BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakang Belakang..
Dalam kegiatan pertambangan, pertambangan, ada beberapa beberapa tahap yang harus dilakukan dilakukan yaitu penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, persiapan penambangan, eksplo eksploitas itasi, i, pengol pengolaha ahan n dan pemurn pemurnian ian,, penjua penjualan lan,, reklama reklamasi si dan penutu penutupan pan tambang. tambang. Pada kegiatan penambangan penambangan ada beberapa beberapa metode metode penggalian penggalian yang biasa digunakan, yaitu penggalian secara sec ara manual atau menggunakan alat manual, secar secaraa meka mekani niss dan dan nonnon-me meka kani nis. s.Pe Peng ngga gali lian an nonnon-me meka kani niss ini meru merupa paka kan n penggalian yang dilakukan dengan dengan cara peledakan. Metode Metode pengga penggalia lian n melalui melalui peleda peledakan kan dapat dapat dikata dikatakan kan sebagai sebagai jalan jalan terakhir untuk menggali material yang sangat keras yang kemungkinan tidak dapat digali lagi menggunakan alat mekanis. Kegiatan peledakan tidak hanya dilakukan begitu saja, melainkan perlu adanya prosedur atau teknis peledakan yang baik, mulai mulai dari dari persiap persiapan an bahan bahan peleda peledak, k, peralat peralatan, an, penent penentuan uan pola pola pengeb pengebora oran, n, penentuan pola peledakan, perhitungan geometri peledakan. Dengan prosedur serta teknis yang baik, kegiatan peledakan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan memenuhi fragmentasi serta target produksi yang telah ditentukan.
1.2 Batasan Batasan Masala Masalah h Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada
masalah masalah dan tujuan tujuan dalam dalam hal pembua pembuatan tan makala makalah h ini, ini, maka maka dengan dengan ini penyusun membatasi masalah yaitu Pola pemboran dan peledakan, pembelajaran geometri peledakan,pembelajaran secondary blasting dan pembelajaran mengatasi gagal ledak(misfire ledak(misfire. . 1.3 Rumusan Rumusan Masalah Masalah !umusan masalah dari makalah ini adalah " Apa itu pola pemboran# Apa saja jenis pola pemboran# Apa itu pola peledakan#
1
Apa saja jenis pola peledakan# Apa itu geometri peledakan# Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pola peledakan# Apa itu secondary itu secondary blasting # Apa saja metode secondary metode secondary blasting # Apa itu gagal ledak# $agaimana cara mengatasi gagal ledak# 1.4 Tu Tuuan uan Penul!san %ujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai " • &ntuk menjelaskan teknik-teknik peledakan secara lengkap dan jelas. 1." Met#$e Met#$e Penul!sa Penul!san n Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini, yaitu " Metode terbuka terbuka,, yaitu yaitu penulisan penulisan yang yang dilaku dilakukan kan melalui melalui internet, internet, • Metode mengum mengumpul pulkan kan data-da data-data ta dan keteran keterangan gan melalu melaluii intern internet et dan bahan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang ditulis.
BAB II PEMBAHA%AN 2.1 P#la Pemran.
Pola pemboran merupakan suatu pola atau rangkaian dalam kegiatan pemboran yang ang
bertu ertuju juan an
untu untuk k
menem enempa patk tkan an
luba luban ng'lu g'lub bang ang
led ledak
seca secara ra
sistematis.Pola pemboran ini didasarkan pada keadaan tempat dan kekerasan
2
Apa saja jenis pola peledakan# Apa itu geometri peledakan# Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pola peledakan# Apa itu secondary itu secondary blasting # Apa saja metode secondary metode secondary blasting # Apa itu gagal ledak# $agaimana cara mengatasi gagal ledak# 1.4 Tu Tuuan uan Penul!san %ujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai " • &ntuk menjelaskan teknik-teknik peledakan secara lengkap dan jelas. 1." Met#$e Met#$e Penul!sa Penul!san n Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini, yaitu " Metode terbuka terbuka,, yaitu yaitu penulisan penulisan yang yang dilaku dilakukan kan melalui melalui internet, internet, • Metode mengum mengumpul pulkan kan data-da data-data ta dan keteran keterangan gan melalu melaluii intern internet et dan bahan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang ditulis.
BAB II PEMBAHA%AN 2.1 P#la Pemran.
Pola pemboran merupakan suatu pola atau rangkaian dalam kegiatan pemboran yang ang
bertu ertuju juan an
untu untuk k
menem enempa patk tkan an
luba luban ng'lu g'lub bang ang
led ledak
seca secara ra
sistematis.Pola pemboran ini didasarkan pada keadaan tempat dan kekerasan
2
batuan yang akan dilakukan peledakan atau pembongkaran.Disini pembuatan pola pemboran untuk tambang terbuka dan tambang baah tanah sangatlah berbeda dikarenakan beberapa faktor yang terdapat di kedua lokasi, &ntuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di baah ini. Ta&el 2.1 Per&e$aan P#la Pele$akan
)aktor
%ambang baah tanah
%ambang terbuka
*uas area
%erbats, sesuai dimensi bukaan *ebih *ebih luas luas karena karena terdapa terdapatt yang luasnya dipengaruhi oleh dipermu rmukaan aan bumi dan kestabilan bukaan tersebut. dapa dapatt memi memili lih h area area yang ang cocok
+olume hasil peledakan
%erbatas, %erbatas, karena dibatasi dibatasi oleh luas permukaan bukaan, diameter mata bor dan kedalaman pengeboran, sehingga produksi kecil.
*ebih besar, bisa menc mencam ampa paii ratu ratusa san n ribu ribu meter kubik (M per peledakan, sehingga dapat di rencan rencanaka akan n target target yang yang besar.
uplai udara segar
%ergantung pada jaminan sistem entilasi yang baik.
%ida %idak k berm bermasa asala lah h dilala-kukan pada terbuka
Keselamatan kerja
Kritis, dia diakibatkan ole oleh" rua ruang yang yang terb terbat atas, as, gugu gugura ran n batu batu dari atap, tempat untuk penyelamatan diri terbatas.
!ela !elati tiff lebi lebih h aman aman kare karena na selu-ruh pekerjaan dilakukan pada ar ea terbuka.
kare karena na udara
Sumber : wordpress.com wordpress.com Dalam kegiatan peledakan sebaiknya diperlukan diperlukan suatu area bidang bidang bebas ( free free face face yang bertujuan bertujuan untuk arah dari lemparan fragmentasi fragmentasi dari kegiatan kegiatan peledakan. Dalam peledakan tambang terbuka setidaknya diperlukan dua bidang bebas ( free face face yaitu dinding bidang bebas dan puncak jenjang ( top bench, bench, apabila hanya terdapat satu bidang bebas maka akan terjadi lemparan fragm fragmen entas tasii dari dari kegi kegiat atan an peled peledak akan an akan akan terlem terlempa parr keata keatass atau atau tida tidak k terkontrol, hal ini disebut dengan (crater ( crater blasting . .
3
Sumber : wordpress.com wordpress.com 'am&ar 2.1. Alat r se$ang mem&uat (#la (emran 2.1.1 Pemran tam&ang ter&uka.
Pola pemboran tambang terbuka ada / macam, yaitu " 0. Pola Pola pemb pembor oran an sejaj sejajar ar ( parallel parallel pattern pattern Pola pemboran sejajar adalah pola pemboran pemboran dengan dengan penempatan penempatan lubang ledak dengan baris (row ( row yang berurutan dan sejajar dengan burden
/. Pola Pola pemb pembora oran n sela selang ng ' selin seling g ( staggered staggered pattern pattern Pola Pola pemb pembor oran an sela selang ng ' seli seling ng merup erupak akan an pola pola pemb pembor oran an yang ang penempatan lubang 'lubang ledaknya ledaknya selang ' seling setiap kolomnya.
/.0.0.0 Pola pemboran sejajar. 0. Pola bujur sangkar (square pattern), pattern), Pada pola ini jarak burden dan spasi sama.
