PAPER PARASIT DAN PENYAKIT IKAN M yxobolus koi, M yxoma sp, sp, Sarcocys Sarcocysti ti s sp, Epistil is sp, sp, Opal Opal in a r anar um, Tr ypanoso ypanosoma ma sp, sp, Nyctotheru Nyctotheru s cordi for mi s
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah parasit dan penyakit ikan semester genap
Kelompok 19 Perikanan A Risky Adikusuma
230110140058 230110140058
Sukma widyawati Br. S
230110140067 230110140067
Alif Rizky Mauludin
2301101400118 2301101400118
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2016
M yxobolus koi 1. Klasifikasi Berikut ini merupakan klasifikasi dari parasit Myxobolus koi oleh Hofer
(1903) adalah sebagai berikut: Filum Class Ordo Famili Genus Spesies
: Protozoa : Sporozoa : Cnodosporidia : Myxobolidae : Myxobolus : Myxobolus koi Gambar 1. Myxobolus koi (Sumber: fishparasite.fs)
Morfologi dan Ciri Khusus
Myxosoma koi berkembang biak dengan membentuk spora. Myxobolus koi memiliki bentuk bulat dan memiliki ukuran diameter kurang lebih berukuran 1 mm dan memiliki warna putih (Nakai, 1926 ; Hoshima, 1952 ; dan Egusa, 1978). Spora dari Myxobolus koi memiliki intrakapsuler (Nakai, 1926). Myxobolus koi berkembang biak dengan spora. Spora dari Myxobolus koi berbentuk bulat dan memiliki ukuran sekitar 230 mikrometer (Kudo, 1920). Ukuran spora panjangnya 13.5-16 um, lebar 7-9 um, tebal 5.0-6.7 um. Panjang polar kapsul 7-9 um. Panjang pilamen polar 72 um. Sporoplasma mengandung vakuola iodin
Jenis Ikan dan Cara Menyerang Inang
Myxobolus koi merupakan parasit yang menyerang ikan mas muda dan ikan koi. Myxobolus umumnya menyerang ikan koi. Ikan koi yang diserang umumnya ikan yang berukuran 3-5 cm dengan tingkat kematian hingga 90 persen (Lu’lu’in et al ., 2012). Myxobolus koi menyebabkan penyakit gembil pada ikan mas muda dan ikan koi. Myxobolus koi menyerang ikan pada bagian insang, sehingga ikan akan kesulitan bernafas. Ikan yang terserang parasit ini akan memiliki kista pada lamela insang yang menyebabkan operculum akan selalu te rbuka. Menyerang insang, otot daging, dinding usus dan lapisan subkutan.
2
HPIK
Myxobolus koi. merupakan HPIK golongan I karena belum ditemukan penanganannya. Sehingga jika ada ikan yang terserang ikan tersebut harus segera dimusnahkan.
2. M yxosoma sp Klasifikasi
Berikut adalah klasifikasi dari Myxosoma oleh Hofern (1903) adalah sebagai berikut : Filum : Protozoa Class : Myxozoa Ordo : Myxosporida Famili : Myxobolidae Genus : Myxosoma Spesies : Myxosoma sp. Gambar 2. Myxosoma sp. ( Sumber : lookfordiagnosis.com)
Morfologi
Myxosoma memiliki bentuk yang bulat. Myxosoma berkembang biak dengan spora. Spora dari myxosoma memiliki belahan yang dibatasi oleh katup sutural yang menonjol dan berukuran kecil (Plehn, 1904 dalam Kudo, 1920). Spora terdiri atas dua belahan dengan dibatasi sutur dan terdapat dalam kista, bentuk sporanya bulat dan ada tonjolan. Memiliki kista yang berukuran 1,7 hingga 2 mm. Sporoplas tidak memiliki vakuola dan spora berukuran 7 hingga 9 mm. Cara Menyerang Inang dan Jenis Ikan
Merupakan endoparasit dan ditemui di otak dan otot daging ikan. Parasit ini menyerang ikan salmon. Umumnya parasit ini tersebar di wilayah Amerika Serikat (Hnath, 1970 ; Yasutake, 1970). Parasit ini menyerang sistem syaraf dan vertebrae pada ikan. Ikan yang terserang parasit ini akan terserang penyakit yang disebut whirling disease (Hnath, 1970). Vertebrae ikan yang terserang akan melengkung ke atas dan ikan yang terserang akan berenang berputar-putar.
