1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Bimbingan Belajar adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh perorangan ataupun kelompok orang, bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya (AJ Jones, 2008) . Lembaga ini bergerak dalam bidang bidang jasa. Sebagai lembaga yang memberikan pelayanan yang bertujuan bertujuan untuk memperoleh laba atau bisa disebut perusahaan bisnis, layanan bimbingan belajar memiliki aset, kewajiban, dan aset bersih. Sedangkan untuk melaksanakan aktivitas kegiatan jasanya, layanan bimbingan belajar membutuhkan dana untuk mengadakan kegiatan dan memenuhi kebutuhan operasinya yang diperoleh dari pembayaran siswa layanan bimbingan belajar. Oleh karena itu diperlukan penyusunan laporan keuangan untuk mengetahui aset, kewajiban, serta aset lancer yang ada di layanan bimbingan belajar.
Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akuntansi selama tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
data
atau
aktivitas
perusahaan
tersebut
(Apriyono,
2008).
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba
2
memperlihatkan hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Selain itu laporan keuangan juga sering mengikut sertakan laporan lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh keterangan lebih lanjut, diantara laporan tersebut adalah laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas (laporan arus kas), laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya. Laporan keuangan memiliki aturan atau standar salah satunya adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengesahkan SAK ETAP yang lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK. Beberapa komponen PSAK yang dihilangkan di SAK ETAP antara lain : pembuatan laporan keuangan konsolidasi, kesalahan mendasar dan (rugi) luar biasa. Laporan arus kas badan usaha diwajibkan memakai metode tidak langsung, sedangkan PSAK memberikan pilihan berupa metode langsung dan tidak langsung. Menurut SAK ETAP (2009:1) Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntanbilitas publik, namun entitas yang memiliki akuntanbilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
3
Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum ( general general purpose financial statement ) bagi pengguna eksternal. Contoh penggunaan eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang memiliki karakteristik sebagai Entitas yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. SAK adalah Standar Akuntansi Keuangan, yang dalam hal ini adalah SAK ETAP (2009:2) menyatakan “Tujuan “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan informasi tertentu”. Laporan keuangan dari suatu organisasi bisnis dalam hal ini lembaga pendidikan bimbingan belajar sangat dibutuhkan oleh pengguna untuk proses
4
pengambilan keputusan. Layanan bimbingan belajar harus mampu bersaing dengan pasar yang lain agar perekonomiannya mampu lebih baik ke depan. SAK ETAP diberlakukan secara efektif mulai 1 Januari 2011 namun penerapan diperbolehkan pada 1 Januarri Ja nuarri 2010. Dengan adanya SAK ETAP ET AP ini, maka badan usaha seperti bimbel dapat menyajikan informasi yang relevan kepada para pengguna laporan keuangan-nya, baik internal maupun eksternal. eksternal. Dalam penelitian ini layanan bimbingan belajar yang akan dijadikan objek penelitian adalah Rumah Belajar Margi Alit. Permilihan Rumah Belajar Margi Alit dikarenakan Laporan Keuangan yang dilaporkan Rumah Belajar Margi Alit belum sesuai dengan SAK ETAP, antara lain disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh bagian akuntansi Rumah Belajar Margi Alit cara pengungkapan laporan keuangan, sehingga informasi yang didapat perihal laporan keuangan sangat kurang. Selain itu penyajian laporan keuangan oleh Rumah Belajar Margi Alit tidak konsisten, yaitu terdapat perbedaan perlakuan terhadap pos – pos – pos pos baik yang terdapat dalam laporan keuangan neraca maupun laporan keuangan laba rugi setiap bulannya. Rumah Belajar Margi Alit dalam hal ini adalah pemilik membutuhkan Laporan Keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP dikarenakan pemilik bertujuan mencari investor bagi pengembangan usaha Rumah Belajar Margi Alit yang dimiliknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian laporan keuangan Rumah Belajar Margi Alit dengan SAK ETAP serta menyusun format laporan keuangan bagi rumah Belajar Margi Alit yang sesuai dengan SAK ETAP
5
Berdasarkan latar belakang yang belakang penelitian diatas, maka masalah penelitian ini ad alah bagaimanakah baga imanakah pengakuan, pengakua n, pengukuran, dan penyajian pen yajian informasi akuntansi untuk Rumah Belajar Margi Alit Alit Salatiga yang sesuai dengan SAK ETAP?
Telaah Teoritis Transaksi Keuangan
Transaksi keuangan adalah sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi yang direfleksikkan dalam akun-akunnya. Salah satu contoh dari transaksi keuangan penjualan produk kepara pelanggan, pembelian persediaan kepada para pemasok dan penjualan serta penerimaan kas (YASNI, 2009). Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akuntansi selama tahun buku yang bersangkutan bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Sulistiawan dan Feliana (2006 : 34), laporan keuangan merupakan produk akhir akuntansi, dimana melalui laporan ini pengguna bisa melihat rekapitulasi transaksi atau kejadian ekonomis selama satu periode yang memberikan informasi tentang badan usaha untuk pengambilan keputusan. Sedangkan laporan keuangan menurut Kieso, et al. (2007 : 2), adalah ”the principal means though which a company communicates it financial information to those outside it”
6
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Menurut SAK ETAP (2009:1) Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntanbilitas publik, namun entitas yang memiliki akuntanbilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang : a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan ;dan b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum general (general purpose financial statement ) bagi pengguna eksternal. Contoh penggunaan eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 namun penerapan dini diperkenankan. Jika SAK ETAP diterapkan dini, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010. Penyajian Laporan Keuangan Lengkap
Laporan keuangan entitas yang lengkapmeliputi: lengkapmeliputi: (a) neraca; (b) laporan laba rugi;
7
(c) laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:seluruh perubahan dalam ekuitas, atauperubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagaipemilik; (d) laporan arus kas; dan (e) catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasankebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi Berikut ini adalah penjelasan dari masing – masing – masing masing laporan keuangan : Neraca (SAK ETAP. 2009 : 19-22)
Neraca menyajikan asset, kewajiban dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu sampai dengan akhir periode pelaporan. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut: (a) kas dan setara kas; (b) piutang usaha dan piutang lainnya; (c) persediaan; (d) properti investasi; (e) aset tetap; (f) aset tidak berwujud; (g) utang usaha dan utang lainnya; (h) aset dan kewajiban pajak; (i) kewajiban diestimasi; (j) ekuitas.