Free face
4
S B
'am&ar 2.2. P#la &uur sangkar) Square pattern pattern*
Keuntungan"
•
&ntuk &ntuk menent menentuka ukan n lubang lubang yang yang akan akan dibor dibor lebih lebih mudah mudah karena karena ukuran ukuran burden sama dengan ukuran spasing ($ 1 . Pada2baris yang sama dan baris yang berlainan berl ainan dibuat sejajar s ejajar dengan lubang yang akan dibor sehingga
•
aktu untuk menempatkan alat bor lebih cepat. Pengaturan aktu tunda (delay ( delay peledakan pada pola ini adalah berbentuk +, sehingga hasil peledakannya terkumpul pada tempat tertentu.
Kerugian"
•
+olume batuan yang tak terkena pengaruh penyebaran energi bahan peledak lebih banyak sehingga memungkinkan terjadinya bongkahan ( boulder pada
batuan hasil peledakan. • ecara teoritis, makin banyak lubang ledak yang dibuat makin banyak pula nomor delay.
/.Pola persegi panjang (rectangular system), Pada Pada pola pola ini jarak spasi dalam dalam satu baris lebih besar diband dibanding ing jarak burdenya.
&ntuk
mendapatkan
fragmentasi
yang
diinginkan,
pola
pengeboran rectangular kurang kurang tepat untuk diterapkan karena daerah yang tidak terkena ledakannya cukup besar. ehinga pola peledakan yang cocok untuk pola persegi panjang ini adalah delay row by row.
Free face
5
S B
'am&ar 2.3. +#nt#h (#la (engeran (erseg! (anang ) rectangular *
/.0.0./ Pola pemboran selang-seling. .
Pola 3ig-3ag (staggered pattern), yaitu antara lubang bor dibuat 3ig 3ag yang berasal dari pola bujur sangkar maupun persegi panjang
Free face S B
'am&ar 2.4. +#nt#h (#la (engeran ,!g-,ag )staggered pattern*
Keuntungan" 0. Dapat memberikan keseimbangan tekanan yang
baik, sehingga olume
batuan yang tak terkena pengaruh penyebaran energi bahan peledak lebih kecil /. ecara teoritis, delay yang digunakan pada pola ini tidak terlalu banyak, karena dalam satu baris lubang ledak nomor delay yang digunakan sama.
6
Kerugian" 0. 4aktu untuk menempatkan alat bor pada titik yang akan dibor lebih lama, karena ukuran burden tidak sama dengan ukuran spacing dan lubang bor yang akan dibuat tidak sejajar dengan baris yang berlainan. /. $atuan hasil peledakan akan menyebar karena peledakannya serentak pada baris yang sama dan beruntun pada baris berikutnya
2.1.2
P#la (engeran (a$a &ukaan &aah tanah.
Mengingat ruang sempit yang membatasi kemajuan pengeboran dan hanya terdapat satu bidang bebas, maka harus dibuat suatu pola pengeboran yang disesuaikan dengan kondisi tersebut. eperti telah diuraikan sebelumnya baha minimal terdapat dua bidang bebas agar proses pelepasan energi berlangsung sempurna, sehingga batuan akan terlepas atau terberai dari induknya lebih ringan. Pada bukaan baah tanah umumnya hanya terdapat satu bidang bebas, yaitu permukaan kerja atau face. &ntuk itu perlu dibuat tambahan bidang bebas yang dinamakan cut . ecara umum terdapat empat tipe cut yang kemudian dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kondisi batuan setempat, yaitu" 0 Center cut disebut juga pyramid atau diamond cut . 5mpat atau enam lubang dengan diameter yang sama dibor ke arah satu titik, sehingga berbentuk piramid. Puncak piramid di bagian dalam dilebihkan sekitar 06 cm (7 inci dari kedalaman seluruh lubang bor yang ada. Pada bagian puncak piramid terkonsentrasi bahan peledak kuat. Dengan meledakkan center cut ini secara serentak akan terbentuk bidang bebas baru bagi lubang-lubang ledak disekitarnya. Center cut sangat efektif untuk betuan kuat, tetapi konsumsi bahan peledak banyak dan mempunyai efek gegaran tinggi yang disertai oleh lemparan batu-batu kecil.
7
'am&ar 2.". %ketsa $asar center cut
/ Wedge cut atau ! cut, angled cut. yaitu pembuatan lubang tembak yang membentuksudut 8 79: terhadap bidang bebas ( free face. etiap pasang dari empat atau enam lubang dengan diameter yang sama dibor ke arah satu titik, tetapi lubang bor antar pasangan sejajar, sehingga terbentuk baji (lihat ;ambar /..
'am&ar 2./. %ketsa $asar wedge cut
Fan Cut atau "rag cut. yaitu pola pemboran yang merupakan setengah dari wedge cut.Pola ini sangat baik digunakan pada #ein yang tipis. Perbedaannya terletak pada
8
posisi bajinya tidak ditengah-tengan bukaan, tetapi terletak pada bagian lantai atau dinding bukaan.
angat cocok untuk batuan berlapis, misalnya shale, slate, atau batuan sedimen lainnya.
%idak efektif diterapkan pada batuan yang keras.
Dapat berperan sebagai controlled blasting , yaitu apabila terdapat instalasi yang penting di ruang baah tanah atau pada bukaan dengan penyangga kayu.
'am&ar 2.0. %ketsa $asar drag cut
= $urn cut disebut juga dengan cylinder cut . Pola ini sangat cocok untuk batu yang keras dan regas seperti batu pasir ( sandstone atau batuan beku. Pola ini tidak cocok untuk batuan berlapis, namun demikian, dapat disesuaikan dengan berbagai ariasi.
9
*ubang bor dibuat sejajar, sehingga dapat mengebor lebih dalam dibanding jenis cut yang lainnya
*ubang tertentu dikosongkan untuk memperoleh bidang bebas mini, sehingga pelepasan tegangan gelombang kompresi menjadi tarik dapat berlangsung efektif. Disamping itu lubang kosong berperan sebagai ruang terbuka tempat fragmentasi batuan terlempar dari lubang yang bermuatan bahan peledak.
4alaupun banyak ariabel yang mempengaruhi keberhasilan peledakan dengan pola burn cut ini, namun untuk memperoleh hasil peledakan yang memuaskan perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut"
Pola lubang harus benar-benar akurat dan tidak boleh ada lubang bor yang konergen atau diergen, jadi harus benar-benar lurus dan sejajar.
>arus
digunakan
bahan
peledak
lemah
(low
e%plosi#e
untuk
menghindari pemadatan dari fragmen batuan hasil peledakan di dalam lubang yang kosong.
'am&ar 2.. %ketsa $asar burn cut
10
180
210 75
80 500 75
35
210 mm
250 mm
a. GRONLUND CUT
100
500 35
200
250 mm
1#0
c. CAT HOLE DENGAN 75 mm (3 inci) LUANG !O"ONG
b. MICHIGAN CUT
170
#0 150
300 1&0
$. TRIANGULAR URN CUT DENGAN LUANG 35 mm
%0
'. ULLOC! CUT
520
11
'am&ar 2.. ar!as! burn cut )Langer#rs510* 2.2 P#la (ele$akan.
&rutan peledakan yang tidak logis bisa disebabkan oleh"
penentuan aktu tunda yang terlalu dekat,
penentuan urutan ledakannya yang salah,
dimensi geometri peledakan tidak tepat,
bahan peledaknya kurang atau tidak sesuai dengan perhitungan.
%erdapat beberapa kemungkinan sebagai acuan dasar penentuan pola peledakan pada tambang terbuka, yaitu sebagai berikut" a.
Peledakan tunda antar baris.
b. Peledakan tunda antar beberapa lubang. c.
