REFERAT
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS PULPOSUS
Pembimbing: dr. Rizzal Luthi S!.OT
"i#u#un Oleh: Anita "arma$i%a&a ' ()*+((,((-
FAKULTAS KE"OKTERAN UNI/ERSITAS PELITA HARAPAN KEPANITERAAN KLINIK IL0U 1E"AH RU0AH SAKIT 1HA2 1H A2AN3KARA AN3KARA TIN3KAT I RA"EN SAI" SUKANTO 4AKARTA PERIO"E *( SEPTE01ER 5 *) NO/E01ER +(*+
KATA KATA PEN3AN PEN3 ANTA TAR R
Salam sejahtera, Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan referat ini tepat pada waktunya. Referat ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik agi !"#ss $ni%ersitas Pelita &arapan yang menjalani pr"gram kepaniteraan klinik di 'epartemen (lmu )edah Rumah Sakit )hayangkara Tingkat ( Raden Said Sukant". 'engan imingan, pengarahan, dan pengetahuan yang diper"leh seelum dan sesudah menjalani kepaniteraan, penulis menyusun referat yang erjudul * &ernia Nukleus Pulp"sus+. 'alam 'alam menjala menjalanka nkan n kepanit kepaniteraa eraan n di departe departemen men edah edah ini, ini, penuli penuliss dieri dieri kesempatan mendapat ilmu yang seanyak-anyaknya. Pada kesempatan ini, penulis juga ermaksud untuk menguapkan terima ter ima kasih yang seesar-esarnya kepada para d"kter yang memiming di 'epartemen )edah Rumah Sakit )hayangkara tingkat ( Raden Said Sukant", para perawat yang ertugas di 'epartemen )edah Rumah Sakit )hayangkara Tingkat ( Raden Said Sukant", dan teman-teman yang telah ekerja sama dengan aik menjalani kepaniteraan ini. Penulis menyadari ahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan memiliki anyak keteratasan. leh sea itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang memangun memangun demi kepentingan kepentingan penulis. #khir #khir kata sem"ga referat ini dapat erguna erguna agi penulis maupun pemaa sekalian. Tuhan Tuhan memerkati.
akarta, kt"er /01/ Penyusun
2
Salam sejahtera, Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan referat ini tepat pada waktunya. Referat ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik agi !"#ss $ni%ersitas Pelita &arapan yang menjalani pr"gram kepaniteraan klinik di 'epartemen (lmu )edah Rumah Sakit )hayangkara Tingkat ( Raden Said Sukant". 'engan imingan, pengarahan, dan pengetahuan yang diper"leh seelum dan sesudah menjalani kepaniteraan, penulis menyusun referat yang erjudul * &ernia Nukleus Pulp"sus+. 'alam 'alam menjala menjalanka nkan n kepanit kepaniteraa eraan n di departe departemen men edah edah ini, ini, penuli penuliss dieri dieri kesempatan mendapat ilmu yang seanyak-anyaknya. Pada kesempatan ini, penulis juga ermaksud untuk menguapkan terima ter ima kasih yang seesar-esarnya kepada para d"kter yang memiming di 'epartemen )edah Rumah Sakit )hayangkara tingkat ( Raden Said Sukant", para perawat yang ertugas di 'epartemen )edah Rumah Sakit )hayangkara Tingkat ( Raden Said Sukant", dan teman-teman yang telah ekerja sama dengan aik menjalani kepaniteraan ini. Penulis menyadari ahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan memiliki anyak keteratasan. leh sea itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang memangun memangun demi kepentingan kepentingan penulis. #khir #khir kata sem"ga referat ini dapat erguna erguna agi penulis maupun pemaa sekalian. Tuhan Tuhan memerkati.
akarta, kt"er /01/ Penyusun
2
"AFTAR "AFTAR ISI IS I
KAT KATA PENGANTAR....................... PENGANTAR............................................... ....................................... ............... 2 DAFTAR DAFTAR ISI........................................... ISI.................................................................. ............................. ......3 3 BAB 1...............................................................................3 PENDAHULUAN..................................................................3 BAB 2...............................................................................5 ANATOMI DAN FISIOLOGI...................................................5 2.1. Kolom Verter!...............................................................5 2.2. D"#$%# I&ter'erter!l"#....................................................(
BAB 3.............................................................................13 PEMBAHASAN.................................................................13 3.1. De)&"#" Her&"! N%*le%# P%l+o#%#....................................13 3.2. E+",em"olo-".................................................................13 3.3. Et"olo-".........................................................................13 3.. P!to)#"olo-" ,!& P!to-e&e#"#.........................................1 3.3.1. Degenerasi Diskus................ Diskus.......................... ..................... ......................................... .............................. 14 3.3.2. Herniasi Diskus Intervertebralis.......... Intervertebralis.................... ..................................... ...........................15 15 3.5. G!m!r!& Kl"&"# ,!& Pemer"$#!!& F"#"$..........................1/ 3.0. D"!-&o#"# B!&,"&-.........................................................2 3.. Pemer"$#!!& Pe&%&!&-.................................................20 3./. Pe&!t!l!$#!&!!&...........................................................2/ 3.(. Pro-&o#"#......................................................................33
BAB .............................................................................3 KESIMPULAN...................................................................3 DAFTAR DAFTAR PUSTAKA.............. PUSTAKA...................................... .................................. .................... ............ ..30 30
3
1A1 * PEN"AHULUAN
Penyakit degeneratif pada tulang elakang terdiri dari / jenis k"ndisi yaitu penyakit degeneratif diskus yang meliatkan diskus inter%erteralis dan penyakit degeneratif sendi 2"ste"artritis yang meliatkan sendi faset p"steri"r. Penyakit degeneratif pada tulang elakang, terutama pada segmen l"rd"tik yaitu lumar dan ser%ikal yang leih m"il, mudah terjadi karena esarnya tekanan dan tegangan yang erhuungan dengan p"sisi tegak manusia yang diaplikasikan pada tulang elakang saat erakti%itas sepanjang hidupnya. Struktur pertama yang terpengaruh karena degenerasi akiat pr"ses penuaan yang n"rmal dan diperuruk "leh trauma, def"rmitas, dan penyakit yang sudah ada seelumnya pada sistem tulang elakang adalah diskus inter%erteralis. 3eadaan ini menghasilkan gejala tersering dari seluruh gejala muskul"skeletal yaitu nyeri punggung awah. Telah diperkirakan ahwa pada 405 "rang dewasa, sedikitnya sekali seumur hidup mereka, akan merasakan satu atau leih epis"de nyeri punggung yang ukup parah untuk sementara menghentikan mereka dari pekerjaannya. )ahkan, pada pekerja dewasa muda, nyeri punggung merupakan penyea n"m"r satu dari kelumpuhan yang erlangsung leih dari / minggu dan penyea n"m"r dua pada "rang dewasa tua setelah artritis.
