PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN HIV No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/3
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
Tanggal terbit
Ditetapkan, Direktur Utama
1. HIV adalah virus penyebab gangguan kekebalan tubuh yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh. 2. Pemeriksaan anti-HIV adalah proses pemeriksaan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dalam darah. Pemeriksaan terdiri dari 2 tahap yaitu penyaring dan konfirmasi.
TUJUAN
Diperoleh bahan pemeriksaan yang baik, sehingga hasil pemeriksaan akurat
KEBIJAKAN
Pengambilan darah untuk bahan pemeriksaan antiHIV harus dilakukan sesuai dengan petunjuk atau prosedur
PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN HIV No. Dokumen No. Revisi Halaman 2/3
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
Tanggal terbit
Ditetapkan, Direktur Utama
Persiapan alat: 1. SST + gel vacutainer 7 mL 2. Jarum vacutainer 3. Adaptor /handel vacutainer 4. Alcohol swabs 5. Tourniquet 6. Plester steril 7. Centrifuge 8. Plastic vials 1,5 mL bertutup 9. Adhesive label 10. Marker permanen 11. Sharp container 12. Pipet Pasteur disposabel 13. Parafilm 14. Refrigerator 2-8C atau freezer -20C 15. Kantong plastik biohazard Cara pengambilan darah dan penyimpanan bahan pemeriksaan: 1. Siapkan semua alat yang akan dipakai. 2. Tuliskan identitas subjek yang akan diperiksa (nama, nomor, tanggal dan jam pengambilan) pada label di opermukaan vacutainer 3. Pasang jarum vacutainer dan tabung vacutainer pada adaptor 4. Pakai sarung tangan 5. Pasang tourniquet pada lengan atas dan tentukan daerah yang akan ditusuk. 6. Lakukan disinfeksi dengan alcohol swab dari dalam ke luar 7. Tusukkan jarum ke dalam vena dan setelah masuk ke dalam lumen vena, dorong tabung vacutainer sehingga jarum menembus tutup tabung
PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN HIV No. Dokumen No. Revisi Halaman 3/3 PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
Ditetapkan, Direktur Utama
8. Biarkan tabung terisi dengan sendirinya sampai volume yang diperlukan. 9. Lepaskan tourniquet dan tarik jarum ke luar dari vena 10. Tekan tempat tusukan selama 2 menit, lalu tutup dengan plester steril 11. Lepaskan tabung vacutainer dari adaptor dan biarkan selama 1 jam dalam suhu kamar. 12. Buang jarum bekas pakai dalam sharp container 13. Setelah 1 jam putar tabung vacutainer pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit 14. Siapkan 2-3 buah plastic vial dan beri label dengan identitas subjek yang diperiksa 15. Pindahkan serum ke dalam plastic vial dengan pipet Pasteur 16. Tutup vial tersebut rapat-rapat dan lapisi dengan Parafilm 17. Simpan 1 vial berisi serum pada suhu 2-8C sampai pada saat pemeriksaan dan vial sisanya dalam freezer –20C UNIT TERKAIT
Departemen Patologi Klinik
PROSEDUR PENGIRIMAN BAHAN DARAH DARI LOKET KE TEMPAT PEMERIKSAAN No. Dokumen
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
No. Revisi
Tanggal terbit
Halaman 1/1
Ditetapkan, Direktur Utama
1. HIV adalah virus penyebab gangguan kekebalan tubuh yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh. 2. Pemeriksaan anti-HIV adalah proses pemeriksaan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dalam darah. Pemeriksaan terdiri dari 2 tahap yaitu penyaring dan konfirmasi.
TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
Diperoleh bahan pemeriksaan yang benar, sehingga hasil pemeriksaan akurat 1. Uji dikerjakan oleh analis terlatih 2. Uji dikerjakan secara automatis 3. Uji dikerjakan menggunakan reagen Persiapan alat: 1. Kantong plastik yang dapat ditutup rapat 2. Buku ekspedisi Cara pengiriman: 1. Tuliskan identitas bahan pemeriksaan pada buku ekspedisi dan paraf oleh petugas loket 5 yang akan mengirimkan bahan pemeriksaan 2. Masukkan vacutainer ke dalam kantong plastik yang dapat ditutup rapat 3. Letakkan formulir permintaan pemeriksaan dan kantong plastik berisi vacutainer pada sebuah kotak plastik 4. Bawa kotak plastik ke laboratorium seksi imunologi 5. Dalam laboratorium serahkan formulir permintaan pemeriksaan dan kantong plastik berisi vacutainer ke petugas yang akan memeriksa 6. Lakukan serah terima dengan meminta petugas yang menerima untuk membubuhkan parafnya pada buku ekspedisi
UNIT TERKAIT
Departemen Patologi Klinik
PROSEDUR PENERIMAAN BAHAN RUJUKAN DARI LUAR RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO SERTA PENGAMBILAN HASIL UNTUK PEMERIKSAAN HIV No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1 PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Tanggal terbit
Ditetapkan, Direktur Utama
1. HIV adalah virus penyebab gangguan kekebalan tubuh yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh. 2. Pemeriksaan anti-HIV adalah proses pemeriksaan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dalam darah. Pemeriksaan terdiri dari 2 tahap yaitu penyaring dan konfirmasi Diperoleh bahan pemeriksaan yang benar, sehingga hasil pemeriksaan akurat 1. Uji dikerjakan oleh analis terlatih 2. Uji dikerjakan secara automatis 3. Uji dikerjakan menggunakan reagen 1. Laboratorium yang merujuk akan mengirimkan bahan pemeriksaan bersama formulir permintaan melalui kurir. 2. Bahan pemeriksaan dan formulir permintaan diterima di loket 7. 3. Di loket 7 identitas pasien dan jenis tes yang dimintakan dicatat dalam komputer. 4. Selanjutnya bahan pemeriksaan beserta formulir yang bersangkutan dibawa ke ruang pemeriksaan. 5. Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur baku yang tertulis untuk tiap jenis pemeriksaan. 6. Hasil pemeriksaan yang diperoleh dicatat dalam buku besar dan dituliskan pada formulir permintaan yang berfungsi juga sebagai formulir hasil. 7. Selanjutnya hasil yang tertulis pada formulir hasil diteliti dan diotorisasi/paraf oleh dokter konsulen yang bertugas saat itu. 8. Hasil dimasukkan ke dalam computer dan dicetak di loket 7. 9. Hasil yang telah dicetak diotorisasi/paraf oleh dokter konsulen atau PPDS yang bertugas saat itu. 10. Kurir dari laboratorium yang merujuk akan mengambil hasil yang telah selesai dari loket 7. Departemen Patologi Klinik
CARA PEMERIKSAAN PENYARING ANTI-HIV No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/2 PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
Tanggal terbit
Ditetapkan, Direktur Utama
1. HIV adalah virus penyebab gangguan kekebalan tubuh yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh. 2. Pemeriksaan anti-HIV adalah proses pemeriksaan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dalam darah. Pemeriksaan terdiri dari 2 tahap yaitu penyaring dan konfirmasi Diperoleh hasil pemeriksaan yang akurat 1. Uji dikerjakan oleh analis terlatih 2. Uji dikerjakan secara automatis 3. Uji dikerjakan menggunakan reagen Reagensia : 1. Untuk tes pertama : Vironostika Uniform II HIV Ag/Ab (BioMeriéux) 2. Untuk tes kedua : Murex HIV 1.2.O (Abbott Diagnostics) 3. Untuk tes ketiga : Enzygnost HIV 1/2 (Dade-Behring) Alat : 1. Tecan Micro-EIA system 2. BioMeriéux Micro-EIA System
CARA PEMERIKSAAN PENYARING ANTI-HIV No. Dokumen No. Revisi Halaman 2/2
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
Ditetapkan, Direktur Utama
