REFERAT TUBERKULOSIS PARU
PEMBIMBING: Dr. Dasril Nizam, Sp.PD-KGEH
PENUSUN:
Na!ila ""#$#"#"%&
KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENAKIT DALAM RUMAH SAKIT BHAANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO PERIODE " DESEMBER $#"' ( ) FEBRUARI $#"* FAKULT FAKULTAS AS KEDOKTERAN KE DOKTERAN UNI+ERSITAS ARSI ARSI $#"'
1
BAB I PENDAHULUAN
Tuber Tuberkul kulosi osiss adalah adalah suatu suatu penyaki penyakitt yang yang diseba disebabkan bkan oleh oleh kuman kuman mikobak mikobakter terium ium tuberkulosa. Hasil ini ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882. Penyakit tuberkulosis sudah ada dan dikenal sejak zaman dahulu manusia sudah berabad!abad hidup bersama dengan kuman tuberkulosis. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya lesi tuberkulosis pada penggalian tulang!tulang kerangka di "esir. #emikian juga di $ndonesia yang dapat kita saksikan dalam ukiran!ukiran pada dinding candi %orobudur. #iseluruh dunia tahun 1&&' (H) melaporkan terdapat *8 juta kasus baru T% dengan +&, kasus terjadi di -sia Tenggara. #alam periode 1&8+ 1&&1 tercatat peningkatan jumlah kasus T% diseluruh dunia kecuali -merika dan /ropa. #i tahun 1&&' diperkirakan 0 juta kasus T% dan 2 juta kematian ke matian akibat T% diseluruh dunia. Annual Risk Infection ditahun Infection ditahun 1&8' 1&8 dinegara!negara -sia Tenggara diperkirakan sekitar 2, yang berarti terdapat insidensi 1'' kasus %T- 34 per 1''.''' penduduk. Tahun 1&80 di 5ingapura terdapat 62 kasus per 1''.''' penduduk dengan rata!rata penurunan tahunan 0, sejak tahun 1&&. %runei #arussalam dengan angka kematian 8 kasus per 1''.''' penduduk dengan insiden %T- 34 8+ kasus per 226.''' penduduk. 5edangkan 7ilipina ditahun 1&81 1&8* 1&8* memper memperkir kirakan akan preal prealens ensii %T%T- 34 34 '&,. '&,. %erdas %erdasark arkan an data data dari dari 5/-"$9 5/-"$9 Health Health 5tatistic tahun 1&&' penyakit tuberkulosis penyebab kematian no. 1' di Thailand tahun 1&8& dan menduduki urutan ke + di 7ilipina pada tahun 1&80. "enurut :lobal T% (H) 1&&8 saat ini pusat dari epidemi T% berada di -sia -sia dengan terdapat + juta dari 8 juta kasus yang diperkirakan terdapat di dunia atau ', kasusnya di 6 negara yaitu $ndia 9ina %angladesh Pakistan $ndonesia dan 7ilipina. $ndonesia menempati urutan ke!* sebagai penyumbang kasus terbesar di dunia setelah $ndia dan 9ina. %erdasarkan hasil 5urey Kesehatan Rumah Tangga 5KRT4 #epartemen Kesehatan R$ tahun 1&02 T% menempati urutan ke * penyebab kematian menurut 5KRT tahun 1&8' T% menempati urutan ke + dan menurut 5KRT tahun 1&&2 T% menempati urutan nomor 2 sesudah penyakit sistem sirkulasi.
2
Hasil Hasil 5KRT 5KRT tahun tahun 1&& T% merupa merupakan kan penyebab penyebab kematian kematian nomor nomor * dari seluruh seluruh kelompo kelompok k usia usia dan nomor nomor 1 antara antara penyaki penyakitt in;eks in;eksii yang yang merupak merupakan an masala masalah h kesehat kesehatan an masyarakat $ndonesia. Pembuatan diagnosis tuberkulosis paru kadang!kadang sulit sebab penyakit tuberkulosis paru yang sudah berat dan progresi; sering tidak menimbulkan gejala yang dapat dilihat
aktu 6& bulan. Prinsip pengobatan jangka pendek adalah membunuh dan mensterilkan kuman yang berada di dalam tubuh manusia. )bat yang sering digunakan dalam pengobatan jangka pendek saat ini adalah isoniazid ri;ampisin pirazinamid streptomisin dan etambutol.
3
BAB II ISI $.".
DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh in;eksi Mycobacterium in;eksi Mycobacterium tuberculosis. tuberculosis. $.$.
EPIDEMIOLOGI
Tuberkulo Tuberkulosis sis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting penting di dunia ini. Pada tahun tahun 1&&2 1&&2 (H) (H) tlah tlah mencana mencanangka ngkan n T% sebagai sebagai Global Emergency. Emergency. ?aporan (H) tahun 2''+ menyatakan bah>a terdapat 88 juta kasus baru T% pada tahun 2''2 dengan *& juta adalah kasus %T- positi; P#P$ 2''64. 5ebagian besar dari kasus T% ini &,4 dan kematiannya &8,4 terjadi di negara!negara yang sedang berkembang. $ndonesia adalah negara dengan prealensi T% ke!* tertnggi di dunia setela setelah h 9hina 9hina dan $ndia. $ndia. 5edangk 5edangkan an berdas berdasark arkan an umur umur terlih terlihat at angka angka inside insidensi nsi T% secara secara perlahan bergerak ke arah kelompok umur tua dengan puncak pada 6+ tahun4 meskipun saat ini sebagian besar kasus masih terjadi pada kelompok umur 1 6+ tahun -min 2''04.
Gam!ar ". Priraa /0mla1 isi2si TB !r2asara 3ara pa2a 4a10 $#"# $.5
ETIOLOGI
Peny Penyeb ebab ab T% adal adalah ah Mycobacterium tuberculosis tuberculosis sejeni sejeniss kuman kuman berbent berbentuk uk batang batang dengan dengan ukuran panjang panjang 1 + @m dan tebal tebal '* '6 @m tidak tidak berspo berspora ra dan tidak tidak berkapsul berkapsul..
4
5ebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak 6',4 peptidoglikan dan arabinomannan. ?ipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam asam alkohol4 sehingga disebut bakteri tahan asam %T-4 dan juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan ;isis. Hal ini terjadi karena kuman berada dalam si;at dormant. #ari si;at dormant ini kuman dapat bangkit lagi dan menjadikan T% menjadi akti; lagi -min 2''04. $.'
PATOGENESIS
Paru merupakan port dAentrBe lebih dari &8, kasus in;eksi in;eksi T%. Karena ukurannya ukurannya yang sangat kecil kuman T% yang terhirup melalui droplet nuclei dapat mencapai aleolus. "asuknya kuman T% ini akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis non spesi;ik. "akro;ag aleolus akan mem;agosit kuman T% dan biasanya sanggup menghancurkan sebagian besar kuman T%. -kan tetapi pada sebagian kecil kasus kasus makro;ag makro;ag tidak mampu menghancurkan menghancurkan kuman T% dan kuman akan bereplikasi dalam makro;ag. Kuman T% dalam makro;ag yang terus berkembang biak akhirnya akan membentuk koloni di tempat tersebut. ?okasi pertama koloni kuman T% di jaringan parus disebut 7okus Primer :)HC. #ari ;okus primer kuman T% menyebar melalui saluran lim;e menuju kelenjar lim;e regional yaitu kelenjar lim;e yang mempunyai saluran ke lokasi ;okus primer. Penyebaran ini menye menyebab babka kan n terj terjad adin inya ya in;l in;lam amas asii di salu salura ran n lim; lim;ee lim lim;a ;angi ngiti tis4 s4 dan dan di keen keenja jarr lim; lim;ee lim;adenitis4 yng terka. Dika ;okus primer terletak di lobus paru bagian ba>ah atau tengah kelenjar lim;e yang terlibat adalah kelenjar lim;e parahilus sedangkan jika ;okus primer terletak di apeks paru yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. Kompleks primer merupakan gabungan antara ;okus primer kelenjar lim;e regional yang membesar lim;adenitis4 dan saluran lim;e yang meradang lim;angitis4. (aktu aktu yang yang diperl diperluka ukan n sejak sejak masukny masuknyaa kuman kuman Tb sehing sehingga ga terbent terbentukny uknyaa komple komplek k primer secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi T%. Hal ini berbeda dengan pengertian masa inkubasi pada proses in;eksi lain yaitu >aktu yang diperlukan sejak masuknya kuman hingga timbulnya gejala penyakit. "asa inkubasi T% biasaya berlangsung dalam >aktu + 8 minggu dengan rentang >aktu antara 2 12 minggu. #alam masa inkubasi tersebut kumas tumbuh hingga mencpai 1'* 1'+ yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respons imunitas seluler. 5elama berminggu!minggu a>al proses in;eksi terjadi pertumbuhan logaritmik kuman T% sehingga jaringan tubuh yang a>alnya belum tersenstasi terhadap tuberkulin mengalami perkembangan sensitiitas. Pada saat terbentuknya kompleks primer inilah in;eksi T% primer dinyatakan dinyatakan telah terjadi. Hal tersebut tersebut ditandai ditandai oleh terbentukny terbentuknyaa hipersensi hipersensitiit tiitas as terhadap terhadap tuberkuloprotein yaitu timbulnya respons positi; terhadap uji tuberkulin. 5elama masa inkubasi uji tuberkulin masih negati;. 5etelah kompleks primer terbentuk imunitas seluler tubuh terhadap T% teah terbentuk. Pada sebagian besar indiidu dengan sistem imun yag ber;ungsi baik begitu sistem imun seluler berkembang proli;erasi kuman T% terhenti. Camun sejumlah kecil kuman
5
