PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI (MINYAK MENTAH DAN KOMPOSISINYA) Proses Pengolahan Minyak Bumi dan Minyak Mentah dan Komposisinya - Proses pengolahan fosil hewan menjadi minyak melewati beberapa tahap yang cukup panjang. Mula-mula, para ahli melakukan eksplorasi, yaitu kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan mendapatkan perkiraan cadangan minyak bumi. Pada umumnya, mereka membuat peta topografi dengan pemotretan dari udara. Setelah daerah-daerah yang akan diselidiki ditetapkan, para ahli bumi (geologi) mencari contoh-contoh batu atau lapisan batu yang muncul dari permukaan karang atau tebing-tebing untuk diperiksa di laboratorium. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan geofisika. Caranya dengan membuat gempa kecil atau getaran-getaran di bawah tanah (kegiatan seismik). Gelombang-gelombang getaran dari ledakan ini turun ke bawah dan memantul kembali ke permukaan bumi. Dengan cara ini, lokasi yang mengandung minyak bumi dapat diperkirakan secara ilmiah. Pada daerah lapisan bawah tanah yang tak berpori tersebut dikenal dengan nama antiklinal atau cekungan. Daerah cekungan ini terdiri dari beberapa lapisan, lapisan yang paling bawah berupa air, lapisan di atasnya berisi minyak, sedang di atas minyak bumi tersebut terdapat rongga yang berisi gas alam. Jika cekungan mengandung minyak bumi dalam jumlah besar, maka pengambilan dilakukan dengan jalan pengeboran. Setelah menentukan lokasi yang diperkirakan mengandung minyak bumi, tahapan selanjutnya adalah melakukan kegiatan eksploitasi. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan minyak bumi. Kegiatan ini terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian minyak. Pengeboran sumber minyak bumi menghasilkan minyak mentah yang harus diproses lagi.Selain minyak mentah, terdapat juga air dan senyawa pengotor lainnya. Zat-zat selain minyak mentah dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses selanjutnya. Kandungan utama minyak mentah hasil pengeboran merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon. Adapun senyawa lain, seperti sulfur, nitrogen, dan oksigen hanya terdapat dalam jumlah sedikit. Tabel berikut menunjukkan persentase komposisi senyawa yang terkandung dalam minyak mentah (crude oil). Kelompok Unsur: Karbon 84%; Hidrogen 14%; Sulfur Antara 1% hingga 3%; Nitrogen Kurang dari 1%; Oksigen Kurang dari 1%; Logam Kurang dari 1%; Garam Kurang dari 1%. Campuran hidrokarbon dalam minyak mentah terdiri atas berbagai senyawa
hidrokarbon, misalnya senyawa alkana, aromatik, naftalena, alkena, dan alkuna. Senyawa-senyawa ini memiliki panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda. Semakin panjang rantai karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya. Agar dapat digunakan untuk berbagai keperluan, komponen-komponen minyak mentah harus dipisahkan berdasarkan titik didihnya. Metode yang digunakan adalah distilasi bertingkat. Menurut Anda, adakah metode pemisahan selain distilasi? Gambar berikut menunjukkan fraksi-fraksi hasil pengolahan menggunakan metode distilasi bertingkat. × Tahap Lengkap Pengolahan Minyak MentahMinyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi belum dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara langsung. Hal itu karena minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon, khususnya komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon. Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon, maka pada minyak mentah ditambahkan asam dan basa. Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa, memiliki titik didih persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar dari suhu yang sangat rendah sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih hidrokarbon (alkana) meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C dalam molekulnya. Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari komponen-komponen minyak bumi, maka dilakukanlah pemisahan minyak mentah menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi (penyulingan) dengan menggunakan tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih campuran yang diinginkan, sehingga proses pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti ini disebut fraksionasi. Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni (senyawa tunggal). Hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat bahwa minyak bumi mengandung banyak senyawa hidrokarbon maupun senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon. Dalam hal ini senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan titik didih yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan dengan proses distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat minyak bumi ialah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu. a. Pengolahan tahap pertama (primary process) Pengolahan tahap pertama ini berlangsung melalui proses distilasi bertingkat, yaitu pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih masingmasing fraksi. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah,
sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut menara gelembung. Makin ke atas, suhu dalam menara fraksionasi itu makin rendah. Hal itu menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya, sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Perhatikan diagram fraksionasi minyak bumi pada gambar 2 di atas. Hasil-hasil frasionasi minyak bumi yaitu sebagai berikut. 1) Fraksi pertama Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi dengan titik didih di bawah 30 oC, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas pada kolom ini ialah gas yang tadinya terlarut dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak terlarut dipisahkan pada waktu pengeboran. Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang mengandung komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG (Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana (CH4)dan etana (C2H6). 2) Fraksi kedua Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil 90 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu 30 oC – 90 oC. Pada trayek ini, petroleum eter (bensin ringan) akan mencair dan keluar ke penampungan petroleum eter. Petroleum eter merupakan campuran alkana dengan rantai C5H12 – C6H14. 3) Fraksi Ketiga Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 175 oC , masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90 oC – 175 oC. Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke penampungan bensin. Bensin merupakan campuran alkana dengan rantai C6H14–C9H20. 4) Fraksi keempat Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 200 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 200 oC. Pada trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke penampungan nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20–C12H26. 5) Fraksi kelima
