LAPORAN KASUS KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGUDeskripsi lengkap
Full description
gdvcfder
Deskripsi lengkap
gdvcfderDeskripsi lengkap
Kedokteran
KET
kehamilan ektopik terganggu
Lapsus KETDeskripsi lengkap
KETFull description
Lapsus KET
KETDeskripsi lengkap
semoga bermanfaatFull description
Full description
KETFull description
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman 1/3 Ditetapkan oleh Direktur RSUD Paniai
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGERTIAN
TUJUAN
dr. Agus NIP: 198008292008011011 198008292008011011 Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri. Lebih dari 45 % kehamilan ektopik terjadi pada tuba dan baru memberi gejala dan tanda sebagai kehamilan ektopik bila terjadi gangguan baik sebagai rupture maupun hanya abortus tuba. 1. Memberikan pedoman kepadapetugas tentang langkah-langkah pengelolaan KET, sehingga tindakan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan. 2. Mengantisipasi agar penderita tidak sampai jatuh dalam keadaan yang lebih buruk. 3. Petugas dapat mengenali KET dengan memeriksa sesuai dengan kriteria diagnosis sebagai berikut: a. Anamnesa: a.1. Nyeri perut pada satu sisi /perut bagian bawah. a.2. Riwayat terlamabat haid a.3. Perdarahan pervaginam a.4. Adanya riwayat pingsan b. Pemeriksaan fisik : b.1. Didapatkan adanya tanda-tanda syok hipofolemik,keadaan umum pucat anemis,hipotermi, tachicardi dan keringat dingin. b.2. Adanya tanda-tanda akut abdomen berupa : perut tegang terutama bagian bawah. b.3. Defance muscular (+) adaanya tanda-tanda cairan bebas intra abdomen. b.4. Pemeriksaan dalam (VT) ada fluksusportio lembut dan dan nyeri goyang portio (+), nyeri nyeri putar (slinger pain) pain) (+). b.5. Didapati masa di adneksadan nyeri nyeri tekan. b.6. Cavum douglas douglas menonjol
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
No. Dokumen
TUJUAN
No. Revisi
Halaman 2/3
c. Diagnosa banding c.1. Abortus imminiens c.2. Apendicitis c.3. Radang panggul c.4. Neoplasma Ovarii yang terinfeksi 5. Torsi c.6. Ruptur tanpa kehamilan d. Pemeriksaan penunjang d.1. Laboratorium darah d.2. Tes kehamilan d.3. Kuldu sintesis d.4. USG : adanya GS di luar kavum uteri dan disertai gambaran cairan bebas.
KEBIJAKAN
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 te ntang Rumah Sakit 2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 3. Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasigikasi Rumah Sakit. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. 6. Keputusan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 7. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan 1991 8. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk dokter, bidan dan perawat di RS, Departemen kesehatan – IDAI 2004. 9. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal pada Rumah Sakit Umum kelas B (non pendidikan), C, dan D Departemen Kesehatan 2006
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 2/3 1. Memperbaiki keadaan umum dengan memberikan cairan dan transfuse. 2. Operasi segera : bila diagnosa KET ditegakkan. Operasi dapat PROSEDUR dilakukan tergantung keadaan kurante operasi, berupa : Salpingektomi Wedge resection pada cavum uteri Ooforektomi, dll 3. Persetujuan medis tertulis UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap Ibu dan Anak, Instalasi Gawat darurat, Instalasi Laboratorium dan Instalasi Kamar Operasi. Dibuat oleh Dikoreksi oleh Disetujui oleh Kepala Ruangan Bersalin Kepala Seksi Keperawatan Direktur RSUD Paniai