RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR
Resusi Resusitas tasii yang yang efekti efektiff akan dapat dapat meran merangsa gsang ng pernaf pernafasan asan awal awal dan mencegah asfiksia progresif. Tujuan tindakan resusitasi adalah memberikan ventilasi adekuat, O2, dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan O2 ke otak, otak, jantun jantung, g, dan alat vital lainnya. lainnya. Skor Skor APGAR APGAR tidak tidak dipakai dipakai untuk menentukan kapan kita memulai resusitasi. Intervensi tidak menunggu hasil peni penila laia ian n AP APGA GAR R satu satu meni menit. t. Wala Walaup upun un demi demiki kian an,, skor skor AP APGA GAR R dapa dapatt memban membantu tu dalam dalam upaya upaya penila penilaian ian keadaan keadaan bayi bayi lebih lebih lanjut lanjut,, rangkai rangkaian an upaya resusitas, dan efektivitas upaya resusitasi. Skor APGAR dinilai pada 1 dan 5 menit. Bila skor APGAR < 7, penilaian skor tambahan masih diperlukan tiap tiap 5-20 5-20 meni menitt atau atau samp sampai ai dua dua kali kali peni penila laia ian n menu menunj njuk ukan an skor skor ≥ 8. Penye Penyesuai suaian an tahap tahap dan intens intensita itas s upaya upaya resusi resusitas tasii harus harus terus terus dil dilakuk akukan an berdasar perubahan nilai APGAR. o
o
o
o
o
o
Begitu Begitu bayi bayi lahir lahir tidak tidak menangi menangis, s, maka maka dil dilakuk akukan an langkah langkah awal awal yang yang terdiri dari : -
Hangat Hangatkan kan bayi bayi d dii b bawa awah h peman pemancar car panas panas atau atau lampu lampu
-
Posi Posisi sikan kan kep kepal ala a bayi bayi s sed edik ikit it eks ekste tens nsii
-
Isap lender lender dari dari mulu mulutt bayi bayi kemudi kemudian an dari dari hidung hidung
-
Keringkan bayi sambil merangsang taktil dengan menggosok punggu punggung ng atau menyent menyentil il ujung ujung jari jari kaki dan menggan mengganti ti kain kain yang yang basah dengan kain yang kering
-
Reposisi kepala ala ba bayi
-
Nilai Nilai bayi bayi : usaha usaha nafas, nafas, warn warna a kulit kulit d dan an denyu denyutt jantu jantung ng
Bila bayi tidak bernapas lakukan ventilasi tekanan positif (VTP) dengan memakai balon dan sungkup selama 30 detik dengan kecepatan 40 – 60 kali per menit. Nilai bayi : usaha nafas, warna kulit dan denyut jantung Bila belum bernafas dan denyut jantung 60 kali permenit lanjutkan VTP dengan kompresi dada secara terkoordinasi selama 30 detik Nilai bayi : usaha nafas, warna kulit dan denyut jantung -
Bila Bila denyu denyutt jantun jantung g < 60 kali kali permen permenit it , beri beri epine epinefr frin in dan lanju lanjutka tkan n VTP dan kompresi dada
-
Bila Bila denyut denyut jantun jantung g > 60 kali perme permenit nit,, kompre kompresi si dada dada dihenti dihentikan, kan, VTP VTP dilanjutkan
Pema Pemasan sangan gan pipa pipa ET bisa bisa dila dilakuk kukan an pada pada seti setiap ap tahap tahapan an resus resusit itas asi. i. Indikasi : -
Air Air ketu ketuba ban n camp campur ur mekon mekoniu ium, m, bayi bayi depr depres esii dan dan meme memerl rluk ukan an isapan isapan lender tracheal.
-
Tela Telah h dila dilakuk kukan an VTP VTP deng dengan an bal balon on dan dan sungk sungkup up
-
Prema Prematur turita itas s dan BBLR BBLR,, bayi tdak tdak bisa bisa bern bernafa afas s secara secara adek adekuat uat
o
-
Hernia diafragmatika
-
Perlu VTP jangka lama
Obat-obatan
Epinefrin Indikasi :
Denyut jantung bayi < 60 kali permenit setelah paling tidak 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada belum ada respon.
Asistolik
Dosis : 0,1 – 0,3 ml/kgBB dalam larutan 1: 10.000 Cara : IV atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.
Cairan pengganti volume darah Indikasi :
Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan tidak ada respon dengan resusitasi.
Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok. Klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah dan pada resusitasi tidak memberikan respon yang adekuat.
Jenis cairan : 1. Larutan kristaloid yang isotonis (NaCL 0,9%, Ringer Laktat) 2. Transfuse darah golongan O negative jika diduga kehilangan darah banyak dan bila fasilitas tersedia. Dosis : awal 10mg/kgBB IV pelan-pelan selama 5 – 10 menit. Dapat diulang sampai menunjukan respon klinis.
Cairan bikarbonat Indikasi :
Asidosis metabolic secara klinis (nafas cepat dan dalam, sianosis)
Syarat : bayi telah dilakukan ventilasi yang efektif
Dosis : 1-2 mEq/kgBB atau 2-4ml/kgBB (4,2%) atau 1-2ml/kgBB (7,4%)
Cara : diencerkan dengan aquabidedes atau dekstrose 5% sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit.
Efek samping : pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak.