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan kerosin. Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26–C15H32. 6) Fraksi keenam Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 375 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 250 oC - 375 oC. Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan mencair dan keluar ke penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak solar merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34. 7) Fraksi ketujuh Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi, yaitu di atas 375 oC, sehingga akan terjadi penguapan. Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap. Residu yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti aspal dan arang minyak bumi. Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang menguap, yang masuk ke kolom pendingin dengan suhu 375 oC. Minyak pelumas (C16H34– C20H42) digunakan untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44–C24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya. b. Pengolahan tahap kedua Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit pengolahan tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik, yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar. Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi, alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses reforming). Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini. 1) Konversi struktur kimia Dalam proses ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah menjadi senyawa hidrokarbon lain melalui proses kimia.
a) Perengkahan (cracking) Dalam proses ini, molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil. Caranya dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut: • Perengkahan termal; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi saja. • Perengkahan katalitik; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan panas dan katalisator untuk mengubah distilat yang memiliki titik didih tinggi menjadi bensin dan karosin. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan gas lainnya. • Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses perengkahan yang merupakan kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan "menyuntikkan" hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh. Dengan cara seperti ini, maka dari minyak bumi dapat dihasilkan elpiji, nafta, karosin, avtur, dan solar. Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik dibandingkan dengan proses perengkahan termal atau perengkahan katalitik saja. Selain itu, jumlah residunya akan berkurang. b) Alkilasi Alkilasi adalah suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon isoparafin secara kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat dijadikan bensin atau avgas. c) Polimerisasi Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih untuk membentuk molekul tunggal yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini ialah untuk menggabungkan molekul-molekul hidrokarbon dalam bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa nafta ringan. d) Reformasi Reformasi adalah proses yang berupa perengkahan termal ringan dari nafta untuk mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan yang lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula berupa konversi katalitik komponenkomponen nafta untuk menghasilkan aromatik dengan angka oktan yang lebih tinggi. e) Isomerisasi Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau
mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat diubah menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi. 2) Proses ekstraksi Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksifraksi minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2, furfural, dan sebagainya. Dengan proses ini, volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik bila dibandingkan dengan proses distilasi saja. 3) Proses kristalisasi Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting point) masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalui proses pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh produk-produk lain sebagai produk tambahan. Produk-produk ini dapat dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan untuk pembuatan bahan plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan berbagai hasil petrokimia lainnya. 4) Membersihkan produk dari kontaminasi (treating) Hasil-hasil minyak yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan proses pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang merugikan seperti persenyawaan yang korosif atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan ini harus dibersihkan misalnya dengan menggunakan caustic soda, tanah liat, atau proses hidrogenasi. Proses pengolahan minyak mentah menjadi fraksi-fraksi minyak bumi yang bermanfaat dilakukan di kilang minyak (oil refinery). Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:
1. kilang minyak Cilacap, Jawa Tengah (Kapasitas 350 ribu barel/hari); 2. kilang minyak Balongan, Jawa Tengah (Kapasitas 125 ribu barel/hari); 3. kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 240 ribu barel/hari); 4. kilang minyak Dumai, Riau; 5. kilang minyak Plaju, Sumatra Selatan;
6. kilang minyak Pangkalan Brandan, Sumatra Utara; dan 7. kilang minyak Sorong, Papua.
