TEKNOLOGI PERANCAH dan ACUAN “SCAFFOLDING”
Disusun oleh:
K. Alma BIntargo (100522302317) M. Arif Riyan (100522302305)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN AJARAN 2010/2011
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah “TEKNOLOGI PERANCAH dan ACUAN” dengan membahas tentang scaffolding. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan dosen “TEKNOLOGI PERANCAH dan ACUAN”, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak dosen bidang studi “TEKNOLOGI PERANCAH dan ACUAN” yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini. 2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan dan saya mohon maaf apabila tugas ini banyak memiliki kesalahan.
DEFINISI Pengertian istilah scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa bangunan kerangka sementara atau penyangga (biasanya terbuat dari bambu, kayu, atau batang besi) yang memudahkan pekerja membangun gedung. Scaffolding diartikan ke dalam bahasa Indonesia “perancah”, yaitu bambu (balok dsb) yang dipasang untuk tumpuan ketika hendak mendirikan rumah, membuat tembok, dan sebagainya. Secara umum scaffolding atau staging ialah suatu bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran. Scaffolding yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseorang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan mempergunakan tangga. Scaffolding atau staging memiliki potensi bahaya terhadap pekerja ketika memasuki atau meninggalkannya. Agar aman, scaffolding harus terbuat dari material khusus yang diizinkan. Pencegahan bahaya jatuh harus dilakukan terhadap pekerja diatasnya, termasuk pencegahan terhadap benda-benda jatuh. Potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari scaffolding yang kurang baik adalah: - Kegagalan komponen staging atau beban berlebih dapat menimbulkan keruntuhan unit keseluruhan atau sebagian menyebabkan pekerja terjatuh. - Pekerja jatuh dari staging akibat lemahnya sisi penguat. - Benda-benda jatuh dari staging dan melukai pekerja dibawahnya.
- Lonjakan (misalnya pergerakan lantai kerja) ketika bekerja dengan floating scaffolding. - Pekerja diatas scaffolding terjatuh ke lantai dibawahnya. - Benda-benda jatuh dari scaffolding dan mengenai pekerja dibawahnya. Pada Jaman dahulu orang menggunakan Scaffolding dari bahan bambu ataupun kayu. Namun seiring dengan perkembangan Jaman maka barang tersebut dibuat dari pipa besi, sehingga dapat dipergunakan kembali untuk proyek selanjutnya. Penyewaan Scaffolding dari pipa besi digunakan sebagai alat bantu dalam pengerjaan proyek-proyek besar atau proyek bangunan tinggi. Scaffolding sendiri terbuat dari pipa-pipa yang dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan biaya menggunakan kayu dan biaya penggunaan scaffolding. Scaffolding dari pipa besi digunakan sebagai pengganti kayu dalam membangun suatu proyek. Seperti diketahui bahwa pemerintah sedang mencanangkan “Go Green” untuk melestarikan hutan yang ada di Indonesia, sehingga hutan dapat menghasilkan banyak oksigen bagi kita semua. Mari beralih ke scaffolding untuk pembangunan kita.
CONTOH GAMBAR SCAFFOLDING DARI KAYU: Scaffolding kayu penyangga plat lantai.
STRUKTUR SCAFFOLDING DA PIPA BESI:
BAGIAN-BAGIAN SCAFFOLDING PIPA BESI. - Main Frame Struktur ini berfungsi sebagai struktur utama dari scaffolding - Cross Brace Berfungsi sebagai pengikat dan pengaku pada suatu scaffolding agar scaffolding tidak goyang dan tetap berdiri tegak - Brace Lock (pen) Berfungsi sebagai pengunci antara main frame dan cross brace sehingga cross brace dapat terikat dengan baik. Terletak pada badan frame.
