PROPOSAL FIELD PROJECT
RANCANG BANGUN BANGUN INSTALASI SISTEM SIS TEM PENGISIAN AIR AKI DAN CHARGER BATERAI 24V DC OTOMATIS DENGAN INDIKASI GENERATOR MATI ( Studi Kasus PT. Meratus Lines ± MV. MV. MUSI RIVER )
Diusulkan oleh : 1. Moch Fauzi Prima A.P 2. I Putu Arsa Adi Nugraha
64.080.300.07 64.080.300.27
PRODI D3 TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2011
HALAMAN
1.
Judul
Field Project
PENGESAHAN
: Rancang Bangun Instalasi Sistem Pengisian Air Aki Dan Charger Baterai 24V DC Otomatis Dengan Indikasi Generator Mati (Studi Kasus MV. Musi River )
2. Bidang Field Project
: ( ¥ ) BIDANG RANCANG BANGUN
3. Bidang Keahlian
: Program Studi D3 Teknik Kelistrikan Kapal
4. Pengusul a. Nama Lengkap : Moch. Fauzi Prima A.P b. NRP : 64.080.300.07 c. Program Studi : D3 Teknik Kelistrikan Kapal d. Jurusan : Teknik Kelistrikan Kapal e. Politeknik : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya f. Alamat Rumah dan No. Telp / HP: g. Alamat email
:
h. Nama Lengkap : I Putu Arsa Adi Nugraha i. NRP : 64.080.300.27 j. Program Studi : D3 Teknik Kelistrikan Kapal k. Jurusan : Teknik Kelistrikan Kapal l. Politeknik : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya m. Alamat Rumah dan No. Telp / HP: Jalan Kresna I no. 5 ,Br. Pangkung , Tabanan ± Bali n. Alamat email :
[email protected] 5. Usulan Dosen Pembimbing a. Nama Lengkap b. NIP c. Alamat Rumah dan No. Telp
6.
Jangka
Waktu Pelaksanaan
: Isa Rachman, ST., MT. : 198008162008121001 : Jl. Kesatrian Park Royal Regency V2-15 Buduran Sidoarjo : 4 bulan
Surabaya, 11 Maret 2011 Menyetujui, Ketua Jurusan
Pengusul
( Lilik Subiyanto, ST ) Nip : 196901301997021001
( I Putu Arsa Adi Nugraha ) NRP :6408030007 Pengusul
( I Putu Arsa Adi Nugraha ) NRP :6408030027
Koordinator Field Project
Dosen Pembimbing
( Purwidi Asri, SST, MT ) Nip : 197109031995012001
(Isa Rachman ST., MT.) Nip : 198008162008121001
A. JUDUL
RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PENGISIAN AIR AKI DAN CHARGER BATERAI 24V DC DENGAN INDIKASI GENERATOR MATI ( Studi Kasus PT. Meratus Lines ± MV. MUSI RIVER) B. ABSTRAK
Studi kasus
t roubleshoot ing
instalasi sistem charger baterai yang
mengalami generator mati adalah suatu metode pembelajaran yang membahas tentang kondisi sistem kelistrikan di kapal. Karena dengan adanya pembelajaran yang mendalam tentang sistem kelistrikan kapal yang sebenarnya, dapat memberikan masukan yang positif untuk pengembangan teknologi peralatan kapal. Sehingga pada saat mengalami masalah generator blackout pada saat berada di tengah lautan atau samudra hal itu dapat membahayakan bagi para kru kapal. Karena, sebagai alat yang mengontrol kemudi dan berfungsi untuk mengarahkan arah kapal, bat erai charger sangat vital. Karena, dengan adanya masalah charger bat erai, generator dan baterai mati tersebut pasti akan sangat berpengaruh terhadap sistem navigasi yang terdapat pada kapal dan peralatan penting lainnya. Pada field project ini akan dibahas studi kasus yang bertujuan untuk melakukan pembuat an simulasi alat kelist rikan kapal sekaligus pembelajaran untuk mempelajari proses sistem kontrol bat erai charger yang terdapat pada suatu kapal khususnya kapal kargo. Obyek kapal kargo yang digunakan yaitu MV. MUSI RIVER. Diharapkan hasil yang diperoleh dalam pembuatan alat pengisisan dan charger baterai otomatis pada instalasi sistem charger baterai kapal kargo, dapat wawasan untuk melakukan pengembangan teknologi tentang sistem kelistrikan emergency supply kapal.