4
1A1 + ANATO0I "AN FISIOLO3I
+.*. K6l6m /ertebra 3"l"m %ertera adalah tulang pusat pilar dari tuuh. Struktur ini meny"k"ng tengk"rak, skapula, kla%ikula, ekstremitas atas, tulang rusuk, dan melalui tulang pel%is menghantarkan erat tuuh ke e6tremitas awah. 3"l"m %ertera terdiri dari 77 %ertera yaitu 8 %ertera ser%ikal, 1/ %ertera t"rakal, 9 %ertera lumar, 9 %ertera sakral :menyatu mementuk sakrum;, dan < k"ksigeal :7 terawah iasanya menyatu;, sendi, dan antalan fir"kartilag" yang diseut diskus inter%erteralis. =ertera terdiri dari adan di anteri"r dan arkus %ertera di p"steri"r, kedua struktur terseut mengelilingi r"ngga yang diseut f"ramen %erteralis, yang dilalui "leh medulla spinalis. #rkus %ertera terdiri dari sepasang pedikel yang mementuk agian arkus dan sepasang lamina yang menyelesaikan arkus di p"steri"r. #rkus %ertera mementuk 8 pr"sesus yaitu 1 pr"sesus spinalis, / pr"sesus trans%ersus, < pr"sesus artikularis :1 pasang pr"sesus artikularis superi"r dan 1 pasang pr"sesus artikularis inferi"r;. Pr"sesus spin"sus dan trans%ersus erfungsi seagai pengungkit dan perlekatan dari "t"t dan ligamen. Pr"sesus artikularis munul dari peratasan antara pedikel dan lamina, permukaan artikularnya terlapisi dengan kartilag" hyalin. 3edua pr"sesus artikularis superi"r dari 1 %ertera erartikulasi dengan kedua pr"sesus artikularis inferi"r pada %ertera di atasnya mementuk / sendi sin"%ial. Pedikel menekung pada agian atas atas dan awah mementuk takik %ertera superi"r dan inferi"r, pada %ertera yang erdekatan, keduanya ersamaan mementuk f"ramen inter%erteralis, f"ramen ini erguna untuk dilewati saraf spinalis dan pemuluh darah. Radiks saraf anteri"r dan p"steri"r menyatu dalam f"ramen ini. Permukaan atas dan awah adan %ertera yang erdekatan dilapisi "leh lempengan tipis kartilag" hyalin, di antara kartilag" hyalin terdapat diskus inter%erteralis. Serat k"lagen pada diskus dengan kuat menyatukan / adan %ertera.
5
6
7
8
+.+.
"i#7u# Inter8ertebrali# 'iskus inter%erteralis mementuk > dari panjang k"l"m %ertera,
dimana paling teal pada regi" ser%ikal dan lumar karena terdapat pergerakan k"l"m %ertera teresar. 'iskus tidak terdapat pada / %ertera ser%ikal teratas, sakrum, dan k"ksik. 'iskus inter%erteralis adalah struktur a%askular teresar dalam tuuh manusia, alasan untuk ini adalah karena struktur ini tidak memiliki pas"kan darah langsung seperti jaringan tuuh lainnya. Nutrisi untuk diskus ditemukan dalam kapiler-kapiler keil yang terdapat pada tulang suk"ndral yang erada di luar lempeng ujung %ertera. aringan %askular suk"ndral ini memeri makanan kepada sel-sel diskus pada nukleus pulp"sus dan anulus fir"sus agian dalam melalui pr"ses difusi. )agian luar anulus fir"sus memiliki suplai darah sendiri yang erada pada agian terluar anulus. Sistem seperti ini sangat efisien dimana nutrisi tidak perlu erdifusi sangat jauh untuk menemukan selsel diskus yang memutuhkan. Suplai darah yang *agak langsung+ pada agian anulus terluar menyeakan reekan pada 127 anulus terluar akan pulih atau luka akan menutup seiring erjalannya waktu, tapi sayangnya tidak terjadi pada agian diskus lainnya. Penelitian telah mengemukakan ahwa r"ekan diskus di agian dalam tidak dapat pulih karena sifatnya yang a%askular pada /27 agian dalam diskus. Nutrisi erdifusi langsung ke jaringan pada anulus luar, tapi nukleus dan anulus dalam memiliki rute difusi yang leih panjang karena terhalang lempeng luar %ertera sehingga nutrisi yang dilepaskan dari kapiler pada tulang suk"ndral harus melalui lempeng ujung %ertera terleih dahulu lalu menemus diskus. Met"de difusi ini yang memuat sel-sel diskus mendapatkan nutrisi yaitu "ksigen, gluk"sa, dan asam amin" yang diperlukan untuk fungsi n"rmal dan peraikan diskus. Suplai darah2nutrisi yang uruk pada diskus inilah yang menjadi alasan utama mengapa diskus erdegenerasi leih epat.
