SATUAN ACARA PENYULUHAN DISIPLIN MINUM OBAT
OLEH : KELOMPOK 5 & 6 1.
GRACIA TELMA PANTUR
(17.901.1649) (17.901.164 9)
2.
I GUSTI AYU DIAH SASMITHA DEWI
(17.901.1658) (17.901.165 8)
3.
DESAK MADE PONIKA PUSPITA SARI
(17.901.1743)
4.
NI KETUT LINDIA BUDY ASTUTI
(17.901.1733) (17.901.173 3)
5.
NI KETUT PURNITI SARI
(17.901.1734)
6.
I GUSTI AYU INDRI SETYARI
(17.901.1659) (17.901.165 9)
7.
I GUSTI AYU PIPIT DARMAYANTI
(17.901.1660) (17.901.166 0)
8.
GEDE AGUS ARTHAWAN
(17.901.1651) (17.901.165 1)
9.
KADEK BELA PURANAMA DEWI
(17.901.1725)
NI KOMING AYU SUTRISNI
(17.901.1744) (17.901.174 4)
10.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN DISIPLIN MINUM OBAT
Pokok Bahasan
: Disiplin Minum Obat
Sub Pokok Bahasan : Kesehatan Disiplin Minum Minum Obat Sasaran
: Pasien di ruang Abimanyu Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
Tempat
: Ruang Abimanyu
Hari/Tanggal
:-
Waktu
:-
I. LATAR BELAKANG
Menurut Dharmadi (2002) mengemukakan bahwa, skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa terberat yang dialami manusia, bahkan bisa dinilai lebih buruk dibanding penderita Human Immunodeficiency Virus Virus (HIV), bukan karena tidak bisa diobati, tetapi penyembuhannya yang membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan menurut Siswono (2003) mengemukakan bahwa, Sekitar 1% sampai 2% dari seluruh penduduk dunia akan akan mengidap skizofrenia pada suatu waktu dalam hidupnya. hidupnya. Ada beberapa hal yang
bisa memicu kekambuhan skizofrenia, antara antara lain
penderita tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara teratur, menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter, kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat, serta adanya masalah kehidupan yang berat yang membuat stress, sehingga penderita kambuh dan perlu dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu pengawasan minum obat oleh keluarga dengan gangguan jiwa sangat penting demi kesembuhan pasien gangguan gangguan jiwa.
II. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah diberikan penyuluhan tentang penyuluhan kesehatan jiwa selama 20 menit diharapkan pasien mampu memahami tentang pemberian obat.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) Setelah proses penyuluhan selesai diharapkan :
1
Setelah diberi penyuluhan /pendidikan kesehatan/pembelajaran selama 20 menit diharapkan sasaran dapat: 1. Menyebutkan manfaat obat 2. Menyebutkan akibat dari ketidakpatuhan minum obat 3. Menyebutkan 5 benar pemberian obat 4. Menyebutkan tanda-tanda kekambuhan
III. POKOK MATERI PENYULUHAN
1. Manfaat Obat 2. Akibat dari ketidakpatuhan minum obat 3. 5 benar pemberian obat 4. Tanda-tanda kekambuhan
IV. METODE
-
Ceramah
-
Diskusi Tanya Jawab
V. MEDIA
-
Lembar balik/ flipchart
-
Leaflet
VI. PELAKSANA
Mahasiswa Stikes Wira Medika PPNI Bali kelompok 5 dan 6
VII. ISI MATERI (materi lengkap terlampir)
a. Manfaat Obat b. Akibat dari ketidakpatuhan minum obat c. 5 benar pemberian obat d. Tanda-tanda kekambuhan
2
VI. PROSES PELAKSANAAN
No
1
Kegiatan
Respon
Penyuluhan
Pasien/Keluarga
Metode Waktu
dan
Pelaksana
media
Pendahuluan a. b.
Memberi salam
Menjawab salam
Menyampaikan pokok
Menyimak
bahasan c.
Menyampaikan tujuan
Menyimak
d.
Menyampaikan
Menjawab
Ceramah 5 menit
Leaflet
Moderator
apersepsi
2
Isi a. Penyampaian materi tentang: 1. Manfaat Obat 2. Akibat
Memperhatikan dari
ketidakpatuhan
Memperhatikan
Ceramah
minum obat 3. 5 benar pemberian
Memperhatikan
obat 4. Tanda-tanda
15 menit
Memperhatikan
, Tanya jawab,
Penyaji
Flipchart
kekambuhan
3
Penutup a. Diskusi b. Kesimpulan
Aktif bertanya
Ceramah
Memperhatikan
, Tanya
c. Evaluasi
Menjawab dan
d. Memberi salam
mendemonstrasikan
penutup
Menjawab salam
3
10
jawab,
menit
Peragaan Flipchart
Penyaji dan fasilitator
VII. SETTING TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Ruang Abimanyu Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
DENAH TEMPAT
Moderator
Penyaji
Fasilitator
Peserta
Peserta
Peserta
Fasilitator
Fasilitator
Peserta
Peserta
Peserta
Fasilitator
Observer VIII. RENCANA EVALUASI
1. Struktur a. StrukturOrganisasi 1) Ketua
:
2) Moderator
:
3) Penyaji
:
Fasilitator
4) Observer
:
:
b. Persiapan Media Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap 2 hari sebelum penyuluhan dan bisa digunakan dalam penyuluhan yaitu : -
LCD
-
Leaflet
4
c. Persiapan Materi Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan leaflet agar lebih mudah saat penyampaian kepada peserta dan sudah dikonsulkan dikonsulkan 2 hari sebelum penyuluhan.