Kata Kunci : Pengisian Air Aki Otomatis, Charger Baterai, Generator Mati
C. LATAR BELAKANG MASALA H
Indonesia merupakan negara yang dikelilingi oleh perairan, karena hampir 2/3 luas wilayahnya merupakan perairan. Sehingga, wajar apabila kegiatan tranportasi perairan di Indonesia tumbuh dengan pesat. Selain dikarenakan wilayah Indonesia yang berupa perairan, hal tersebut juga dapat dikarenakan asal usul nenek moyang kita yang seorang pelaut. Dalam hal ini, dua unsur penting yang menunjang tumbuh pesatnya kegiatan transportasi perairan tersebut yaitu perkapalan dan pelayaran. Dunia perkapalan dan pelayaran merupakan dua hal yang saling berkaitan. Sehingga, dalam pelaksanaan aktivitasnya, dunia perkapalan dan pelayaran merupakan dua hal yang saling membutuhkan. Untuk dunia perkapalan, dunia pelayaran dibutuhkan untuk proses pengembangan teknologi yang dapat mengoptimalkan kinerja sistem yang terdapat pada kapal. Sedangkan, untuk dunia pelayaran itu sendiri, perkapalan dibutuhkan untuk membantu memperbaiki sistem yamg ada pada kapal yang tidak dapat diatasi oleh kru kapal. Dalam hal ini, contohnya adalah sistem pengisisan air aki dan charger baterai otomatis. Pada saat berlayar ada kalanya baterai yang digunakan untuk supply peralatan DC kapal akan mengalami kondisi generator mati. Hal tersebut, dapat menimbulkan sesuatu yang sangat bermasalah pada saat kapal berlayar. Oleh karena itu, saya mengangkat sebuah field project studi kasus yang berjudul ³Troubleshoot ing Sist em Pengisian Air Aki Dan Charger Bat erai Ot omat is Kapal Kargo Dengan Indikasi Generat or Mat i´. Dalam field project ini akan direncanakan dan dilakukan studi kasus pengerjaan pembuat an alat instalasi sistem pengisisan air aki dan charger baterai otomatis pada kapal tempat berlangsungnya proses OJT. Adapun yang dimaksud pembuatan alat tersebut merupakan sismulasi gambaran instalasi sistem kontrol kelistrikan charger bat erai kapal yang terindikasi generator mati. Sedangkan
objek yang akan diamati adalah kapal MV. MUSI RIVER milik PT. Meratus Line yang sedang menjalani proses maint enance pada pelabuhan kapal (Terminal DOK) . Karena prioritas pada field project ini adalah studi kasus, maka untuk itu hasil yang dihasilkan hanya berupa kesimpulan dan saran rekomendasi yang memungkinkan untuk menambah kekurangan yang ada pada sistem pengisisan air aki dan charger baterai otomatis yang ada pada objek kapal yang digunakan. MV. MUSI RIVER.
D. PERUMUSAN MASALA H
Telah dibahas dalam latar belakang bahwa penulisan proposal field project ini akan memberikan gambaran tentang cara mengatasi problem tentang sistem charger batearai 24V DC otomatis yang ada pada kapal. Oleh sebab itu dibutuhkan data ± data yang mendukung untuk membahas prinsip kerja dan sistem kerja operasional yang ada pada sist emm charger bat erai suatu kapal ( MV. MUSI RIVER). Adapun untuk mengetahui posisi air aki dari baterai dan baterai masih aktif atau tidak dilakukan uji coba yang tentunya akan memakan waktu yang cukup lama. Untuk itulah dibuatlah untuk sistem yang dapat membuat operasional sistem charger baterai menjadi otomatis . Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu bagaimana kondisi yang membuat kapal dan apa saja yang perlu dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut dalam pelayaran. Oleh sebab itu, diperlukan permasalahan permasalahan yang dapat menunjang kondisi tersebut sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bat erai 24V DC ? 2. Bagaimana konstruksi sistem pengisian air aki dan charger bat erai ot omat is? 3. Bagaimana instalasi sistem pengisian air aki dan charger bat erai ot omat is?