9
'iskus interter%erteralis teruat dari / k"mp"nen utama yaitu pr"te"glikan dan k"lagen :tipe ( dan ((;. Pr"te"glikan dihasilkan "leh sel-sel diskus yang menyerupai k"ndr"sit, k"mp"nen ini dapat menjeak dan menahan m"lekul air :&/; dalam jaringan diskus, dimana kenyataannya seagian esar diskus terdiri dari air. Sel-sel diskus dapat terus ekerja sehingga diskus tetap agus selama mendapatkan makanan :gluk"sa;, ahan angunan :asam amin";, "ksigen, dan lingkungan kerja yang n"nasam, dimana tetap terjaga karena ahan uangan erdifusi keluar dari diskus seagaimana nutrisi erdifusi masuk. Pr"te"glikan adalah susunan angunan m"lekul agrekan, yang seperti sp"ns keil, yang merupakan penahan air sejati dalam diskus karena mempunyai kemampuan yang heat dalam menarik dan menahan m"lekul air :900 kali erat m"lekul agrekan dalam air; sehingga memerikan diskus tekanan hidr"statik yang luar iasa dimana diperlukan untuk menunjang ean aksial tuuh. Penyerapan air "leh agrekan juga sangat kuat sehingga pada malam hari dimana tidak ada ean aksial saat tidur, tinggi diskus dan adan ertamah, fen"mena ini diseut *peruahan diurnal+ dan hanya terjadi pada diskus yang n"n-degeneratif. M"lekul agrekan ergaung dalam diskus pada untaian asam hyalur"nat untuk mementuk struktur esar yang diseut agregat. #gregat memerikan kekuatan dan kelunakan pada diskus yang muda dan sehat. Struktur ini dapat dianggap seagai diskus semielastis yang terletak di antara adan %ertera yang kaku. 3arakteristik fisiknya memuat mereka erfungsi seagai *sh"k as"rer+ ketika ean pada k"l"m %ertera meningkat. 3eelastisitasannya memuat %ertera yang kaku dapat ergerak satu sama lainnya. Namun, gaya kenyal mereka erkurang seara ertahap seiring ertamahnya usia. Setiap diskus terdiri dari agian perifer yaitu annulus fir"sus dan agian sentral yaitu nukleus pulp"sus. #nulus fir"sus Terdiri dari fir"kartilag", dimana terdapat leih anyak k"lagen dan leih sedikit air :?95; diandingkan dengan nukleus pulp"sus. 3"lagen sendiri adalah jaringan fir"sa yang kuat, sama seperti kartilag" pada sendi lutut. Terdapat kurang leih 19-/9 serat k"lagen tersusun dalam lapisan k"nsentrik, serat terluar
10
diseut serat Sharpey. )erkas k"lagen erjalan miring di antara adan %ertera, dan kemiringan mereka eruah teralik pada setiap lapisan yang ereda. Serat yang leih perifer, melekat kuat dengan ligamen l"ngitudinal anteri"r dan p"steri"r pada k"l"m %ertera. #nulus fir"sus erfungsi untuk mengelilingi dan
menahan nukleus pulp"sus yang tertekan. Nukleus pulp"sus Pada anak-anak dan remaja adalah massa di tengah diskus yang erentuk "%al seperti agar-agar yang mengandung air dalam jumlah anyak :405;, serat k"lagen dalam jumlah sedikit, dan eerapa sel kartilag". Struktur ini erfungsi untuk memikul ean aksial dari k"l"m %ertera, seagai pusat p"r"s dari seluruh gerakan ekstremitas awah yang terjadi, dan menyatukan %ertera ersama. N"rmalnya erada di awah tekanan dan terletak sedikit leih di p"steri"r dari atas anteri"r diskus. Sifatnya yang semi air memuat nukleus dapat eruah entuk dan %ertera dapat mengayun ke depan atau elakang saat k"l"m %ertera fleksi dan ekstensi. Peningkatan ean k"mpresi yang tia-tia pada k"l"m %ertera akan menyeakan nukleus menjadi leih rata, desakan keluar "leh nukleus diak"m"dasi "leh kekenyalan anulus yang mengelilinginya. 3adangkadang, desakan keluar terlalu kuat untuk anulus dan terjadi ruptur sehingga terjadi herniasi nukleus dan men"nj"l ke kanalis %erteralis yang akan menekan saraf spinalis, radiks saraf spinalis ataupun medula spinalis. Seiring ertamahnya usia, jumlah air dalam nukleus pulp"sus erkurang dan digantikan "leh fir"kartilag". Serat k"lagen pada anulus pun erdegenerasi sehingga anulus tidak dapat selalu menahan nukleus pulp"sus di awah tekanan. Pada usia tua, diskus menjadi tipis dan kurang elastis, dan tidak dapat lagi diedakan antara nukleus dan anulus.
11
12
1A1 9 PE01AHASAN
9.*. "eini#i Hernia Nuleu# Pul!6#u# &ernia nukleus pulp"sus :&NP; adalah k"mplikasi dari degenerasi diskus pada "rang dewasa erusia kurang dari 90 tahun yang dipiu "leh trauma, def"rmitas, ataupun penyakit tulang elakang yang sudah ada seelumnya, dimana terjadi herniasi nukleus pulp"sus ke kanalis %erteralis sehingga dapat menekan saraf spinalis, radiks saraf spinalis, ataupun medula spinalis yang masing-masing akan menimulkan tanda dan gejala sesuai dengan saraf yang tertekan. &NP melalui < tahap yaitu degenerasi diskus2pr"trusi, pr"laps, ekstrusi, dan sekuestrasi.
9.+. E!idemi6l6gi &NP merupakan salah satu penyea nyeri punggung awah yang penting. Pre%alensinya erkisar antara 1-/5 dari p"pulasi dan paling sering :@05; mengenai diskus inter%erteralis A<-A9 dan A9-S1 :&NP lumalis;. Perandingannya antara pria dan wanita adalah 9B<. (nsiden &NP meningkat pada usia /0-<9 tahun.
9.9. Eti6l6gi 3eadaan pat"l"gis dari erkurangnya elastisitas pada anulus fir"sus dan erkurangnya pr"perti hidr"filik pada nukleus pulp"sus merupakan k"ndisi yang diperlukan untuk terjadinya herniasi. )anyak kasus dengan trauma keil yang timul dari tekanan yang erulang. Pada diskus yang sehat, ila mendapat tekanan maka nukleus pulp"sus menyalurkan gaya tekan ke segala arah dengan sama esar. Penurunan kadar air nukleus mengurangi fungsinya seagai antalan, sehingga ila ada gaya tekan maka akan disalurkan ke annulus seara asimetris akiatnya isa terjadi idera atau r"ekan pada anulus. &erniasi diskus dapat terjadi perlahan-lahan, erminggu-minggu, atau erulan-ulan hingga menapai titik dimana sese"rang merasa utuh peng"atan. #tau, dapat juga nyeri terjadi tia-tia akiat ara mengangkat sesuatu yang tidak enar.
13
Cakt"r resik" timulnya &NP diagi menjadi yang tidak dapat diuah dan dapat diuah. Cakt"r resik" yang tidak dapat diuah adalahB $mur B insiden tertinggi pada usia /0-<9 tahun • enis kelaminB priaBwanita adalah 9B< • Riwayat idera punggung atau &NP seelumnya • Cakt"r resik" yang dapat diuahB •
Pekerjaan dan akti%itas B terutama tekanan fisik :k"minasi fleksi dan ekstensi; pada daerah lumar, "nt"hnya adalah mengangkat ean erat samil memungkuk dan pengemudi akiat res"nansi 9 &D dari
• • • •
getaran k"pling yang erasal dari jalanan hingga ke tulang elakang. lahraga yang tidak teratur )erat adan erleihan )atuk lama dan erulangB memerikan tekanan pada diskus Mer"k"kB dapat menurunkan tekanan "ksigen seara dramatis dalam diskus yang a%askular akiat efek %as"k"nstriksi.
9.;. Pat6i#i6l6gi dan Pat6gene#i# 9.9.*.