3
HPIK Myxosoma merupakan HPIK golongan I karena penanganannya belum dapat
dilakukan. Sehingga hanya dapat dimusnahkan bila ikan terserang
3. Sarcocystis sp Klasifikasi
Berikut ini merupakan klasifikasi dari Sarcocystis oleh Lankester (1882 ) adalah sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
: Protozoa : Toxoplasma : Toxoplasmida : Sarcocystidae : Sarcocystis : Sarcocystis sp. Gambar 3. Sarcocystis (Sumber : cdc.gov)
Morfologi
Kista atau pseudocytis mengandung tropozoit, tidak membentuk spora. Berkembangbiak dengan membelah diri. Kista terdapat di to daging. Bentuk kista bulat atau lonjong dan disebut miescher tube. Bentuk spora (tropozoit) seperti pisang. Sarcocystis memiliki bentuk bulat ataupun berbnetuk seperti bulan sabit (Fayer, 2004). Sarcocystis memiliki kista yang mengandung tropozoit. Parasit ini berkembang biak secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri. Parasit ini bersifat endoparasit karena menyerang bagian daging dari ikan. Cara Menyerang Inang dan Jenis Ikan .
Sarcocystis umumnya menyerang rainbow trout. Parasit ini menyerang ikan rainbow trout dalam stadia juvenil atau pada saat ikan berumur 1 bulan dan berukuran 2-3 cm. Rainbow trout yang terserang oleh Sarcocystis akan mengalami diskolorisasi. HPIK
Sarcocystis merupakan HPIK golongan I karena penanganannya belum dapat dilakukan. Jika ikan terserang parasit ini, maka ikan tersebut harus dimusnahkan.
4
4.
Nyctoteru s cordif ormi s
Klasifikasi
Berikut adalah klasifikasi dari Nyctoterus cordiformis oleh Ehrenberg (1903) adalah sebagai berikut Kingdom Filum Kelas Ordo Famili enus Spesies
: Animalia : Molusca : Cepalopoda : Octopoda : Octopodidae : Pinnoctopus : Nyctotherus cordiformis Gambar 4. Nyctotherus cordiformis (Sumber: google.co.id)
Morfologi
Hewan be sel satu, tubuhnya berbentuk seperti gnjal dengan bagian dorsal yang cembung dan cengkung dibagian abdominal (perut). Tubuhnya bersilia digunakan sebagai alat gerak. Diabgian poristome (mulut) ada membran undulan tubuh
yang ada zona cilia yang menuju cytostome hingga ke oseophagus.
Nyctotherus cordiformis merupakan endopaasit usus dan banyak ditemui di Rana sp. Itin berbentuk seperti ginjal dan memiliki vakuola kontraktil .
Ciri Khusus
Pada organ dalam memiliki gullet, Memiliki tubuh menyerupai paramecium Penularan
Menyerang pada beberapa ikan,dengan inang perantara yaitu pada usus kecoa,biasanya menyerang bagian dalam perut. HPIK
Nyctotherus
cordiformis merupakan
HPIK
golongan
I
karena
penanganannya belum dapat dilakukan. Jika ikan terserang parasit ini, maka ikan tersebut harus dimusnahkan
5
5.