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak nafta, bensin (gasoline), bahan bakar diesel, minyak tanah(kerosene), dan elpiji.[1][2] Kilang minyak merupakan fasilitas industri yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas pendukungnya. Selain itu, pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat besar. Kilang minyak merupakan salah satu bagian downstream paling penting pada industri minyak bumi.
Proses operasi di dalam kilang minyak[sunting | sunting sumber]
Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak. Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawahidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat. Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
Proses distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini berlangsung dikolom distilasi atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
Proses konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking)
Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming
Proses pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
Formulasi dan pencampuran (blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.
Proses distilasi[sunting | sunting sumber]
Gambar ini memperlihatkan proses distilasi (penyulingan) minyak mentah yang berlangsung di Kolom Distilasi.
Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferikdan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya. Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas. Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih lanjut di unitunit proses yang lain, seperti:Fluid Catalytic Cracker, dan lain-lain.
Produk-produk kilang minyak[sunting | sunting sumber] Produk-produk utama kilang minyak adalah:
Minyak bensin (gasoline). Minyak bensin merupakan produk terpenting dan terbesar dari kilang minyak.
Minyak tanah (kerosene)
LPG (Liquified Petroleum Gas)
Minyak distilat (distillate fuel)
Minyak residu (residual fuel)
Kokas (coke) dan aspal
Bahan-bahan kimia pelarut (solvent)
Bahan baku petrokimia
Minyak pelumas
Kilang minyak di Indonesia[sunting | sunting sumber]
伊朗油田旁的的煉油廠。
Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:
Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara (Kapasitas 5 ribu barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal tahun 2007
Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau (Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatera Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 548 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 266 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat (Kapasitas 125 ribu barel/hari)
Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah (Kapasitas 45 ribu barel/hari)
Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari)
Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.
Masalah-Masalah dalam Organisasi Dalam suatu organisasi sering terjadi permasalahan yang tidak menutup kemungkinan bisa membuat organisasi itu hancur bahkan bubar. Masalah itu sering datang dari individu yang berada dalam organisasi itu ataupun dari media cetak dan elektronik atau bahkan dari suatu badan organisasi lain. Namun sebenarnya semua itu bisa teratasi apabila dalam organisasi itu solid antara pemimpin dan anggotanya. Adapun sedikit masalah organisasi yang akan saya tulis adalah tentang : 1. Kurangnya Koordinasi · Koordinasi dalam Program kerja Seringkali dalam sebuah organisasi yang suadah mapan sekali pun, atau dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program. Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui batasan-batasan jobnya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui koordinasi antar penanggungjawab. Hal tersebut dapat menyebabkan overlaping karena beberapa panitia mengerjaknnya, dalam beberapa tugas, sementara kekosongan dalam tugas yang lainnya. · Koordinasi antar Pimpinan Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat berakibat pada program program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham diantaranya. Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik diantaranya. 2. Pengkaderan · Rekrutmen Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo peminat organisasi yang berbeda beda misalnya.
Namun pernyataan “kesuksesan suatu periode adalah buakan sekedar sukses ketika masa jabatanya namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode yang lebih sukses”. Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak ada artinya ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena kelemahan tau bahkan tidakadanya kader penerus. · Mempertahankan kader Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu organisasi dapat merekrut kader dalam animo besar, memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang luas, serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan. Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan maengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada rekrutmenya. Uraian diatas sebenarnya adalah masalah internal dalam suatu organisasi. Jadi apabila kita kelak menjadi seorang pemimpin, terlebih dahulu kita hindari masalah-masalah yang ada di intern organisasi kita agar tidak memicu timbulnya masalah-masalah dari luar.
