RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH SD NEGERI KARANGPUCUNG 05 KECAMATAN KARANGPUCUNG
I.
Pendahuluan A. Latar belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat telah membawa dampak yang sangat besar di bidang pendidikan, khususnya dalam peningkatan sumber daya manusia. Upaya-upaya telah dilakukan oleh
pemerintah,
swasta
dan
lembaga-lembaga
lain
di
bidang
pengembangan sumber daya manusia belum mampu mengimbangi persyaratan kebutuhan atau tuntutan masyarakat lokal , maupun tuntutan global. Dengan berubahnya sistem pengambilan keputusan dari sistem sentralistik ke desentralisasi membawa dampak meningkatnya perang sekolah dalam pengambilan keputusan hal-hal strategis yang menyangkut peningkatan mutu pendidikan. Sekolah harus mampu menyusun sebuah rencana pengembangan sekolah yang berisi; latar belakang, tujuan, sasaran yang akan dicapai dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
B. Dasar hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antar Pusat dan Daerah. 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang St andar Nasional Pendidikan 7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Be lajar 8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan 9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru 10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 162/U/2003 tentang 1 Oktober 2003 tentang Penugasan Guru Pegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Sekolah di Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Is i Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetnsi Kepala Sekolah/Madrasah 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Guru Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2006 Tentang Standar Pengelolaan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Standar Penilaian Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Standar Sarana Prasarana Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2006 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
II.
Maksud dan Tujuan A. Maksud
Rencana Pengembangan Sekolah ini dimaksudkan sebagai acuan sekolah dalam melaksanakan program sekolah B. Tujuan
Mewujudkan Visi, Misi dan tujuan t ujuan sekolah
III.
Analisis SWOT
Agar dapat menyusun rencana pengembangan sekolah yang ideal, maka perlu adanya adanya analisa tentang t entang kelebihan atau potensi sekolah, kelemahan atau kekurangan yang dimiliki sekolah, kesempatan atau peluang untuk berkembang yang dimiliki sekolah dan tantangan masa kini, masa depan baik tantangan lokal maupun tantangan global yang dihadapi sekolah.
a. Strengh (kekuatan )
Kekuatan yang dimiliki sekolah berupa potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik antara lain lokasi sekolah yang berada di tengah lingkungan
pemukiman dilalui jalan desa beraspal berjarak 1 km dari pusat pemerintah Kecamatan Karangpucung. Lokasi sekolah yang demikian memungkinkan keamanan sekolah terjaga dengan baik, jarak yang dekat dengan kantor UPT Dikdispora dengan akses jalan yang baik memungkinkan pembinaan sekolah oleh Pengawas Sekolah maupun Kepala UPTD dapat berjalan efektif. Potensi lain berupa akses jaringan listrik dan telepon yang memungkinkan sekolah dapat dengan mudah mendapatkan informasi. Potensi non fisik berupa SDM guru dan siswa, jumlah guru 9 orang terdiri dari: 1 orang Kep Sek, 6 orang o rang guru kelas, 1 orang guru agama dan 1 orang o rang guru penjaskes. Masa kerja guru rata-rata di atas 20 tahun, dengan pengalaman mengajar guru yang demikian memungkinkan mereka dapat melaksanakan proses pembelajaran yang baik dan efektif, mereka siap menghadapi dan melaksanakan inovasi pendidikan Jumlah peserta didik 142 anak, jumlah ini termasuk kategori sedang, tidak terlalu gemuk dan terlalu kurus, kurus, dengan jumlah jumlah peserta didik didik rata-rata 24 anak tiap kelas memungkinkan proses pembelajaran yang efektif. Dukungan masyarakat khususnya wali murid sangat baik, walaupun tingkat pendidikan mereka rata-rata tamatan SD, namun dukungan kepada sekolah baik, hal ini disebabkan oleh peran komite sekolah yang sangat intens menyadarkan anggotanya tentang perlunya dukungan wali murid kepada sekolah. Kerjasama sekolah dengan komite sekolah sangat baik. Dukungan tokoh masyarakat, tokoh pendidikan yang ada di lingkungan sekolah sangat baik.