Epi styli s sp
Berikut ini merupkan klasifikasi Epistylis sp oleh Ehrenberg (1830) adalah sebagai berikut. Phylum Subphylum Class Subclass Ordo Family Genus Species
: Ciliophora : Intramacronucleata : Oligohymenophorea : Peritrichia : Peritrichida : Epistylidae : Epistylis : Epistylis sp Gambar 5. Epistylis sp (Sumber :lifebiologi.blogfa.com)
Parasit yang terdapat pada insang ikan mas Cyprinus carpio yang kedua yaitu Epistylis sp. Merupakan parasit yang umum di temukan pada perairan baik air tawar. Parasit ini biasanya menempel pada objek-objek yang terendam dalam air, seperti tumbuhan atau hewan air, bagian tubuh Epistylis yang menempel pada substrat adalah bagian batangnya , sel-sel epistylis berbentuk lonceng terbalik dan disekeliling peristomanya bercilia, selnya mempunyai makronukleus yang berbentuk seperti bulan sabit dan mikronucleus berbentuk bulat. Menurut Hadiroseyani (1990), Epistylis sp. bersifat sesil yang menempel pada substrat seperti insang dan kulit ikan. hidup parasit ini berkoloni dan masingmasing individu dihubungkan dengan stalk yang dapat berkontraksi. Menurut Alifuddin (1993), parasit ini berukuran 50-250 mikro, membentuk koloni dan tersusun pada tangkai yang bercabang-cabang namun bersifat "non-contractile". berkembang biak dengan pembelahan. Epistylis sp. merupakan protozoa bers iliata berkoloni yang berbentuk silinder tipis atau lonceng dengan tangkai yang panjang dan nonkontraktil dengan panjang kira-kira 0,4-0,5 mikrometer. Gejala serangan parasit ini biasanya mengakibatkan ikan susah bernafas karena insangnya banyak tertutupi parasit ini kemudian pertumbuhan lambat dan kerusakan pada jaringan yang di serang/ ditempeli. Epistylis sp ini merupakan HPIK golongan I karena penanganannya belum dapat dilakukan. Jika ikan terserang parasit ini, maka ikan tersebut harus dimusnahkan.
6
6.
Opalina ranarum
Berikut ini merupkan klasifikasi Epistylis sp
oleh Purkinye & Valentin
(1835) adalah sebagai berikut. Filum Class Order Family Genus Spesies
:Heterokontophyta :Opalinea :Opalinida :Opalinidae :Opalina : Opalina ranarum Gambar 6. Opalina ranarum (Sumber : mssherry.blogspot.com)
Opalina ranarum sp. termasuk dalam filum Ciliophora bersifat parasit pada kloaka kata. Spesies ini berbentuk pelikel, lonjong, pipih, dengan silia, dan tidak mempunyai sitostom, dan vakuola kontraktil. Di dalam sitoplasma ditemukan banyak nuklei yang berukuran sama. Spesies ini menyerap makanan dari tubuh inangnya. Bergerak dengan flagel (silia) yang digunakan berjalan turun sekitar sel. Opalina di dalam usus amphibi adalah Protozoa genus ditemukan di usus katak dan kodok. Oplina merupakan parasit ditutupi dengan silia flagelliform hampir sama, dan memiliki banyak inti, semua sama. Bersel tunggal yang tubuhnya dikelilingi oleh struktur mirip rambut pendek yang disebut silia, yang mereka gunakan untuk bergerak dan makan. Karakteristik superfisial tertentu yang membuat opalinata mirip dengan ciliates, dan bahkan pernah dianggap nenek moyang ciliates.
Memiliki flagela pendek atau
mikrotubulus yang menyerupai silia dari mana ciliates mendapatkan nama mereka. Reproduksi seksual oleh fusi gamet (syngamy) atau aseksual dengan membelah longitudinal dengan distribusi inti. Habitat menghuni usus amfibi (misalnya, salamander, kadal air) dan beberapa reptil dan ikan, (Anonimus 2011). Nukleus 2 atau lebih. Semua spesies endosymbionts obligat, komensal kemungkinan besar, tak terduga parasit, dalam vertebrata berdarah dingin. Tubuhnya seperti daun. Opalina ranarum ini merupakan HPIK golongan I karena penanganannya belum dapat dilakukan. Jika ikan terserang parasit ini, maka ikan tersebut harus dimusnahkan. 7
7.
