A. TOPIK Pemeriksaan PAP Smear dan IVA B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah
diberikan
penyuluhan,
peserta
diharapkan
mengetahui
tentang
pemeriksaan Pap Smear dan IVA 2. Tujuan Khusus 1. Peserta mengetahui tentang pengertian Pap Smear dan IVA 2. Peserta mengetahui tentang fungsi Pap Smear dan IVA 3. Peserta mengetahui tentang cara pemeriksaan Pap Sear dan IVA C. SASARAN Ibu-ibu rumah tangga D. METODE PEMBELAJARAN Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Metode ceramah dipadukan di padukan dengan metode diskusi dan tanya jawab yang dimaksudkan untuk memotivasi minat dan keterlibatan peserta penyuluhan. E. MEDIA PEMBELAJARAN Media pembelajaran yang digunakan adalah leaflet F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR No. 1.
Waktu
Pembicara
2 menit
Pembukaan :
Peserta
1. Memberi salam
1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
2. Mendengarkan
3. Menyampaikan topik bahasan
3. Mendengarkan
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Mendengarkan
5. Melakukan kontrak waktu
5. Memberikan persetujuan
2.
15 menit
Penyajian Materi : 1. Mengkaji
pengetahuan
awal
1. Menjawab.
peserta tentang topik yang akan disampaikan. 2. Menyampaikan materi tentang pap smear dan IVA.
2. Mendengarkan dan memperhatikan
3.
15 menit
Evaluasi: 1. Memberikan kesempatan pada
1. Bertanya
peserta untuk bertanya. 2. Menanyakan peserta
kembali
tentang
materi
pada
2. Menjawab
yang
telah diberikan. 4.
3 menit
Penutup: 1. Menyimpulkan materi.
1. Mendengarkan
2. Memberi salam.
2. Menjawab salam
G. WAKTU PELAKSANAAN Minggu, 28 Juni 2015 jam 09.00 WIB H. MATERI Terlampir I. METODE EVALUASI Metode yang digunakan dalam evaluasi penyuluhan ini adalah metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. J. ALAT EVALUASI 1. Evaluasi struktur a. Peserta hadir minimal 15 orang b. Penyuluhan dilakukan di Balai Desa c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan 2. Evaluasi proses a. Peserta tertib saat pemberian materi penyuluhan b. Peserta mendengarkan penyuluhan dengan seksama c. Peserta mengajukan pertanyaan 3. Evaluasi hasil a. Peserta dapat menyebutkan definisi Pap Smear dan IVA saat ditanya secara acak b. Peserta dapat menyebutkan fungsi Pap Smear dan IVA saat ditanya secara acak
c. Peserta dapat menyebutkan secara singkat cara pemeriksaan Pap Smear dan IVA saat ditanya acak K. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006, Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Surabaya : Dinkes. Andrijono, (2008) Semua 20% Perempuan Beresiko Kanker Serviks. Diambil 21 Agustus 2017, http://www.Medicastore.com. 2017, http://www.Medicastore.com. Evennett, Karen. 2003. Pap’s Smear Apa yang Anda Ketahui?. Jakarta: Arcan. Kampono, Nugroho. (2007) Kanker Serviks Dan Pencegahannya. Diambil 06 September 2007, http:// www. Kalbe. co.id. Mansjoer, Arif M. 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, Jakarta : Media Aesculapius. Manuaba , I.B.G. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta : EGC. Ramli, Dkk, 2000, Deteksi Dini Kanker, Jakarta : FKUI. TIM PKTP RSUD dr. Soetomo/ FK Unair, 2000 : Buku Acuan Teknik Pengambilan Pap Smear. Surabaya: FK UNAIR Winarto, Hariyono.(2008). Pap Smear Sebagai Upaya Menghindarkan Kanker Leher Alimul Aziz. 2007. Metode 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Data . Jakarta: PT Rineka Cipta Azwar. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya . Yogyakarta : Pustaka Pelajar Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat . Jakarta :EGC Kartono. 2006. Perilaku 2006. Perilaku Manusia. Manusia. Jakarta : EGC Nasir. 2005. Metode 2005. Metode Penelitian. Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Nursalam. 2009. Konsep 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo. 2003. Ilmu 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta : PT Rineka Cipta Notoatmodjo. 2003. Pengantar 2003. Pengantar Perilaku dan Pendidikan Kesehatan. Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta Novel S.Sinta dkk. 2010. Kanker Serviks Servi ks dan Infeksi Human Pappilomavirus (HPV). (HPV). Jakarta : Javamedia Network Sugiyono. 2006. Metode 2006. Metode Penelitian Administrasi. Administrasi. Bandung : ALFABETA Sukaca E. Bertiani. 2009. Cara Cerdas Menghadapi KANKER SERVIK (Leher Rahim). Rahim). Yogyakarta: Genius Printika
Wijaya Delia. 2010. Pembunuh 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik . Yogyakarta : Sinar Kejora L. LAMPIRAN MATERI 1. Materi Pap Smear 1) Pengertian Pap Smear Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas di porsio atau servik uteri (Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000). Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada tanggal 05-10-2008 tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi Wanita Usia Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher rahim (scrapping) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar dapat ditahui terjadinya perubahan atau tidak. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop. 2) Tujuan Pap Smear a. Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV . (Ramli, dkk: 2000). b. Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan sebelum seseorang menderita kanker. (Hariyono.W, 2008). c. Mendeteksi kelainan – kelainan – kelainan kelainan yang terjadi pada sel-sel leher Rahim d. Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000). 3) Sasaran Pap Smear a. Ahli-ahli di Marie Stopes International menganjurkan agar kita melakukan Pap Smear setiap tahun baik wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. b. American Cancer Society petulisannya :” Cancer Related Health Check Up “ menganjurkan sebagai berikut : - Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan juga bagi wanita di bawah 20 tahun yang yang seksual aktif.