Peledakan tunda antar lubang. ?rientasi retakan cukup besar pengaruhnya terhadap penentuan pola pemboran dan peledakan yang pelaksanaannya diatur melalui perbandingan spasi ( dan burden ($. 2.2.1 P#la (ele$akan tam&ang ter&uka se&aga! &er!kut6
0
$ila orientasi antar retakan hampir tegak lurus, sebaiknya 1 0,=0 $ seperti pada ;ambar .9. Arah lempara !a"#a w
y
SEBELUM PELEDAKAN
12
Arah lempara !a"#a
1$15B B 1$15B B 'am&ar 3.7.
1$15B
1$15B B
Pele$akan (##k $engan (#la staggere$ $an s8stem !n!s!as! echelon serta #r!entas! antar retakan 7
/ $ila orientasi antar retakan mendekati 79° sebaiknya 1 0,06 $ dan menerapkan interal aktu long!delay dan pola peledakannya terlihat ;ambar .0. $ila peledakan dilakukan serentak antar baris, maka ratio spasi dan burden (@$ dirancang seperti pada ;ambar ./ dan . dengan pola bujur sangkar ( square pattern. = $ila peledakan dilakukan pada bidang bebas yang memanjang, maka sistem inisiasi dan @$ dapat diatur seperti pada ;ambar .= dan .6.
'am&ar 3.1. . Pele$akan (##k $engan (#la staggered $an s8stem !n!s!as! echelon serta #r!entas! antar retakan /7
13
A(a) *'m+a(an ba,-an
4
3
2
1
1.&
/ 4
3
2
1
2
4
3
2
1.&
"EELUM ELEDA!AN
1&
4
3
1
1&
2
1&
1&
1
SE%ELA& PELEDAKAN
'am&ar 3.2. Pele$akan (##k antar &ar!s $engan (#la &uursangkar $an s!stem !n!s!as! echelon A(a) *'m+a(an ba,-an
B 1
1
1
1
2
1&
2
2
/
2
3
3
3
2
3
2
2
2
"EELUM ELEDA!AN
1 2 3 SE%ELA& PELEDAKAN
14
4 6
5
3
2
1
2
3
Arah lempara !a"#a 4
5
6
'am&ar 3.3. y
Pele$akan (##k antar &ar!s $engan (#la staggered A(a) *'m+a(an ba,-an
B 4 1'4B
1'4B
3
2
1
2
3
4
/
2
5
4
3
2
3
4
5
6
5
4
3
4
5
6
1&
1&
1&
1&
1&
1&
"EELUM ELEDA!AN
'am&ar 3.4. Pele$akan (a$a &!$ang &e&as memanang $engan (#la -9ut &uursangkar $an aktu tun$a close-interval )chevron*
15
'am&ar 3.". Pele$akan (a$a &!$ang &e&as memanang $engan (#la -9ut (erseg! (anang $an aktu tun$a &e&as
2.2.2 P#la (ele$akan (a$a tam&ang &aah tanah
Prinsip pola peledakan di tambang baah tanah adalah sama dengan di tambang terbuka, yaitu membuat sekuensial ledakan antar lubang. Peledakan pembuatan cut merupakan urutan pertama peledakan di baah tanah agar terbentuk bidang bebas baru disusul lubang-lubang lainnya, sehingga lemparan batuan akan terarah. &rutan paling akhir peledakan terjadi pada sekeliling sisi lubang bukaan, yaitu bagian atap dan dinding. Pada bagian tersebut pengontrolan menjadi penting agar bentuk bukaan menjadi rata, artinya tidak banyak tonjolan atau bac& brea& pada bagian dinding dan atap. Roof holes a,aback holes
Tini b--(
Stoping holes a,ahelper holes a,areliever holes Wall holes a,a- rib holes
Cut holes Tini ab-,m'n,
Cut spreader holes a,a- raker holes Floor holes a,alifter holes
Pe muka kerja suatu bukaan baah tanah, misalnya pada pembuatan teroongan, dibagi ke dalam beberapa kelompok lubang yang sesuai dengan fungsinya (lihat ;ambar .7, yaitu cut hole, cut spreader hole, stoping hole, roof hole, wall hole dan floor hole. $entuk suatu teroongan terdiri bagian baah yang
16
disebut abutment dan bagian atas dinamakan busur (arc. ;ambar ., .B, dan .C.memperlihatkan pola peledakan untuk membuat te roongan dengan bentuk cut yang berbeda masing-masing burn cut , wedge cut , dan drag cut .
'am&ar 3./. :el#m(#k lu&ang (a$a (emuka kera suatu ter##ngan
19 1#
1#
1# 1"
1!
1# 1# 1#
1# 1!
1
1
1# 1!
14
1#
1#
1"
14
1
1!
11
13
1
19 1#
12 1"
1" 1
11
13
9
14
12
10
10
12
14 1!
1! 1" 1#
52 m 1!
1!
1 1"
13
11
9
11
13
1!
14
12
14
1!
1 1"
1" 1#
75 m
" 2 3
4 1
#
!
17
'am&ar 3.0. P#la (ele$akan $engan &urn 9ut (a$a suatu ter##ngan
18
12 11
11
#
10
9
#
"
10
9
"
!
9
"
2
4
!
#
#
!
1
3
"
9
"
2
4
!
#
11
12
11
10
28 m
12
25 m TAMA! DEAN
10 m
TAMA! ATA"
11
10
9
#
11
9
10
11
11
11
11
11 11
9 "
"
10
11
#
"
9
10
" ! 4 3 2 1 0
0 1 2 3 4 ! "
" ! 4 3 2 1 0
0 1 2 3 4 ! "
" ! 4 3 2 1 0 10
9
9
9
#& m
0 1 2 3 4 ! " 9
9
9
9
9
10
%& m
TAMA! DEAN
19 5# m
'am&ar 3..
'am&ar 3..
P#la (ele$akan $engan wedge cut (a$a
P#la (ele$akan $engan drag cut (a$a
suatu ter##ngan
suatu ter##ngan
ecara umum pola peledakan menunjukan urutan atau sekuensial ledakan dari sejumlah lubang ledak Adanya urutan peledakan berarti terdapat jeda aktu ledakan yang disebut dengan aktu tunda (delay time). $eberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan aktu tunda pada sistem peledakan yaitu " 0. /. . =. 6.
Mengurangi getaran Mengurangi oerbreak dan batu terbang (fly roc&) Mengurangi gegaran akibat airblast dan suara (noise) Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan
2.3 'e#metr! Pele$akan.
;eometri peledakan merupakan hubungan matematis yang menyatakan ukuran pada lubang ledak ataupun jarak antar lubang ledaknya. >al tersebut diantaranya" diameter lubang ledak, kedalaman lubang ledak dan tinggi jenjang, burden, spasing, subdrilling , dan stemming . Kondisi batuan dari suatu
20
tempat ketempat yang lain akan berbeda alaupun mungkin jenisnya sama. >al ini disebabkan oleh proses genesa batuan yang akan mempengaruhi karakteristik massa batuan secara fisik maupun mekanik. Perlu diamati pula kenampakan struktur geologi, misalnya retakan atau rekahan, sisipan ( fissure dari lempung, bidang diskontinuitas dan sebagainya. Kondisi geologi semacam itu akan mempengaruhi kemampu-ledakan (blastability. %entunya pada batuan yang relatif kompak dan tanpa didominasi struktur geologi seperti tersebut di atas, jumlah bahan peledak yang diperlukan akan lebih banyak untuk jumlah produksi tertentu dibanding batuan yang sudah ada rekahannya. umlah bahan peledak tersebut dinamakan specific charge atau 'owder Factor (P) yaitu jumlah bahan peledak yang dipakai untuk setiap hasil peledakan (kg@m atau kg@ton.
Sumber: ancangan 'eleda&an "r. Suseno ramadibrata 'am&ar 4.1. Term!n#l#g! Pele$akan ;enang
21
G N ) A B L ( U L K A M D O E L L O K
T
H PC
J
%erdapat beberapa cara untuk menghitung geometri peledakan yang telah diperkenalkan oleh para ahli, antara lain" Anderson (0C6/, Pearse (0C66, !.*. Ash (0C7, *angefors (0CB,
Konya (0C/, )oldesi (0CB9, ?lofsson
(0CC9, !ustan (0CC9 dan lainnya.
