SATUAN PENYULUHAN BATUK EFEKTIF
I.
DASAR PEMIKIRAN
Kurang kontrolnya masyarakat dan perilaku masyarakat terhadap perawatan penyakit pernafasan kadang membuat klien mengalami sakit yang semakin parah, hal ini dikarenakan masyarakat tidak tahu apakah yang harus dilakukan bila ada anggota masyarakat yang menderita sakit pernafasan terutama batuk yang berdahak. Oleh karena itu perlu diberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara mengeluarkan dahak pada pasien yang sakit dengan cara yang mudah dan dapat dilakukan oleh anggota masyarakat yaitu dengan batuk efektif. Begitu juga perhatian dan perilaku masyarakat terhadap perawatan orang yang mengalami gangguan sesak nafas atau asma terkadang membuat pasien harus di rawat di rumah sakit atau berobat yang menghabiskan banyak biasa, sedangkan secara umum kondisi perekonomian di berbagai daerah adalah perekonomian menengah kebawah. Kurangnya pengetahuan tentang cara mengatasi sesak sesak nafas baik karena asma atau penyebab lainnya dapat dilakukan dengan cara penguapan atau yang biasa disebut di dunia kesehatan yaitu inhalasi.
II.
a.
TUJUAN
Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan kepada masyarakat diharapkan diharapkan masyarakat dapat mengerti mengerti dan memahami tentang cara batuk efektif serta dapat melakukan bila ada salah satu satu anggota keluarga yang batuk berdahak.
b.
Tujuan Khusus Masyarakat dapat mengerti dan menjelaskan tentang t entang
1.
Pengertian batuk efektif
2.
Tujuan batuk efektif
III.
SASARAN PENYULUHAN
Sasaran penyuluhan ini adalah masyarakat Dusun Tanjung Rejo II Desa Natar Kecamatan Natar IV.
TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
-
Tempat
: Tn. N
-
Waktu
:
-
Hari/Tanggal
: Selasa, 18 ±07-2006
V.
WIB s/d selesai
METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan bersifat fleksibel artinya akan lebih banyak prioritas terhadap kebutuhan tingkat pengetahuan dan pendidikan mengenai batuk efektif terhadap anggota masyarakat yang mengikuti penyuluhan : -
Ceramah.
-
Tanya jawab.
-
Demonstrasi. VI.
ALAT PERAGA
Alat peraga yang digunakan untuk batuk efektif 1. Tissu 2.
Tempat dahak
3.
1 gelas berisi air hangat Alat peraga yang digunakan untuk inhalasi
4.
Baskom
5.
Handuk
6.
Air hangat
7.
Minyak kayu putih VII.
a.
STRATEGI.
Persiapan.
-
Konsultasi dengan pembimbing.
-
Menyiapkan alat dan bahan.
-
Melakukan koordinasi dengan pihak Puskesmas Natar
-
b.
Pelaksanaan. Melakukan ceramah dengan materi batuk efektif
-
Tanya jawab.
-
Evaluasi : tanya jawab dengan masyarakat/peserta.
c.
Penutup. VIII.
1. 2.
EVALUASI
Evaluasi dilakukan secara langsung dengan tanya jawab Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan masyarakat dapat mengerti dan mengetahui apa yang di maksud dengan pengertian serta tujuan dilakukannya batuk efektif.
Lampiran Materi BATUK EFEKTIF
1.
Pengertian
Latihan batuk efektif adalah suatu metode atau cara untuk mengeluarkan sputum yang ada didalam saluran pernafasan 2.
Tujuan dilakukannya latihan batuk efektif adalah
q Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsi dengan baik q Mengeluarkan dahak atau seputum yang ada disaluran pernafasan q Melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan dengan baik 3.
Alat dan bahan yang dipakai
q Tissu q Tempat dahak q 1 gelas berisi air hangat 4.
Cara melakukan latihan batuk efektif Latihan batuk efektif :
a.
Ajarkan klien agar melakukan tekhnik nafas dalam 2-3 kali
b.
Minta klien menarik nafas dalam lalu menahan selama 2-3 detik lalu menghembuskan nafas sambil mengeluarkan dahak yang ada ditenggorokkan
c.