Masalah dalam Kepemimpinan di Organisasi Saat Ini Ketika perusahaan terlalu fokus pada bagaimana ia bersaing dengan perusahaan lain, kondisi dalam organisasi diperlakukan dengan cara yang tidak efektif. Manajemen lebih tertarik pada penampilan yang baik daripada melakukan apa yang diperlukan, hasilnya yaitu kemunduran besar bagi ekonomi dan pendidikan di dunia. Pemimpin tim berfokus untuk memeras bakat individu demi kepentingan organisasi Manajer, di sisi lain mengevaluasi isu-isu dan masalah. Perbedaannya jelas sebuah tim memiliki visi dan sebuah manajemen memiliki agenda.” Koordinasi dari bakat-bakat pengikut dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan tertentu adalah hal yang penting. Dari semua sumber daya yang tersedia untuk organisasi – uang, bahan, peralatan, dan orang – sumber daya vital orang. Tidak seperti sumber daya lain, manusia memiliki potensi luar biasa untuk pertumbuhan dan pembangunan. Kenyataan ini membuat motivasi karyawan menjadi paling penting dan menantang aspek sistem kepemimpinan. Dalam organisasi dewasa ini, tuntutannya adalah untuk menanggapi perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi belajar. Pemimpin dan karyawan menjangkau luar batas-batas mereka dalam rangka untuk mengembangkan hubungan yang lebih efektif, prosedur, proses, dan penglihatan. Sebagian besar masalah organisasi saat ini adalah kurangnya kepemimpinan bukan bakat. Untungnya, orang-orang mulai menyadari bahwa kinerja dari peran kepemimpinan sangat penting tidak hanya untuk kesuksesab, tapi juga untuk bertahan hidup. Masyarakat menyaksikan gelombang baru model kepemimpinan yang berpihak pada kepemimpinan partisipatif, tim bekerja, belajar sepanjang hayat, komunikasi, dan visi. Akhirnya, karyawan, pelanggan, masyarakat, dan generasi masa depan para pemimpin melihat ke arah yang baru yang dapat memberikan kesuksesan dan kebahagiaan bagi generasi sekarang dan jaminan kehidupan yang lebih baik, lingkungan kerja, dan masyarakat untuk generasi berikutnya. Tugas ini sulit, tetapi manusia memiliki sumber daya, pendidik, multi-dimensi karyawan, dan teknologi untuk mencapainya. Organisasi harus ingat bahwa generasi ini memiliki kewajiban etis untuk masa depan dan kesejahteraan
generasi berikutnya. Motivation Saat seseorang memotivasi dirinya sendiri atau orang lain, orang tersebut sedang mengembangkan kondisi yang akan membantu mendorong seseorang untuk berperilaku sesuai kehendak. Apakah itu adalah melalui motivasi intrinsik atau ekstrinsik motivasi, sebagian besar individu digerakkan oleh keyakinan mereka, nilai, kepentingan pribadi dan bahkan ketakutan. Salah satu tantangan yang lebih sulit untuk seorang pemimpin adalah untuk belajar bagaimana secara efektif memotivasi mereka yang bekerja untuk mereka. Salah satu alasan mengapa begitu sulit adalah karena motivasi bisa sangat pribadi. Biasanya, para pemimpin yang tidak berpengalaman percaya bahwa faktor-faktor yang memotivasi diri mereka sendiri akan memotivasi lain. Kesalahpahaman lain adalah bahwa para pemimpin yang tidak berpengalaman adalah bahwa faktor-faktor yang memotivasi seorang karyawan akan juga bekerja pada orang lain padahal satu ukuran tidak cocok untuk semua ketika berhubungan dengan motivasi. Kurangnya Koordinasi Koordinasi dalam Program kerja Seringkali dalam sebuah organisasi yang suadah mapan sekali pun, atau dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program kerja yang sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program. Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab tidak mengetahui batasan-batasan jobnya, yang seringkali hanya dapat diperoleh melalui koordinasi antar penanggungjawab. Hal tersebut dapat menyebabkan overlaping karena beberapa panitia mengerjaknnya, dalam beberapa tugas, sementara kekosongan dalam tugas yang lainnya. Koordinasi antar Pimpinan Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada komunikasi yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan tersebut dalam sebuah program dapat berakibat pada program-program selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham diantaranya. Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam pelaksanaan program kerja seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika terjalin komunikasi yang baik diantaranya. 2. Pengkaderan Rekrutmen
Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam organisasi masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh karena tingkat animo peminat organisasi yang berbeda beda misalnya. Namun pernyataan “kesuksesan suatu periode adalah buakan sekedar sukses ketika masa jabatanya namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode yang lebih sukses”. Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika dalam suatu periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan, namun hal tersebut tidak ada artinya ketika setelah itu organisasi tersebut terpuruk atau bahkan bubar karena kelemahan tau bahkan tidakadanya kader penerus. Mempertahankan kader Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi. Ketika suatu organisasi dapat merekrut kader dalam animo besar, memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang luas, serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa diremehkan. Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar, jika tidak dapat memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan maengalami seleksi alam. Oleh karena itu usaha mempertahankan kader sering kali lebih penting daripada rekrutmenya. Praktik – praktik Organisasi 1. Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. Masalah ini berhubungan dengan cara organisasi memperlakukan anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar anggota oraganisasi, kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan anggota dijadikan yang paling akhir. 2. Kebijakan dan praktik personel. Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian, pemberian gaji, kenaikan pangkat, pendisiplinan, pemberhinetian dan masalah pension anggota organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah berlaku adil pada anggota organisasi yang prospektif disetiap jenjang karirnya. 3. Keleluasaan (privacy) dan pengaruh terhadap keputusan pribadi. Perjanjian eksplisit dan implicit antara pegawai dengan organisasi yang memperkerjakan mereka, memberi peluang kepada organisasi untuk memperhatikan faktor – faktor yang secara jelas mempengaruhi prestasi kerja pegawai. Namun masalah etika muncul bila organisasi menaruh perhatian khusus pada masalah kehidupan pribadi anggotanya yang tidak secara langsung mempengaruhi prestasi kerja mereka dalam organisasi, misalnya segala sesuatu yang terjadi selama cuti yang mungkin mempengaruhi citra organisasi, keikutsertaan dalam masalah – masalah public seperti kegiatan masyarakat dan
organisasi pelayanan, kontribusi pada badan – badan amal, dan keterlibatan dalam kelompok kegiatan politik. BENTUK ORGANISASI 1. Organisasi Garis Bentuk organisasi tertua dan paling sederhana. Ciri-ciri bentuk organisasi ini adalah organisasinya masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi. 2. Organisasi Garis dan staf Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu, tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi. 3. Organisasi fungsional Organisasi yang disusun atasdasar yang harus dilaksanakan organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas. 4. Organisasi Panitia Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut. 5. Organisasi Lini dan Staf Staf tugasnya memberi layanan dan nasihat kepada manager dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Tugas yang dilakukan oleh ini merupakan tugas-tugas pokok dari suatu organisasi atau perusahaan
Kesimpulannya : Masalah dalam organisasi itu sebenarnya berasal dari diri mereka masing masing yang menciptakan masalah itu sendiri dan juga dikarenakan manusia merupakan manusia yang mempunyai akal dan pikiran yang berbeda beda. Dalam sebuah organisasi ada beberapa hal yang harus dipelajar oleh setiap pemimpin maupaun para anggotanya seperti: 1. Sebagai pemimpin atau anggota harus mau nenerima masukan dari orang lain dan berani untuk
menerima jika pendapatnya atau idenya itu ditolak oleh orang lain 2. Dalam berorganisasi antar ketua dan anggotanya harus saling mempercayai, jika kepercayaan itu tercipta maka akan mudah dalam melaksanakan tugas – tugasnya 3. Sebagai ketua harus tegas dan jangan pernah lelah untuk mengingatkan para anggotanya dalam tugas tugas yang diberikan 4. Berkerja sama / saling bahu membahu untuk mendapat tujuan bersama 5. Mau perkorban untuk organisasi Organisasi adalah: 1) wadah atau tempat terselenggaranya administrasi 2) didalamnya terjadi berbagai hubungan antar-individu maupun kelompok, baik dalam organisasi itu sendiri maupun keluar 3) terjadinya kerjasama dan pembagian tugas 4) berlangsungnya proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing. sekian terima kasih.