8
Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya dalam neraca jika penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman terhadap posisi keuangan entitas akan tetapi SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos – pos yang disajikan. Klasifikasi Aset dan Kewajiban
Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.
Klasifikasi aset
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika: (a) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual ataudigunakan,
dalam
jangka
waktu
siklus
operasi
normalentitas; (b) dimiliki untuk diperdagangkan; (c) diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau (d) Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya
dari
pertukaran
atau
digunakan
untuk
9
menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Entitas mengklasifikasikan semua aset lainnya sebagai tidak lancar. Jika siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, maka siklus operasi diasumsikan diasumsikan 12 bulan.
Klasifikasi Kewajiban
Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika: (a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas (b) Dimiliki untuk diperdagangkan; (c) Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau (d) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban
setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan. Entitas
mengklasifikasikan
semua
kewajiban
lainnya
sebagai
kewajiban jangka panjang. Laporan Laba Rugi (SAK ETAP. 2009 :23-27)
Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur
10
perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas at as kesalahan dan da n perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagaiberikut: (a) pendapatan; pendapatan; (b) beban keuangan; (c) bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakanmetode ekuitas; (d) beban pajak; (e) laba atau rugi neto.
Beban (SAK ETAP 2009 : 9 alinea 5 )
1. Analisis Menggunakan Sifat Beban Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi berdasarkan sifatnya (contoh, penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja dan biaya iklan), dan tidak dialokasikan kembali antara berbagai fungsi dalam entitas Misalnya : Pendapatan Pendapatan operasi lain Perubahan persediaan barang jadi dan Barang dalam proses Bahan baku yang digunakan Beban pegawai
11
Beban penyusutan dan amortisasi Beban operasi lainnya Jumlah beban operasi Laba operasi 2. Analisis Menggunakan Fungsi Beban Berdasarkan metode ini, beban dikumpulkan sesuai fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau, sebagai contoh, biaya aktivitas distribusi atau aktivitas administrasi.
Sekurang-kurangnya,
entitas
harus
mengungkapkan
penjualannya sesuai metode ini terpisah dari beban lainnya Misalnya : Pendapatan Beban pokok penjualan Laba Bruto Pendapatan operasi lainnya Beban pemasaran Beban umum dan administrasi Beban operasi lainnya Laba operasi Pendapatan (SAK ETAP. 2009 : 114-122)
Pendapatan muncul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian berikut : Penjualan barang
biaya
12
Pemberian jasa Kontrak kontruksi Penggunaan asset oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti atau deviden Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tidak termasuk jumlah diskon penjualan dan potongan volume. Pos-Pos Yang Tidak Diatur Khusus Di SAK ETAP
Beberapa pos yang umumnya dimiliki perusahaan namun tidak diatur secara khusus dalam SAK ETAP yaitu : Kas
Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 85) memberikan pengertian sebagai berikut : “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”. Menurut Munawir (1983:14), kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan d i bank dalam bentuk giro atau demand deposit , yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet). Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro
13
perusahaan
yang dapat
dipergunakan
secara
bebas untuk
kegiatan
umum
perusahaan.Kas merupakan aktiva yang paling lancar da lam arti istilah istilah kas sehari-hari sehari-har i dapat disamakan dengan uang tunai yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang syah. Persediaan kas yang cukup maka perusahaan akan beroperasi dengan lancar terutama dalam kegiatan pengeluaran kas yang meliputi pembelian barang dan jasa, memiliki harta, membayar hutang, membiayai operasi serta kegiatankegiatan lainnya. Dalam aktiva perusahaan, kas mrupakan baik secara langsung maupun tidak langsung serta merupakan dasar pengukuran dan pencatatan semua data transaksi. Dalam penyajian neraca maka kas biasanya dicantumkan pada urutan pertama dari perkiraan yang merupakan aktiva lancar karena kas dapat digunakan tanpa memerlukan waktu lama.Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting pe nting dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekono mian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu yaitu : a. Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan. b. Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan da lam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik. c. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang. Pengolahan kas dapat dikriteriakan sebagai berikut :
14
a. Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah b. Dapat digunakan setiap saat bila dikehendaki c. Penggunaannya secara bebas d. Diterima sesuai nilai nominalnya pada saat d iuangkan tersebut. Piutang Usaha
Piutang
adalah
tuntutan
(claims)) (claims
terhadap
pihak
tertentu
yang
penyelesaiannya diharapkan dalam bentuk Kas selama kegiatan normal perusahaan. Klaim timbul karena berbagai sebab. misalnya penjualan secara kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan, porsekot dalam kontrak pembelian, porsekot kepada karyawan, dll. Tidak semua klaim tersebut di sebut sebaga i piutang. Piutang Dagang ( Account Account Receivables) Receivables) yaitu piutang yang timbul dari penjualan kredit barang atau jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Bila piutang timbul dari penjualan aset perusahaan, pemberian pinjaman kepada pihak tertentu maka piutang tersebut tidak termasuk golongan piutang dagang. . Piutang non dagang yaitu piutang yang timbul akibat penjualan aset, pemberian pinjaman kepada pihak tertentu. Misalnya pinjaman karyawan. a. Pengakuan Piutang Usaha Jumlah yang akan diakui adalah harga pertukaran di antara kedua pihak.Harga Pertukaran adalah jumlah yang merupakan hutang dari yangberhutang (pelanggan atau peminjam) dan umumnya dibuktikan denganbeberapa jenis dokumen bisnis, seringkali berupa faktur.