- Joint Pin Joint pin berfungsi sebagai penyambung bagian-nagian scaffolding, misalnya penyambung antara frame. - Jack Base Berfungsi sebagai kaki scaffolding yang dapat dinaik turunkan untuk menambah ketinggian scaffolding sesuai dengan yang diinginkan. - U-Head Jack Berfungsi sebagai penghubung antara scaffolding dengan kayu-kayu begisting. Sama dengan Jack Base, U-Head Jack dapat dinaik turunkan sesuai dengan ketinggian yang diinginkan. - Catwalk/Deck/Platform Berfungsi sebagai tempat berpijak antara frame-frame scaffolding. Catwalk/Deck/Platform digunakan pada scaffolding sebagai akses atau akomodasi untuk para pekerja bangunan. - Coupler Berfungsi sebagai penyambung jika ingin menambah pipa-pipa penguat diluar bagian-bagian utama.
INSPEKSI PEMASANGAN SCAFFOLDING
SYARAT SCAFFOLDING: - Scaffolding harus beriri tegak lurus. Hal ini berfungsi untuk mencegah perubahan bekisting akibat gaya-gaya horizontal. Penyetelan dalam arah tegak lurus harus dengan waterpas. - Bila beberapa lantai akan dicor berurutan, maka lendutan akibat dari lantai yang telah mengeras harus dihindarkan dengan menempatkan scaffolding diperpanjangannya sebaik mungkin. - Penentuan tempat dari scaffolding. Tempat dari scaffolding perlu dipilih sedemikian rupa sehingga beban-beban dapat terbagi serata mungkin. Hal ini berguna untuk mencegah perubahan bentuk yang berbeda-beda akibat dari perpendekan elastic scaffolding yang timbul karena pembebanan dan perbedaan penurunan tanah. -
Semua scaffolding dan penyangganya harus mampu menyangga beban sesuai rancangannya dengan factor keamanan tidak kurang dari 4.
- Semua kayu yang digunakan dalam konstruksinya harus lurus dan tidak cacat/rusak. - Scaffolding harus terawat dan dalam kondisi aman. Setiap komponen yang patah, terbakar atau kerusakan lainnya harus diganti. - Benda-benda tidak stabil seperti drum, box, kaleng, tidak boleh dipergunakan sebagai lantai kerja (platform) ataupun penyangga lantai kerja. -
Scaffolding
dalam
pemasangan,
pemindahan,
pembongkaran,
perubahan/modifikasi harus dalam pengawasan personil yang berkompeten.
Kerugian–kerugian Jika Acuan dan Perancah Kurang Baik 1. Perubahan geometric Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan rencana, misalkan : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku, akibatnya akan mengadakan perbaikan lagi atau misalkan perlu ditambahkan pekerjaan finishing lagi. 2. Penurunan mutu beton Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya, hal ini akan mengakibatkan air yang diikuti semen tadi keluar sehingga mutu / kekuatan beton menjadi berkurang 3. Terjadinya perubahan dimensi Terjadinya perubahan ukuran dari dimensi yang kita rencanakan akibatnya jika terjadi perubahan ini maka akan memperbesar dan memperkecil volumenya. Sedangkan untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya lagi, hal ini akan menghambat pekerjaan yang lainnya.
ALAT-ALAT YANG SERING DIGUNAKAN DALAM ACUAN DAN PERANCAH II. 1. Meteran Baja (kecil) Meteran terbuat dari plat baja tipis sekali dan digulung dalam suatu kotak sebagai pelindungnya. Tercantum ukuran dalam mm, cm, dan inchi. Gunanya untuk mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan tinggi. Panjang : 2-5 m Lebar
: 1-2 cm
Tebal plat : 0.2 mm 2. Unting-unting Alat ini terbuat dari kuningan, besi atau timah dengan berat 100 gr s/d 500 gr. Ditengahnya dipasang benang. Gunanya untuk mengukur ketegakkan. Panjang : 12 ½ cm Barat
: 100 gr
3. Waterpass Kerangka
terbuat
dari
alumunium
dan
dilengkapi dengan tabung yang berisi cairan ether yang ada gelembung udaranya. Digunakan untuk mengukur kedataran dan ketegakkan pasangan. Lebar
: 5 cm Panjang : 60-120 cm Tebal
: 3 cm
Tabung gas
: ½ cm
4. Gergaji Mesin Digunakan untuk memotong dan membelah kayu sama
seperti
Gergaji
manual,
namun
gergaji
ini
menggunakan daya listrik sehingga kerjanya lebih cepat, rapi, dan mudah digunakan.