4. Bagaimana mekanisme sistem kerja pengisian air aki dan charger bat erai ot omat is m pada saat kondisi generator normal? 5. Bagaimana cara pengembangan teknologi pengisian air aki dan charger bat erai ot omat is?
E. BATASAN MASALA H
Pada proses pengerjaan pembuatan sistem pengisisan dan charger baterai otomatis pada MV.MUSI RIVER yang terindikasi generator mati. Ada beberapa batasan masalah yang dapat menjadi acuan untuk memperjelas pembahasan yang tentang kasus yang dikerjakan, yaitu :
y
Sistem yang dibahas hanya meliputi instalasi sistem pengisian air aki dan charger bat erai ot omat is yang ada pada sistem kontrol kelistrikan emergency MV.MUSI RIVER.
y
Instalasi sistem pengisian air aki dan charger bat erai ot omat is yang diamati adalah sistem kontrol kelistrikan emergency.
y
Dalam field project yang diutamakan adalah studi kasus cara t roubleshoot ing sistem yang dilakukan pada armada pelayaran yang ada di Indonesia terutama milik PT. Meratus Line, bukan pembuatan peralatan baru.
y
Implementasi dari field project ini adalah hasil studi kasus dari permasalahan pada bagian sistem kelistrikan kapal yang dikerjakan dalam program OJT.
y
Alat yang dibuat merupakan miniature dari penggunaan alat sebenarnya.
F. TUJUAN
Tujuan dari pembahasan dan pengerjaan studi kasus ini adalah untuk memberikan hasil yang berupa laporan kerja proyek dan beberapa rekomendasi yang mungkin dapat diaplikasikan dari cara t roubleshoot ing yang dilakukan pada kapal sesungguhnya yaitu MV. MUSI RIVER. Selain itu, tujuan pembuatan field project ini juga untuk memberikan gambaran nyata tentang sistem kontrol kelistrikan bat erai charger khususnya dan sistem kelistrikan kapal umumnya pada kapal armada pelayaran khususnya kapal kargo milik PT. Meratus Line.
G. KEGUNAAN
Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti, memberikan manfaat pengetahuan terhadap cara mengatasi problem yang terjadi pada instalasi sistem kontrol kelistrikan st eering gear syst em pada kapal kargo milik perusahaan tempat berlangsungnya penelitian ;
2. Bagi PT. Meratus Lines, memberikan manfaat terhadap penanganan lanjutan terhadap kerusakan yang sama dikemudian hari pada armada kapal yang dimiliki, serta untuk pengembangan tekno logi;
3. Bagi masyarakat secara umum, sebagai penambah pengetahuan terhadap ilmu sistem kontrol kelistrikan pada dunia pelayaran Indo nesia ;
4. Keuntungan bagi perkembangan IPTEK. Memberikan informasi tentang kondisi nyata armada pelayaran dan cara troubleshooting sistem ini akan mengefisiensi waktu perawatan dan perbaikan sistem kontrol kelistrikan kemudi kapal, sehingga keuntungan ekonomi semakin besar.
H.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Steering Gear System
Steering gear system adalah suatu sistem peralatan kemudi kapal yang terdiri terdiri dari dua sistem kerja. Dua sistem tersebut adalah sistem kerja kontrol elektrik dan sistem kerja mekanik. Untuk sistem kerja mekanik adalah arah gerak rudder atau daun kemudi. Sedangkan untuk sistem kerja elektrik adalah sistem yang berfungsi menjadi kontrol, baik itu kontrol gerak maupun kontrol indicator pada sistem steering gear itu sendiri. Beberapa sistem yang termasuk sistem kontrol yang terdapat pada steering gear system, yaitu : 1. Power unit 2. Kontrol unit 3. Transmission to rudder stock (Solenoid) Uraian singkat tentang konstruksi dan kerja komponen ini adalah sebagai berikut: 1. Solenoid unit terdiri dari dua bagian yaitu, transmitter dan receiver. Transmitter terletak di navigation pada ruang wheel house, yang mentransmisikan perintah yang diberikan kepada penerima yang terletak di kompartemen perangkat kemudi (ruang mesin), dengan outpu yang memutar roda kemudi. Receiver menyampaikan perintah ini kepada unit kontrol, yang juga terletak di kompartemen perangkat kemudi, melalui gerakan linier. Solenoid umumnya tipe hidrolik, jenis listrik atau, seperti halnya dengan sistem kemudi modern, bisa tipe elektro-hidrolik. Pada masa lalu, solenoid adalah tipe elektrik yang terdiri dari hubungan dan rantai dengan sproket. Ketika dioperasikan secara manual, solenoid harus mampu mengaktifkan valve pada sistem hidrolik. Dalam operasionalnya Solenoid berfungsi untuk mengaktifkan valve pompa hidrolik yang digunakan untuk rudder kapal.