15
b. Penilaian Piutang usaha Tidak Tertagih Dalam melakukan penilaian pituang usaha tidak tertagih terdapat dua metode yaitu : Metode Penghapusan Langsung Dalam metode ini tidak ayat jurna yang dibuat sampai suatu akun khusus telah
ditetapkan secara pasti tidak tertagih. Kemudian
kerugian tersebut dicatat dengan cara mengkredit piutang usaha dan mendebet beban piutang tidak tertagih. Metode Estimasi Dalam metode ini, suatu estimasi dibuat menyabgkut perkiraan piutang tidak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar.
Estimasi ini dicatat sebgai beban dan
pengurangan tidak langsung terhadap t erhadap piutang (melalui kenaikan k enaikan akun penyisihan) dalam periode dimana penjualan tersebut dicatat. Piutang adalah
arus kas masuk masuk prospektif dan probabilitas probabilitas
penagihannya harus dipertimbangkan dalam menilai arus kas masuk. Estimasi ini biasanya dibuat atas dasar presentase penjualan atau presentase piutang yang beredar. c. Penyajian Piutang dalam Neraca. Penyajian piutang dalam neraca harus tetap menyajikan jumlah bruto piutang karena piutang yang tak dapat direalisasikan direalisasikan hanya berdasarkan
16
taksiran. (Prinsip Akuntansi Indonesia 3.1 Pasal 9). Harus dipisahkan secara jelas antara piutang dagang, piutang karyawan dan piutang lainya. Apabila suatu perusahaan mempunyai hubungan jual beli dengan suatu pihak, sehingga terdapat piutang dagang dan juga utang dagang atau utang lainnya, penyajian dalam neraca tidak boleh dikompensasi akan tetapi harus dinyatakan secara terpisah. Hutang Usaha
Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di masa datang yang bersifat probableyang probableyang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa kepada entitas lain di kemudian hari sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu : 1. Hutang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu. 2. Hutang harus melibatkan transfer aset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang bersifat probable (hampir pasti). 3. Hutang ini merupakan kewajiban dari dar i suatu entitas.
Untuk tujuan pelaporan, hutang diklasifikasikan sebagai hutang lancar dan hutang jangka panjang. Suatu hutang yang berasal dari kegiatan operasional akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar jika hutang ini akan dilunasi dengan menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan atau dalam satu siklus operasi normal, yang mana yang lebih lama. Namun hutang yang berasal dari pinjaman bank,
17
atau pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun. Suatu hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun sejak tanggal neraca akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar. Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada hutang. Atribut nilai
yang
diberikan
pada
hutang
adalah
nilai
moneter.
Namun
ternyata
pengklasifikasian hutang menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara umum hutang akan diukur sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang. Sementara itu hutang yang berasal dari kegiatan operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya untuk tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya. Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal dari wesel atau obligasi. 2. Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini pasti terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan contohnya.
18
3. Hutang bersyarat (contingent (contingent liablility) liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut.
Modal
Dalam kerangka dasar Standar Akuntansi Keuangan (2002), misalnya, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendefinisi ekuitas sebagai berikut (pasal 49) sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.Definisi kewajiban.Definisi ini sesuai dengan definisi FASB dalam SFAC No. 6 yakni : Equity : Equity or net aset is residual interest in the asets of an equity that remains after deducting its liabilities.
Ekuitas sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Karena definisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset dan kewajiban diukur.
Metodologi Penelitian Jenis dan sumber data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan Lembaga Pendidikan Bimbingan Belajar (Rumah Belajar Margi Alit Salatiga)antara lain laporan laba rugi, neraca, jurnal pengeluaran kas dan
19
jurnal penerimaan pe nerimaan kas. Selain itu dalam da lam penelitian pe nelitian ini juga menggunakandata primer berupa informasi tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian akun – akun – akun yang ada dalam laporan laba rugi dan neraca Rumah Belajar Margi Alit yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pemilik pe milik Rumah Belajar Margi Alit. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara teknik wawancara dengan narasumber pemilik dan bagian akuntansi Rumah Belajar Margi Alit serta dilengkapi dengan meminta bukti – bukti – bukti bukti laporan keuangan Rumah Belajar Margi Alit . Teknik dan Langkah Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran mengenai penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan lembaga pendidikan bimbingan belajar (Rumah (Ru mah Belajar Margi Alit Salatiga). Langkah analisis dalam penelitian ini adalah: 1. Identifikasi pos – pos laporan keuangan yang disusun oleh Rumah Belajar Margi Alit. 2. Identifikasi pos-pos laporan keuangan yang seharusnya dilaporkan oleh entitas menurut SAK ETAP. 3. Identifikasi perbedaan pengakuan, pengukuran, dan penyajian informasi akuntansi Laporan Keuangan Bimbel Rumah Belajar Margi Alit Salatiga dengan Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP)
20
4. Menyusun format laporan keuangan bimbingan belajar Rumah Belajar Margi Alit Salatiga menurut standar SAK ETAP berdasarkan transaksi pada periode Januari – Januari – November November 2011
Analisis dan Pembahasan Gambaran Umum Usaha
Rumah Belajar Margi Alit Salatiga didirikan pada tanggal 1 agustus 2004, oleh Putut Bayu Prakosa, S.Pd sekaligus pemilik. Lembaga
ini bergerak bergerak dalam
bidang jasa. Sebagai lembaga yang memberikan pelayanan yang bertujuan untuk memperoleh laba atau bisa disebut perusahaan bisnis. Rumah Belajar Margi Alit sangat menekankan profesionalitas kinerja di bidang pendidikan bahasa untuk bisa memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan Nama Margi Marg i Alit terinspirasi dari k erja besar Bunda Theresa yang ditulis di dalam buku 'Simple Path'. NamaMargi Alit diambil dari Bahasa Jawa : Margi berarti Jalan dan Alit berarti Kecil. Margi Alit lahir dari keinginan untuk melakukan
sesuatuyang berdampak besar dalam bidang pendidikan , bisnis dan budaya yang diawali dari 'jalan yang kecil'.