T% dapat tetap hidup dalam granuloma. %ila imunitas seluler telah terbentuk kuman T% baru yang masuk ke dalam aleoli akan segera dimusnahkan. 5etelah imunitas seluler terbentuk ;okus primer di jaringan paru biasanya mengalami resolu resolusi si secara secara sempur sempurna na membent membentuk uk ;ibro ;ibrosis sis atau atau kalsi; kalsi;ika ikasi si setela setelah h mengala mengalami mi nekros nekrosis is perkijuan dan enkapsulasi. Kelenjar lim;e regional juga anak mengalami ;ibrosis dan enkapsulasi enkapsulasi tetapi tetapi penyembuhanny penyembuhannyaa biasanya biasanya tidak sesempurna sesempurna ;okus primer di jaringan jaringan paru. Kuman T% dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun!tahun dalam kelenjar ini. Komple Kompleks ks primer primer dapat dapat juga juga mengal mengalami ami kompli komplikas kasi. i. Kompli Komplikasi kasi yang yang terjadi terjadi dapat dapat diseba disebabkan bkan oleh oleh ;okus ;okus paru paru atau atau di kelenj kelenjari ari lim;e lim;e region regional. al. 7okus 7okus primer primer di paru paru dapat dapat membesar dan menyebabkan pneumonitis atau pleuritis ;okal. Dika terjadi nekrosis perkijuan yang berat bagian tengah lesi akan mencair dan keluar melalui bronkus sehingga meninggalkan rongga di jaringan paru kaitas4. Kelenjar lim;e hilus atau pratrakea yang mulanya berukuran normal saat a>al in;eksi akan membesar karena reaksi in;lamasi yang berlanjut. %ronkus dapat tergan terganggu ggu.. )bstru )bstruksi ksi parsia parsiall pada bronkus bronkus akibat akibat tekanan tekanan ekster eksternal nal dapat dapat menyebab menyebabkan kan atelet ateletaks aksis. is. Kelenja Kelenjarr yang yang mengala mengalami mi in;lam in;lamasi asi dan nekros nekrosis is perkij perkijuan uan dapat dapat merusa merusak k dan menimbulkan erosi dinding bronkus sehingga menyebabkan T% endobronkial atau membentuk ;istula. "assa kiju dapat menimbulkan obstruksi komplit pada bronkus sehingga menyebabkan gabunga gabungan n pneumon pneumoniti itiss dan atelet ateletaks aksis is yang yang sering sering disebut disebut sebagai sebagai lesi lesi segmen segmental tal kolaps kolaps!! konsolidasi. 5elama masa inkubasi sebelum terbentuknya imunitas seluler dapat terjadi penyebaran lim;ogen da hematogen. Pada penyebaran lim;ogen kuman menyebar ke kelenjar lim;e regional membentuk kompleks primer. 5edangkan pada penyebaran hematogen kuman T% masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. -danya penyebaran hematogen inilah yang menyebabkan T% disebut sebagai penyakit sistemik. Penyebaran yang paling sering terjadi adalah dalam bentuk penyebaran hematogenik tersamar occult occult hematogenic spread 4. 4. "elalui cara ini kuman T% menyebar secara sporadik dan sediki sedikitt demi demi sediki sedikitt sehing sehingga ga tidak tidak menimb menimbulk ulkan an gejala gejala klinis klinis.. Kuman Kuman T% kemudi kemudian an akan mencapai berbagai organ di seluruh tubuh. )rgan yang biasanya dituju adalah organ yang mempunyai askularisasi baik misalnya otak tulang ginjal dan paru terutama di apeks paru atau lobus atas paru. #i berbagai lokasi tersebut kuman T% akan bereplikasi dan membentuk koloni kuman sebelum terbentuk imunitas seluler yang ak an membatasi pertumbuhannya. #i dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi pertumbuhannya oleh imunitas seluler kuman tetap hidup dalam bentuk dormant. 7okus ini umumnya tidak langsung berlanjut menjadi penyakit tetapi berpotensi untuk menjadi ;okus reaktiasi. 7okus potensial di apeks paru disebuut sebagai ;okus 5$")C. %ertahun!tahun kemdian bila daya tahan tubuh penjamu host4 menurun ;okus T% ini dapat mengalami reaktiasi dan d an menjadi penyakit T% di organ terkait misalnya meningitis T% T% tulang dan lain!lain.
6
%entuk penyebaran hematogen yang lain adalah penyebaran hematogenik generalisata akut acute acute generalized hematogenic spread 4. 4. Pada bentuk ini sejumlah besar kuman T% masuk dan beredar beredar dalam darah darah menuju menuju ke seluru seluruh h tubuh. tubuh. Hal ini dapat dapat menyeb menyebabka abkan n timbuln timbulnya ya mani;estasi klinis penyakit T% secara akut yang disebut T% diseminata. T% diseminata ini timbul dalam >aktu 2 6 bulan setelah terjadi in;eksi. Timbulnya penyakit bergantung pada jumlah dan irulensi kuman T% yang beredar serta ;rekuensi berulangnya penyebaran. Tuberkul Tuberkulosis osis diseminata diseminata terjadi terjadi karena tidak adekuatnya adekuatnya sstem sstem imun penjamu host4 host4 dalam mengatasi in;eksi T% misalnya pada balita. Tuberkulo Tuberkulosis sis milier merupaka hasil dari acute generalized generalized hematogenic hematogenic spread spread dengan jumlah kuman yang besar. 5eua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini akan mempunyai ukuran ukuran yang yang lebih lebih kurang kurang sama. sama. $stila $stilah h milier milier berasa berasall dari dari gambara gambaran n lesi lesi disemi diseminat nataa yang yang menyerupai butir padi!padian miller seed4. 5ecara patologi anatomik lesi ini berupa nodul kuning berukuran 1 * mm yang secara histologi merupakan granuloma. %entuk penyebaran hematogen yang jarang terjadi adalah protracted adalah protracted hematogenic spread spread . %entuk %entuk penyebar penyebaran an ini terjad terjadii bila bila suatu suatu ;okus ;okus perkij perkijuan uan menyebar menyebar ke salura saluran n askula askularr di dekatnya dekatnya sehingga sejumlah kuman T% akan masuk dan beredar beredar di dalam darah. 5ecara klinis klinis sakit T% akibat penyebaran tipe ini tidak dapat dibedakan dengan acute generalized hematogenic spread . Hal ini dapat terjadi secara berulang. Pada anak tahun pertama setelah in;eksi terutama 1 tahun pertama4 biasanya sering terjadi komplikasi. "enurut (allgren ada * bentuk dasar T% paru pada anak yaitu penyebaran lim;oh lim;ohemat ematogen ogen T% endobro endobronki nkial al dan T% paru paru kronik kronik.. 5ebany 5ebanyak ak ' * , penyebar penyebaran an lim;ohematogen akan menjadi T% millier atau meningitis T% hal ini biasanya terjadi * 6 bulan setelah in;eksi primer. Tuberkulosis Tuberkulosis endobronkial lesi segmental yang timbul akibat pembesaran kelenjar regional4 dapat terjadi dalam >aktu yang lebih lama * & bulan4. Tejadinya T% paru kronik kronik sangat sangat berar berarias iasi i bergan bergantun tung g pada pada usia usia terjad terjadiny inyaa in;eks in;eksii primer primer.. T% paru paru kronik kronik biasanya terjadi akibat reaktiasi kuman di dalam lesi yang tidak mengalami resolusi sempurna. Reaktiasi ini jarag terjadi pada anak!anak tetapi sering pada remaja dan de>asa muda. Tuberkulosis esktrapulmonal dapat terjadi pada 2 *' , anak yang terin;eksi T%. T% tulang dan sendi terjadi pada 1' , anak yang terin;eksi dan paling banyak terjadi dalam 1 tahun tetapi dapat juga 2 * tahun kemudian. T% ginjal biasanya terjadi 2 tahun setelah in;eksi primer. $.*
KLASIFIKASI
-. Tuber Tuberkul kulosi osiss Paru Paru 1. %erdas %erdasark arkan an hasil hasil pemeriks pemeriksaan aan dahak dahak %T%T-4 a. Tuber Tuberkul kulosi osiss paru paru %T %T- 34 5ekurang!kurangnya 2 dari * spesimen dahak menunjukkan hasil %T• positi;
7
•
Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan %T- positi; dan
•
kelainan radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis akti; Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan %T- positi; dan
biakan positi; b. Tuberkulosis paru %T%T- !4 Hasil Hasil pemeri pemeriksa ksaan an dahak dahak * kali kali menunju menunjukka kkan n %T%T- negati; negati; gambara gambaran n •
•
klinik dan kelainan rediologik menunjukkan tuberkulosis akti; serta tidak respons dengan pemberian antibiotik spektrum luas Hasil pemeriksaan dahak * kali menunjukkan %T- negati; dan biakan M biakan M
tuberculosis positi; tuberculosis positi; Dika belum ada hasil pemeriksaan dahak tulis %T- belum diperiksa • 2. %erd %erdas asar arkan kan tip tipee pender penderit itaa a. Kasus Kasus baruE baruE penderita penderita yang belum belum pernah pernah mendapa mendapatt pengobata pengobatan n )-T )-T atau atau sudah pernah menelan )-T kurang dari 1 bulan *' dosis harian4 b. Kasus kambuh relaps4E penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah menda mendapa patt peng pengoba obata tan n tuber tuberkuo kuosi siss dan dan tela telah h diny dinyat atak akan an semb sembuh uh atau atau pengobatan lengkap kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak %T- positi; positi; atau biakan positi;. %ila hanya menunjukkan perubahan pada gambaran radiologik sehingga dicurigai lesi akti; kembali harus dipikirkan beberapa kemungkinanE $n;eksi sekunder • $n;eksi jamur • T% paru kambuh • c. Kasu Kasuss pind pindah ahan an Tr Trans ans;er ;er $n4E n4E pend pender eriita yang ang seda sedang ng menda endapa pattkan kan pengobatan di suatu kabupaten dan kemudian pindah berobat ke kabupaten lain. Penderita pindahan tersebut harus memba>a surat rujukan < pindah d. Kasus lalai lalai berobatE berobatE penderi penderita ta yang sudah sudah berobat berobat paling paling kurang kurang 1 bulan dan dan berhenti 2 minggu atau lebih kemudian datang kembali berobat. Fmumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak %T- positi;. e. Kasus Kasus gagalE gagalE penderi penderita ta %T- positi positi;; yang yang masih masih tetap positi; positi; atau atau kembal kembalii positi; pada akhir bulan ke! satu bulan sebelum akhir pengobtan4 -T-F penderita dengan hasil %T- negati; gambaran radiologi positi; menjadi %T positi; pada akhir bulan ke!2 pengobatan dan atau gambaran radiologi ulang hasilnya perburukan ;. Kasus Kasus kronikE kronikE penderit penderitaa dengan dengan hasil hasil pemeriksa pemeriksaan an dahak %T- masih masih positi; positi; setelah selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan penga>asan yang baik g. Kasu Kasuss bek bekas as T%E Hasil pemeriksaan dahak mikroskopik biakan jika ada ;asilitas4 negati; • dan gambar gambaran an radiol radiologi ogi paru paru menunj menunjukka ukkan n lesi lesi T% inakti inakti; ; terleb terlebih ih gambaran radiologi serial menunjukkan gambaran yang menetap. Ri>ayat pengobatan )-T yang adekuat akan lebih mendukung
