RENCANA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT MENYELURUH Ada lima jenis pengujian dasar yang dapat di pakai dalam menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar: 1. Prosedur untuk untuk memperoleh pemahaman atas atas struktur pengendalian pengendalian internal. 2. Pengujian atas pengendalian. 3. Pengujian substantive atas transaksi. transaksi. 4. Prosedur analitis. 5. Pengujian terinci atas saldo.
Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian internal Selama tahap audit tersebut, auditor harus memusatkan perhatiannya pada rancanga rancangan n dan operasi operasi dari aspek-as aspek-aspek pek struktur struktur pengenda pengendalian lian internal internal sampai sampai seluas yang diperlukan untuk merencanakan audit dengan efektif. Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor atas struktur pengendalian intern yang telah dibahas di Bab 9 (Struktur pengendalian internal dan penetapan resiko): -
Pengalaman auditor pada periode sebelumnya terhadap satuan usaha tersebut.
-
Tanya Tanya jawab jawab dengan dengan pegawai pegawai perusaha perusahaan. an.
-
Pemeriksa Pemeriksaan an pedoman pedoman kebijakan kebijakan dan prosedur prosedur..
-
Inspeksi Inspeksi atas dokumen dokumen dan catatan. catatan.
-
Pengamatan aktivitas dan operasi satuan usaha tersebut.
Prosedur ini dijalankan bersama-sama untuk memperoleh pemahaman atas rancangan kebijakan dan prosedur pengendalian tertentu dan untuk menentukan
apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah ditempatkan dalam operasi. Misalkan, untuk menggunakan peranggaran sebagai prosedur pengendalian, auditor seharusnya mengetahui bahwa anggaran dibuat dengan
dasar pengalaman
sebelumnya, menegaskan lagi penggunaan dan rancangannya dengan menanyakan kepada manajemen, dan menginspeksi anggaran terbaru, laporan varians dan tindak lanjut sebagai cara untuk menentukan bahwa anggaran tersebut digunakan pada saat ini.
Pengujian atas pengendalian Penggunaan utama dari pemahaman auditor atas struktur pengendalian intern adalah untuk menetapkan resiko pengendalian relative terhadap berbagai tujuan pengendalian internal yang ada. Pengujian atas pengendalian diarahkan kepada efektivitas pengendalian, baik rancangan maupun operasinya. Pengujian ini mencakup jenis bahan bukti berikut: -
Tanya jawab dengan pegawai klien
-
Inspeksi dokumen dan catatan.
-
Pengamatan penerapan kebijakan dan prosedur spesifik.
-
Pelaksanaan ulang oleh auditor terhadap penerapan kebijakan dan prosedur spesifik.
Pengujian substantive atas transaksi Pengujian substantive adalah prosedur yang dirancang untuk menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan atau ketidakberesan tersebut(sering disebut kekeliruan moneter) merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji dalam perkiraan laporan keuangan. Tujuan pengujian substantive adalah untuk menentukan apakah transaksi pembukuan klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan dipindahbukukan dengan benar.
Prosedur analitis Prosedur analitis mencakup perbandingan jumlah yang dicatat dengan perkiraan
yang
dikembangkan
oleh
auditor.
Prosedur
analitis
mencakup
perhitungan rasio oleh auditor untuk dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan. Ada empat tujuan penggunaan prosedur analitis, yang seluruhnya telah dibahas dalam Bab 7: -
Memahami bidang usaha klien.
-
Menetapkan kemampuan kelangsungan hidup suatu satuan usaha.
-
Indikasi timbulnya kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan.
-
Mengurangi pengujian audit yang lebih rinci.
Pengujian terinci atas saldo (test of details of balances) Pengujian terinci atas saldo memusatkan pada saldo akhir buku besar baik untuk neraca maupun rugi laba, tetapi penekanan utama pada kebanyakan pengujian terinci atas saldo neraca adalah neraca. Contohnya adalah antara lain komunikasi tertulis langsung dengan pelanggan untuk piutang usaha, pemeriksaan fisik persediaan, dan pemeriksaan laporan rekanan penjual untuk utang usaha.
Hubungan Antara Pengujian dan Bahan Bukti Jenis pengujian berikut diurutkan berdasarkan makin besarnya biaya yang diperlukan: -
Prosedur analitis.
-
Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern dan pengujian atas pengendalian.
-
Pengujian substantive atas transaksi.