Solusi Masalah Migas Feb 01, 2015 Maulana Nasional Comments Of
Untuk mengatasi carut marut bisnis migas kita, yang sengaja dibuat rumit adalah untuk menyuburkan kepentingan mafia. Identifikasi masalah masalah dan menyusun daftar inventaris masalah adalah langkah awal menangani masalah mafia migas. Berikut kami jabarkan masalah – masalah migas kita dan bagaimana mengatasinya secara umum dan mulai dari Hulu hingga Hilir, yang pada ujungnya penanganan masalah mafia migas ini adalah target Zero impor BBM.
A. Hulu Permasalahan di Hulu dapat kita kelompokkan sbb : 1. UU No. 22 Tahun 2001 tentang MIGAS UU no. 22 Tahun 2001 tentang Migas ini menjadi titik nol pemberantasan mafia migas. UU ini telah menggiring bangsa masuk dalam wilayah liberalisasi dan sangat tidak menguntungkan bagi bangsa, akrena memang UU ini sejatinya bukanlah produk bangsa Indonesia, tetapi produk asing dimana pada saat penyusunan UU ini Kuntor mangkusubroto menyerahkannya kepada pihak asing. UU ini harus dicabut dan diganti, atau direvisi sesuai jiwa UUD 45 yang berpihak pada rakyat, berpihak pada negara. Kekacauan bisnis migas kita semakin kacau salah satunya adalah ekses dari UU ini.
2. Status Hukum SKK Migas
SKK Migas yang dulu adalah BP MIGAS, dan sebagai akibat dari keputusan MK atas UU migas, diputuskan bahwa BP Migas harus dibubarkan. Pemerintah SBY akhirnya mengganti nama BP MIGAS menjadi SKK Migas. Kebijakan ini sama sekali bukanlah bentuk implementasi dari keputusan MK Nomor 36/PUU-X/2012, akan tetapi lebih kepada akal-akalan pemerintah menyikapi keputusan MK tersebut demi melindungi kepentingan si pembuat UU Migas dan kelompok yang butuh keberadaan BP Migas meski dalam bentuk SKK Migas. SKK Migas ini harus dibubarkan, karena telah menjadi rumah pesta para mafia yang sesungguhnya disamping bahwa SKK Migas bertentangan dengan UUD 45. Maka untuk menjernihkan usaha migas kita, maka SKK Migas harus dibubarkan, dan kembalikan wewenangnya kepada Pertamina, perkuat pertamina dengan UU tentang pertamina seperti UU No.8 Tahun 1971 Tentang Pertamina. Bentuk pengawasan yang melekat untuk menghindari penyimpangan yang terjadi. 3. Subsidi BBM Permasalahan subsidi ini menjadi masalah pelik, rumit dan penuh kebohongan yang selama puluhan tahun dipertahankan dalam APBN dengan pola yang tidak transparan dan cenderung hanya untuk memperkaya para mafia yang ada. Penetapan besaran subsidi tidak pernah dibuka ke publik secara jujur. Subsidi ini bisa ditetapkan setelah adanya perhitungan biaya produksi BBM kita, namun anehnya, pemerintah tidak pernah membuka secara jujur tentang tentang biaya produksi, dan bila pemerintah dalam beberapa kesempatan menyebut biaya produksi, tidak pernah sama dan sering berbeda dan saling sanggah antara pejabat negara. Ini memalukan bagi sebuah bangsa yang mengaku berbudaya tinggi, tapi penuh kebohongan. Banyak pihak yang melakukan perhitungan sendiri terhadap harga BBM mengacu pada harga BBM internasional dan kurs dolar, hasilnya sungguh mencengangkan karena berbeda jauh dengan perhitungan yang dilakukan oleh pemerintah. Perbedaan ini pun tidak pernah dijawab oleh pemerintah dan bahhkan membiarkan polemik itu berkelanjutan. Pemerintah harus menetapkan harga biaya produksi secara terbuka dengan melibatkan pihak – pihak independent. Saya melihat penetapan Idul fitri yang dilakukan oleh pemerintah bersama organisasi-organisasi keagamaan, pola ini dapat ditiru oleh pemerintah untuk menghitung biaya produksi BBM kita sehingga penetapan subsidi benar-benar faktual dan tidak direkayasa penuh kebohongan untuk memperkaya mafia.