21
Struktur Organisasi Rumah Belajar Margi Alit Salatiga
Struktur organisasi Rumah Belajar Margi Alit adalah sebaga i berikut :
GENERAL MANAGER
ACCOUNTING MANAGER
ENGLISH
JAPAN
INDONESIAN
PROGRAM
PROGRAM
PROGRAM
MANAGER
MANAGER
MANAGER
PENGAJAR
PENGAJAR
PENGAJAR
Gambar1 SRUKTUR ORGANISAS ORGANISASII RUMAH BELAJAR M ARGI ALI T SALATI SALATI GA
Berikut adalah job adalah job description bagi description bagi setiap bagian dalam struktur lembaga organisasi Bimbingan Belajar Rumah Belajar Margi Alit Salatiga : 1. General Manager Dalam Rumah Belajar Margi Alit pemilik merangkap menjadi general manager. Dalam hal ini tugas general manager adalah :
22
Mengawasi jalannya usaha kegiatan di bimbel Membayar gaji bagian akuntansi dan manager program Melakukan komunikasi rutin terhadap karyawan dan peserta bimbingan Melakukan pembelian peralatan dan perlengkapan guna kelancaran kegiatan bimbel. 2. Manager Program English Mengawasi program kegiatan Program General Eng lish Melakukan pencatatan untuk aktivi aktivitas tas yang berkaitan dengan transaksi keuangan program english dan melaporkan kepda bagian akuntansi. Membayar gajipengajar program prog ram english Menetapkan jadwal kegiatan Program General English 3. Manager Program Indonesia Mengawasi program kegiatan Program bahasa Indonesia Melakukan pencatatan untuk aktivi aktivitas tas yang berkaitan dengan transaksi keuangan program Indonesia dan melaporkan kepada bagian akuntansi. Membayar gaji pengajar program bahasa indonesia Menetapkan jadwal kegiatan Program bahasa indonesia 4. Manager Program Jepang Mengawasi program kegiatan Program Jepang Melakukan pencatatan untuk aktivi aktivitas tas yang berkaitan dengan transaksi keuangan program jepang dan melaporkan kepada bagian akuntansi.
23
Membayar gaji pengajar program bahasa Jepang Menetapkan jadwal kegiatan Program bahasa jepang 5. Bagian Akuntansi Memegang kendali atas segala aktivitas akt ivitas operasional bimbel Rumah Belajar Margi Alit Salatiga Membuat laporan keuangan berdasarkan pada pencatatan yang telah dilakukan oleh masing – masing – masing masing program dan melaporka kepada k epada general manager sekaligus pemilik. 6. Pengajar Memberikan layanan bimbingan belajar kepada pe serta layanan belajar Rumah Belajar Margi Alit.
Perlakuan Akuntansi Rumah Belajar Mari Alit Salatiga Perlakuan Akun-akun Neraca
Secara umum pos – pos – pos pos yang tercantum dalam neraca Rumah Belajar Margi Alit adalah sebagai berikut : (Tabel 1)
24
Neraca Rumah Belajar Margi Alit Periode… AKTIVA
KEWAJIBAN
AKTIVA LANCAR
HUTANG USAHA
Kas
XXX
Hutang Dagang
XXX
Investasi
XXX
Piutang
XXX
Perlengkapan
XXX
Modal
Setoran Program
XXX
Modal Per
XXX
JUMLAH
XXX
JUMLAH
XXX
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
Dari pos – pos – pos pos yang tercantum dalam neraca Rumah Belajar Margi Alit dapat dilihat bahwa Rumah Belajar Margi Alit tidak mengungkapkan asset tetap dan hanya terdapat asset lancar, sedangkan pada passiva hanya terdiri dari hutang dan modal. Berikut merupakan pembahasan dari pos – pos yang terdapat dalam neraca Rumah Belajar Margi alit. Kas
Rumah Belajar Margi Alit mengakui adanya kas masuk ketika terjadi transaksi pembayaran yang dilakukan oleh peserta layanan Rumah Belajar Margi Alit dan dicatat berdasarkan pembayaran yang diterima. Dalam pengelolaannya kas Rumah Belajar Margi Alit dibagi menjadi dua yaitu kas lembaga dan kas program. Kas lembaga adalah kas yang didapat dari setoran yang dilakukan oleh masing – masing program kepada lembaga dan
25
dipergunakan untuk membiayai kebutuhan operasonal lembaga. Sedangkan kas program adalah kas yang didapat dari pembayaran peserta program yang dipergunakan untuk membiayai kebutuhan operasional program. Bagian Akuntansi Rumah Belajar Margi Alit akan menyetorkan kas ke bank apabila masih terdapat sisa kas setelah dikurangi dengan pengeluaran – pengeluran kas yang dilakukan Rumah Belajar Margi Alit. Investasi
Rumah Belajar Margi alit mengakui adanya investasi ketika pemilik Rumah Belajar tersebut menggunakan dana dari Rumah Belajar Margi Alit yang dipergunakan untuk keperluan Rumah Belajar tersebut, untuk membeli peraltan seperti whiteboard, kursi, komputer, dan membayar biaya sewa bangunan dan lain – lain – lain. lain. Piutang Usaha
Rumah Belajar Margi Alit mengakui piutang ketika, mendapat pembayaran dari peserta Rumah Belajar pada akhir periode pembuatan laporan keuangan. Sehingga Rumah Belajar Margi Alit menginterpretasikan jika mereka telah memberikan layanan bimbingan belajar, namun baru menerima pembayaran pada akhir periode pembuatan laporan keuangan. Namun Rumah belajar Margi Alit tidak mengakui adanya pendapatan jasa pada awal periode pembuatan laporan keuangan.