b. Weakness (kelemahan)
Kelemahan atau kekurangan yang dimiliki sekolah antara lain: 80 % ruang belajar dalam kondisi rusak ringan, kantor guru sering kemasukan air bila sungai Dermaji meluap, belum memiliki gedung perpustakaan, tidak memiliki tempat bermain yang cukup,sosial ekonomi wali murid umumnya rendah, banyak yang masih berstatus keluarga prasejahtera. Masyarakat umumnya bermata pencaharian petani dan buruh tani dengan sosiokultur
budaya jawa yang masih sangat kuat budaya kekeluargaan, kegotongroyongan, kebersamaan, serta sikap nrima ing pandum. Pendidikan guru: 2 orang S-1, 1 orang D-2 yang sedang menempuh pendidikan S-1 6 orang D-2. Dengan kualifikasi guru yang demikian, belum sesuai dengan tuntutan kemajuan jaman dan memenuhi ketentuan Undang-undang.
c. Opportunity (kesempatan)
Sekolah memahami opportunity itu sebagai sebuah peluang untuk mengembangkan kurikulum sekolah yang berdasarkan kondisi riil sekolah, baik kondisi fisik maupun maupun non
fisik seperi seper i SDM guru, peserta didik,
komite sekolah dan masyarakat pemangku kepentingan pendidikan khususnya wali murid. Rencana pengembangan pengembangan sekolah sekolah disusun disusun untuk mengatasi mengatasi kelemahan demi peningkatan peningkatan kualitas pendidikan
d. Threat (ancaman)
Sekolah memahami threat bukan sebagai ancaman terhadap keselamatan warga sekolah, akan tetapi diartikan sebagai suatu tantangan jaman, yaitu suatu kondisi yang dihadapi oleh warga sekolah, khususnya peserta didik yang mau tidak mau, suka tidak suka harus dihadapi, karena memang sudah terjadi dan akan terus terjadi, kita t idak bisa menghindar menghindar terhadap tantangan itu, yang bisa kita lakukan adalah menyikapinya dengan penuh kearifan agar tantangan itu bisa menjadi berkah bukan musibah bagi umat manusia. Tantangan masa depan yang bisa diprediksi antara lain: 1) derasnya arus informasi infor masi baik yang datang dari dalam negeri, maupun yang datang dari luar negeri yang sering kali tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, Indones ia, sehingga dapat mengancam nilai-nilai budaya seperi: sopan-santun, tata krama, hormat pada orangtua, guru, pemimpin, cinta budaya bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika, semangat hidup gotong-royong, hidup senasibsepenaggungan, suka bermusyawarah, semuanya bisa luntur yang sangat berbahaya bagi jati diri bangsa Indonesia. 2) arus globalisasi yang
menyebabkan menyebabkan dunia seperi seper i tanpa batas ruang r uang dan waktu, mobilitas mobilitas manusia sangat tinggi hal ini menuntut orang harus mampu berkomunikasi dengan berbagai bangsa di belahan bumi yang lain. Menghadapi berbagai tantangan tersebut, Rencana pengembangan sekolah ini disusun untuk dapat menjawab tantangan jaman, baik tantangan yang bersifat lokal, maupun tantangan global.
IV.
Sasaran
Sasaran yang ingin dijadikan target pengembangan meliputi : 1. Peningkatan kualifikasi pendidikan guru 2. Rehabilitasi Rehabilitasi ruang kelas dan kantor guru 3. Membangun MCK murid 4. Renovasi gudang 5. Peningkatan sikap sopan santun, tata krama peserra didik 6. Pelestarian budaya dan kearifan l.okal 7. Membangun gedung perpustakaan 8. Membangun tempat ibadah 9. Pengadaan fasilitas pengembangan kesenian 10. Pengembangan Pengembangan tehnologi informasi untuk pembelajaran 11. Pengembangan jaringan internet untuk kepentingan pendidikan 12. Pengembangan muatan lokal dan kecakapan hidup
V.
Strategi Pencapaian Tujuan
Secara lengkap strtegi pencapaian diuraikan dalam lampiran 1 VI.
Anggaran
Anggaran yang diharapkan menunjang rencana pengembangan sekolah ini bersumber dari: 1. Dana Alokasi Khusus ( DAK ) 2. Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) 3. Sumbangan Orangtua Orangtua murid ( SOT ) 4. Sumbangan dari stakeholder
VII.