2. Kontrol unit adalah penghubung antara solenoid dan unit power. Kontrol unit berfungsi untuk menerima sinyal dari solenoid dan mengoperasikan unit power sampai menerima sinyal yang lain, yang digunakan untuk mengaktifkan rudder stock gear, untuk menghentikan operasi power unit.
3. Power unit dapat berupa penggerak utama seperti mesin uap, mesin diesel atau motor listrik, langsung digabungkan ke rudder, bisa unit elektro-hidrolik atau unit semua-listrik lengkap dengan so lenoid.
Gambar 1.1 Control unit steering gear ruang mesin
Bagian konstruksi steering gear system
Konstruksi steering gear sistem terdiri dari 2 bagian peralatan kerja. Dua bagian kerja itu adalah peralatan mekanik dan peralatan elektrik. Dua bagian kerja tersebut bekerja secara berurutan dan memiliki keterkaitan dalam sistem kerjanya. Yang termasuk peralatan mekanik steering gear adalah : 1. Running pump 2. Idle pump 3. Differensial gear train 4. Main transfer valve
5. Crosshead 6. Port side Cylinder 7. Flunger Grand 8. Starboard Cylinder 9. Follow up shaft
Sedangkan yang termasuk keda lam peralatan sistem kontrol elektrik st eering gear syst em adalah : 1. Transmitter unit yang berupa alat penggerak 2. Port or STBD Transfer Switch yang berfungsi untuk menentukan Solenoid yang akan diaktifkan 3. Running motor yang berfungsi menjalankan po mpa running 4. Electric motor yang berfungsi mengendalikan pompa idle 5. Transfer switch 6. Receiving unit
1.2 Gambar konstruksi steering gear system
Prinsip steering gear system
Steering gear memiliki sistem kerja elektrik yang terkontrol dan diatur pada bridge deck. Steering gear adalah peralatan yang tidak boleh mati, karena termasuk peralatan navigasi. Steering gear memiliki hubungan dengan sistem auto pilot. Hal itu, dikarenakan karena sistem auto pilot termasuk dalam bagian sistem kontrol yang ada pada steering gear. Steering gear yang berfungsi sebegai penggerak rudder kapal adalah Solenoid yang mengaktifkan mesin pompa hidrolik untuk menggerakkan rudder. Solenoid sendiri memiliki prinsip kerja sistem elektro hidrolik. Sedangkan kontrol untuk kemudinya menggunakan sistem kontrol scan steering yang terdapat pada kontrol unit. Selain itu, steering gear juga memiliki peralatan alarm yang berfungsi sebagai indikator kondisi komponen steering gear dan sebagai indicator peralatan mekanik yang ada.
Aturan operasional steering gear
Dalam proses pengoperasiannya steering gear memiliki standar peraturan yang harus dilakukan. Standar peraturan yang dipakai, meliputi: 1. Kapal yang memiliki sistem kontrol operasi steering gear dengan penggerak listrik, harus memiliki 2 sistem kontrol steering yang memiliki sistem sendiri. Instalasi kabel sistem kontrolnya tidak boleh hanya satu. 2. Saluran kabel instalasi harus sistem steering gear utama dan bantu dari ruang bridge deck 3. Steering gear harus dioperasikan oleh ABK yang telah mendapat persetujuan dari captain atau nakhoda. 4. Kontrol normal dari bridge deck kapal Menggunakan
kemudi
sinyal
listrik
(kemudi
kapal)
untuk
menggerakkan pompa hidrolik pengarah sudut kemiringan rudder
5. Kontrol Darurat Melakukan proses secara manual yang dilakukan di ruang engine room untuk mengaktifkan tekanan cairan yang berfungsi menggerakkan hidrolik yang berfungsi menggerakkan rudder dengan mengambil alih kontrol dari bridge deck.