Hubungan antara pengujian antara pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive Pengecualian dalam pengujian atas pengendalian adalah hanya indikasi kemungkinan kekeliruan atau ketidakberesan yang mempengaruhi nilai rupiah laporan keuangan, sedangkan pengecualian dalam pengujian substantive adalah salah saji laporan keuangan. Pengecualian dalam pengujian atas pengendalian seringkali disebut sebagai deviasi pengujian terhadap pengendalian. Sehingga, deviasi pengujian atas pengendalian signifikan hanya terjadi dengan cukup sering yang menyebabkan auditor percaya terhadap salah saji dalam rupiah yang material dalam laporan keuangan. Ada penyeimbangan (trade off) antara pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive. Auditor membuat keputusan selama perencanaan, apakah akan menetapkan risiko pengendalian dibawah maksimum. Pengujian atas pengendalian harus dilaksanakan untuk menentukan apakah risiko pengendalian yang ditetapkan dapat dibenarkan. Kalau risiko pengendalian yang ditetapkan berada di bawah maksimum, risiko penenmuan yang direncanakan dalam model risiko audit ditingkatkan dan dengan demikian pengujian substantive yang direncanakan dapat dikurangi.
Variasi dalam rencana audit Terdapat banyak variasi dalam penggunaan kelima jenis pengujian dalam situasi audit yang berbeda pada berbagai tingkat efektifitas pengendalian intern. Ada juga variasi dari satu siklus ke siklus lain dalam suatu audit tertentu. Analisa setiap situasi audit adalah sebagai berikut: -
Analisa
situasi
audit
1.
Klien
ini
adalah
perusahaan
besar
dengan
pengendalian intern yang canggih. Auditor melakukan pengujian atas pengendalian yang ekstensif dan sangat mengandalkan kepada struktur pengendalian intern untuk mengurangi pengujian substantive.
-
Analisa situasi audit 2. Perusahaan ini berukuran sedang, terdapat beberapa pengendalian. Auditor memutuskan untuk melakukan jumlah pengujian kecuali prosedur analitis, yang dilakukan dengan ekstensif.
-
Analisa situasi audit 3. Perusahaan ini adalah perusahaan menengah, tetapi memiliki sedikit pengendalian yang efektif. Penekanan ada pada pengujian terinci atas saldo, tetapi beberapa pengujian substantive atas transaksi dan prosedur analitis dilakukan juga.
-
Analisa situasi audit 4. Rencana awal dalam situasi audit ini mengikuti pendekatan pada pada audit 2. Biaya dalam situasi audit ini lebih tinggi karena pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi dilaksanakan tetapi tidak dapat mengurangi pengujian terinci atas saldo.
Perancangan Program Audit Program audit dirancang dalam tiga bagian: pengujian atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian terinci atas saldo. 1. Pengujian atas transaksi. Prosedur pengujian atas transaksi akan mencakup baik pengujian atas pengendalian maupun pengujian substantive atas transaksi dan bervariasi tergantung kepada rencana risiko pengendalian yang ditetapkan. 2. Prosedur analitis. Karena relative tidak mahal, banyak auditor melakukan prosedur analitis yang ekstensif dalam seluruh audit. 3. Pengujian terinci atas saldo. Metodologi untuk merancang pengujian terinci atas saldo diorientasikan kepada tujuan audit. Perancangan prosedur tersebut bersifat subyaktif dan memerlukan pertimbangan professional.
Metodologi untuk merancang pengujian terinci atas saldo laporan keuangan piutang usaha
1. Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan untuk piutang usaha. Risiko bawaan dapat juga diperluas ke tujuan audit individual. Misalkan karena kondisi ekonomi yang buruk dalam industry klien, auditor dapat menyimpulkan bahwa ada risiko yang besar piutang usaha tidak tertagih. 2. Tetapkan risiko pengendalian. Metodologi ini dapat diterapkan baik untuk penjualan maupun penagihan dalam audit atas piutang usaha. 3. Rancang dan perkirakan hasil pengujian atas transaksi dan prosedur analitis. Pengujian dirancang dengan ekspektasi bahwa hasil tertentu akan diperoleh. Hasil yang diperkirakan ini akan mempengaruhi rancangan pengujian terinci atas saldo. 4. Rancang pengujian terinci atas saldo untuk memenuhi tujuan spesifik audit. Pengujian terinci ats saldo yang direncanakan meliputi prosedur audit, ukuran sampel, pos atau unsure yang dipilih, dan saat pengujian.