26
Setoran Program
Rumah Belajar Margi Alit mengakui setoran program sebagai pendapatan yang diterima oleh masing – masing program yang telah dikurangi dengan pengeluran kas yang dilakukan oleh masing – masing – masing masing program dan kemudian sisanya diserahkan kepada lembaga Rumah Belajar Margi Alit. Hutang Dagang
Rumah Belajar Margi Alit mengakui hutang dagang, sebagai hutang dari lembaga kepada program. Hutang tersebut terjadi apabila lembaga memiliki kekurangan kas untuk biaya operasional lembaga. Perlengkapan
Rumah Belajar Margi Alit dalam hal ini hanya mencantumkan pos perlengkapan pada neraca, hal ini dikarenakan pada saat proses wawancara diperoleh informasi bahwa didapati kesalahan pencatatan pada bagian akuntansi bahwa pengeluaran untuk perlengkapan dicatat sebagai pos investasi oleh bagian akuntansi. Modal
Sumber modal Rumah Belajar Margi Alit keseluruhan berasal dari pemilik yaitu berupa uang. Modal dicatat pada saat pendirian Rumah Belajar Margi Alit, modal pemilik terdiri dari peralatan kantor dan perlengkapan layanan belajar. Hal Ha l tersebut t ersebut dilaporkan da lam laporan keuangan ke uangan sebagai modal awal awa l usaha.
27
Perlakuan Akun-Akun Laporan Laba Rugi
Secara umum pos – pos – pos pos yang tercantum dalam lapo ran laba rugi Rumah Belajar Margi Alit adalah sebagai berikut : (Tabel 2) Laporan Laba Rugi Rumah Belajar Margi Alit Periode… Pendapatan
Pendapatan Jasa
Xxx
Pendapatan lain – lain – lain lain
Xxx
Piutang
Xxx
Jumlah pendapatan
Xxx
Beban usaha
Beban gaji
Xxx
Beban lain-lain
Xxx
Hutang Lembaga
Xxx
Laba (rugi) usaha
Xxx
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
Penghasilan
Rumah Belajar Margi Alit Alit mengelompokkan pos penghasilan menjadi tiga tiga yaitu pendapatan jasa, pendapatan lain – lain dan piutang. Pengakuan
28
penghasilan Rumah Belajar Margi Alit menggunakan metode cash basis, yaitu Rumah Belajar Margi Alit mengakui adanya pendapatan ketika adanya aliran kas masuk. Berikut merupakan penjelasan dari masing – masing – masing masing akun dalam pos penghasilan :
Pendapatan Jasa Rumah Belajar Margi Alit mengakui adanya pendapatan jasa ketika peserta layanan Rumah Belajar Margi Alit melakukan pembayaran atas jasa layanan yang diberikan.
Pendapatan Lain – Lain – Lain Lain Rumah Belajar Margi Alit mengakui adanya pendapatan lain – lain ketika menerima kas diluar aktifitas utama, dalam hal ini pendapatan lain – lain Rumah Belajar Margi Alit didapat dari hutang dari pihak lembaga kepada program.
Piutang Rumah Belajar Margi Alit mengakui piutang ketika, mendapat pembayaran dari peserta Rumah Belajar pada akhir periode pe mbuatan laporan
keuangan.
Sehingga
Rumah
Belajar
Margi
Alit
menginterpretasikan jika mereka telah memberikan layanan bimbingan belajar, namun baru menerima pembayaran pada akhir periode pembuatan laporan lapo ran keuangan. Namun Rumah belajar Margi Alit tidak
29
mengakui adanya pendapatan jasa pada awal periode pembuatan laporan keuangan. Beban Usaha
Rumah Belajar Margi Alit membagi tiga pos beban usaha menjadi beban gaji ,beban lain – lain dan hutang lembaga. Beban gaji dalam hal ini terdiri dari gaji pengajar, bagian akuntansi dan manager program. Rumah Belajar Margi Alit memasukkan semua beban – beban – beban beban yang dikeluarkan kecuali beban gaji kedalam beban lain – lain – lain. lain. Sedangkan Hutang lembaga diakui sebagai hutang dari lembaga kepada program, hal ini dikarenakan kas dari lembaga tidak mencukupi untuk memenuhi biaya operasional lembaga. Pembahasan Laporan Neraca
Dilihat dari klasifikasi pos – pos pos yang terdapat dalam laporan neraca Rumah Belajar Margi Alit, masih terdapat kesalahan yaitu terdapat pada pos investasi ,setoran program dan piutang . Hal ini dikarenakan sebagai berikut : Investasi Dalam hal ini investasi yang dimaksud oleh bagian akuntansi adalah pembelian perlengkapan dan d an peralatan ka ntor untuk keperluan kep erluan Rumah Belajar Margi Alit serta sewa bangunan. Seharusnya pembelian perlengkapan diakui sebagai pos perlengkapan, pembelian peralatan kantor diakui sebagai pos peralatan kantor dan biaya sewa diakui sebagai pos biaya sewa bukan pos
30
investasi. Sehingga pos Investasi harus dihilangkan dari neraca Rumah Belajar Margi Alit. Dalam Neraca tidak bisa mengakui tanah dan bangunan yang telah di sewa sebagai asset, hal ini dikarenakan Rumah Belajar Margi alit hanya melakukan sewa operasi karena tidak memenuhi kriteria sewa pembiayaan. Setoran Program Dalam hal ini pos setoran program bukan bagian dari pos – pos – pos pos dalam neraca, hal ini dikarenakan pos setoran program merupakan sisa dari pendapatan masing – masing program dikurangi pengeluaran masing – masing program yang harus disetor program kepada lembaga sebagai bagian dari lembaga. Pos setoran program seharusnya menjadi bagian dari pos penghasilan pada laporan laba rugi Rumah Belajar Be lajar Margi Alit. Alit. Piutang Piutang yang diakui oleh Rumah Belajar Margi Alit seharusnya tidak dapat diklasifikasikan sebgai piutang, hal ini dikarenakan Rumah Belajar Margi Alit menggunakan metode cash basis dalam metode pengakuan pendapatan. Sehingga pembayaran peserta yang dilakukan pada akhir periode tersebut seharusnya tidak dapat diklasifikasikan sebagai piutang melainkan pendapatan jasa.