8
•
Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan lesi T% akti; namun
setela setelah h mendapa mendapatt pengoba pengobatan tan )-T )-T selama selama 2 bulan bulan ternya ternyata ta tidak tidak ada perubahan gambaran radiologi %. Tuber Tuberkul kulosi osiss /kstr /kstrapar aparu u %atasa %atasanE nE Tuber Tuberkul kulosi osiss yang menyer menyerang ang organ organ lain lain selain selain paru paru misalny misalnyaa pleura pleura selaput otak selaput jantung pericardium4 kelenjar lim;e tulang persendian kulit usus ginjal saluran kencing alat kelamin dll. #iagnoss sebaiknya didasarkan atas kultur spesimen positi; atau histologi atau bukti klinis kuat konsisten dengan T% ekstraparu akti; yang selanjutnya dipertimbangkan oleh klinisi untuk diberikan obat anti anti tuberk tuberkulos ulosis is siklus siklus penuh. penuh. T% di luar luar paru paru dibagi dibagi berdas berdasark arkan an pada pada tingkat tingkat keparahan penyakit yaituE 1. T% di luar paru paru ringanE T% T% kelenjar kelenjar lim;e lim;e pleuritis pleuritis eksudati eksudatiaa unilateral unilateral tulang tulang kecuali tulang belakang4 sendi dan kelenjar adrenal 2. T% di luar luar paru paru bera beratE tE meni meningi ngiti tis s mill millie ier r peri perika kard rdit itis is peri perito toni niti tis s pleu pleuri riti tiss eksudatia bilateral T% tulang belakang T% usus T% saluran kencing dan T% alat kelamin 9atatanE 1. Gang dimaksu dimaksud d dengan T% paru paru adalah adalah T% pada parenki parenkim m paru. 5ebab 5ebab itu pada pleura atau T% pada kelenjar hilus tanpa ada keainan radiologi paru dianggap sebagai penderita T% di luar paru 2. %ila %ila ada sese seseor oran ang g pende penderi rita ta T% paru paru juga mempun mempunai ai T% di luar paru paru maka untuk kepentingan pencatatan penderita tersebut harus dicatat sebagai penderita T% paru *. %ila seorang seorang penderit penderitaa T% ekstrapar ekstraparu u pada beberapa beberapa organ organ makan dicatat dicatat sebagai sebagai ekstraparu pada organ yang penyakitnya paling berat $.)
DIAGNOSIS Mai6s4asi Kliis
"ani;estasi klinis tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu gejala lokal dan gejala sistemik bila organ yang terkait adalah paru maka gejala lokal adalah gejala respiratori gejala lokal sesuai organ yang terlibat4 1.
:eja :ejala la resp respir irat ator orik ik %atuk 2 minggu %atuk darah • 5esak napas • Cyeri dada • :ejala respiratori ini sangat berariasi dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical •
9
check up. up. %ila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit maka pasien mungkin mungkin tidak tidak ada gejala gejala batuk. batuk. %atuk %atuk yang yang pertam pertamaa terjad terjadii karena karena iritas iritasii bronku bronkus s dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar. 2. :eja :ejala la sist sistem emik ik #emam • "alaise • Keringat malam • -noreksia dan berat badan menurun • Pmrisaa Fisi
Pada tuberkulosis paru kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur paru. Pada permul permulaan aan a>al4 a>al4 perkem perkembang bangan an penyaki penyakitt umumny umumnyaa tidak tidak atau atau sulit sulit sekali sekali44 menemukan menemukan kelainan. Kelainan Kelainan paru pada umumnya umumnya terletak di daerah lobus superior superior terutama daerah apeks dan segmen posterior 51 dan 524 serta daerah apeks lobus in;eri in;erior or 564. 564. Pada pemeri pemeriksa ksaan an jasman jasmanii dapat dapat ditemu ditemukan kan antara antara lain lain suara suara napas napas bronkial am;orik suara napas melemah ronki basah tanda!tanda penarikan paru dia;ragma dan mediastinum. Pada pleuritis tuberkulosis kelainan pemeriksaan ;isis tergantung dari banyaknya cairan di rongga rongga pleura pleura.. Pada perkus perkusii ditemu ditemukan kan pekak pekak pada pada auskul auskultas tasii suara suara napas napas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan. Pada lim;adenitis tuberkulosis terlihat pembesaran kelenjar getah bening tersering di daerah leher pikirkan kemungkinan metastasis tumor4 kadang!kadang di daerah ketiak. Pembesaran kelenjar tersebut dapat menjadi Icold abscessJ Pmrisaa Ba4ri7l73i
a. %aha %ahan n peme pemeri riks ksaa aan n Pemeriksaan Pemeriksaan bakteriologi bakteriologi untuk menemukan menemukan kuman tuberkulosi tuberkulosiss mempunyai mempunyai arti yang yang sangat sangat penting penting dalam dalam menegak menegakkan kan diagnos diagnosis. is. %ahan %ahan untuk untuk pemeri pemeriksa ksaan an bakteriologi ini dapat dapa t berasal b erasal dari dahak cairan pleura li!uor cerebrospinal cerebrospinal bilasan bronkus bilasan lambung kurasan bronkoaleolar bronchoaleolar laage<%-?4 urin ;aeces dan jaringan biopsi termasuk biopsi jarum halus<%DH4. b. 9ara pengumpulan dan pengiriman bahan 9ara pengambilan dahak * kali 5P54E • • •
5e>aktu < spot dahak se>aktu saat saat kunjungan4 Pagi keesokan harinya4 5e>aktu < spot pada saat mengantarkan dahak pagi4
%ahan pemeriksaan< pemeriksaan
10
tidak mudah pecah dan tidak bocor. -pabila ada ;asiliti spesimen tersebut dapat dibuat sediaan apus pada gelas objek di;iksasi4 sebelum dikirim ke laboratorium. laboratorium. %ahan pemeriksaan hasil %DH dapat dibuat sediaan apus kering di gelas objek atau untuk kepentingan biakan dan uji resistensi dapat ditambahkan Ca9l '&, *! ml sebelum dikirim ke laboratorium. 5pesimen dahak yang ada dalam pot jika pada gelas objek dimasukkan ke dalam kotak sediaan4 yang akan dikirim ke laboratorium harus dipastikan telah tertulis identitas pasien yang sesuai dengan ;ormulir permohonan p emeriksaan laboratorium. %ila lokasi ;asilitas laboratorium berada jauh dari klinik
Mir7s7pi "ikroskopik biasaE Pe>arnaan Miehl!Cielsen • "ikros "ikroskopi kopik k ;luor ;luorese esensE nsE Pe>arn Pe>arnaan aan aurami auramin!r n!rhoda hodami min n khusu khususny snyaa untuk untuk • screening4
lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari * kali pemeriksaan ialah bilaE • • • •
* kali positi; atau 2 kali positi; 1 kali negati; %T- positi; 1 kali positi; 2 kali negati; ulang %T- * kali kemudian %ila 1 kali positi; 2 kali negati; %T- positi; %ila * kali negati; %T- negatie
11
$nterpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala $F-T?# rekomendasi (H)4. 5kala $F-T?# $F-T?# $nternational Fnion -gainst Tuberculosis and ?ung #isease4E Tidak ditemukan %T- dalam 1'' lapang pandang disebut negatie • #itemuk #itemukan an 1!& %T%T- dalam 1'' lapang lapang pandang pandang dituli dituliss jumlah jumlah kuman kuman yang yang • ditemukan #itemukan 1'!&& %T- dalam 1'' lapang pandang disebut 3 134 • #itemukan 1!1' %T- dalam 1 lapang pandang disebut 33 234 • #itemukan 1' %T- dalam dalam 1 lapang pandang disebut 333 *34 • Pmrisaa Biaa Pemeriksaan biakan Mtuberculosis biakan Mtuberculosis dengan metode konensional ialah dengan caraE /gg base mediaE ?o>enstein!Densen dianjurkan4 )ga>a Kudoh • -gar base media E "iddle brook •
"elaku "elakukan kan biakan biakan dimaks dimaksudk udkan an untuk untuk mendapa mendapatka tkan n diagnos diagnosis is pasti pasti dan dapat dapat mendeteksi Mycobacteri Mycobacterium um tuberculo tuberculosis sis dan dan juga juga Mycobac Mycobacter terium ium other other than than tuberculosis ")TT4. tuberculosis ")TT4. Fntuk mendeteksi ")TT dapat digunakan beberapa cara baik dengan dengan meliha melihatt cepatny cepatnyaa pertum pertumbuha buhan n menggu menggunaka nakan n uji nikoti nikotinami namid d uji niasin niasin maupun pencampuran dengan cyanogen bromide serta melihat pigmen yang timbul Pmrisaa Ra2i7l73i
Pemeriksaan standar ialah ;oto toraks P-. Pemeriksaan lain atas indikasiE ;oto lateral top!lordotik oblik 9T!5can. Pada pemeriksaan ;oto toraks tuberkulosis dapat memberi gambaran gambaran bermacam!mac bermacam!macam am bentuk multi;orm multi;orm44 :ambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi T% akti;E •
• • •
%ayangan %ayangan bera>an < nodular di segmen apikal dan posterior posterior lobus atas paru paru dan segmen superior lobus ba>ah Kaiti terutama lebih dari satu dikelilingi oleh bayangan opak bera>an atau nodular %ayangan bercak milier /;usi pleura unilateral umumnya4 atau bilateral jarang4
:ambaran radiologik yang dicurigai lesi T% inakti; • • •
7ibrotic Kalsi;ikasi 5ch>arte atau penebalan pleura
?uluh Paru destroyed lung4E •
:ambaran radiologi yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat biasanya secara klinis disebut luluh paru :ambaran radiologi luluh paru terdiri dari atelektasis ektasis< multikaiti dan ;ibrosis parenkim paru. 5ulit untuk menilai aktiiti lesi atau penyakit hanya berdasarkan gambaran radiologi tersebut.