CARA MELAKUKAN VENTILASI TEKANAN POSITIF
1. Sebelum persalinan berlangusng, pada saat persiapan alat resusitasi, alat yang akan dipakai untuk ventilasi tekanan positif dipasang dan dirangkai serta dihubungkan dengan oksigen sehingga dapat memberikan kadar sampai 90-100%. Siapkan sungkup dengan ukuran yang sesuai berdasarkan antisipasi ukuran/berat bayi. Ukuran sungkup yang tepat ialah yang dapat menutupi hidung, mulut dan dagu. 2. Setelah alat yang dipilih dan dipasang, pastikan bahwa alat dan sungkup berfungsi baik. Peralatan harus disiapkan dan diperiksa sebelum setiap persalinan berlangsung dan operator harus memeriksa kembali tempat sebelum penggunaan. 3. Operator berdiri di sisi kepala atau samping bayi. Sungkup diletakan di wajah bayi dengan lekatan baik. 4. Dilakukan pemompaan pada balon resusitasi dengan tekanan awal >
30 cmH2O dan selanjutnya 15-20 cmH2O dengan frekuensi 40-60 kali permenit. 5. Ventilasi tekanan positif dilakukan selama 30 detik sebanyak 20-30 kali, dengan fase ekspirasi lebih lama dari fase inspirasi. 6. Bila ventilasi tidak adekuat yang ditandai dengan tidak terjadinya perbaikan frekuensi jantung, periksa gerakan dada. Bila tidak atau sedikit saja gerakan dada maka teknik ventilasi harus diperbaiki dengan cara berikut : o
Memperbaiki lekatan sungkup wajah
o
Memperbaiki posisi kepala
o
Bila terdapat secret dalam jalan nafas, isap sekretnya
o
Usahakan mulut sedikit terbuka
o
Bila tekanan kurang, naikkan tekanan saat meremas balon.
CARA ATAU TEKNIK MELAKUKAN KOMPRESI DADA
1. Perlu dua orang yang bekerja sama untuk melakukan kompresi dada yang efektif, satu menekan dada dan yang lain melanjutkan ventilasi. Orang yang melakukan ventilasi mengambil posisi di sisi kepala bayi agar sungkup wajah dapat ditempatkan secara efektif atau untuk menstabilkan pipa endotrakeal dan memantau gerakan dada yang efektif. 2. Lokasi kompresi dada pada BBL adalah sepertiga bawah tulang dada, yang terletak antara ujung tulang dada dan garis khayal yang menghubungkan ke dua putting susu, atau satu jari di atas/superior xiphoid. Hindari penekanan langsung pada xiphoid. 3. Dua cara yang di anjurkan a. Teknik ibu jari
Ke dua ibu jari di atas sternum dan jari lain melingkar di bawah bayi menyangga tulang belakan/punggung. Posisi ke dua ibu jari berdampingan atau pada bayi kecil dapat saling susun. Ibu jari difleksikan pada sendi ruas jari dan tekanan diberikan secara vertical untuk menekan jantung yang terletak antar tulang dada dan tulang belakang. Teknik ini mempunyai keuntungan dibandingkan dengan teknik dua jari karena memperbaiki tekanan puncak sistolik dan perfusi koroner tanpa komplikasi. Teknik ini mempunyai keterbatasan yaitu tidak dapat dilakukan secara efektif bila bayi besar dan tangan penolong kecil dan lebih sulit bila diperlukan akses tali pusat untuk memberikan obat. b. Teknik dua jari Pada teknik dua jari, ujung jari tengah dan telunjuk atau jari manis dari satu tangan digunakan untuk menekan. Ke dua jari tegak lurus didinding dada dan penekanan dengan ujung jari. Tangan lain harus digunakan untuk menopang bagian belakan bayi sehingga penekanan pada jantung antara tulan dada dan tulang belakang menjadi lebih efektif. Dengan tangan ke dua menopang bagian belakang, dapat dirasakan tekanan dan dalamnyapenekanan dengan lebih mudah. Teknik dua jari lebih melelahkan dibandingkan dengan teknik dua ibu jari.
4. Kompresi dada dan ventilasi harus dilakukan secara sinkron dengan rasio 3:1 yaitu 90 kompresi dan 30 inflasi untuk mencapai 120 kegiatan tiap satu menit. Rekomendasi ini didasarkan pada pengalaman dan pengajaran dan tidak ada penelitian yang menunjangnya. Kompresi dan inflasi harus terkoordinasi secara sinkron. Dada harus berkembang penuh di antara dua kompresi. Pengendalian tekanan merupakan bagian penting. Gunakan tekanan yang cukup untuk menekan tulang dada sedalam kiri-kira sepertiga diameter anteroposterior dada. Kemudian tekanan dilepaskan untuk memberikan jantung terisi. Satu kompresi terdiri dari satu tekanan ke bawah dan satu pelepasan. Lamanya tekanan ke bawah harus lebih pendek dari lamanya pelepasan untuk memberikan curah jantung
yang maksimal. Ibu jari atau ujung jari jangan di angkat dari dinding dada, tetapi tetap harus memberikan pengembangan dada yang optimal.
TINDAKAN SETELAH RESUSITASI
Setelah dilakukan resusitasi, maka harus dilakukan tindakan : -
Pemantauan pasca resusitasi
-
Dekontaminasi, mencuci dan mensterilkan alat
-
Membuat catatan tindakan resusitasi
-
Konseling pada keluarga