Pelaksanaan
Waktu yang diperlukan untuk mewujudkan rencana pengembasngan sekolah ini antara 5 – 8 tahun, secara lengkap terlihat pada lampiran 2 VIII.
Sistem Evaluasi dan Monitoring
Untuk mengefektipkan pelaksanaan program diperlukan sistem pengawasan, monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait antara lain: 1. BPKP 2. Inspektorat kabupaten 3. Dinas Pendidikan Pendidika n Pemuda dan olah raga kabupaten 4. UPT Disdikpora kecamatan Karangpucung 5. Kepala Sekolah 6. Komite Sekolah 7. Wali murid 8. Lembaga Sosial Masyarakat IX.
Penutup
Keberhasilan rencana pengembangan sekolah ini ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain; lain; komitmen stakeholder sekolah terhadap program, program, dana, sarana sarana dan prasarana penunjang, sumber daya manusia yang melaksanakannya. Harapan kami rencana pengembangan sekolah ini benar-benar dijadikan acuan dalam mengelola dan mengembangkan sekolah SD Negeri Karangpucung 05 kecamatan Karangpucung, sehingga walaupun pelan tetapi pasti 5-8 tahun ke depan Visi Misi sekolah dapat terwujud. t erwujud.
RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH SD NEGERI KARANGPUCUNG 05 KECAMATAN KARANGPUCUNG
I.
Pendahuluan
A. Latar belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat telah membawa dampak yang sangat besar di bidang pendidikan, khususnya dalam peningkatan sumber daya manusia. Upaya-upaya telah dilakukan oleh
pemerintah,
swasta
dan
lembaga-lembaga
lain
di
bidang
pengembangan sumber daya manusia belum mampu mengimbangi persyaratan kebutuhan atau tuntutan masyarakat lokal , maupun tuntutan global. Dengan berubahnya sistem pengambilan keputusan dari sistem sentralistik ke desentralisasi membawa dampak meningkatnya perang sekolah dalam pengambilan keputusan hal-hal strategis yang menyangkut peningkatan mutu pendidikan. Sekolah harus mampu menyusun sebuah rencana pengembangan sekolah yang berisi; latar belakang, tujuan, sasaran yang akan dicapai dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
C. Dasar hukum
19. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antar Pusat dan Daerah. 20. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 21. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 22. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 23. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi. 24. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang St andar Nasional Pendidikan 25. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Be lajar 26. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
27. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru 28. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 162/U/2003 tentang 1 Oktober 2003 tentang Penugasan Guru Pegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Sekolah di Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 29. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Is i Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 31. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetnsi Kepala Sekolah/Madrasah 32. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Guru Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 33. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2006 Tentang Standar Pengelolaan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 34. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Standar Penilaian Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 35. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Standar Sarana Prasarana Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 36. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2006 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah II.
Maksud dan Tujuan
A. Maksud
Rencana Pengembangan Sekolah ini dimaksudkan sebagai acuan sekolah dalam melaksanakan program sekolah B. Tujuan
Mewujudkan Visi, Misi dan tujuan t ujuan sekolah
III.
Analisis SWOT
Agar dapat menyusun rencana pengembangan sekolah yang ideal, maka perlu adanya adanya analisa tentang t entang kelebihan atau potensi sekolah, kelemahan atau kekurangan yang dimiliki sekolah, kesempatan atau peluang untuk berkembang yang dimiliki sekolah dan tantangan masa kini, masa depan baik tantangan lokal maupun tantangan global yang dihadapi sekolah.