5. Roll Kabel Digunakan menyambungkan listrik dengan alat kerja yang menggunakan listrik seperti ketam listrik, gergaji listrik, bor listrik dan macam-macam alat kerja bantu yang menggunakan listrik yang berada jauh dari sumber listri. 6. Palu Cakar Umumnya digunakan untuk memukul benda-benda dari besi/baja seperti paku dan digunakan juga untuk mencabut paku.
7. Gergaji Tangan Digunakan untuk memotong dan membelah kayu dengan cara manual. Gergaji terbuat dari sebilah baja tipis yang tipis satunya dibuat bergigi tajam dan diberi tangkai pegangan dari kayu. 8. Mistar Siku Mistar yang daun dan badannya terbuat dari baja. Sudut yang berbentuk dari keduanya adalah 90º. Berfungsi membuat garis-garis penyiku sekeliling kayu, mengecek kesikuan kayu, dan memberi garis melintang serat. 9. Rapid Klam Berfungsi sebagai pengunci atau pengikat dari cetakan yang kita buat. Terbuat dari kuningan atau baja. 10. Kunci Rapid Clamp Sebagai alat yang mempermudah mengunci atau mengikat rapid clamp. 11. Plat Clamp Berfungsi sebagai pengunci atau pengikat dari cetakan yang kita buat. Terbuat dari baja. 12. Baji Berfungsi sebagai pengunci rapid clamp baja yang berbentuk lempengan baja yang dimana di tengah rapid clamp baja tersebut terdapat lubang untuk baji sebagai pengikat atau pengunci cetakan yang kita buat.
13. Kakatua Kakatua digunakan sebagai pemotong kawat dan pengencang kawat 14. linggis. Linggis digunakan untuk membuka sambungan paku dan kayu 15. lempengan baja Sebagai pengeratdari pada rapid clamp 16. Tangga Berfungsi sebagai alat bantu naik jika tempatnya tinggi 17. Kapur/Pensil Kapur/Pensil digunakan sebagai penanda, ataupun sebagai untuk membuat gambaran antride optride tangga. 18. Kunci Kunci Berfungsi sebagai pengencang dan pengendur mur. 19. Mur Mur digunakan sebagai pengencang rapid clamp. 20. Kaca Mata Kaca mata digunakan sebagai pelindung mata agar mata tidak terkena debu ataupun potongan kayu pada saat memotong kayu dengan gergaji mesin.
21. Helm Helm digunakan sebagai pelindung kepala agar benda yang jatuh tidak langsung terbentur kepala pada saat melakukan pembongkaran. 22. Baja tulangan Sebagai sambungan rapid clamp 23. Earphone Earphone digunakan sebagai penutup telinga agar tidak terdengar suara bising pada memotong kayu dengan gergaji mesin. 24. Roll Meter Besar Fungsinya sama dengan meteran baja, namun meteran ini bisa digunakan dengan jarak yang lebih panjang. 25. Selang Selang digunakan sebagai penyama elevasi. 26. Steel Proof Steel Proof memiliki fungsi yang sama dengan dolken pada Acuan dan Perancah I, akan tetapi steel proof biasanya digunakan pada gedung yang tinggi.Steel Proof memiliki tinggi yang dapat diatur. Kelebihan Steel Proof dibandingkan dolken ,antara lain: a) Steel Proof lebih simple dari dolken. b) Steel Proof memiliki bentuk yang sama sehingga mempermudah dalam penegakannya dan pengaturan kedatarannya. c) Ketinggian Steel proof dapat diatur sesuai dengan yang dinginkan sedangkan Dolken jika tingginya kurang harus disambung.
KESIMPULAN Scaffolding dapat dibuat dari bahan bambu ataupun kayu. Namun seiring dengan perkembangan Jaman maka scaffolding dibuat dari pipa besi, sehingga dapat dipergunakan kembali untuk proyek selanjutnya. Scaffolding yang dibuat penyangga kontruksi harus memenuhi syarat-syarat yang sudah diperhitungkan keamanannya, untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan pada pembangunan. Scaffolding yg dibuat dengan benar juga akan menghasilkan hasil kontruksi yang baik dan sesuan dengan yang diinginkan.