SISTEM TENAGA LISTRIK I.
Pengertian umum sistem tenaga listrik 1.
Umum Sistem tenaga listrik adalah suatu sistem yang berfungsi untuk membangkitkan,
mentransmisikan dan mendistribusikan energi listrik dari pusat pembangkit sampai konsumen Tiga komponen utama dari sistem tenaga listrik a. Pembangkit b. Transmisi c. Distribusi Penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit sampai ke konsumen dapat digambarkan seperti gambar 1.1, pada gambar di bawah ini sudah mencakup ketiga unsur dari tiga komponen utama sistem tenaga listrik
Apabila saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik bertegangan tingi ke pusatpusat beban dalam jumlah besar, maka saluran distribusi berfungsi membagikan tenaga listrik tersebut kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan rendah. Generator sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan tenaga listrik dengan tegangan antara 6 – 20 kV yang kemudian, dengan bantuan transformator, tegangan tersebut dinaikkan menjadi 150-500 kV. Saluran tegangan tinggi (STT) menyalurkan tenaga listrik menuju pusat penerima; disini tegangan diturunkan menjadi tegangan subtransmisi 70kV. Pada gardu induk (GI), tenaga listrik yang
diterima kemudian dilepaskan menuju trafo distribusi (TD) dalam bentuk tegangan menengah 20kV. Melalui trafo distribusi yang terbesar di berbagai pusat beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan rendah 220/380 V yang akhirnya diterima pihak pemakai. Contoh saluran transmisi. 2.
Pembangkit Pembangkit adalah tempat dibangkitkannya energi listrik peralatan utama pada
pembangkit adalah turbin dan generator. Pembangkit berfungsi untuk mengkonversikan sumber daya energi primer menjadi energi listrik. Pusat pembangkit listri konversional mencakup -
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
-
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA
-
Pusat Listrik Tenga Gas (Gas)
-
Pusat Listrik Tenga Diesel (PLTD) Disamping pembangkit listrik konversional masih ada pembangkit listrik non
konversional seperti -
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
-
Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
3.
Transmisi Saluran transmisi berfungsi untuk mengirim atau mentransmisikan energi listrik
dari pusat pembangkit sampai pada gardu distribusi dengan menggunakan tegangan tinggi dan menengah. Saluran transmisi dibagi dua: 1) Saluran transmisi tegangan tinggi 2) Saluran transmisi tegangan menengah 4.
Distribusi Tenaga Listrik Saluran distribusi berfungsi untuk mendistribusikan energi listrik dari gardu
distribusi ke konsumen dengan menggunakan tegangan rendah.
Sistem distribusi dapat pula di kelompokkan dalam dua tingkat yaitu : •
Jaringan Distribusi Primer (Jaringan Distribusi Tegangan Menengah)
•
Jaringan distribusi sekunder (Jaringan Distribusi Tegangan Rendah)
Jaringan distribusi primer (JDTM) merupakan suatu jaringan yang letaknya sebelum gardu distribusi
berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan
menengah (misalnya 6kV atau 20 kV). Hantaran dapat berupa listrik bertegangan rendah (misalnya 220 V/380 V). hantara berupa kabel tanah atau kawat udara yang menghubungkan dari gardu distribusi (sisi sekunder trafo distribusi) ke tempat konsumen atau pemakai (misalnya industri atau rumah-rumah) Sedangkan gardu distribusi sendiri adala suatu tempat/sarana, dimana terdapat transformator step down yaitu transformator yang menurunkan tegangan dari tegangan menengah menjadi tegangan rendah (sesuai kebutuhan konsumen). Tegangan distribusi (nominal) dari beberapa negara, terutama negara tetangga dapat dilihat pada tabel 1.1 [1] Tabel 1.1 Frekwensi dan tegangan suplai (nominal) Negara Burma
Frekwensi 50
Tingkat pasokan tegangan (nominal) 11 kV; 11,2 kV 127/220 V; 220/380V
India
50 & 25
22kV;11kV 250/440V; 230/400 V; 230/460 V.
Indonesia
50
6kV;20kV 127/220 V; 220/380 V.
Philipina
60
13,8 kV; 4,16 kV ; 2,4 kV 110/220 V
Singapura
50
20kV;6,6kV 230/440 V, 230V
Perancis
50
20 kV ; 15 kV 230/380 V; 127/220 V
Jerman
50
20kV ; 10kV ; 6kV 220/380 V; 220 V.
Jaringan distribusi primer atau JTM dapat berupa fasa-tiga; rasa-tunggal atau Single Wire Earth Return (SWER). Jaringan Distribusi sekunder atau jaringan tegangan rendah (JTR) dapat berupa fasa-tunggal ; fasa-tiga dengan empat kawat atau fasa-tunggal tida kawat dari sistem JTM SWER. Pada gambar 1.2 dapat dilihat sederhana macam sistem distribusi yang dimaksud. Tegangan kerja dari bagian-bagian dari sistem adalah: a. Pusat Pembangkit/Generator (air, diesel, thermis, dll.): 0,4/0,44; 6,6; 10,5; 11; 13,8; 15,75; 21,33; kV b. Transmisi -
Tegangan transmisi: 220; 400; 500; 750; 765; 800 kV dan sebagainya.
Indonesia: 150; 500kV. -
Tegangan sub-transmisi: 33; 66; 110; 132; kV dsb.
c. Distribusi -
Tegangan sisi primer gardu distribusi: 3,3; 6,6; 22; 66kV dsb. Indonesia 6
dan 20 kV. -
Tegangan sisi sekunder gardu distribusi: 240/415 dan 250/431 volt, fasa
tifa dengan empat kawat 220/440 Volt fasa tunggal ke netral (dari T.M SWER). Indonesia: fasa-tiga empat kawat 220/380 V dan 127/220V.
Daftar Pustaka 1.
Zuhai, Dasar Teknik Tenaga Listrik, 200.
2.
As. Pabla, Distribusi Tenaga Listrik
3.
Makalah, PLN.