a. Strengh (kekuatan )
Kekuatan yang dimiliki sekolah berupa potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik antara lain lokasi sekolah yang berada di tengah lingkungan pemukiman dilalui jalan desa beraspal berjarak 1 km dari pusat pemerintah Kecamatan Karangpucung. Lokasi sekolah yang demikian memungkinkan keamanan sekolah terjaga dengan baik, jarak yang dekat dengan kantor UPT Dikdispora dengan akses jalan yang baik memungkinkan pembinaan sekolah oleh Pengawas Sekolah maupun Kepala UPTD dapat berjalan efektif. Potensi lain berupa akses jaringan listrik dan telepon yang memungkinkan sekolah dapat dengan mudah mendapatkan informasi. Potensi non fisik berupa SDM guru dan siswa, jumlah guru 9 orang terdiri dari: 1 orang Kep Sek, 6 orang o rang guru kelas, 1 orang guru agama dan 1 orang o rang guru penjaskes. Masa kerja guru rata-rata di atas 20 tahun, dengan pengalaman mengajar guru yang demikian memungkinkan mereka dapat melaksanakan proses pembelajaran yang baik dan efektif, mereka siap menghadapi dan melaksanakan inovasi pendidikan Jumlah peserta didik 142 anak, jumlah ini termasuk kategori sedang, tidak terlalu gemuk dan terlalu kurus, kurus, dengan jumlah jumlah peserta didik didik rata-rata 24 anak tiap kelas memungkinkan proses pembelajaran yang efektif. Dukungan masyarakat masyarakat khususnya wali murid sangat baik, walaupun tingkat t ingkat pendidikan mereka rata-rata tamatan SD, namun dukungan kepada sekolah baik, hal ini disebabkan oleh peran komite sekolah yang sangat intens menyadarkan anggotanya tentang perlunya dukungan wali murid kepada sekolah. Kerjasama sekolah dengan komite sekolah sangat baik. Dukungan tokoh masyarakat, tokoh pendidikan yang ada di lingkungan sekolah sangat baik.
b. Weakness (kelemahan)
Kelemahan atau kekurangan yang dimiliki sekolah antara lain: 80 % ruang belajar dalam kondisi rusak ringan, kantor guru sering kemasukan air bila sungai Dermaji meluap, belum memiliki gedung perpustakaan, tidak
memiliki tempat bermain yang cukup,sosial ekonomi wali murid umumnya rendah, banyak yang masih berstatus keluarga prasejahtera. Masyarakat umumnya bermata pencaharian petani dan buruh tani dengan sosiokultur budaya jawa yang masih sangat kuat budaya kekeluargaan, kegotongroyongan, kebersamaan, serta sikap nrima ing pandum. Pendidikan guru: 2 orang S-1, 1 orang D-2 yang sedang menempuh pendidikan S-1 6 orang D-2. Dengan kualifikasi guru yang demikian, belum sesuai dengan tuntutan kemajuan jaman dan memenuhi ketentuan Undang-undang.
c. Opportunity (kesempatan)
Sekolah memahami opportunity itu sebagai sebuah peluang untuk mengembangkan kurikulum sekolah yang berdasarkan kondisi riil sekolah, baik kondisi fisik maupun maupun non
fisik seperi seper i SDM guru, peserta didik,
komite sekolah dan masyarakat pemangku kepentingan pendidikan khususnya wali murid. Rencana pengembangan pengembangan sekolah sekolah disusun disusun untuk mengatasi mengatasi kelemahan demi peningkatan peningkatan kualitas pendidikan
d. Threat (ancaman)
Sekolah memahami threat bukan sebagai ancaman terhadap keselamatan warga sekolah, akan tetapi diartikan sebagai suatu tantangan jaman, yaitu suatu kondisi yang dihadapi oleh warga sekolah, khususnya peserta didik yang mau tidak mau, suka tidak suka harus dihadapi, karena memang sudah terjadi dan akan terus terjadi, kita t idak bisa menghindar menghindar terhadap tantangan itu, yang bisa kita lakukan adalah menyikapinya dengan penuh kearifan agar tantangan itu bisa menjadi berkah bukan musibah bagi umat manusia. Tantangan masa depan yang bisa diprediksi antara lain: 1) derasnya arus informasi infor masi baik yang datang dari dalam negeri, maupun yang datang dari luar negeri yang sering kali tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, Indones ia, sehingga dapat mengancam nilai-nilai budaya seperi: sopan-santun, tata krama, hormat pada orangtua, guru, pemimpin, cinta budaya bangsa yang
Bhinneka Tunggal Ika, semangat hidup gotong-royong, hidup senasibsepenaggungan, suka bermusyawarah, semuanya bisa luntur yang sangat berbahaya bagi jati diri bangsa Indonesia. 2) arus globalisasi yang menyebabkan menyebabkan dunia seperi seper i tanpa batas ruang r uang dan waktu, mobilitas mobilitas manusia sangat tinggi hal ini menuntut orang harus mampu berkomunikasi dengan berbagai bangsa di belahan bumi yang lain. Menghadapi berbagai tantangan tersebut, Rencana pengembangan sekolah ini disusun untuk dapat menjawab tantangan jaman, baik tantangan yang bersifat lokal, maupun tantangan global.