Cara pemeriksaan : 1. Pemeriksaan dimulai dengan uji saring menggunakan reagensia pertama. 2. Bila pada pemeriksaan penyaring pertama ini diperoleh hasil yang non-reaktif atau negatif, maka hasil yang dilaporkan adalah negatif. 3. Namun bila pada pemeriksaan penyaring pertama diperoleh hasil yang reaktif atau positif, bahan yang sama dilanjutkan dengan pemeriksaan dengan reagensia kedua dan ketiga. 4. Bila dari kedua pemeriksaan lanjutan tersebut diperoleh hasil yang reaktif atau positif, maka hasil dilaporkan sebagai positif serta disarankan untuk melakukan pemeriksaan konfirmasi lanjutan dengan teknik Western Blot (WB) untuk mengetahui ada tidaknya antibodi spesifik HIV yang dapat memastikan adanya infeksi HIV dengan menggunakan kriteria dari Center for Disease Control (CDC). 5. Bila pada pemeriksaan menggunakan reagensia kedua atau ketiga diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan yang pertama, dilakukan pemeriksaan ulang terhadap bahan yang sama dengan ketiga reagensia tersebut bersamaan (sekaligus). Bila hasil pengulangan tetap tidak sesuai, maka hasil dilaporkan sebagai indeterminate serta disarankan untuk melakukan pemeriksaan konfirmasi dengan teknik Western Blot seperti pada butir 4 atau mengulang kembali pemeriksaan penyaring dalam waktu 1-3 bulan kemudian. UNIT TERKAIT
Departemen Patologi Klinik
CARA PEMERIKSAAN KONFIRMASI ANTI-HIV No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit
Ditetapkan, Direktur Utama
PENGERTIAN
1. HIV adalah virus penyebab gangguan kekebalan tubuh yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh. 2. Pemeriksaan anti-HIV adalah proses pemeriksaan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dalam darah. Pemeriksaan terdiri dari 2 tahap yaitu penyaring dan konfirmasi
TUJUAN
Diperoleh hasil pemeriksaan yang akurat
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Uji dikerjakan oleh analis terlatih 2. Uji dikerjakan secara automatis 3. Uji dikerjakan menggunakan reagen Reagensia : 1. Untuk tes pertama : Vironostika Uniform II HIV Ag/Ab (BioMeriéux) 2. Untuk tes kedua : Murex HIV 1.2.O (Abbott Diagnostics) 3. Reagensia Western Blot : HIV Blot 2.2 (Genelabs Diagnostics) Alat : 1. Tecan Micro-EIA system 2. BioMeriéux Micro-EIA System
CARA PEMERIKSAAN KONFIRMASI ANTI-HIV No. Dokumen No. Revisi Halaman 2/2
PROSEDUR TETAP
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Tanggal terbit
Ditetapkan, Direktur Utama
Cara pemeriksaan : 1. Pemeriksaan dimulai dengan uji saring menggunakan reagensia pertama sesuai petunjuk produsen reagensia. 2. Bila pada pemeriksaan penyaring pertama ini diperoleh hasil yang non-reaktif atau negatif, maka hasil yang dilaporkan adalah negatif. 3. Namun bila pada pemeriksaan penyaring pertama diperoleh hasil yang reaktif atau positif, bahan yang sama dilanjutkan dengan pemeriksaan dengan reagensia kedua, sesuai petunjuk produsennya. 4. Bila dari kedua pemeriksaan lanjutan tersebut diperoleh hasil yang reaktif atau positif, dilakukan pemeriksaan konfirmasi lanjutan dengan teknik Western Blot (WB) untuk mengetahui ada tidaknya antibodi spesifik HIV yang dapat memastikan adanya infeksi HIV dengan menggunakan kriteria dari Center for Disease Control (CDC) yaitu ditemukan sedikitnya 2 antibodi spesifik terhadap antigen-antigen sebagai berikut : p24, gp 41 dan/atau gp120/gp160. 5. Bila memenuhi kriteria CDC tersebut, maka hasil dilaporkan sebagai positif. 6. Bila tidak ditemukan antibodi spesifik apapun, maka dilaporkan sebagai negatif. 7. Bila ditemukan antibodi spesifik, namun tidak memenuhi kriteria CDC, maka dilaporkan sebagai indeterminate dan disarankan mengulang kembali pemeriksaan dalam waktu 1-3 bulan sesudahnya. 8. Bila pada pemeriksaan menggunakan reagensia kedua atau ketiga diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan yang pertamatetap dilanjutkan dengan pemeriksaan konfirmasi dengan teknik Western Blot seperti pada butir 4. Departemen Patologi Klinik