5
Lampiran1
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN DISIPLIN MINUM OBAT
A. Pengertian Displin Minum Obat
Prilaku pasien yang menaati semua ketentuan dan peraturan dalam penggunaan obat sesuai dengan petunjuk medis yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan. Hal ini merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan dalam pengobatan yang dilakukan.
B. Manfaat dan Tujuan Pemberian Obat
1. Membantu klien menjadi lebih tenang sehingga dapat beristirahat 2. Membantu klien dalam mengendalikan emosi 3. Membantu mengendalikan perilaku klien 4. membantu klien dalam berinteraksi dengan orang lain 5. Membantu proses pikir (konsentrasi)
C. Akibat Ketidakpatuhan Minum Obat
1. Bertambah parahnya penyakit yang diderita 2. Penyakit menjadi kronis dan susah disembuhkan 3. Berkurangnya efektivitas obat yang dikonsumsi 4. Penyakit yang diderita sering kambuh kembali sehingga harus rawat inap ulang 5. Terjadi overdosis (untuk penggunaan yang berlebihan)
D. Prinsip Lima benar Pemberian Obat
Yang dimaksud dengan 5 benar itu yaitu : Benar pasien,benar Obat,Benar dosis,benar cara dan benar waktu 1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon beres pon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya. 6
2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
3. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
4. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi. a.
Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai yaitu
melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. b.
Parenteral , yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c.
Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep,
losion, krim, spray, tetes mata. d.
Rektal , yaitu pemberian obat melalui anus
e.
Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki
epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian 7
obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
5. Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
E. PENGAWAS MINUM OBAT
PMOAdalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi dan mengingatkan pasien untuk minum obatuntuk menjamin seseorang menyelesaikan pengobatan. PMO sebaiknya adalah seseorangyang dekat dan dipercaya oleh klien sehingga klien akan menuruti ketika minum obat. 1. Obat-obatan yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa a.
Anti psikotik Fungsi obat : sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik,mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusidan gangguan proses berpikir.
b.
Anti depresi Fungsi obat : Mengurangi gejala depresi, Penenang Efek samping: yaitu meliputi mulut kering, penglihatan kabur, susah buang air besar.
c.
Anti maniak Manfaat obat : Mengurangi hiperaktivitas, Tidak menimbulkan efek sulit tidur, Mengontrol pola tidur dan Perasaan mudah tersinggung 4
d.
Anti cemas, Anti insomnia, Anti panic
8
2. Manfaat Obat a. Membantu istirahat. b. Membantu mengendalikan emosi. c. Membantu mengendalikan perilaku. d. Membantu proses pikir (konsentrasi).
F. Tanda-tanda Kekambuhan
Tahap I : Penderita memperlihatkan ketegangan yang berlebihan (overextension), sering mengeluh cemas terus – terus – menerus, menerus, tak dapat konsentrasi, lupa kat – kat – kata kata dalam pertengahan kalimat, adanya hambatan mental dalam aktivitas dan penampilan diri yang menurun. Tahap II : Memperlihatkan keterbatasan tingkat kesadaran (retrict ion conciusness), depresi, mudah bosan, apatis, obsesional dan fobia, mengeluh sakit di seluruh tubuh (somatisasi), menarik diri dari aktivitas sehari – sehari – hari hari dan membatasi stimulus eksternal. Tahap III : Kadang – Kadang – kadang kadang menunjukan penampilan psikotik, hipomania, gangguan persepsi, gangguan isi pikir dan gagal memakai mekanisme pembelaan yang matang Tahap IV : Memperlihatkan gejala psikotik yang jelas, adanya halusinasi dan waham secar a terus menerus Tahap V : Penderita tidak lagi mengenal keluarga dan menganggap keluarga sebagai penipu. Dapat pula penderita mengamuk. Tahap VI : Penderita nampak seperti robot dn bingung serta gelisah.
G. Penyebab kekambuhan
Faktor – Faktor – faktor faktor yang menyebabkan kekambuhan : 1.
Tidak teratur minum obat, pemakaian obar neuroleptik yang lama dapat menyebabkan efek samping “tardive dyskinesia” (gerakan tidak terkontrol)
2.
lingkungan dengan stressor tinggi
3.
Keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi
4.
Kurangnya aktivitas dan latihan serta suplai nutrisi. 9
H. Tindakan yang dilakukan saat muncul tanda-tanda kekambuhan
Dalam pemberian obat oleh tenaga medis, ada jangka waktu yang diperkirakan oleh tenaga medis hingga obat habis. namun jika dalam prosesnya ternyata obat belum habis dan tanda-tanda kekambuhan muncul, maka keluarga wajib mengantarkan kembali pasien untuk kontrol sehingga dapat dilihat perkembangan dan diproses mana obat tersebut tidak ef ektif.
\
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Dharmadi.
2002.
Skizoprenia.
Diakses
pada
12
Agustus
2010
dari
http://www.resep.web.id/kesehatan/mengenal-penyakit-skizofrenia-salah-satu-gangguan psikosis-fungsional.html. 2. Siswono. 2003. Dinamika keluarga dengan skizoprenia. Diakses pada 12 Agustus 2010 dari http://onlineassociate.net/pdf/angka-kejadian-skizofrenia-di-indonesia/ 3. http://nursingbegin.com/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-obat/ 4. Pariwisata. 2006. Skizofrenia. (http://faktor-kekambuhan-skizofrenia.com, Diakses 23 September 2014).
11