IV.
Sasaran
Sasaran yang ingin dijadikan target pengembangan meliputi : 1. Peningkatan kualifikasi pendidikan guru 2. Rehabilitasi Rehabilitasi ruang kelas dan kantor guru 3. Membangun MCK murid 4. Renovasi gudang 5. Peningkatan sikap sopan santun, tata krama peserra didik 6. Pelestarian budaya dan kearifan l.okal 7. Membangun gedung perpustakaan 8. Membangun tempat ibadah 9. Pengadaan fasilitas pengembangan kesenian 10. Pengembangan Pengembangan tehnologi t ehnologi informasi untuk pembelajaran 11. Pengembangan jaringan internet untuk kepentingan pendidikan 12. Pengembangan muatan lokal dan kecakapan hidup
V.
Strategi pencapaian target
Secara lengkap strtegi pencapaian diuraikan dalam lampiran 1
VI.
Anggaran
VII.
Pelaksanaan
VIII. Sistem Evaluasi dan Monitoring
B. Maksud dan Tujuan C. Strategi Pencapaian Tujuan D. Anggaran
Anggaran yang diharapkan menunjang rencana pengembangan sekolah ini bersumber dari: 5. Dana Alokasi Khusus ( DAK ) 6. Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) 7. Sumbangan Orangtua Orangtua murid ( SOT ) 8. Sumbangan dari stakeholder
E. Pelaksanaan
Waktu yang diperlukan untuk mewujudkan rencana pengembasngan sekolah ini antara 5 – 8 tahun, secara lengkap terlihat pada lampiran 2 F. Sistem Evaluasi dan Monitoring
Untuk mengefektipkan pelaksanaan program diperlukan sistem pengawasan, monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak=pihak terkait antara lain: 9. BPKP 10. Inspektorat kabupaten 11. Dinas Pendidikan Pendidika n Pemuda dan olah raga kabupaten 12. UPT Disdikpora kecamatan Karangpucung 13. Kepala Sekolah 14. Komite Sekolah 15. Wali murid 16. Lembaga Sosial Masyarakat G. Penutup
Keberhasilan rencana pengembangan sekolah ini ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain; lain; komitmen stakeholder sekolah terhadap program, program, dana, sarana sarana dan prasarana penunjang, sumber daya manusia yang melaksanakannya. Harapan kami rencana pengembangan sekolah ini benar-benar dijadikan acuan dalam mengelola dan mengembangkan sekolah SD Negeri Karangpucung 05
kecamatan Karangpucung, sehingga walaupun pelan tetapi pasti 5-8 tahun ke depan Visi Misi sekolah dapat terwujud. t erwujud.
LAPORAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH SD NEGERI KARANGPUCUNG 05 KECAMATAN KARANGPUCUNG TAHUN PELAJARAN2007/2008 s.d.2009/2010
H. Pendahuluan I. Maksud dan tujuan J. Pelaksanaan Pelaksanaan program pro gram C. Hal-hal yang telah dilaksanakan dan hasilnya tertera pada lampiaran 1 D. Hal-hal yang belum dapat dilaksanakan serta kenbdalanya tertera pada lsamnpiran 2 D. Latar belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat telah membawa dampak yang sangat besar di bidang pendidikan, khususnya dalam peningkatan sumber daya manusia. Upaya-upaya telah dilakukan oleh
pemerintah,
swasta
dan
lembaga-lembaga
lain
di
bidang
pengembangan sumber daya manusia belum mampu mengimbangi persyaratan kebutuhan atau tuntutan masyarakat lokal , maupun tuntutan global.