"egenera#i "i#7u#
'engan pr"ses penuaan yang n"rmal diskus mengering seara perlahan. Pr"ses degenerasi diskus ditandai dengan hilangnya pr"te"glikan seara ertahap sehingga m"lekul agrekan terdegradasi dengan fragmen yang leih keil dapat luluh dari jaringan leih mudah daripada fragmen yang leih esar. &al ini menyeakan hilangnya glik"samin"glikan sehingga
tekanan
"sm"tik
pada
diskus
matriks
erkurang
dan
mengakiatkan hilangnya hidrasi. 'egenerasi awal pada k"l"m spinal manusia terjadi pada nukleus pulp"sus. 'egenerasi ini mulai terjadi pada awal usia dewasa dan erpr"gres seara perlahan. 'egenerasi ini ditandai dengan hilangnya k"ndr"itin sulfat dan air seara ertahap sehingga diskus kehilangan turg"r, kekenyalan, tinggi yang seenarnya atau ketealannya, dan menjadi leih anyak mengandung k"lagen. Selain itu, karena kehilangan airan, nukleus pulp"sus menjadi mengental2kering, sutansi dasarnya
14
yang seperti agar-agar kehilangan tekstur h"m"gennya, dan eruah warna dari putih menjadi kuning-ke"klatan akiat akumulasi dari pr"duk hasil glik"silasi n"n-enDimatik. leh karena penurunan kekenyalannya terseut maka diskus menerima tekanan yang erleihan. Seiring ertamahnya usia, anulus fir"sus pun seara ertahap mulai kehilangan elastisitasnya, terutama di agian p"steri"r dimana seara keseluruhan leih tipis sehingga serat p"steri"r menjadi leih mudah terpisah atau ter"ek, dan melalui agian lemah inilah nukleus pulp"sus dapat erpr"tusi atau erherniasi. )agian terlemah kedua adalah lempeng ujung kartilag" yang tipis dimana melalui itu material nukleus dapat erpr"trusi ke dalam tulang traekular pada %ertera dan di sana mementuk n"dul Shm"rl, iasanya terentuk pada kasus herniasi kr"nik yang juga disertai dengan pementukan "ste"phyte di sekitar n"dul dimana diskus erpr"trusi pada atas %ertera. N"dul ini dapat ditemukan pada pemeriksaan radi"l"gi tapi memiliki signifikansi klinis yang keil. Pr"trusi nukleus pulp"sus dan anulus ke kanalis spinalis-lah yang memiliki signifikansi klinis yang esar. &al ini terjadi pada indi%idu dewasa muda dimana nukleus pulp"susnya masih dapat dianggap turg"r sehingga hal ini jarang terjadi pada "rang erusia leih dari 90 tahun dimana nukleus pulp"susnya telah mengering. 9.9.+.
Hernia#i "i#7u# Inter8ertebrali#
&NP terjadi seagai k"mplikasi dari degenerasi diskus tahap awal. Nukleus pulp"sus tidak memiliki iner%asi saraf sehingga tidak sensitif, namun saat mulai erherniasi ke arah p"steri"r, struktur ini akan meregangkan2mer"ek annulus fir"sus yang sensitif dan ligamen l"ngitudinal p"steri"r, dan juga menekan dura sehingga menimulkan nyeri. 3emudian, serat-serat annulus yang teregang dan erdegenerasi mulai terpisah dan agian dari nukleus pun erherniasi. leh karena ligamen l"ngitudinal p"steri"r melapisi annulus di garis tengah, herniasi enderung ke arah p"ster"lateral. &erniasi p"ster"lateral dapat menekan atau
meregangkan
radiks
saraf
yang
meninggalkan
f"ramen
inter%erteralis yang jauh dari diskus sehingga herniasi diskus A<-9 akan mengenai radiks saraf A9, dimana herniasi diskus A9-S1 akan mengenai
15
radiks saraf S1. Manifestasi klinis dari iritasi dura yang memungkus radiks saraf terseut adalah siatia, yaitu nyeri pada "k"ng yang menyear turun ke paha elakang dan etis sesuai distriusi saraf siati :A<-S7;. Tekanan pada radiks itu sendiri menyeakan paraesthesia dan2atau mati rasa sesuai distriusi dermat"m saraf yang tertekan, selain itu akan timul kelemahan dan erkurangnya refleks pada "t"t yang dipersarafi "leh radiks yang tertekan. 3adang-kadang, reaksi inflamasi l"kal dengan edema dapat memperuruk gejala. &erniasi yang esar di garis tengah tulang elakang lumar dapat menekan auda euina. Pr"gresi%itas &NP diagi menjadi < tahap, dimulai dari tahap awal yaituB 'egenerasi diskus • 'iskus inter%erteralis aik nukleus pulp"sus ataupun anulus
fir"sus telah mengalami pr"ses degeneratif. Nukleus pulp"sus mengalami penurunan fungsi dimana telah terjadi gangguan pada pr"perti hidr"filik nukleus. #nulus fir"sus mulai kehilangan keelastisitasannya karena k"lagen erdegenerasi sehingga menjadi •
rapuh. Pada tahap ini elum terjadi herniasi. Pr"laps entuk dan p"sisi diskus eruah karena nukleus pulp"sus mulai
•
menekan anulus fir"sus sehingga pr"trusi terjadi. Ekstrusi nukleus pulp"sus memeahkan dinding lemah annulus fir"sus
sehingga semakin men"nj"l keluar tapi masih di dalam diskus karena •
ruptur anulus elum k"mplit. Sekuestrasi nukleus pulp"sus telah memeahkan annulus fir"sus dimana
rupturnya telah k"mplit dan keluar dari diskus ke kanalis spinalis atau f"ramen inter%erteralis. Seagian esar &NP terjadi pada A<-9 dan A9-S1, karenaB 'aerah lumal, khususnya daerah A9-S1 mempunyai tugas yang • •
•
erat yaitu menyangga erat adan. M"ilitas daerah lumal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi. 'aerah lumal terutama A9-S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum l"ngitudinal p"steri"r hanya separuh menutupi permukaan p"steri"r diskus.
16
)agian nukleus pulp"sus yang erherniasi akan menjadi dehidrasi dan keras, yang seelumnya a%askular menjadi ter%askularisasi sehingga reaksinya ersifat aut"imun. #khirnya, eerapa minggu setelah kejadian, agian nukleus yang erherniasi akan mengalami fir"sis, mengkerut, dan memeaskan tekanan pada radiks saraf. 3adang-kadang, agian yang erherniasi terseut menjadi terpisah atau tersekuestrasi lalu erjalan ke arah pr"ksimal atau distal.
9.<. 3ambaran Klini# dan Pemeri7#aan Fi#i7 Pr"laps diskus akut dapat terjadi pada usia erapapun, tersering pada usia /0-<9 tahun dan sangat jarang pada usia sangat muda dan sangat tua "leh karena pada saat usia masih sangat muda :F/0 tahun;, diskus masih sehat sedangkan pada usia sangat tua :G<9 tahun;, nukleus pulp"sus sudah tidak turg"r atau telah mengering sehingga tidak akan erpr"trusi.