- Sesudah 2x pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap test (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR,2000) c. The
British
Medical
Association
Family
Health
Encyclopedia
menganjurkan bahwa seseorang wanita harus melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan seksual, s eksual, dengan Pap Smear kedua 6-12 bulan setelah Pap Smear pertama dan hasil diberikan adalah normal pada selang waktu 3 tahunan selama masa hidupnya. 4) Syarat Pengambilan Pap Smear Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut : a. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya. b. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita c. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 3x24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan d. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya. e. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum
pemeriksaan.
6 Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007). 5) Klasifikasi Pap Smear Klasifikasi menurut Ramli, dkk: 2000, negative: tidak ditemukan sel ganas. Sedangkan klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut : a. Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal. b. Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan. c. Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak konklusif keganasan. d. Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan.
e. Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan. (Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000). Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou : a. Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan ulan g 1 tahun lagi. b. Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai: - Kuman atau virus tertentu. - Sel dengan kariotik ringan. Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan. c. Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1 bulan sesudah pengobatan d. Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian daapat ditempuh 3 jalan, yaitu : - Dilakukan biopsi. - Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan - Rujuk untuk biopsi konfirmasi. e. Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada hasil kelas IV untuk konfirmasi. (Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000). 6) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel – sel abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain : a. Konseling pra pap smear yang tepat - Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya. - Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita - Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
- Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya. - Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan. - Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil
analisis
sel.
(Republika. C, 2007). b. Cara pengambilan kesediaan Pengambilan kesediaan yang tak adekuat (62 %), bisa terjadi kegagalan skrining (15 %), interpretasi (23 %), dan angka positif palsu (3-15 %). Untuk ketepatan diagnostik perlu diperhatikan komponen dosenviks dan ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula c. Petugas kesehatan (dokter/ bidan) Bisa disebabkan oleh : - Kegagalan memberikan pelayanan tes pap. - Kegagalan menyampaikan hasil tes abnormal pada pasien. - Kegagalan merujuk pasien dengan tes abnormal. d. Laboratorium - Kegagalan mendeteksi sel abnormal. - Kegagalan melaporkan kualitas sediaan yang tidak memuaskan - Kegagalan mengajukan pengulangan. - Hapussan terlalu tipis. - Sediaan apusan terlalu kering sebelum di fiksasi. - Cairan fiksasi tidak memakai alkohol 95 %.(Ramli, dkk, 2000) e. Petugas laboratorium - Cara kerja tidak sesuai prosedur. - Reagen yang dipakai sudah expaired. - Pembacaan hasil pemeriksaan sitologi kurang valid. - Keterampilan dan ketelitian spesialis patologi anatomi. 7) Faktor resiko a. Umur Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita
kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakit/mudah mengalami infeksi (Andrijono, 2008). b. Paritas Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup atau viable. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko yang lebih besar terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Jika jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang menjadi keganasan (IBG Manuaba, Manuaba, 1999). c. Sosial ekonomi Golongan social ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel – sel – sel sel mulut rahim, hal ini dikarenakan ketidakmampuan melakukan Pap Smear secara rutin (Andrijono, 2008). d. Usia wanita saat menikah Usia menikah <21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel sel-s el mulut rahim. Hal ini i ni karena pada saat usia muda sel-sel sel -sel rahim masih belum matang. Maka sel – sel sel tersebut tidak rentan terhadap zat – zat – zat zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker (Karen Evennett, 2003). e. Berganti-ganti pasangan Pasangan seksual yang berganti – ganti juga memperbesar risiko kemungkinan terjadinya kanker leher rahim. Bisa saja salah satu pasangan seksual membawa virus HPV yang mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akan mengarah ke keganasan leher rahim (Nugroho. K, 2007) f. Hygiene alat Genetalia
Terlalu sering menngunakan antiseptik untuk mencuci vagina juga ditengarai dapat memicu kanker serviks. Oleh sebab itu, hindari terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptic karena cuci vagina dapat menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi ini akan merangsang terjadinya perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi kanker. ( Rieke. P, 2006 2006 ). 8) Beberapa Hal untuk Menghindari Terjadinya Sel-sel Ganas pada Mulut Rahim a. Melakukan Pap Smear secara teratur. b. Menghindari berganti-ganti pasangan seksual, merokok dan lainnya. c. Menjaga kebersihan organ intim. d. Selalu waspada bila mengalami keputihan dan busuk dari vagina, perdarahan setelah melakukan hubungan intim (Andrijono, 2008). 2. Materi IVA 1) Pengertian IVA IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009). IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010). Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010). Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi. Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel. Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks
yang normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia) (Novel S Sinta,dkk,2010). 2) Tujuan IVA Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim. 3) Keuntungan IVA Menurut (Nugroho. 2010) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya adalah : a. Mudah, praktis, mampu laksana b. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana d. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana Menurut (Emilia. 2010 :53) keuntungan IVA a. Kinerja tes sama dengan tes lain b. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya 4) Jadwal IVA Program Skrining Oleh WHO : a. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun c. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun (Nugroho Taufan, dr. 2010) d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun. e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan. f. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun t ahun 5) Syarat Mengikuti Test IVA a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual b. Tidak sedang datang bulan/haid c. Tidak sedang hamil
d. 3x24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual 6) Kategori IVA Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah: a. IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal. b. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks). c. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ). d. IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA). 7) Tempat Pelayanan IVA
bisa
dilakukan
di
tempat-tempat
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya oleh : a. Perawat terlatih b. Bidan c. Dokter Umum d. Dokter Spesialis Obgyn.