Dengan berubahnya sistem pengambilan keputusan dari sistem sentralistik ke desentralisasi membawa dampak meningkatnya perang sekolah dalam pengambilan keputusan hal-hal strategis yang menyangkut peningkatan mutu pendidikan. Sekolah harus mampu menyusun sebuah rencana pengembangan sekolah yang berisi; latar belakang, tujuan, sasaran yang akan dicapai dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
E. Dasar hukum
37. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antar Pusat dan Daerah. 38. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 39. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 40. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 41. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi. 42. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang St andar Nasional Pendidikan 43. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Be lajar 44. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan 45. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru 46. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 162/U/2003 tentang 1 Oktober 2003 tentang Penugasan Guru Pegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Sekolah di Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 47. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Is i Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 48. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 49. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetnsi Kepala Sekolah/Madrasah 50. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Guru Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 51. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2006 Tentang Standar Pengelolaan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 52. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Standar Penilaian Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 53. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Standar Sarana Prasarana Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
54. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2006 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
K. Maksud dan Tujuan L. E. Maksud
Laporan Pelaksanaan Pengembangan Sekolah ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran
program
pengembangan
yang
telah
dapat
dilaksanakan dan program mana yang belum dapat dilaksanakan, masalah apa yang menjadi kendala, sehingga segara dapat ditentukan program tindak lanjutnya. Tujuan
Sebagai bentuk bertanggung bertanggu ng jawaban
Kepala Sekolah selaku pengelola pengelol a
program pengembangan sekolah Untuk mendapatkan umpan balik terhadap t erhadap pelaksanaan pelaksanaan program Sebagai bentuk evaluasi baik tidaknya pelaksanaan program dalam upaya mewujudkan Visi, Misi sekolah.
M. Analisis SWOT
Agar dapat menyusun rencana pengembangan sekolah yang ideal, maka perlu adanya adanya analisa tentang t entang kelebihan atau potensi sekolah, kelemahan atau kekurangan yang dimiliki sekolah, kesempatan atau peluang untuk berkembang yang dimiliki sekolah dan tantangan masa kini, masa depan baik tantangan lokal maupun tantangan global yang dihadapi sekolah.
e. Strengh (kekuatan )
Kekuatan yang dimiliki sekolah berupa potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik antara lain lokasi sekolah yang berada di tengah lingkungan pemukiman dilalui jalan desa beraspal berjarak 1 km dari pusat pemerintah Kecamatan Karangpucung. Lokasi sekolah yang demikian memungkinkan
keamanan sekolah terjaga dengan baik, jarak yang dekat dengan kantor UPT Dikdispora dengan akses jalan yang baik memungkinkan pembinaan sekolah oleh Pengawas Sekolah maupun Kepala UPTD dapat berjalan efektif. Potensi lain berupa akses jaringan listrik dan telepon yang memungkinkan sekolah dapat dengan mudah mendapatkan informasi. Potensi non fisik berupa SDM guru dan siswa, jumlah guru 9 orang terdiri dari: 1 orang Kep Sek, 6 orang o rang guru kelas, 1 orang guru agama dan 1 orang o rang guru penjaskes. Masa kerja guru rata-rata di atas 20 tahun, dengan pengalaman mengajar guru yang demikian memungkinkan mereka dapat melaksanakan proses pembelajaran yang baik dan efektif, mereka siap menghadapi dan melaksanakan inovasi pendidikan Jumlah peserta didik 142 anak, jumlah ini termasuk kategori sedang, tidak terlalu gemuk dan terlalu kurus, kurus, dengan jumlah jumlah peserta didik didik rata-rata 24 anak tiap kelas memungkinkan proses pembelajaran yang efektif. Dukungan masyarakat masyarakat khususnya wali murid sangat baik, walaupun tingkat t ingkat pendidikan mereka rata-rata tamatan SD, namun dukungan kepada sekolah baik, hal ini disebabkan oleh peran komite sekolah yang sangat intens menyadarkan anggotanya tentang perlunya dukungan wali murid kepada sekolah. Kerjasama sekolah dengan komite sekolah sangat baik. Dukungan tokoh masyarakat, tokoh pendidikan yang ada di lingkungan sekolah sangat baik.
f. Weakness (kelemahan)
Kelemahan atau kekurangan yang dimiliki sekolah antara lain: 80 % ruang belajar dalam kondisi rusak ringan, kantor guru sering kemasukan air bila sungai Dermaji meluap, belum memiliki gedung perpustakaan, tidak memiliki tempat bermain yang cukup,sosial ekonomi wali murid umumnya rendah, banyak yang masih berstatus keluarga prasejahtera. Masyarakat umumnya bermata pencaharian petani dan buruh tani dengan sosiokultur budaya jawa yang masih sangat kuat budaya kekeluargaan, kegotongroyongan, kebersamaan, serta sikap nrima ing pandum.