&erniasi 'iskus Aumalis )iasanya awalnya tia-tia munul nyeri punggung awah yang parah saat memungkuk atau mengangkat dan tidak isa meluruskan adan kemali. Riwayat tersering adalah eerapa hari setelah akti%itas erleihan atau trauma ringan, pasien mengalami nyeri punggung awah :lumag" akut;
17
yang parah dan menyiksa dengan "nset yang tia-tia saat ersin, atuk, memutar alik adan, menggapai sesuatu, atau memungkuk. )ahkan, nyerinya dapat sangat parah sehingga pada "rang yang iasanya taah pun akan tidak dapat ergerak dan harus diantu saat menaiki kasur. 3emudian ataupun dalam waktu 1-/ hari, akan dirasakan nyeri yang menjalar ke satu sisi "k"ng, paha elakang, etis, dan kaki :siatia akut; sesuai distriusi satu atau leih radiks dari saraf siatia. Nyeri punggung awah dan siatia akan diperparah saat atuk atau mengejan. Aalu dapat juga munul paraesthesia atau mati rasa pada kaki atau telapak kaki dan juga kelemahan "t"t. #paila terjadi penekanan pada auda euina dapat menyeakan sindr"m auda euina yaitu siatia dan kelemahan kaki ilateral, kelemahan t"nus sfingter anal dan kehilangan sensasi perianal :*saddle anaesthesia+;, dan paralisis %esia urinaria yang menyeakan retensi dan ink"ntinensia urin. Pada pemeriksaan fisik, akan ditemukan nyeri tekan pada garis tengah punggung awah dan spasme "t"t para%ertera pada daerah lumar dengan hilangnya l"rd"sis lumar yang n"rmal. )iasanya, pasien akan erdiri dengan p"sisi adan ergeser2miring ke salah satu sisi :kiri2kanan; yang diseut siati sk"li"sis seagai usaha yang tidak disadari untuk memeaskan tekanan diskus yang erherniasi pada radiks saraf. Seluruh gerakan punggung menjadi teratas, tidak terkeuali fleksi dan ekstensi aktif pada tulang elakang, saat fleksi ke depan, kemiringan punggung akan meningkat. 3adang-kadang, lutut pada sisi yang nyeri akan ditahan sedikit fleksi untuk mengurangi tekanan pada saraf siati, meluruskan lutut akan memuat kemiringan punggung menjadi leih jelas. 'iagn"sis herniasi diskus dengan tekanan pada radiks saraf tergantung pada dem"nstrasi klinis dari iritasi radiks dan juga ke atas yang leih sempit yaitu kerusakan k"nduksi radiks. )eerapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memuktikan ada2tidaknya iritasi radiks adalahB Uji keterbatasan mengangkat lurus kaki ( tanda Laseque) • 'ilakukan dengan mengangkat kaki yang erada dalam keadaan lurus2ektensi hingga menapai atas maksimal :n"rmalnya adalah 89-@0 derajat;. 3eteratasan karena nyeri di saat tidak ada kelainan pinggul mengau pada iritasi radiks siati karena uji ini meningkatkan tekanan pada saraf siati sehingga memperparah nyeri dari lesi apapun, seperti
18
&NP, yang memang telah meregangkan radiks. 3adang-kadang, mengangkat sisi kaki yang tidak terkena dampak dapat menyeakan siatia akut pada sisi yang sakit :*r"ssed siati tensi"n+;. Namun uji ini tidak ukup memerikan ukti adanya iritasi radiks.
19
•
Uji Bowstring 'ilakukan dengan ara pada saat kaki telah diangkat lurus :laseue; hingga menapai atas maksimal, lutut difleksikan sedikit untuk mengurangi tekanan pada saraf siati, lalu pemeriksa menekan saraf p"pliteal medial pasien dengan iu jarinya sehingga seperti gerakan tali usur atau *"wstrings+ akan melalui f"ssa p"pliteal dan meningkatkan tekanan pada saraf siati sehingga akan menimulkan nyeri :uji "wstring p"sitif; apaila telah terjadi iritasi radiks siati.
•
Herakan memungkuk ke depan dengan p"sisi lutut tetap lurus akan teratas apaila telah terjadi tekanan pada saraf siati, spasme "t"t l"ngitudinal pada regi" lumar, atau k"minasi keduanya. )ukti terjadinya kerusakan k"nduksi radiks akan tampak dengan
erkurangnya sens"ri pada kulit dan kelemahan "t"t sesuai distriusi radiks yang terliat :dermat"m dan mi"t"m;. !"nt"hnya, kerusakan k"nduksi pada radiks A9 akiat &NP pada A<-9 akan diuktikan dengan erkurangnya sens"ri pada sisi lateral kaki, punggung kaki, dan 7 jari kaki pertama dan kelemahan fleksi lutut, ekstensi iu jari kaki, "t"t d"rsifleksi dari pergelangan kaki dan jari kaki, dan peningkatan refleks uadrieps akiat kelemahan
dari
antag"nisnya
yang
dipersarafi
"leh
A9
dan
asen2erkurangnya refleks hamstring medialI kerusakan k"nduksi pada radiks S1 akan menimulkan hilangnya sens"ris pada etis, agian lateral kaki, tumit, hingga jari kaki terakhir, asen2erkurangnya refleks #hilles, dan kelemahan e%ersi telapak kaki dan "t"t plantarfleksi dari pergelangan kaki dan jari kaki, dapat juga terjadi atr"fi "t"t gastr"nemius dan s"leus. A"kalisasi akurat dari le%el herniasi diskus iasanya memungkinkan hanya dari pemeriksaan klinis saja.