31
Selain itu dalam laporan neraca Rumah Belajar Margi Alit perlu ditambahka pos akmulasi penyusutan peralatan kantor. Hal ini dikarenakan terjadi penyusutan pada perlatan kantor Rumah Belajar Margi Alit. Alit. Adapun contoh laporan neraca sesuai SAK ETAP yang seharusnya diterapkan oleh Rumah Belajar Belajar Margi Alit Alit adalah sebagai berikut : (Tabel 3) Neraca Rumah Belajar Margi Alit Periode… Asset
Passiva
Asset Lancar
Hutang
XXX
Modal
XXX
Passiva
XXX
Kas
XXX
Perlengkapan
XXX
Jumlah Asset Lancar
XXX
Asset tetap Peralatan Kantor
XXX
Akm.peny.Peralatan
(XXX)
Kantor Jumlah Asset tetap
XXX
Asset
XXX
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
Berikut merupakan pembahasan dari pos – pos yang terdapat dalam neraca Rumah Belajar Margi alit yang telah disesuaikan dengan SAK ETAP : Kas
32
Kas merupakan asset yang paling liquid, oleh karena itu kas disajikan pada urutan pertama dalam laporan keuangan neraca. Kas dicatat sebesar nilai wajar atas selisih dari kas masuk dan kas keluar. Kas masuk dicatat pada saat Rumah Belajar Margi Alit menerima uang atau kas dan kas keluar dicatat pada saat mengeluarkan kas. Perlengkapan Rumah Belajar Margi Alit harus mengukur perlengkapan berdasarkan harga perolehan atas at as pembelian pe mbelian perlengkapan. Selain itu Rumah Belajar Margi Alit harus mengungkapkan jumlah penurunan nilai perlengkapan dan mengakui adanya beban perlengkapan selama periode. Perlengakpan diakui ketika Rumah Belajar Margi Alit membeli perlengkapan guna menunjang kegiata pelayanan jasa dan diakui sebagai beban perlengkapan ketika terjadi penurunan nilai perlengkapan.
Perlengkapan disajikan dalam laporan
keuangan neraca, sebagai asset lancar. Peralatan Kantor Rumah Belajar Margi Alit harus mengukur peralatan kantor berdasarkan harga perolehan atas pembelian peralatan toko.Rumah Belajar Margi Alit mencatat adanya peralatan kantor, ketika terjadi pembelian terhadap peralatan kantor baik tunai maupun kredit. Rumah Belajar Margi Alit harus mengakui adanya penurunan nilai atau penyusutan terhadap peralatan toko. Penyusutan harus diakui sebagai beban penyusutan dan harus diakumulasikan dalam pos
33
akumulasi penyusutan. Adapun perhitungan penyusutan dapat diperoleh menggunakan rumus berikut :
Harga Perolehan – Perolehan – Nilai Nilai Residual Penyusutan = Umur ekonomis Hutang Rumah Belajar Margi Alit harus mengukur Hutang sebesar nilai wajar hutang yang dilakukan, selain itu pancatatan hutang harus diklasifikasikan dengan jelas apakah apaka h hutang termasuk t ermasuk hutang jangka pendek pe ndek atau jangka panjang pa njang dan da n disajikan dalam laporan keuangan neraca dalam pos kewajiban. Modal Modal Rumah Belajar Margi alit, sepenuhnya berasal dari pemilik. Modal Rumah Belajar Margi Alit, terdiri dari uang tunai 12.000.000 yang dipergunakan untuk sewa bangunan selama satu tahun dan perlengkapan serta peralatan kantor senilai 3.000.000. Sehingga jumlah modal 15.000.000 Laporan Laba Rugi
Dilihat dari klasifikasi pos – pos yang terdapat dalam laporan laba rugi Rumah Belajar Margi Alit, masih terdapat kesalahan klasifikasi pada pos pendapatan lain – lain, piutang dan beban . Hal ini dikarenakan sebagai berikut :
34
Pendapatan lain – lain – lain lain Dalam pos pendapatan lain – lain Rumah Belajar Margi Alit mengakui Hutang sebagai bagian dari pendapatan tersebut. Pendapatan lain – lain merupakan pendapatan selain pendapatan dari aktifitas utama dalam hal ini adalah jasa layanan bimbingan belajar. Seharusnya hutang tidak dapat diakui sebagai pendapatan melainkan sebagai aliran kas masuk. Piutang Dalam SAK ETAP piutang merupakan bagian dari laporan neraca bukan laporan laba rugi, sehingga pos piutang dalam laporan laba rugi Rumah Belajar Margi Alit harus dihilangkan. Dikarenakan Rumah Belajar Margi Alit menggunakkan metode cash basis dalam pengakuan pendapatan, piutang seharusnya tidak terdapat dalam laporan keuangan Rumah Belajar Margi Alit dan masuk dalam pos pendapatan jasa. Beban Rumah belajar margi alit seharusnya mengakui adanya biaya sewa bangunan, namum hal ini tidak tercantumkan dalam laporan laba rugi rumah belajar margi alit karena biaya sewa diklasifikasikan sebaga i pos investasi oleh rumah belajar margi alit. Selain itu pengelompokkan beban lain – lain – lain oleh rumah belajar margi alit seharusnya bisa diklasifikasikan sebgai pos – pos beban yang lain antara lain biaya promosi dan biaya perlengkapan. Serta perlu