22
'am&ar 4.2. Term!n#l#g! $an s!m&ul ge#metr! (ele$akan
%erminologi dan simbol yang digunakan pada geometri peledakan seperti terlihat pada ;ambar /./ yang artinya sebagai berikut" $ 1
burden
E*
1
kedalaman kolom lubang ledak
1
spasi
E%
1
penyumbat ( stemming
>1
tinggi jenjang
E P< 1
isian utama ( primary charge atau powder
column 1 subdrilling *ubang ledak tidak hanya ertikal, tetapi dapat juga dibuat miring, sehingga terdapat parameter kemiringan lubang ledak. Kemiringan lubang ledak akan memberikan hasil berbeda, baik dilihat dari ukuran fragmentasi maupun arah lemparannya. &ntuk memperoleh kecermatan perhitungan perlu ditinjau adanya tambahan parameter geometri pada lubang ledak miring, yaitu" (lihat ;ambar =. $ 1
burden sebenarnya (true burden
$F1
burden semu (apparent burden
23
α 1
udut
kemiringan
kolom
lubang
0
T
ledak
T H
L
H
L
C
C
4
4
a. L-ban *'$a 6',ia*
b. L-ban *'$a miin
'am&ar 4.3. Lu&ang le$ak
D!ameter Lu&ang Le$ak
24
Pemilihan diameter lubang ledak secara tepat pada suatu rancangan peledakan memerlukan dua bagian penilaian. $agian pertama yaitu mempertimbangkan dari efek lubang ledak terhadap fragmentasi, suara ledakan, batu terbang dan getaran tanah, sedangkan yang kedua adalah mempertimbangkan faktor ekonominya. )aktor yang membatasi diameter lubang ledak adalah" 0&kuran fragmentasi hasil peledakan /Gsian bahan peledak utama harus dikurangi atau lebih kecil dari perhitungan teknis karena pertimbangan ibrasi bumi atau ekonomi Keperluan penggalian batuan secara selektif. Pada kondisi batuan yang solid, ukuran fragmentasi batuan cenderung meningkat apabila perbandingan kedalaman lubang ledak dan diameter kurang dari 79. ?leh sebab itu, upayakan hasil perbandingan tersebut melebihi 79 atau * d
≥ 79
. Misalnya digunakan diameter lubang = inci, maka" * =
≥ 79
→ * ≥ (79 H = 1 /=9 inci atau 7 m adi kedalaman lubang ledak seharusnya dibuat di atas 7 m. Diameter lubang ledak berpengaruh pada penutupan burden dan jumlah bahan peledak yang dipakai pada setiap lubang ledak dan umumnya diameter lubang bor berkisar antara 9,6I sampai 0I dari tinggi jenjang. D
Keterangan"
7
5
8
10!
D 1 Diameter *ubang $or (mm K 1 %inggi enjang (m
2.3.1.2
:e$alaman Lu&ang Le$ak )H* $an T!ngg! ;enang )L*
25
kedalaman lubang ledak biasanya disesuaikan dengan tinggi jenjang yang diterapkan. &ntuk mendapatkan lantai jenjang yang rata maka hendaknya kedalaman lubang ledak harus lebih besar dari tinggi jenjang, yang mana kelebihan daripada kedalaman ini disebut dengan sub drilling . Ketinggian jenjang ini juga berbanding lurus dengan diameter lubang ledak. 32 28 TIDA! DI"ARAN!AN
m 1 2 n a 9 n ' 4 i 2 2 n i T
2& 20 DOMAIN :ANG DI"ARAN!AN
1# 12 8 TIDA! DI"ARAN!AN
&
25
38
51
#&
7#
8%
102
115
127
1&0
152
1#5
178
Diam',' *-ban *'$a mm
%inggi jenjang berhubungan erat dengan parameter geometri peledakan lainnya dan ditentukan terlebih dahulu atau terkadang ditentukan kemudian setelah parameter serta aspek lainnya diketahui. %inggi jenjang maksimum biasanya dipengaruhi oleh kemampuan alat bor dan ukuran mangkok ( buc&et serta tinggi jangkauan alat muat. &mumnya pada peledakan di Juarry dan tambang terbuka dengan diameter lubang besar, tinggi jenjang berkisar antara 09 ' 06 m. Pertimbangan lain yang harus diperhatikan adalah kestabilan jenjang jangan sampai runtuh, baik karena daya dukungnya lemah atau akibat getaran peledakan. ingkat kata, dapat disimpulkan baha jenjang yang pendek memerlukan diameter lubang yang kecil, sementara untuk diameter lubang besar dapat diterapkan pada jenjang yang lebih tinggi. ;ambar /.0 memperlihatkan hubungan antara ariasi diameter lubang ledak dengan tinggi jenjang yang hasil berupa batasan terbaah dan teratas untuk setiap diameter lubang ledak.
26
Repro b$% a&s
'am&ar 4.4. Hu&ungan
=ragmentas!
)ragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukkan ukuran setiap bongkah batuan
hasil
peledakan.
&kuran
fragmentasi
tergantung
pada
proses
selanjutnya. &ntuk tujuan tertentu ukuran fragmentasi yang besar atau boulder diperlukan, misalnya disusun sebagai penghalang (barrier ditepi jalan tambang. amun kebanyakan diinginkan ukuran fragmentasi yang kecil karena penanganan selanjutnya akan lebih mudah. &kuran fragmentasi terbesar biasanya dibatasi oleh dimensi mangkok alat gali (e%ca#ator atau sho#el yang akan memuatnya ke dalam truck dan oleh ukuran gap bukaan crusher . $eberapa ketentuan umum tentang hubungan fragmentasi dengan lubang ledak"
&kuran
lubang ledak yang besar akan menghasilkan bongkahan fragmentasi,
oleh sebab itu harus dikurangi dengan menggunakan bahan peledak yang lebih kuat Perlu
diperhatikan baha dengan menambah bahan peledak akan meng-
hasilkan lemparan yang jauh Pada
batuan dengan intensitas retakan tinggi dan jumlah bahan peledak
sedikit dikombinasikan dengan jarak spasi pendek akan menghasil fragmentasi kecil. Penyimpangan dari ketentuan umum tentang ukuran fragmentasi di atas dapat terjadi karena perbedaan yang spesifik dari kualitas batuan dan bahan peledak.
27
&ntuk itu, sekali lagi, percobaan pengeboran dan peledakan harus dilakukan untuk menjadapat hasil yang optimal.
2.3.1.4
Bur$en5 %(a9!ng5 Subdrilling 5 $an Stemming
. $urden $urden merupakan jarak tegak lurus antara lubang tembak terhadap bidang bebas yang paling dekat, burden merupakan dimensi yang terpenting didalam peledakan, karena burden digunakan untuk menentukan geometri peledakan yang lainnya. Dalam menentukan burden ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain"
• $urden harus merupakan jarak dari muatan (charges) tegak lurus terhadap free •
face terdekat dan arah dimana pemindahan akan terjadi. $esarnya burden tergantung dari karakteristik batuan, karakteristik bahan peledakan dan parameter lainnya.
Keterangan"
7
25
8
&0D
$ 1 $urden (mm D 1 Diameter *ubang $or (mm 3.15 D' ("G';"G) 1;3
Keterangan"
$
1 $urden ()t
;e
1 Spesific gra#ity bahan peledak
De
1 Diameter bahan peledak (inch
;r
1 Spesific /ra#ity batuan
$. Spacing Spacing adalah jarak antar lubang tembak dalam satu baris dan di ukur sejajar terhadap dinding teras (jenjang, hal-hal yang harus diperhatikan dalam penetapan spacing adalah"
28
• Pola peledakan yang ditetapkan. • )ragmentasi yang di inginkan. • $esarnya burden. • "elay interal. • Kedalaman lubang tembak.