Lakukan beberapa kali tapi jangan terlalu sering
Health Education BATUK EFEKTIF DAN NAFAS DALAM Pengertian Batuk efektif : merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. Tujuan Batuk efektif dan napas dalam merupakan teknik batuk efektif yang menekankan inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan : a) Merangsang terbukanya system kolateral.b) Meningkatkan distribusi ventilasi.c) Meningkatkan volume parud) Memfasilitasi pembersihan saluran napas ( Jenkins, 1996 ) Batuk Yang tidak efektif menyebabkan : 1) Kolaps saluran nafas 2) Ruptur dinding alveoli 3) Pneumothoraks Indikasi Dilakukan pada pasien seperti : COPD/PPOK, Emphysema, Fibrosis, Asma, chest infection, pasien bedrest at au post operasi I. Latihan Pernafasan Tujuan latihan pernafasan adalah untuk: 1.Mengatur frekuensi dan pola napas sehingga mengurangi air trapping 2.Memperbaiki fungsi diafragma 3.Memperbaiki mobilitas sangkar toraks 4.Memperbaiki ventilasi alveoli untuk memperbaiki pertukaran gas tanpa meningkatkan kerja pernapasan. 5.Mengatur dan mengkoordinir kecepatan pernapasan sehingga bernapas lebih efektif dan mengurangi kerja pernapasan a. Pernafasan Diafragma
Pemberian
oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen di rumah. Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring ke kiri atau ke kanan, mendatar atau setengah duduk. Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian tengah, tangan yang lain di atas dada. Akan dirasakan perut bagian atas mengembang dan tulang rusuk bagian bawah membuka. Penderita perlu disadarkan bahwa diafragma memang turun pada waktu inspirasi. Saat gerakan (ekskursi) dada minimal. Dinding dada dan o tot bantu napas relaksasi. Penderita
menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan melalui mulut (pu rsed lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan memaks imalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat berkontraksi selama inspirasi untuk memudahkan gerakan diafragma dan meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian bawah. Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk menggerakkan diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,51 kg dapat diletakkan di atas dinding perut untuk membantu aktivitas ini. b. Pursed lips breathing menarik
napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik melalui hidung (bukan menarik napas dalam) dengan mulut tertutup kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut dengan posisi seperti bersiul PLB
dilakukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen selama ekspirasi Selama PLB tidak ada udara ekspirasi yang mengalir melalui hidung Dengan pursed lips breathing (PLB) akan terjadi peningkatan tekanan pada rongga mulut, kemudian tekanan ini akan diteruskan melalui cabang-cabang bronkus sehingga dapat mencegah air trapping dan kolaps saluran napas kecil pada waktu ekspirasi C. Lower Side Rib Breathing Letakkan
kedua tangan di bagian bawah kedua rusuk Tarik nafas dalam dan pelan, sehingga tangan terasa maju kedepan Keluarkan nafas secara pelan melalui mulut(pursed lips breathing) sehingga t angan terasa kembali pada posisi semula. Istirahat D. Lower Back and Ribs Breathing Duduk
di kursi, Letakkan kedua tangan di punggung, tahan dan luruskan punggung Tariklah nafas dalam dan pelan sehingga rongga rusuk belakang mengembang Tahan kedua tangan, keluarkan nafas secara pelan E. Segmental Breathing
Letakkan
tangan pada kedua bagian rusuk bawah Tarik nafas dalam dan pelan, konsentrasikan kepada bagian kanan rusuk dan tangan mengembang Pastikan/usahakan bagian rongga rusuk/tangan kanan mengembang lebih besar dibandingkan dengan bagian kiri Tahan tangan, keluarkan nafas secara perlahan dan rasakan rongga rusuk/kanan yang mengembang kembali seperti semula Ulangi, dan lakukan sebaliknya untuk bagian kiri sama seperti tehnik diatas KEGUNAAN LATIHAN NAFAS Latihan
Nafas Dalam Untuk mengurangi Rasa Nyeri Postsurgical Deep Breathing/Nafas dalam setelah Operasi Latihan Nafas Dalam Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Pasien
tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang. Letakkan tangan diatas perut Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat. Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut. Lakukan hal ini berulang ka li (kurang lebih 15 kali) Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif. Postsurgical Deep Breathing/Nafas dalam setelah Operasi Cara latihan napas dalam pasca operasi : Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan. Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk pada bagian yang terdapat luka operasi dengan kedua tangan Bernafaslah dengan normal Bernafaslah dengan dalam melalui hidung, Rasakan lambung menekan keluar ketika bernafas Lipatkan bibir seperti meniup lilin Kemudian tiupkan perlahan melalui mulut, rasakan dada menurun ketika mengeluarkan nafas Istirahat untuk beberapa saat Ulangi tindakan diatas beberapa kali II. Latihan Batuk/Batuk Efektif
Huff
Coughing adalah tehnik mengontrol batuk yang dapat digunakan pada pasien menderita penyakit paru-paru seperti COPD/PPOK, emphysema atau cystic fibrosis. Postsurgical Deep Coughing Huff Coughing Untuk
menyiapkan paru-paru dan saluran nafas dari Tehnik Batuk huff, keluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas. Mulai dengan bernafas pelan. Ambil nafas secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan nafas secar perlahan selama 3 ± 4 detik. Tarik nafas secara diafragma, Lakukan secara pelan dan nyaman, jangan sampai overventilasi paru-paru. Setelah menarik nafas secra perlahan, tahan nafas selama 3 detik, Ini untuk mengontrol nafas dan mempersiapkan melakukan batuk huff secara efektif. Angkat
dagu agak keatas, dan gunakan otot perut untuk melakukan pengeluaran nafas cepat sebanyak 3 kali dengan saluran nafas dan mulut terbuka, keluarkan dengan bunyi Ha,ha,ha atau huff, huff, huff. Tindakan ini membantu epligotis terbuka dan mempermudah pengeluaran mucus. Kontrol nafas, kemudian ambil napas pelan 2 kali. Ulangi tehnik batuk diatas sampai mucus sampai ke belakang tenggorokkan Setelah itu batukkan dan keluarkan mucus/dahak Postsurgical Deep Coughing Step 1 : Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan. Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk terhadap luka operasi dengan kedua tangan Bernafaslah dengan normal Step 2 : Bernafaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung. Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui mulut, Ulangi untuk yang kedua kalinya. Untuk ketiga kalinya, Ambil nafas secara pelan dan dalam melalui hidung, Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh mungkin. Step 3 : Batukkan 2 ± 3 kali secara berturut-turut. Usahakan untuk mengeluarkan udara dari paru-paru semaksimalkan mungkin ketika batuk. Relax dan bernafas seperti biasa Ulangi tindakan diatas seperti yang d iarahkan. PENGKAJIAN SISTEM PERNAFASAN
A. KELUHAN UTAMA : Batuk (Cough) Peningkatan Produksi Sputum Dyspnea Hemoptysis Chest Pain B. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU Riwayat
merokok Pengobatan saat ini dan masa lalu Alergi Tempat tinggal C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Penyakit
infeksi tertentu : khususnya tuberkulosa Kelainan alergis, seperti asthma bronchial REVIEW SISTEM (Head to Toe) a. Inspeksi Kelainan pada bentuk dada : Barrel Chest Funnel Chest (Pectus Excavatum) Pigeon Chest (Pectus Carinatum) Kyphoscoliosis b. Palpasi c. PerkusiSuara perkusi normal :Resonan (Sonor) : bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada jaringan paru normal Dullness : dihasilkan di atas bagian jantung atau paru Tympany : musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi udara Suara Perkusi Abnormal : a.Hiperresonan : bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang abnormal berisi udara.Flatness : sangat dullness dan oleh karena itu nada nya lebih tinggi. Dapat didengar pada perkusi daerah paha, dimana areanya seluruhnya berisi jaringan. d. Auskultasi Merupakan
pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara nafas normal, suara tambahan (abnormal). Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke
alveoli, dengan sifat bersih Suara nafas normal : a) Bronchial b) Bronchovesikular c) Vesikular d) Wheezing e) Ronchi f) Pleural friction rub g) Crackles Fine crackles . Coarse crackles DIAGNOSA KEPERAWATAN Proses Ventilasi 1. Bersihan Jalan nafas tidak efektif Proses Difusi 2. Kerusakan pertukaran gasProses Transprtasi Gas 3. Pola nafas tidak efektif Lain-lain 4. Intoleran Aktifitas 5. Penurunan Curah Jantung 6. Risiko terhadap aspirasi PERENCANAAN 1.INTERVENSI UMUM Posisi Kontrol lingkungan Aktivitas dan Istirahat Oral hygiene 2. TERAPI RESPIRASI a.Memfasilitasi Batuk Efektif dan Nafas Dalam b.Fisioterapi Dada/Chest Physiotherapy c.Oksigen IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai tujuan dan kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses.