35
adanya penambahan klasifikasi pos beban yaitu untuk beban depresiasi peralatan kantor. Adapun contoh laporan laba rugi sesuai SAK ETAP yang seharusnya diterapkan oleh Rumah Belajar Belajar Margi Alit Alit adalah sebagai berikut : (Tabel 4)
Laporan Laba Rugi Rumah Belajar Margi Alit Periode…
Pendapatan
Pendapatan Jasa
XXX
Beban usaha
Beban Sewa
XXX
Beban gaji
XXX
Beban Promosi
XXX
Beban Perlengkapan
XXX
Beban Depresiasi Peralatan Kantor
XXX
Beban lain-lain
XXX
Total Beban Laba (rugi) usaha Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
(XXX) XXX
36
Berikut merupakan pembahasan dari pos – pos – pos yang terdapat dalam neraca Rumah Belajar Margi alit. Pendapatan Pendapatan harus dinilai sebesar nilai wajar yang diterima atas pembayaran yang diterima saja, hal ini dikarenakan Rumah Belajar Margi alit menggunakan metode cash basis dalam pengakuan pendapatan. Sehingga Rumah Belajar Margi Alit, baru akan mengakui adanya pendapatan ketika adanya aliran kas masuk. Selain itu Rumah Belajar Margi Alit harus melakukan klasifikasi secara jelas terhadap kategori dari penghasilan. Dalam hal ini Rumah Belajar Margi Alit hanya menerima pendapatan dari kegiatan utama mereka yaitu pelayanan jasa, sehingga pendapatan Rumah Belajar Margi Alit termasuk dalam kategori Pendapatan penyediaan jasa. Beban Beban dinilai berdasarkan nilai wajar atas biaya – biaya yang dibebankan pada Rumah Belajar Margi Alit. Analisis beban yang digunakan dalam laporan keuangan Rumah belajar Margi Alit dengan menggunakan analisis sifat beban. Adapun jenis – jenis beban dalam laporan laba rugi Rumah Belajar Margi Alit antara lain :
Beban Sewa
37
Rumah Belajar Margi Alit dalam menggunakan bangunan melakukan sewa, dengan biaya sebesar 12.000.000 setiap tahunnya. Beban sewa dibebankan setiap bulannya dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah Sewa Beban Sewa
= Lama sewa (dalam bulan)
Dengan perhitungan diatas dapat diperoleh hasil bahwa Rumah Belajar Margi Alit membebankan beban sewa setiap bulannya 1.000.000. Beban sewa disajikan dalam laporan laba rugi sebagai pengurang atas pendapatan.
Beban Gaji Rumah Belajar Margi Alit memberlakukan persentase terhadap pendapatan
yang
diterima
dalam
pembayaran
gaji
kepada
karyawannya. Gaji dicatat dalam laporan laba rugi sebagai beban gaji sebesar gaji yang dibayarkan oleh Rumah Belajar Margi Alit.
Beban Promosi Beban promosi dalam Rumah Belajar Margi Alit terdiri dari dari pencetakan brosur, pamflet dan pembuatan spanduk. Beban promosi dicatat sebagai bagian dari pos beban dalam laporan laba rugi sebesar biaya – biaya – biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah Belajar Margi Alit untuk mengadakan promosi.
Beban Perlengkapan
38
Beban perlengkapan dicatat sebagai penurunan nilai perlengkapan yang dicatat oleh Rumah Belajar Margi Alit. Beban perlengkapan disajikan sebagai bagian dari pos beban dalam laporan laba rugi Rumah Belajar Margi Alit.
Beban Depresiasi Peralatan Kantor Beban depresiasi peralatan kantor dicatat sebesar penurunan nilai peralatan kantor Rumah Belajar Margi Alit.Adapun perhitungan beban depresiasi peralatan kantor adalah sebagai berikut : 8.000.000 Penyusutan
= 96 =
83.333
Dari perhitungan diatas Rumah belajar Margi Alit melakukan penyusutan terhadap peralatan kantor sebesar 83.333 per bulan. Penurunan nilai peralatan kantor, disajikan dalam pos beban dalam laporan laba rugi sebagai beban depresiasi peralatan kantor.
Beban lain - lain Rumah belajar Margi Alit mengklasifikasikan pengeluaran atas iuran listrik, air, telepon, dan internet sebagai beban lain – lain – lain. lain. Beban lain – lain – lain dicatat sebesar kas yang dikeluarkan dan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari pos beban.