Tingkat disagregasi aktivitas perencanaan Tingkat disagregasi ini berkisar dari audit keseluruhan sampai tujuan audit untuk masing-masing perkiraan. Misalkan, kalau auditor mendapatkan informasi mengenai latar belakang bidang usaha dan industry klien, hal ini berkaitan deng n audit keseluruhan.
Program audit ilustratif Prosedur audit dapat ditambahkan atau dihilangkan sepanjang dipandang perlu oleh auditor. Ukuran sampel, pos, atau unsure yang dipilih, dan saat pengujian
dapat
juga
diubah
untuk
kebanyakan
prosedur.
Program
audit
dikembangkan setelah mempertimbangkan seluruh factor yang mempengaruhi pengujian terinci atas saldo dan didasarkan pada beberapa asumsi mengenai risiko bawaan, risiko pengendalian, dan hasil pengujian atas transaksi serta prosedur analitis.
Hubungan Tujuan Pengendalian Intern dengan Tujuan Audit
Tujuan pengendalian intern untuk pengendalian intern untuk penjualan, penjualan retur dan pengurangan harga, dan penagihan mempengaruhi tujuan audit piutang usaha. Tujuan keabsahan dalam pengendalian intern pada penjualan mempengaruhi tujuan keabsahan dalam audit atas piutang usaha sedangkan tujuan keabsahan dalam pengendalian intern untuk penjualan retur dan pengurangan harga dan penagihan mempengaruhi tujuan kelengkapan untuk piutan usaha.
Ikhtisar proses audit Tahap 1: perencanaan dan perancangan pendekatan audit Diakhir tahap 1, auditor seharusnya memperoleh rencana audit yang didefinisikan dengan baik dan program audit yang spesifik untuk keseluruhan audit. Informasi yang diperoleh selama perencanaan awal, perolehan informasi mengenai latar belakang dan perolehan informasi mengenai kewajiban hokum klien digunakan terutama untuk menetapkan risiko bawaan dan risiko audit yang dapat diterima. Tahap 2: pengujian atas pengendalian dan transaksi Tujuan dalam tahap 2 adalah (1) mendapatkan bukti yang mendukung kebijakan dan prosedur pengendalian spesifik yang berperan terhadap tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan dan (2) untuk memperoleh bahan bukti yang mendukung kebenaran moneter transaksi. Tahap 3: melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo Tujuan tahap 3 adalah untuk memperoleh bahan bukti tambahan yang cukup untuk menentukan pakah saldo akhir dan catatan kaki pada laporan keuangan dinyatakan dengan wajar. Ada dua kategori umum prosedur dalam tahap 3: prosedur analitis dan pengujian ternci atas saldo. Prosedur analitis adalah prosedur yang digunakan untuk menetapkan kelayakan menyeluruh transaksi dan saldo. Pengujian terinci ats saldo adalah prosedur khusus yang diarahkan untuk menguji kekeliruan moneter dalam saldo laporan keuangan.
Tahap 4: penyelesaian audit Mengumpulkan
bahan
bukti
tambahan
untuk
laporan
keuangan,
mengikhtisarkan hasilnya, menerbitkan laporan audit dan melakukan berbagai bentuk komunikasi lain. Tahap ini terdiri dari: -
Menelaah kewajiban bersyarat. Kewajiban bersyarat adlah kewajiban yang potensial yang harus diungkapakan dalam catatan kaki klien (atau catatan atas laporan keuangan).
-
Menelaah peristiwa kemudian. Dirancang untuk , memberikan auditor perhatian atas peristiwa kemudian yang memerlukan pengakuan pada laporan keuangan.
-
Mengumpulkan bahan bukti akhir. Bahan bukti ini mencakup pelaksanaan prosedur analitis akhir, evaluasi asumsi kelangsungan hidup, mendapatkan surat pernyataan klien, dan membaca informasi dalam laporan tahunan untuk menjamin konsistensi dalam laporan keuangan.
-
Menerbitkan laporan audit. Jenis laporan audit yang diterbitkan tergantung kepada bahan bukti yang dikumpulkan dan temuan audit.
-
Komunikasi dengan komite audit dan manajemen.
SAS juga menghendaki
auditor untuk membicarakan masalah lain tertentu kepada komite audit atau badan/ lembaga sejenis saat penyelesaian audit atau sesudahnya.