Trypanosoma
Berikut ini merupkan klasifikasi Epistylis sp
oleh Gruby (1843) adalah
sebagai berikut. Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
:Euglenozoa :Kinetoplastida :Trypanosomatida :Trypanosomatidae :Trypanosoma : Trypanosoma sp Gambar 7. Trypanosoma sp (Sumber :www.biologipedia.com)
Tripanosoma memiliki tubuh pipih panjang seperti daun dan tidak membentuk kista.. Trypanosoma hidup di dalam sel darah merah, sel darah putih, dan sel hati tubuh vertebrata inangnya. Infeksi karena Trypanosoma disebut juga dengan trypanosomiasis. Dalam siklus hidupnya, Trypanosoma memiliki dua bentuk yaitu berflagela pada fase ekstraseluler dan tidak berflagela pada fase intraseluler. Sebagian dari siklus hidupnya melekat di sel lambung atau mengisap darah manusia. Hospes per-antara Trypanosoma adalah hewan-hewan pengisap darah. Bentuk trypanosoma (trypomastigot) dapat ditemukan dalam darah, cairan serebrospinal (CSS), aspirasi kelenjar limfe, dan aspirasi caian dari chancre trypanosomal yang terbentuk pada tempat gigitan lalat tsetse. Bentuk tripomastigot berkembang biak secara belah pasang longitudinal. Organisme ini bersifat pleomorfik. Bentuknya berfariasi dari yang panjang, 30 µm atau lebih, langsing, dengan flagel yang panjang (tripomastigot ), sampai pada bentuk yang pendek kurang lebih 15 µm, gemuk tanpa flagel yang bebas. Organisme terus memperbanyak diri dan bentuk metasiklik (infektif) selama 2-5 hari dalam kelenjar ludah lalat tsetse. Seluruh siklus perkembangan dalam lalat tsetse membutuhkan waktu 3 minggu, Trypanosoma gambiense ditularkan oleh Glossina palpalis dan Glossina tachinoides, baik lalat tsetse betina maupun jantan dapat menularkan penyakit ini. Trypanosoma sp ini merupakan HPIK golongan I karena penanganannya belum dapat dilakukan. Jika ikan terserang parasit ini, maka ikan tersebut harus dimusnahkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Devi, Nanda Alfira. dkk. 2012. Hubungan Derajat Infestasi Myxobolus Koi Terhadap Jumlah Spora Dan Derajat Kerusakan Pada Usus Ikan Mas (Cyprinus Carpio L). Media Journal Of Aquaculture And Fish Health Volume : 1 - No. 1 Devin. 2013. Single-dose Metronidazole Clears Opalina sp. from Juvenile Bufo woodhousii. The journal of parasitology, vol. 99, no. 3 American Society of Parasitologists. Amerika Fayer, Ronald. 2004. Sarcocystis spp. In Human Infection. American Society of Microbiology Hoffman, Glenn L and Jiri Lom. 1965. Morphology of the Spores of Myxosoma Cerebralis andM. Cartilaginis (Hoffman, putz, and Dunbar) . University Of Nebraska : US Fish and Wildlife Service Insariani, dkk. 2012. Isolasi, Identifikasi, dan Karakterisasi Glikoprotein Permukaan Myxobolus koi. Universitas Gadjah Mada Yokoyama, Hiroshi dkk. 1997. Myxobolus koi (Myxozoa: Myxosporea) Forms Large-and Small-Type 'Cysts' in the Gills of Common Carp. University of Tokyo
9