12
•
Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi untuk memastikan aktiiti proses penyakit
?uas lesi yang tampak pada ;oto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat dinyatakan sebagai berikut terutama pada kasus %T- negati;4E •
•
?esi ?esi minima minimall , bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru dengan luas tidak lebih dari sela iga 2 depan olume paru yang terletak di atas chondrostemal "unction dari iga kedua depan dan prosesus prosesus spinosus spinosus dari ertebra ertebra torakalis torakalis + atau korpus ertebra torakalis 4 serta tidak dijumpai kaiti ?esi luas
13
Gam!ar $. Al0r Dia37sis TB
14
Gam!ar 5. Al0r Dia37sis TB par0 pa2a 7ra3 28asa
Pmrisaa K10s0s
5alah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya >aktu yang dibu dibutu tuhka hkan n untu untuk k pemb pembia iaka kan n kuma kuman n tube tuberk rkul ulos osis is seca secara ra kone konens nsio iona nal. l. #ala #alam m perkembangan kini ada beberapa teknik yang lebih baru yang dapat mengidenti;ikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat. 1. Peme Pemeri riks ksaa aan n %-9T %-9T/9 /9 #asar teknik pemeriksaan biakan dengan %-9T/9 ini adalah metode radiometrik. M radiometrik. M tuberculo tuberculosis sis memetabolisme asam lemak yang kemudian menghasilkan 9)2 yang akan dideteksi gro#th dideteksi gro#th inde$nya inde$nya oleh mesin mesin ini. 5istem ini ini dapat menjadi salah salah satu alternati; pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan diagnosis dan melakukan uji kepekaan dikutip dari 1*4 %entuk %entuk lain teknik teknik ini adalah dengan menggunakan menggunakan Mycobacteria Gro#th Indicator %ube ":$T4.
15
2. Polymer Polymerase ase chain chain react reaction ion P9R4 P9R4 Pemeriksaan Pemeriksaan P9R adalah teknologi canggih yang dapat mendeteksi mendeteksi #C- termasuk #C- #C- Mtuber Mtubercu culos losis is 5alah 5alah satu satu masala masalah h dalam dalam pelaks pelaksana anaan an teknik teknik ini adalah adalah kemungkinan kontaminasi. 9ara pemeriksaan ini telah cukup banyak dipakai kendati masih memerlukan ketelitian dalam pelaksanaannya. Hasil pemeriksaan pemeriksaan P9R dapat membantu untuk menegakkan menegakkan diagnosis diagnosis sepanjang pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara yang benar dan sesuai standar internasional. -pabila hasil pemeriksaan P9R positi; sedangkan data lain tidak ada yang menunjang ke arah diagnosis T% maka hasil tersebut tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk diagnosis T% Pada pemeriksaan pemeriksaan deteksi deteksi ".tb tersebut diatas bahan < spesimen spesimen pemeriksaan dapat berasal dari paru maupun ekstraparu sesuai dengan organ yang terlibat. *. Pemeri Pemeriksa ksaan an serolo serologi gi dengan dengan berbaga berbagaii metodaE metodaE a. /nzyme /nzyme ?inked ?inked $mmun $mmunoso osorbe rbent nt -ssa -ssay y /?$5/?$5-44 Teknik ini merupakan salah satu uji serologi yang dapat mendeteksi respons humoral berupa proses antigen!antibodi yang terjadi. %eberapa masalah dalam teknik ini antara lain adalah kemungkinan antibodi menetap dalam >aktu yang cukup lama. b. $9T Fji $mmunochrom $mmunochromatogra atographic phic tuberculosi tuberculosiss $9T tuberculosis4 tuberculosis4 adalah uji serologi serologi untuk mendeteksi antibodi Mtuberculosis antibodi Mtuberculosis dalam serum. serum. Fji $9T $9T merupakan merupakan uji diagnostik diagnostik T% yang menggunakan antigen antigen spesi;ik spesi;ik yang berasal berasal dari membran sito sitopl plas asma ma Mtuberculosis Mtuberculosis diant diantar arany anyaa anti antigen gen ".tb ".tb *8 k#a. k#a. Ke anti antigen gen ter tersebu sebutt dien dienda dapk pkan an dala dalam m bent bentuk uk + gar garis melin elinta tang ng pada pada membr embran an immunokromatogra;ik 2 antigen diantaranya digabung dalam 1 garis4 disamping garis kontrol. kontrol. 5erum yang akan diperiksa diperiksa sebanyak sebanyak *' ml diteteskan diteteskan ke bantalan >arna biru kemudian serum akan berdi;usi mele>ati garis antigen. -pabila serum mengandung antibodi $g: terhadap Mtuberculosis terhadap Mtuberculosis maka antibodi akan berikatan dengan antigen dan membentuk membentuk garis >arna merah muda. Fji dinyatakan dinyatakan positi; bila setelah 1 menit terbentuk garis kontrol dan minimal satu dari empat garis antigen pada membrane. c. "ycodot Fji ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam tubuh manusia. Fji ini menggunakan antigen lipoarabinomannan ?-"4 yang direkatkan pada suatu alat yang berbentuk sisir plastik. 5isir plastik ini kemudian dicelupkan k e dalam serum pasien dan bila di dalam serum tersebut terdapat antibodi spesi;ik anti ?-" dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktiiti penyakit maka akan timbul perubahan >arna pada sisir dan dapat dideteksi dengan mudah d. Fji perok peroksid sidase ase anti anti peroks peroksida idase se PP-P4 Fji ini merupakan salah satu jenis uji yang mendeteksi reaksi serologi yang terjadi. terjadi. #alam menginterpretas menginterpretasii hasil pemeriksaan pemeriksaan serologi serologi yang diperoleh diperoleh para
16
klinisi harus hati hati karena banyak ariabel yang mempengaruhi kadar antibodi yang terdeteksi e. Fji Fji sero serolo logi gi yang yang bar baru u < $g: $g: T% T% Fji $g: adalah salah satu pemeriksaan serologi dengan cara mendeteksi antibodi $g: $g: deng dengan an anti antige gen n spes spesi; i;ik ik untu untuk k Mycobacterium tuberculosis Fji Fji $g: $g: berdasarkan antigen mikobakterial rekombinan seperti *8 k#a dan 16 k#a dan kombinasi lainnya akan menberikan menberikan tingkat sensitiiti dan spesi;isiti yang dapat diterima untuk diagnosis. #i luar negeri metode imunodiagnosis ini lebih sering digunak digunakan an untuk untuk mendiag mendiagnos nosis is T% ekstra ekstraparu paru tetapi tetapi tidak tidak cukup cukup baik baik untuk untuk diagnosis T% pada anak. 5aat ini pemeri pemeriksa ksaan an serolo serologi gi belum belum dapat dapat dipakai dipakai sebaga sebagaii peganga pegangan n untuk untuk diagnosis. Pmrisaa P0/a3 Lai
1. -nal -nalis isis is cair cairan an ple pleur uraa Pemeriksaan analisis cairan pleura dan uji Rialta cairan pleura perlu dilakukan pada pasien e;usi pleura untuk un tuk membantu menegakkan diagnosis. $nterpretasi hasil analisis yang mendukung diagnosis tuberkulosis adalah uji Rialta positi; dan kesan cairan eksudat serta pada analisis cairan pleura terdapat sel lim;osit dominan dan glukosa rendah 2. Pemeri Pemeriksa ksaan an histo histopat patolo ologi gi jarin jaringan gan Pemeriksaan Pemeriksaan histopatol histopatologi ogi dilakukan dilakukan untuk membantu menegakkan menegakkan diagnosis diagnosis T%. Pemeriksaan yang dilakukan ialah pemeriksaan histopatologi. %ahan jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau otopsi yaituE %iopsi aspirasi dengan jarum halus %DH4 kelenjar getah bening K:%4 %iopsi pleura melalui torakoskopi atau dengan jarum abram 9ope dan Neen • 5ilerman4 %iopsi jaringan paru trans bronchial lung biopsy