20
21
&erniasi diskus ser%ikalis Sama seperti herniasi diskus lumalis, temuan gamaran klinis dan pemeriksaan fisik pada herniasi diskus ser%ikalis sesuai dengan radiks yang tertekan dengan herniasi diskus tersering pada le%el !9-? dan !?-8. (ritasi radiks ser%ikal akan menyeaka nyeri pada leher dan ahu yang menyear turun ke lengan sesuai dengan distriusi radiks yang telriat :rahialgia;. Nyeri yang menyear ini dapat ditemani dengan paresthesia dalam entuk mati rasa atau kesemutan. nset gejala seringnya perlahan tapi dapat juga akut. Pada pemeriksaan leher yang didapati rasa nyeri akan terdapat keteratasan gerakan, terutama fleksi lateral dan terdapat juga sedikit spasme "t"t. &erniasi pada diskus le%el !<-9 akan menekan radiks !9 sehingga menimulkan kelemahan pada "t"t delt"id untuk gerakan aduksi dan kehilangan sens"ris pada daerah ahu dan pangkal lengan atas. &erniasi pada diskus le%el !9-? akan menekan radiks !? sehingga menimulkan kelemahan "t"t isep rahii untuk fleksi siku, asen atau erkurangnya refleks isep, dan kehilangan sens"ris pada iu jari tangan. &erniasi pada diskus !?-8 akan menekan radiks !8 sehingga menimulkan kelemahan "t"t trisep untuk ekstensi siku, asen atau
22
erkurangnya refleks trisep, dan kehilangan sens"ris pada jari telunjuk dan jari tengah. &erniasi pada diskus !8-4 akan menekan radiks !4 sehingga menimulkan kelemahan "t"t inter"sseus untuk aduksi jari tangan, kehilangan sens"ris pada jari manis dan kelingking, dan menimulkan sindr"m &"rner yaitu pt"sis, mi"sis, dan anhidr"sis unilateral pada wajah.
9.-. "iagn6#i# 1anding Sindr"m
yang
men"nj"l memuat jarang terjadinya
kesalahan
diagn"sis, tapi dengan serangan erulang dan sp"ndil"sis lumar yang datang setelahnya seara perlahan, tanda dan gejala sering menjadi atipikal, terdapat < "ser%asi yang dapat menunjukkan diagn"sis, yaituB Siati adalah nyeri alih dan dapat terjadi pada kelainan lumar lainnya Ruptur diskus mengenai paling anyak / le%el neur"l"gi, apaila meliatkan leih atau anyak le%el neur"l"gi, harus diurigai kelainan
neur"l"gi Pada ruptur diskus, epis"de nyeri diselingi inter%al eas nyeri2n"rmal. Pada nyeri yang parah dan tidak ada henti-hentinya2terus-menerus harus diurigai tum"r atau infeksi
23
rang yang sangat muda dan sangat tua jarang mengalami ruptur akut. Pada remaja, ari kemungkinan infeksi, tum"r jinak, atau sp"ndil"listesis. Pada "rang tua, ari kemungkinan fraktur k"mpresi atau penyakit keganasan. 3elainan inflamasi seperti infeksi atau ankyl"sing sp"ndylitis :#S;
akan menyeakan kekakuan yang parah, peningkatan laju endap darah, dan peruahan er"sif pada 6-ray, seperti gamaran am"" spine :gamar. 1; pada #S.
Gambar. 1 Tum"r
%ertera
Gambar. 2 Ostegenik
:gamar. /; akan menyeakan nyeri yang heat dan spasme yang men"nj"l. 'engan metastasis, pasien akan tampak sakit, laju endap darah meningkat, dan 6-ray akan menunjukkan destruksi tulang atau skler"sis. Tum"r saraf, seperti neur"fir"ma auda euina :gamar. 7; dapat menimulkan siatia tapi nyerinya terus-menerus dan pemeriksaan radi"l"gi yang anggih dapat memastikan diagn"sis.
p"sisi "leh
Gambar. 3
Sp"ndil"listesis yang merupakan perpindahan %ertera ke arah anteri"r iasanya diseakan sp"ndil"lisis yang sering terjadi karena stress
frature seperti akti%itas erleihan atau sering l"nat-l"nat, sp"ndil"lisis ini
24
iasanya tidak memerikan tanda dan gejala, namun apaila jaringan fir"sa teregang, dapat menimulkan nyeri yang persisten erulan-ulan. Pada pemeriksaan radi"l"gi sp"ndil"lisis dapat ditemukan gamaran "llar nek pada s"tty d"g :gamar. <;. Pada sp"ndil"listesis, munul gejala nyeri punggung awah yang ertahap dan diperparah saat erdiri, erjalan, dan erlari, dan diperingan saat eraring. Hejala k"mpresi radiks, seperti siatia jarang munul.
Gambar. 4
9.).
Pemeri7#aan Penun%ang Pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagn"sis &NP adalah dengan pemeriksaan radi"l"gi yaitu J-ray, !T san, dan MR(. J-ray Pemeriksaan J-ray memantu tidak untuk melihat ruang diskus yang an"rmal tapi untuk meng-eksklusi penyakit tulang. Setelah eerapa serangan, ruang diskus dapat menjadi leih sempit dan munul "ste"phyte keil. J-ray setelah menyuntikkan k"ntras larut air, n"n-i"nik, dan radi""pak, seperti metriDamide, i"he6"l, atau i"pamid"l, pada ruang suarahn"id
:myel"grafi2radikul"grafi;
dapat
digunakan
untuk
memastikan pr"trusi diskus dan l"kasinya, meng-eksklusi tum"r intratekal, dan persiapan "perasi &NP yang terdiagn"sis seara klinis. Namun, pemeriksaan ini memiliki resik" efek samping signifikan yang tidak menyenangkan, yaitu sakit kepala :705;, mual, dan pusing. Selain itu, pemeriksaan ini tidak erguna untuk menunjukkan pr"trusi diskus yang jauh di lateral :lateral dari f"ramen inter%erteralis;.
25
!T san dan MR( !T dan MR( merupakan pemeriksaan yang paling akurat dan tidak menimulkan kerugian. 3eduanya sekarang dianggap seagai met"de yang diusulkan untuk pemeriksaan radi"l"gi tulang elakang karena tidak in%asif dan sangat memantu dalam menunjukkan lesi jaringan lunak seperti degenerasi diskus dan pr"trusi.