"
Keterangan"
7
11
18
1 Spacing (m $ 1 $urden (m
C. Subdrilling Subdrilling adalah kelebihan panjang lubang ledak yang terdapat di baah lantai teras (jenjang yang mempunyai panjang lebih kurang 9, burden, tujuan pembuatan subdrilling adalah untuk mendapatkan permukaan lantai teras yang baik dan tidak terjadi tonjolan (toe) pada permukaan lantai tersebut setelah peledakan, sehingga kegiatan tidak mengganggu aktiitas selanjutnya. 4 (02 8 0&) <
Keterangan"
1 Subdrilling (m $ 1 $urden (m
". Stemming Stemming merupakan tempat material penutup di dalam lubang bor pada bagian atas. Stemming berfungsi untuk mengurung gas ledakkan. &kuran stemming yang diperlukan tergantung jarak burden yang umumnya" " (07 8 1) <
Keterangan"
1 Stemming (m $ 1 $urden (m 29
2.3.1." :#l#m Is!an Bahan Pele$ak.
'owder factor (P) menunjukkan jumlah bahan peledak (kg yang dipakai untuk memperoleh satu satuan olume atau berat fragmentasi peledakan, jadi satuannya biasa kg@mL atau kg@ton. Pemanfaatan P) cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu proses peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang digunakan dan perolehan fragmentasi peledakan yang akan dijual. a.
Perh!tungan <#lume 8ang akan $!le$akkan
Pada tambang terbuka atau quarry, yang umumnya menerapkan peledakan jenjang (bench blasting , olume batuan yang akan diledakkan tergantung pada dimensi spasi, burden, tinggi jenjang, dan jumlah lubang ledak yang tersedia. Dimensi atau ukuran spasi, burden dan tinggi jenjang memberikan peranan yang penting terhadap besar kecilnya olume peledakan. Artinya olume hasil peledakan akan meningkat bila ukuran ketiga parameter tersebut diperbesar, sebaliknya untuk olume yang kecil. edangkan pada tambang baah tanah, baik pembuatan teroongan atau jenis bukaan lainnya, olume hasil peledakan diperoleh dari perkalian luas permuka kerja atau front kerja atau face dengan kedalaman lubang ledak rata-rata. Prinsip olume yang akan diledakkan adalah perkalian burden ($, spasi ( dan tinggi jenjang (> yang hasilnya berupa balok dan bukan olume yang telah terberai oleh proses peledakan. +olume tersebut dinamakan olume padat ( solid atau insitu atau ban& , sedangkan olume yang telah terberai disebut olume lepas (loose. Konersi dari olume padat ke olume lepas menggunakan faktor berai atau swell factor , yaitu suatu faktor peubah yang dirumuskan sbb"
"@
=
?" ?L
> 100=
30
apabila "
maka
+ 1 $ H H >
"
+* 1
>">H "@
di mana ), + dan +* masing-masing adalah faktor berai (dalam I, olume padat dan olume lepas. Apabila ditanyakan berat hasil peledakan, maka dihitung dengan mengalikan olume dengan densitas batuannya, jadi"
41+Hρ
di mana ρ adalah densitas batuan. Perlu diingat baha berat hasil peledakan baik dalam olume padat maupun olume lepas bernilai sama, tetapi densitasnya berbeda, di mana densitas pada kondisi lepas akan lebih kecil dibanding padat. +#nt#h-16 Apabila telah diketahui spasi ,79 m, burden ,7 m dan tinggi
jenjang 0 m. Dari percobaan yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh baha batuan tersebut setelah diledakkan terberai dengan faktor berai B/I. $ila telah dibuat 099 lubang dan densitas batuan padat /,69 ton@mL, hitunglah olume padat, lepas dan berat hasil peledakan seluruhnya. Pen8elesa!an-16
a.
+ 1 $ H H >E + 1 ,7 H ,7 H 0 1 07B,69 mL ( ban& @lubang
b.
+olume seluruh hasil peledakan (+-total 1 099 H 07B,6 1 07.B69 mL (ban&
>">H "@
1#.850 082
c.
+* 1
1
1 /9.6=B,B9 mL (loose
d.
4 1 /9.6=B,B9 H /,6 1 60./ ton
31
&.
Perh!tungan umlah &ahan (ele$ak
$erdasarkan jumlah bahan peledak setiap meter kedalaman kolom lubang ledak. Densitas pengisian digunakan untuk menghitung jumlah bahan peledak yang diperlukan setiap kali peledakan. Disamping itu, perhatikan pula kolom lobang ledak (*, ;ambar /./ dan /., yang terbagi menjadi penyumbatN atau stemming (% dan isian utamaN (P<. $ahan peledak hanya terdapat sepanjang kolom P<, sehingga keperluan bahan peledak setiap kolom adalah perkalian P< dengan densitas pengisian ( ρd atau" 4handak 1 P< H ρd 4total handak 1 n H P< H ρd di mana n adalah jumlah seluruh lubang ledak. Densitas pengisian ( ρd dicari menggunakan %abel /./, yaitu angka yang diperoleh dari hasil perpotongan kolom diameter lubang ledak dengan baris densitas bahan peledak. Misalnya berapa ρd bila diameter lubang ledak 09/ mm (= inci dan bahan peledak berdensitas 0,9 gr@cc.
32
Ta&el 2.2. Dens!tas (eng!s!an untuk &er&aga! $!ameter lu&ang le$ak $an $ens!tas &ahan (ele$ak $alam kg>m +#nt#h-26 Diketahui baha diameter lubang ledak =,6 inci (0/0 mm
dengan panjang kolom P< 00 m (lihat ;ambar /.7. $ahan peledak yang digunakan A)? yang berdensitas 9,B9 gr@cc. Maka untuk untuk 099 lubang seperti
4total handak 1 n H P< H ρd 4total handak 1 099 H 00 m H C,/ kg@m 1 09.0/9 kg 1 09,0/ ton
9.
Perh!tungan P=
33
'owder factor (P) didefinisikan sebagai perbandingan jumlah bahan peledak yang dipakai dengan olume peledakan, jadi satuannya kg@mL. Karena olume peledakan dapat pula dikonersi dengan berat, maka pernyataan P) bisa pula menjadi jumlah bahan peledak yang digunakan dibagi berat peledakan atau kg@ton. +olume peledakan merupakan perkalian dari $ H H >, jadi"
an$a
P) 1
> ">H
P) biasanya sudah ditetapkan oleh perusahaan karena merupakan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya dan juga karena berbagai pertimbangan ekonomi. &mumnya bila hanya berpegang pada aspek teknis hasil dari perhitungan matematis akan diperoleh angka yang besar yang menurut penilaian secara ekonomi masih perlu dan dapat dihemat. %olok ukur dalam menetapkan angka P) adalah" (0
&kuran fragmentasi hasil peledakan yang memuaskan, artinya tidak terlalu
banyak bongkahan (boulder atau terlalu kecil. %erlalu banyak bongkahan harus dilakukan peledakan ulang ( secondary blasting yang berarti terdapat tambahan biayaE sebaliknya, bila fragmentasi terlalu kecil berarti boros bahan peledak dan sudah barang tentu biaya pun tinggi pula. &kuran fragmentasi harus s esuai dengan proses selanjutnya, antara lain ukuran mangkok alat muat atau ukuran umpan ( feed mesin peremuk batu (crusher . (/
Keselamatan kerja peledakan, artinya disamping berhemat juga keselamatan
karyaan dan masyarakat disekitarnya harus terjamin, (
*ingkungan, yaitu dampak negatif peledakan yang menganggu kenyamanan
masyarakat sekitarnya harus dikurangi. Dampak negatif tersebut getaran yang berlebihan, gegaran yang menyakitkan telinga dan suara yang mengejutkan. Dari pengalaman di beberapa tambang terbuka dan Juarry yang sudah berjalan secara normal, harga P) yang ekonomis berkisar antara 9,/9 ' 9, 34
kg@mL. Pada tahap persiapan (de#elopment harga P) tidak menjadi ukuran, karena tahap tersebut sasarannya bukan produksi tetapi penyelesaian suatu proyek, alaupun tidak menutup kemungkinan kadang-kadang diperoleh bijih atau bahan galian yang dapat dipasarkan. %erdapat pula pernyataan blasting ratio untuk menilai keberhasilan, yaitu olume peledakan yang diperoleh per kg bahan peledak. adi rumusnya adalah perban-dingan olume peledakan dengan bahan peledak yang digunakan (kebalikan rumus P). amun, pada modul ini hanya akan dipakai P) karena paling banyak digunakan pada industri pertambangan di Gndonesia. +#nt#h- 36 Dari
peledakan 07.B69 mL (ban& dengan mengkonsumsi bahan peledak 09.0/9 kg. >itung P) dan apabila ternyata terlalu besar, bagaimana upaya teknis untuk penghematan yang dapat dilakukan Pen8elesa!an- 36
a. P) 1
10.120 1#.850 m 3
1 9,79 kg@mL
b. !ancangan tersebut menghasilkan pemborosan karena P) terlalu besar, oleh sebab itu perlu dimodifikasi dengan melakukan uji coba mengubah dimensi parameter geometri peledakan dengan tolok ukur keberhasilan ukuran fragmentasi, keselamatan kerja dan lingkungan. Misalnya dilakukan modifikasi terhadap $, dan penghematan bahan peledak menjadi sebagai berikut"
•
+ 1 $ H H >E + 1 ,7 H 6 H 0 1 /= bcm@lubang
•
+olume seluruh hasil peledakan (+-total 1 099 H /= 1 /.=99 bcm
•
Dari hasil uji coba berkali-kali ternyata bahan peledak dari gudang bisa dikurangi dari 09.0/9 kg menjadi .699 kg per peleda kan 7.500
•
adi, P) 1
23.&00 bcm
1 9,/ kg@bcm
35
Kolom isian bahan peledak sangat berpengaruh terhadap energi bahan peledak yang dimanfaatkan seluruhnya saat distribusi energi peledakan diantaranya dipengaruhi oleh perbandingan antara olume kolom bahan peledak dengan olume bahan peledak sepanjang kolom bahan peledak tersebut ataupun diameter bahan peledak sepanjang kolom bahan peledak lebih kecil,dibanding diameter kolom lobang ledaknya.
2.3.1./
Mengh!tung Berat Bahan Pele$ak $alam :#l#m Is!an 'oading Factor ( 'oading )ensit$ < an9an !B*Bm Iian
E 785 > D'2 > C > Ec*
$' 785 > D'2
> C
Keterangan"5 1 $erat bahan peledak dalam kolom isian (Kg ( loading factor De 1 Diameter bahan peledak (dm O 1 "ensity bahan peledak Kg@dm 5cl 1 Panjang kolom isian (m de 1 1oading density (Kg@m
2.3.1.0
Decking (Deck Loading)
"ec&ing merupakan cara membagi kolom isian bahan peledak menjadi / atau lebih menjadi kolom isian bahan peledak diisi dengan material pengisi dan stemming ataupun lainnya dengan tujuan untuk mengurangi getaran atau mengurangi berat bahan peledak tiap delay.
2.4 Secondary Blasting.
36
Ketidaksempurnaan ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan kadang-kadang terjadi dan hal tersebut umumnya tidak dikehendaki selama tujuan peledakan diarahkan untuk produksi normal. amun demikian, dalam situasi tertentu bongkah batuan (boulders dalam jumlah terbatas diperlukan juga,biasanya digunakan untuk batas pengaman sisi jalan tambang terutama yang mengarah ke tebing. Peledakan bongkah selama berlangsungnya produksi normal sangat menganggu proses penggalian maupun dapat menyebabkan hambatan (choc&ing di dalam rongga penggerus crusher , sehingga proses peledakan tidak efisien. ?leh sebab itu peledakan ulang perlu dilakukan untuk memperkecil ukurannya dan tentu pekerjaan tersebut akan menambah biaya peledakan. Atas dasar inefisiensi itulah kehadiran bongkahan batu tidak dikehendaki dalam peledakan produksi normal.
2.4.1
Langkah-langkah (elaksanaan secondary blasting .
etelah diketahui terdapat sejumlah bongkah batuan yang memerlukan peledakan ulang, maka langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah" 0
edapat mungkin pisahkan bongkah batuan yang akan diledakkan ulang dari tumpukan hasil peledakan menggunakan bantuan bulldo3er atau eHcaator.
/
$eri tanda pada bagian yang akan dibor. umlah lubang bor tergantung pada besarnya bongkahan, tipe batuan, dan posisi batuan. Pemberian titik lubang bor diusahakan pada posisi yang paling mudah untuk penetrasi bor. 2
*akukan pengeboran menggunakan diameter kecil sekitar
3
3
'
&
ketinggian
atau panjang ke arah posisi yang akan dibor. Ada juga yang berpendapat 1 3
1 2
kedalaman lubang ledak antara
'
diameter bongkah.
37
2
3
− 3& a(a)
'am&ar 4.". +ara (engeran ngkah &atuan untuk (ele$akan ulang
=
Pilihlah jenis bahan yang sesuai untuk peledakan bongkah, biasanya tidak menggunakan A)?, tapi cukup memakai bahan peledak peka detonator atau cartridge, misalnya poergel, dinamit, emulite, dan sejenisnya serta dipotong secukupnya. Kemudian masukkan penyumbat.
6
$esarnya cartridge yang dipotong tergantung pada tipe batuan dan kedalam-an lubang ledaknya. ebagai acuan untuk mengperkirakan banyaknya bahan peledak dapat digunakan %abel /. di baah ini.
Ta&el 2.3. Est!mas! umlah &ahan (ele$ak untuk (ele$akan ngkah
38
Ketebalan bongkah rata-rata
=6 cm
H tinggi 1 6 cm
6 cm
H tinggi 1 6 cm
099 cm
Q H tinggi 1 09 cm
0/9 cm
0 H tinggi 1 /9 cm
0
&kuran cartridge" ∅ 1 cm dan tinggi 1 /9 cm
7
Apabila bongkah batuan diperkirakan berolume lebih besar dari / mL sebaiknya gunakan / lubang ledak atau lebih dan diinisiasi serentak. >arus diperhatikan juga perkiraan lemparan fragmentasinya. Dengan melihat seberapa dalam bongkah batu tertanam ke dalam tanah, maka gunakan %abel /.= yang menunjukkan specific charge pengisian bahan peledak. Ta&el 2.4. Speciic charge &ahan (ele$ak untuk (ele$akan ngkah
Kondisi bongkah
Specific charge cartridge, gr@mL
Diatas permukaan tanah
69 ' 099
eparuh tertanam di dalam tanah
099 ' 069
eluruhnya tertanam di dalam tanah
069 ' /99
Apabila digunakan bahan peledak kuat berukuran mini dengan spesifikasi di baah ini, gunakan lubang ledak berdiameter // mm agar terbentuk peng-isian de!coupling dan energi yang dihasilkan tidak terlalu besar.
• • • • • •
Densitas 5nergy !4 terhadap A)? +?D " Ketahanan terhadap air &kuran
" campuran • Kandungan kimia nitroglycerin, nitrocelulose, P5% dan ammonium nitrat " 0,66 gr@cc " 6,6 M@kg " 0/I 7999 m@s " sangat baik " ∅ 1 0 mmE tinggi 1 /6 mm
39
Pada produksi tambang baah tanah sering terjadi bongkahan batu penghambat turunnya laju hasil peledakan, yang meleati draw points, chutes, ore
passes
dan
sebagainya,
yang tidak
mungkin
diledakkan
ulang
menggunakan cara konen-sional di atas karena sangat berbahaya bagi operator. ekarang telah ada alat pendorong proyektil metal yang disebut shaped directional charges atau ballistic dis& charges (;ambar =.7. Prinsip kerja alat tersebut adalah ketika meledak di bagian dalam alat, piringan akan memberikan gaya dorong kepada semacam peluru metal hingga terlempar kesasaran. Pada ;ambar =.7.b memperlihatkan contoh kondisi dimana terdapat batu yang mengunci aliran hasil peledakan di draw point dan membuat aliran macet.