+. Fji Fji tub tuber ercu culi lin n Fji tuberk tuberkuli ulin n yang yang positi positi;; menunju menunjukkan kkan ada in;eks in;eksii tuberk tuberkulo ulosis sis.. #i $ndone $ndonesia sia denga dengan n pre preal alen enss tube tuberk rkul ulos osis is yang yang ting tinggi gi uji uji tube tuberk rkul ulin in sebag sebagai ai alat alat bant bantu u diagnostik diagnostik penyakit penyakit kurang berarti pada orang de>asa. Fji ini akan mempunyai
17
makna bila didapatkan konersi bula atau apabila kepositian dariuji yang didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan in;eksi H$N uji tuberkulin dapat memberikan hasil negatie. $.&
TATALAKSANA O!a4 A4i T0!r0l7sis 9OAT
1. Denis Denis obat obat utama utama lini lini 14 yang yang digunak digunakan an adalahE adalahE Ri;ampisn • $CH • Pirazinamid • 5treptomisin • /tambutol • 2. Kombi Kombina nasi si dosi dosiss tet tetap ap &i$ed &i$ed dose combination4 combination4 /mpat /mpat )-T )-T dala dalam m 1 tabl tablet et yait yaitu u ri;a ri;amp mpis isin in 1' 1' mg mg ison isonia iazi zid d 0 mg mg • pirazinamid +'' mg dan etambutol 20 mg dan Tiga obat dalam 1 tablet yaiitu ri;ampisin 1' mg isoniazid 0 mg dan • pirazinamid +'' mg *. Denis Denis obat obat tambaha tambahan n lainny lainnyaa lini lini 24 24 Kanamisin • Kuinolon • )bat lain masih dalam penelitianE makrolid amoksilin 3 asam klaulana t • #eriat ri;ampisin dan $CH • D7sis OAT
1. Ri;ampisi Ri;ampisinE nE 1' mgasa. $ntermitenE 6'' mg
18
%% 6' kg E 1''' mg %% +' 6' kg E 0' mg %% O +' kg E sesuai %% 6. Komb Kombin inas asii dos dosis is teta tetap p Rekomendasi (H) 1&&& untuk kombinasi dosis tetap penderita hanya minum obat * + tablet sehari selama ;ase intensi; sedangkan ;ase lanjutan dapat menggunakan kombin kombinasi asi dosis dosis 2 )-T )-T seperti seperti yang yang selama selama ini telah telah diguna digunakan kan sesuai sesuai dengan dengan pedoman pengobatan. Pada kasus yang mendapat obat kombinasi dosis tetap tersebut bila mengalami e;ek samping serius harus dirujuk ke rumah sakit < ;asilitas yang mampu menanga ninya. )bat
#osis mg
#osis yang dianjurkan Harian mg
$ntermitten mg
#osis maks mg4
R
8!12
1'
1'
1'
2
1
*''
+'
6''
1'
*''
+'
0'
1'''
1''
0'
1'''
1''
5esuai %%
0'
1'''
*'
S
1!18
6'
*
E
1!2'
+'! 6'
*''
;
2'!*'
O+'
6''
H
+!6
#osis mg
1
1
1'''
Ta!l ". <is 2a D7sis OAT Pa20a OAT Pengobatan tuberculosis dibagi menjadiE ". T% paru kasus baru4 %T- positi; atau pada ;oto toraksE lesi luas Pandu Panduan an oba obatt yang yang dian dianju jurk rkan anEE 2 RHM/ RHM/ < + RH
-tau 2 RHM/ < 6 H/ -tau 2 RHM/ < + R*H* Panduan ini dianjurkan untukE a. T% paru paru %T %T- 34 34 kas kasus us baru baru
19
b. T% paru %T- !4 !4 dengan gambaran g ambaran radiologi lesi luas termasuk luluh paru4. %ila ada ;asilitas biakan dan uji resistensi pengobatan disesuaikan dengan hasil uji resistensi 2. T% Paru kasus kasus baru4 baru4 %T%T- negati; negati; pada ;oto ;oto toraksE toraksE lesi minim minimal al Pandu Panduan an oba obatt yang yang dian dianju jurk rkan anEE 2 RHM/ RHM/ < + RH -tau 6 RH/ -tau 2 RHM/ < + R*H* *. T% paru paru kasu kasuss kam kambu buh h 5ebelum ada hasil hasil uji resistensi resistensi dapat diberikan diberikan 2 RHM/5 < 1 RHM/. 7ase lanjutan lanjutan sesuai sesuai dengan hasil hasil uji resisten resistensi. si. %ila tidak tidak terdapa terdapatt hasil hasil uji resis resisten tensi si dapat dapat diberikan obat RH/ selama bulan +. T% paru paru kasu kasuss gagal gagal pengo pengobat batan an 5ebelum ada hasil uji resistensi seharusnya diberikan obat lini 2 contoh paduanE *!6 bulan kanamisin o;loksasin etionamid sikloserin dilanjutkan 1!18 bulan o;loksasin o;loksasin etionamid sikloserin4. #alam keadaan tidak memungkinkan pada ;ase a>al dapat diberikan 2 RHM/5 < 1 RHM/. 7ase lanjutan lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi. resistensi. %ila tidak terdapat terdapat hasil uji resistensi resistensi dapat diberikan diberikan obat RH/ selama bulan. #apat pula dipertimbangkan tindakan bedah untuk mendapatkan hasil yang optimal. 5ebaiknya kasus gagal pengobatan dirujuk ke dokter spesialis paru. . T% par paru u kasu kasuss putu putuss bero berobat bat Pasien T% paru kasus lalai berobat akan dimulai pengobatan kembali sesuai dengan kriteria sebagai berikutE a. %ero %eroba batt + bul bulan an 14 %T%T- saat saat ini !4 !4 Klinis Klinis dan radiologi radiologi tidak akti; atau ada perbaikan maka pengobatan pengobatan )-T dihentikan. %ila gambaran radiologi akti; lakukan analisis lebih lanjut untuk memast memastika ikan n diagno diagnosis sis T% dengan dengan mempert mempertimb imbang angkan kan juga juga kemungk kemungkina inan n penyakit paru lain. %ila terbukti T% maka pengobatan dimulai dari a>al dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka >aktu pengobatan yang lebih lama 24 %T%T- saat saat ini 34 34 Pengobatan dimulai dari a>al dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka >aktu pengobatan yang lebih lama. b. %erobat O +bulan 14 %ila %ila %T%T- posit positi; i; pengoba pengobatan tan dimulai dimulai dari a>al dengan dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka >aktu pengobatan yang lebih lama 24 %ila %T%T- negati; negati; gambaran gambaran ;oto toraks positi; positi; T% T% akti; pengobatan pengobatan diteruskan diteruskan Dika memungkinkan seharusnya diperiksa uji resistensi terhadap )-T 6. T% paru paru kasu kasuss kro kroni nik k a. Pengobat Pengobatan an T% paru kasus kasus kronik kronik jika belum belum ada hasil uji resis resisten tensi si berika berikan n RHM/5. Dika telah ada hasil uji resistensi resistensi sesuaikan sesuaikan dengan hasil uji resistensi resistensi minimal terdapat + macam )-T yang masih sensiti;4 ditambah dengan obat lini 2 seperti kuinolon betalaktam makrolid dll. Pengobatan minimal 18 bulan. b. Dika tidak mampu dapat diberikan $CH seumur hidup c. Pertimbangka Pertimbangkan n pembedahan pembedahan untuk meningkatkan meningkatkan kemungkinan kemungkinan penyembuhan penyembuhan
20
d. Kasus T% paru paru kronik kronik perlu perlu dirujuk dirujuk ke dokter spesialis spesialis paru Ka437r i
Kas0s
Pa20a 7!a4 =a3 2ia/0ra
$
! T% paru %T- 3
2 RHM/ < + RH atau
%Tluas
!