39
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa Rumah Belajar Margi Alit belum melaporkan laporan keuangan yaitu laba rugi dan neraca berdasarkan dengan SAK ETAP. Koreksi yang dilakukan pada pos – pos yang terdapat pada laporan keuangan neraca Rumah Belajar Margi Alit antara lain pada pos investasi, setoran program dan da n piutang. p iutang. Sedangkan Sed angkan koreksi yang dilakukan d ilakukan pada pad a pos – pos – pos pos laporan keuangan laba rugi Rumah Belajar Margi alit antara lain pada pos pendapatan lain – lain – lain, lain, piutang dan beban. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, masih terdapat keterbatasan yaitu data yang diperoleh terbatas hanya dari periode Januari – Januari – November November 2011 saja, sehingga informasi yang didapat perihal laporan keuangan sangat kurang.
40
Saran
Adapun saran bagi Rumah Belajar Margi Alit adalah untuk segera menyesuaikan laporan keuangan yang telah disajikan menurut dengan SAK ETAP, serta lebih jelas dalam melakukan klasifikasi pada setiap pos – pos yang terdapat pada laporan keuangan neraca maupun laporan keuangan laba rugi. Hal ini berguna bagi Rumah Belajar Margi Alit, dikarenakan tujuan pencatatan laporan keuangan Rumah Belajar Margi Alit adalah untuk menarik investor, guna melakukan pengembangan bagi Rumah Belajar Margi Alit tersebut. t ersebut. Selain itu perlunya pemilik Rumah belajar margi alit melakukan evaluasi terhadap bagian akuntansi, jika diperlukan pemilik hendaknya memiliki karyawan bagian akuntansi yang lebih memahami tentang penyajian laporan keuangan atau setidak – setidak – tidaknya tidaknya memberikan pelatihan terhadap karyawan yang sudah ada. Se hingga kemampuan bagian bag ian akuntansi dalam menyajikan laporan keuangan diharapkan lebih reliabel dan accountable .Selain itu pihak Rumah Belajar Margi Alit hendaknya menerapkan metode accrual basis basis dalam pengungkapan laporan keuangannya. Sebagai contoh Rumah Belajar Margi Alit mencatat adanya piutang usaha, ketika telah memberikan jasa layanan dan belum menerima kas masuk berupa pembayaran dari peserta didik.
41
DAFTAR PUSTAKA
Apriyono Andri. 2008. Arti Penting Laporan Keuangan. http://ilmumanajemen.wordpress.com/2008/12/11/arti-penting-laporankeuangan/ Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik . Jakarta. Penerbit: Dewan Standar Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia. Jones A J. 2008. Konsep Dasar Bimbingan Belajar http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/konsep-dasar-bimbingan belajar.html Kieso, Donald Donald E., Jerry J. Weygandt, Weygandt, and Terry D. Warfield. Warfield.
2007.
Intermediate Accounting , 12th edition. Asia: John Willey & Sons Inc.
Munawir. 1983. Pengertian Kas http://mycountry.blogdetik.com/2010/07/21/pengertian-kas/ Ridwan Anggraeni. 2010. Pengertian Transaksi Sistem Basis Data Skousen, Stice, Stice, Aku ntan si Keuangan Menengah , Buku Satu, Edisi Pertama, Menengah Salemba Empat, 2001 Sulistiawan, Dedhy dan Yie Ke Feliana. 2006. Akuntansi Keuangan Menengah I: Pendekatan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia .
42
Warren, Carl S., Reeve, James James M., M., and Fees, Philip E. 2006. Pengantar Akuntansi , Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat Yasni Stambuk. 2009. Sistem Pengolahan Data Pembelian Pada UD. PUTRI TUNGGAL KENDARI.
43
Lampiran 1
44
ampiran 2
45
Lampiran3
46
Lampiran 2
47
Lampiran 1
48
Lampiran 2
49
Lampiran 3
50
Lampiran 1
51
Lampiran 2
52
Lampiran 3
53
Lampiran 1
54
Lampiran 2
55
Lampiran 3
56
Lampiran 1
57
Lampiran 3
58
Lampiran 1
59
Lampiran 2
60
Lampiran 3
61
Lampiran 1
62
Lampiran 2
63
Lampiran 3
64
Lampiran 1
65
Lampiran 2
66
Lampiran 3
67
Lampiran 2
68
69
Lampiran 1
70
Lampiran 2
71
Lampiran 3
72
Lampiran 4 LPBA MARGI ALIT NERACA AWAL Periode Januari 2011 Asset Asset Lancar Kas Rp177.500 Sewa Di bayar Dimuka Rp12.000.000 Perlengkapan Rp1.000.000 Jumlah Asset Lancar Rp13.177.500
Kewajiban Hutang Hutang Usaha
Asset tetap Peralatan Kantor Rp2.000.000 Jumlah asset tetap Rp2.000.000 Total Asset Rp15.177.500
Modal Pribadi Modal Lembaga Total Kewajiban
Rp15.000.000 Rp177.500 Rp15.177.500
LPBA MARGI ALIT Laporan Laba Rugi Periode Yang Berakhir Pada November 2011 Pendapatan Jasa Pendapatan lain-lain Total Pendapatan
22.821.400 3.909.685 26.731.085
Beban Usaha: Beban Gaji Beban lain-lain Beban Perlengkapan Beban Depresiasi Beban Sewa
15.909.180 10.610.310 140.000 550.000 11.000.000 Rugi
LPBA MARGI ALIT Laporan Perubahan Modal
38.209.490 -11.478.405
73
Periode Yang berakhir Pada November 2011 Modal 31 Des„2010 Des„2010 Rugi Modal November 2011
15.177.500 -11.478.405 3.699.095
LPBA MARGI ALIT Neraca Periode Yang Berakhir Pada November 2011
Kas
389.095 1.000.00 0
Sewa di bayar di muka
Hutan g
0
Modal
3.699.09 5
Total
3.699.09 5
2.249.09 860.000 5
Perlengkapan
Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan Alat Kantor Total Aset
2.000000 -550.000
1.450.000 3.699.095