4. Cost Recovery Kebijakan pemerintah yang memasukkan Cost recovery sebagai bagian dari product Sharing Contract (PSC) adalah salah satu kesalahan yang sangat fatal sebagai akibat dari UU No.22 Tahun 2001 tentang Migas. Cost recovery ini menjadi momok menyakitkan bagi bangsa kita, karena kita telah menjadi orang bodoh yang menyerahkan hasil bumi kita secara cuma2 kepada pihak asing dalam hal ini perusahaan explorasi migas. Semua bentuk pengeluaran perusahaan explorasi dimasukkan dalam hitungan Cost recovery, ini sungguh perampokan yang dilegalkan oleh pemerintah melalui UU pro kapitalis. Kedepan Cost recovery ini harus dihentikan, Product Sharing Contract harus dirobah mejadi Service Contract yang lebih menguntungkan bagi bangsa dan negara. Service kontract tidak mengenal Cost recovery, tetapi
bagi hasil murni yang sama2 menguntungkan. Penerapan Service Contract ini sangat perlu segera diterapkan khususnya pada kontrak-kontrak yang sudah habis masa konsesinya. Jika ingin diperpanjang, maka kontrak PSC yang selama ini dipergunakan harus diganti dengan SC yang tidak lagi mengenal Cost recovery. Jika pemerintah berani melakukan ini, maka negara akan diuntungkan sangat besar setiap tahunnya dari dunia migas, meski sebetulnya kontrak yang sudah habis masa konsesinya lebih baik diambil alih seluruhnya dengan menasionalisasi kontrak tersebut. Hal ini akan memutus kenikmatan yang diperoleh mafia selama ini dari pengucuran Cost recovery yang sangat besar yang mana pada tahun 2014 tercatat pemerintah harus membayar Cost recovery sebesar USD 16 M.
5. Kilang Minyak Kebijakan pemerintah selama ini yang tidak memberikan kemudahan investasi terhadap pembangunan Kilang minyak, menjadi salah satu bentuk permainan mafia diatataran kebijakan. Inilah keuntungan yang didapat mafia dengan menempatkan oragn2nya duduk dalam posisi penting pengambil kebijakan. Dihambatnya pembanguna kilang minyak adalah cara mafia untuk terus mengimport minyak secara besar2an. Semakin besar impor semakin besar jugalah keuntungan para mafia yang bermain. Kedepan, pemerintahan Joko Widodo harus menargetkan pembangunan kilang minyak untuk mampu mencukupi seluruh kebutuhan nasional. Indonesia harus memiliki kilang pengolahan minyak, yang mampu memproduksi minyak hingga minimal 1,5 juta barel perhari. Saat ini Indonesia baru punya kilang minyak diantaranya, Kilang Pangkalan Brandan dengan kapasitas 5000 barel / hari, Kilang Dumai 170.000 barel/hari, Kilang Plaju/Musi 133.000 barel/hari, Kilang cilacap 348.000 barel/hari, Kilang Balongan 125.000 barel/hari, Kilang Kasim 1000 Barel/hari. Kilang-kilang minyak ini masih sangat tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional, disamping kilang sudah tua, tidak lagi mampu berproduksi secara maksimal. Melihat fakta suplay and demand, maka pemerintah perlu segera membuka kemudahan bagi investasi pembangunan kilang minyak minimal dalam 4 tahun kedepan mampu menambah pasokan sebesar 500.000 barel / barel untuk memenuhi kebutuhan nasional. Untuk menopang keberadaan kilang minyak ini, maka dalam UU Migas yang baru harus dicantumkan bahwa minyak bagi hasil untuk perusahaan operator/explorasi tidka boleh dijual kepasar internasional tapi dijual kepertamina dengan harga yang berlaku dipasar internasional. Dengan demikian, minya produksi nasional tidak lagi dijual keluar tapi diolah dikilang minyak kita snediri untuk memenuhi kebutuhan nasional. Peningkatan kebutuhan terhadap BBM juga harus diikuti pembangunan infrastruktur Gas seperti SPBG untuk transportasis yang menghabiskan 70% BBM serta gas untuk pembangkit listrik. Dengan demikian, bangsa kita bisa berdaulat dan tidak lagi impor minyak. Zero impor, dengan sendirinya mematikan mafia.