!"ul #$%mrl
9.,. Penatala7#anaan Penatalaksanaan
pada
pasien
dengan
&NP
ditujukan
untuk
menghilangkan nyeri, memantu pasien mengerti sifat dari penyakitnya, memerikan dukungan psik"l"gikal, menguatkan "t"t adan yang lemah, memperaiki fungsi, dan rehailitasi. Tujuan-tujuan ini dapat diapai dengan perawatan indi%idual dari d"kter edah "rt"pedi dengan asistensi dari fisi"terapis. Metode Penatalaksanaan HNP
26
Panas dan analgesik meringankan dan melatih menguatkan "t"tI tapi seenarnya hanya ada 7 ara meng"ati &NP sendiri yaitu 7 RI Rest, Reduti"n2Rem"%al, dan Rehailitati"n. 1; Pertimangan Psik"l"gis Pasien perlu diyakinkan ahwa k"ndisi punggungnya menggamarkan erleihannya pr"ses penuaan yang n"rmal dan dengan met"de perawatan n"n-"peratif, @05 pasien pulih dari nyerinya dalam ? minggu. Pasien juga harus dipersiapkan untuk hidup dalam keteratasan "leh karena kelainan pada punggungnya. /; at-"atan $ntuk peng"atan simt"matik pada nyeri punggung yang parah atau akut :lumag"; ataupun siatia, pasien memerlukan analgesik kuat dalam waktu singkat, selain itu, penggunaan "at jenis nark"tika yang terusmenerus harus dihindari. Rela6an "t"t tidak terlalu erguna pada kasus &NP. leh karena reaksi inflamasi terhadap &NP, NS#('s, seperti enteri-"ated aspirin dapat dierikan. NS#('s lain seperti napr"6en, phenylutaD"ne, dan ind"methain harus digunakan dengan hati-hati karena efek sampingnya yang erahaya. 7; Cisi"terapi Panas l"kal dapat memerikan pemulihan sementara saat serangan nyeri akut terjadi. Tapi fungsi fisi"terapi yang paling penting adalah untuk memperkuat "t"t tulang elakang dan ad"men setelah serangan akut melalui latihan punggung awah seara teratur dalam usaha meningkatkan p"stur tulang elakang dan menegah rekurensi nyeri. Aatihan punggung elakang dapat dilakukan <-4 minggu setelah nyeri munul karena latihan tidak dapat memulihkan nyeri yang sedang munul malah memperparah nyeri, "nt"h latihannya adalah mengangkat kaki dengan p"sisi adan eraring telungkup, sit-up dengan kaki lurus, dan daapt juga melakukan pr"gram aer"ik seperti erjalan dan erenang;. Aatihan ini tidak "leh terlalu dif"rsir karena dapat meningkatkan rasa nyeri. <; (stirahat :Rest; Pasien dengan serangan akut nyeri punggung :lumag"; atau siatia seaiknya eristirahat di atas kasur yang ermatras keras dan dis"k"ng "leh
27
papan yang keras, dengan pinggul dan lutut sedikit fleksi dan dierikan daya tarik 10 kg menggunakan sauk yang dilingkari pada punggung awah. Peri"de ed rest ini sendiri harus dilakukan sedikitnya / hari setelah nyeri pulih. #paila siatia ataupun tanda laseue tidak ada peraikan setelah eerapa minggu, kemungkinan diperlukan "perasi seagai perawatan. 9; Reduksi :Reduti"n; )ed rest yang terus-menerus dan traksi selama / minggu mengurangi herniasi pada leih dari @05 kasus. #paila tanda dan gejala tidak menunjukkan peraikan yang signifikan, maka injeksi epidural dengan k"rtik"ster"id dan anestesi l"kal mungkin memantu. 3em"nukle"lisis adalah penghanuran nukleus pulp"sus seara enDimatik dengan injeksi hym"papain seara transkutan intradiskal. !hym"papain sendiri adalah peptidase yang didapat dari uah pepaya, yang akan menerna inti p"lipeptida dari m"lekul pr"te"glikan pada matriks nukleus pulp"sus. &idr"lisis dan mengkerutnya nukleus akan memulihkan tekanan "leh diskus inter%erteralis
terhadap
radiks
sehingga
memulihkan
siatia.
3em"nukle"sis ini menjadi pilihan akhir perawatan n"n-"peratif ketika met"de n"n-"peratif lain telah gagal dan tindakan "perasi tampak dapat dihindari. 3em"nukle"sis, dik"minasi dengan disk"grafi dapat dilakukan dengan anestesi l"kalI pr"sedur yang diperlukan adalah rawat inap jangka pendek ahkan isa dilakukan rawat jalan. 3"mplikasi yang paling serius adalah reaksi anafilaktik terhadap hym"papain yang untungnya jarang dan sensiti%itas terhadap hym"papain sendiri dapat dideteksi seelum tindakan dengan tes kulit spesifik. 3"mplikasi lainnya keanyakan adalah akiat masalah teknikal :keer""han saat injeksi hym"papain ke dalam ruang suarahn"id;. 'alam seuah in%estigasi klinikal internasi"nal, ditemukan ahwa hasil jangka panjang :10 tahun; dari kem"nukle"lisis sedikit di awah "perasi disekt"mi, "leh karena itu kem"nukle"lisis jarang digunakan sekarang. ?; perasi :Rem"%al; Sedikitnya @05 pasien dengan penyakit degeneratif diskus dapat pulih tanpa "perasi, "leh karena itu apaila tidak memiliki indikasi "perasi, perawatan awal harus selalu n"n-"peratif. !T san dengan myel"grafi dan MR( pun harus dilakukan seelum "perasi pada pasien yang memang
28
memerlukan "perasi untuk memastikan kehadiran dan l"kasi diskus yang pr"laps. (ndikasi laminekt"mi dan pemuangan diskus :disekt"mi; adalahB #danya sindr"m auda euina yang diuktikan dengan kehilangan fungsi usus dan %esika urinaria, *saddle anaesthesia+, ilateral siatia, dll yang tidak erhenti setelah ? jam ed rest dan traksi, merupakan kedaruratan untuk segera di"perasi. Nyeri menetap dan tidak tertahankan yang tidak pulih "leh analgesik kuat. Nyeri yang heat dan menetap dan terdapat ukti adanya iritasi radiks yang menetap atau kerusakan k"nduksi saraf setelah ed rest k"mplit dan perawatan k"nser%atif selama 7 minggu. Terukti adanya peruahan neur"l"gis yang ertamah uruk walaupun pasien masih teratas di atas kasur dan di awah perawatan k"nser%atif. Epis"de nyeri punggung yang memuat pasien tidak erdaya ataupun siatia yang erulang. 3etika hanya diperlukan disekt"mi, iasanya dilakukan dengan "perasi tradisi"nal yang mengikutsertakan laminekt"mi2lamin"t"mi dan meliatkan eksp"sur "perasi yang luas. Aaminekt"mi parsial adalah pr"sedur "perasi dimana agian dari lamina dan ligamentum fla%um pada satu sisi diuang, dan diusahakan agar tidak merusak sendi faset. 3emudian, dura dan radiks ditarik ke garis tengah seara perlahan dan lemut dan t"nj"lan seperti kaang timul. T"nj"lan ini di-insisi dan material diskus yang lemek diaut sedikit demi sedikit menggunakan f"rsep pituitari. Saraf ditelusuri hingga titik keluarnya untuk menyingkirkan pat"l"gi lain. Pr"trusi diskus yang jauh di lateral sangat sulit untuk dilihat "leh pendekatan standar interlaminar tanpa merusak sendi faset sehingga pendekatan intertrans%erse leih ""k untuk kasus seperti ini. Sekarang ini dapat dilakukan mikr"disekt"mi, yaitu lamin"t"mi yang keil dan eksisi diskus melalui eksp"sur "perasi yang sangat teratas yang dik"minasi dengan penggunaan mikr"sk"p "perasi. Pr"sedur ini memiliki m"riditas p"st-"peratif yang keil dan durasi rawat inap yang leih pendek. Sekarang ini, mikr"disekt"mi adalah teknik standar untuk pasien