SATUAN ACARA PENGAJARAN ( S.A.P )
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan III (Nifas) Kode Mata Kuliah : Bd. 303 Pokok Bahasan : Konsep Dasar Nifas Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Masa Nifas 2. Tujuan Asuhan Kebidanan Nifas 3. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas 4. Tahapan Masa Nifas 5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas Sasaran Didik : Mahaiswa Akbid NU Tuban Angkatan / Semester : III/ III ( TA 2007/20 08) Beban Studi : 2 SKS (T =1, P =1) Waktu Pertemuan : 2 x 60 menit Pertemuan ke : 1 Dosen : Yoana Widyasari, SST I.TUJUAN INSTRUKSIONAL A.Umum Menjelaskan konsep Dasar pada masa nifas. B. Khusus Setelah mengikuti pembelajaran dikelas, mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan pengertian masa nifas 2. Menyebutkan tujuan asuhan kebidanan masa nifas 3. Menjelaskan peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas 4. Menjelaskan tahapan masa nifas 5. Menjelaskan kebijakan program nasional masa nifas II. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR A. MATERI Pendahuluan Seperti diketahui Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menurun sangat lambat (450/100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 373/100.000 kelahiran hidup SKRT 1995) dan masih tertinggi diantara negara ASEAN. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) telah menurun cukup cepat, pemerintah Indonesia bertekat untuk menurunkan AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 15/1000 kelahiran hidup pada tahu 2010.
Salah satu factor kematian ibu adalah perdarahan masa nifas yang bias disebabkan karena kurangnya pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan program pemerintah yang tidak berjalan,masa nifas adalah masa setelah placenta lahir sampai dengan 6 minggu post partum dan terdiri dari tiga tahapan yaitu puerperium dini, intermedial dan remote puerperium.dalam masa nifas ini bidan mempunyai peran dan tanggung jawab dalam melekukan manajemen asuhan dan memberikan asuhan. Uraian Materi 1. Definisi Masa Nifas Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ket ika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2002. p N 23 dan Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2001. p 122). Wanita yang melalui periode puerperium di sebut puerpura (Varney µs midwifery 3 rd. ed. 1997.p 623-628) Puerperium (Nifas) berlangsung selama 6 minggu at au 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.(Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. 1998. p 190). Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sa mpai alatalat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu. (Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi jilid I. Edisi 2. 1998. p 115). Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bias jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. (Buku BAYI panduan lengkap sejak dalam kandungan hingga merawat bayi.2003. p 69). Jadi Masa Nipas (puerperium ) adalah masa setelah k eluarnya plecenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara no rmal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. 2. Tujuan Asuhan Masa Nifas Asuhan nifas diperlukan pada periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pert ama. Tujuan Umum : Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak. Tujuan Khusus :
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik. Ø Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendetek si masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Ø Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawat an kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. Ø Memberikan pelayanan keluarga berencana. Ø
3. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas 1. Mendeteksi konplikasi dan perlunya rujukan 2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman 3. Memfasilitasi hubungan ikatan batin antara ibu dan bayi 4. Memulai dan mendorong pemberian ASI. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas. 5. Memberikan asuhan secara professional. 4. Tahapan Masa Nifas Nifas dibagi dalam 3 periode yaitu : 1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan ber jalan-jalan. 2. Puerperium intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia lamanya 6-8 minggu. 3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bias berminggu-minggu, bulanan atau tahunan. 5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas Dalam kebijakan program nasional masa nifas adalah melakukan kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah , mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan Waktu Kunjungan 1 : 6 ± 8 PP Kunjungan 2 : 6 hari PP Kunjungan 3 : 2 minggu PP Kunjungan 4 : 6 minggu PP
Kesimpulan Konsep dasar nifas adalah masa setelah placenta lahir sampai kembalinya alat-alat reproduksi seperti sebelum hamil,yang berlangsung kira 6 minggu atau 40 hari.yang terdiri dari 3 tahapan yaitu puerperium dini, puerperium intermedial dan remote puerperium.dalam kebijakan program nasional masa nifas adalah melakukan kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan