan uji dinaikkan secara bertahap sebelum ditahan selama 24 jam. Besarnya tekanan uji harus lebih rendah dari desain tekanan uji, dimana desain tekanan uji dapat ditentukan dari rumus7:29): .........(3.1) P = tekanan design (psig) F = design factor t = wall thickness (inchi) T = temperature derating factor D = diameter luar (inchi) E = longitudinal joint factor 3) Pemberian tekanan uji harus dilakukan bertahap :* Tahap I : 30% dari tekanan uji ( selama 1 jam )* Tahap II : 50% dari tekanan uji ( 1 jam )* Tahap III : 100% dari tekanan uji ( selama 24 jam ) Penurunan tekanan hanya diperbolehkan maksimal 0,2% dari tekanan uji.
3.4.12 Reinstatement Prosedur 8:86) : 1) Sisa penimbunan akhir harus ditempatkan dan disebarkan secara merata sehingga dapat menutupi lubang galian secara sempurna dengan demikian tidak ada ruangan yang tidak terisi. Batuan yang besar atau puing-puing yang berdiameter lebih besar dari 76 mm harus dibuang. 2) Mesin gilas vibrasi bisa digunakan untuk pemadatan permukaan akhir. Untuk pekerjaan yang besar, pemadatan permukaan galian dapat menggunakan alat mesin gilas mekanis yang berukuran lebih besar. 3) Perbaikan semua sisi jalan secara permanen yang dapat digunakan masyarakat umum (jalan raya), drainase, kanal, serta bangunan-bangunan lain yang terkena imbas pekerjaan pemasangan pipa akan dilakukan dan diawasi oleh petugas yang berwewang seperti Dinas PU, Dinas Pengairan maupun Otoritas setempat. 4) Setiap material yang tersisa dari penutupan kembali galian harus ditempatkan ditengah-tengah jalur galian, dengan sedikit pembuatan saluran untuk aliran air di permukaan. 5) Penggenangan air harus dikurangi seminimal mungkin. Permukaan tanah bekas galian harus diratakan di sepanjang jalur pipa.
3.5 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Lindung Lingkungan (K3LL) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya atau pemikiran yang ditujukan untuk melindungi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan, menjamin setiap orang yang berada di tempat kerja dalam melakukan pekerjaan, menjamin keselamatan setiap serta agar sumber-sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisian sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi perusahaan yang berlandaskan meningkatnya produktivitas kerja.8:156)
Peralatan keselamatan kerja antara lain 8:160): - Pelindung Mata - Peralatan Pelampung Personal - Sabuk Pengaman - Pelindung Kepala - Pakaian Kerja - Pelindung Kaki - Alat Bantu Pernafasan - Pelindung Telinga - Sarung Tangan