Deskripsi Objek t i Sarana adalah kapal kargo yang merupakan kapal carter yang MV. Mul
dulunya memiliki tujuan trip Surabaya ± Bintuni ± Maumere - Surabaya.
Gambar 1.4 MV. Mul t i Sarana
I. METODE PELAKSANAAN
Dalam pembuatan field project yang berupa studi kasus ini diperlukan suatu metode yang mampu memberikan hasil yang maksimal. Untuk itu, maka saya
menyusun
suatu
langkah
±
langkah
yang
sekiranya
dapat
memaksimalkan proses dan hasil pelaksanaan pada field project ini. 1. Observasi objek lapangan Observasi objek lapangan sebagai dasar penetapan studi kasus. Dalam observasi objek lapangan ini dapat dipelajari permasalahan yang sering terjadi pada objek yang akan diangkat menjadi topik field project ini. Selain itu, langkah ini juga dapat dijadikan acuan untuk mencari data awal yang diperlukan untuk menambah referensi field project .
2. Studi literature Studi literature merupakan langkah kedua dalam melaksanakan pembuatan field project ini. Dalam studi literature ini dipelajari teori ± teori mengenai objek yang dibahas, sehingga sekiranya dapat menjadi penunjang untuk dijadikan sebagai pembanding dengan kondisi objek yang diamati di lapangan. Selain itu, dapat juga dijadikan sebagai tinjauan pustaka sebagai pedoman untuk menangani masalah yang sedang 3. Proses pengerjaan lapangan Proses pengerjaan lapangan merupakan proses pengambilan data lanjutan dan cara penanganan secara langsung dalam mengatasi masalah yang sedang terjadi tersebut. Dalam proses ini, tidak semua kegiatan perbaikan dilakukan sendiri karena itu perlu adanya komunikasi antara sistem yang ada pada kamar mesin dan ruang navigasi.
4. Proses identifikasi data Proses pengumpulan data perbaikan merupakan proses mengumpulkan data ± data peralatan yang mengalami perbaikan dan bagaimana mekanisme perbaikannya.
5. Proses perhitungan dan pembahasan Dalam proses ini akan diketahui bagaimana pembahasaan dan perhitungan tentang objek yang menjadi topic studi kasus dalam masalah kelistrikan kapal itu sendiri.
6. Kesimpulan dan saran Jika
hasil dari pembahasan dan perhitungan dari t roubleshoot ing studi kasus
sudah disetujui. Maka kesimpulan dan saran yang muncul dalam proses pengerjaan objek studi kasus tersebut dapat ditambahakan.
7. Penyusunan laporan Penyusunan laporan merupakan langkah akhir yang dilakukan dalam proses pembuatan field project ini. Tujuannya adalah untuk memasukkan semua hasil yang didapat saat awal studi kasus sampai akhir studi kasus yang dibuat dalam bentuk karya ilmiah field project .
J. JADWAL KEGIATAN
No
Kegiatan
Bulan ke 1
1.
Pengajuan proposal Field Project
2.
Observasi terhadap object
3.
Studi literature
4.
Pengerjaan lapangan
5.
Identifikasi data dan pengolahan
6.
Perhitungan dan pembahasan
7.
Penyusunan laporan
2
3
4
5
K. DAFTAR PUSTAKA
1. BKI Volume IV. RULES FO R ELE CT RI CA L INS TA LL AT I O NS . 1996 2. Calder, Nigel.(2005). BOATOW NER¶S Mechanical A ND E lectrical Manual . Mc Graw Hill. Maine. 3. http://en.wikipedia.org/wiki/Self-steering_gear
Surabaya, 11 Maret 2011 Pengusul,
( I Putu Arsa Adi Nugraha ) NRP : 6408030027