Posisikan shaped directional charges ke arah target atau sasaran batu penyebab macet dari jarak yang memungkinkan agar energi (gaya dorong cukup kuat untuk memecahkan atau menggeser batu tersebut.
Pasang shaped metal (peluru ditengah-tengah piringan
%arik kabel ke tempat yang aman bagi operator
*akukan inisiasi, ledakan detonator listrik akan memberikan gaya dorong terhadap piringan yang menyebabkan shaped metal terlempar ke target.
a'Pe()r)*
!'Me*a"a.,
pr)ye+",l me"al -.hape( (,re/",)al /har*e.
!a"# ma/e" (, (raw p)," me**#a+a pe()r)* pr)ye+",l me"al
40
'am&ar 4./. Pen$#r#ng (r#8ekt!l metal &uatan ?%!9a@ );!men#5 1"* 2.4.2
Tekn!k (ele$akan ngkah
%erdapat beberapa teknik peledakan bongkah yang pemilihannya tergantung dari posisi batu, kualitas batu, dan bagian batu yang tertanam dalam tanah. %eknik peledakan bongkah adalah" 0
$loc&holing atau 'op Shooting &mumnya digunakan untuk memecahkan bongkah batu yang besar dengan cara membuat lubang bor ke arah pusat bongkah batu. Apabila jenis batunya tergolong batuan keras dapat dibuat lebih dari satu lubang bor. Kedalaman 3
1 2
lubang bor antara
-
&
tinggi bongkah batu yang dibor seperti yang telah
diuraikan pada halaman =9. Apabila bongkah batu tertanam di dalam tanah dan tidak diketahui dalamnya, maka cara pengeborannya adalah"
•
*akukan pengeboran sampai tembus 2
•
umbat bagian baah lubang bor sampai tertinggal lubang kosong
3
tinggi
lubang total
•
Gsi bahan peledak sesuai aturan pada %abel /./ dan sumbat bagian atasnya ( stemming %idak ada ketentuan pasti tentang jumlah lubang bor yang harus dibuat, namun sebagai acuan umum dapat diterapkan baha setiap bongkah berolume kurang dari atau sama dengan 0 mL diperlukan 0 lubang bor dengan kedalaman 2
maksimum
3
m. adi bila terdapat bongkah sebesar 0,6 mL dapat dibuat /
lubang bor dengan jarak antar lubang dan kedalamannya disesuaikan dengan kualitas batuannya. ;ambar =.9 memperlihatkan cara peledakan bloc&holing . /
-udcapping atau 'laster Shooting
41
-udcapping adalah cara peledakan kontak, yaitu bahan peledak dinamit atau emulsi diletakkan di atas bongkah batuan ditutupi oleh lumpur atau lempung dengan ketebalan 090 mm. $ahan peledak sebaiknya ditempelkan pada bagian permukaan bongkah yang rata atau sedikit cekung dan bagian permukaan tersebut harus dibersihkan dari batu-batu kecil dan debu agar tidak terjadi batu terbang. Pada ;ambar =..a bahan peledak ditempelkan pada bagian samping bongkah batu, sedangkan pada ;ambar =..b di atas permukaan bongkah dan keduanya tidak ditutupi lempung. ;ambar =..c adalah cara mudcapping yang disarankan sebab bahan peledaknya ditutupi lempung atau material lain yang sejenis agar dapat mengurangi suara dan airblast . Metode mudcapping ini memerlukan bahan peledak sesuai dengan besar bongkah (lihat %abel /.6 hanya secara umum dapat dipakai powder factor 9, ' 0,9 kg@mL. Ta&el 2.". Est!mas! umlah &ahan (ele$ak (a$a mudcapping
&kuran bongkah, mL
$erat bahan peledak, kg
Dipadatkan
%anpa pemadatan
9,
9,=
9,7
9,6
9,B
0,9
9,B
0,
0,7
0,9
15"
/,9
Keuntungan cara ini adalah tidak perlu pengeboran dan pekerjaan cepat selesai. edangkan kelemahannya antara lain kemungkinan muncul batu terbang dan timbul kebisingan suara serta airblast . ?leh sebab itu, peledakan mudcapping hanya dapat diterapkan bila jauh dari pemukiman karena pengaruh kebisingan suara serta airblast bisa sampai lebih dari jarak 0 km, alaupun ditutupi lempung.
42
'am&ar 4.0. Be&era(a 9ara (ele$akan mudcapping
Sna&eholing %ujuan metode sna&eholing adalah untuk mendorong batu yang tertanam dalam tanah ke atas dan sekaligus memecahkannya.
Muatan &ahan (ele$ak Blockholing
)t
Snakeholing
!udcaping
m lb
kg
lb
kg
lb
:g
0,9
9,00
R
9,=
/
757
=
0,/
3
8
9,0
/
9,C9
Q
15"
"
15"
7523
3
153/
/
2502
0
+%plosi#es and "emolitions, 2.S. "epart. of the rmy Field -anual F- 3!
43, 5675 Apabila bongkahnya sangat besar, kombinasi antara sna&eholing dan mudcapping dapat diterapkan dengan peledakan untuk keduanya serentak. ;ambar =.B memperlihatkan sketsa snac&holing.
'am&ar 4..
43
%ketsa snackholing 2." 'agal le$ak) !isire*
;agal ledakN adalah istilah yang diberikan kepada bahan peledak yang t!$ak mele$ak di dalam kolom lubang ledak.
%erdapat beberapa ciri aal untuk mengindikasikan baha suatu lubang ledak tidak meledak, antara lain"
Perhatikan dari jauh asap yang keluar dari dalam lubang yang tidak meledak, biasanya mengalir dengan konstan. Apabila tidak bisa, maka setelah 06 menit untuk peledakan listrik atau 9 menit untuk peledakan dengan sumbu api, lakukan pemeriksaan pada tumpukan fragmentasi hasil peledakan untuk mengamati sisa asap yang keluar dari lubang.
%erbentuk banyak bongkah batuan hasil peledakan.
$ila menggunakan sistem peledakan listrik carilah kaat yang masih terlihat diantara tumpukan fragmentasi hasil peledakan.
$ila menggunakan sistem sumbu ledak carilah sumbu ledak di sekitar tumpukan fragmentasi. umbu ledak tidak akan tersisa apabila betul-betul meledak. $eberapa cara mengatasi gagal ledak adalah"
0.
istem peledakan listrik 0.a.
Apabila terlihat kaat utuh dari lubang yang gagal ledak, periksa
sistem listriknya menggunakan galanometer atau blastohmeter 0.b.
Apabila masih ada arus, berarti detonator masih aktif, maka
sambung-lah kaat detonator tersebut dengan kaat utama untuk dihubungkan ke blasting machine 0.c.
$ersihkan
lokasi
sekitar
burden
dari
batu-batu
kecil
yang
memungkin-kan berpotensi menjadi batu terbang 0.d.
*edakan sesuai prosedur peledakan.
44
/.
istem sumbu ledak /.a.
Apabila terlihat sumbu ledak dari lubang yang gagal ledak menanda-
kan sumbu tersebut tidak meledak /.b.
Pasang detonator listrik dengan kuat menggunakan selotip dengan
ujung detonator menghadap ke dalam lubang ledak. /.c.
ambunglah kaat detonator tersebut dengan kaat utama untuk
dihubungkan ke blasting machine /.d.
$ersihkan
lokasi
sekitar
burden
dari
batu-batu
kecil
yang
memungkin-kan berpotensi menjadi batu terbang /.e.
.
*edakan sesuai prosedur peledakan.
Mengeluarkan stemming .a.