Pendidikan guru: 2 orang S-1, 1 orang D-2 yang sedang menempuh pendidikan S-1 6 orang D-2. Dengan kualifikasi guru yang demikian, belum sesuai dengan tuntutan kemajuan jaman dan memenuhi ketentuan Undang-undang.
g. Opportunity (kesempatan)
Sekolah memahami opportunity itu sebagai sebuah peluang untuk mengembangkan kurikulum sekolah yang berdasarkan kondisi riil sekolah, baik kondisi fisik maupun maupun non
fisik seperi seper i SDM guru, peserta didik,
komite sekolah dan masyarakat pemangku kepentingan pendidikan khususnya wali murid. Rencana pengembangan pengembangan sekolah sekolah disusun disusun untuk mengatasi mengatasi kelemahan demi peningkatan peningkatan kualitas pendidikan
h. Threat (ancaman)
Sekolah memahami threat bukan sebagai ancaman terhadap keselamatan warga sekolah, akan tetapi diartikan sebagai suatu tantangan jaman, yaitu suatu kondisi yang dihadapi oleh warga sekolah, khususnya peserta didik yang mau tidak mau, suka tidak suka harus dihadapi, karena memang sudah terjadi dan akan terus terjadi, kita t idak bisa menghindar menghindar terhadap tantangan itu, yang bisa kita lakukan adalah menyikapinya dengan penuh kearifan agar tantangan itu bisa menjadi berkah bukan musibah bagi umat manusia. Tantangan masa depan yang bisa diprediksi antara lain: 1) derasnya arus informasi infor masi baik yang datang dari dalam negeri, maupun yang datang dari luar negeri yang sering kali tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, Indonesia , sehingga dapat mengancam nilai-nilai budaya seperi: sopan-santun, tata krama, hormat pada orangtua, guru, pemimpin, cinta budaya bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika, semangat hidup gotong-royong, hidup senasibsepenaggungan, suka bermusyawarah, semuanya bisa luntur yang sangat berbahaya bagi jati diri bangsa Indonesia. 2) arus globalisasi yang menyebabkan menyebabkan dunia seperi seper i tanpa batas ruang r uang dan waktu, mobilitas mobilitas manusia
sangat tinggi hal ini menuntut orang harus mampu berkomunikasi dengan berbagai bangsa di belahan bumi yang lain. Menghadapi berbagai tantangan tersebut, Rencana pengembangan sekolah ini disusun untuk dapat menjawab tantangan jaman, baik tantangan yang bersifat lokal, maupun tantangan global.
N. Sasaran
O. Strategi Pencapaian Tujuan
Secara lengkap strtegi pencapaian diuraikan dalam lampiran 1 P. Anggaran
Anggaran yang diharapkan menunjang rencana pengembangan sekolah ini bersumber dari: 9. Dana Alokasi Khusus ( DAK ) 10. Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) 11. Sumbangan Orangtua Orangtua murid ( SOT ) 12. Sumbangan dari stakeholder
Q. Pelaksanaan
Waktu yang diperlukan untuk mewujudkan rencana pengembasngan sekolah ini antara 5 – 8 tahun, secara lengkap terlihat pada lampiran 2 R. Sistem Evaluasi dan Monitoring
Untuk mengefektipkan pelaksanaan program diperlukan sistem pengawasan, monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak=pihak terkait antara lain: 17. BPKP 18. Inspektorat kabupaten 19. Dinas Pendidikan Pendidika n Pemuda dan olah raga kabupaten 20. UPT Disdikpora kecamatan Karangpucung 21. Kepala Sekolah 22. Komite Sekolah 23. Wali murid
24. Lembaga Sosial Masyarakat S. Penutup
Keberhasilan rencana pengembangan sekolah ini ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain; lain; komitmen stakeholder sekolah terhadap program, program, dana, sarana sarana dan prasarana penunjang, sumber daya manusia yang melaksanakannya. Harapan kami rencana pengembangan sekolah ini benar-benar dijadikan acuan dalam mengelola dan mengembangkan sekolah SD Negeri Karangpucung 05 kecamatan Karangpucung, sehingga walaupun pelan tetapi pasti 5-8 tahun ke depan Visi Misi sekolah dapat terwujud. t erwujud.