29
dengan siatia yang gagal dengan perawatan n"n-"peratif dan l"kasi pr"trusi diskus telah dipastikan melalui pemeriksaan radi"l"gi. &asil mikr"disekt"mi sangat aik pada leih dari @05 pasien. 3elemahan pr"sedur ini adalah pendarahan intra"peratif dapat sulit untuk dikendalikan, resik" infeksi ruang diskus leih tinggi sehingga antii"tik pr"filaksis disarankan, dan ila dilakukan "leh "perat"r yang tidak ahli dan erpengalaman dapat melukai dura atau meregangkan radiks ataupun melewatkan pat"l"gi yang penting. Pr"sedur yang leih aru adalah disekt"mi per-kutaneus, yang meliatkan aspirasi material diskus yang erherniasi menggunakan suti"n yang kuat melalui pr"e erkanul yang dimasukkan seara per-kutan ke dalam l"kasi yang tepat dengan erped"man pada pemeriksaan radi"l"gi 7 dimensi. Namun, pr"sedur ini masih diteliti. 3"mplikasi intra"peratif yang utama adalah pendarahan dari %ena epidural. Namun hal ini jarang terjadi ila pasien ditempatkan dalam p"sisi ersujud karena akan meminimalisir peningkatan tekanan %ena. 3"mplikasi p"st-"peratif adalah infeksi ruang diskus, tapi untungnya sangat jarang. Hejala yang menetap pasa "perasi dapat diseakan karena sisa material diskus di dalam kanal spinalis, pr"laps diskus di le%el lain, atau tekanan pada radiks akiat sendi faset hipertr"fi atau sten"sis kanal radiks. Setelah penyelidikan yang hati-hati, penyea di atas kemungkinan memerlukan "perasi ulang namun pr"sedur erulang iasanya tidak memiliki angka kesuksesan yang tinggi.
30
&amintmi
Disektmi
8; Rehailitasi Setelah pulih dari ruptur diskus yang akut atau 7 minggu pasa disekt"mi, pasien akan disarankan melakukan fisi"terapi. #walnya, terapi ditujukan untuk mengendalikan nyeri dan inflamasi dengan ara stimulasi listrik atau es, dan disertai dengan pijatan untuk meringankan spasme "t"t dan nyeri. Setelah itu, latihan aktif mulai diikutsertakan, yaitu seperti erenang dan erjalan untuk meningkatkan fungsi kardi"%askular, dan juga latihan is"metrik selama ?-4 minggu dan ara agaimana eraring, duduk, memungkuk, dan mengangkat dengan tegangan yang minimal.
31
9.. Pr6gn6#i# Pr"gn"sis untuk &NP ukup aik karena telah diseutkan seelumnya ahwa @05 pasien dapat semuh hanya dengan perawatan k"nser%atif selama ? minggu. selain itu, angka kesuksesan "perasi &NP ukup tinggi :@05; dengan k"mplikasi intra- dan p"st-"perasi yang jarang terjadi dan hanya 95 pasien yang tetap mengalami keaatan tulang elakang lumar setelah menerima perawatan yang luas. Namun, pr"gn"sis akan kurang aik apaila telah terjadi sindr"m kauda euina.
32
1A1 ; KESI0PULAN
&ernia Nukleus Pulp"sus :&NP; adalah kelainan yang merupakan suatu k"mplikasi dari pr"ses degeneratif diskus inter%erteralis yang dipiu "leh trauma, def"rmitas, dan penyakit pada sistem tulang elakang yang sudah ada seelumnya. &NP diagi menjadi < tahap yaitu degenerasi diskus, pr"laps, ekstrusi, dan sekuestrasi, dimana herniasi material nukleus pulp"sus terseut menekan radiks saraf terutama di daerah ersegemen l"rd"tik yaitu lumar :A<-9, A9-S1; dan ser%ikal :!?8; yang leih m"il dan menerima tekanan dan tegangan leih esar daripada segmen lainnya. 3elainan ini memiliki insiden tertinggi pada indi%idu erusia /0-<9 tahun dimana diskusnya mulai mengalami degenerasi tapi nukleus pulp"susnya masih dapat dianggap turg"r. Pasien &NP di daerah lumar iasanya mengeluhkan nyeri punggung awah yang heat dan tia-tia saat memungkuk atau mengangkat sesuatu, lalu 1-/ hari kemudian nyeri akan menjalar ke satu sisi "k"ng, paha elakang, etis, dan kaki, nyeri yang menjalar ini diseut siatia. P"stur erdiri pasien akan miring ke salah satu sisi :sk"li"sis siatia;. Pemeriksaan fisik yang dapat diakukan untuk memuktikan adanya iritasi radiks adalah $ji Aaseue dan )"wstring, sedangkan untuk ukti adanya kerusakan k"nduksi radiks adalah erkurangnya sens"ris pada kulit sesuai distriusi dermat"m radiks yang terliat dan kelemahan "t"t sesuai dengan distriusi mi"t"m radiks yang terliat. &NP pada daerah ser%ikal pun mengalami iritasi radiks dan kerusakan k"nduksi radiks yang dapat diuktikan melalui distriusi radiks yang terliat seperti pada &NP daerah lumar. 'iagn"sis anding untuk &NP sendiri adalah kelainan neur"l"gi, tum"r, infeksi, sp"ndil"listesis, dan fraktur k"mpresi. Pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagn"sis &NP adalah pemeriksaan radi"l"gi yaitu J-ray, !T san, dan MR(. Penatalaksanaan untuk &NP erprinsip pada 7 met"de yaitu Rest, Reduction atau Remoal, dan Re!abilitation" @05 pasien yang menjalankan perawatan n"n-
33
"peratif pulih dalam waktu ? minggu, "leh karena itu rest dan reduksi merupakan met"de pertama untuk pasien dengan &NP, keuali apaila pasien memenuhi indikasi untuk dilakukan "perasi. Teknik "perasi untuk &NP ermaam-maam, dengan pr"sedur standar adalah disekt"mi dan laminekt"mi, namun sekarang ini terdapat pr"sedur aru yang memerikan hasil leih aik yaitu mikr"disekt"mi. Pr"gn"sis &NP ukup aik karena angka kesemuhan dengan perawatan k"nser%atif ukup tinggi, selain itu, angka keerhasilan "perasinya pun ukup tinggi dengan k"mplikasi intra-"perasi yang jarang terjadi.
34