K4ra3a
lesi 2 RHM/ < 6 H/ 2RHM/ < +R*H*
$$
! Kambuh !:agal pengobatan
$$
!RHM/5 < 1RHM/ < sesuai hasil %ila uji uji resi resist sten ensi si atau atau 2RHM 2RHM/5 /5 < streptomisin 1RHM/ < RH/ alergi dap dapat diganti !*! !*!6 kana kanam misin sin o;l o;loks oksasi asin kanamisin etio etiona nam mid id sikl siklos oser erin in < 1!1 1!18 8 o;loksasin o;loksasin etionamid etionamid sikloseri sikloserin n atau 2RHM/5 < 1RHM/ < RH/
! T% paru putus 5esuai lama pengobatan berobat sebelumny umnya a lama ama ber berhenti nti minum obat dan keadaan klinis bakteriologi dan radiologi saat ini lihat uraiannya4 atau 2RHM/5 < 1RHM/ < R*H*/*
$$$
!T% paru %T- 2 RHM/ < + RH atau neg. lesi minimal 6 RH/ atau 2RHM/ <+ R*H*
$N
! Kronik
RHM/5 < sesuai hasil uji resi resist stens ensii min minim imal al )-T )-T yang yang sensiti;4 3 obat lini 2 pengobatan minimal 18 bulan4
21
$N
! "#R T%
5esuai uji resistensi 3 )-T )-T lini 2 atau H seumur hidup
Ta!l $. Ri3asa pa20a 7!a4
E6 Sampi3 OAT
5ebagian besar pasien T% dapat menyelesaikan pengobatan tanpa e;ek samping. Camun sebagian kecil dapat mengalami e;ek samping oleh karena itu pemantauan kemungkinan terjadinya e;ek samping sangat penting dilakukan selama pengobatan. /;ek samping yang terjadi dapat ringan atau berat bila e;ek samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simptomatis maka pemberian )-T dapat dilanjutkan. 1. $son $sonia iazi zid d $CH $CH44 5ebagian besar pasien T% dapat menyelesaikan pengobatan tanpa e;ek samping. Camun sebagian kecil kec il dapat mengalami e;ek samping oleh karena itu pemantauan kemu kemung ngki kina nan n terj terjad adin iny ya e;ek e;ek samp sampin ing g sang sangat at pent pentin ing g dila dilaku kuka kan n sela selama ma pengobatan. /;ek samping yang terjadi dapat ringan atau berat terlihat pada tabel +4 bila e;ek samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simptomatis maka pemberian )-T dapat dilanjutkan 2. Ri;amp ampisin /;ek /;ek sampin samping g ringan ringan yang yang dapat dapat terjad terjadii dan hanya hanya memerl memerlukan ukan pengoba pengobatan tan simptomatis ialah E • •
•
5indrom ;lu berupa demam menggigil dan nyeri tulang 5indrom perut berupa sakit perut mual tidak na;su makan muntah kadang! kadang diare 5indrom kulit seperti gatal!gatal kemerahan
/;ek samping yang berat tetapi jarang terjadi ialahE Hepatitis imbas obat atau ikterik bila terjadi hal tersebut )-T harus distop dulu dan penatalaksanaan sesuai pedoman T% pada keadaan khusus Purpura anemia hemolitik yang akut syok dan gagal ginjal. %ila salah satu • dari gejala ini terjadi ri;ampisin harus segera dihentikan dan jangan diberikan lagi >alaupun gejalanya telah menghilang 5indrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas • Ri;ampisin dapat menyebabkan >arna merah pada air seni keringat air mata dan air liur liur.. (arna rna mera merah h terse tersebu butt terj terjad adii karen karenaa pros proses es meta metabo boli lism smee obat obat dan dan tida tidak k berbahaya. Hal ini harus diberitahukan kepada pasien agar mereka mengerti dan tidak perlu kha>atir. •
*. Pir Pirazi azinam namid
22
/;ek samping utama ialah hepatitis hepatitis imbas obat penatalaksanaan penatalaksanaan sesuai pedoman pedoman T% pada keadaan khusus4. Cyeri sendi juga dapat terjadi beri aspirin4 dan kadang! kadan kadang g dapa dapatt meny menyeba ebabk bkan an sera seranga ngan n arth arthri riti tiss :out :out hal ini ini kemu kemung ngki kinan nan disebabkan disebabkan berkurangnya berkurangnya ekskresi dan penimbunan penimbunan asam urat. Kadang!kadang Kadang!kadang terjadi reaksi demam mual kemerahan dan reaksi kulit yang lain. +. /tambutol /tambut /tambutol ol dapat dapat menyebab menyebabkan kan ganggua gangguan n pengli penglihata hatan n berupa berupa berkur berkurangny angnyaa ketaja ketajama man n buta buta >arn >arnaa untuk untuk >arn >arnaa mera merah h dan dan hija hijau. u. "esk "eskip ipun un demik demikia ian n keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai jarang sekali terjadi bila dosisnya 1!2 mgar plasenta sehingga tidak boleh diberikan pada perempuan hamil sebab dapat merusak syara; pendengaran janin.
E6 sampi3
Km03ia P=!a!
Ta4alasaa
OAT 2i4r0sa Mi7r
Tidak na;su makan mual sakit perut
Ri;ampisin
)bat diminum malam sebelum tidur
Cyeri sendi
Pyrazinamid
%eri aspirin
23
Kesemutan s
$CH
(arna kemerahan pada air seni
Ri;ampisin
%eri itamin %6 piridoksin4 1 1'' mg perhari
%eri penjelasan tidak perlu diberi apa!apa H4ia 7!a4
Ma=7r
:atal dan kemerahan pada kulit
5emua jenis )-T
%eri antihistamin dan diealuasi ketat
Tuli
5treptomisin
5treptomisin dihentikan
:angguan keseimbangan ertigo dan nistagmus4
5treptomisin
5treptomisin dihentikan
$kterik < Hepatitis $mbas )bat penyebab lain disingkirkan4
5ebagian besar )-T
Hentikan semua )-T sampai ikterik menghilang dan boleh diberikan hepatoprotektor
"untah dan con;usion suspected drug!induced pre!icteric hepatitis4
5ebagian besar )-T
Hentikan semua )-T dan lakukan uji ;ungsi hati
24
:angguan penglihatan
/tambutol
Hentikan etambutol
Kelainan sistemik termasuk syok dan purpura
Ri;ampisin
Hentikan ri;ampisin
Ta!l 5. E6 Sampi3 OAT 2a Pa4alasaaa=a
P37!a4a S0p7r4i6 > Simp47ma4i
Pada pengobatan pasien T% perlu diperhatikan keadaan klinisnya. %ila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi ra>at pasien dapat dibeikan ra>at jalan. 5elain )-T kadang perlu pengobatan tambahan atau suporti; ra>at at jala jalan n a. "akan "akan makanan makanan yang yang bergi bergizi zi bila bila dian diangga ggap p perlu perlu dapat dapat diber diberik ikan an ita itami min n tambahan pada prinsipnya tidak ada larangan makanan untuk pasien tuberkulosis kecuali untuk penyakit komorbidnya4 b. %ila demam dapat diberikan obat penurun panasa ra>att inap inap $ndikasi ra>at inapE T% paru disertai keadaan < komplikasi ko mplikasi sbbE a. %atu %atuk k dar darah ah mass massi; i; b. Keadaan umum buruk c. Pneu neumotorak d. /mpiema e. /;usi /;usi pleura pleura massi; massi; < bil bilate ateral ral ;. 5esak 5esak napas napas berat berat buka bukan n karena karena e;usi e;usi pleu pleura4 ra4 T% di luar paru yang mengancam ji>a a. T% par paru milie ilier r b. "eningitis T% Pengobatan suporti; < simptomatis yang diberikan sesuai dengan kea daan klinis dan indikasi ra>at
Trapi Pm!2a1a Trapi $ndikasi operasiE 1. $ndi $ndika kasi si mutl mutlak ak a. 5emua pasien pasien yang telah telah mendapat mendapat )-T )-T adekuat tetetap tetetapii dahak tetap tetap positi; positi; b. Pasien batuk darah yang masi; tidak dapat diatasi dengan cara konserati; 25
c. Pasien Pasien dengan dengan ;istula ;istula bronkopl bronkopleur euraa dan empiema empiema yang tidak tidak dapat dapat diatasi diatasi secara secara konserati; 2. $ndi $ndika kasi si Rela Relati ti; ; a. Pasien Pasien dengan dengan dahak dahak negati; negati; dengan dengan batuk batuk darah darah berula berulang ng b. Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan c. 5isa 5isa kai kaiti ti yang yang mene meneta tap p Tindakan inasi; selain pembedahan4 1. %ronko nkoskopi 2. Punk Punkssi pleu pleurra *. Pema>a Pema>angan ngan (5# (5# >ate >aterr sealed sealed drai drainage nage44 Kriteria 5embuh 1. %T- mikroskopik mikroskopik negati; negati; 2 kali pada pada akhir ;ase ;ase intensi; intensi; dan akhir pengobatan pengobatan44 dan telah mendapatkan pengobatan yang adekuat 2. Pada ;oto ;oto thoraks thoraks gambaran gambaran radiolog radiologik ik serial serial tetap tetap sama sama < perbaikan perbaikan *. %ila ada ada ;asilita ;asilitass biakan biakan maka kriter kriteria ia ditambah ditambah biakan biakan negati; negati; E?al0asi P37!a4a
/aluasi pasien meliputi ealuasi klinis bakteriologi radiologi dan e;ek samping obat serta ealuasi keteraturan berobat /aluasi Klinik 1. Pasien Pasien diealuasi diealuasi setiap setiap 2minggu 2minggu pada 1 bulan bulan pertama pertama pengobatan pengobatan selanjutnya selanjutnya setiap setiap 1 bulan 2. /aluasi /aluasi E respons respons pengobata pengobatan n dan ada tidaknya tidaknya e;ek e;ek samping samping obat serta serta ada tidaknya tidaknya komplikasi penyakit *. /aluasi /aluasi klinis klinis meliput meliputii keluhan keluhan berat berat badan badan pemeriksaan pemeriksaan ;isik ;isik /aluasi bakteriologik ' 2 6 < & bulan pengobatan4 1. Tujuan Tujuan untuk untuk mendeteksi mendeteksi ada tidaknya tidaknya konersi konersi dahak 2. Pemeriksaan Pemeriksaan Q ealuasi ealuasi pemeriksaan pemeriksaan mikroskopi mikroskopik k 5ebelum pengobatan dimulai • 5etelah 2 bulan pengobatan setelah ;ase intensi;4 • Pada akhir pengobatan • *. %ila ada ;asil ;asilitas itas biakan biakan E dilakukan dilakukan pemeriks pemeriksaan aan biakan biakan dan uji resist resistensi ensi /aluasi radiologi ' 2 6 < & bulan pengobatan4 1. %ila %ila mungki mungkin n sebaik sebaiknya nya dari a>al diperi diperiksa ksa ;ungsi ;ungsi hati hati ;ungsi ;ungsi ginjal ginjal dan darah darah lengkap
26