Apabila tidak terlihat sumbu ledak atau kaat detonator listrik, maka
terpaksa harus mengeluarkan stemming dari lubang yang gagal ledak. Pekerjaan ini sangat berbahaya dan melelahkan. ;unakan kompresor alat bor atau kompresor khusus untuk pekerjaan tersebut untuk mengeluarkan stemming dari dalam lubang (;ambar =.C.a. .b.
;erakkan selang kompresor naik turun agar stemming bisa
terhembus keluar dengan mudah yang ditandai apabila telah terlihat bahan peledak (A)? ikut terhembus keluar (;ambar =.C.b, kemudian segera hentikan kompresor. .c.
etelah stemming keluar semua, buatlah primer dari detonator listrik
sesuai prosedur yang dijelaskan pada Modul /, tentang Perlengkapan Peledakan. Kemudian masukkan ke dalam lubang hingga benar-benar berada di atas bahan peledak (;ambar =.C.c .d.
Masukkan kembali stemming dan padatkan seperlunya (;ambar
=.C.d .e.
ambungkan kaat detonator pada kaat utama, ledakan sesuai
prosedur peledakan.
45
=.
Menggali lubang yang gagal ledak =.a.
$ongkar lubang yang gagal ledak menggunakan shoel, backhoe atau
dragline. Pekerjaan ini sangat berbahaya karena bahan peledak dan primer masih masih ada di dalamnya. ?leh sebab itu, cara ini merupakan cara yang terakhir ketika tidak ada alternatif lain untuk mengatasi gagal ledak. =.b.
Minimal dua orang bekerja sama, satu orang mengoperasikan alat dan
yang satu orang lagi mengaasi jalannya pembongkaran. =.c.
Apabila personil yang mengaasi sudah melihat bahan peledak,
secepatnya
beri
tanda
kepada
operator
alat
untuk
menghentikan
pembongkaran (biasanya dengan mengangkat tangan menunjukkan tanda stopN. =.d.
$ahan peledak dikeluarkan menggunakan kompresor dengan prosedur
yang telah diuraikan sebelumnya atau diledakkan kembali (;ambar =.C.
'am&ar 4..
46
Mengeluarkan stemming atau &ahan (ele$ak $ar! lu&ang gagal le$ak $an mele$akkann8a kem&al!
6.
Menetralisir bahan peledak dalam kolom lubang gagal ledak $ahan peledak A)? dapat dinetralisir dengan menuangkan air kedalam lubang gagal ledak. Dengan cara tersebut A)? akan larut dan sifat detonasinya akan hilang. amun demikian jangan terlalu yakin baha A)? larut
sepenuhnya
dan
mungkin
masih
meninggalkan sifat
detonasinya. &ntuk meyakinkannya tuangkan air bertekanan (dipompa agar meresap dengan cepat ke dalam lubang gagal ledak dan juga dapat menstimulasi kelarutan A)?. $ahan peledak emulsi, watergel , slurry dan cartridge (primer tidak dapat larut. ?leh sebab itu tetap harus dilakukan penggalian atau peledakan ulang untuk mengatasi lubang gagal ledak.
47
BAB III :E%IMPULAN a.
Perbedaan rancangan pola pengeboran untuk tambang baah tanah dan terbuka dipengaruhi oleh faktor luas area peledakan, olume hasil peledakan, suplai udara segar, dan keselamatan kerja.
&.
Pada peledakan minimal harus terdapat dua bidang bebas agar pelepasan energi sempurna dan lemparan fragmentasi batuan terkontrol.
9.
Pada tambang terbuka terdapat tiga pola pengeboran, yaitu"
• pola bujursangkar ( square pattern, jarak burden dan spasi sama • pola persegipanjang (rectangular pattern, jarak spasi dalam satu baris lebih besar dibanding burden, dan
• pola 3ig3ag ( staggered pattern, antar lubang bor dibuat 3ig3ag yang bisa berasal dari pola bujursangkar maupun persegipanjang. $.
Pada tambang baah tanah terdapat empat pola pengeboran dasar, yaitu"
•
Center cut disebut juga pyramid atau diamond cut
•
Wedge cut disebut juga !cut, angled cut atau cut berbentuk baji
• "rag cut atau pola kipas • $urn cut disebut juga dengan cylinder cut e.
Pola peledakan menunjukkan urutan atau sekuensial ledakan dari sejumlah lubang ledak. $eberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan aktu tunda pada sistem peledakan antara lain adalah"
•
Mengurangi getaran
•
Mengurangi o#erbrea& dan batu terbang ( fly roc&
•
Mengurangi gegaran akibat airblast .
•
Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan
.
Pada tambang terbuka pola peledakan dapat diatur antar baris, antar beberapa lubang, atau antar lubang. edangkan pada bukaan baah tanah selalu diaali dengan peledakan cut untuk membuka bidang bebas baru.
48
g.
Pekerjaan pengeboran dan peledakan harus mempertimbangkan tiga aspek penting, yaitu aspek teknis yang berkenaan dengan target atau laju produksi, aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K dan aspek lingkungan yang bekaitan dengan kemungkinan adanya dampak negatif terhadap masyarakat sekitar.
h.
)aktor teknis yang menentukan keberhasilan peledakan terutama ditentukan oleh diameter lubang ledak, ketinggian jenjang dan fragmentasi hasil peledakan
!.
;eometri peledakan terdiri dari sejumlah parameter jarak atau panjang yang terdiri dari spasi, burden, tinggi jenjang, kedalaman kolom lubang ledak, penyumbat ( stemming , panjang kolom isian bahan peledak utama, dan subdrilling .
.
%erdapat beberapa pendekatan empiris yang telah diperkenalkan oleh para akhli peledakan dan cara coba-coba atau trial and error yang dipraktikkan oleh produsen bahan peledak. Dua diantaranya adalah dari Konya dan *C* +%plosi#e. amun, tidak menutup kemungkinan penggunakan cara lain dalam rangka uji coba di lokasi penambangan yang disesuaikan dengan kondisi dan kualitas batuan serta bahan peledak yang digunakan.
k.
+olume peledakan dihitung dengan mengalikan burden ($ H spasi ( H tinggi jenjang (>. +olume yang diperoleh adalah olume padat atau insitu atau ban& . Dengan mempertimbangkan faktor berai atau swell factor dapat dapat dihitung olume lepas atau loose.
l.
umlah bahan peledak yang diperlukan setiap kali peledakan dapat dihitung menggunakan tabel densitas pengisianN atau loading density, ρd.
m. 'owder factor (P) adalah perbandingan antara olume peledakan dengan
jumlah bahan peledak yang dipakai. P) biasanya sudah ditetapkan oleh perusahaan karena merupakan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya dan juga karena berbagai pertimbangan ekonomi.
49
n.
Peledakan bongkah batu atau secondary blasting adalah peledakan untuk memperkecil bongkah tersebut agar terbentuk fragmentasi batuan yang berukuran sesuai dengan pekerjaan selanjutnya.
#.
Pekerjaan peledakan bongkah batu pada kondisi produksi normal umumnya tidak dikehendaki karena "
•
menyebabkan terhambatnya produksi beberapa saat untuk memindahkan bongkah batu,
• peledakan ulang akan menambah biaya yang menyebabkan peledakan tersebut tidak efisien. (.
$ahan peledak yang diperlukan untuk peledakan bongkah tergantung pada kualitas batuan dan besar bongkahnya, namun secara umum mempunyai powder factor antara 9, ' 0,9 kg@mL.
.
&ntuk mengatasi batu macet pada draw points, chutes, ore passes dan sebagainya di tambang baah tanah tidak mungkin diledakkan ulang menggunakan karena sangat berbahaya bagi operator. &ntuk keperluan tersebut digunakan alat pendorong proyektil metal yang disebut shaped directional charges atau ballistic dis& charges.
r.
%eknik peledakan bongkah bisa bloc&holing (pop shooting), mud capping (plaster shooting) dan sna&eholing
s.
;agal ledakN adalah istilah yang diberikan kepada bahan peledak yang tidak meledak di dalam kolom lubang ledak dan mengatasinya harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena pekerjaannya sulit dan sangat berbahaya.
50