2. 7ungsi 7ungsi hati= hati= 5:)T 5:)T5:PT 5:PT bilirub bilirubin in ;ungsi ;ungsi ginjal ginjal E ureum ureum kreati kreatinin nin dan gula gula dara darah h sert sertaa asam asam urat urat untu untukda kdata ta dasa dasarr peny penyaki akitt peny penyert ertaa atau atau e;ek e;ek sampi samping ng pengobatan *. -sam urat diperiksa diperiksa bila menggunakan menggunakan pirazinami pirazinamid d +. Pemer Pemerik iksa saan an isu isuss dan uji uji buta buta >arn >arnaa bila bila mengg mengguna unaka kan n etam etambut butol ol bil bilaa ada ada keluhan4 . Pasien Pasien yang mendapat mendapat streptom streptomisin isin harus harus diperiks diperiksaa uji keseimbang keseimbangan an dan audiometri audiometri bila ada keluhan4 6. Pada anak dan dan de>asa de>asa muda umumnya umumnya tidak tidak diperlukan diperlukan pemeriks pemeriksaan aan a>al tersebu tersebut. t. Gang paling penting adalah ealuasi klinis kemungkinan terjadi e;ek samping obat. %ila %ila pada pada eal ealua uasi si klin klinis is dicu dicuri riga gaii terd terdapa apatt e;ek e;ek samp sampin ing g maka maka dila dilaku kuka kan n pemeriksaan laboratorium untuk memastikannya dan penanganan e;ek samping obat sesuai pedoman /aluasi keteraturan obat 1. Gang tidak tidak kalah pentingny pentingnyaa adalah adalah ealuasi ealuasi keterat keteratura uran n berobat berobat dan diminum diminum < tidakny tidaknyaa obat obat terseb tersebut. ut. #alam #alam hal ini maka maka sangat sangat penting penting penyuluh penyuluhan an atau atau pendidikan mengenai penyakit dan keteraturan berobat. Penyuluhan atau pendidikan dapat diberikan kepada pasien keluarga dan lingkungannya 2. Ketidaktera Ketidakteraturan turan berobat berobat akan menyebabkan menyebabkan timbul timbulnya nya masalah masalah resisten resistensi si Kriteria sembuh 1. %T- mikroskopi mikroskopiss negati; dua kali kali pada akhir akhir ;ase intensi;d intensi;dan an akhir pengobatan4 pengobatan4 dan telah mendapatkan pengobatan yang adekuat 2. Pada ;oto ;oto toraks toraks gambaran gambaran radiolog radiologii serial serial tetap tetap sama< perbaikan perbaikan *. %ila ada ;asili ;asiliti ti biakan biakan maka maka kriteria kriteria ditambah ditambah biakan biakan negatie negatie /aluasi pasien yang telah sembuh Pasien T% yang telah dinyatakan dinyatakan sembuh sebaiknya sebaiknya tetap diealuasi minimal minimal dalam 2 tahun pertama setelah sembuh hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kekambuhan. Hal yang diealuasi diealuasi adalah mikroskopis mikroskopis %T- dahak dan ;oto toraks. toraks. "ikroskopis "ikroskopis %T%Tdahak *612 dan 2+ bulan sesuai indikasi
TATALAKS LAKSAN ANA A PADA KE KEAD ADAA AAN N KHU KHUSU SUS S A. TB Mil Mili irr Pa20a 7!a4: $ RH;E > ' RH Ra>at inap • Pada keadaan khusus sakit berat4 tergantung keadaan klinik radiologik dan • ealuas ealuasii pengoba pengobatan tan maka maka pengobat pengobatan an lanjut lanjutan an dapat dapat diperp diperpanj anjang ang sampai sampai dengan 0 bulan 2 RHM/ < 0 RH Pemberian kortikosteroid tidak rutin hanya diberikan pada keadaanE • ! Tanda nda < geja gejala la meni mening ngit itis is ! 5esak napas 27
•
! Tanda nda < geja gejalla tok toksi sik k ! #emam tinggi KortikosteroidE prednison *' +' mghari dosis diturunkan 1' mg setiap 0 hari lama pemberian selama + 6 minggu
B. Pl0ri4i Pl0ri4iss Es02a4i? Es02a4i?a a TB 9E60si 9E60si Pl0ra Pl0ra TB TB Pa20a 7!a4: $ RH;E > ' RH /aluasi cairan dikeluarkan seoptimal mungkin sesuai keadaan penderita dan • berikan kortikosteroid #osis steroidE predniso *' +' mg "# RH Prinsip pengobatan sama dengan T% paru misalnya pengobatan untuk T% tulag T% sendi dan T% kelenjar meningitis pada bay dan anak lama pengobatan 12 bulan. Pada T% ekstraparu lebih sering dilakukan tindakan bedah dengan tujuan untukE "endapatkan bahan < spesimen untuk pemeriksaan diagnosis4 • PengobatanE • ! Peri Perika kard rdit itis is kons konstr trik ikti tia a ! Kompre Kompresi si medula medula spinal spinalis is pada penyakit penyakit PottA PottAss
Pember Pemberian ian kortik kortikost ostero eroid id diperu diperuntu ntukkan kkan pada pada perika perikardi rditis tis T% untuk untuk mencega mencegah h konstriksi jantung dan pada meningitis T% untuk menurunkan gejala sisa neurologik. D. TB Par0 Par0 23a 23a Dia!4 Dia!4s s Mli40s Mli40s 9DM 9DM Pa2 Pa20a 0a 7!a4 7!a4:: - $ RH; RH; 9E-S 9E-S > ' RH 23a 23a r30 r30la lasi si !ai !ai > 30la 30la 2ara1 2ara1 4r74r7l - Bila 30la 2ara1 4i2a 4r74r7l, 6as la/04a & !0la: $ RH; 9E- S > & RH #" harus dikontrol • Hati Hati!ha !hati ti denga dengan n pengg pengguna unaan an etam etambut butol ol karen karenaa e;ek e;ek samp sampin ing g ke mata mataEE • sedangkan penderita #" sering mengalami komplikasi kelainan pada mata Perlu diperhatikan penggunaan ri;ampisin akan mengurangi e;ektiitas obat oral • anti diabetes sul;onil urea4 sehingga dosisnya perlu ditingkatkan Perlu kontrol < penga>asan sesudah pengobatan selesai untuk mengontrol < • mendeteksi dini bila terjadi kekambuhan E. TB Par0 Par0 2 23a 3a HI+ > AIDS AIDS Pa20a 7!a4: $ RH;E > RH 2i!ria sampai ) ( % !0la s4la1 7?rsi 2a1a "enurut (H) panduan obat dan lama pengobatan sama dengan T% paru tanpa • H$N < -$#5
28
•
• •
• •
Dangan diberikan Thiacetazon karena dapat menimbulkan toksik yang hebat pada kulit )bat suntik kalau dapat dihindari kecuali jika sterilisasinya terjamin Dangan Dangan lakukan lakukan desens desensita itasi si )-T )-T pada pada pender penderita ita H$N < -$#5 -$#5 misal misalEE $CH $CH ri;ampisin4 karena mengakibatkan toksik yang serius pada hati $CH diberikan terus!menerus seumur hidup %ila terjadi "#R pengobatan sesuai uji resistensi
F. TB Par0 Par0 pa2a pa2a K1 K1amil amila a 2a 2a M=0 M=0s0i s0i Tidak ada indikasi pengguguran pada penderita T% pad a kehamilan • )-T tetap dapat diberikan kecuali streptomisin karena e;ek samping streptomisin • pada gangguan pendengaran janin #i -merika )-T tetap diberikan kecuali streptomisin dan pirazinamid untuk • >anita hamil Pada Pada pende penderi rita ta T% denga dengan n meny menyus usui ui )-T )-T Q -5$ teta tetap p dapat dapat dibe diberi rika kan n • >alaupun beberapa )-T dapat masuk ke dalam -5$ akan tetapi konsentrasinya kecil dan tidak menyebabkan toksik pada bayi (anita menyusui yang mendapat pengobatan )-T dan bayinya juga mendapat • pengobatan )-T dianjurkan tidak menyusui bayinya agar bayi tidak mendapat dosis berlebihan Pada >anita usia produkti; yang mendapat pengobatan T% dengan ri;ampisin • dianjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi hormonal karena dapat terjadi inte intera raks ksii obat obat yang yang meny menyeba ebabka bkan n e;ek e;ekti tii ita tass obat obat kontr kontras aseps epsii hormo hormona nall berkurang G. TB p par0 ar0 2a Ga3al Ga3al Gi/a Gi/all Dangan menggunakan )-T )-T streptomisin streptomisin kanamisin dan capreomycin capr eomycin • 5ebaiknya hindari penggunaan etambutol karena >aktu paruhnya memanjang • dan terjadi akumulasi etambutol. #alam keadaan sangat diperlukan etambutol dapat diberikan dengan penga>asan kreatinin 5edapat mungkin dosis disesuaikan dengan ;aal ginjal 99T ureum kreatinin4 • Rujuk ke ahli paru • H. TB par0 par0 23a 23a Klai Klaia a Ha4i Ha4i Pa20a 7!a4: $ SHRE > ) RH a4a0 $ SHE > "# HE %ila %ila ada kecurig kecurigaan aan ganggua gangguan n ;ungsi ;ungsi hati hati dianjur dianjurkan kan pemeri pemeriksa ksaan an ;aal ;aal hati hati • sebelum pengobatan Pada kelainan hati pirazinamid tidak boleh digunakan • Pada penderita hepatitis akut dan atau klinik ikterik sebaiknya )-T ditunda • samp sampai ai hepat hepatit itis is akut akutny nyaa menga mengala lami mi peny penyemb embuh uhan. an. Pada Pada keada keadaan an sanga sangatt diperl diperluka ukan n dapat dapat diberi diberikan kan 5 dan / maksim maksimal al * bulan bulan sampai sampai hepati hepatitis tisnya nya menyembuh dan dilanjutkan dengan 6 RH 5ebaiknya rujuk ke ahli paru •
29
I. H Hpa pa4i 4i4i 4iss Im!a Im!ass O! O!a4 a4 #ikenal sebagai kelainan hati akibat penggunaan obat!obat hepatotoksik drug drug • induced hepatitis4 hepatitis4 PenatalaksanaanE • ! %ila %ila klini kliniss 34 34 ikter ikterik ik 3 3 gejal gejalaa mual mual muntah muntah 34 )-T stop ! %ila %ila klini kliniss !4 !4 laborat laboratori orium um terd terdapat apat kelain kelainanE anE %ilirubin 2 )-T stop 5:)T 5:PT kali )-T stop 5:)T 5:PT * kali gejala 34 )-T stop 5:)T 5:PT * kali gejala !4 teru terusk skan an peng pengob obat ataa deng dengan an penga>asan
Pa20a OAT =a3 2ia/0ra: • •
•
$.%
K7mpliasi
1. 2. *. +. . 6. $."#
5top )-T yang bersi;at hepatotoksik RHM4 5etelah itu monitor klinis dan laboratorium. %ila klinis dan laboratorium normal kembali bilirubin 5:)T 5:PT4 maka tambahkan $CH desensitasi sampai dengan dosis penuh *'' mg4. selama itu perhatikan klinis dan periksa laboratorium saat $CH dosis dosis penuh penuh bila bila klinis klinis dan labora laborator torium ium normal normal tambah tambahkan kan ri;ampi ri;ampisin sin desensitasi sampai dengan doss penuh sesuai berat badah4. 5ehingga panduan obat menjadi RH/5 Pirazinamid tidak boleh digunakan lagi.
%atuk dar darah Pneu Pneum motor otorak akss ?uluh pa paru :agal nap napas :aga :agall jant jantun ung g /;us /;usii pleu pleurra
PROGNOSIS
5ecara umum angka kesembuhan dapat mencapai &6!&&, dengan pengobatan yang baik. Camun angka rekurensi tuberculosis dapat mencapai '!1+, yang biasanya muncul 1 tahun setelah pengobatan T% selesai terutama di negara dengan insidensi T% yang rendah. Rein;eksi lebih sering terjadi pada pasien di negara dengan insidensi insidensi yang tinggi tinggi.. Progno Prognosis sis biasany biasanyaa baik baik tergan tergantun tung g pada selesa selesainy inyaa pengoba pengobatan tan.. Prognos Prognosis is dipe dipeng ngar aruh uhii oleh oleh peny penyeb ebar aran an in;ek n;eksi si apak apakah ah tela telah h meny enyebar ebar eks ekstra tra par paru immunokompeten. Fsia tua serta ri>ayat pengobatan sebelumnya. $ndeks massa tubuh yang melambangkan status gizi juga menjadi ;aktor yang mempengaruhi prognosis. $."" $.""
RESIST RESISTENS ENSII GANDA GANDA 9MULT 9MULTII DRUG DRUG RESI RESIST STA ANE > MDR MDR
Resistensi ganda menunjukkan ". tuberkuloss resisten terhadap ri;ampisin dan $CH dengan atau tanpa )-T lainnya. lainnya. 5ecara umum resistensi terhadap )-T )-T dibagi menjadiE
30
1. Resistensi Resistensi primerE primerE apabila apabila penderita penderita sebelum sebelumnya nya tidak pernah pernah mendapat mendapat pengobatan pengobatan T% 2. Resist Resistens ensii inisia inisialE lE apabila apabila kita tidak tahu pasti pasti apakah apakah penderit penderitanya anya sudah sudah pernah pernah ada ri>ayat pengobatan sebelumnya atau tidak *. Resistensi Resistensi sekunder sekunderEE apabila apabila penderita penderita telah telah punya ri>ayat ri>ayat pengobatan pengobatan sebelum sebelumnya nya Penyebab terjadinya resistensi terhadap )-T yaituE 1. Pemakaian Pemakaian obat obat tunggal dalam pengobatan pengobatan tuberkulosi tuberkulosiss 2. Pengg Pengguna unaan an pandu panduan an obat obat tida tidak k adek adekuat uat baik baik kare karena na jeni jeniss obat obatny nyaa yang yang tidak tidak tepa tepatt misalnya misalnya hanya memberikan memberikan $CH dan etambutol pada a>al pengobatan pengobatan maupun karena di lingkungan tersebut telah terdapat resistensi yag tinggi terhadap obat yang digunakan misalnya memberikan ri;ampisin dan $CH saja pada daerah dengan resistensi terhadap kedua obat tersebut sudah cukup tinggi *. Pember Pemberian ian obat yang yang tidak teratur teratur misalny misalnyaa hanya hanya dimakan dimakan dua atau tiga tiga minggu lalu lalu stop setelah setelah dua bulan berhenti berhenti kemudian berpindah dokter dan mendapat mendapat obat kembali selama dua atau tiga bulan lalu stop lagi demikian seterusnya +. 7enomena addition addition syndrome syndrome yait yaitu u suat suatu u obat obat dita ditamb mbah ahka kan n dala dalam m suat suatu u pandu panduan an pengobatan yag tidak berhasil. %ila kegagalan itu terjadi karena kuman T% telah resisten pada panduan yang pertama maka IpenambahanJ satu macam obat hanya akan menambah panjangnya da;tar obat yang resistem . Penggunaan Penggunaan obat kombinasi kombinasi yang pencampuranny pencampurannyaa tidak dilakukan dilakukan secara secara baik baik sehingga sehingga mengganggu bioaailabilitas obat 6. Penyediaan Penyediaan obat yang yang tidak reguler reguler kadang obat obat datang ke suatu suatu daerah daerah kadang terhenti terhenti pengirimannya sampai berbulan!bulan 0. Pemakaian Pemakaian )-T )-T cukup lama lama sehingga sehingga kadang kadang menimbul menimbulkan kan kebosanan kebosanan 8. Pengeta Pengetahuan huan pender penderit itaa kurang kurang tentang tentang penyaki penyakitt T% P37!a4a TB MDR •
•
•
•
Pengobatan "#R!T% hingga saat ini belum ada panduan pengobatan yang distandarisasi untuk penderita "#R!T%. Pemberian pengobatan pada dasarnya tailor made made bergantung dari hasil uji resstensi dengan menggunakan minimal 2 * )-T yang masih sensiti; dan obat tambahan lain yang dapat digunakan yaitu golongan ;luorokuinolon o;loksasin dan sipro;loks sipro;loksasin4 asin4 aminoglikosi aminoglikosida da amikasin amikasin kanamisin kanamisin dan kapreomisin kapreomisin4 4 etionamid etionamid sikloserin klo;amizin amoksilin 3 asam klaulanat. 5aat ini panduan yang dianjurkan )-T yang masih sensiti; minimal 2 * )-T dari obat lini 1 ditambah dengan obat lain lini 24 golongan kuinolon yaitu cipro;loksasin dosis 2 '' mg atau o;loksasi 1 +'' mg. Pengobatan Pengobatan terhadap terhadap tuberkulosi tuberkulosiss resisten resisten ganda sangat sulit dan memerlukan memerlukan >aktu yang lama yaitu minimal 12 bulan bahkan bisa sampai 2+ bulan Hasil pengobatan terhadap ressten ganda tuberkulosis ini kurang menggembirakan. Pada penderita non!H$N non!H$N konersi hanya didapat sekitar ', kasus sedangkan response rate didapat pada 6, kasus dan kesembuhan pada 6, kasus Pemberian )-T yang benar dan tera>asi secara baik merupakan salah satu kunci penting mencegah mencegah dan mengatasi mengatasi masalah ressten ressten ganda. Konsep 'irectly Konsep 'irectly bsered %reatment %reatment *hort +ourse #)T54 +ourse #)T54 merupakan salah satu upaya penting dalam menjamin menjamin keteraturan berobat penderita dan menanggulangi masalah tuberkulosis khususnya resisten ganda
31
•
Prioritas yang dianjurkan bukan pengobatan "#R tetapi pencegahan "#R!T%
BAB III DAFTAR PUSTAKA
1. /ddy /ddy P5. 5ejara 5ejarah h dan /pidem /pidemiol iologi ogi Penyaki Penyakitt Tuberku uberkulos losis. is. 5impos 5imposium ium Tuber Tuberkul kulosi osis. s. 5urabaya #es. 1&82 E 11!2'. 2. Raigl Raiglion ionee "9 5nider 5nider #/ Kochi Kochi -rata -rata :lobal :lobal /pidem /pidemiol iology ogy o; Tuber Tubercul culosi osiss D-"D-"1&& = 20* E 22'!26. *. (H).T% (H).T% - 9linical 9linical manual manual ;or 5outh 5outh /ast -sia. -sia. :enea :enea 1&&0= 1&!2*. 1&!2*. +. -ditama -ditama T.G T.G. Tuber Tuberculosi culosiss 5ituation 5ituation in $ndonesia $ndonesia 5ingapore 5ingapore %runei #arussal #arussalam am and in Philippines 9ermin #unia Kedokteran 1&&* = 6* E * 0. . Hudoy Hudoyo o -. Pene Penera rapa pan n 5tra 5trate tegi gi #)T5 #)T5 bagi bagi Pende Penderi rita ta T% T% #ala #alam m 5imp 5impos osiu ium m dan dan 5emiloka T% Terintegrasi. Terintegrasi. R5FP Persahabatan Dakarta 1&&&. 6. %roekmans %roekmans D7. D7. 5uccess 5uccess is possible possible it best has to be ;ought ;or ( (orl orld d Health 7orum -n -n $nternational Dournal o; Health #eelopment. (H) :enea 1&&0 = 18 E 2+* +0. 0. %ing %ing K. #iagnosti #iagnostik k dan klasi;ik klasi;ikasi asi tuberkul tuberkulosi osiss paru. paru. RT# RT# #iagnos #iagnosis is dan Pengoba Pengobatan tan "utakhir Tuberkulosis Pam 5emarang "ei 1&8& 1!6. 8. 5uryaten 5uryatenggar ggara a (. Perana Peranan n pyrazi pyrazinam namide ide dalam dalam pengobat pengobatan an tuberk tuberkulo ulosis sis Gogyak Gogyakart artaa 1&8+ E +*!. paru jangka pendek. 5imposium Pengobatan "utakhir Tuberkulosis Paru %andung 0!6*. &. P#P$. Tuber Tuberkulosi kulosiss Pedoman #iagnosi #iagnosiss dan Penatalaksanaa Penatalaksanaan n di $ndonesia $ndonesia Dakarta. Dakarta. 2''2. 1'. #epkes R$. Pedoman Casional Casional Penanggulangan Tuberkulosis. Tuberkulosis. Dakarta 2''0= *!+.
32